Anda di halaman 1dari 3

Materi

1. Pengertian

Halusinasi adalah gangguan atau perubahan persepsi dimana klien mempersepsikan sesuatu yang
sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca indera tanpa ada rangsangan dari luar. Suatu
penghayatan yang dialami oleh persepsi melalui panca indera tanpa stimulus ekstra: persepsi palsu
(Maramis, 2005).

Halusinasi sebagai terganggunya persepsi sensori seseorang, dimana tidak terdapat stimulus (Yosep,
2009).

Halusinasi adalah kesan, respon dan pengalaman sensori yang salah (Stuart, 2007).

Halusinasi merupakan bentuk kesalahan pengalaman tanpa pengamatan objektivitas penginderaan


dan tidak disertai stimulus fisik yang adekuat (Suryono, 2004).

Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana pasien mengalami perubahan sensori
persepsi, merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan, penciuman.
Pasien merasakan stimulus yang sebenarnya tidak ada (Damaiyanti, 2008).

Halusinasi adalah perubahan dalam pola dan jumlah dari stimulus yang diterima disertai dengan
penurunan berlebih distorsi atau kerusakan respon beberapa stimulus (NANDA, 2005-2006).

2. Rentang respon halusinasi

Respon Adaktif ResponMaladaptif

Pikiran logis Distorsi pikiran Gangguan pikir/delusi


Persepsi kuat Reaksi emosi halusinasi
Emosi konsisten berlebihan/kurang Sulit berespon emosi
dengan pengalaman Perilaku aneh/tidak Perilaku disorientasi
Perilaku sesuai biasa Isolasi sosial
Berhubungan sosial Menarik diri

(Stuart & Laraya, 2001)

3. Perilaku yang berhubungan dengan Halusinasi

a. Menyeringai/ tertawa yang tidak sesuai.

b. Menggerakkan bibir tanpa menimbulkan suara.

c. Gerakan mata abnormal.

d. Respon verbal yang lambat.

e. Diam.

f. Bertindak seolah-olah dipenuhi dengan sesuatu yang mengasyikan.

g. Peningkatan sistem saraf otonom yang menunjukkan ansietas, misalnya peningkatan nadi,
pernapasan dan tekanan darah.

h. Penyempitan kemampuan konsentrasi.


i. Dipenuhi dengan pengalaman sensori.

j. Mungkin kehilangan kemampuan untuk membedakan antara halusinasi dan realita.

k. Lebih cenderung mengikuti petunjuk yang diberikan oleh halusinasinya daripada menolaknya.

l. Kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain.

m. Rentan perhatian hanya beberapa menit/ detik.

n. Berkeringat banyak.

o. Tremor.

p. Ketidakmampuan untuk mengikuti petunjuk.

q. Perilaku menyerang teror, seperti panik.

r. Sangat potensial untuk melakukan bunuh diri dan membunuh orang lain.

s. Kegiatan fisik yang merefleksikan isi halusinasi, seperti amuk dan agitasi.

t. Menarik diri dan katagonik.

u. Tidak mampu berespon terhadap petunjuk yang komplek.

v. Tidak mampu berespon terhadap lebih dari satu orang.

(Stuart & Sundeen, 1998)

5. Faktor predisposisi dan faktor presipitasi (Stuart & Sundeen, 1998)

a. Faktor predisposisi

- Biologis

Abnormalitas perkembangan sistem saraf yang berhubungan dengan respon neurobiologis yang
maladaptif baru mulai dipahami. Ini ditujukan oleh penelitian-penelitian sebagai berikut:

Penelitian pencitraan otak sudah menunjukkan keterlibatan otak yang lebih luas dalam
perkembangan skizofrenia. Lesi pada daerah frontal, temporal dan limbik berhubungan
dengan perilaku psikotik.
Beberapa zat kimia di otak, seperti dopamin neurotransmitter yang berlebih dan masalah-
masalah pada sistem reseptor dopamin dikaitkan dengan skizofrenia.
Pembesaran ventrikel dan penurunan masa kortikol menunjukkan terjadinya atropi yng
signifikan pada otak manusia. Pada anatomi otak klien dengan skizofrenia kronis, ditemukan
pelebaran lateral ventrikel, atropi korteks bagian depan dan atropi otak kecil (cerebellum).
Temuan kelainan anatomi otak tersebut didukung oleh otopsi.
Psikologis.
Keluarga, pengaruh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon dan kondisi
psikologis klien. Salah satu sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi gangguan
orientasi realitas adalah penolakan/tindakan kekerasan dalam rentan hidup klien.
Sosial budaya.
Kondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi realita seperti: kemiskinan, konflik
sosial budaya dan kehidupan yang terisolasi disertai stress.
B. Faktor presipitasi
- Biologis
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak yang mengatur proses informasi serta
abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan
ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi stimulus yang diterima oleh otak untuk
diinterpretasikan.

Anda mungkin juga menyukai