1. Pengertian
Halusinasi adalah gangguan atau perubahan persepsi dimana klien mempersepsikan sesuatu yang
sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca indera tanpa ada rangsangan dari luar. Suatu
penghayatan yang dialami oleh persepsi melalui panca indera tanpa stimulus ekstra: persepsi palsu
(Maramis, 2005).
Halusinasi sebagai terganggunya persepsi sensori seseorang, dimana tidak terdapat stimulus (Yosep,
2009).
Halusinasi adalah kesan, respon dan pengalaman sensori yang salah (Stuart, 2007).
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana pasien mengalami perubahan sensori
persepsi, merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan, penciuman.
Pasien merasakan stimulus yang sebenarnya tidak ada (Damaiyanti, 2008).
Halusinasi adalah perubahan dalam pola dan jumlah dari stimulus yang diterima disertai dengan
penurunan berlebih distorsi atau kerusakan respon beberapa stimulus (NANDA, 2005-2006).
e. Diam.
g. Peningkatan sistem saraf otonom yang menunjukkan ansietas, misalnya peningkatan nadi,
pernapasan dan tekanan darah.
k. Lebih cenderung mengikuti petunjuk yang diberikan oleh halusinasinya daripada menolaknya.
n. Berkeringat banyak.
o. Tremor.
r. Sangat potensial untuk melakukan bunuh diri dan membunuh orang lain.
s. Kegiatan fisik yang merefleksikan isi halusinasi, seperti amuk dan agitasi.
a. Faktor predisposisi
- Biologis
Abnormalitas perkembangan sistem saraf yang berhubungan dengan respon neurobiologis yang
maladaptif baru mulai dipahami. Ini ditujukan oleh penelitian-penelitian sebagai berikut:
Penelitian pencitraan otak sudah menunjukkan keterlibatan otak yang lebih luas dalam
perkembangan skizofrenia. Lesi pada daerah frontal, temporal dan limbik berhubungan
dengan perilaku psikotik.
Beberapa zat kimia di otak, seperti dopamin neurotransmitter yang berlebih dan masalah-
masalah pada sistem reseptor dopamin dikaitkan dengan skizofrenia.
Pembesaran ventrikel dan penurunan masa kortikol menunjukkan terjadinya atropi yng
signifikan pada otak manusia. Pada anatomi otak klien dengan skizofrenia kronis, ditemukan
pelebaran lateral ventrikel, atropi korteks bagian depan dan atropi otak kecil (cerebellum).
Temuan kelainan anatomi otak tersebut didukung oleh otopsi.
Psikologis.
Keluarga, pengaruh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon dan kondisi
psikologis klien. Salah satu sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi gangguan
orientasi realitas adalah penolakan/tindakan kekerasan dalam rentan hidup klien.
Sosial budaya.
Kondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi realita seperti: kemiskinan, konflik
sosial budaya dan kehidupan yang terisolasi disertai stress.
B. Faktor presipitasi
- Biologis
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak yang mengatur proses informasi serta
abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan
ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi stimulus yang diterima oleh otak untuk
diinterpretasikan.