Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN DAN STRATEGI PELAKSANAAN PADA

PASIEN GANGGUAN JIWA

LABORATORIUM KLINIK SEMESTER V

TAHUN AKADEMIK 2020/2021

Dosen Pembimbing :

Ns. Nana K. S.Kep

Disusun Oleh :

Rizki Amelia Koswara

2018720039

Kelas : 5A (Reguler)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA


LAPORAN PENDAHULUAN

ISOLASI SOSIAL

I. Isolasi sosial
Isolasi sosial adalah keadaan di mana seseorang individu mengalami penurunan
atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya
(Damaiyanti, 2008).
Isolasi sosial adalah suatu gangguan hubungan interpersonal yang terjadi akibat
adanya kepribadian yang tidak fleksibel yang menimbulkan perilaku maladaptif dan
mengganggu fungsi seseorang dalam dalam hubungan sosial (Depkes RI, 2000).
Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena
orang lain menyatakan sikap yang negatif dan mengancam (Farida, 2012).

II. Proses Terjadinya Masalah


A. Predisposisi
1) Faktor Perkembangan
Tiap gangguan dalam pencapaian tugas perkembangan dari masa bayi
sampai dewasa tua akan menjadi pencetus sehingga mempunyai masalah
respon sosial menarik diri. Sistem keluarga yang terganggu juga dapat
mempengaruhi terjadinya menarik diri. Organisasi anggota keluarga bekerja
sama dengan tenaga profesional untuk mengembangkan gambaran yang lebih
tepat tentang hubungan antara kelainan jiwa dan stres keluarga. Pendekatan
kolaboratif dapat mengurangi masalah respon sosial menarik diri.
2) Faktor Biologis
Faktor genetik dapat menunjang terhadap respon sosial maladaptif. Genetik
merupakan salah satu faktor pendukung gangguan jiwa. Kelainan struktur
otak, seperti atropi, pembesaran ventrikel, penurunan erat dan volume otak
serta perubahan limbik diduga dapat menyebabkan skizofrenia.
3) Faktor Sosiokultural
Norma yang tidak mendukung pendekatan terhadap orang lain, atau tidak
menghargai anggota masyarakat yang kurang produktif, seperti lanjut usia,
orang cacat, dan penderita penyakit kronis dapat menyebabkan terjadinya
isolasi sosial.
4) Faktor dalam keluarga
Pada komunikasi dalam keluarga dapat mengantar seseorang dalam gangguan
berhubungan, bila keluarga hanya menginformasikan hal hal yang negatif
akan mendorong anak mengembangkan harga diri rendah

B. Presipitasi
Terjadinya gangguan hubungan sosial juda dapat ditimbulkan oleh faktor internal dan
eksternal seseorang.
1) Faktor Eksternal
Contohnya adalah stressor sosial budaya, yaitu stress yang ditimbulkan oleh
faktor sosial budaya seperti keluarga.
2) Faktor Internal
Contohnya adalah stressor psikologis, yaitu stress terjadi akibat ansietas yang
berkepanjangan dan terjadi bersamaan dengan keterbatasan kemampuan
individu untuk mengatasinya. Ansietas ini dapat terjadi akibat tuntuan untuk
berpisah dengan orang terdekat atau tidak terpenuhinya kebutuhan individu.
III. Rentang respon
C. Respon

Menyendiri Curiga Menarik diri


Otonomi Merasa sendiri Ketergantungan
Bekerjasma Dependensi Manipulasi
Intedependen Curiga

Respon Adaptif Respon Maladaptif


Keterangan :
a. Menyendiri/solitude: Respon seseorang untuk merenungkan apa yang telah
dilakukan dilingkungan sosial dan juga suatu cara mengevaluasi diri untuk
menentukan langkah berikutnya.
b. Otonomi: Kemampuang individu menentukan dan menyampaikan ide,
pikiran, dan perasaan dalam hubungan sosial.
c. Bekerja Sama: Kondisi hubungan interpersonal dimana individu mampu
untuk saling memberi dan menerima.
d. Saling Tergantung (interdependen): Suatu hubungan saling tergantung antar
individu dengan orang lain dalam membina hubungan interpersonal.
e. Manipulasi: Orang lain diperlakukan sebagai objek, hubungan terpusat pada
masalah pengendalian orang lain dan individu cenderung berorientasi pada
diri sendiri atau tujuan, bukan pada orang lain.
f. Implusif: Tidak mampu merencanakan sesuatu, tidak mampu belajar dari
pengalaman, dan tidak dapaat diandalkan.
g. Narkisme: Harga diri yang rapuh, secara terus-menerus berusaha
mendapatkan penghargaan dan pujian, sikap egosentris, pencemburu, marah
jika orang lain tidak mendukung.

IV. Mekanisme koping

Mekanisme yang digunakan klien sebagai usaha mengatasi kecemasan yang merupakan
suatu kesepian nyata yang mengancam dirinya. Mekanisme yang sering digunakan pada
isolasi sosial adalah regresi, represi, isolasi. (Damaiyanti, 2012: 84)
a. Regresi adalah mundur ke masa perkembangan yang telah lain.
b. Represi adalah perasaan-perasaan dan pikiran pikiran yang tidak dapat
diterima secara sadar dibendung supaya jangan tiba di kesadaran.
c. Isolasi adalah mekanisme mental tidak sadar yang mengakibatkan timbulnya
kegagalan defensif dalam menghubungkan perilaku dengan motivasi atau
bertentangan antara sikap dan perilaku..
V. TERAPI
1. Cognitive Bheaviour and social skill therapy (CBSST)
 Sesi I : Orientasi kelompok, pengkajian dan formulasi masalah
 Sesi II : Melatih member tanggapan rasional terhadap pikiran otomatis
negatif
 Sesi III : Melatih keterampilan mengubah perilaku negatif
 Sesi IV : Melatih komunikasi untuk menjalani persahabatan
 Sesi V : melatih komunikasi untuk mengatasi situasi sulit
 Sesi VI : melakukan evaluasi manfaat latihan yang dilakukan
2. Terapi Perilaku
 Sesi I : Mengidentifikasi peristiwa yang tidak menyenangkan dan
menimbulkan perilaku negatif
 Sesi II : Mengubah perilaku negatif menjadi positif
 Sesi III : Memanfaatkan sistem pendukung
 Sesi IV : Mengevaluasi manfaat melawan perilaku negatif

Pohon Masalah dan Masalah Keperawatan

a. Pohon Masalah

Gangguan Konsep Diri : Harga


Diri Rendah

Isolasi Sosial : Menarik Diri


C/P

Resiko Perubahan Persepsi Sensori :


Halusinasi
VI. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
2. Isolasi Sosial : Menarik Diri
3. Resiko Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi

VII. Rencana Tindakan Keperawatan

Diagnosa
Keperawata Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
n
Isolasi sosial TUM : 1. Setelah satu kali interaksi klien menunjukkan tanda- Bina hubungan saling percaya dengan :
Klien dapat tanda percaya kepada perawat :  Beri salam setiap interaksi
berinteraksi dengan  Wajah cerah tersenyum  Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan
orang lain.  Mau berkenalan tujuan perawat berkenalan
 Ada kontak mata  Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien
TUK :  Bersedia menceritakan perasaan  Tunjukan sikap jujur dan menepati janji
1. Klien dapat  Bersedia megungkapkan masalahnya  Tanakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi
membina klien
hubungan saling  Buat kontrak interaksi yang jelas
percaya
 Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi
perasaan klien
2. Klien mampu 1.Setelah 2x interaksi klien dapat menyebutkan minimal 1. Tanyakan pada klien tentang
menyebutkan satu penyebab menarik diri  Orang yang tinggal serumah/temen sekamar klien
penyebab  Diri sendiri  Orag yang paling dekat dengan klien di rumah/
menarik diri  Orang lain diruang perawatan
 Lingkungan  Apa yang membuat klien dekat dengan orang
tersebut
 Orang yang tidak dengan klien di rumah/ diruang
perawatan
 Apa yang membuat klien tidak dekat dengan orang
tersebut
 Upaya yang sudah di lakukan agar dekat dengan
orang lain
2. Diskusikan dengan klien penyebab menarik diri
3. Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan
perasaannya

3. klien mampu 1. setelah 1x interaksi dengan klien dapat menyebutkan 1. tanyakan pada klien tentang
menyebutkan keuntungan berhubungan sosial misalnya:  manfaat hubungan sosial
keuntungan  banyak teman  kerugian menarik diri
berhubungan  tidak kesepian 2. diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan
sosial dan  bisa dikusi sosial dan kerugian menarik diri
kerugian  saling menolong 3. beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan
menarik diri dan kerugian menarik diri misalnya perasaannya

 sendiri
 kesepian
 tidak bisa diskusi

1. Klien dapat 1. Setelah 4X interaksi klien dapat melaksanakan 1. Observasi perilaku klien daat berhubungan sosial
mlaksanakan hubungan sosial secra bertahap dengan : 2. Beri motivasi dan bantu klien untuk
hubungan sosial  Perawat berkenalan/berkomunikasi dengan
secara bertahap  Perawat lain  Perawat lain
 Pasien lain  Klien lain
 Kelompok  Kelompok
3. Libatkan klien dalam terapi aktivitas kelompok
sosialisasi
4. Diskusika jadwah harian yang dapat di lakukan untuk
meningkatkan kemampuan klien bersosialisasi
5. Beri motivasi klien untuk melakukan kegiatan sesuai
dengan jadwal yang telah di buat
6. Beri pujianterhadap kemampuan klien memperluas
pergaulannya
2. Klienmampu Setelah 5Xinteraksi klien dapat menjelaskan perasaanya 1. Diskusikan dengan klien tentang perasaannya setelah
menjelaskan setelah berhubungan sosial dengan berhubungan sosial dengan
perasaannya  Orag lain  Orang lain
setelah  Kelompok  Kelompok
berhubungan 2. Beri pujian terhadap kemampuan klie mengungkapkan
sosial. perasaannya

REFERENSI

Ratnasari Nining. Rencana Tindakan Keperawatan Isolasi Sosial.Scribd https://id.scribd.com/doc/219386031/Rencana-Tindakan-


Keperawatan-Isolasi-Sosial yang di unggah pada tanggal 21 april 2014

Eko Prabowo. (2014). Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika.

Fitria,Nita.2014.Prinsip dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Streategi Pelaksanaan Tindakan ( Lp dan Sp). Jakarta:
Salemba Medika

Kusumawati dan Hartono. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

ISOLASI SOSIAL

PERTEMUAN KE : 1 (SATU)

DIAGNOSA KEP : ISOLASI SOSIAL

SP :1

HARI/TANGGAL :

PROSES KEPERAWATAN

A. KONDISI KLIEN

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF

 Klien mengatakan mengatakan tidak  Klien terlihat sedang sendiri di sudut


suka berbicara. ruangan dengan pandangan yang
kosong,
 Kaki serta tangan klien dilipat,
 saat dihampiri hanya menjawab “ya”
dan “ tidak”
 klien Terlihat seperti tidak ingin
ditemani

Diagnosa Keperawatan;

Isolasi Sosial

Tujuan Khusus:

 Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial


 Berdiskusikan tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain
 Berdiskusikan tentang kerugian jika tidak berinteraksi dengan orang lain.

Tindakan keperawatan:
1. Mengindentifikasi penyebab isolasi sosial
- Tanyakan siapa orang yang tinggal serumah
- Tanyakan orang yang dekat dan sebabnya
- Tanyakan orang yang tidak dekat dengan sebabnya.
2. Mengidentifikasi keuntungan berinteraksi dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang
lain.
- Tanyakan pendapat klien tentang kebiasaan berinteraksi
- Tanyakan penyebab tidak ingin berinteraksi
- Diskusi keuntungan punya banyak teman
- Diskusi kerugian jika tidak mempunyai teman
- Jelaskan pengaruh isolasi sosial terhadap kesehatan fisik?
3. Mengajarkan cara berkenalan

Proses Pelaksanaan Tindakan


Orientasi
1. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum,perkenalkan saya perawat Amel saya mahasiswa universitas
Muhammadiyah Jakarta. Saya sedang praktik disisni dari pukul 08.00-14.00 siang.
Kalau boleh tau namanya siapa? Dan senangnya dipanggil apa?”
- Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaannya hari ini?”
- Kontrak
a. Topik
“ Hari ini kita akan berdiskusi tentang penyebab ibu. kurang suka bergaul dan apa
saja keuntungan dan kerugian tidak mengobrol dengan orang lain.
b. Waktu
“ berapa lama kita mengobrolnya? Bagaimana kalau 10 menit?”
c. Tempat
“ kira-kira kita mengobrolnya dimana? Di taman Rs atau disini saja? Tempatnya
disini ya bu, tujuannya untuk mengetahui penyebab ibu kurang suka bergaul?
2. Fase Kerja
“Apa yang membuat ibu tidak suka bergaul?”
“ Apakah karena sikap/perilaku orang lain terhadap ibu?”
“ Apakah keuntungan punya banyak teman?”
“ Apakah ruginya jika tidak mempunyai teman?”
“Kita sudah mengetahui penyebab ibu tidak mau bergaul dengan orang
lain,keuntungan punya teman dan kerugian jika tidak punya teman.”

3. Terminasi
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi klien (subjektif)
“Bagaimana perasaan setelah berdiskusi tadi bu?”
Evaluasi klien (objektif)
“bisa menyebutkan keuntungan dan kerugiannya tidak bercakap-cakap?’
2. Tindak lanjut klien
Memasukkan kegiatan latian bercakap-cakap dengan orang lain dalam kegiatan.
3. Kontrak yang akan datang
a. Topik
“ Bagaimana kalua besok kita belajar caea berkenalan dengan orang lain?”
b. Waktu
“ bagaimana kalua jam 13.00 siang setelah ibu makan siang? Apakah ibu
bersedia?
c. Tempat
“ tempatnya dimana bu? Disini saja bu?”

Anda mungkin juga menyukai