Anda di halaman 1dari 13

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. MASALAH UTAMA
Isolasi Sosial

B. PROSES TERJADI MASALAH

1. Pengertian

Gangguan jiwa merupakan suatu kondisi terganggunya fungsi mental, emosi,


pikiran, kemauan, perilaku psikomotorik dan verbal, yang menjadi kelompok
gejala klinis yang disertai oleh penderita dan mengakibatkan terganggunya
fungsi humanistik individu1 Gangguan jiwa dikarakteristikkan sebagai respon
maladaptif diri terhadap lingkungan yang ditunjukkan dengan pikiran,
perasaan, tingkah laku yang tidak sesuai dengan norma setempat dan kultural
sehingga mengganggu fungsi sosial, kerja dan fisik individu yang biasa
disebut dengan skizofrenia (Sari & Maryatun, 2020).

Isolasi sosial merupakan kondisi kesendirian yang di alami oleh individu dan
dipersepsikan disebabkan orang lain dan sebagai kondisi yang negatif dan
mengancam. Kondisi isolasi sosial seseorang merupakan ketidakmampuan klien
dalam mengungkapkan perasaan klien yang dapat menimbulkan klien
mengungkapkan perasaan klien dengan kekerasan (Sukaesti. 2018).

Isolasi sosial merupakan suatu keadaan seseorang mengalami penurunan untuk


melakukan interaksi dengan orang lain, karena pasien merasa ditolak, tidak diterima,
kesepian, serta tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain atau
orang disekitarnya (Kemenkes, 2019).

Isolasi sosial merupakan gejala negatif pada skizofrenia dimanfaatkan oleh


pasien untuk menghindari orang lain agar pengalaman yang tidak menyenangkan
dalam berhubungan dengan orang lain tidak terulang kembali.(Pardede 2021).

2. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala isolasi sosial meliputi : Kurangspontan, Apatis (acuh tak acuh
terhadap lingkungan), Ekspresi wajah kurang berseri (ekspresisedih), Afek tumpul,
Tidak merawat dan memperhatikan kebersihan diri, Tidak ada atau kurang terhadap
komunikasi verbal, Menolak berhubungan dengan oranglain, Mengisolasi diri
(menyendiri), Kurang sadar dengan lingkungan sekitarnya, Asupan makan dan
minuman terganggu, Aktivitas menurun dan Rendah diri. (Damanik, Pardede &
Manalu. 2020).

Subjektif:
a. Perasaan sepi
b. Perasaan tidak aman
c. Perasan bosan dan waktu terasa lambat
d. Ketidakmampun berkonsentrasi
e. Perasaan ditolak

Objektif:

a. Banyak diam

b. Tidak mau bicara

c. Menyendiri

d. Tidak mau berinteraksi

e. Tampak sedih

f. Ekspresi datar dan dangkal


g. Kontak mata kurang (Suciati, 2019)

3. Penyebab Masalah

1. Faktor Predisposisi

Predisposisi adalah ada juga faktor presipitasi yang menjadi penyebab antara lain
adanya stressor sosial budaya serta stressor psikologis yang dapat menyebabkan klien
mengalami kecemasan (Arisandy, 2017).
a. Faktor perkembangan
Setiap tahap pertumbuh kembang memiliki tugas yang harus dilslui individu
dengan sukses karena apabila tugas perkembangan ini tidak dapat dipenuhi akan
menghambat perkembangan berikutnya. Keluarga adalah tempat utama yang
memberikan pengalaman bagi individu dalam menjalani hubungan dengan orang
lain.
b. Faktor Biologis
Sebagian besar faktor predisposisi pada klien yang diberikan terapi latihan
ketrampilan sosial adalah adanya riwayat genetik yaitu sebanyak 66,7%. Faktor
genetik memiliki peran terjadinya gangguan jiwa pada klien yang menderita
skizofrenia.
c. Faktor Sosial Budaya
Dapat disebutkan oleh karena norma-norma yang salah dituntut oleh satu
keluarganya seperti diasingkan dari lingkungan sosial.
d. Aspek Psikologis
Faktor predisposisi pada aspek psikologis sebagian besar akibat adanya riwayat
kegagalan/kehilangan (77,8%). Pengalaman kehilangan dan kegagalan akan
mempengaruhi respon individu dalam mengatasi stresornya.
e. Aspek sosial budaya
Dimana pada klien kelolaan didapatkan aspek sosial budaya sebagian besar
adalah pendidikan menengah dan sosial ekonomi rendah masing-masing.

2. Faktor Presipitasi
Merupakan faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami isolasi sosial:
menarik diri adalah adanya tahap pertumbuhan dan perkembangan yang belum dapat
dilalui dengan baik, adanya gangguan komunikasi didalam keluarga, selain itu juga
adanya norma-norma yang salah yang dianut dalam keluarga serta faktor biologis
berupa gen yang diturunkan dari keluarga yang menyebabkan klien menderita
gangguan jiwa (Arisandy, 2017).
a. Faktor Biologis
Stresor biologis yang berhubungan dengan respon neurologis yang maladaptif
1. Gangguan dalam peraturan umpan balik otak yang mengatur proses informasi
2. Abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan
ketidakmampuan secara selektif menanggapi rangsangan.
b. Faktor Stres Lingkungan
Secara biologis menerapkan ambang terhadap toleran distres yang berintraksi
dengan stresor lingkungan untuk terjadinya perubahan perilaku.
c. Pemicu Gejala
Pemicu gejala yang biasanya terdapat pada respon neurologis yang maladaptif
berhybungan dengan kesehatan, lingkungan, sikap dan perilaku.

D. Akibat Masalah
1. Gangguan Sensori Persepsi ( Halusinasi)
2. Risiko Perilaku Kekerasan ( Pada diri sendiri, orang lain, lingkungan dan verbal )
3. Defisit Perawatan Diri
E. Rentang Respon

Adaptif Maladaptif

1. Solitut 1. Kesepian 1. Manipulasi


2. Menarik Diri 2. Impulsifitas
2. Otonomi
3. Ketergantungan 3. Narkisisme
3. Mutualitas

4. interdependen

F. Pohon Masalah
Gangguan Persepsi Sensri : Halusinasi Effect

Isolasi Sosial
Core Problem
Harga Diri Rendah
Cause
G. Masalah Keperawaan dan data yang perlu dikaji

Masalah Keperawatan Data yang perlu dikaji


Isolasi Sosial Ds:
1. Klien mengatakan jarang mengobrol
dengan keluarga
2. Klien mengatakan lebih sering
menyendiri.
3. Klien mengatakan tidak mempunyai
teman dekat.
Do:

1. Klien sering menghindari pembicaraan

2. Cara bicara klien lemah dan dengan nada


rendah

3. Klien lebih sering menyendiri

H. Daftar Diagnosa Keperawatan


Isolasi Sosial
I. Intervensi Keperawatan

Tgl Diagnosa Rencana Tindakan Rasional


Keperawatan

Tujuan Kriteria Intervensi

Evaluasi
Isolasi sosial Setelah ... x Dengan
SP I : klien Dorong klien untuk
interaksi klien mengetahui
mampu mampu menyebutkan
mampu penyebab klien
menyebutkan penyebab menarik diri
menyebutkan menarik diri
penyebab
penyebab dapat ditemukan
menarik diri
menarik diri mekanisme
koping dalam
berinteraksi
sosial, serta
strategi apa yang
diterapkan
kepada klien
Setelah ... x Dengan
SP I : Diskusikan dengan
interaksi klien mengetahui
berdiskusi klien tentang
dapat kemampuan
dengan klien keuntungan
menyebutkan berinteraksi
tentang berinteraksi dengan
keuntungan dengan orang
keuntungan orang lain
berinteraksi lain maka klien
berinteraksi
dengan orang dapat termotivasi
dengan orang
lain untuk
lain
berinteraksi
dengan orang
lain
Setelah ... x Dengan
berdiskusi Diskusikan dengan
interaksi klien mengetahui
dengan klien klien tentang kerugian
dapat kemampuan
tentang berinteraksi dengan
menyebutkan berinteraksi
kerugian orang lain
kerugian dengan orang
berinteraksi
berinteraksi lain maka klien
dengan orang
dengan orang dapat termotivasi
lain
lain untuk
berinteraksi
dengan orang
lain
Setelah ... x Melibatkan klien
SP I : klien Ajarkan klien cara
interaksi klien dalam interaksi
diajarkan oleh berkenalan dengan satu
mengetahui sosial akan
perawat orang
cara mendorong klien
tentang cara
berkenalan untuk melihat
berkenalan
dengan satu melihat dan
dengan satu
orang merasakan secara
orang
langsung
keuntungan dari
berinteraksi
sosial serta
meningkatkan
konsep diri klien
Setelah ... x memasukkan
SP I : klien Masukkan kegiatan
interaksi klien kegiatan
dapat berbincang-bincang
dapat berbincang-
memasukan dengan orang lain
memasukkan bincang dengan
kegiatan dalam kegiatan harian
kegiatan orang lain
berbincang-
berbincang- kedalam kegiatan
bincang
bincang harian akan
dengan orang
dengan orang membantu klien
lain dalam
lain dalam mencapai
kegiatan
kegiatan interaksi sosial
harian
harian secara bertahap

Setelah ... x Melibatkan klien


SP II : klien Ajarkan klien cara
interaksi klien dalam interaksi
diajarkan oleh berkenalan dengan dua
mengetahui sosial akan
perawat orang
cara mendorong klien
tentang cara
berkenalan untuk melihat
berkenalan
dengan dua melihat dan
dengan dua
orang merasakan secara
orang
langsung
keuntungan dari
berinteraksi
sosial serta
meningkatkan
konsep diri klien
Setelah ... x memasukkan
SP II : klien Masukkan kegiatan
interaksi klien kegiatan
dapat bercakap-cakap dengan
dapat bercakap-cakap
memasukan orang lain dalam
memasukkan dengan orang
kegiatan kegiatan harian
kegiatan lain kedalam
bercakap-
bercakap- kegiatan harian
cakap dengan
cakap dengan akan membantu
baik ketika
orang lain klien mencapai
melakukan 2
dalam interaksi sosial
kegiatan
kegiatan secara bertahap
harian
harian
Setelah ... x Melibatkan klien
SP III : klien Ajarkan klien cara
interaksi klien dalam interaksi
diajarkan oleh berkenalan dengan dua
mengetahui sosial akan
perawat orang
cara mendorong klien
tentang cara
berkenalan untuk melihat
berkenalan
dengan tiga- melihat dan
dengan tiga-
empat orang merasakan secara
empat orang
langsung
keuntungan dari
berinteraksi
sosial serta
meningkatkan
konsep diri klien
Setelah ... x memasukkan
SP III : klien Masukkan kegiatan
interaksi klien kegiatan
dapat bercakap-cakap dengan
dapat bercakap-cakap
memasukan orang lain dalam
memasukkan dengan orang
kegiatan kegiatan harian
kegiatan lain kedalam
bercakap-
berbincang- kegiatan harian
cakap dengan
bincang akan membantu
baik ketika
dengan orang klien mencapai
melakukan 3-4
lain dalam interaksi sosial
kegiatan
kegiatan secara bertahap
harian
harian

Setelah ... x memasukkan


SP IV : Masukkan kegiatan
interaksi klien kegiatan TAK
Ajarkan klien TAK dalam kegiatan
dapat kedalam kegiatan
terlibat dalam harian
memasukkan harian akan
kegiatan
kegiatan TAK membantu klien
kelompok
dalam mencapai
seperti TAK
kegiatan interaksi sosial
(di
harian secara bertahap
RS/Komunitas
)
Setelah ... x memasukkan
SP IV : Masukkan kegiatan di
interaksi klien kegiatan di
melatih klien masyarakat dalam
dapat masyarakat
bersosialisasi kegiatan harian
memasukkan kedalam kegiatan
di kegiatan
kegiatan di harian akan
masyarakat
masyarakat membantu klien
seperti kerja
dalam mencapai
bakti,
kegiatan interaksi sosial
pengajian,
harian secara bertahap
berbelanja, ke
bank (di
komunitas)

DAFTAR PUSTAKA

Arisandy, W. (2017). Pengaruh Penerapan Terapi Musikal Pada Pasien Isolasi


Sosial Terhadap Kemampuan Bersosialisasi Dirumah Sakit Ernaldi Bahar
Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017. In Proceeding Seminar Nasional
Keperawatan. 3(1), 285-292.
Http://Www.Conference.Unsri.Ac.Id/Index.Php/SNK/Article/View/785

Damanik, R. K., Pardede, J. A., & Manalu, L. W. (2020). Terapi Kognitif


Terhadap Kemampuan Interaksi Pasien Skizofrenia Dengan Isolasi
Sosial. Jurnal Ilmu Keperawatan Dan Kebidanan, 11(2), 226-235.
Http://Dx.Doi.Org/10.26751/Jikk.V11i2.822

Kemenkes RI. (2019). Riset Kesehatan Dasar, RISKESDAS.Jakarta: Kemenkes


RI.

Pardede, J. A., & Ramadia, A. (2021). The Ability to Interact With Schizophrenic
Patients through Socialization Group Activity Therapy. International
Journal of Health Science and Medical Research, 1(1), 06-10.
http://ijhsmr.com/index.php/ijhsmr/article/view/6

Sari, D. P., & Maryatun, S. (2020). Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok


Sosialisasi Terhadap Kemampuan Interaksi Sosial Dan Activity Daily
Living Klien Isolasi Sosial Di Panti Sosial Rehabilitasi Pengemis
Gelandangan Orang Dengan Gangguan Jiwa. In Proceeding Seminar
Nasional Keperawatan 6(1). 148-154.
Http://Www.Conference.Unsri.Ac.Id/Index.Php/SNK/Article/View/1784

Suciati, N. M. A. (2019). Gambaran Asuhan Keperawatan Pemberian Tak


Sosialisasi Sesi 2: Kemampuan Berkenalan Untuk Mengatasi Isolasi
Sosial Pada Pasien Skizofrenia Tahun 2019. Politeknik Kesehatan
Kemenkes Denpasar Jurusan Keperawatan.
Http://Repository.Poltekkes-Denpasar.Ac.Id/Id/Eprint/2369

Sukaesti, D. (2019). Sosial Skill Training Pada Klien Isolasi Sosial. Jurnal
Keperawatan Jiwa, 6(1), 19-24.
Doi: Https://Doi.Org/10.26714/Jkj.6.1.2018.19-24

Anda mungkin juga menyukai