TINJAUAN TEORI
A. MASALAH UTAMA
Isolasi Sosial
1. Pengertian
Isolasi sosial merupakan kondisi kesendirian yang di alami oleh individu dan
dipersepsikan disebabkan orang lain dan sebagai kondisi yang negatif dan
mengancam. Kondisi isolasi sosial seseorang merupakan ketidakmampuan klien
dalam mengungkapkan perasaan klien yang dapat menimbulkan klien
mengungkapkan perasaan klien dengan kekerasan (Sukaesti. 2018).
Tanda dan gejala isolasi sosial meliputi : Kurangspontan, Apatis (acuh tak acuh
terhadap lingkungan), Ekspresi wajah kurang berseri (ekspresisedih), Afek tumpul,
Tidak merawat dan memperhatikan kebersihan diri, Tidak ada atau kurang terhadap
komunikasi verbal, Menolak berhubungan dengan oranglain, Mengisolasi diri
(menyendiri), Kurang sadar dengan lingkungan sekitarnya, Asupan makan dan
minuman terganggu, Aktivitas menurun dan Rendah diri. (Damanik, Pardede &
Manalu. 2020).
Subjektif:
a. Perasaan sepi
b. Perasaan tidak aman
c. Perasan bosan dan waktu terasa lambat
d. Ketidakmampun berkonsentrasi
e. Perasaan ditolak
Objektif:
a. Banyak diam
c. Menyendiri
e. Tampak sedih
3. Penyebab Masalah
1. Faktor Predisposisi
Predisposisi adalah ada juga faktor presipitasi yang menjadi penyebab antara lain
adanya stressor sosial budaya serta stressor psikologis yang dapat menyebabkan klien
mengalami kecemasan (Arisandy, 2017).
a. Faktor perkembangan
Setiap tahap pertumbuh kembang memiliki tugas yang harus dilslui individu
dengan sukses karena apabila tugas perkembangan ini tidak dapat dipenuhi akan
menghambat perkembangan berikutnya. Keluarga adalah tempat utama yang
memberikan pengalaman bagi individu dalam menjalani hubungan dengan orang
lain.
b. Faktor Biologis
Sebagian besar faktor predisposisi pada klien yang diberikan terapi latihan
ketrampilan sosial adalah adanya riwayat genetik yaitu sebanyak 66,7%. Faktor
genetik memiliki peran terjadinya gangguan jiwa pada klien yang menderita
skizofrenia.
c. Faktor Sosial Budaya
Dapat disebutkan oleh karena norma-norma yang salah dituntut oleh satu
keluarganya seperti diasingkan dari lingkungan sosial.
d. Aspek Psikologis
Faktor predisposisi pada aspek psikologis sebagian besar akibat adanya riwayat
kegagalan/kehilangan (77,8%). Pengalaman kehilangan dan kegagalan akan
mempengaruhi respon individu dalam mengatasi stresornya.
e. Aspek sosial budaya
Dimana pada klien kelolaan didapatkan aspek sosial budaya sebagian besar
adalah pendidikan menengah dan sosial ekonomi rendah masing-masing.
2. Faktor Presipitasi
Merupakan faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami isolasi sosial:
menarik diri adalah adanya tahap pertumbuhan dan perkembangan yang belum dapat
dilalui dengan baik, adanya gangguan komunikasi didalam keluarga, selain itu juga
adanya norma-norma yang salah yang dianut dalam keluarga serta faktor biologis
berupa gen yang diturunkan dari keluarga yang menyebabkan klien menderita
gangguan jiwa (Arisandy, 2017).
a. Faktor Biologis
Stresor biologis yang berhubungan dengan respon neurologis yang maladaptif
1. Gangguan dalam peraturan umpan balik otak yang mengatur proses informasi
2. Abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan
ketidakmampuan secara selektif menanggapi rangsangan.
b. Faktor Stres Lingkungan
Secara biologis menerapkan ambang terhadap toleran distres yang berintraksi
dengan stresor lingkungan untuk terjadinya perubahan perilaku.
c. Pemicu Gejala
Pemicu gejala yang biasanya terdapat pada respon neurologis yang maladaptif
berhybungan dengan kesehatan, lingkungan, sikap dan perilaku.
D. Akibat Masalah
1. Gangguan Sensori Persepsi ( Halusinasi)
2. Risiko Perilaku Kekerasan ( Pada diri sendiri, orang lain, lingkungan dan verbal )
3. Defisit Perawatan Diri
E. Rentang Respon
Adaptif Maladaptif
4. interdependen
F. Pohon Masalah
Gangguan Persepsi Sensri : Halusinasi Effect
Isolasi Sosial
Core Problem
Harga Diri Rendah
Cause
G. Masalah Keperawaan dan data yang perlu dikaji
Evaluasi
Isolasi sosial Setelah ... x Dengan
SP I : klien Dorong klien untuk
interaksi klien mengetahui
mampu mampu menyebutkan
mampu penyebab klien
menyebutkan penyebab menarik diri
menyebutkan menarik diri
penyebab
penyebab dapat ditemukan
menarik diri
menarik diri mekanisme
koping dalam
berinteraksi
sosial, serta
strategi apa yang
diterapkan
kepada klien
Setelah ... x Dengan
SP I : Diskusikan dengan
interaksi klien mengetahui
berdiskusi klien tentang
dapat kemampuan
dengan klien keuntungan
menyebutkan berinteraksi
tentang berinteraksi dengan
keuntungan dengan orang
keuntungan orang lain
berinteraksi lain maka klien
berinteraksi
dengan orang dapat termotivasi
dengan orang
lain untuk
lain
berinteraksi
dengan orang
lain
Setelah ... x Dengan
berdiskusi Diskusikan dengan
interaksi klien mengetahui
dengan klien klien tentang kerugian
dapat kemampuan
tentang berinteraksi dengan
menyebutkan berinteraksi
kerugian orang lain
kerugian dengan orang
berinteraksi
berinteraksi lain maka klien
dengan orang
dengan orang dapat termotivasi
lain
lain untuk
berinteraksi
dengan orang
lain
Setelah ... x Melibatkan klien
SP I : klien Ajarkan klien cara
interaksi klien dalam interaksi
diajarkan oleh berkenalan dengan satu
mengetahui sosial akan
perawat orang
cara mendorong klien
tentang cara
berkenalan untuk melihat
berkenalan
dengan satu melihat dan
dengan satu
orang merasakan secara
orang
langsung
keuntungan dari
berinteraksi
sosial serta
meningkatkan
konsep diri klien
Setelah ... x memasukkan
SP I : klien Masukkan kegiatan
interaksi klien kegiatan
dapat berbincang-bincang
dapat berbincang-
memasukan dengan orang lain
memasukkan bincang dengan
kegiatan dalam kegiatan harian
kegiatan orang lain
berbincang-
berbincang- kedalam kegiatan
bincang
bincang harian akan
dengan orang
dengan orang membantu klien
lain dalam
lain dalam mencapai
kegiatan
kegiatan interaksi sosial
harian
harian secara bertahap
DAFTAR PUSTAKA
Pardede, J. A., & Ramadia, A. (2021). The Ability to Interact With Schizophrenic
Patients through Socialization Group Activity Therapy. International
Journal of Health Science and Medical Research, 1(1), 06-10.
http://ijhsmr.com/index.php/ijhsmr/article/view/6
Sukaesti, D. (2019). Sosial Skill Training Pada Klien Isolasi Sosial. Jurnal
Keperawatan Jiwa, 6(1), 19-24.
Doi: Https://Doi.Org/10.26714/Jkj.6.1.2018.19-24