Anda di halaman 1dari 13

Nama Mahasiswa : Nanang Anggoro Rahmadi, ST

NIM : 530057104
Mata Kuliah : Teori dan Isu Pembangunan (MAPU5102)
Prodi : Ilmu Administrasi Bidang Minat Administrasi Publik

Tugas ke-3

Tiap mahasiswa memilih satu topik karya tulis tentang: Pengaruh Pandemi Covic-
19 (sebagai independen variabel) terhadap 2 variabel pembangunan (sebagai
dependent variabel), yang dipilih 2 dari daftar berikut!

1-Kesehatan masyarakat, 2-Bisnis anti virus, 3-Bisnis peralatan kesehatan, 4-New


normal dan kesadaran, 5- Politik penganggran kesehatan, 6- Fluktuasi pendapatan
masyarakat, 7- Tantangan UMKM, 8-Enterpreneurship dlm masyarakat, 9-Pola
konsumsi/gaya hidup, 10-Kemandirian masyarakat, 11-Produk pertanian, 12-Daya
tahan petani, 13-Pendidikan anak petani, 14-Efektifitas perkuliahan, 15-Pendidikan di
daerah terpencil, 16-Kebijakan anggaran pendididkan 17-Kebijakan ekonomi moneter,
18-Ekonomi keluarga, 19- Sektor informal, 20-Transportasi darat, 21-Transportasi udara
dan laut, 22-Perdagangan antar pulau/daerah, 23-Strategi pemerintah daerah, 24-
Pengangguran dan lapangan kerja, 25-Keterlibatan masyarakat, 26-Efektifitas proyek
pemerintah utk masyarakat, 27-Kecendrungan korupsi masa Covid-19, -28 Penegakan
integritas aparat, 29-konflik pusat daerah, 30-Konflik antar daerah, 31-Produktifitas
ASN, 32-Pilkada masa Covid-19, Kemiskinan di pedesaan, 33- Kriminalitas, 34-Kearifan
lokal, 35-partisipasi masyarakat, 36-Ekspor-impor, 37-Peningkatan hutang negara, 38-
Hubuhgan sosial, 39-Kehidupan beragama, 40-Depresi psikologis, 41-Trust di kalangan
masyarakat, 42-Trust terhadap otoritas covid-19.

Contoh 1: ”Pengaruh Pandemi Covid-19 terhadap Pengangguran dan ekonomi


keluarga” Atau contoh ke 2: ” Pengaruh Pandemi Covid-19 terhadap pola hubungan
sosia dan trust di kalangan masyarakat kota, dst.

Untuk pembuatan tugas, dianjurkan untuk tidak lupa menyebutkan sumber dari
berita ataupun teori-teori yang diangkat pada makalah ini. Kelalaian dalam
mencantumkan sumber akan mengakibatkan adanya dugaan plagiarism.
JAWAB :

PENGARUH PANDEMI COVID-19 TERHADAP KESEHATAN DAN PARTISIPASI


MASYARAKAT

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Corona virus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada
manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran
pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory
Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernafasan Akut Berat/ Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru yang ditemukan pada manusia sejak kejadian
luar biasa muncul di Wuhan Cina, pada Desember 2019, kemudian diberi nama Severe
Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV2), dan menyebabkan penyakit
Coronavirus Disease-2019 (COVID-19) (Kemkes.go.id, 13 November 2020).
COVID-19 dapat menular dari manusia ke manusia melalui kontak erat
dan droplet (percikan cairan pada saat bersin dan batuk), tidak melalui udara. Bentuk
COVID-19 jika dilihat melalui mikroskop elektron (cairan saluran nafas/ swab tenggorokan)
dan digambarkan kembali bentuk COVID-19 seperti virus yang memiliki mahkota.
Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem
adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas
bersama Kesehatan masyarakat adalah aplikasi dan kegiatan terpadu antara sanitasi dan
pengobatan dalam mencegah penyakit yang melanda penduduk atau masyarakat. Kesehatan
masyarakat adalah kombinasi antara teori (ilmu) dan Praktek (seni) yang bertujuan untuk
mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan masyarakat
(Koentjaraningrat, 2009: 115-118).
Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem
adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas
bersama. Kesehatan masyarakat merupakan aplikasi keterpaduan antara ilmu kedokteran,
sanitasi, dan ilmu sosial dalam mencegah penyakit yang terjadi di masyarakat salah satunya
terhadap COVID-19 (Koentjaraningrat, 2009: 115-118).
Saat ini COVID-19 sudah menjadi pandemi, artinya terjadi penambahan kasus
penyakit yang cukup cepat dan sudah terjadi penyebaran antar negara. Kematian akibat
Covid-19 di seluruh dunia semakin mengkhawatirkan. Menurut data Worldometers, jumlah
kasus Covid-19 telah mencapai 2.576.861 kasus hingga Rabu 22 April 2020. Dari jumlah
tersebut, sebanyak 704.647 pasien telah dinyatakan sembuh. Namun jumlah korban jiwa
telah mencapai 178.863 orang (worldometers.info, 22 April 2020).
Kota Wuhan, China, di mana wabah ini awalnya bermula pada November 2019, pada
akhir Maret 2020 perlahan-lahan mulai berdenyut lagi setelah beberapa bulan diisolasi total.
Ribuan orang Wuhan kembali bangkit salah satunya adalah partisipasi warganya yang
mengikuti imbauan pemerintah untuk tidak keluar rumah (stay at home). Hal yang sama juga
terjadi di Korea Selatan yang ternyata mampu menurunkan jumlah kasus Covid-19 secara
drastis, padahal pemerintah tidak menerapkan lockdown seperti Italia dan China
(tribunnews.com, 16 Maret 2020).

Jumlah pertumbuhan kasus Covid-19 di Indonesia juga terus meningkat.


Meningkatnya kasus COVID-19 di Indonesia ini menyebabkan Presiden Joko Widodo
(Jokowi) meminta agar masyarakat melakukan social/physical distancing  dan menerapkan
protocol kesehatan guna mencegah penularan COVID-19. Namun terdapat beberapa
masyarakat yang memiliki kesadaran rendah mengenai pandemi ini dengan melakukan
aktivitas diluar rumah dan tidak mengikuti protocol kesehatan yang telah diterapkan oleh
pemerintah. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai kesehatan masyarakat
serta partisipasinya dalam menghadapi COVID-19.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa hubungan pandemic COVID-19 dengan kesehatan masyarakat
2. Apa pengaruh pandemic COVID-19 terhadap kesehatan masyarakat
3. Bagaimana partisipasi masyarakat dalam menghadapi COVID-19

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Mengetahui hubungan pandemic COVID-19 dengan kesehatan masyarakat
2. Mengetahui pengaruh pandemic COVID-19 terhadap kesehatan masyarakat
3. Masyarakat dapat berpartisipasi dalam menghadapi COVID-19
BAB II

PEMBAHASAN

A. TINJAUAN PUSTAKA
 Pengertian COVID-19
Corona virus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada
manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran
pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory
Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernafasan Akut Berat/ Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru yang ditemukan pada manusia sejak
kejadian luar biasa muncul di Wuhan Cina, pada Desember 2019, kemudian diberi nama
Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV2), dan menyebabkan
penyakit Coronavirus Disease-2019 (COVID-19) (Kemkes.go.id, 14 November 2020)..
Berikut adalah gejala klinis apabila terinfeksi Corona virus:
1. Demam

2. Batuk dan Pilek

3. Gangguan Pernafasan

4. Sakit tenggorokan

5. Letih dan Lesu

 Pengertian Masyarakat dan Kesehatan Masyarakat


Masyarakat dalam bahasa Inggris disebut “society” asal kata “sociuc” yang berarti
kawan. Adapun kata “masyarakat” berasal dari Bahasa Arab yaitu “syirk” yang berarti
bergaul atau dalam bahasa ilmiahnya interaksi. Adanya saling bergaul itu tentu karena
adanya bentuk-bentuk aturan hidup yang bukan disebabkan oleh manusia sebagai
perorangan, melainkan oleh unsur-unsur kekuatan lain. Arti yang lebih khusus
masyarakat disebut pula kesatuan sosial maupun ikatan-ikatan kasih sayang yang erat

(Koentjaraningrat, 1979).
Kata masyarakat hanya terdapat dalam dua bahasa yakni Indonesia dan Malaysia.
Kemudian diadopsi ke dalam bahasa Indonesia yang artinya berhubungan dan
pembentukan suatu kelompok atau golongan. Kesehatan Masyarakat adalah ilmu dan
seni memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui usaha-
usaha pengorganisasian masyarakat (Ikatan Dokter Amerika, AMA, 1948). Kesehatan
masyarakat diartikan sebagai aplikasi dan kegiatan terpadu antara sanitasi dan
pengobatan dalam mencegah penyakit yang melanda penduduk atau masyarakat
Kesehatan masyarakat adalah kombinasi antara teori (ilmu) dan Praktek (seni)
yangbertujuan untuk mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan
kesehatan penduduk (masyarakat) (GAZALBA, 1976).

B. PENGARUH PANDEMIC COVID-19 TERHADAP KESEHATAN


MASYARAKAT

Seperti penyakit pernapasan lainnya, COVID-19 dapat menyebabkan gejala


ringan termasuk pilek, sakit tenggorokan, batuk, dan demam. Sekitar 80% kasus dapat
pulih tanpa perlu perawatan khusus. Sekitar 1 dari setiap 6 orang mungkin akan
menderita sakit yang parah, seperti disertai pneumonia atau kesulitan bernafas, yang
biasanya muncul secara bertahap. Walaupun angka kematian penyakit ini masih rendah
(sekitar 3%), namun bagi orang yang berusia lanjut, dan orang-orang dengan kondisi
medis yang sudah ada sebelumnya (seperti diabetes, tekanan darah tinggi dan penyakit
jantung), mereka biasanya lebih rentan untuk menjadi sakit parah. Melihat perkembangan
hingga saat ini, lebih dari 50% kasus konfirmasi telah dinyatakan membaik, dan angka
kesembuhan akan terus meningkat (Mulyadi, 2020).

Masyarakat bersirkulasi sangat mungkin berisiko terinfeksi. Mereka yang


terinfeksi adalah orang-orang yang dalam 14 hari sebelum muncul gejala melakukan
perjalanan dari negara terjangkit, atau yang kontak erat, seperti anggota keluarga, rekan
kerja atau tenaga medis yang merawat pasien sebelum mereka tahu pasien tersebut
terinfeksi COVID-19.

Penyakit ini dapat menyebar melalui tetesan kecil (droplet) dari hidung atau mulut
pada saat batuk atau bersin. Droplet tersebut kemudian jatuh pada benda di sekitarnya.
Kemudian jika ada orang lain menyentuh benda yang sudah terkontaminasi dengan
droplet tersebut, lalu orang itu menyentuh mata, hidung atau mulut (segitiga wajah),
maka orang itu dapat terinfeksi COVID-19. Atau bisa juga seseorang terinfeksi COVID-
19 ketika tanpa sengaja menghirup droplet dari penderita. Inilah sebabnya mengapa kita
penting untuk menjaga jarak hingga kurang lebih satu meter dari orang yang sakit.

Sampai saat ini belum diketahui dengan pasti berapa lama COVID-19 mampu
bertahan di permukaan suatu benda, meskipun studi awal menunjukkan bahwa COVID-
19 dapat bertahan hingga beberapa jam, tergantung jenis permukaan, suhu, atau
kelembaban lingkungan. Namun disinfektan sederhana dapat membunuh virus tersebut
sehingga tidak mungkin menginfeksi orang lagi. Membiasakan cuci tangan dengan air
dan sabun, atau hand-rub berbasis alkohol, serta hindari menyentuh mata, mulut atau
hidung (segitiga wajah) lebih efektif melindungi diri sendiri maupun masyarakat dalam
mencegah penularan COVID-19 (Sitohang, 2020).

Langkah-langkah kesehatan masyarakat mencakup langkah-langkah perlindungan


diri (membersihkan tangan, etika bersin dan batuk), lingkungan, penjagaan jarak fisik,
dan terkait perjalanan. Langkah penjagaan jarak fisik berlaku bagi individu (seperti
isolasi kasus dan karantina kontak) atau masyarakat, kelompok-kelompok masyarakat
tertentu, atau populasi secara keseluruhan. Sebagian atau semua langkah ini dapat
dilakukan bersamaan.

C. PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI COVID-19


Partisipasi masyarakat berperan penting dalam berbagai program kesehatan termasuk saat
ini dalam upaya penanggulangan pandemi COVID-19 (Wu dkk., 2020). Terdapat bukti-
bukti adanya partisipasi masyarakat dalam penanggulangan COVID-19 di belahan dunia
lainnya dalam rangka menopang beban berat pelayanan kesehatan (Ebrahim dkk., 2020;
Gharibah & Mehchy, 2020; Joffé, 2020). Sistem kesehatan yang disusun Badan
Kesehatan Dunia (WHO) sendiri menyebutkan bahwa masyarakat yang berdaya
memegang peranan penting dalam upaya pembangunan kesehatan (Marston dkk., 2016).
Upaya di tingkat masyarakat dalam konteks pandemic COVID-19 diharapkan bertujuan
untuk mengontrol sumber penularan, memutus rantai penularan, dan melindungi
kelompok penduduk yang rentan (TNCPERET, 2020). Selanjutnya, koordinasi yang kuat
dari pemerintah dan sikap kooperatif masyarakat diperlukan agar upaya-upaya tersebut
berjalan efektif dan efisien (Qian dkk., 2020).
kegiatan-kegiatan yang diinisiasi masyarakat di awal masa pandemi COVID-19 dapat
dikelompokkan menjadi dua. Pertama, berbagai upaya mencegah penyebaran COVID-19
dan kedua adalah upaya mengurangi dampak COVID-19. Inisiatif yang dilakukan
masyarakat untuk mencegah penyebaran COVID-19 antara lain :
1. Melakukan karantina wilayah dengan menutup pintu portal kawasan pemukiman.
2. Penerapan protokol kesehatan yaitu penggunaan masker, mencuci tangan, jaga
jarak, desinfeksi, serta adanya surat kesehatan bagi pekerja informal yang
beraktivitas.
3. Penyediaan bangunan untuk isolasi mandiri bagi pendatang berupa gedung
sekolah.
4. Pembuatan dan pembagian masker, hand sanitizer, dan APD bagi tenaga
kesehatan.
5. Penggalangan dana untuk APD tenaga kesehatan.
6. Edukasi door to door terkait perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta gerakan
#dirumahaja di media social
Selanjutnya, upaya pengurangan dampak ekonomi dari pandemi COVID-19
dilakukan melalui penggalangan dana, pemberian bantuan sembako, dan menyediakan
makanan gratis bagi masyarakat terdampak yaitu pekerja sektor informal dan keluarga
pra sejahtera.
Pentingnya peran masyarakat dalam menanggulangi wabah penyakit telah
dibuktikan melalui banyak studi (Alonge dkk., 2019; Kickbusch & Reddy, 2016;
Schwartz & Yen, 2017). Wabah menimbulkan ketakutan di tengah masyarakat
(Kickbusch & Reddy, 2016) sehingga secara psikologi, inisiatif yang muncul di kalangan
masyarakat merupakan bagian dari reaksi untuk bertahan hidup dari sesuatu yang dapat
mengancam hidup mereka (Norberg & Rucker, 2020). Budaya gotong royong yang
dimiliki masyarakat Indonesia serta pengalaman masa lalu dalam menghadapi bencana
menjadi modal sosial bagi masyarakat untuk saling menolong melalui inisiatif yang
dimunculkan masyarakat (Krismantari & Tamara, 2020).
Komunikasi yang baik antar aktor dan penyediaan informasi yang terpercaya
merupakan hal yang krusial dalam menanggulangi suatu wabah penyakit (Kickbusch &
Reddy, 2016). Pada masa pandemi COVID-19, pemerintah dan masyarakat mendapatkan
pembelajaran berharga dalam dua hal, yaitu koordinasi lintas sektoral serta peningkatan
kemampuan literasi digital masyarakat. Berbagai sektor di pemerintahan maupun non
pemerintahan bekerja sama dalam menanggulangi pandemi COVID-19. Banyak pihak di
luar sektor kesehatan yang terlibat baik itu dari sektor transportasi, pariwisata,
perekonomian, dan sebagainya. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Pusat Penelitian
Kependudukan - LIPI tahun 2017 yang menunjukkan bahwa permasalahan kesehatan
bukan hanya tanggung jawab sektor kesehatan akan tetapi berbagai pemangku
kepentingan memiliki tanggung jawab yang sama untuk terciptanya tujuan kesehatan di
masyarakat (Astuti dkk, 2018).
Partisipasi masyarakat menjadi kunci utama untuk pencegahan penyebaran wabah
Covid-19. Pemerintah menganjurkan masyarakat untuk menerapkan social distancing
(pembatasan sosial) dan physical distancing (pembatasan fisik) guna memotong rantai
penyebaran virus tersebut.
Pemerintah tidak bisa bekerja sendirian, tetapi memerlukan partisipasi dari semua
komponen masyarakat, termasuk tokoh agama, tokoh masyarakat dan lembaga
masyarakat lainnya. Partisipasi masyarakat dalam menangani penyebaran Covid-19
sangat diperlukan. Penelitian lainnnya menunjukkan bahwa masyarakat dapat
berkomitmen dan turut serta ketika ia sudah mendapatkan hasil yang positif dan
sebaliknya ketika tidak mendapatkan hasil sesuai harapan mereka cenderung tidak
berkomitmen (George dkk., 2015; Marston dkk., 2016). Komitmen masyarakat dalam
berpartisipasi ini perlu dibangun secara terus menerus melalui hubungan yang baik dan
rasa saling percaya antara pemerintah atau otoritas kesehatan setempat dan masyarakat
bahwa upaya yang dilakukan akan menguntungkan satu sama lain (Kustiningsih &
Nurhadi, 2020).
BAB III
KESIMPULAN

Corona virus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada manusia
dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai flu
biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan
Sindrom Pernafasan Akut Berat/ Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Masyarakat yang berada di Indonesia maupun seluruh dunia berisiko tertular virus
COVID-19 karena penyebaran yang masih masif sampai saat ini. Langkah-langkah kesehatan
masyarakat dalam menghadapi COVID-19 ini mencakup langkah-langkah perlindungan diri
(membersihkan tangan, etika bersin dan batuk), lingkungan, penjagaan jarak fisik, dan terkait
perjalanan. Langkah penjagaan jarak fisik berlaku bagi individu (seperti isolasi kasus dan
karantina kontak) atau masyarakat, kelompok-kelompok masyarakat tertentu, atau populasi
secara keseluruhan. Sebagian atau semua langkah ini dapat dilakukan bersamaan.
Partisipasi masyarakat menjadi kunci utama untuk pencegahan penyebaran wabah
COVID-19. Komitmen masyarakat dalam berpartisipasi ini perlu dibangun secara terus menerus
melalui hubungan yang baik dan rasa saling percaya antara pemerintah atau otoritas kesehatan
setempat dan masyarakat bahwa upaya yang dilakukan akan menguntungkan satu sama lain.
DAFTAR PUSTAKA
Alonge, O., Sonkarlay, S., Gwaikolo, W., Fahim, C., Cooper, J. L., & Peters, D. H. (2019).
Understanding the role of community resilience in addressing the Ebola virus disease
epidemic in Liberia: a qualitative study (community resilience in Liberia). Global Health
Action, 12(1). https://doi.org/10.1080/16549716.2019.1662682
“Covid-19 Coronavirus Pandemic”, https:// www.worldometers.info/ coronavirus/, diakses 13
November 2020.

Ebrahim, S. H., Ahmed, Q. A., Gozzer, E., Schlagenhauf, P., & Memish, Z. A. (2020). Covid-19
and community mitigation strategies in a pandemic. BMJ, 368, m1066.
https://doi.org/10.1136/bmj.m1066
Gazalba, Sidi 1976. Masyarakat Islam, Pengantar Sosiologi & Sosiografi, (Jakarta, Bulan
Bintang, 1976), hlm. 11.
Gharibah, M., & Mehchy, Z. (2020). COVID-19 pandemic: Syria’s response and healthcare
capacity. Conflict Research Programme Policy Memo.
http://eprints.lse.ac.uk/103841/1/CRP_covid_19_i n_Syria_policy_memo_ published.pdf
“Informasi Tentang Virus Corona (COVID-19)”, https://promkes.kemkes.go.id/informasi-
tentang-virus-corona-novel-coronavirus, diakses tanggal 14 November 2020
Joffé, G. (2020). COVID-19 and North Africa. The Journal of North African Studies, 25(4), 515-
522. https://doi.org/10.1080/13629387.2020.1757334
Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, (Jakarta: Aksara Baru, 1979), hlm. 157.
“Kesiapsiagaan Menghadapi Covid-19”,https://www.kemkes.go.id/folder/view/full-
content/structure-faq.html, diakses tanggal 14 November 2020
Kickbusch, I., & Reddy, K. S. (2016). Community matters – why outbreak responses need to
integrate health promotion. Global Health Promotion, 23(1), 75–78.
https://doi.org/10.1177/1757975915606833
Krismantari, I., & Tamara, N. (2020). Ahli: inisiatif masyarakat saat pandemi COVID-19 lahir
karena lambannya gerak pemerintah. The Conversation. https://theconversation.com/ahli-
inisiatif-masyarakat-saat-pandemi-covid-19-lahir-karenalambannya-gerak-pemerintah-
136708
Kustiningsih, W., & Nurhadi. (2020). Penguatan Modal Sosial dalam Mitigasi COVID-19. In W.
Mas’udi & P. S. Winanti (Eds.), Tata Kelola Penanganan COVID-19 di Indonesia: Kajian
Awal (pp. 179–193). Gadjah Mada University Press.
Marston, C., Hinton, R., Kean, S., Baral, S., Ahuja, A., Costello, A., & Portela, A. (2016).
Community participation for transformative action on women’s, children’s and
adolescents’ health. Bulletin of the World Health Organization, 94(5), 376–382.
https://doi.org/10.2471/BLT.15.168492
Mulyadi, 2020. Partisipasi Masyarakat Dalam Penanganan Penyebaran Covid-19. Pusat
Penelitian Ahli DPR-RI Vol. XII, No.8/II/Puslit;Jakarta.
Qian, X., Ren, R., Wang, Y., Guo, Y., Fang, J., Wu, Z. D., Liu, P.L., Han, T. R., & Members of
Steering Committee, Society of Global Health, Chinese Preventive Medicine Association.
(2020). Fighting against the common enemy of COVID-19: A practice of building a
community with a shared future for mankind. Infectious Diseases of Poverty, 9(1), 4
Wu, J., Gong, Y., & Yin, X. (2020). Role of community participation in the prevention and
control of coronavirus disease 2019 (COVID-19). Tropical Public Health, 1(1), 2–3.
http://journals.hainmc.edu.cn/tph/article/abstract/ 20200323
REFERENSI :

Suwitri, Ida Ayu, Hardi Warsono. 2019. MODUL MAPU5101 TEORI ADMINSTRASI. Jakarta:
Universitas Terbuka.

Dr. Bidiman, Arief. 2000. TEORI PEMBANGUNAN DUNIA KETIGA. Gramedia Pustaka Utama:
Jakarta.

Intan. 2007. Teori Modernisasi dan dependensi. http://eentan.blogspot. com/2007/12/teori-


modernisasi-dan-dependensi.html (diakses tanggal 13 Oktober 2020),

Suharyanto. 2006. Teori Pembangunan Masyarakat. http://aurajogja.files.


wordpress.com/2006/09/teori-pembangunan-masyarakat-a5.PDF (diakses
tanggal 13 Oktober 2020)

Idil Syawfi. 2020. Implikasi Pandemi COVID-19 terhadap Hubungan Internasional: Menuju
dunia Paska-Liberal. Universitas Katolik Parahyangan.
http://nawapathie.blogspot.com/2016/
https://aipi.or.id/frontend/opinion/detail/416d674362564e67
http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20200430/5233809/menkes-dorong-negara-
asean-dan-as-perkuat-kerjasama-lawan-covid-19/
https://kompas.id/baca/internasional/2020/05/04/revisi-feature-covid-19-menakar-balik-
eksistensi-negara-bangsa/

Anda mungkin juga menyukai