Anda di halaman 1dari 34

TUGAS UAS EKONOMI MODAL SOSIAL

“ IMPLEMENTASI MODAL SOSIAL DI KECAMATAN SUNGAI PUA


TERHADAP PANDEMI COVID-19 ”

Dosen Pengampu : Dr Sosmiarti, SE, MSi

Oleh:

Milawati 1910512029

JURUSAN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ANDALAS

2021
KATA PENGANTAR

Pengantar Puji dan juga syukur semoga selalu tercurahkan kepada Allah SWT yang telah
memberikat karunia dan juga rahmatnya sehingga pada kesempatan kali ini penulis dapat menyelesaikan
makalah dengan judul "Implementasi modal sosial di kecamatan sungai pua terhadap pandemi covid-19"
dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas UAS Mata kuliah Ekonomi Modal Sosial. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Sosmiarti, S.E, M.Si selaku Dosen Mata kuliah Ekonomi
modal sosial. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah memberi
pengetahuan dan masukan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. maka dari
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurmaan
makalah ini.

Bukittinggi, 26 November 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pandemi COVID-19 adalah pandemi dari virus corona yang pertama kali diidentifikasipada
Desember 2019 di Wuhan, Cina (WHO, 2020). Dan Indonesia pertama kali mengkonfirmasi kasus
COVID-19 pada 2 Maret 2020 . Pandemi Covid-19 tidak hanya memberikan dampak dalam hal
kesehatan tetapi juga berdapak terhadapsektor kehidupan lainya seperti sektor ekonomi, social, budaya
dan politik.

Berbagai strategi dilakukan untuk mengantasi Covid-19 ini. Salah satu strategi Pemerintah
Indonesia memberlakukan kebijakan PSBB dan PPKM bertingkat, dimana kebijakan ini mengharuskan
masyarakat untuk menjaga jarak fisik dan membatasi aktivitas di luar rumah. Sehingga masyarakat tidak
bisa melakukan aktivitas mereka seperti biasanya sehingga mereka mengalami kesulitan dalam memenuhi
kebutuhan hidup. Oleh karena itu peranan modal sosial sangat bermanfaat dalam mengatasi dampak
Covid-19 yang dialami masyarakat.

Modal sosial merupakan energi kolektif masyarakat (atau bangsa) guna mengatasi problem
bersama dan merupakan sumber motivasi untuk mencapai kemajuan.Penguatan modal sosial dalam
menghadapi pandemi Covid-19 hari ini menjadi alternatif strategi bagi setiap daerah untuk tetap
bertahan di masa-masa sulit. Hal ini membutuhkan menggalang solidaritas komunitas lokal untuk
saling bahu-membahu satu dengan yang lainnya.

Makna modal sosial ini erat kaitannya dengan penguatan hubungan antar individu dengan
individu maupun individu dengan kelompok sosial dalam bermasyarakat, termasuk tatanan kehidupan
di dalam keluarga, maupun kelompok sosial (komunitas). Kekuatan hubungan sosial tercermin dari
perilaku baik, rasa bersahabat, saling simpati, serta membina hubungan dan kerja sama yang erat
diantara individu dalam keluarga yang membentuk suatu kelompok sosial dalam kehidupan
bermasyarakat (Kushandajani, 2006).

Setiap daerah memiliki nilai nilai modal social dalam kehidupan bermasyarakat mereka dengan
penerapan yang berbeda antar daerah. dalam Makalah ini akan membahas mengenai bagaimana
implementasi modal sosial dalam penganan Covid-19 di Kecamatan Sungai Pua, Kabupaten Agam.
1. 2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana gambaran umum Covid-19?


2. Bagaimana Covid-19 di Indonesia?
3. Bagaimana bentuk Implementasi Modal Sosial di Kecamatan Sungai Pua Terhadap Pandemi
Covid-19 ?

1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui gambaran umum Covid-19?


2. Untuk mengetahui Covid-19 di Indonesia?.
3. Untuk mengetahui bentuk Implementasi Modal Sosial Di Kecamatan Sungai Pua Terhadap i
Covid-19 ?
BAB II

PEMBAHASAN

2.COVID-19

2.1 Pengertian Covid-19

Pada awalnya covid-19 dikenal sebagai penyakit novel corona virus,akan tetapi Pada Selasa, 11
Februari World Health Organization (WHO) Direktorat Jenderal (Dirjen) WHO Tedos Adhanom
Ghebreyesus dalam konferensi pers di Jenewa, Swiss resmi menamai novel corona virus menjadi
COVID-19. Pemberian nama baru dilakukan demi menghindari sebutan yang bisa saja sama dengan
sebuah tempat, hewan, atau bahkan orang.

Coronavirus (CoV) atau Covid-19 adalah keluarga besar dari virus yang menyebabkan penyakit,
mulai dari flu biasa hingga penyakit pernapasan yang lebih parah, seperti Middle East Respiratory
Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Menurut Kemenkes RI (2020), Coronavirus (CoV) adalah keluarga besar virus yang dapat
menyebabkan penyakit mulai dari gejala ringan, sedang sampai berat. Virus corona adalah zoonosis
(ditularkan antara hewan dan manusia). Menurut WHO (2020), penyakit coronavirus disease 2019
(COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus corona yang baru ditemukan.
Kebanyakan orang yang terinfeksi virus COVID-19 akan mengalami penyakit pernapasan ringan hingga
sedang dan sembuh tanpa memerlukan perawatan khusus. Orang tua dan orang-orang yang memiliki
komorbit seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, penyakit pernapasan kronis, dan kanker
memungkin tertular COVID-19.

o Pengertian menurut para ahli

- Menurut Sun et al(2020) COVID-19 adalah penyakit coronavirus zoonosis ketiga yang diketahui setelah
SARS dan sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS).

- Menurut Gennaro et al. ( 2020,)penyakit Virus Corona 2019 (COVID-19) adalah virus RNA,
dengan penampakan seperti mahkota di bawah mikroskop elektron karena adanya paku glikoprotein pada
amplopnya.
2.2 Sejarah Covid-19

Terjadinya COVID-19 ini dimulai pada tanggal 31 Desember 2019, dimana pemerintah Cina
melaporkan kepada World Health Organization atau WHO bahwa
mereka sedang merawat sejumlah orang dengan penyakit yang diduga pneumonia
yang terjadi antara tanggal 12 Desember hingga 29 Desember2 Pada tanggal 1
Januari 2020, pemerintah Cina menutup Huanan Seafood Wholesale Market ketika
ditemukan bahwa binatang-binatang liar yang ada disana mungkin adalah sumber
dari virus tersebut. Virus ini cepat menyebar dan pada tanggal 11 Januari, Wuhan
melaporkan kematian pertama terkait dengan pasien virus ini. Setelah itu, terjadi
penyebaran virus COVID-19 diluar Cina, Januari 20, kasus-kasus pertama yang di konfirmasi
terjadidiluar Cina, yaitu terjadi di Jepang, Korea Selatan dan Thailand, menurut laporan situasi pertama
dari World Health Organization. Kasus pertama yang dikonfirmasi di Amerika
Serikat datang di hari berikutnya di negara bagian Washington, dimana seorang pria
berumur 30an muncul gejala-gejala setelah kembali dari sebuah perjalanan ke
Wuhan).

Pada tanggal 30 Januari, WHO menyatakan adanya keadaan kesehatan global darurat,
dimana mereka menghimbau masyarakat dunia untuk menghindari berpergian ke Cina, dimana virus itu
berasal. Pada saat adanya pernyataan dari WHO tersebut, ratusan orang telah meninggal terpapar
virus sedangkan ribuan lainnya telah dinyatakan positif terjangkit di seluruh dunia. Pada tanggal 12
Februari dikabarkan ada 393 kasus pasien COVID-19 diluar Cina yang menyebar di 24 negara.

Pada tanggal 11 Maret 2020, WHO mengumumkan secara formal bahwa COVID-19 ini
merupakan sebuah pandemi. Pandemic atau pandemi menurut kamus Merriam Webster adalahsebuah
wabah penyakit yang terjadi di wilayah geografis yang luas dan mempengaruhi proporsi populasi yang
sangat tinggi: sebuah wabah penyakit”). Pengumuman ini dinyatakan setelah banyak negara-negara
besar seperti Korea Selatan, Amerika Serikat, Italia, dan Perancis menutup negara mereka
dikarenakan penyebaran COVID-19 yang sangat pesat di negara masing-masing.

2.3 Penyebab Covid-19

Infeksi virus Corona atau COVID-19 disebabkan oleh coronavirus, yaitu kelompok virus yang
menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan
ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-
paru (pneumonia), Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), Severe Acute Respiratory Syndrome
(SARS), bahkan bisa menimbulkan kematian. Ada dugaan, virus Corona awalnya ditularkan dari hewan
ke manusia. Tapi kemudian diketahui bahwa virus Corona juga menular dari manusia ke manusia.
Seseorang bisa tertular COVID-19 melalui berbagai cara, di antaranya:

- Tidak sengaja menghirup percikan ludah (droplet) yang keluar saat penderita COVID-19 batuk atau
bersin.

- Memegang mulut, hidung atau mata tanpa mencuci tangan terlebih dulu setelah menyentuh benda
yang terkena cipratan ludah penderita COVID-19.

- Kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19, misalnya bersentuhan atau berjabat tangan.

Virus Covid-19 dapat menginfeksi siapa saja. Efeknya akan lebih berbahaya bahkan fatal, jika terjadi
pada lanjut usia, ibu hamil, orang yang memiliki penyakita tertentu (komorbid), perokok, atau orang yang
daya tahan tubuhnya lemah.

2.4 Gejala Covid-19

Gejala Coronavirus bervariasi, mulai dari flu biasa hingga gangguan pernapasan berat menyerupai
pneumonia. Gejala Corona yang umum dialami mereka yang mengalami infeksi coronavirus adalah:

- Demam tinggi disertai menggigil

- Batuk kering

- Pilek

- Hidung berair dan bersin-bersin

- Nyeri tenggorokan

- Sesak napas

Gejala virus corona tersebut dapat bertambah parah secara cepat dan menyebabkan gagal napas hingga
kematian. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) gejala infeksi virus 2019-nCoV dapat
muncul mulai dua hari hingga 14 hari setelah terpapar virus tersebut.

2.5 Cara Mencegah Penularan Covid-19

Beberapa cara yang bisa dilakukan individu untuk mencegah penularan virus ini adalah:

a. Menjaga kesehatan dan kebugaran agar stamina tubuh tetap prima dan sistem imunitas /
kekebalan tubuh meningkat.
b. Mencuci tangan dengan benar secara teratur menggunakan air dan sabun atau hand-rub berbasis
alkohol. Mencuci tangan sampai bersih selain dapat membunuh virus yang mungkin ada di tangan
kita, tindakan ini juga merupakan salah satu tindakan yang mudah dan murah. Sekitar 98%
penyebaran penyakit bersumber dari tangan. Karena itu, menjaga kebersihan tangan adalah hal
yang sangat penting.

c. Hindari kontak dengan orang lain atau bepergian ke tempat umum.

d. Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut (segitiga wajah). Tangan menyentuh banyak hal yang
dapat terkontaminasi virus.karena Jika sering menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan
yang terkontaminasi, maka virus dapat dengan mudah masuk ke tubuh .

e. Gunakan masker dengan benar hingga menutupi mulut dan hidung ketika sakit atau saat berada di
tempat umum.

f. Menunda perjalanan ke daerah/ negara dimana virus ini ditemukan.

g. Hindari bepergian ke luar rumah saat tubuh merasa kurang sehat

h. Selalu pantau perkembangan penyakit Covid-19 dari sumber resmi dan akurat. Ikuti arahan dan
informasi dari petugas kesehatan dan Dinas Kesehatan setempat. Informasi dari sumber yang
tepat dapat membantu melindungi diri dari penularan dan penyebaran penyakit ini.

3.Covid-19 di Indonesia

3.1 kasus pertama Covid-19 di Indonesia

Kasus kemunculan covid-19 di indonesia terungkap Pada tanggal 2 Maret 2020, pemerintah
Indonesia mengumumkan secara resmi bahwa ada dua Warga Negara Indonesia yang positif terpapar
Covid-19. Kedua orang tersebut berasal dari Depok, Jawa Barat, dimana mereka terpapar Virus saat
menghadiri kelas menari di sebuah restoran di Kemang, Jakarta pada tanggal 14 Februari. Dalam kelas
menari tersebut ada seorang Warga Negara Jepang yang setelah itu dites dan dinyatakan positif Covid-19
di Malaysia.

Setelah itu, jumlah orang yang positif Covid-19 terus meningkat di Indonesia dan Presiden Joko
widodo pada pertengahan ke akhir Maret mengumumkan gerakan Social Distancing bagi seluruh
orang yang ada di Indonesia agar mencegah penyebaran virus ini.
3.2 Varian covid-19 di Indonesia
Mutasi dari virus covid-19 terus muncul dan beberapa jenis dipercaya dapat menimbulkan
dampak yang lebih buruk dibandingkan aslinya. Varian dari virus covid-19 ini terbagi melalui
penilaian komparatif dari beberapa faktor, seperti peningkatan penularan atau perubahan yang
dapat merugikan, peningkatan virulensi atau perubahan pada presentasi terjadinya penyakit klinis,
serta penurunan efektivitas terhadap vaksin. Beberapa mutasi ini telah terjadi di beberapa negara
dan bahkan menimbulkan dampak yang sangat buruk, sehingga perlu dihindari untuk menyebar
di Indonesia. Virus covid-19 jenis baru sudah masuk ke Indonesia. Setidaknya ada empat varian
baru bermutasi yakni varian Inggris (B.1.1.7), varian India (B.1.6.1.7), varian Afrika Selatan
(B.1.3.5.1), dan varian (B.1.5.2.5).

Kasus-kasus tersebut terkonsentrasi cukup besar di pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Untuk varian
Inggris, munculnya kasus pertama diawali sejak Januari dan beredar di Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan
Bali. Mutasi dari Afrika selatan hanya ditemukan ada satu di Bali.

Berikut ini adalah rincian varian baru dan gejalanya:


a. Varian Afrika Selatan (B.1.351) Beta
Varian ini diberi nama B.1.351 dan menjadi tipe dominan dalam wabah Covid-19 di Afsel. Varian
dimaksud menghasilkan mutasi yang disebut N501Y dan menurut penelitian membuat varian ini lebih
menular atau lebih mudah berpindah inang. Varian ini juga menghasilkan mutasi yang disebut E484K.
Mutasi ini mampu menerobos sistem kekebalan manusia dan bisa berdampak pada daya tangkal
vaksin.
Kementerian Kesehatan menyebut kasus pertama di Indonesia untuk infeksi varian ini ditemukan
pada 25 Januari 2021 di Bali. Pasien tersebut pun telah dinyatakan meninggal pada 16 februari 2021
Gejala: demam, batuk kering, kelelahan, ruam kulit, diare, sakit perut dan sesak napas.
b. Varian India (B.1.617) Delta
Varian ini disebut B.1.617, atau Delta pertama kali terdeteksi di India pada Desember 2020. Sudah
ada sedikitnya 17 negara yang melaporkan kasus varian ini, seperti Malaysia, Singapura, dan
Indonesia.
Di Indonesia sendiri, kasus infeksi pertama varian B.1.6.1.7 ditemukan pada seorang WNI di Jakarta
pada 3 April 2021. Tidak hanya itu, sebanyak 28 orang di Kudus, Jawa Tengah juga dipastikan
terinfeksi varian ini.
Gejala: mual, diare, sakit perut, kehilangan nafsu makan, pembekuan darah dan gangren (kematian
jaringan tubuh).

c. Varian Inggris (B.117) Alpha


Varian B.117 merupakan varian yang pertama kali muncul di Inggris pada Desember 2020. Studi
awal mengenai varian baru tersebut menunjukkan potensi peningkatan penularan sebanyak 36-75%.
Varian baru ini ditemukan pertama kali di Inggris pada September lalu. Dengan cepat B.117
menyebar ke luar Inggris dan hingga ke sejumlah negara lain hingga ke Indonesia.
Varian baru virus Corona yang pertama kali ditemukan di Inggris dengan kode B117 dikonfirmasi
telah masuk ke Indonesia. kasus pertama terkonfirmasi virus varian ini ditemukan di Kabupaten
Karawang, Jawa Barat.
Gejala: demam, batuk, sulit bernapas, menurunnya fungsi indera pengecap dan penciuman, keluhan
pada saluran pencernaan.

d. Varian B.1.5.2.5
Satu varian terakhir yang juga telah terkonfimasi masuk ke indonesia adalah varian virus corona
B.1.5.2.5 di Kepulauan Riau. Kabarnya virus ini dibawa oleh seorang yang melakukan perjalanan dari
Malaysia. Namun, pasien ini telah dinyatakan sembuh setelah menjalani karantina, dan tidak sampai
membutuhkan perawatan medis di rumah sakit.
Gejala: demam, batuk kering, kelelahan, diare, sakit perut dan sesak napas.

e. Varian Omicron
pertama kali ditemukan di Afrika dan sudah menyebar ke banyak negara serta telah terdeteksi di
Indonesia. Kemunculan varian baru virus corona ini diwarnai misteri tentang banyak hal, dari asal
mula virus, dampak yang ditimbulkan, hingga potensi penularan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
mengumumkan penemuan COVID-19 varian Omicron dari Afrika pada November 2021. Virus
dengan kode B.1.1.529 ini disebut punya kemampuan penyebaran lebih cepat daripada varian Delta
yang sebelumnya memicu krisis di mana-mana. Menurut WHO, varian baru COVID-19 menyebar
sangat cepat di Afrika Selatan, di mana tingkat penyebaran Delta terhitung rendah.

Berdasarkan temuan terbatas pada sejumlah pasien Omicron, gejala yang umum terjadi termasuk
kelelahan, kehabisan tenaga, nyeri otot di sekujur tubuh, sakit kepala dan sakit tenggorokan. Gejala
lain yang kurang umum meliputi sesak napas serta kehilangan kemampuan menghidu dan mengecap.
Gejala yang dirasakan pasien bergantung pada status vaksinasi, usia, komorbiditas, dan riwayat
infeksi penyakit sebelumnya. Berdasarkan riset, gejala pada orang yang belum divaksin lebih berat
dari yang sudah divaksin dalam dosis lengkap.

3.3 Dampak Covid 19 di Indonesia


Dampak yang ditimbulkan oleh virus ini sangat beragam, misalnya di masyarakat, ekonomi,
pendidikan, pekerjaan, politik, dll. Misalnya di negara maju pemerintah membuat kebijakan Lockdown
agar warganya tidak keluar rumah untuk mengurangi penyebaran dari covid-19. Indonesia juga
menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan PPKM yang dibuat oleh pemerintah.
Berikut beberapa contoh dampak virus Covid-19 terhadap kehidupan:

a. Dampak pada masyarakat

Awal mula kasus Covid-19 di Indonesia membuat banyak warga takut sekaligus was-was karena virus ini
sangat menular. Dampaknya terhadap masyarakat, pembatasan sosial ini dilakukan oleh pemerintah,
ketika keluar rumah harus selalu memakai masker, menjaga jarak 1 meter dari satu sama lain, dan juga
sering mencuci tangan pakai sabun selama 20 detik. Kebiasaan baru ini harus kita terapkan untuk
mengurangi penularan virus covid-19.

b. Dampak terhadap ekonomi


Keuntungan yang diperoleh pelaku usaha mengalami penurunan akibat wabah Covid-19, baik dari sektor
pertanian, perdagangan pariwisata maupun sektor penerbangan sepi penumpang akibat kebijakan social
distancing. Di sektor industri pabrik, produksi juga mengalami penurunan akibat banyaknya karyawan
yang di-PHK (PHK) serta dipulangkan oleh perusahaan sehingga mengakibatkan banyak orang
menganggur.
Waralaba atau warung kecil juga diberikan kebijakan pemerintah yang biasanya buka dari jam 08.00 –
20.00 dikurangi jam buka sampai jam 08.00 – 15.00 WIB.
Covid-19 juga berdampak pada penghasilan para petani, secara tidak langsung Covid-19 menyebabkan
harga jual hasil pertanian turun drastic, hal ini mengakibatkan petani mengalami kerugian.kebijakan
Covid-19 menyebabkan petani kesulitan mendistribusikan hasi pertanian mereka ke luar daerah.
Penggunaan uang digital untuk membeli barang, karena uang kertas merupakan perantara penyebaran
virus Covid-19 yang mudah menular sehingga banyak orang menggunakan uang digital untuk
menghindari penularan virus Covid-19.

c. Dampak pada pendidikan


Ketika wabah Covid-19 menyerang Indonesia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)
menyatakan bahwa sekolah atau bidang pendidikan lainnya menyelenggarakan sistem pembelajaran jarak
jauh / online, yang kini biasa disebut School From Home (SFH).
Melalui sistem ini, semua materi dan tugas dibagikan secara online. Hampir semua sekolah dan
universitas tutup sementara agar kegiatan belajar langsung (tatap muka) tidak memperburuk infeksi virus
covid-19.

d. Dampak pada pekerjaan


Tidak hanya sekolah yang dilakukan secara online, namun di tempat kerja sistem Work From Home
(WFH) juga diterapkan. Hal ini berdampak pada orang yang bekerja di area perkantoran.
Terkadang pekerja kantoran memiliki jadwal piket sehingga saat di area kerja tidak banyak orang yang
berkerumun dan juga dapat memutus mata rantai penyebaran virus.

e. Dampak pada politik


Dalam sistem pemerintahan, banyak terjadi perubahan selama pandemi akibat Covid-19. Pandemi
COVID-19 telah memengaruhi sistem politik beberapa negara, yang menyebabkan penangguhan kegiatan
legislatif, isolasi atau kematian beberapa politisi, dan penjadwalan ulang pemilihan karena kekhawatiran
penyebaran virus.
3.4 Kebijakan pemerintah indonesia mengatasi penyebaran Covid-19

Kebijakan pemerintah dalam menangani Covid-19 sudah diterapkan dari awal pandemi. Mulai dari
penerapan PSBB, PPKM, PPKM Darurat, hingga PPKM Level telah diterapkan untuk menekan laju
penularan Covid-19 di Indonesia.

Naik turun jumlah kasus Covid-19 di Indonesia dari fase puncak banyaknya jumlah orang yang positif
terkena Covid-19, hingga berangsur-angsur turun diwarnai dengan beragam kebijakan berikut:
1. PSBB

Istilah kebijakan pemerintah untuk mengatasi Covid-19 yang pertama adalah dengan dibuatlah
singkatan PSBB. PSBB merupakan istilah pertama yang diberlakukan pemerintah untuk
mengantisipasi penyebaran virus corona pada bulan April 2020. Kebijakan ini diatur lewat Permenkes
nomor 9 Tahun 2020 tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam Rangka Percepatan
Penanganan Covid-19. Dalam peraturan tersebut, Menteri Kesehatan berwenang untuk menetapkan
PSBB di suatu wilayah. Setiap kepala daerah harus mengajukan usulan PSBB terlebih dahulu kepada
Menkes.

Dalam penerapannya, PSBB menutup semua kegiatan perkantoran dan industri non esensial.
Termasuk pusat perbelanjaan. Pengetatan kapasitas kendaraan dan larangan makan ditempat bagi
restoran dan rumah makan juga diterapkan dan diawasi dengan ketat.

2. PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) Jawa-Bali


Istilah kebijakan pemerintah untuk mengatasi Covid-19 yang selanjutnya adalah dengan dibuatlah
singkatan PPKM Jawa-Bali. Kebijakan ini pertama kali diberlakukan hanya di wilayah Jawa-Bali
mulai 11 sampai 25 Januari 2021. Saat itu, angka kasus Covid-19 melonjak pasca libur Natal dan
Tahun Baru.

Sebelumnya, pemerintah DKI Jakarta sempat memakai istilah PSBB transisi. PSBB transisi
merupakan fase pelonggaran dari PSBB awal.
Secara aturan, PPKM Jawa-Bali lebih longgar dibandingkan dengan PSBB. Sejumlah kegiatan bisnis
dan perkantoran sudah diizinkan beroperasi dengan syarat pembatasan kapasitas dan penerapan
protokol kesehatan yang ketat.

3. PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) Mikro

Setelah hampir satu bulan menerapkan PPKM Jawa-Bali, pemerintah mengeluarkan kebijakan baru
lagi yang disebut PPKM skala mikro, dimulai 9 Februari 2021. Tujuannya, untuk menekan kasus
positif dan melandaikan kurva sebagai prasyarat utama keberhasilan dalam penanganan Covid-19
dengan pengaturan di tingkat RT/RW.
Dalam penerapan aturan ini, pemerintah mengeluarkan pembeda zona berdasarkan tingkat lingkungan.
Aturan yang diberlakukan juga mengikuti label zona masing-masing lingkungan.
Penebalan PPKM Mikro Pada pertengahan Juni, Pemerintah memberlakukan kebijakan Penebalan
PPKM Mikro saat angka kasus Covid-19 terpantau kembali meningkat. Sejumlah aturan terkait
kebijakan ini diatur dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 2021. Tidak banyak
berbeda, sejumlah aturan dalam masa penerapan kebijakan ini juga mengikuti label zona masing-
masing lingkungan.

4. Penebalan PPKM Mikro


Istilah kebijakan pemerintah untuk mengatasi Covid-19 yang selanjutnya adalah penebalan PPKM
Mikro. Kebijakan ini diambil usai kasus Covid-19 melonjak pasca libur lebaran, berlaku 22 Juni-5
Juli 2021. Kebijakannya meliputi dine-in maksimal 25% dari kapasitas, WFO maksimal 25% bagi
kantor di zona merah, larangan operasional tempat ibadah dan sekolah tatap muka di zona merah.

5. PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) Darurat


Istilah kebijakan pemerintah untuk mengatasi Covid-19 yang selanjutnya adalah dengan dibuatlah
singkatan PPKM Darurat. Pasca libur hari raya Idul Fitri dan ditemukannya virus varian baru, varian
Delta asal India, Presiden Joko Widodo mengumumkan penerapan aturan baru, yakni PPKM Darurat.
PPKM darurat diklaim lebih ketat ketimbang PSBB dan PPKM mikro. Awalnya kebijakan ini hanya
diberlakukan di Jawa-Bali. Namun, kemudian kebijakan serupa juga diterapkan di sejumlah wilayah
lain.

6. PPKM Level 4-3


Istilah kebijakan pemerintah untuk mengatasi Covid-19 yang terakhir sejauh ini adalah PPKM Level
4-3. PPKM Darurat berakhir pada 20 Juli. Presiden Jokowi kembali mengumumkan bahwa PPKM
akan diperpanjang hingga 25 Juli. Namun, pemerintah mengubah istilah PPKM Darurat diganti
menjadi PPKM level 3-4, karena dinilai istilah sebelumnya terlalu menyeramkan. Aturan ini sama
dengan PPKM Darurat. Namun, aturan tersebut diberlakukan untuk daerah dengan level 4 dan level 3.
Adapun level 4 dan 3 ini berdasarkan rekomendasi WHO soal situasi Corona di sebuah wilayah.
Level 3:
a. 50-150 kasus COVID-19 per 100 ribu penduduk.
b. 10-30 kasus yang dirawat di rumah sakit per 100 ribu penduduk.
c. 2-5 kasus meninggal per 100 ribu penduduk di daerah tersebut.
Level 4:
a. Lebih dari 150 kasus COVID-19 per 100 ribu penduduk.
b. Lebih dari 30 kasus yang dirawat di rumah sakit per 100 ribu penduduk.
c. Lebih dari 5 kasus meninggal per 100 ribu penduduk.
3.5 Perkembangan kasus Covid-19 terkini di Idonesia

Penyebaran virus corona masih terus terjadi. Penyebaran Covid-19 di Indonesia kembali dalam
tren meningkat pada dari akhir tahun hingga Januari 2022. Masyarakat harus kembali meningkatkan
kedispilinan menjalankan protokol kesehatan. Selain itu, pemahaman gejala Covid-19 juga harus
ditingkatkan agar bisa langsung karantina jika mengalami tanda-tanda infeksi virus corona. Terutama,
masyarakat harus memahami gejala Covid-19 Omicron. Pasalnya, kasus Covid-19 Omicron di Indonesia
sedang marak mulai tahun 2022 ini. hingga Minggu (9/1/2022) ada tambahan 529 kasus baru yang positif
Covid-19 di Indonesia. Sehingga total menjadi 4.266.195 kasus positif Covid-19. Sementara itu, jumlah
yang sembuh dari kasus positif Covid-19 bertambah 211 orang sehingga menjadi sebanyak 4.115.958
orang. Sedangkan jumlah orang yang meninggal akibat positif Covid-19 di Indonesia bertambah 2 orang
menjadi sebanyak 144.129 orang. Jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia mencapai 6.108 kasus,
bertambah 316 kasus dibanding sehari sebelumnya.

Sejak beberapa hari terakhir, penambahan kasus positif Covid-19 mendekati atau melebihi angka
500 kasus per hari. Padahal, pada awal Januari 2021, rata-rata penambahan kasus positif Covid-19 hanya
sekitar 200-an kasus per hari. Merujuk data Satgas Covid-19, pada Sabtu 8/1/2022, ada tambahan 479
kasus baru yang positif Covid-19 di Indonesia. Pada Jumat 7 Januari 2022, tambahan kasus positif Covid-
19 di Indonesia sebanyak 518 kasus. Lalu pada 6 Januari 2022, ada tambahan 533 kasus positif Covid-19
di Indonesia. Kemudian pada Januari 2022, ada tambahan 533 kasus positif Covid-19 di Indonesia.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengumumkan kasus Covid-19 Omicron di Indonesia terus


meningkat. Pada Jumat (7/1) Kemenkes mencatat penambahan kasus Omicron di Indonesia sebanyak 57
orang. Dengan demikian, total konfirmasi Covid-19 Omicron di Indonesia sebanyak 318 orang. Jumlah
kasus Covid-19 Omicron di Indonesia meningkat pesat setelah tahun baru 2022. Kebanyakan orang
terinfeksi Covid-19 Omicron di Indonesia adalah mereka yang sudah divaksinasi lengkap dan tidak
bergejala sampai bergejala ringan. Artinya dengan vaksinasi dapat mengurangi tingkat keparahan akibat
Covid-19 Omicron.

Penambahan 57 orang Covid-19 Omicron di Indonesia itu terdiri dari 7 orang transmisi lokal dan
50 orang pelaku perjalanan luar negeri. Secara keseluruhan dari awal kasus Covid-19 Omicron di
Indonesia pada Desember 2021 hingga Jumat (7/1/2022) kasus transmisi lokal berjumlah 23 orang dan
kasus dari pelaku perjalanan luar negeri berjumlah 295 orang. Secara kumulatif kasus paling banyak
berasal dari Turki dan Arab Saudi. Kemudian kebanyakan kasus konfirmasi Omicron adalah mereka yang
sudah lengkap vaksinasi COVID-19. Sebanyak 99% kasus Omicron yang diisolasi memiliki gejala ringan
atau tanpa gejala. 97% kasus didominasi oleh pelaku perjalanan luar negeri dan berasal dari Provinsi DKI
Jakarta.

3.6 Program vaksinisasi di Indonesia

Pemerintah terus melaksanakan vaksinasi Covid-19, sejak dimulai pada 13 Januari 2021. Hingga
hari ini, Minggu (9/1), sebanyak 116.825.699 orang atau sekitar 56,09 persen sudah divaksinasi dosis
kedua atau lengkap.Sementara vaksinasi dosis pertama sudah menyasar 170.227.461 orang atau setara
81,74 persen. Target vaksinasi Covid-19 mencapai 208.265.720 orang.

Capaian vaksinasi Covid-19 di Indonesia telah mencapai lebih dari 280 juta dosis. Capaian
tersebut membawa Indonesia naik menjadi peringkat empat dunia dari sisi jumlah rakyat yang telah
mendapat suntikan vaksin, melampaui Brasil.

Hampir seluruh provinsi di Tanah Air telah mencapai target 70 persen vaksinasi. Minggu lalu,
tambah Menkes, Provinsi Aceh dan Provinsi Kalimantan Barat telah mencapai target
tersebut. Kementrian kesehatan mengungkapkan bahwa Tinggal ada lima provinsi lagi yang belum
mencapai 70 persen suntik pertama adalah Sumatera Barat, Sulawesi Barat, Maluku, Papua Barat, dan
Papua,Untuk wilayah Jawa dan Bali, masih ada sejumlah masyarakat yang belum mendapat suntikan
vaksin. Untuk itu, pemerintah akan terus mendorong percepatan vaksinasi utamanya bagi kabupaten/kota
yang belum memenuhi target 70 persen untuk vaksinasi dosis pertama. Terkait vaksin dosis ketiga atau
booster, Pemerintah sudah mempersiapkan untuk vaksin booster. Beberapa yang sudah mendapatkan
EUA dari Badan POM yaitu Sinovac, CoronaVac, Pfizer, AstraZeneca, Moderna, dan Zifivax.
4. Implementasi modal sosial di Kecamatan Sungai Pua terhadap pandemi Covid-19

4.1 Konsep Modal Sosial


a. Pengertian modal social

Sebelum membahas mengenai Implementasi modal sosial di kecamatan Sungai Pua terhadap pandemi
Covid-19, terlebih dahulu kita mengenal apa itu modal sosial.

Modal sosial adalah sumber daya yang dimiliki oleh masyarakat dalam bentuk norma-norma
atau nilai-nilai yang memfasilitasi dan membangun kerja sama melalui jaringan interaksi dan
komunikasi yang harmonis dan kondusif. Modal sosial memberi kekuatan atau daya dalam beberapa
kondisi-kondisi sosial dalam masyarakat.

Modal sosial dalam bentuk kewajiban sosial yang diinstitusionalisasikan ke dalam kehidupan
bersama, peran, wewenang, tanggung-jawab, sistem penghargaan dan keterikatan lainnya yang
menghasilkan tindakan kolektif. Modal sosial sebagai hubungan yang tercipta dari norma sosial yang
menjadi perekat sosial, yaitu terciptanya sebuah kesatuan dalam anggota kelompok secara bersama-
sama.
Modal sosial timbul dari interaksi antara orang-orang dalam suatu komunitas. Pengukuran
modal sosial dapat dilihat dari interaksi baik indiviual maupun institusional, seperti terciptanya atau
terpeliharanya kepercayaan antar warga masyarakat.

o Berikut ini beberapa pengertian modal sosial dari beberapa Ahli:


- Menurut Coleman (1999), modal sosial adalah kemampuan masyarakat untuk bekerja sama, demi
menjadi tujuan tujuan bersama, di dalam berbagai kelompok dan organisasi.
- Menurut Burt (1992), modal sosial merupakan kemampuan masyarakat untuk berasosiasi
berhubungan antara satu dengan yang lain dan selanjutnya menjadi kekuatan penting dalam
ekonomi dan aspek eksistensi sosial lainnya.
- Menurut Prusak L (Field, 2010:26), modal sosial adalah hubungan yang terjadi dan diikat oleh
suatu kepercayaan (trust), saling pengertian (mutual understanding), dan nilai-nilai bersama
(shared value) yang mengikat anggota kelompok untuk membuat kemungkinan aksi bersama
secara efisien dan efektif.
- Menurut Hasbullah (2006), modal sosial adalah jumlah sumber-sumber daya, aktual atau virtual
(tersirat) yang berkembang pada seorang individu atau sekelompok individu karena kemampuan
untuk memiliki suatu jaringan yang dapat bertahan lama dalam hubungan-hubungan yang lebih
kurang telah diinstitusikan berdasarkan pengetahuan dan pengenalan timbal balik.
- Menurut Partha dan Ismail (2009), modal sosial merupakan hubungan-hubungan yang tercipta
dan norma-norma yang membentuk kualitas dan kuantitas hubungan sosial dalam masyarakat
dalam spektrum yang luas, yaitu sebagai perekat sosial (social glue) yang menjaga kesatuan
anggota kelompok secara bersama-sama.

b. Unsur dan Komponen Modal Sosial


Terdapat tiga unsur, komponen, sumber daya dan elemen penting dalam sebuah modal sosial yaitu
kepercayaan (trust), nilai dan norma (norms) dan jaringan (networks). Penjelasan ketiga komponen
modal sosial tersebut adalah sebagai berikut:

a) Kepercayaan (Trust)
Menurut Giddens, kepercayaan adalah keyakinan akan reliabilitas seseorang atau sistem, terkait
dengan berbagai hasil dan peristiwa, dimana keyakinan itu mengekspresikan suatu iman (faith)
terhadap integritas cinta kasih orang lain atau ketepatan prinsip abstrak (pengetahuan teknis) (Damsar,
2009:185).Sedangkan menurut Fukuyama (1996), kepercayaan adalah harapan yang tumbuh di dalam
sebuah masyarakat yang ditunjukkan oleh adanya perilaku jujur, teratur, dan kerja sama berdasarkan
norma-norma yang dianut bersama.

Kepercayaan berfungsi untuk mereduksi atau meminimalisasi bahaya yang berasal dari aktivitas
tertentu. Kepercayaan biasanya terikat bukan kepada risiko, namun kepada berbagai kemungkinan.
Kepercayaan memperbesar kemampuan manusia untuk bekerjasama bukan didasarkan atas kalkulasi
rasional kognitif, tetapi melalui pertimbangan dari suatu ukuran penyangga antara keinginan yang
sangat dibutuhkan dan harapan secara parsial akan mengecewakan. Kerjasama tidak mungkin terjalin
kalau tidak didasarkan atas adanya saling percaya di antara sesama pihak yang terlibat dan
kepercayaan dapat meningkatkan toleransi terhadap ketidakpastian (Damsar, 2009:202).

b) Nilai dan Norma (Norms)


Menurut Horton dan Hunt, nilai adalah gagasan tentang apakah pengalaman itu berarti atau tidak.
Nilai merupakan bagian penting dari kebudayaan, suatu tindakan dianggap sah apabila harmonis dan
selaras dengan nilai-nilai yang disepakati dan dijunjung oleh masyarakat dimana tindakan tersebut
dilakukan (Setiadi dan Kolip, 2011:119).
Sedangkan norma adalah aturan-aturan dalam kehidupan sosial secara kolektif atau bersama yang
mengandung berbagai sangsi, baik sangsi secara moral maupun sangsi fisik, bagi orang atau
sekelompok orang yang melakukan pelanggaran atas nilai-nilai sosial. Norma ditujukan untuk
menekan anggota masyarakat agar segala perbuatan yang dilakukannya tidak bertentangan dengan
nilai-nilai yang telah disepakati bersama (Setiadi dan Kolip, 2011:131).

Nilai dan norma adalah hal dasar yang terdapat pada proses interaksi sosial. Nilai dan norma mengacu
pada bagaimana seharusnya individu bertindak dalam masyarakat. Norma merupakan bagian dari
modal sosial yang terbentuknya tidak diciptakan oleh birokrat atau pemerintah. Norma terbentuk
melalui tradisi, sejarah, tokoh karismatik yang membangun sesuatu tata cara perilaku seseorang atau
sesuatu kelompok masyarakat, didalamnya kemudian akan timbul modal sosial secara spontan dalam
kerangka menentukan tata aturan yang dapat mengatur kepentingan pribadi dan kepentingan
kelompok (Fukuyama, 1996).

c) Jaringan Sosial (networks)


Jaringan adalah ikatan antar simpul (orang atau kelompok) yang dihubungkan dengan media
(hubungan sosial) yang diikat dengan kepercayaan. Kepercayaan itu dipertahankan oleh norma yang
mengikat kedua belah pihak. Jaringan adalah hubungan antar individu yang memiliki makna subjektif
yang berhubungan atau dikaitkan sebagai sesuatu sebagai simpul dan ikatan (Damsar, 2009:214).
Jaringan terbentuk karena berasal dari daerah yang sama, kesamaan kepercayaan politik atau agama,
hubungan genealogis, dan lain-lain. Pembentukan jaringan masyarakat untuk mendapatkan modal
sosial perlu diorganisasikan dalam suatu institusi dengan perlakuan khusus (Robison, 2011).

Masyarakat yang sehat cenderung memiliki jaringan-jaringan sosial yang kokoh. Jaringan hubungan
sosial biasanya akan diwarnai oleh suatu tipologis khas sejalan dengan karakteristik dan orientasi
kelompok. Kelompok sosial biasanya terbentuk secara tradisional atas dasar kesamaan garis turun
temurun (repeated sosial experiences) dan kesamaan kepercayaan pada dimensi kebutuhan (religious
beliefs) cenderung memiliki kohesif tinggi, tetapi rentang jaringan maupun trust yang terbangun
sangat sempit (Mawardi, 2007).

c. Fungsi Modal Sosial


Modal sosial merupakan suatu komitmen dari setiap individu untuk saling terbuka, saling percaya,
memberikan kewenangan bagi setiap orang yang dipilihnya untuk berperan sesuai dengan tanggung
jawabnya. Sarana ini menghasilkan rasa kebersamaan, kesetiakawanan, dan sekaligus tanggung jawab
akan kemajuan bersama.
Modal sosial mempunyai fungsi sebagai berikut:
- Alat untuk menyelesaikan konflik yang ada di dalam masyarakat.
- Memberikan kontribusi tersendiri bagi terjadinya integrasi sosial.
- Membentuk solidaritas sosial masyarakat dengan pilar kesukarelaan.
- Membangun partisipasi masyarakat.
- Sebagai pilar demokrasi.
- Menjadi alat tawar menawar pemerintah.

d. Jenis-jenis Modal Sosial


Menurut Woolcock (2001), terdapat tiga jenis modal sosial yaitu sebagai berikut:

a) Social bounding (perekat sosial). Social bounding adalah, tipe modal sosial dengan karakteristik
adanya ikatan yang kuat (adanya perekat sosial) dalam suatu sistem kemasyarakatan. Social
bounding umumnya dalam bentuk nilai, kultur, persepsi, dan tradisi atau adat-istiadat. Social
bridging (jembatan sosial).
b) Social bridging merupakan suatu ikatan sosial yang timbul sebagai reaksi atas berbagai macam
karakteristik kelompoknya. Social bridging bisa muncul karena adanya berbagai macam
kelemahan yang ada di sekitarnya, sehingga mereka memutuskan untuk membangun kekuatan
dari kelemahan.
c) Social linking (hubungan/jaringan sosial). Merupakan hubungan sosial yang dikarakteristikkan
dengan adanya hubungan di antara beberapa level dari kekuatan sosial maupun status sosial yang
ada dalam masyarakat. Misalnya: Hubungan antara elite politik dengan masyarakat umum.

4.2 Profil Kecamatan Sungai Pua

Nama Sungai Pua sendiri berasal dari kata Batang dan Pua, yakni sebuah kali yang kedua belah
pinggirnya ditumbuhi sebangsa pohon, yang membelah kampung Lidah Api sampai ke nagari Cingkaring.
Kini kali tersebut sudah sungai mati. Bisa dilihat curam dan lebarnya kali memberi arti bagaimana
derasnya arus air yang dahulu pernah mengaliri batang pua tersebut saat masih berfungsi, dua kata
tersebut kemudian digabung sehingga nama nagari ditetapkan menjadi sungai Pua.

Kecamatan Sungai Pua merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Agam, Provinsi Sumatra
Barat. Kecamatan ini memiliki luas 346,81 kilometer persegi. Sebelah utara berbatas dengan Kecamatan
Banuhampu, sebelah selatan dengan Kabupaten Tanah Datar, sebelah barat dengan Kecamatan IV Koto
sebelah timur dengan Kecamatan Canduang.
Wilayah Sungai Pua berada di kawasan pegunungan, di kaki gunung Marapi dan Singgalang.
Terdapat 10 jorong dari 28 jorong yang kondisi wilayahnya lebih curam / mendaki. Dan berada pada
Ketinggian: 900 meter di atas permukaan laut. Penduduk kecamatan ini berjumlah 24.771 jiwa (2018),
terdiri dari 11.997 laki-laki dan 12.774 perempuan.

Kecamatan Sungai Pua terdiri dari 5 nagari dan 28 jorong. Nagari-nagari tersebut yakni:

1. Batu Palano

2. Padang Laweh

3. Batagak

4. Sariak

5. Sungai Pua

Sungai Pua terkenal sebagai daerah penghasil peralatan dari logam, terutama dari besi dan kuningan.
Bahkan, dalam sejarah perjuangan melawan Belanda, daerah ini adalah pemasok peluru. Selain sebagai
pengrajin logam, mata pencarian utama masyarakat Sungai Pua adalah pertanian (palawija) dan konfeksi.
Sebagai daerah yang sering mendapatkan muntahan abu dari Gunung Marapi, daerah ini sangat subur.

4.3 Dampak covid-19 terhadap kehidupan masyarakat di kecamatan Sungai Pua

Dampak yang ditimbulkan oleh virus ini sangat beragam, seperti pada kehidupan social di
masyarakat, sector ekonomi, sektor pendidikan, pekerjaan. Untuk memutus mata rantai penyebaran covid
19 semua daerah diwajibkan untuk menerapkan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah pusat mulai
seperti PSBB dan PPKM,kebijakan yang dikeluarkan pemerintah secara tidak langsung memberikan
dampak negative terhadap kehidupan masyarakat .
Berikut dampak covid-19 terhadap kehidupan masyarakat di Kecamatan Sungai Pua :
a. Dampak pada kehidupan social-budaya
Awal mula terkonfirmasinya covid-19 terhadap salah satu masyarakat kecamatan Sungai Pua membuat
banyak warga takut sekaligus was-was karena virus ini bersifat menular sekaligur berbahaya. Hal tersebut
membuat masyarakat membatasi kegiatan social-budaya mereka, mereka cendrung beraktivitas di
lingkungan sekitar rumah. Selain itu kegiatan social yang biasanya mereka lakukan sebelum adanya
pandemic terpaksa tidak dilakukan seperti melaksanakan pesta perkawinan, melakukan perayaan setelah
arisan, melaksanakan kegiatan pengajian dan lain-lain

b. Dampak terhadap perekonomian


Wilayah kecamatan Sungai Pua terletak di dataran tinggi oleh karena itu banyak dari penduduk disana
yang berprofesi sebagai petani, wilayah Sungai Pua juga berjarak dekat dengan kota Bukittinggi sehingga
banyak masyarakat disana yang berprofesi sebagai pedagang, khususnya pedagang konveksi. Selain itu
Masyarakat disini umumnya berprofesi sebagai, pandai besi, tukang jahit, PNS dan lain-lain. Berikut
beberapa Jenis profesi penduduk yang terkena dampak covid-19 di kecamatan Sungai Pua.

 Pedangang (konveksi)

Masyarakat di kecamatan Sungai Pua sangat banyak yang berprofesi sebagai pedangang. Umumnya
yang berprofesi sebagai pedagang adalah para wanita muda dan ibu rumah tangga. Kebanyakan
barang yang di buat dan dijual adalah pakaian anak anak, remaja dan dewasa. jenis pakaian yang
dijual juga bermacam macam seperti pakaian sekolah, mukena, gamis, hijab, stelan dan lain lain.

Para pedagang akan menjual pergi berjualan pada hari rabu dan sabtu ke kota Bukittinggi tepatnya di
pasar Aur Kuning, dimana dikenal sebagai pusat grosiran yang besar serta ramai dikunjungi oleh
masyarakat dari luar daerah seperti Medan, Pekanbaru, Palembang dan lain-lain.

Sebelum adanya pandemic aktivitas pedagang berjalan lancar, pedagang mendapatkan keuntungan
yang memuaskan, namun setelah pemerintah kota bukittinggi menetapkan PPKM, masyarakat yang
sedang berdagang sering dirazia dan dibubarkan selain itu pelaksanaan ppkm membuat pembeli yang
datang dari luar daerah tidak dapat memasuki kota bukittinggi. Hal tersebut menyebabkan pendapatan
para pedagang menurun drastis

 Petani

Covid juga berdampak terhadap para petani di sungai pua. Sungaipua dikenal sebagai daerah
penghasil daun bawang, cabai, tomat, sayur lobak, wartel dan lain-lain. Sebelum adanya covid-19
harga pangan cendrung stabil, namun beberapa bulan setelah covid -19 muncul dampaknya mulai
dirasakan oleh para petani sungai pua seperti harga yang turun drastic, selain itu Hasil pertanian
tidak hanya dipasarkan di sekitarana kabupaten Agam (pasar padang luar), Tetapi sejak 5 tahun
yang lalu untuk cabai dan daun bawang sudah mulai dipasarkan ke luar wilayah Sumatera Barat
seperti sampai ke Batam, ,Riau, dan Bangka Belitung. Akan tetapi kebijakan ppkm menyebabkan
distribusi hasil pertanian ke luar daerah tidak bisa dilakukan.

c. Dampak pada pendidikan


Sesuai dengan pernyataan yang dikeluarkan kemendikbud bahwa Ketika wabah covid-19 menyerang
Indonesia, semua daerah di Indonesia menyelenggarakan sistem pembelajaran jarak jauh / online.

Di kecamatan sungai pua Hampir semua sekolah dari semua jenjang pendidikan ditutup sementara
agar kegiatan belajar langsung (tatap muka) tidak memperburuk infeksi virus covid-19. Namun ada
beberapa sekolah swasta di sungai pua yang diizinkan melaksanakan pembelajaran secara tatap muka
dengan syarat-syarat yang harus dipenuhi sekolah tersebut,salah satu sekolah yang diizinkan adalam
Pondok Pesantren Diniyah limo jurai.

4.3. Dampak pandemi Covid-19 terhadap perubahan modal sosial di Kecamatan Sungai Pua
Dampak pandemic covid-19 mengakibatkan Perubahan modal social yang sebagian besar membawa
perubahan perubahan sosial negatif karena membawa dampak-dampak yang signifikan terhadap
kehidupan khususnya social masyarakatnya
Berikut bentuk perubahan modal social yang terjadai diantaranya:
Banyak kegiatan komunitas-komunitas yang ada di kecamatan Sungai Pua tidak dapat menjalankan
kegiatan mereka Pemerintah daerah sudah mengeluarkan larangan untuk mengadakan acara yang dapat
menimbulkan kerumunan
- Komunitas Ibu-Ibu PKK,
Sebelumnya kegiatan ibu pkk rutin dilaksanakan setiap 2 bulan sekali di balai ruang kantor walinagari
Sungai Pua, bentuk kegiatan yang dilakukan diantaranya mulai dari kegiatan pelatihan UKM(Usaha
kecil menengah)seminar-seminar kecil seperti tentang cara mendidik anak, program KB dan lain lain.

- Komunitas majelis ta’lim

Kegiatan majelis ta,lim gabungan harus terpaksa dihentikan, dikarenakan kerumunan warga yang
berasal dari berbagai Jorong maupun Kota yang datang sangat berisiko sebagai wadah penularan
Covid-19. Sebelumnya kegiatan majelis ta’lim gabungan rutin dilaksanakan di masjid raya Sungai
Pua dan sesekali juga diadakan di luar daerah seperti ke Padang panjang, Banuhampu, Baso dan lain-
lain.

4.4 Peranan modal sosial dalam penanganan covid-19 di kecamatan Sungai Pua
Dalam pemenuhan upaya-upaya pencegahan maupun penekanan terhadap penyebaran Covid-19
diperlukan modal sosial untuk menciptakan sinergi antar masyarakat maupun dengan pemerintah.
Modal sosial sangat berperan penting dalam penanggulangan penyebaran Covid-19. modal sosial
mempengaruhi cara masyarakat merespons kejadian wabah Covid-19 melalui kerja sama, meningkatkan
penerimaan dan pemenuhan kebutuhan masyarakat dalam bentuk kepercayaan dan norma-norma di
tingkat individu, membantu memobilisasi sumber daya dalam berbagai bentuk jaringan di tingkat
komunitas, dan pemenuhan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan.

Bentuk peranan modal social dalam penanganan covid-19 di kecamatan Sungai Pua terdiri dari
Adanya Sikap gotong royong dan tolong menolong, terbentuknya komunitas dan jaringan sebagai wadah
membantu menangani pandemic Covid-19.

Sikap gotong royong dapat terlihat dari kerja sama yang terjalin dalam masyarakat baik dari golongan
dewasa (bapak/ibu) maupun dari kalangan anak muda (pemuda dan pemudi). Ketika salah satu warga
terkonfirmasi positif para warga sekitar berinisiatif untuk membantu kebutuhan keluarga pasien tersebut,
seperti memberi bantuan sembako, beras dan uang tunai.

Tindakan serupa juga dilskukan oleh warga yang berprofesi di bidang kesehatan banyak diantara mereka
yang membagilan masker dan disinfektan gratis dengan meminta bantuan kepada para pemuda untuk
membagikan bantuan tersebut. Para pemuda dan pemudi akan membagikan masker dan disinfektan di
persimpangan jalan kepada para pengemudi yang lewat.

Bentuk tindakan kerjasama dan tolong menolong juga dilakukan oleh pemuda pemudi remaja masjid serta
tokoh masyarakat di setiap Jorong yang ada di kecamatan Sungai Pua, atas anjuran dari pemerintah nagari
mereka membentuk posko relawan Covid-19 di setiap pos ronda jorong setempat, tugas mereka
diantaanya mendistribusikan bantuan beras dan sembako kepada warga yang membutuhkan, memberikan
alat prokes seperti masker dan face shield kepada setiap masyarakat yang melewati posko mereka , dana
bantuan tersebut diperoleh dari pemerintah nagari serta dari sumbangan masyarakat. Selain itu para
relawan juga bertugas mencatat dan memantau kondisi masyarakat yang sedang melakukan karantina
mandiri dan apabila mereka mengalami gejala-gejala covid-19 para relawan akan segera bertindak dengan
melaporkan masalah tersebut kepada jorong mereka agar pasien positif covid-19 segera diberikan
pelayanan kesehatan.
Selain itu bantuan juga diberikan kepada masyarakat Sungai Pua yang berada di daerah perantauan.
Ikatan Keluarga Sungai Pua (IKSP) Jabodetabek menggerakkan kegiatan sosialnya di tengah merebaknya
pandemi Covid-19, Bantuan yang disalurkan sembako dan uang tunai.

Bantuan tersebut dilucurkan di tengah suasana cemas. Karena pandemi Covid-19, banyak masyarakat
yang terganggu aktifitasnya sehingga pemasukan keluarga menjadi berkurang. Bahkan ada keluarga yang
tanpa pemasukan sama sekali.
Bantuan yang disalurkan IKSP merupakan donasi online dari warga Sungai Pua yang peduli baik yang
berasal dari kampung halaman atau fi eilayah perantauan. Hingga akhir april (22/4/2020) tercatat dana
bantuan yang terkumpul mencapai Rp 90 juta, sedangkan jumlah calon penerima bantuan sudah terdata
285 Keluarga, dan jumlah penerima terus bergerak.

4.5 Peran pemerintah kec sungaipua mengatasi penyebaran covid-19


Pemerintah daerah sebagai kepanjangan tangan pemerintah pusat memiliki peranan penting dalam
mengaplikasikan kebijakan mengatasi Covid-19 di lapangan. Berikut peran pemerintah nagari sungai pua
dalam mengatasi penyebaran Covid-19:

-Menganjurkan karantina mandiri bagi warga yang baru pulang merantau.


Hal ini dilakukan dengan menghubungi warga yang pulang dari perantauan dan mereka disarankan untuk
melakukan karantina mandiri selama 7 hari, dan jika mereka memiliki keluhan berupa gejala Covid-19
mereka diminta untuk segera menghubungi jorong setempat untuk segera ditindaklanjuti.

- Menyemprotkan disinfektan
Sejak munculnya kasus pertama covid-19 di sungai pua membuat masyarakat menjadi khawatir,
pemerintah nagari sungai pua dengan sigap melakukan program penyemprotan disinfektan di setiap
rumah warga, sekaligus tempat umum seperti masjid,mushala,sekolah dan pasar, program ini dilakukan
dengan meminta bantuan dari para petani, yaitu meminjam pompa pestisida,pemuda
-Menyebarkan informasi bahaya dan pencegahan covid 19 dengan cara berkeliling ke semua Jorong

Saat angka warga terkonfirmasi covid-19 meningkat, ppemerintah nagari Sungai Pua mulai gencar
menyuarakan bahaya covid serta bagaimanacara pencegahanya agar masyarakat lebih waspada dan
menerapkan semua protokol kesehatan dalam aktivitas mereka. Dalam melakukan kegiatan ini dilakukan
dengan menyebarkan selebaran dan menyuarakan informasi dengan berkeliling menggunakan mobil
patrol.

-Menyediakan layanan prokes di tempat umum


Pemerintah nagari memberikan bantuan dan pelayanan berupa tempat cuci tangan, disinfektan, cek suhu
yang tersedia di tempat umum seperti pasar,kantor pemerintahan, dan masjid.
Pada gambar di aas terlihat warga sesng bekerja membuat ruang disinfektan yang nantinya akan
ditempatkan di Pasar Balai panjang Sungai Pua.

-Melakukan razia masker

Razia masker diadakan sekitar bulan juli sampai november tahun 2021 lalu selalu rutin dilakukan oleh
polisi lalu lintas dan tentara. Razia masker diadakan di setiap persimpangan jalan seperti di simpang
Kampung baru dan simpang Balai. Jika pengemudi yang tidak memakai masker akan diberi masker gratis,
tetapi sebelum itu mereka diberi peringatan dan dikenai denda uang tunai atau menjalankan hukuman
ringan seperti push up, membaca pancasila dan lain-lain.

4.8 peristiwa terkait covid-19 di kecamatan sungai pua


Akibat keganasan virus corona, 1 tenaga kesehatan (nakes) kabupaten Agam bernama Risnavia Hendra,
yang sehari-hari bertugas sebagai bidan di puskesmas Sungai Pua, pada Senin(24/5/2021) malam sekitar
pukul 19.30 WIB meninggal dunia di RSAM Bukittinggi.

Staf puskesmas Sungaipua yang sehari-hari aktif membantu penanganan warga yang terpapar Covid-19 di
wilayah Kecamatan Sungaipua itu, menghembuskan napas terakhirnya di ICU Covid-19 RSAM
Bukittinggi, setelah sejak tanggal 20 Mei lalu dinyatakan positif terpapar Covid-19, selain itu diketahui
memiliki penyakit bawaan sakit jantung. Sebelum dinyatakan positif Covid-19, tgl 19 Mei lalu,
almarhumah dan sekeluarga mengalami demam tinggi dan terkonfirmasi positif covid-19.Diketahui,
kondisi itu terjadi sejak salah seorang anak beliau pulang dari Bandung.
Kabar duka atas meninggalnya tenaga kesehatan Agam yang bertugas di Puskesmas Sungai Pua itu,
membuat sontak banyak kalangan di kabupaten Agam.
Berpulangnya salah satu nakes, menjadi sinyal bagi tenaga medis, paramedis dan masyarakat untuk makin
kokoh memerangi pandemi Covid-19 secara bersama-sama. Apapun kondisinya tenaga medis dan
paramedis tetap menjadi garda terdepan penanganan Covid-19.untuk itu kepala puskesma sungaipua
yaknia drg. Marlini mengimbau rekan-rekan yang bertugas selalu menjaga kewaspadaan.Pihaknya juga
mengimbau kepada masyarakat untuk selalu menjaga protokol kesehatan Covid-19. Ikuti segala anjuran
pemerintah dalam upaya memerangi pandemi Covid-19

4.9 Pro dan kontra program vaksinisasi di kecamatan Sungai Pua


Sejak prmerintah mengrluarkan kevijakan vaksinisasi di kabupaten dan kota beerapa masyarakat Sungai
Pua mulai melakukan vaksinisasi, kebanyakan mereka yang mau melakukan vaksin karena tuntutan dari
pekerjaan mereka agar melakukan vaksinisasi, seperti profesi yang bertugas melayani masayaskat yaitu
tenaga kesehatan, karyawan kantor pemerintah maupun swasta dan tenaga prndidikan. Akan tetapi selain
profesi diatas Tingkat antusianisme masyarakat sungai pua untuk mengikuti program vaksinisasi masih
sangat rendah.

Hal ini dibuktikan Berasarkan data dari Puskesmas Sungai Pua Hingga tanggal 8 juli 2021 kurang lebih
selama 1 bulan puskesmas sungai pua menyediakan layanan vaksin total sudah sebanyak 695 orang
menjalani vaksinisasi tingkat pertama yang sebagian besar diikuti oleh tenaga kesehaan dan petugas
publik sangat rendah.
Hal ini terjadi karena diduga karena rendahnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya program
vaksinisasi covid-19 Selain, kurangnya sosialisasi yang dilakukan pemerintah hingga ke tengah-tengah
masyarakat.selain itu tersebarnya berita berita hoax seputar bahaya vaksin covid-19 yang tersebar di
media sosial membuat masyarakat yang termakan hoak enggan untuk melakukan vaksinisasi.

Saat kegiatan sosialisasi yang digelar Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional bersama
Anggota Komisi Sembilan DPR RI, Kamis yang diadakan pada tanggal 23 september tahun 2021 lalu di
kecamatan Sungai Pua kabupaten Agam, terbukti dari sekitar 70 peserta sosialisasi yang hadir, hanya
tujuh orang diantaranya yang sudah divaksin.Sisanya mengaku belum divaksin, karena informasi yang
diterima tentang vaksin selama ini banyak negatifnya. Sehingga, informasi tersebut membuat warga
menjadi takut untuk divaksin.Berasarkan data tingkat program vaksinisasi di kabupaten agam dari 16
kecamatan yang ada di kabupaten agam Kecamatn Sungai Pua menjadi salah satu daerah dengan tingkat
vaksinisasi terendah.

Olehkarena itu DPR Ri sumatera meminta pemerintah kecamatan sungaipua untuk mengencarkan
kegiatan sosialisadi tentang pentingnya program vaksinisasi covid-19, sosialisadi mesti dilakukan
pemerintah daerah bersama tokoh-tokoh masyarakat, agar masyarakat mendapatkan informasi yang benar.

Sosialisasi program vaksinisasi dilakukan relawan dengan cara patroli keliling dengan menyuarakan
ajakan vaksin covid-19, dan ada juga relawan yang ditugaskan untuk menyebarkan selebaran manfaat
vaksin covid-19 kepada masyarakat di tempat yang ramaibdikunjungi seperti pasar, Bank nagari sungai
pua mesjid dan mushala.selain itu wali nagari sungai pua meminta Pengurus mesjid dan mushala untuk
rutin mengumumkan jadwal vaksin covid-19.

Pada awal bulan oktober tahun 2021 Pemkab Agam memberikan mandat kepada pemerintah nagari
Sungai Pua untuk mengadakan vaksin massal. Kegiatan vaksin masal pada awalnya diadakan di aula
kantor walinagari Sungai Pua, namun jumlah partisipasi dari masyarakat masih sedikit.
Karena tingkat antusianisme masyarakat sunaipua msih rendah pemerintah nagari Sungai Pua meminta
relawan Covid-19 untuk gencar mengajak masyarakat agar mereka bersedia mengikuti vaksinisasi karena
masih rendahnya tingkat vaksinisasi di Sungai Pua salah satu anggota DPR RI asal Sumatera Barat yaitu
Ade Rezki Pratama memerintahkan peerintah nagari Sungai Pua untuk memberikan sembako dan hadiah
kepada warga yang mau mengikuti vaksinisasi,

hal tersebut dilakukan untuk menarik minat masyarakat untuk mengikuti program vaksin. Terbukti setelah
program tersebut dijalankan tingkat vaksinisasi di nagari sungai pua semakin meningkat. Sehubung
dengan mulai diberlakukanya pembelajaran tatap muka terbatas di semua sekolah kabupaten Agam
dengan salah satu syaatnya mewajibkan pesera didik untuk mengikuti vaksinisasi terlebih dahulu
membuat program vaksinisadi yang apada awalnya hanya dilakukan seminggu sekali ditingkatkan
menjadi 2 hari dalam seminggu yaitu setiap hari kamis dan minggu jam 9 pagi sampai 4 sore.
BAB III

PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Pandemi Covid-19 merupakan wabah yang tragis di seluruh dunia. Tidak terkecuali
Indonesia. Berbagai strategi dilakukan untuk mengantasi Covid-19 ini. Salah satu strategi Pemerintah
Indonesia memberlakukan kebijakan PSBB dan PPKM bertingkat. Setiap daerah di Indonesia
diharapkan untuk mematuhi dan memberlakukan kebijakan yang dianjurkan pemerintah pusat salah
satunya kecamatan Sungai Pua dimana kebijakan ini mengharuskan masyarakat untuk menjaga jarak
fisik dan membatasi aktivitas di luar rumah. Sehingga masyarakat tidak bisa melakukan aktivitas mereka
seperti biasanya sehingga mereka mengalami kesulitan daam memenuhi kebutuhan hidup.

Oleh karena itu peranan modal social sangat bermanfaat dalam mengatasi dampak Covid-19 yang
dialami masyarakat. Contohnya masyarakat saling tolong menolong dalam membantu masyarakat yang
terkena dampak Covid-19 baik berupa bantuan bahan kebutuhan hidup maupun, uang tunai dan tenaga.
Kerja sama antara Pemerintah dengan masyarakat juga berperan penting dalam penanganan Covid-19,
dengan adanya kerjasama tersebut membuat program penaganan Covid-19 bisa berjalan dengan efektif
dan efesien.

5.2 Saran

Implementasi modal sosial yang tercipta dalam masyarakat nagari Sungai Pua dalam penanganan
Covid-19 sangat membantu meringankan beban korban yang terkena dampak Covid-19. Untuk itu
generasi muda diharapkan untuk menjunjung dan melestarikan unsur- unsur media social yang berasal
dari daerah mereka karena hal tersebut merupakan identitas dari suatu daerah. Aapalagi sekarang ini
sudah memasuki era globalisasi dimana dengan dukungan tekhnologi pengaruh dari dunia barat yang
bersifat negative seperti sikap individualisme mudah masuk ke dalam kehidupan generasi muda Indonesia
generasi muda perlu membentengi diri mereka dengan menanamkan nilai nilai agama dan adat agar
terhindar dari bahaya budaya luar
DAFTAR PUSTAKA

https://www.biofarma.co.id/id/berita-terbaru/detail/kenali-virus-covid19

https://genecraftlabs.com/id/sejarah-coronavirus-penyebab-wabah-covid-19/

https://gaya.tempo.co/read/1542780/mengenal-lebih-jauh-tentang-varian-omicron-dari-gejala-sampai-
pengobatan/full&view=ok

https://www.merdeka.com/peristiwa/9-januari-2022-vaksinasi-covid-19-dosis-2-di-ri-capai-5609-
persen.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Modal_sosial

https://mantege.wordpress.com/2013/08/15/sejarah-nagari-sungai-pua/

https://www.google.com/search?q=profil+kecamatan+sungai+pua&client=firefox-
b�d&sxsrf=AOaemvLM
https://www.facebook.com/groupskaba-sungai-pua/345850725896943/?ref=share

https://bidikekspres.id/2020/04/warga-sungai-pua-salurkan-bantuan-di-tengah-dampak-virus-corona/

https://www.japos.co/2021/05/26/bidan-sungai-pua-wafat-disebabkan-covid-19-puskesmas-sungai-pua-
berduka/

https://infopublik.id/kategori/nusantara/547764/puskesmas-sungai-pua-agam-sudah-vaksinasi-695-orang

https://topikini.com/vaksinasi-agam-masih-rendah-bkkbn-bersama-ade-rezki-ajak-warga-sungai-pua-ikut-
vaksin/

https://nasional.kompas.com/read/2022/01/09/22593391/update-9-januari-kasus-aktif-covid-19-di-
indonesia-jadi-5792-kasus

Anda mungkin juga menyukai