Anda di halaman 1dari 16

Penggunaan Tanaman Rempah Untuk Meningkatkan imun

Guna mencegah Penyebaran Virus corona

Disusun Oleh :
Shiva Deviana (1804015028)

Dosen Pengampu:
NURIZA RAHMADINI, M.Sc

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS FARMASI DAN SAINS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR.HAMKA
JAKARTA
2020
Daftar Isi
BAB I..................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..........................................................................................1
B. Urjensi penelitian.................................................................................................2
C. Pokok masalah......................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................3
a) Proses awal munculnya COVID-19....................................................................6
b) Pengertian virus corona.......................................................................................6
c) Gejala dari Covid-19............................................................................................6
d) Rimpang kunyit....................................................................................................7
e) RIMPANG JAHE.................................................................................................8
f) RIMPANG TEMULAWAK................................................................................8
g) SEREH..................................................................................................................9
h) Hubungan ripang kunyit,jahe,temulawak,sereh dalam Covid-19..................10
BAB IV............................................................................................................................11
KESIMPULAN................................................................................................................11
BAB V.............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................12

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Indonesia mempunyai berbagai jenis tanaman yang begitu melimpah dan
mempunyai banyak khasiat dari berbagai tumbuhan yang ada. Pada masa ini telah
d temukan virus baru yaitu virus corona atau yang lebih di kenal sebaga COVID-
19.virus ini menyerang sistem pernafasan pada manusia sehingga dapat
menimbulkan kematian.baru baru ini di ketahui bawah tumbuhan rimpang seperti
jahe merah, kunyit dan temulawak dapat mencegah adanya penyebaran virus
corona. Tanaman herbal yang di konsumsi untuk pencegahan virus ini adalah
jahe,temulawak dan kunyit. Tanaman herbal ini juga basanya di manfaatkan
dalam kehidupan sehari-hari sebagai bumbu dapur.tumbuhan rimpang ini di
percaya dapat menngkatkan sistem mun tubuh agar dapat terhindar dari virus.

Tanaman obat didefinisikan sebagai jenis tanaman yang sebagian atau seluruh
tanaman tersebut digunakan sebagai obat ramuan tradisional (Herbie, 2015). tanaman
obat berfungsi sebagai ramuan alami untuk mengobati berbagai penyakit Masyarakat di
pedesaan belum memahami bahwa tanaman obat sangat berguna untuk menyembuhkan
berbagai penyakit, tanaman ini juga banyak dibutuhkan oleh industri obat-obatan, rumah
sakit, dan perusahaanperusahaan yang bergerak dibidang penjualan produk kesehatan.
pemanfaatan bahan-bahan yang bersifat alamiah lebih diterima oleh tubuh manusia
dibandingkan dengan penggunaan bahan-bahan yang bersifat sintetik, walaupun
pemanfaatan bahanbahan yang alami cenderung lambat. Kini, kecendrungan untuk
kembali ke alam sudah bersifat global, maraknya produk bahan alam baik dari dalam
maupun dari luar negeri dengan berbagai macam label dan merk. Banyak memanfaatkan
tanaman obat di pekarangan, perkebunan, maupun hasil hutan untuk berbagai pengobatan
juga merupakan pilihan yang sangat tepat untuk tetap melestarikan tanaman obat dan
memudahkan dalam mendapatkan jika akan dipergunakan

Latar belakang virus Corona atau COVID-19, kasusnya dimulai dengan


pneumonia atau radang paru-paru. Kasus ini berkaitan dengan pasar hewan di

1
Huanan di Wuhan yang menjual berbagai daging binatang, termasuk yang tidak
biasa dikonsumsi, contohnya ular, kelelawar, dan berbagai jenis tikus. Dengan
latar belakang itu virus Corona bukan kali ini saja membuat warga dunia panik.
Memiliki gejala yang sama-sama mirip flu, virus Corona berkembang cepat
hingga mengakibatkan infeksi lebih parah

Kelelawar, ular, dan berbagai hewan eksotis lain masih dianggap sebagai vektor
virus Corona atau COVID-19.COVID-19 mampu menular anta rmanusia. Penularan
sangat cepat hingga Organisasi Kesehatan Dunia WHO menetapkan pandemi virus
Corona atau COVID-19 pada (11/3/2020). Pandemi atau epidemi global mengindikasikan
infeksi COVID-19 yang sangat cepat. Peningkatan jumlah kasus dalam waktu singkat
hingga butuh penanganan secepatnya, hingga kini belum ada obat spesifik untuk
menangani kasus infeksi virus Corona atau COVID-19.

Perkembangan COVID-19 di Indonesia berkembang sangat cepat,


mencegah virus tersebut kita dapat mengkonsumsi tumbuhan herbal Indonesia
seperti rimpang. beberapa guru ahli-ahi di indonesia menanggapi hal tersebut
seperti, Prof. Dr. C.A. Nidom, Guru besar Biologi Molekular Universitas
Airlangga (Unair) Surabaya mengatakan, masyarakat Indonesia bisa
memanfaatkan tanaman rimpang seperti kunyit, temulawak, temu putih, temu
mangga, temu hitam, dan jahe untuk membantu menjaga kekebalan tubuh.

B. Urjensi penelitian
1) Penyakit menular yang aan di bahas yaitu covid-19 yang sedang mewabah
di dunia
2) Hubungan rimpang dengan covid-19 yang sedang terjadi
3) Rimpang yang dapat meningkatkan sistem imun dalam tubuh
4) Menghubungkan zat yang terkandung dalam rimpang dengan virus

C. Pokok masalah
1) Untuk Mengetahui Klasifikasi tanaman rimpang
2) Untuk Mengetahui Proses munculnya covid-19
3) Untuk Mengetahui Pengertian corona
4) Untuk Mengetahui Gejala covid-19
5) Untuk Mengetahui Hubungan rimpang dengan virus covid-19

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Indonesia mempunyai bragam jenis tanaman rimpang yang berfungsi
sebagai obat salah satu rimpang tersebut ada yang berfungsi sebagai obat baru-
baru ini dunia di hebohkan dengan adanya virus baru yaitu COVID-19 indonesia
mempunyai sumberdaya alam yang baik banyak tanaman yang di percaya dapat
mencegah virus COVID-19 yaitu seperti rimpang yaitu jahe, temulawak,kunyit,
dan juga sereh

Kunyit, Curcuma longa L. (Zingiberaceae) adalah tanaman tropis yang banyak


terdapat di benua Asia yang secara ekstensif dipakai sebagai zat pewarna dan
pengharum makanan. Kunyit adalah sejenis tumbuhan yang dijadikan bahan rempah
yang memberikan warna kuning cerah. Kunyit juga digunakan sebagai bahan pewarna,
obatan dan perasa sejak 600 SM. Dalam sejarah perobatan rakyat India, kunyit
dianggapkan sebagai bahan antibiotik yang terbaik sementara pada masa yang sama
kunyit juga digunakan untuk memudahkan proses pencernaan dan memperbaiki
perjalanan usus. Di India, secara tradisional kunyit telah digunakan sebagai pelawanan
penyakit yang berhubungan dengan empedu maupun “hepato-biliary disorders”, batuk,
diabetes dan penyakit hepatik, reumatik dan sinusitis

Tanaman jahe termasuk ke dalam famili Zingiberaceae.


Tanaman ini memiliki rimpang (rhizoma), bertulang daun
menyirip atau sejajar, serta pelepah daun yang saling membalut
secara vertikal membentuk batang semu (Tjitrosoepomo, 1994).
Jahe dibedakan menjadi tiga jenis berdasarkan ukuran, bentuk,
dan warna rimpangnya yaitu jahe putih/kuning besar (jahe gajah
atau jahe badak), jahe putih kecil (jahe sunti), dan jahe merah
(Paimin dan Murhananto, 1999). Balittro telah melepas varietas
unggul jahe putih besar (Cimanggu-1) dengan potensi produksi
17 – 37 ton/ha (Rostiana et al., 2009).Salah satu Yang dapat di
percaya digunakan sebagai pencegahan dalam COVID-19 yaitu

3
jahe merah.Jahe merupakan tanaman obat yang memiliki banyak
khasiat antara lain anti-mutah, anti-inflamasi, anti-bakteri dan
anti-parasit.jahe 100μg/mlin vitro pada sel MDCK tidak
menghambat virus influenza tetapi menyebabkan aktivasi
makrofag. Jahe juga mampu meningkatkan aktivitas natural killer
cell (NK) dalam melisiskan sel yang terinfeksi virus (Zakaria etal.,
1999). Nurrahman et al. (1999) pemberian jahe dapat
meningkatkan aktivitas limfosit T dan daya tahan limfosit
terhadap stres oksidatif dan dapat memacu proliferasi limfosit,
serta meningkatkan aktivitas fagositosis makrofag (Zakaria et al.,
1999; Zakaria dan Rajab, 1999).
Temulawak merupakan satu dari 19 jenis temu-temuan
keluarga Zingiberaceae yang paling banyak digunakan sebagai
bahan baku obat tradisional. Tanaman ini tumbuh liar di hutan
hutan, ditanam di ladang dan pekarangan rumah (Suranto,
2001). Temulawak diduga dapat memberikan efek antimikroba
karena kandungan bahan aktif berupa minyak atsiri. Salah satu
unsur minyak atsiri yaitu terpenoid yang diduga melibatkan
pemecahan membran oleh komponen-komponen lipofilik.
Kandungan lain adalah Phenol, diduga bersifat toksik terhadap
bakteri melalui inhibisi enzim (Cowan, 1999).

Curcuma domestica Val. Ialah nama lain dari curcumae


domestica rhizoma yang merupakan suku zingiberaceae yang
mempunyai batang semu yang dibentuk dari pelepah daun-
daunnya.[4]Tanaman tersebut banyak tumbuh di daerah sub
tropis sampai tropis seperti Bangladesh, Cina, Filipina, India,
Indonesia, Jamaika, Sri Lanka, dan Taiwan. Lingkungan
tumbuhnya mulai dari dataran rendah sekitar 2.000 meter di
permukaan air laut, baik pada tanah liat maupun berpasir. Pada
umumnya kunyit ditanam sebagai tanaman monokultur maupun

4
sebagai tanaman tumpang sari di pekarangan, kebun, maupun
hutan.

Sereh (Cymbopogon nardus L) merupakan sejenis


tumbuhan rumput‐rumputan yang daunnya panjang seperti
ilalang. Sereh mempunyai perawakan berupa rumput‐rumputan
tegak, menahun dan mempunyai perakaran yang sangat dalam
dan kuat. Batang sereh dapat tegak ataupun condong,
membentuk rumpun, pendek, masif, bulat dan sering kali di
bawah buku‐bukunya berlilin. Daun sereh berbentuk tunggal,
lengkap, dan pelepah daunnya silindris gundul. Susunan
bunganya yaitu malai atau bulir majemuk, bertangkai atau
duduk,; berdaun pelindung nyata, biasanya berwarna putih.
Sereh (Cymbopogon nardus L) biasanya digunakan sebagai
bumbu dapur untuk mengharumkan makanan. Selain itu, sereh
bermanfaat sebagai anti radang, menghilangkan rasa sakit dan
melancarkan sirkulasi darah. Manfaat lain yaitu untuk meredakan
sakit kepala, otot, batuk, nyeri lambung, haid tidak teratur dan
bengkak setelah melahirkan. Akar tanaman sereh digunakan
sebagai peluruh air seni, peluruh keringat, peluruh dahak, bahan
untuk kumur, dan penghangat badan. minyak sereh banyak
digunakan sebagai bahan pewangi disinfektan,

5
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

a) Proses awal munculnya COVID-19


Cina merupakan negara pertama yang melapor kan adanya kasus COVID-
19 ini kepada WHO.cina melaporkan bahwa ada penyakit baru sejenis
phenomonia yang belum diketahui penyebabnya.suatu infeksi akut yang
menyerang paru-paru yang terdeteksi di wuhan,cina
Seiring waktu kasus covid muncul sebelumnya.pada laporan WHO ke-37
tentang covid-19 february 2020.kasus utama yang terjadi di cina pada 8
desember. Namun informasi tersebut bergantung kepada inisiatif negara yang
memberikan informasi tersebut
Adapun laporan dalam jurnal medis the lancet oleh dokter cina rumah
sakit jin-yin-tang di wuhan yang merawat pasien paling awal,menyebutkan
tanggal infeksi pertama yaitu tanggal 1 desember 2019

b)Pengertian virus corona


Virus corona adalah keluarga besar virus yang dapat menyebabkan
penyakit pada hewan dan manuusia.pada manusia sendiri diketahui dapat

6
menyebabkan infeksi pernafasan mulai dari flu hingga MERS (middle ears
respiratory syndrome) dan SARS (severe acute repiratory syndrome).virus
corona yang paling baru di temukan menyebabkan penyakit corona virus.

c) Gejala dari Covid-19


Gejala yang paling umum terjadi yaitu demam,batuk kering dan kelelahan
gejala yang lain yang tidak umum terjadi terhadap pasien yaitu sakit dan
nyeri,hidung tersumbat,sakit tenggorokan,sakit kepala,diare, ruam kulit,
kehilangan indra penciuman

Kebanyakan yang terserang oleh covid ini adalah orang yang lebih tua dan
mereka mempunyai masalah medis yang mendasar seperti tekanan darah
tinggi,diabetes,paru-paru,sakit jantungyang memiliki resiko lebih tinggi terkena
penyakit serius.namun siapa pun yang terkena penyakit covid di segala usia
mempunyai gejala demam dan batuk yang menjadi kesulitan bernafas atau sesak
nafas ,nyeri dada dan kesulitan dalam berbicara harus segera di tangani oleh
pihak medis

d) Rimpang kunyit
Kunyit merupakan salah satu tumbuhan yang mudah atau sering kita jumpai di
indonesia.kunyit, kunir,curcuma longa L sudah di manfaatkan oleh masyarakat
indonesia dari masa lampau. Di cina kunyit digunakan untuk penyakit yang
berhubungan dengan penyakit perut atau penyakit kuning sedangkan di india
kunyit dianggap sebagai anti biotik yang terbaik kunyit juga digunakan sebagai
mempermudah pencernaaan dan memperbaiki perjalanan usus secara tradisional
kunyit di gunakan sebagai penyakit yang berhubungan dengan empedu, batuk,
diabetes,sinustik, hepatis
Morfologi dari curcuma longa ini adalah rimpangnya panjang dan bulat dengan
diameter sebesar 1-2 cm serta panjangnya 3- 6 cm. Kunyit dapat menumbuh tunas
baru yang akan berkembang menjadi tanaman baru. Tangkai berambut, bersisik,
bentuk lanset. Kelopak bunga berbentuk tabung, panjang 9-13 mm.

Kandungan Kimia dalam Curcuma longa L.

7
Kadungan kunyit dataran rendah kandungannya lebih tinggi dari pada rimpang
kunyit dari dataran tinggi.kandungan kimia yang penting pada kunyit adalah resin,
kurkumin, oleoresin, minyak atsiri desmotoksikurkumin, bidesmetoksikurkumin,
damar, gom, lemak, protein, kalsium, fosfor dan besi. Kandungan kimia minyak
atsiri kunyit terdiri dari artumeron, α dan β-tumeron, tumerol, αatlanton, β-
kariofilen, linalol dan 1,8 sineol. Minyak esensial dihasilkan dengan destilasi uap
dari rimpang kunyit, mengandung a-phellandrene (1%), sabinene (0.6%), cineol
(1%), borneol (0.5%), zingiberene (25%) and sesquiterpines (53%). Kurkumin
(diferuloylmethane) (3–4%) merupakan komponen aktif dari kunyit yang berperan
untuk menghasilkan warna kuning, dan terdiri dari kurkumin I (94%), kurkumin II
(6%) and kurkumin III (0.3%)[3].

Aktivitas Curcuma longa L. Anti virus


Terdapat banyak studi tentang kurkumin memiliki berbagai aktivitas
antivirus terhadap virus yang berbeda. Kurkumin menunjukkan aktivitas antivirus
terhadap virus influenza]. Hasilnya menunjukkan lebih dari 90% pengurangan
virus dalam kultur dengan menggunakan kurkumin. Kurkumin menunjukkan
aktivitas penghambatan terhadap ezim IMPDH baik secara tidak kompetitif atau
kompetitif disarankan sebagai senyawa antiviral yang kuat. Kecepatan aktivitas
enzim inosin monofosfat dehidrogenase (IMPDH) dalam proses sintesis
nukleotida guanin mempunyai pembatasan, jadi enzim ini disarankan sebagai
target terapi untuk antivirus. Studi terhadap berbagai biokonjugasi yang dari
kurkumin, yaitu kurkumin di-Otryptophanylphenylalanine, kurkumin diO-
decanoyl, kurkumin di-O-pamitoyl, kurkumin di-O-bis- (γ, γ) folyl, kurkumin C4-
ethyl-O -γ-folyl, dan kurkumin 4-Oethyl-O-γ-folyl dapat menghambat berbagai
virus termasuk virus parainfluenza tipe 3 (PIV-3), Feline Infectious Peritonitis
Virus (FIPV), virus stomatitis vesikular (VSV), virus simpleks herpes (HSV),
feline herpesvirus (FHV), dan virus sinsitium pernafasan (RSV) yang telah dinilai
dengan uji MTT dan menunjukkan aktivitas antivirus yang kuat dari kurkumin
dan biokonjugasinya terhadap patogen virus.

8
e) RIMPANG JAHE
Jahe merupakan salah satu tanaman yang mempunyai banyak khasiat. Rimpang
jahe merah merupakan salah satu tanaman obat yang mempunyai banyak khasiat.
Menurut Chrubasic et al. (2005), jahe mempunyai banyak manfaat diantaranya
sebagai anti emesis, anti oksidan, anti tumor dan sebagai imunomodulator.
Senyawa kimia yang terkandung dalam jahe terdiri dari minyak menguap (volatile
oil) dan minyak tidak menguap
(non-volatile oil).

f) RIMPANG TEMULAWAK
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) termasuk dalam suku Zingiberacea
yang ditemukan daerah tropis. Temulawak adalah bahan baku obat tradisional yang
banyak digunakan dari keluarga Zingiberaceae.

Rimpang temulawak terdiri atas 2 jenis, yaitu rimpang induk dan rimpang
cabang. Rimpang induk berwarna kuning tua, cokelat kemerahan, pada bagian
dalamnya berwarna jingga cokelat. Akar temulawak memiliki ujung akar yang
melebar.Klasifikasi temulawak antara lain :
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae.
Kelas : Monocotyledonae.
Ordo : Zingiberales.
Keluarga : Zingiberaceae.
Genus : Curcuma.
di gunakan sebagai obat tradisional Masyarakat Kecamatan Waringin Kabupaten
Bondowoso banyak memanfaatkan famili Zingiberaceae sebagai obat yang
memiliki 17 manfaat dan salah satu tanaman tersebut yaitu temulawak. Masyarakat
Banjar baru Kalimantan Selatan menggunakan temulawak sebagai obat demam,
penyakit dalam, membersihkan darah, gangguan pernafasan, gangguan otot,
gangguan kepala, dan masuk angina
Aktivitas Antivirus pada temulawak

9
Temulawak juga memiliki aktivitas antivirus. Salah satu contohnya yaitu terhadap
virus penyebab penyakit penurunan kekebalan tubuh pada monyet jenis Macaca
(K/SAIDS) yaitu Simian Retrovirus Serotipe-2 (SRV-2) dengan spektrum luas yang
menyerang sel limfoid serta sel tubuh lainnya yang dapat ditemukan pada berbagai
jaringan tubuh dan organ monyet melalui metode polymerase chain reaction
(PCR). Temulawak dapat menghambat pertumbuhan virus SRV-2 yang
ditumbuhkan pada sel A549 (sel kanker paru-paru manusia)

g) SEREH
tanaman yang dipercaya dapat dijadikan tanaman obat adalah serai wangi
(Cymbopogon nardus (L.) Rendle) tumbuhan ini ditanam di pekarangan yang
biasanya digunakan sebagai tanaman obat. Serai wangi dapat berkhasiat sebagai
obat sakit kepala, batuk, nyeri lambung, diare, penghangat badan, penurun panas
dan pengusir nyamuk. diketahui pula bahwa ekstrak etil asetat tanaman serai wangi
mengandung flavonoid, polifenol, saponin dan minyak atsiri. tingginya aktivitas
bioaktif dari fraksi n-hexan dibandingkan fraksi yang lain. Hal ini diperkirakan
adanya kandungan senyawa steroid yang cukup tinggi pada fraksi n-hexan. Dimana
senyawa steroid memiliki fungsi sebagai antijamur, antibakteri dan antivirus.

h) Hubungan ripang kunyit,jahe,temulawak,sereh dalam Covid-19


Di indonesia banyak tanaman yang di percaya sebagai anti virus dan sudah
di buktikan juga dengan penelitian tetapi pada kasus covid-19 ini adalah merupakan
virus baru yang baru muncul di dunia sehinga belum di ketahui secara spesifik apa
penyebabnya dan belum di ketahui pengobatan secara spesifiknya tetapi tanaman
seperti rimpang ini adalah suatu alternatif untuk pencegahan virus korona karena
pada tumbuhan rimpang ini banyak zat berkhasiat yang di gunakan sebagai
penangkal virus maka tumbuhan tersebut dapat menjadi alternatif dalam
pencegahan virus corona ini.salah satu contohnya pada tanaman jahe. Jahe
mempunyai khasiat sebagai imunnodulator yang berfungsi sebagai peningkatkan

10
daya tahan tubuh manusia.daya tahan tubuh menjadi suatu hal mendasar seseorang
dalam melawan organisme yang masuk ke dalam tubuh.pasien yang cepat dalam
pemulihan covid-19 ini adalah pasien yang mempunyai daya tahan tubuh yang baik
misalnya Kandungan gingerol dan shogaol di dalam tanaman jahe merah
merupakan senyawa yang bertanggung jawab atas efek immunomodulator.

BAB IV
KESIMPULAN

Dengan adanya pandemi covid-19 ini kita harus menjaga adanya sistem
imunitas tubuh sehingga dapat menangkal kita dari virus covid-19 ini salah satu
cara untuk meningkatkan sistem imun dalam tubuh yaitu dengan cara mengonsumsi
rimpang seperti rimpang jahe, temulawak, sereh dan kunyit yang berupaya sebagai
meningkatkan sistem imun di dalam tubuh sehingga dapat mencegah penyebaran
virus covid-19 yang sedang mewabah di dunia ini dan jangan lupa menghindari
kontak langsung dan pencegahan lainnya yang sudah diinvormasikan oleh
pemerintah.dan kandungan-kandungan yang terdapat pada rimpang ini juga
mempunyai khasiat sebagai anti virus.

11
BAB V
DAFTAR PUSTAKA

Universitas, F. K. G., Sultan, I., & Unissula, A. (2014). JUMLAH SEL


MAKROFAG DAN DIAMETER PADA LESI ULKUS TRAUMATIKUS
( suatu penelitian in vivo pada Tikus putih Jantan ( Rattus norvegiccus ))
Susanti Arisonya * , Gunawan Wibisono ** , Grahita Aditya ***, 1(2), 118–
125.

G, W. H., G, W. H., & Sentosa, A. (1982). PEMANFAATAN TUMBUHAN


SERAI WANGI ( Cymbopogon nardus ( L .) RENDLE ) SEBAGAI
ANTIOKSIDAN ALAMI THE UTILIZATION OF SERAI WANGI
( Cymbopogon nardus ( L .) RENDLE ) PLANT AS NATURAL
ANTIOXIDANT, (1), 74–79.

Mashita, A. R. (2014). EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK RIMPANG


TEMULAWAK ( Curcuma xanthorrhiza ) TERHADAP PERTUMBUHAN
Staphylococcus aureus, 138–144.

12
Pada, E., & Parfume, D. (n.d.). SEBAGAI ALTERNATIF ANTI BAKTERI
STAPHYLOCOCCUS, 1–9.

Mikrobiologi, B., Patologi, B., & Hewan, F. K. (2012). Aktivitas Antiviral


Minyak Atsiri Jahe Merah terhadap Virus Flu Burung, 13(3), 309–312.

Rimpang, P., & Curcuma, K. (2019). PEMANFAATAN RIMPANG KUNYIT


( Curcuma domestica Val. ) SEBAGAI PERAWATAN KECANTIKAN
KULIT, 978–979.

Shan, C. Y., Iskandar, Y., Farmasi, F., & Padjadjaran, U. (n.d.). Farmaka
Farmaka, 16, 547–555.

Srv-, S. R. S.-. (2011). Simian Retrovirus, 14(D), 52–55.

Mashita, A. R. (2014). EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK RIMPANG


TEMULAWAK ( Curcuma xanthorrhiza ) TERHADAP PERTUMBUHAN
Staphylococcus aureus, 138–144.

Cowan, Marjorie Murphy. 1999. Plant Products as Antimicrobial Agents. Clinical


Microbiology Reviews, (Online), Vol. 12, No. 4,
(http://www.emr.org/egi/reprint/12/ 4/154?
maxtoshow=&HITS=10&hits=10& RESULTFORMAT=Fulltext=Planta
ntimicrobial& searchid , diakses 15 April 2008).

Rukmana, Rahmat. 1995. Temulawak Tanaman Rempah Dan Obat. Kanisius,


Yogya. Hal: 14

Rubin RJ. et al. (1999). The economic impact of Staphylococcus infection in New
York Hospitals. Emerging Infectious Diseases.; 5: 9-17.

Zakaria FR, Wiguna Y, Hartoyo A. 1999. Konsumsi sari jahe (Zingiber officinale
Roscoe) meningkatkan sel natural killer pada mahsiswa pesantren Ulil
Albaab di Bogor. Buletin Tehnologi Industri Pangan 10(2): 40-46.

Chrubasic S, Pittler MH, Roufogalis BD. 2005. Zingiberis rhizoma: a


comprehensive review on the ginger effect and efficacy prolfiles.
Phytomedicine 12(9): 684-701.

Suzuki Y, Nei M. 2002. Origin and evolution of influenza virus hemagglutinin


genes. Mol Biol Evol 19(4): 501-509

Sriyadi.2012. Pencirian Minyak Sereh Wangi Mahapengiri (Cymbopogon


winterianus jowitt) Klon G1,G2, dan G3 Menggunakan Kromatograf Gas-
Spektrometer Massa. Institut Pertanian Bogor

Kamps BS, Hoffmann C. 2006. Drug profile in influenza report Ed. Kams BS,
Hoffmann C, Preiser W. Paris Fing Publisher : 170- 187

13
Zakaria FR, Rajab TM. 1999. Pengaruh ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe)
terhadap produksi radikal bebas makrofag mencit sebagai indikator
imunostimulan secara in vitro. Prosiding Seminar Nasional Teknologi
Pangan. Pp 707-716

Wahyoedi, B., 1994, Beberapa Data Farmakologi dari Jahe, 1-4, warta perhipba

Mulyono. 2002. Khasiat dan manfaat jahe merah si rimpang ajaib. Jakarta, Agro
Media Pustaka. p 14.

Suranto, A. 2001. Temulawak Temu Penyembuh Yang Menakjubkan. Buletin


APTOI, No. 4, Mei 2001, (Online), (http://mahkotadewa.com/Buletin-
Aptoino.4.htm, diakses 03 April 2008). Triana, Nunik. Vankomisin vs
MRSA. (Online). (http://www. cdph.ca.gov/healthinfo/discond/Documents/
CAMRSAForAthletes.pdf , diakses 03 April 2008).

14

Anda mungkin juga menyukai