Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit Coronavirus 2019 (COVID-19) yang disebabkan oleh sindrom
pernapasan akut baru coronavirus 2 (SARS-CoV-2) telah menjadi pandemi global
dengan prioritas tertinggi. Jumlah kasus di dunia sudah lebih dari 200 juta orang
dan sekitar 5 juta orang meninggal (Johns Hopkins University of Medicine, 2021).
Data Indonesia menunjukkan lebih dari 4 juta kasus COVID-19 sekitar 100 ribu
meninggal dunia (Satuan Tugas COVID-19, 2021). Coronavirus adalah suatu
kelompok virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia.
Beberapa jenis coronavirus diketahui menyebabkan infeksi saluran nafas pada
manusia mulai dari batuk pilek hingga yang lebih serius seperti Middle East
Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Coronavirus jenis baru yang ditemukan menyebabkan penyakit COVID-19.
COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang
baru ditemukan. Virus baru dan penyakit yang disebabkannya ini tidak dikenal
sebelum mulainya wabah di Wuhan, Tiongkok, bulan Desember 2019. COVID-19
ini sekarang menjadi sebuah pandemi yang terjadi di banyak negara di seluruh
dunia (WHO, 2021).
Data yang tersedia menunjukkan bahwa sepertiga dari infeksi SARS-CoV-2
tanpa gejala, tetapi masih ada ketidakpastian. Sekitar 80% kasus simtomatik
menunjukkan gejala ringan, termasuk batuk, demam, mialgia, sakit kepala,
dyspnoea, sakit tenggorokan, diare, mual dan muntah, dan kehilangan bau dan
rasa. Manajemen rawat jalan sudah tepat bagi kebanyakan orang dengan
perjalanan ringan COVID-19. Sedang, kasus parah, dan kritis (sekitar 20%),
dengan kebutuhan untuk suplementasi oksigen, dukungan ventilasi, atau terapi
intensif perawatan medis, menyebabkan beban yang cukup besar untuk sistem
perawatan kesehatan. Faktor risiko yang pasti untuk penyakit parah termasuk
bertambahnya usia, (lebih dari 60 tahun) dan penyakit penyerta tertentu (Huang et
al., 2020;WHO, 2021).

15
16

Obat baru dan repurposed sedang di uji cobakan pada tingkat ringan hingga
sedang COVID-19 untuk membantu menekan penularan virus dan mencegah
perkembangan penyakit. Ivermectin adalah salah satu obat repurposed yang telah
diketahui catatan keamanan dengan lebih dari 2,5 miliar dosis dibagikan di masa
lalu. Awalnya diperkenalkan sebagai agen anthelminthic, baru-baru ini ditemukan
memiliki antivirus, anti-inflamasi dan tindakan anti-kanker juga. Ivermectin
adalah obat yang digunakan untuk mengobati parasit seperti parasit usus pada
hewan dan kudis pada manusia, harganya murah dan banyak digunakan di
wilayah dunia di mana infestasi parasit biasa terjadi. Ini memiliki beberapa efek
yang tidak diinginkan. Pengujian di laboratorium menunjukkan ivermectin dapat
memperlambat reproduksi virus COVID-19 (SARS-CoV-2) tetapi hal ini perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut pada manusia (Caly et al., 2020).
Ivermectin mungkin aman, terjangkau, dan tersedia untuk terapi COVID-19.
Oleh karena itu, penggunaan ivermectin menjamin implementasi cepat dari uji
klinis terkontrol untuk menilai kemanjuran terhadap SARS-CoV-2. Terdapat studi
observasional menunjukkan efek menguntungkan dari ivermectin dalam
pengobatan COVID-19 (Alam et al., 2020). Analisis lebih jauh dibutuhkan untuk
mendapatkan kesimpulan yang meyakinkan mengenai penelitian ini.
Studi Meta analisis merupakan studi epidemiologi yang menggabungkan secara
statistik hasil-hasil dari sejumlah penelitian primer yang bisa digabungkan
sehingga diperoleh suatu ikhtisar kuantitatif (Huque, 1988; Greenhalgh, 1997;
Last, 2001; Delgano-Rodriguez, 2001 dalam Murti 2018). Penelitian
menggunakan pendekatan telaah sistematik terhadap studi yang relevan dengan
melakukan meta-analisis untuk mendapatkan kesimpulan dari studi-studi primer
sebelumnya. Sehingga peneliti tertarik untuk meneliti “Efektivitas Pemberian
Ivermectin Terhadap Risiko Kematian Pada Pasien COVID-19: Meta Analisis”.
B. Rumusan Masalah
Berapa besar efektivitas ivermectin dalam mengurangi resiko kematian pada
pasien COVID-19 berdasarkan hasil sejumlah penelitian serupa sebelumnya?
17

C. Tujuan Penelitian
Mengestimasi efektivitas ivermectin dalam mengurangi resiko kematian pada
pasien COVID-19 berdasarkan hasil sejumlah penelitian serupa sebelumnya.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat
Penelitian ini menggunakan meta-analisis. Hasil penelitian meta-analisis
memberikan ringkasan berdasarkan bukti sehingga dapat dijadikan sebagai bahan
informasi dan referensi bagi peneliti selanjutnya terkait efektivitas pemberian
ivermectin terhadap risiko kematian pada penderita COVID-19.
b. Bagi Peneliti Lain
Sebagai tambahan informasi dan sumber rujukan untuk penelitian meta-analisis
selanjutnya maupun penelitian yang terkait.
2. Manfaat Praktis
Sebagai sumber informasi efektivitas pemberian ivermectin terhadap risiko
kematian pada penderita COVID-19.

Anda mungkin juga menyukai