NPM : 10920022
b) Lopinavir/Ritonavir
Obat golongan protease inhibitor yang bekerja pada tahap akhir replikasi virus.
Protease adalah enzim yang bertanggung jawab dalam pembelahan prekursor
molekul yang akan membentuk protein untuk membentuk molekul virus akhir.
Lopinavir 100/ritonavir 400 adalah kombinasi obat legal dan terapi subterapi akan
menghambat inhibit CYP3A- yang memediasi metabolisme lopinavir sehingga
meningkatkan kadar lopinavir. lopinavir/ritonavir pada umumnya dapat
ditoleransi dengan baik. Absoprsi lopinavir akan dipengaruhi oleh makanan.
Lopinavir secara ekstensif akan dimetabolisme oleh CYP3A isoenzyme dari
cytochrome P450 sistem yang dapat dihambat oleh ritonavir. Kadar serum
lopinavir dapat meningkat pada pasien dengan gangguan hati. Efek samping yang
sering dilaporkan adalah diare, nyeri perut, muntah, dan astenik. Potensi interaksi
obat sangat tinggi. Peningkatan dosis lopinavir dianjurkan apabila diberikan
bersama dengan efavirenz atau nevirapin.(Respati, Titik dan Rathomi, 2020)
c) Oseltamivir
Oseltamivir carboxylate adalah analog asaam sialik yang mempunyai efikasi yang
baik sebagai inhibitor virus neuraminidases. Mekanisme kerjanya menghambat
aktivasi enzin neuraminidase yang berfungsi dalam proses pelepasan virus baru
dari sel yang terinfeksi sehingga mencegah penyebaran virus dalam saluran
pernapasan. Oseltamivir phosphate diabsorpsi cepat dalam saluran cerna dan
diubah menjadi bentuk aktif carboxylate di hepar. Bioavailabilitasnya sekitar 80%
dan waktu paruh oseltamivir carboxylate sekitar 6–10 jam. Eliminasinya di ginjal.
Efek samping yang sering dilaporkan adalah mual, abdominal discomfort, emesis,
dan iritasi lokal. Beberapa melaporkan nyeri kepala progresif.
d) Favipiravir (avigan)
Merupakan pro-drug yang akan dimetabolisme dalam tubuh menjadi zat aktif,
yakni: favipiravir-ribofuranosyl-5’-triphosphate (favipiravir-RTP). bekerja
sebagai penghambat selektif RNA-dependent RNA polymerase (RdRp), yang
merupakan salah satu enzim yang digunakan untuk transkripsi dan replikasi
genom RNA virus. Memiliki potensi untuk menghambat replikasi dari berbagai
jenis virus RNA, dan dapat dikatakan memiliki potensi sebagai antivirus dengan
spektrum luas.
Levani, Prastya, & Mawaddatunnadila. (2021). Coronavirus Disease 2019 (COVID-19): Patogenesis,
Manifestasi Klinis dan Pilihan Terapi. Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan, 17(1), 44–57.
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/JKK/article/view/6340
Pariang, N. F. ., Wijaya, E., Sarnianto, P., Ikawati, Z., Andrajati, R., Puspitasari, I., & Noviani, L. (2020).
Panduan Praktis Untuk Apoteker. Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia, 53(9), 1779–1791.
Respati, Titik dan Rathomi, H. S. (2020). Bunga Rampai Artikel Penyakit Virus Korona ( COVID-19 )
Editor : Titik Respati. In Kopidpedia.
Setiadi, A. P., Wibowo, Y. I., Halim, S. V., Brata, C., Presley, B., & Setiawan, E. (2020). Tata Laksana
Terapi Pasien dengan COVID-19: Sebuah Kajian Naratif. Indonesian Journal of Clinical Pharmacy,
9(1), 70. https://doi.org/10.15416/ijcp.2020.9.1.70
Wijaya, H., Ayu, N., Saraswati, S., & Amanda, D. A. (2021). Majalah Kesehatan Indonesia Ivermectin
dan Covid-19 : 2(1), 9–15. https://doi.org/10.30604/makein.202119
Krinsky DL. (2016). Preventive and nonpharmacologic options for colds and influenza.
Pharmacy Today 22(11): p16. Diakses pada 24 Maret 2020 dari http://www.
pharmacytoday.org/article/S1042-0991(16)31214-2/fulltext