Anda di halaman 1dari 59

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DUSUN SILANGSE GUNA

PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN KELUARGA


MELALUI PENYULUHAN DAN PELATIHAN BUDIDAYA
TANAMAN MICROGREENS

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan

Tugas Mata Kuliah Praktik Kerja Lapangan (PKL)

Disusun oleh:

Hidayah Pramesty Dewi (6511417051) Desa Karangpakis

PROGRAM STUDI GIZI S1


JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DUSUN SILANGSE GUNA
PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN KELUARGA
MELALUI PENYULUHAN DAN PELATIHAN BUDIDAYA
TANAMAN MICROGREENS

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan

Tugas Mata Kuliah Praktik Kerja Lapangan (PKL)

Disusun oleh:

Hidayah Pramesty Dewi (6511417051) Desa Karangpakis

PROGRAM STUDI GIZI S1


JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020
PENGESAHAN
ABSTRAK

Pendahuluan: Organisasi Pangan Dunia atau Food and Agriculture Organization


(FAO) menyampaikan bahwa akan adanya ancaman kelangkaan pangan di masa
pandemi COVID-19. Selain pemerintah, kontribusi masyarakat juga memiliki
peranan sangat penting dalam mencegah adanya ancaman kelangkaan pangan di
masa pandemi COVID-19. Tujuannya yaitu untuk mengetahui gambaran masalah,
penyebab masalah, menghasilkan alternatif pemecahan masalah, melakukan
pelaksanaan dan evaluasi dari intervensi sebagai upaya pemecahan masalah
ketahanan pangan keluarga.
Metode: Kegiatan menganalisis situasi menggunakan metode observasi,
wawancara dan data monografi tahun 2020. Metode untuk mengidentifikasi
masalah dan penyebab masalah ketahanan pangan keluarga menggunakan metode
wawancara dan pengamatan secara langsung pada masyarakat. Metode yang
digunakan dalam penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah menggunakan
metode hanlon kuantitatif. Sementra evaluasi program menggunakan hasil pretest
dan posttest.
Hasil: Identifikasi permasalahan ketahanan pangan keluarga di Dusun Silangse
Desa Karangpakis yaitu beberapa masyarakat Dusun Silangse Desa Karangpakis
masih kurang kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan lahan pekarangan rumah.
Penyebab permasalahan adalah kurangnya edukasi atau penyuluhan tentang
budidaya tanaman yang mudah dan cepat dengan memanfaatkan lahan
perkarangan rumah. Oleh karena itu, dilakukan intervensi sebagai upaya
pemecahan masalah yaitu Penyuluhan Ketahanan Pangan Keluarga dan Pelatihan
Budidaya Tanaman Microgreens. Hasil evaluasi yang diperoleh dari pelaksanaan
intervensi yaitu peningkatan pengetahuan dan kepedulian masyarakat dalam
menjaga ketahanan pangan di tingkat keluarga dan mampu mengimplementasikan
budidaya tanaman microgreens di rumah masing-masing.
Pembahasan: Berdasarkan hasil pelaksanaan dan evaluasi tentang intervensi
yang telah dilasanakan, dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan
pengetahuan dan keterampilan. Akan tetapi intervensi yang sudah dilakukan perlu
mendapat dukungan dari stakeholder terkait agar program intervensi dapat terus
berlanjut.

Kata kunci: Ketahanan Pangan, Tanaman Microgreens


ABSTRACT

Introduction: The World Food Organization (FAO) said that there would be a
threat of food scarcity during the COVID-19 pandemic. Apart from the
government, community contributions also have a very important role in
preventing the threat of food scarcity during the COVID-19 pandemic. The aim is
to describe the problem, the causes of the problem, produce alternative solutions
to problems, carry out implementation and evaluation of interventions as an effort
to solve family food security problems.

Methods: The activity of analyzing the situation uses the observation method,
interviews and monograph data for 2020. The method for identifying problems
and causes of family food security problems uses the interview method and direct
observation of the community. The method used in determining the priority of
alternative problem solving is using quantitative hanlon method. Meanwhile,
program evaluation uses the results of the pretest and posttest.

Results: Identification of the problem of family food security in Silangse Hamlet,


Karangpakis Village, namely that some people in Silangse Hamlet, Karangpakis
Village are still less creative and innovative in utilizing their home yards. The
cause of the problem is the lack of education or counseling about easy and fast
plant cultivation by utilizing house yard land. Therefore, intervention was carried
out as an effort to solve the problem, namely counseling on family food security
and training on cultivating microgreens. The results of the evaluation obtained
from the implementation of the intervention were increased knowledge and
awareness of the community in maintaining food security at the family level and
being able to implement microgreens cultivation in their homes.

Discussion: Based on the results of the implementation and evaluation of the


interventions that have been carried out, it can be concluded that there is an
increase in knowledge and skills. However, the interventions that have been
carried out need support from relevant stakeholders so that the intervention
program can continue.

Keywords: Food Security, Microgreens Plants


PRAKATA

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat

rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan PKL. Laporan PKL

ini dapat terselesaikan dengan bantuan dan motivasi serta partisipasi dari semua

pihak. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan

terima kasih kepada:

1. Ketua Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Negeri Semarang, Dr. Irwan Budiono, S.K.M., M.Kes. (Epid),

yang telah memberikan izin Praktik Kerja Lapangan (PKL).

2. Kepala Program Studi Gizi Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas

Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, Mardiana, S.K.M., M.Si.,

yang telah memberikan izin Praktik Kerja Lapangan (PKL).

3. Kepala Desa Karangpakis, Rudin, yang telah memberikan izin Praktik Kerja

Lapangan (PKL).

4. Kepala Dusun Silangse, Resti Prabandari, yang telah memberikan izin Praktik

Kerja Lapangan (PKL) dan melakukan intervensi.

5. Pembimbing Akademik, Mardiana, S.K.M., M.Si., yang telah memberikan

bimbingan selama pelaksanaan kegiatan dan penyusunan laporan Praktik

Kerja Lapangan (PKL).

6. Pembimbing Lapangan, Rizky Amelia Anestesiani, S.Gz., yang telah

membimbing selama pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Dusun

Silangse Desa Karangpakis.


7. Bidan Desa Karangpakis dan para kader Posyandu “Melati” Dusun Silangse,

yang telah membimbing selama pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL)

di Dusun Silangse Desa Karangpakis.

8. Seluruh pihak yang telah membantu tersusunnya laporan Praktik Kerja

Lapangan (PKL).

Penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, segala

kritik dan saran yang membangun dari laporan ini sangat diharapkan. Hasil yang

dituangkan dalam laporan ini semoga bermanfaat bagi pembaca pada umumnya

dan penulis pada khususnya.

Cilacap, Agustus 2020

Penulis
DAFTAR ISI

PENGESAHAN.......................................................................................................ii

ABSTRAK..............................................................................................................iii

ABSTRACT..............................................................................................................iv

PRAKATA...............................................................................................................v

DAFTAR ISI..........................................................................................................vii

DAFTAR TABEL...................................................................................................ix

DAFTAR GAMBAR...............................................................................................x

DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................xi

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................12

1.1 Latar Belakang.............................................................................................12

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2

1.3 Tujuan.............................................................................................................3

1.4 Manfaat..........................................................................................................4

1.5 Ruang Lingkup..............................................................................................5

BAB II METODE PELAKSANAAN......................................................................6

2.1 Analisis Situasi...............................................................................................6

2.2 Identifikasi Masalah Ketahanan Pangan Keluarga.........................................6

2.3 Identifikasi Penyebab Masalah Ketahanan Pangan Keluarga........................6

2.4 Identifikasi Alternatif Pemecahan Masalah Ketahanan Pangan Keluarga.....7

2.5 Pelaksanaan dan Evaluasi dari Intervensi yang Dilakukan sebagai Upaya
Pemecahan Masalah Ketahanan Pangan Keluarga........................................9

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................11

3.1 Analisis Situasi.............................................................................................11


3.2 Identifikasi Masalah Ketahanan Pangan Keluarga.......................................16

3.3 Identifikasi Penyebab Masalah Ketahanan Pangan Keluarga......................16

3.4 Identifikasi Alternatif Pemecahan Masalah Ketahanan Pangan Keluarga...16

3.5 Pelaksanaan dan Evaluasi dari Intervensi yang Dilakukan sebagai Upaya
Pemecahan Masalah Ketahanan Pangan Keluarga......................................19

BAB IV PENUTUP...............................................................................................29

4.1 Simpulan.......................................................................................................29

4.2 Saran............................................................................................................30

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................32

LAMPIRAN...........................................................................................................33

DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Jumlah Penduduk Dusun Silangse........................................................13
Tabel 3. 2 Jenis pekerjaan warga Desa Karangpakis.............................................14
Tabel 3. 3 Penduduk Desa Karangpakis berdasarkan............................................15
Tabel 3. 4 Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah Menggunakan Metode Hanlon
Kuantitatif..............................................................................................................18
Tabel 3. 5 Intervensi PKL Dusun Silangse Desa Karangpakis..............................19
Tabel 3. 6 Evaluasi Intervensi................................................................................24
Tabel 3. 7 Hasil Pre/Post Test Peserta Penyuluhan Ketahanan Pangan Keluarga
dan Pelatihan Budidaya Tanaman Microgreens.....................................................25
Tabel 3. 8 Hasil Uji Statistik Rata-Rata Sebelum dan Sesudah Diberi Intervensi.25
Tabel 3.9 Presentase Ketercapaian Program Penyuluhan Ketahanan Pangan
Keluarga dan Pelatihan Budidaya Tanaman Microgreens.....................................28

DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Distribusi skor pretest pengetahuan tentang ketahanan pangan
keluarga dan budidaya tanaman microgreens........................................................26
Gambar 3 2 Distribusi skor posttest pengetahuan tentang ketahanan pangan
keluarga dan budidaya tanaman microgreens........................................................27

DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1 Lampiran 1 Berita Acara Penyerahan Laporan PKL Gizi
Masyarakat.....................................................................................................33
2. Lampiran 2 Dokumentasi Kegiatan................................................................34
3. Lampiran 3 Instrumen.....................................................................................37
4. Lampiran 4 Media/Produk Pemecahan Masalah............................................40
5. Lampiran 5 Aktivitas Kegiatan PKL..............................................................41
6. Lampiran 6 Lembar Konsultasi PKL..............................................................43
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Organisasi Pangan Dunia atau Food and Agriculture Organization (FAO)

menyampaikan bahwa akan adanya ancaman kelangkaan pangan di masa

pandemi COVID-19. Masalah ketahanan pangan menjadi sangat penting

sekaligus rentan bermasalah pada situasi bencana, termasuk bencana wabah

penyakit seperti pandemi COVID-19. Kondisi pandemi COVID-19 ini

mengakibatkan ketersediaan akses terhadap makanan akan diperparah dengan

semakin memburuknya pandemi itu sendiri serta larangan-larangan

perpindahan penduduk yang mengikutinya.

Hal ini juga sesuai dengan Burgui (2020), yang menyatakan bahwa

wabah suatu penyakit yang terjadi di dunia akan meningkatkan jumlah

penduduk yang mengalami kelaparan dan malnutrisi. Kekhawatiran

pemerintah serta berbagai pihak mengenai kelangkaan bahan pangan ternyata

tidak memudahkan petani sebagai penyedia pangan untuk masyarakat.

Ironisnya setiap hari yang terjadi adalah penurunan harga komoditas pangan

hingga pada level yang sangat rendah di berbagai wilayah di Indonesia

terutama di Pulau Jawa. Anjloknya harga komoditas pertanian sangat

merugikan petani di tengah pandemi, petani terancam mengalami kerugian

yang berakibat pada ketidakmampuan membeli bibit dan memperbaharui

tanaman mereka (Pingit Aria, 2020).

1
Selain pemerintah, kontribusi masyarakat juga memiliki peranan sangat

penting dalam mencegah adanya ancaman kelangkaan pangan di masa

pandemi

1
2

COVID-19. Masa pandemi COVID-19 ini, seharusnya bisa membuka pikiran

masyarakat untuk menciptakan ide kreatif dan inovatif tentang bagaimana

langkah yang bisa ditempuh untuk menjaga ketahanan pangan dalam

keluarganya. Salah satu contoh langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah

adanya ancaman kelangkaan pangan di masa pandemi COVID-19 adalah

mengembangkan suatu budidaya pangan yang mudah dilakukan, tidak

membutuhkan banyak biaya, dan tidak membutuhkan waktu yang lama

sehingga kecukupan pangan dalam keluarga dapat tercukupi dalam jangka

waktu yang singkat dan dapat dijadikan perbaikan gizi untuk anggota

keluarga.

Masalah dan kondisi yang ditemukan di Dusun Silangse Desa

Karangpakis adalah beberapa masyarakat Dusun Silangse Desa Karangpakis

masih terbatas dalam mendapatkan paparan informasi dan pelatihan terkait

pembudidayaan tanaman pangan yang mudah dan berkualitas. Berdasarkan

permasalahan tersebut, maka salah satu alternatif pemecahannya adalah

pemberian Penyuluhan Ketahanan Pangan Keluarga dan Pelatihan Budidaya

Tanaman Microgreens. Alasan pemberian pelatihan budidaya tanaman

microgreens adalah karena budidaya tanaman microgreens membutuhkan

media yang relative lebih simple dan tidak mengeluarkan banyak biaya.

Budidaya tanaman microgreens bisa menjadi salah satu langkah yang tepat

untuk menjaga ketahanan pangan di masa pandemi Covid-19 ini.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah kegiatan PKL Gizi Masyarakat sebagai berikut:


3

1. Bagaimana analisis situasi ketahanan pangan keluarga di Dusun Silangse

Desa Karangpakis ?

2. Bagaimana identifikasi masalah ketahanan pangan keluarga yang ada di

Dusun Silangse Desa Karangpakis ?

3. Apa penyebab masalah ketahanan pangan keluarga di Dusun Silangse

Desa Karangpakis ?

4. Apa alternatif pemecahan masalah ketahanan pangan keluarga di Dusun

Silangse Desa Karangpakis ?

5. Bagaimana pelaksanaan dan evaluasi dari intervensi yang dilakukan

sebagai upaya pemecahan masalah ketahanan pangan keluarga di Dusun

Silangse Desa Karangpakis ?

1.3 Tujuan

Tujuan kegiatan PKL Gizi Masyarakat sebagai berikut:

1. Mahasiswa mampu melakukan analisis situasi terkait ketahanan pangan

keluarga di Dusun Silangse Desa Karangpakis.

2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah ketahanan pangan keluarga

di Dusun Silangse Desa Karangpakis.

3. Mahasiswa mampu menemukan penyebab masalah ketahanan pangan

keluarga di Dusun Silangse Desa Karangpakis.

4. Mahasiswa mampu menghasilkan alternatif pemecahan masalah

ketahanan pangan keluarga di Dusun Silangse Desa Karangpakis.


4

5. Mahasiswa mampu melakukan pelaksanaan dan evaluasi dari intervensi

sebagai upaya pemecahan masalah ketahanan pangan keluarga di Dusun

Silangse Desa Karangpakis.

1.4 Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini

adalah:

1.4.1 Bagi Mahasiswa Prodi Gizi Jurusan IKM FIK UNNES

1. Memperoleh pengalaman di lapangan sebagai bekal pengabdian

kepada masyarakat.

2. Memperoleh keterampilan dalam menyelesaikan permasalahan

ketahanan pangan keluarga di masyarakat.

3. Mengetahui permasalahan ketahanan pangan keluarga yang

sesungguhnya di masyarakat.

4. Mengetahui cara pemecahan alternatif permasalahan ketahanan

pangan keluarga di masyarakat.

1.4.2 Bagi Program Studi Gizi Jurusan IKM FIK UNNES

Manfaat dari Praktik Kerja Lapangan (PKL) Gizi Masyarakat bagi

Program Studi Gizi yaitu dapat menambah kerjasama dan relasi

dengan Desa Karangpakis Kecamatan Nusawungu Kabupaten Cilacap

dalam upaya pengembangan akademik dan sumber daya manusia guna

memberikan kontribusi dalam pemecahan permasalahan ketahanan

pangan keluarga di pedesaan dan memajukan pembangunan

masyarakat.
5

1.4.3 Bagi Masyarakat Dusun Silangse Desa Karangpakis

Kegiatan PKL Gizi Masyarakat ini sebagai masukan bagi masyarakat

Dusun Silangse Desa Karangpakis untuk lebih berfikir kreatif dan

produktif dalam menjaga ketahanan pangan keluarga sehingga

kecukupan pangan bisa terpenuhi dengan baik.

1.5 Ruang Lingkup

1.5.1 Ruang Lingkup Tempat

Tempat pelaksanaan PKL Gizi Masyarakat adalah Dusun Silangse,

Desa Karangpakis, Kecamatan Nusawungu, Kabupaten Cilacap.

1.5.2 Ruang Lingkup Waktu

Kegiatan PKL Gizi Masyarakat dilaksanakan pada 9 Juli s.d 31

Agustus 2020.

1.5.3 Ruang Lingkup Materi

Materi yang digunakan untuk intervensi dalam kegiatan ini adalah

Ketahanan Pangan Keluarga dan Budidaya Tanaman Microgreens.


BAB II

METODE PELAKSANAAN

2.1 Analisis Situasi

Kegiatan menganalisis situasi Dusun Silangse Desa Karangpakis

menggunakan metode observasi dengan analisis data primer dan data

sekunder. Data primer didapatkan melalui survei langsung ke masyarakat dan

wawancara langsung dengan Kepala Dusun Silangse dan beberapa masyarakat

setempat setelah penerjunan kegiatan PKL Gizi Masyarakat. Data sekunder

didapatkan dari data monografi Desa Karangpakis tahun 2020 yang di

dalamnya terdapat gambaran umum Desa Karangpakis, Kecamatan

Nusawungu, Kabupaten Cilacap yang dimiliki oleh Kepala Desa Karangpakis.

2.2 Identifikasi Masalah Ketahanan Pangan Keluarga

Kegiatan identifikasi masalah ketahanan pangan keluarga yang ada di

Dusun Silangse Desa Karangpakis menggunakan metode observasi dengan

analisis data primer. Data primer didapatkan melalui survei langsung dan

wawancara ke masyarakat setempat untuk mengetahui situasi atau masalah

ketahanan pangan keluarga yang ada di dusun tersebut.

2.3 Identifikasi Penyebab Masalah Ketahanan Pangan Keluarga

Setelah mengidentifikasi masalah ketahanan pangan keluarga, maka tahap

selanjutnya adalah mengidentifikasi penyebab masalah ketahanan pangan

keluarga di Dusun Silangse Desa Karangpakis dengan menggunakan metode

wawancara dan pengamatan secara langsung masyarakat dusun tersebut.

Wawancara dilakukan setelah kegiatan PKL Gizi Masyarakat dimulai.

6
7

2.4 Identifikasi Alternatif Pemecahan Masalah Ketahanan Pangan Keluarga

Identifikasi alternatif pemecahan masalah ketahanan pangan keluarga di

Dusun Silangse Desa Karangpakis disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat

dan disesuaikan berdasarkan manfaat, biaya, efektifitas, efisiensi, waktu dan

dukungan dari beberapa pihak baik internal maupun eksternal. Setelah

melakukan identifikasi alternatif pemecahan masalah ketahanan pangan

keluarga dan didapatkan beberapa alternatif pemecahan masalahnya, langkah

selanjutnya adalah menyusun prioritas alternatif pemecahan masalah

ketahanan pangan keluarga.

Metode yang digunakan dalam menentukan prioritas alternatif pemecahan

masalah ketahanan pangan keluarga adalah dengan metode hanlon kuantitatif.

Metode hanlon kuantitatif adalah metode yang lebih tepat jika daftar outcome

dari tujuan yang ingin dicapai tersedia dari daftar prioritas yang ada dengan

data yang memadai dan sistem penilaian. Metode hanlon lebih tepat digunakan

untuk menentukan prioritas alternatif pemecahan masalah ketahanan pangan

keluarga dengan memperhatikan teknik responsif dimana tujuan yang dicapai

dari program jelas yang dituangkan dalam kriteria dan faktor-faktor lain yang

memungkinkan. Metode hanlon kuantitatif terdiri dari:

1. Kriteria A (Besar Masalah)

Merumusakan faktor apa saja yang digunakan untuk menentukan

besarnya masalah, misalnya besarnya presentasi/prevalensi penduduk yang

menderita langsung karena kurangnya pangan di tingkat keluarga tersebut,

besarnya pengeluaran biaya yang diperlukan perorang untuk mengatasi


8

masalah ketahanan pangan keluarga tersebut, dan besarnya kerugian yang

diderita. Nilai ditetapkan dengan skala 0-10, semakin tinggi nilainya, maka

semakin besar masalahnya.

2. Kriteria B (Kegawatan Masalah)

Menentukan tingkat kegawatan misalnya dengan melihat faktor-

faktor tingkat urgensinya, kecenderungannya, tingkat keganasannya, dan

tingginya angka morbiditas dan mortalitas dari waktu ke waktu. Nilai

ditetapkan dengan skala 0-10.

3. Kriteria C (Efektivitas)

Memberikan nilai berdasarkan prakiraan kemudahan

penanggulangan masing-masing masalah. Menentukan kriteria

berdasarkan kemampuan dan tersedianya sumber daya untuk

menyelesaikan masalah tersebut. Semakin sulit penanggulangnya, maka

skor akan semakin kecil.

4. Kriteria D (Pearl Factor)

Kelompok kriteria D terdiri dari beberapa faktor yang saling

menentukan dapat atau tidaknya suatu program dilaksanakan dan faktor

tersebut meliputi:

P = Kesesuaian (Appropriateness)

E = Secara ekonomi murah (Economic feasibility)

A = Dapat diterima (Acceptability)

R = Tersedia sumber daya (Resources availability)

L = Legalitas terjamin (Legality)


9

Dengan penentuan skor masing-masing :

Skor 0 = Tidak

Skor 1 = Ya

Setelah berbagai kriteria diisi dan diberikan scoring maka langkah

selanjutnya adalah menghitung nilai NPD dan NPT dengan rumus:

NPD : Nilai Prioritas Dasar = (A + B) × C

NPT : Nilai Prioritas Total = (A + B) × C × D

Langkah yang harus dilalui dalam metode ini adalah menentukan bobot

dari masing-masing kriteria, dengan memberikan skor. Isikan setiap kolom

kemudian penentuan prioritas ditentukan berdasarkan urutan jumlah skor yang

dimiliki dari data yang tertinggi sampai dengan yang terendah.

2.5 Pelaksanaan dan Evaluasi dari Intervensi yang Dilakukan sebagai Upaya

Pemecahan Masalah Ketahanan Pangan Keluarga

Pelaksanaan rencana program kegiatan sebagai upaya pemecahan masalah

ketahanan pangan keluarga di Dusun Silangse Desa Karangpakis dilaksanakan

berdasarkan alternatif pemecahan masalah yang disesuaikan dengan

kebutuhan masyarakat dan disesuaikan berdasarkan manfaat, biaya, efektifitas,

efisiensi, waktu dan dukungan dari beberapa pihak baik internal maupun

eksternal. Program kegiatan atau intervensi yang akan dilakukan adalah

Penyuluhan Ketahanan Pangan Keluarga dan Pelatihan Budidaya Tanaman

Microgreens.

Kegiatan tersebut merupakan wujud usaha untuk menjaga ketahanan

pangan keluarga agar dapat tercukupi kebutuhan pangan secara merata.


10

Sasaran utama kegiatan penyuluhan tersebut adalah para remaja Dusun

Silangse Desa Karangpakis dengan tujuan agar para remaja di Dusun Silangse

Desa Karangpakis dapat lebih produktif untuk mengisi waktu luang di sela-

sela kegiatan sekolah yang dilaksanakan secara daring karena pandemi Covid-

19.

Evaluasi program kerja/intervensi kegiatan dilakukan setelah program

kerja terlaksana. Bentuk evaluasi pelaksanaan program menggunakan metode

prepost test dan wawancara yang dibandingkan dengan indikator keberhasilan

dari masing-masing program. Evaluasi program ini bertujuan untuk

mengetahui kekurangan dalam pelaksanaan program serta memberikan

masukan atau saran yang membangun untuk keberlanjutan program intervensi

tersebut.
11
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Analisis Situasi

Analisis situasi Desa Karangpakis menggunakan metode observasi dengan

analisis data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan melalui survei

langsung ke masyarakat dan wawancara langsung dengan Kepala Dusun

Silangse dan beberapa masyarakat setempat setelah penerjunan kegiatan PKL

Gizi Masyarakat. Data sekunder didapatkan dari data monografi Desa

Karangpakis tahun 2020 yang di dalamnya terdapat gambaran umum Desa

Karangpakis, Kecamatan Nusawungu, Kabupaten Cilacap yang dimiliki oleh

Kepala Desa Karangpakis. Berikut analisis situasi di masyarakat Desa

Karangpakis.

3.1.1 Kondisi Geografis

Desa Karangpakis merupakan desa yang berada di Kecamatan

Nusawungu yang memiliki luas yaitu 485.023 ha. Berikut batas

wilayah Desa Karangpakis :

 Sebelah Utara : Desa Karang Sembung

 Sebelah Selatan : Samudera Indonesia

 Sebelah Barat : Desa Karang Tawang

 Sebelah Timur : Desa Banjarsari

Jarak Desa Karangpakis dari Pusat Pemerintahan :

 Jarak dari Pusat Pemerintahan Kecamatan : 5 km

 Jarak dari Pusat Pemerintahan Kota : - km

12
13

 Jarak dari Kota/Ibukota Kabupaten : 45 km

 Jarak dari Ibukota Provinsi : - km

Tipologi Desa Karangpakis :

 Pesawahan

 Perladangan

 Perkebunan

 Peternakan

 Nelayan

 Pertambangan/galian

 Kerajinan dari industri kecil

 Jasa dan perdagangan

3.1.2 Data Demografi

Desa Karangpakis merupakan salah satu desa yang berada di

Kecamatan Nusawungu, Kabupaten Cilacap. Desa Karangpakis secara

administrasi terbagi atas 9 Dusun, 9 RW, dan 26 RT. Adapun

kesembilan dusun tersebut yaitu:

 Dusun Sirancah

 Dusun Karangpakis

 Dusun kedungsari

 Dusun Siduren

 Dusun Karangjati

 Dusun Sigandu
14

 Dusun Silangse

 Dusun Siapit

 Dusun Sidakaya

Luas wilayah Desa Karangpakis yaitu 485.023 ha. Jumlah

penduduk total Desa Karangpakis yaitu sebesar 6227 jiwa atau 1453

KK. Jumlah penduduk menurut jenis kelamin di Desa Karangpakis

menunjukkan bahwa penduduk berjenis kelamin perempuan yaitu

sebesar 3068 jiwa sedangkan jumlah penduduk berjenis kelamin laki-

laki yaitu sebesar 3159 jiwa. Jumlah penduduk menurut usia di Desa

Karangpakis menunjukkan bahwa penduduk usia 0-15 tahun yaitu

sebesar 1810 jiwa, penduduk usia 15-65 tahun yaitu sebesar 3864 jiwa

dan penduduk usia 65 tahun ke atas yaitu sebesar 553 jiwa. Jumlah

penduduk di Desa Karangpakis khususnya di Dusun Silangse adalah

sebanyak 551 penduduk. Jumlah penduduk Dusun Silangse dapat

dilihat dalam tabel dibawah ini yang dibagi berdasarkan masing-

masing RT dan jenis kelamin :

Tabel 3. 1 Jumlah Penduduk Dusun Silangse


berdasarkan RT dan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah

RT Laki-Laki Perempuan

RT 10 54 54 108
RT 01 101 112 213
RT 02 111 119 230
Sumber : Buku Monografi Desa Karangpakis 2020
15

Di Desa Karangpakis, terdapat beberapa agama yang dianut

oleh penduduk di desa tersebut. Agama yang dianut meliputi agama

Islam, Kristen dan kepercayaan. Penduduk atau warga di Desa

Karangpakis, memiliki pekerjaan yang beragam, diantaranya adalah

Pensiunan, PNS, TNI/POLRI, Karyawan swasta,

Wiraswasta/pedagang, Petani, Tukang, Buruh Tani, Nelayan, Peternak,

Jasa, Pengrajin, Pekerja Seni, dan lain-lain. Jumlah penduduk Desa

Karangpakis berdasarkan jenis pekerjaan dapat dilihat pada tabel

sebagai berikut:

Tabel 3. 2 Jenis pekerjaan warga Desa Karangpakis

Jenis Pekerjaan Jumlah


PNS 84 orang
TNI/POLRI 2 orang
Karyawan Swasta 61 orang
Wiraswasta/Pedagang 166 orang
Petani 2377 orang
Tukang 158 orang
Buruh Tani 561 orang
Pensiunan 16 orang
Nelayan 83 orang
Peternak 271 orang
Jasa 22 orang
Pengrajin 28 orang
Pekerja Seni 12 orang
Sumber : Buku Monografi Desa Karangpakis 2020
16

Tingkat pendidikan masyarakat di Desa Karangpakis dapat dilihat

dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 3. 3 Penduduk Desa Karangpakis berdasarkan


Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah


TK 101 orang
SD/Sederajat 2447 orang
SMP 1531 orang
SMA/SMU 1544 orang
Akademi/D1-D3 32 orang
Sarjana 48 orang
Sumber : Buku Monografi Desa Karangpakis 2020

3.1.3 Sarana dan Prasarana

Sekolah formal yang terdapat di Desa Karangpakis meliputi PAUD

Al-Hikmah, TK PGRI Karangpakis, SDN Karangpakis 01, SDN

Karangpakis 02, SDN Karangpakis 03, SDN Karangpakis 04, SDN

Karangpakis 05, MIN Karangpakis, SMPN 2 Nusawungu, dan SMP

PGRI Nusawungu. Untuk fasilitas kesehatan, Desa Karangpakis

memiliki 1 Poskesdes yang terletak bersebelahan dengan Kantor Desa

Karangpakis dan 9 UKBM (Posyandu, Polines). Tempat ibadah di

Desa Karangpakis hanya tersedia bagi warga yang beragama islam

saja, sedangkan untuk tempat ibadah agama lainnya belum ada.

Tempat ibadah di Desa Karangpakis meliputi Masjid sebanyak 8 buah,

Mushola sebanyak 14 buah. Selain tempat ibadah, di Desa

Karangpakis juga terdapat prasarana umum meliputi 1 lapangan


17

sepakbola dalam kondisi baik, 1 balai kesenian/budaya, 3 balai

pertemuan, 2 sumur dan 1 pasar desa (Sumber: Buku Monografi Desa

Karangpakis 2020).

3.2 Identifikasi Masalah Ketahanan Pangan Keluarga

Berdasarkan hasil analisis data primer terkait permasalahan ketahanan

pangan keluarga di Dusun Silangse Desa Karangpakis dapat dirumuskan

identifikasi masalah yaitu beberapa masyarakat Dusun Silangse Desa

Karangpakis masih terbatas dalam mendapatkan paparan informasi dan

pelatihan terkait pembudidayaan tanaman pangan yang mudah dan berkualitas.

3.3 Identifikasi Penyebab Masalah Ketahanan Pangan Keluarga

Setelah mengetahui permasalahan ketahanan pangan keluarga di Dusun

Silangse Desa Karangpakis yaitu beberapa masyarakat Dusun Silangse Desa

Karangpakis masih terbatas dalam mendapatkan paparan informasi dan

pelatihan terkait pembudidayaan tanaman pangan yang mudah dan berkualitas.

Berdasarkan permasalahan diatas, maka penyebab dari masalah tersebut

adalah kurangnya atau terbatasnya akses untuk mengikuti penyuluhan dan

pelatihan tentang pembudidayaan tanaman pangan bagi masyarakat pedesaan.

3.4 Identifikasi Alternatif Pemecahan Masalah Ketahanan Pangan Keluarga

Berdasarkan penyebab permasalahan ketahanan pangan keluarga

mengenai kurangnya atau terbatasnya akses untuk mengikuti penyuluhan dan

pelatihan tentang pembudidayaan tanaman pangan bagi masyarakat pedesaan,

maka akan ditentukan beberapa prioritas alternatif pemecahan masalahnya.


18

Penyusunan prioritas alternatif pemecahan masalah dilakukan dengan

menggunakan metode Hanlon Kuantitatif.

Dari beberapa alternatif pemecahan masalah yang telah diperoleh,

didapatkan 1 prioritas alternatif pemecahan masalah ketahanan pangan

keluarga di Dusun Silangse Desa Karangpakis yaitu Penyuluhan Ketahanan

Pangan Keluarga dan Pelatihan Budidaya Tanaman Microgreens. Tanaman

Microgreens merupakan bibit sayuran yang dipanen di usia yang sangat muda

yaitu 7-21 hari setelah mulai berkecambah dan muncul daun yang dapat

dimanfaatkan menjadi pangan fungsional yang kaya kandungan gizinya dan

mudah didapatkan untuk dikonsumsi.

Budidaya tanaman microgreens merupakan salah satu langkah yang tepat

sebagai alternatif pemecahan dari permasalahan diatas karena dengan

budidaya tanaman microgreens tidak membutuhkan waktu yang lama dalam

proses pertumbuhan hingga panennya dan juga media yang digunakan relative

lebih simple dan tidak membutuhkan banyak biaya. Sehingga kecukupan

pangan dalam keluarga dapat tercukupi dalam jangka waktu yang singkat dan

dapat dijadikan perbaikan gizi untuk anggota keluarga.


19

Tabel 3. 4 Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah Menggunakan Metode Hanlon Kuantitatif

No Daftar Alternatif Kriteria dan Bobot Maksimum PEARL NPT Prioritas


Pemecahan Masalah A=Besar B=Kegawata C- NPD Masalah
n Kemudahan
1 Pembagian Bantuan Tanaman ke Setiap 7 6 6 78 11111 78 2
Rumah di Dusun Silangse Desa
Karangpakis

2 Pembuatan dan Pembagian Buku Saku 6 5 5 55 11111 55 3


Panduan Budidaya dengan Pemanfaatan
Pekarangan Rumah
3 Penyuluhan Ketahanan Pangan Keluarga 9 7 9 144 11111 120 1
dan Pelatihan Budidaya Tanaman
Microgreens
20

3.5 Pelaksanaan dan Evaluasi dari Intervensi yang Dilakukan sebagai Upaya Pemecahan Masalah Ketahanan Pangan

Keluarga

3.5.1 Pelaksanaan Intervensi

Tabel 3. 5 Intervensi PKL Dusun Silangse Desa Karangpakis

Nama Penanggung Pelaksanaan Sasaran Input Outcome Indikator Hasil


Program Jawab Keberhasilan
Penyuluhan Hidayah Minggu, 26 Masyarakat Beberapa Memberdayakan - 100% para - 100% para peserta
Ketahanan Pramesty Juli 2020 Khususnya masyarakat masyarakat peserta setuju setuju dan mau
Pangan Dewi Para remaja Dusun Silangse khususnya para dan mau mengikuti kegiatan
Keluarga dan Dusun Desa remaja di Dusun mengikuti penyuluhan dengan
Pelatihan Silangse Karangpakis Silangse Desa kegiatan sangat antusias dari
Budidaya Desa masih terbatas Karangpakis penyuluhan awal hingga akhir
Tanaman Karangpakis dalam supaya memiliki dengan sangat kegiatan dan sangat
Microgreens mendapatkan pengetahuan dan antusias dari memperhatikan
paparan keterampilan awal hingga penyampaian materi
informasi dan dalam akhir kegiatan dengan baik
pelatihan terkait membudidayakan
pembudidayaan tanaman pangan - 100% para - 80% mengalami
tanaman pangan dalam hal ini peserta yang peningkatan
yang mudah budidaya tanaman mengikuti pengetahuan,
dan berkualitas. microgreens di penyuluhan keterampilan dan
tingkat keluarga. mengalami kepedulian para
peningkatan peserta dalam menjaga
pengetahuan, ketahanan pangan di
21

keterampilan tingkat keluarga


dan kepedulian - Para peserta mampu
dalam menjaga mengimplementasikan
ketahanan budidaya tanaman
pangan di microgreens di rumah
tingkat keluarga masing-masing
- Masyarakat
dapat
mengimplement-
asikan budidaya
tanaman
microgreens di
rumah masing-
masing
22

3.5.2 Uraian Program

Penyuluhan Ketahanan Pangan Keluarga dan Pelatihan

Budidaya Tanaman Microgreens merupakan salah satu program

pemberdayaan masyarakat di Dusun Silangse Desa Karangpakis

untuk mengembangkan ide kreatif dan inovatif dalam meningkatkan

ketahanan pangan keluarga melalui pembudidayaan tanaman

microgreens.

Fokus kegiatannya yaitu penyuluhan ketahanan pangan

keluarga, pelatihan cara budidaya tanaman microgreens, dan

pengolahan hasil panen tanaman microgreens dengan sasaran utama

para remaja di Dusun Silangse Desa Karangpakis. Diharapkan

dengan adanya intervensi ini bisa menjadikan masyarakat khususnya

para remaja di Dusun Silangse Desa Karangpakis lebih kreatif dan

inovatif untuk membudidayakan tanaman microgreens sehingga bisa

ikut berpartisipasi dalam menjaga ketahanan pangan keluarga.

a. Perencanaan intervensi : Persiapan yang dilakukan sebelum

pelaksanaan intervensi adalah menentukan kesepakatan jadwal

kapan akan dilaksanakan kegiatan penyuluhan tersebut dengan

para peserta penyuluhan. Setelah adanya kesepakatan, langkah

selanjutnya adalah menyiapkan materi dan media yang akan

digunakan untuk penyuluhan dan pelatihan.

b. Sasaran : Para remaja Dusun Silangse Desa

Karangpakis
23

c. Jumlah Sasaran : 5 orang remaja

d. Waktu Pelaksanaan : Minggu, 26 Juli 2020

e. Tempat : Rumah warga

f. Luaran/Keberlanjutan Kerja :

1. Leaflet, dengan adanya luaran dari intervensi ini diharapkan

para peserta mendapatkan kemudahan dalam mencari

informasi atau referensi bacaan mengenai ketahanan

pangan keluarga dan cara budidaya serta pengolahan

tanaman microgreens.

2. Produk tanaman microgreens, dengan adanya luaran dari

intervensi ini diharapkan peserta menjadi lebih tahu

langkah-langkah cara budidaya tanaman microgreens dari

awal menanam benih hingga memanenya.

3. Produk pembinaan (Martabak Microgreens), dengan

adanya luaran dari intervensi ini diharapkan peserta

menjadi lebih tahu cara mengolah hasil panen tanaman

microgreens yaitu salah satunya menjadi olahan Martabak

Microgreens.

Kegiatan ini dimulai dengan pemberian pre-test kepada peserta,

dilanjutkan dengan pemberian penyuluhan atau materi, setelah

materi selesai disampaikan, peserta diberikan post-test untuk

mengukur peningkatan pengetahuan peserta mengenai ketahanan

pangan keluarga dan cara budidaya tanaman microgreens. Setelah


24

pemberian materi, pretest, dan postest, kemudian dilaksanakan

praktik cara menanam benih microgreens oleh masing-masing

peserta. Setelah tanaman microgreens bisa dipanen, dilanjutkan

dengan praktik cara mengolah tanaman microgreens menjadi

Martabak Microgreens. Alat media gizi yang digunakan untuk

edukasi ketahanan pangan keluarga dan cara budidaya tanaman

microgreens adalah leaflet. Selama kegiatan berlangsung banyak

peserta yang terlihat antusias memperhatikan penyuluhan dan

pelatihan yang diberikan.


25

3.5.3 Evaluasi Intervensi

Tabel 3. 6 Evaluasi Intervensi

Nama Program Evaluasi Kendala Solusi


Penyuluhan Ketahanan - Penyuluhan Ketahanan Pangan - Peserta yang bisa datang untuk - Melaksanakan program ini
Pangan Keluarga dan Keluarga dan Pelatihan Budidaya mengikuti penyuluhan secara terjadwal dan
Pelatihan Budidaya Tanaman Microgreens telah ketahanan pangan keluarga dan menginformasikan kepada
Tanaman Microgreens terlaksana pada hari Minggu, 26 pelatihan budidaya tanaman peserta jauh – jauh hari
Juli 2020 bertempatan dirumah microgreens hanya sekitar 80% sebelum pelaksanaan
warga. - Beberapa peserta yang datang - Mengingatkan kembali waktu
- Sasaran Penyuluhan Ketahanan tidak tepat waktu sehingga pelaksanaan penyuluhan
Pangan Keluarga dan Pelatihan menghambat berjalannya ketahanan pangan keluarga dan
Budidaya Tanaman Microgreens penyuluhan pelatihan budidaya tanaman
adalah masyarakat khususnya para microgreens kepada peserta
remaja di Dusun Silangse Desa pada saat mendekati hari-H
Karangpakis
- 100% para peserta setuju dan mau
mengikuti kegiatan penyuluhan
dengan sangat antusias dari awal
hingga akhir kegiatan dan sangat
memperhatikan penyampaian
materi dengan baik
- 80% peserta sudah memahami
dengan baik materi tentang
ketahanan pangan dan pelatihan
budidaya tanaman microgreens
26

3.5.4 Hasil Analisis Data

Tabel 3. 7 Hasil Pre/Post Test Peserta Penyuluhan


Ketahanan Pangan Keluarga dan Pelatihan Budidaya
Tanaman Microgreens

No Nama Skor Pretest Skor Postest


1 Nn. N 40 70
2 Nn. Lr 30 80
3 Nn. I 50 90
4 Nn. Ln 50 80
5 Nn. L 60 100

3.5.4.1 Analisis Univariat Kegiatan Penyuluhan Ketahanan Pangan

Keluarga dan Pelatihan Budidaya Tanaman Microgreens

Analisis univariat dilakuan untuk mengetahui rata-rata

pengetahuan ibu balita Dusun Silangse Desa Karangpakis sebelum

dan sesudah mengikuti kegiatan Penyuluhan Ketahanan Pangan

Keluarga dan Pelatihan Budidaya Tanaman Microgreens.

Tabel 3. 8 Hasil Uji Statistik Rata-Rata Sebelum dan Sesudah


Diberi Intervensi

Pretest Postest
N Valid 5 5
Missing 0 0
Mean 46 84
Median 46,66 83,33
Minimum 30 70
Maximum 60 100
Berdasarkan analisis univariat, nilai rata-rata pengetahuan

responden sebelum mengikuti kegiatan Penyuluhan Ketahanan

Pangan Keluarga dan Pelatihan Budidaya Tanaman Microgreens


27

adalah 46 dari 5 responden. Sedangkan nilai rata-rata pengetahuan

responden sesudah mengikuti kegiatan Penyuluhan Ketahanan Pangan

Keluarga dan Pelatihan Budidaya Tanaman Microgreens adalah 84

dari 5 responden.

3.5.4.2 Analisis Data Pretest dan Postest Kegiatan Penyuluhan

Ketahanan Pangan Keluarga dan Pelatihan Budidaya Tanaman

Microgreens

Distribusi hasil pretest dan posttest dapat dilihat pada gambar 3.1 dan

3.2

Pengetahuan tentang ketahanan pangan keluarga dan budidaya tanaman


microgreens

20%

80%

Kurang Cukup Baik


Gambar 3.1 Distribusi skor pretest pengetahuan tentang
ketahanan pangan keluarga dan budidaya tanaman
microgreens

Berdasarkan data hasil pretest, diketahui sebanyak 1 peserta

penyuluhan (20%) memiliki pengetahuan yang cukup tentang

ketahanan pangan keluarga dan budidaya tanaman microgreens

sedangkan sisanya yaitu sebanyak 4 peserta penyuluhan (80%)

memiliki pengetahuan yang kurang tentang ketahanan pangan

keluarga dan budidaya tanaman microgreens dan tidak terdapat


28

peserta yang memiliki pengetahuan yang baik tentang ketahanan

pangan keluarga dan budidaya tanaman microgreens.

Pengetahuan tentang ketahanan pangan keluarga dan budidaya


tanaman microgreens

20%

80%

Kurang Cukup Baik

Gambar 3 2 Distribusi skor posttest pengetahuan tentang


ketahanan pangan keluarga dan budidaya tanaman
microgreens
Berdasarkan data hasil posttest, diketahui sebanyak 1 peserta

penyuluhan (20%) memiliki pengetahuan yang cukup tentang

ketahanan pangan keluarga dan budidaya tanaman microgreens

sedangkan sisanya yaitu sebanyak 4 peserta penyuluhan (80%)

memiliki pengetahuan yang baik tentang ketahanan pangan keluarga

dan budidaya tanaman microgreens dan tidak terdapat peserta yang

memiliki pengetahuan kurang tentang ketahanan pangan keluarga dan

budidaya tanaman microgreens.


29

Tabel 3. 9 Presentase Ketercapaian Program Penyuluhan


Ketahanan Pangan Keluarga dan Pelatihan Budidaya
Tanaman Microgreens

Pencapaian
No Indikator Sebelum Setelah Evaluasi
Intervensi Intervensi
1 Pengetahuan 20% peserta 20% peserta Tercapai
peserta tentang memiliki memiliki
ketahanan pengetahuan pengetahuan
pangan keluarga yang cukup yang cukup
dan budidaya dan 80% dan 80%
tanaman peserta peserta
microgreens memiliki memiliki
pengetahuan pengetahuan
yang kurang yang baik
*Pengetahuan peserta dikaji menggunakan metode pre-post test, dikatakan baik apabila nilai

pengetahuan ≥ 80
BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

Kegiatan analisis situasi dilakukan dengan menggunakan metode

observasi dengan analisis data primer dan data sekunder. Data primer

didapatkan melalui survei langsung ke masyarakat dan wawancara langsung

dengan Kepala Dusun Silangse dan beberapa masyarakat setempat setelah

penerjunan kegiatan PKL Gizi Masyarakat. Data sekunder didapatkan dari

data monografi Desa Karangpakis tahun 2020 yang di dalamnya terdapat

gambaran umum Desa Karangpakis, Kecamatan Nusawungu, Kabupaten

Cilacap yang dimiliki oleh Kepala Desa Karangpakis.

Identifikasi masalah ketahanan pangan keluarga menggunakan

metode observasi dengan analisis data primer. Data primer didapatkan

melalui survei langsung dan wawancara ke masyarakat. Identifikasi penyebab

masalah menggunakan metode wawancara dan pengamatan secara langsung

masyarakat dusun tersebut. Metode yang digunakan untuk menentukan

alternatif pemecahan masalah menggunakan Metode Hanlon Kuantitatif.

Berdasarkan hasil analisis data primer terkait permasalahan ketahanan

pangan keluarga di Dusun Silangse Desa Karangpakis dapat dirumuskan

identifikasi masalah yaitu beberapa masyarakat Dusun Silangse Desa

Karangpakis masih terbatas dalam mendapatkan paparan informasi dan

pelatihan terkait pembudidayaan tanaman pangan yang mudah dan

30
berkualitas. Penyebab dari permasalahan tersebut adalah kurangnya atau

terbatasnya akses

31
32

untuk mengikuti penyuluhan dan pelatihan tentang pembudidayaan tanaman

pangan bagi masyarakat pedesaan.

Berdasarkan Metode Hanlon Kuantitatif didapatkan prioritas alternatif

pemecahan masalah untuk menanggulangi masalah diatas adalah Penyuluhan

Ketahanan Pangan Keluarga dan Pelatihan Budidaya Tanaman Microgreens.

Setelah pemberian intervensi kemudian dilakukan kegiatan monitoring

evaluasi dan hasilnya adalah peningkatan pengetahuan, keterampilan dan

kepedulian masyarakat dalam menjaga ketahanan pangan di tingkat keluarga

dan mampu mengimplementasikan budidaya tanaman microgreens di rumah

masing-masing.

4.2 Saran

4.2.1 Bagi Mahasiswa

Bagi mahasiswa sebaiknya dapat mengambil manfaat dari kegiatan

PKL Gizi Masyarakat ini dan menerapkan ilmu serta pengalaman yang

didapat selama dilapangan untuk bekal kehidupan sehari-hari.

4.2.2 Bagi Program Studi Gizi

Bagi Program Studi Gizi untuk intervensi pada kegiatan PKL tahun ini

bisa dijadikan referensi untuk kegiatan PKL pada tahun berikutnya,

sehingga hasil dari kegiatan tersebut dapat dijadikan pedoman atau

ditindaklanjuti agar penyelesaian masalah dapat berjalan dengan baik

dan maksimal.
33

4.2.3 Bagi Masyarakat Dusun Silangse Desa Karangpakis

Bagi masyarakat Dusun Silangse Desa Karangpakis sebaiknya ikut

turut serta aktif mengikuti kegiatan penyuluhan terkait permasalahan

ketahanan pangan keluarga sehingga ilmunya dapat diterapkan untuk

memanfaatkan pekarangan rumah dengan budidaya tanaman

microgreens sehingga dapat meningkatkan kecukupan pangan dan

menjaga ketahanan pangan keluarga.


DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, Ichsan Emrald. “Kementan Siapkan Strategi Ketahanan Pangan di


Tengah Pandemi.” 1 Mei 2020.
https://republika.co.id/berita/q9nnon349/kementan-siapkan-strategi
ketahanan-pangan-di-tengah-pandemi. Diakses 2 Mei 2020.

Aria, Pingit. “Menguatnya Peran Agritech untuk Ketahanan Pangan di Masa


Pandemi.” 30 April 2020.
https://katadata.co.id/berita/2020/04/30/menguatnya-peran-agritech-untuk
ketahanan-pangan-di-masa-pandemi. Diakses pada 2 Mei 2020.

Burgui, D. 2020. “Coronavirus: How action against hunger is responding to the


pandemic.” https://www.actionagainsthunger.org/story/coronav irus-how
action-against-hunger-respondingpandemic. Diakses pada 2 Mei 2020

Center for Strategic and International Studies (CSIS). “Covid-19 Threatens Global
Food Security: What Should the United States Do?.” 22 April 2020.
https://www.csis.org/analysis/covid-19-threatens-global-food-security-what-
should-united-states-do. Diakses pada 2 Mei 2020.

FAO. “During the Pandemic, FAO asks people to buy food from small businesses
and appreciate farmers.” 30 April 2020.
http://www.fao.org/indonesia/news/detail-events/en/c/1273448/. Diakses
pada 2 Mei 2020.

34
35

LAMPIRAN

1. Lampiran 1 Lampiran 1 Berita Acara Penyerahan Laporan PKL Gizi

Masyarakat
36

2. Lampiran 2 Dokumentasi Kegiatan

a) Wawancara ke beberapa remaja

b) Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Ketahanan pangan keluargadan

Pelatihan Budidaya Tanaman Microgreens


37

c) Monitoring Evaluasi (Monev) Kegiatan Penyuluhan Ketahanan

pangan keluargadan Pelatihan Budidaya Tanaman Microgreens


38
39

3. Lampiran 3 Instrumen

SOAL PRE/POST TEST

KETAHANAN PANGAN KELUARGA

Identitas Responden
Nama :
Alamat :
Petunjuk :
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda silang (X) pada
jawaban yang anda anggap benar.

1. “Kemampuan suatu bangsa untuk menjamin seluruh penduduknya


memperoleh pangan yang cukup, mutu yang layak, aman; dan didasarkan
pada optimalisasi pemanfaatan dan berbasis pada keragaman sumber daya
lokal”. Kalimat diatas merupakan pengertian dari ?
a. Ketahanan Pangan
b. Kecukupan Pangan
c. Terpenuhinya Kebutuhan Pangan
d. Terjaminnya Mutu Pangan
2. Pengertian pangan menurut UU nomor 18 tahun 2012 adalah ?
a. Kondisi terpenuhinya pangan bagi setiap rumah tangga, yang
tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun
mutunya, aman, merata, dan terjangkau.
b. Pangan mencakup aspek makro, yaitu tersedianya pangan yang cukup;
dan sekaligus aspek mikro, yaitu terpenuhinya kebutuhan pangan
setiap rumah tangga untuk menjalani hidup yang sehat dan aktif.
c. Segala segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk
pertanian, perkebunan, kehutanan perikanan, peternakan baik yang di
oleh maupun tidak di oleh yang di peruntukan sebagai makanan dan
minuman bagi konsumsi manusia.
40

d. Kemampuan suatu bangsa untuk menjamin seluruh penduduknya


memperoleh pangan yang cukup, mutu yang layak, aman; dan
didasarkan pada optimalisasi pemanfaatan dan berbasis pada
keragaman sumber daya lokal.
3. Apa manfaat menjaga ketahanan pangan keluarga ?
a. Tercukupi kebutuhan pangan anggota keluarga
b. Menambah pengeluaran keluarga
c. Merusak kondisi lingkungan sekitar
d. Kurangnya kecukupan pangan anggota keluarga
4. Salah satu bentuk usaha dalam menjaga ketahanan pangan keluarga adalah
?
a. Selalu membeli kebutuhan keluarga diluar
b. Memanfaatkan pekarangan rumah dengan budidaya tanaman
c. Merusak lingkungan sekitar
d. Tidak memanfaatkan hasil pangan lokal dengan baik
5. Salah satu bentuk inovasi untuk menjaga ketersediaan pangan di lingkup
keluarga yaitu dengan menanam jenis tanaman microgreens. Apa yang
dimaksud dengan tanaman microgreens ?
a. Tanaman sayuran yang dipanen di usia yang sangat muda yaitu 7-21
hari setelah berkecambah dan muncul daun
b. Tanaman sayuran yang dipanen di usia 3 bulan
c. Semua tumbuhan, baik berbentuk terna, merambat, semak, perdu,
ataupun pohon, yang sengaja ditanam orang sebagai komponen taman,
kebun rumah, penghias ruangan, upacara, komponen riasan/busana,
atau sebagai komponen karangan bunga.
d. Tanaman yang telah diidentifikasi dan diketahui berdasarkan
pengamatan manusia memiliki senyawa yang bermanfaat untuk
mencegah dan menyembuhkan penyakit.
6. Dibawah ini yang bukan merupakan keuntungan dari membudidayakan
tanaman microgreens adalah ?
a. Bibit sayuran yang dapat dipanen dalam waktu singkat
41

b. Dapat dijadikan pangan fungsional yang kaya kandungan gizinya


sehingga dapat terpenuhi kebutuhan gizi keluarga
c. Tidak membutuhkan lahan yang luas dan mudah cara menanamnya
d. Tidak memiliki manfaat kesehatan bagi tubuh
7. Sebutkan benih yang dapat ditanam untuk microgreens ?
a. Tomat
b. Kencur
c. Lengkuas
d. Bayam
8. Apa saja manfaat tanaman microgreens untuk kesehatan ?
a. Mengurangi sakit gigi
b. Menurunkan demam
c. Menurunkan resiko penyakit jantung
d. Menyebabkan sakit maag
9. Tanaman microgreens dapat diolah menjadi apa saja, kecuali ?
a. Salad sayuran
b. Isian sandwich
c. Garnish pada masakan
d. Olahan tempe
10. Yang bukan termasuk kandungan mineral pada tanaman microgreens
adalah ?
a. Kalium
b. Natrium
c. Zink
d. Magnesium
42

4. Lampiran 4 Media/Produk Pemecahan Masalah

Leaflet Budidaya Tanaman Microgreens


43

5. Lampiran 5 Aktivitas Kegiatan PKL


44
45

6. Lampiran 6 Lembar Konsultasi PKL


46

Anda mungkin juga menyukai