Kementerian Ketenagakerjaan
mencatat, terdapat 440 perusahaan dengan
jumlah tenaga kerja sekitar 237 ribu orang.
Dari jumlah itu, tenaga kerja disabilitas yang
terserap baru sekitar 2.851 orang atau
sekitar 1,2 persen yang berhasil
ditempatkan dalam sektor tenaga kerja
formal. Padahal, Undang-undang Nomor 8
tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas,
mewajibkan pemerintah, pemerintah
daerah, BUMN/BUMD mempekerjakan
paling sedikit 2 persen penyandang
disabilitas dari jumlah pegawai. Serta
mewajibkan perusahaan swasta
mempekerjakan sedikitnya 1 persen
penyandang disabilitas.
Kepala Sub Direktorat
Pemberdayaan Pengantar Kerja,
Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi, Eva Trisiana, mengakui aspek
pengawasan ini belum optimal meski di
kementeriannya terdapat fungsi
pengawasan yang bertugas untuk
mengawasi implementasi dari UU tersebut.
Oleh karena itu, Kemenaker terus
melakukan sosialisasi maupun public
campaign ke perusahaan-perusahaan, agar
paling tidak perusahaan menyadari bahwa
ada aturan tersebut.
Melihat data pekerja disabilitas
dengan status karyawan, hasil olah data
Lokadata.id atas SAKERNAS 2019
mendapati, sebanyak 1,3 juta orang atau 15
persen bekerja di sektor formal tersebut.
Jumlah karyawan difabel terbanyak
terdapat di Provinsi Jawa Barat dengan 296
ribu orang, kemudian Jawa Timur 225 ribu,
disusul Jawa Tengah 223 ribu. Sementara
Ibu Kota Jakarta di posisi enam dengan 76
ribu orang. Tingginya pekerja disabilitas di
Tanah Pasundan ini tidak terlepas dari
beberapa hotel dan restoran yang
mempekerjakan para penyandang
disabilitas. Adapun, sampai tahun 2019
terdapat 3.000 hotel dan 12.000 restoran di
Jabar yang berpotensi untuk
memberdayakan para disabilitas.
International Labour Organization
(ILO) pun memiliki komitmen untuk
mempromosikan keadilan sosial dan
mencapai pekerjaan yang layak bagi
penyandang disabilitas. Memastikan akses
yang setara dan pelatihan bagi disabilitas
pun termasuk dalam tujuan pembangunan
berkelanjutan (SDGs) poin keempat. Oleh
karena itu, upaya ILO untuk melibatkan
penyandang disabilitas juga mencakup
kegiatan, termasuk praktik internal dan
kemitraan dengan badan PBB lain.
Sumber: lokadata.id
2 Bacalah teks berikut untuk mengerjakan Diketahui pada tabel jumlah karyawan difabel di Jawa B
soal nomor 1-8 Barat pada tahun 2019 adalah 296 ribu dan mengalami
penurunan sebesar 12,9% dari tahun 2018. Karena
adanya penurunan di tahun 2019 seharusnya di tahun
2018 karyawan difabel >296 ribu. Jika kita melihat
option yang lebih dari 296 ribu hanya pada option B.
Kementerian Ketenagakerjaan
mencatat, terdapat 440 perusahaan dengan
jumlah tenaga kerja sekitar 237 ribu orang.
Dari jumlah itu, tenaga kerja disabilitas yang
terserap baru sekitar 2.851 orang atau
sekitar 1,2 persen yang berhasil
ditempatkan dalam sektor tenaga kerja
formal. Padahal, Undang-undang Nomor 8
tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas,
mewajibkan pemerintah, pemerintah
daerah, BUMN/BUMD mempekerjakan
paling sedikit 2 persen penyandang
disabilitas dari jumlah pegawai. Serta
mewajibkan perusahaan swasta
mempekerjakan sedikitnya 1 persen
penyandang disabilitas.
Kepala Sub Direktorat
Pemberdayaan Pengantar Kerja,
Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi, Eva Trisiana, mengakui aspek
pengawasan ini belum optimal meski di
kementeriannya terdapat fungsi
pengawasan yang bertugas untuk
mengawasi implementasi dari UU tersebut.
Oleh karena itu, Kemenaker terus
melakukan sosialisasi maupun public
campaign ke perusahaan-perusahaan, agar
paling tidak perusahaan menyadari bahwa
ada aturan tersebut.
Melihat data pekerja disabilitas
dengan status karyawan, hasil olah data
Lokadata.id atas SAKERNAS 2019
mendapati, sebanyak 1,3 juta orang atau 15
persen bekerja di sektor formal tersebut.
Jumlah karyawan difabel terbanyak
terdapat di Provinsi Jawa Barat dengan 296
ribu orang, kemudian Jawa Timur 225 ribu,
disusul Jawa Tengah 223 ribu. Sementara
Ibu Kota Jakarta di posisi enam dengan 76
ribu orang. Tingginya pekerja disabilitas di
Tanah Pasundan ini tidak terlepas dari
beberapa hotel dan restoran yang
mempekerjakan para penyandang
disabilitas. Adapun, sampai tahun 2019
terdapat 3.000 hotel dan 12.000 restoran di
Jabar yang berpotensi untuk
memberdayakan para disabilitas.
International Labour Organization
(ILO) pun memiliki komitmen untuk
mempromosikan keadilan sosial dan
mencapai pekerjaan yang layak bagi
penyandang disabilitas. Memastikan akses
yang setara dan pelatihan bagi disabilitas
pun termasuk dalam tujuan pembangunan
berkelanjutan (SDGs) poin keempat. Oleh
karena itu, upaya ILO untuk melibatkan
penyandang disabilitas juga mencakup
kegiatan, termasuk praktik internal dan
kemitraan dengan badan PBB lain.
Sumber: lokadata.id
4 Bacalah teks berikut untuk mengerjakan Provinsi yang berada diluar pulau Jawa adalah C
soal nomor 1-8 Sumatera Utara = 128 ribu
Sulawesi Selatan = 75 ribu
Riau = 70 ribu
Sumatera Selatan = 67 ribu
Lampung = 61 ribu
Jadi totalnya adalah 401 ribu
Jawaban C
Kementerian Ketenagakerjaan
mencatat, terdapat 440 perusahaan dengan
jumlah tenaga kerja sekitar 237 ribu orang.
Dari jumlah itu, tenaga kerja disabilitas yang
terserap baru sekitar 2.851 orang atau
sekitar 1,2 persen yang berhasil
ditempatkan dalam sektor tenaga kerja
formal. Padahal, Undang-undang Nomor 8
tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas,
mewajibkan pemerintah, pemerintah
daerah, BUMN/BUMD mempekerjakan
paling sedikit 2 persen penyandang
disabilitas dari jumlah pegawai. Serta
mewajibkan perusahaan swasta
mempekerjakan sedikitnya 1 persen
penyandang disabilitas.
Kepala Sub Direktorat
Pemberdayaan Pengantar Kerja,
Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi, Eva Trisiana, mengakui aspek
pengawasan ini belum optimal meski di
kementeriannya terdapat fungsi
pengawasan yang bertugas untuk
mengawasi implementasi dari UU tersebut.
Oleh karena itu, Kemenaker terus
melakukan sosialisasi maupun public
campaign ke perusahaan-perusahaan, agar
paling tidak perusahaan menyadari bahwa
ada aturan tersebut.
Melihat data pekerja disabilitas
dengan status karyawan, hasil olah data
Lokadata.id atas SAKERNAS 2019
mendapati, sebanyak 1,3 juta orang atau 15
persen bekerja di sektor formal tersebut.
Jumlah karyawan difabel terbanyak
terdapat di Provinsi Jawa Barat dengan 296
ribu orang, kemudian Jawa Timur 225 ribu,
disusul Jawa Tengah 223 ribu. Sementara
Ibu Kota Jakarta di posisi enam dengan 76
ribu orang. Tingginya pekerja disabilitas di
Tanah Pasundan ini tidak terlepas dari
beberapa hotel dan restoran yang
mempekerjakan para penyandang
disabilitas. Adapun, sampai tahun 2019
terdapat 3.000 hotel dan 12.000 restoran di
Jabar yang berpotensi untuk
memberdayakan para disabilitas.
International Labour Organization
(ILO) pun memiliki komitmen untuk
mempromosikan keadilan sosial dan
mencapai pekerjaan yang layak bagi
penyandang disabilitas. Memastikan akses
yang setara dan pelatihan bagi disabilitas
pun termasuk dalam tujuan pembangunan
berkelanjutan (SDGs) poin keempat. Oleh
karena itu, upaya ILO untuk melibatkan
penyandang disabilitas juga mencakup
kegiatan, termasuk praktik internal dan
kemitraan dengan badan PBB lain.
Sumber: lokadata.id
Kementerian Ketenagakerjaan
mencatat, terdapat 440 perusahaan dengan
jumlah tenaga kerja sekitar 237 ribu orang.
Dari jumlah itu, tenaga kerja disabilitas yang
terserap baru sekitar 2.851 orang atau
sekitar 1,2 persen yang berhasil
ditempatkan dalam sektor tenaga kerja
formal. Padahal, Undang-undang Nomor 8
tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas,
mewajibkan pemerintah, pemerintah
daerah, BUMN/BUMD mempekerjakan
paling sedikit 2 persen penyandang
disabilitas dari jumlah pegawai. Serta
mewajibkan perusahaan swasta
mempekerjakan sedikitnya 1 persen
penyandang disabilitas.
Kepala Sub Direktorat
Pemberdayaan Pengantar Kerja,
Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi, Eva Trisiana, mengakui aspek
pengawasan ini belum optimal meski di
kementeriannya terdapat fungsi
pengawasan yang bertugas untuk
mengawasi implementasi dari UU tersebut.
Oleh karena itu, Kemenaker terus
melakukan sosialisasi maupun public
campaign ke perusahaan-perusahaan, agar
paling tidak perusahaan menyadari bahwa
ada aturan tersebut.
Melihat data pekerja disabilitas
dengan status karyawan, hasil olah data
Lokadata.id atas SAKERNAS 2019
mendapati, sebanyak 1,3 juta orang atau 15
persen bekerja di sektor formal tersebut.
Jumlah karyawan difabel terbanyak
terdapat di Provinsi Jawa Barat dengan 296
ribu orang, kemudian Jawa Timur 225 ribu,
disusul Jawa Tengah 223 ribu. Sementara
Ibu Kota Jakarta di posisi enam dengan 76
ribu orang. Tingginya pekerja disabilitas di
Tanah Pasundan ini tidak terlepas dari
beberapa hotel dan restoran yang
mempekerjakan para penyandang
disabilitas. Adapun, sampai tahun 2019
terdapat 3.000 hotel dan 12.000 restoran di
Jabar yang berpotensi untuk
memberdayakan para disabilitas.
International Labour Organization
(ILO) pun memiliki komitmen untuk
mempromosikan keadilan sosial dan
mencapai pekerjaan yang layak bagi
penyandang disabilitas. Memastikan akses
yang setara dan pelatihan bagi disabilitas
pun termasuk dalam tujuan pembangunan
berkelanjutan (SDGs) poin keempat. Oleh
karena itu, upaya ILO untuk melibatkan
penyandang disabilitas juga mencakup
kegiatan, termasuk praktik internal dan
kemitraan dengan badan PBB lain.
Sumber: lokadata.id
8 Bacalah teks berikut untuk mengerjakan Jika kita perhatikan grafik manajer laki-laki, terdapat E
soal nomor 9-14 penurunan dari tahun 2016 ke tahun 2018 artinya
Perempuan Mulai Diperhitungkan Pegang ada manajer laki-laki yang diganti oleh perempuan.
Jabatan Manajer Untuk mengetahui jumlahnya, kita hitung selisih
manajer laki-laki tahun 2016 dengan tahun 2018
Manajer pria 2016-Manajer pria 2018
=(75,83% × 1000) - (71,03% × 1000)
=758,3-710,3
=48
9 Bacalah teks berikut untuk mengerjakan Jawaban: D. Pada tahun 2017, tingkat kepercayaan D
soal nomor 9-14 terhadap perempuan untuk mengemban tugas sebagai
manajer bertambah, tetapi tidak sampai di angka 30%.
Perempuan Mulai Diperhitungkan Pegang
Jabatan Manajer Pembahasan:
Berdasarkan grafik, bisa dilihat bahwa kenaikan tingkat
kepercayaan terhadap perempuan untuk mengemban
tugas sebagai manajer memang naik, tetapi tidak sampai
30% jika dilihat dari sumbu y. Di dalam teks sebenarnya
terdapat keterangan persentasenya yaitu sebesar 26,63%.
Jika jumlah aset pendanaan dan sukuk syariah pada tahun 2018
adalah 4 Triliun, Berapakah aset total keuangan syariah pada
tahun 2018 ?
A. 13.5 Triliun
B. 14.2 Triliun
C. 15.7 Triliun
D. 17.4 Triliun
E. 21.1 Triliun
15 Bacalah teks berikut untuk mengerjakan soal nomor 1-8 Jawaban: E. Perbankan syariah E
Pembahasan:
Berdasarkan grafik tersebut,
aset keuangan syariah yang
mencapai lebih dari 50 persen
adalah perbankan syariah, yaitu
70 persen.
16 Bacalah teks berikut untuk mengerjakan soal nomor 1-8 Jawaban: A. Perbankan syariah A
masih mendominasi aset
keuangan syariah
Pembahasan:
Jika jumlah persentase
pendanaan syariah, sukuk
syariah, dan lainnya pada grafik
tersebut dijumlahkan, hasilnya
menjadi 30 persen. Hal ini
membuktikan bahwa perbankan
syariah mendominasi aset
keuangan syariah dengan
persentase 70 persen.
19 Bacalah teks berikut untuk mengerjakan soal nomor 9-14 Jawaban: C. Thailand C
Pembahasan:
Berdasarkan grafik tersebut,
negara dengan jumlah kasus
Covid-19 terendah di Asia
Tenggara adalah negara
Thailand dengan jumlah kasus
3.445 per September 2020.