KEWIRAUSAHAAN
DOSEN PENGAMPU :
Annur Fitri Hayati, S.Pd, M.Pd
OLEH :
Dina Uli Aisyah Sitompul
NIM :
19076092
Salah satu keuntungan terbaik yang bisa di ciptakan untuk masyarakat ialah untuk
lapangan pekerjaan. Membuka lapangan pekerjaan tentu saja menjadi salah satu
usaha terbaik yang selalu di nantikan masyarakat. Berbagai kegiatan usaha yang
di jalankan namun mampu untuk memberikan lapangan pekerjaan termasuk dalam
bentuk Kewirausahaan Sosial yang memberikan manfaat sangat banyak.
Mengurangi pengangguran
Alam, tenaga kerja, modal dan keahlian adalah bagian yang begitu penting ketika
menjalankan Kewirausahaan Sosial. Memiliki sebuah keahlian namun tidak
menjadi pekerja tentu tidak ada gunanya bukan? Lalu bagaimana dengan
wirausaha yang berdiri juga sesuai dengan keahlian? Tentu saja ini bisa menjadi
pilihan terbaik untuk di kembangkan dan di jalankan. Namun perlu juga di ketahui
jika anda menjadi pendiri wirausaha anda juga perlu memastikan jika tenaga kerja
yang akan anda rekrut sudah kompeten, atau memiliki rasa ingin bisa. Sehingga
usaha yang anda jalankan tidak lagi sia-sia dan memberikan hasil terbaik sesuai
dengan yang anda sudah rencanakan sejak awal mendirikan wirausaha tersebut.
Bisnis sosial yang beberapa tahun ini sedang digandrungi adalah bank
sampah. Karena jika dulu sampah dianggap sesuatu yang menjijikkan dan
sepatutnya dibuang namun beberapa tahun ini sampang justru sesuatu yang
menjual dan menghasilkan banyak uang. Bahkan bisnis ini telah mendapat lampu
hijau dari pemerintah. Agar bisa menyelesaikan dua masalah bangsa yaitu
kemiskinan dan kebersihan.
Bahkan Bank Sampah kini telah diatur dalam UU nomor 18 Tahun 2008
yang mengatur tentang pengelolaan sampah dan UU Nomor 81 Tahun 2012 yang
mengamati perlunya ada perubahan paradigma yang mendasar dalam pengelolaan
sampah yakni dari paradigma kumpul-angkit-buang yang menjadi pengolahan dan
bertumpu pada pengurangan dan penanganan sampah.
Bank sampah sendiri memang bukan seperti bank pada umumnya yang
tempat menyimpan uang. Namun seperti halnya bank konvensional bank sampah
memiliki sitem manajerial yang operasionalnya dilakukan oleh masyarakat dan
memberikan manfaat ekonomi untuk masyarakat. Sampah yang disetorkan oleh
masyarakat tak bisa langsung disetorkan namun harus dipilah terlebih dahulu
sesuai dengan jenisnya apakah itu kaca, plastik, kertas dan metal setelah
ditimbang maka baru bisa ditukarkan dengan uang/
Di awal bisnis sosial ini sama sekali tidak menggunakan dana untuk
modal, hanya menggunakan konsep 3R yaitu Reduce, Reuse dan Recycle.
Meskipun tak menggunakan modal, dua bulan pertama Bambang merasakan
kesulitan mengajak masyarakat berbisnis sampah ini. Ia pun mencari ide dengan
mengajak anak-anak untuk menyetorkan sampahnya ke bank. Karena anak-anak
yang menyetorkan sampah ke bank mendapatkan uang akhirnya para orang
dewasa pun tertarik ikutan. Hingga akhirnya berkembang hingga sekarang.
Bahkan sekarang pemerintah memberlakukan kebijakan yakni tak akan
memberikan piala adipura kepada kota yang tidak memiliki bank sampah
sehingga hampir semua daerah kini memiliki bank sampah.
Awalnya Dea Valencia tak terpikir untuk membuka sebuah bisnis sosial.
Apalagi jika memiliki karyawan yang memiliki keterbatasan fisik (difabel).
Dirinya hanya hobi mengoleksi batik tradisional Indonesia namun karena tak ada
uangnya makanya dia terpikir untuk membuka usaha batik saja.
Dea memperkerjakan karyawan yang tak memiliki tak memiliki kaki tapi
tangannya masih bisa bekerja. Tak hanya itu Dea juga mempekerjakan enam
orang karyawan yang tuna rungu dan tuna wicara. Mengapa Dea lakukan karena
dia ingin memberikan kesempatan kepada mereka untuk berkontribusi dibalik
perbedaanya mereka. Dan ternyata meski kekurangan mereka justru lebih tekun
dalam bekerja.
Kini produksi batik Kultur Dea telah memiliki customer yang tersebar di
Indonesia dan juga negara lain seperti Amerika Serikat, Inggris, Jerman,
Hongkong, Belanda, Singapura dan Norwegia. Batik Kulturnya bisa mendunia
karena Dea mencoba memasarkannya melalui internet marketing yang ilmunya
dia dapatkan dari bangku perkuliahan di Univeristas Multimedia Nusantara
Tanggerang.
Kini tiap bulan Irma bisa mendatangkan 10 ton kain sisa dari Semarang,
dan bisa menghasilkan omzet yang mencapai Rp 40-50 juta. Kesetnya kini bisa
ditemui di gerai-gerai yang tersebar di beberapa Kota, dan salah satunya miliki
Kementerian Pemuda dan Olahraga. Karena Irma pernah beberapa kali bertemu
dengan Kemenpora saat itu, Adyaksa Dault yang pernah mengajaknya melihat
pameran di Melbourne, Australia mewakili Indonesia dalam pameran kerajinan.
Dari situlah awalnya Irma bisa memasarkan produknya ke luar negeri, yakni
Australia, Jerman, Jepang, dan Turki. Kini usaha keset Irma sudah memproduksi
42 macam keset ada dengan bentuk yang beraneka macam mulai dari elips, bunga
hingga hewan.
Ketiga, untuk model bisnis sosial. Seharusnya ada lebih banyak penekanan
pada model apa yang dapat digunakan perusahaan sosial untuk menyeimbangkan
misi sosial mereka dengan kebutuhan mereka akan stabilitas keuangan. Model
bisnis seperti itu juga harus mengintegrasikan cara-cara agar layanan dan produk
dapat dipasok secara berkelanjutan, dibayar dengan upah yang layak, dan
kerusakan lingkungan dihindari.
Inovasi selalu berawal dari masalah. Tapi mereka tidak berhenti dengan
melihat masalah, mereka memilih berempati, lalu mulai bekerja keras
menyelesaikan masalah itu dengan inovasi. Being an innovator is start from
solving problems because problem is the primary engine of innovation. Problem
is not enough, because the innovation point is pivotal moment when talented,
ambitious, and motivated people seek the opportunity to act on their ideas.
(dr. Gamal Albinsaid).
Peluang dan masalah adalah stimulus kuat lahirnya ide -- ide besar. Dalam hal
ini, kemampuan kita membangun kesadaran atas masalah-masalah yang ada
adalah penting. Peluang dan masalah itu menghantarkan kita untuk terus berpikir
melahirkan gagasan-gagasan yang inovatif. Tapi ide itu murah, merealisasikannya
yang mahal. Oleh karena itu, ide yang besar harus diikuti oleh kerja -- kerja yang
sistematis, terarah, terencana, dan mantap dalam implementasi.
Berapa banyak diantara kita punya ide cemerlang, tapi tidak kita realisasikan,
lalu melihat orang lain merealisasikannya dan membesarkan mereka. Akhirnya,
kita berakhir tragis di kamar dengan tumpukan ide kita yang tidak terealisasi.
Kawan, orang bisa mencuri ide kita, tapi tidak akan ada yang bisa
mencuri passion kita.
Orang bisa mencuri ide kita, tapi tidak ada yang bisa mencuri eksekusi kita.
Peluang dan masalah adalah pintu awal lahirnya ide-ide besar yang mampu
memaksa sejarah bertepuk tangan. Semua orang melihat masalah, tapi sedikit
yang melihat peluang pada masalah yang ada. Dari orang - orang yang melihat
peluang pada masalah, sangat sedikit yang bekera keras mewujudkannya dan
membesarkan mereka.
Membentuk Tim
Pada tahap awal bisnis mungkin kita mengerjakan semuanya seorang diri,
lalu kita mulai punya sedikit staf yang membantu beberapa operasional, namun
yang menjadi kunci penting adalah segeralah membangun tim yang solid dan
kuat. Segerakan mungkin delegasikan seluruh urusan operasional dan aktivitas
perusahaan atau organisasi Anda pada tim Anda. Anda harus segera naik
ke level berikutnya, sehingga Anda punya waktu dan energi untuk berpikir soal
sistem, membangun jejaring, menentukan parameter, arah gerak, mengevaluasi
pencapaian perusahaan, membangun strategi dan arah ke depan, serta menyiapkan
sumber daya untuk mencapai itu semua. Jadilah perwira tangguh yang mampu
menggerakkan pasukan dalam stamina yang kuat untuk berperang melawan
masalah yang ingin kita selesaikan.
Sehebat, sekuat, dan secerdas apa pun Anda, Anda akan kalah dengan
mereka yang bergotong royong bersama timnya. Kalau Anda bekerja seorang diri,
mungkin mimpi dan cita-cita itu akan tercapai 10 tahun, tapi dengan memiliki 10
orang anggta Tim mungkin Anda bisa mempercepat hingga hanya 1 tahun. Oleh
karenanya, bagi saya asset yang paling besar bukan tanah, bangunan, atau properti
dari usaha-usaha kita, tapi yang paling penting adalah people. Oleh karena itu kita
perlu mengasah kemampuan people management kita supaya semakin kuat dan
strategis. Successful innovation is not a single breakthrough, it is a team sport.
You can invent alone, but you can't innovate alone.
Membangun Sistem
Jika dulu kita hanya berpikir bahwa yang kita butuhkan adalah sumber
daya untuk memulai dan inovasi untuk mengakselerasi. Namun, di era sekarang,
dua hal yang menjadi kunci utama bagi perusahaan yang ingin tumbuh dan
berkembang pesat adalah efisiensi dan produktivitas. Efisiensi dan produktivitas
ini bisa dicapai melalui sistem yang kita bangun. Dengan dua hal tersebut, ketika
pendapatan kita mungkin turun karena satu dan lain hal, keuntungan tetap bisa
meningkat. Bagaimana caranya? karena pengeluaran kita menurun dengan
efisiensi yang kita lakukan. Produktivitas tim menjadi hal yang sangat penting dan
fundamental.
Oleh karena itu, sistem yang kita bangun harus berorientasi meningkatkan
produktivitas dan efisiensi dalam perusahaan kita. Jika anda baru memulai
wirausaha sosial, mulailah dari hal yang sederhana. Pertama, tentukan metrik
pengukuran atau parameter keberhasilan dalam wirausaha sosial Anda, lalu
dorong pencapaian metrik tersebut melalui sistem reward dan punishmentyang
ada di perusahaan. Jika sistem itu baik bisa memotivasi tim kita mencapai metrik
perusahaan, namun jika metrik itu kurang baik bisa mengakibatkan demotivasi
untuk mencapai metrik.
Kita harus menyusun metrik itu sesuai dengan target perusahaan, namun
juga mendengarkan masukan dari tim kita.
Hasil akhir dari sebuah sistem adalah sebuah budaya yang Anda bangun dalam
perusahaan Anda. Budaya itu ditentukan oleh leadership style yang Anda pilih
dan management system yang Anda gunakan. Bagi saya, kepemimpinan itu soal
hubungan dan manajemen itu soal fungsi. Disini kita harus terus belajar dan
mendengar.
Mencapai Visi
https://www.kompasiana.com/luthfidestianto/552a44fd6ea8340f70552cfc/kewirau
sahaan-sosial-solusi-kemiskinan-di-indonesia
https://chub.fisipol.ugm.ac.id/2019/12/17/mengembangkan-kewirausahaan-sosial-
beberapa-rekomendasi/
https://www.kompasiana.com/gamalalbinsaid/5acf0486f13344742b31a602/bagai
mana-cara-mulai-mengembangkan-kewirausahaan-sosial?page=all
https://chub.fisipol.ugm.ac.id/2019/12/17/mengembangkan-kewirausahaan-sosial-
beberapa-rekomendasi/#:~:text=Gagasan%20utama%20kewirausahaan%20sosial
%20adalah,secara%20finansial%20dan%20menghasilkan%20dampak
https://konsultanmanajemencsr.com/kewirausahaan-sosial/