Anda di halaman 1dari 13

RESUME

KEWIRAUSAHAAN

DOSEN PENGAMPU :
Annur Fitri Hayati, S.Pd, M.Pd
OLEH :
Dina Uli Aisyah Sitompul
NIM :
19076092

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA


JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
RESUME

a. Pentingnya Wirausaha Sosial

1. Manfaat Penting Dalam Mendirikan Kewirausahaan Sosial


Ada banyak sekali contoh kecil yang bisa kita ketahui tentang
kewirausahaan, namun mungkin saja masih banyak orang yang kurang begitu
mengetahui. Banyak orang yang juga masih menganggap jika wirausaha dan
bisnis merupakan salah satu kegiatan yang sama. Nah Kewirausahaan
Sosial sendiri masih terdiri dari 2 usaha, Yaitu dengan usaha sosial dan usaha
tradisional. Yang mana untuk pengusaha sosial mengedepankan kepentingan
untuk masyarakat, sedangkan untuk kebutuhan pengusaha tradisional ialah untuk
kepentingan dalam meraih keuntungan di pasar.

Untuk mencapai Kewirausahaan Sosial yang lebih tepat, maka seorang


wirausaha perlu lebih percaya diri, berorientasi tugas dan hasil, mau untuk
mengambil risiko, kepemimpinan, kedisiplinan, berorientasi untuk masa depan,
jujur dan tekun. Beberapa hal tersebut ketika sudah di jalankan maka
berbagai Kewirausahaan Sosial yang di jalankan sangat di harap bisa berjalan
dengan lancar dan dengan hasil yang begitu memuaskan. Berbagai
kegiatan Kewirausahaan Sosial juga masih sering kali mengalami kegagalan.
Salah satu hal yang membuat gagalnya sebuah wirausaha ialah kurangnya
pengetahuan. Maka agar bisa lebih mudah dalam menjalankan Kewirausahaan
Sosial salah satu cara terbaik yang bisa di lakukan ialah konsultasi dengan orang
yang sudah ahli dalam bidangnya. Seperti konsultanmanajemancsr.com adalah
layanan paling tepat untuk anda yang ingin melalukan konsultasi berbagai
kebut8uhan usaha anda.

Konsultasi begitu penting agar anda sendiri bisa dengan mudah


menjalankan usaha dengan hasil yang maksimal dan memuaskan. Baik dengan
usaha dalam bidang seni, pertanian, proyek dan lain sebagainya begitu penting.
Ketika Kewirausahaan Sosial mampu berjalan dengan baik juga memberikan
manfaat yang sangat banyak bagi masyarakat loh. Ada banyak manfaat yang bisa
di temukan ketika menjalankan wirausaha terbaik, adapun beberapa manfaatnya
adalah:

 Mampu menciptakan lapangan pekerjaan

Salah satu keuntungan terbaik yang bisa di ciptakan untuk masyarakat ialah untuk
lapangan pekerjaan. Membuka lapangan pekerjaan tentu saja menjadi salah satu
usaha terbaik yang selalu di nantikan masyarakat. Berbagai kegiatan usaha yang
di jalankan namun mampu untuk memberikan lapangan pekerjaan termasuk dalam
bentuk Kewirausahaan Sosial yang memberikan manfaat sangat banyak.
 Mengurangi pengangguran

Di indonesia sendiri pengangguran sudah semakin banyak, banyaknya penduduk


yang mana juga terus meningkat tentu saja membuat banyak orang berlomba-
lomba untuk menjadi pekerja terbaik. Namun tidak semua orang mampu untuk
melakukan pekerjaan, berbagai halangan tentu saja ada. Namun ketika anda
sendiri mampu membuka Kewirausahaan Sosial maka risiko pengangguran yang
ada sedikit berkurang. Apalagi dengan kewirausahaan yang memiliki kapasitas
pegawai banyak, tentu semakin banyak orang yang tidak lagi menjadi
pengangguran.

 Meningkatkan pendapatan masyarakat

Mungkin banyak masyarakat yang sudah memiliki pekerjaan, namun terkadang


pendapatan yang di miliki kurang mencukupi kebutuhan hidup. Namun adanya
peluang pekerjaan dari Kewirausahaan Sosial sangat mampu sekali
menanggulangi permasalahan tersebut. Akan tetapi semua kembali dengan bentuk
usaha yang di jalankan. Tidak mungkin bukan ketika usaha yang di jalankan
hanya dalam bentuk sederhana namun memberikan upah yang lebih. Dengan
begitu upah kerja pun sangat di sesuaikan dengan bentuk usaha yang di jalankan.

 Mampu mengombinasikan faktor produksi

Alam, tenaga kerja, modal dan keahlian adalah bagian yang begitu penting ketika
menjalankan Kewirausahaan Sosial. Memiliki sebuah keahlian namun tidak
menjadi pekerja tentu tidak ada gunanya bukan? Lalu bagaimana dengan
wirausaha yang berdiri juga sesuai dengan keahlian? Tentu saja ini bisa menjadi
pilihan terbaik untuk di kembangkan dan di jalankan. Namun perlu juga di ketahui
jika anda menjadi pendiri wirausaha anda juga perlu memastikan jika tenaga kerja
yang akan anda rekrut sudah kompeten, atau memiliki rasa ingin bisa. Sehingga
usaha yang anda jalankan tidak lagi sia-sia dan memberikan hasil terbaik sesuai
dengan yang anda sudah rencanakan sejak awal mendirikan wirausaha tersebut.

 menjalankan peran dan memajukan bangsa

Salah satu bentuk terbaik yang bisa di dapatkan dalam Kewirausahaan Sosial ialah


mampu untuk memajukan bangsa dengan memberikan sumbangan-sumbangan.
Baik dengan bidang pendidikan, budaya, kesehatan, dan lain sebagainya yang
memberikan manfaat terbaik. Apalagi saat ini problem di indonesia yang sering
terjadi adalah pendidikan, kesehatan dan pengangguran, maka dengan mendirikan
kewirausahaan tentu memberikan manfaat yang sangat banyak untuk bangsa
indonesia.
 

 Pembayaran pajak sebagai pemasukan APBN?APBD

Wirausaha memberikan peran yang begitu penting untuk memberikan pemasukan


di pemerintah daerah setempat. Nah pembayaran pajak yang di lakukan di setiap
wirausaha tentu saja menjadi pemasukan tersendiri bagi masyarakat. Namun
sangat di sayangkan, indonesia memiliki berbagai macam pajak yang, seperti
dengan pajak penjualan, pajak pendirian bangunan dan lain sebagainya. Dengan
banyaknya pajak yang di jalankan tentu saja usaha juga perlu lebih di pemudah.
Akan tetapi pemerintah sering kali mempersulit akan berdirinya usaha yang di
jalankan tersebut.

b. Paradigma social yang ada di lingkungan dan berpotensi memiliki


nilai ekonomis

1. Ketika Bank Sampah Turut Membangkitkan Perekonomian Daerah

Bisnis sosial yang beberapa tahun ini sedang digandrungi adalah bank
sampah. Karena jika dulu sampah dianggap sesuatu yang menjijikkan dan
sepatutnya dibuang namun beberapa tahun ini sampang justru sesuatu yang
menjual dan menghasilkan banyak uang. Bahkan bisnis ini telah mendapat lampu
hijau dari pemerintah. Agar bisa menyelesaikan dua masalah bangsa yaitu
kemiskinan dan kebersihan.

Bahkan Bank Sampah kini telah diatur dalam UU nomor 18 Tahun 2008
yang mengatur tentang pengelolaan sampah dan UU Nomor 81 Tahun 2012 yang
mengamati perlunya ada perubahan paradigma yang mendasar dalam pengelolaan
sampah yakni dari paradigma kumpul-angkit-buang yang menjadi pengolahan dan
bertumpu pada pengurangan dan penanganan sampah.

Bank sampah sendiri memang bukan seperti bank pada umumnya yang
tempat menyimpan uang. Namun seperti halnya bank konvensional bank sampah
memiliki sitem manajerial yang operasionalnya dilakukan oleh masyarakat dan
memberikan manfaat ekonomi untuk masyarakat. Sampah yang disetorkan oleh
masyarakat tak bisa langsung disetorkan namun harus dipilah terlebih dahulu
sesuai dengan jenisnya apakah itu kaca, plastik, kertas dan metal setelah
ditimbang maka baru bisa ditukarkan dengan uang/

Jika menengok ke belakang bank sampah sebenarnya bukanlah program


pemerintah namun sebuah kesadaran seorang dosen politeknik Kesehatan
Lingkungan di Yogyakarta. Karena melihat banyaknya sampah yang berserakan
akhirnya dia pun mencetuskan sebuah ide mendirikan Bank Sampah Gemah
Ripah yang dia bangun di dusun Bandengan yang terletak di wilayah perkotaan
Kabupaten Bantul pada tanggal 23 Februari 2008.

Di awal bisnis sosial ini sama sekali tidak menggunakan dana untuk
modal, hanya menggunakan konsep 3R yaitu Reduce, Reuse dan Recycle.
Meskipun tak menggunakan modal, dua bulan pertama Bambang merasakan
kesulitan mengajak masyarakat berbisnis sampah ini. Ia pun mencari ide dengan
mengajak anak-anak untuk menyetorkan sampahnya ke bank. Karena anak-anak
yang menyetorkan sampah ke bank mendapatkan uang akhirnya para orang
dewasa pun tertarik ikutan. Hingga akhirnya berkembang hingga sekarang.
Bahkan sekarang pemerintah memberlakukan kebijakan yakni tak akan
memberikan piala adipura kepada kota yang tidak memiliki bank sampah
sehingga hampir semua daerah kini memiliki bank sampah.

2. Bisnis Batik Sejahterakan Warga Tuna Grahita di Desa Gowong

Memiliki kekurangan pada fisik membuat sebagian tuna grahita di Desa


Gowong kesulitan dalam mencari pekerjaan. Untungnya ada sekelompok ibu-ibu
yang memiliki inisiatif untuk melakukan pemberdayaan kepada mereka yang
jumlah 28 orang. Para Tuna Grahita tersebut dibina oleh kelompok swadaya
masyarakat dengan program rehabilitasi penyandang disabilitas intelektual
berbasis komunitas dengan membentuk sebuah kampung peduli harapan

Mereka diberikan pelatihan berbagai macam ketrampilan salah satunya


adalah ketrampilan membatik dan keset. Pelatihan tersebut memang sengaja
diberikan agar para tuna grahita bisa produktif dan mandiri. Kini produksi batik
yang mereka buat telah dipasarkan dan banyak digunakan oleh warga Purworejo.

Selain batik, di sentra ini para penyandang disabilitas melakukan produksi


barang yang bernilai tinggi dan hasil pendapatan dan penjualan bisa diberikan
kepada penyandang disabilitas dan sebagian baru digunakan untuk operasional.
Harga batiknya sendiri tak terlalu mahal seperti batik kebanyakan karena 2×1
meternya dijual seharga Rp100.000.
3. Batik Kultur Penyandang Difabel Mulai Mendunia

Awalnya Dea Valencia tak terpikir untuk membuka sebuah bisnis sosial.
Apalagi jika memiliki karyawan yang memiliki keterbatasan fisik (difabel).
Dirinya hanya hobi mengoleksi batik tradisional Indonesia namun karena tak ada
uangnya makanya dia terpikir untuk membuka usaha batik saja.

Karena tak memiliki background membatik akhirnya dia pun belajar


membatik dari nol. Dia pun belajar langsung praktik kemudian ilmunya dia
tularkan kepada para tuna grahita yang berada di sekitar rumahnya. Akhirnya Dea
memutuskan untuk menjadikan mereka sebagai karyawan agar mereka bisa hidup
mandiri dan memiliki karya dan bermanfaat bagi banyak orang. Karena
menurutnya setiap orang berhak mendapatkan kesempatan yang sama termasuk
mereka.

Dea memperkerjakan karyawan yang tak memiliki tak memiliki kaki tapi
tangannya masih bisa bekerja. Tak hanya itu Dea juga mempekerjakan enam
orang karyawan yang tuna rungu dan tuna wicara. Mengapa Dea lakukan karena
dia ingin memberikan kesempatan kepada mereka untuk berkontribusi dibalik
perbedaanya mereka. Dan ternyata meski kekurangan mereka justru lebih tekun
dalam bekerja.

Kini produksi batik Kultur Dea telah memiliki customer yang tersebar di
Indonesia dan juga negara lain seperti Amerika Serikat, Inggris, Jerman,
Hongkong, Belanda, Singapura dan Norwegia. Batik Kulturnya bisa mendunia
karena Dea mencoba memasarkannya melalui internet marketing yang ilmunya
dia dapatkan dari bangku perkuliahan di Univeristas Multimedia Nusantara
Tanggerang.

4. Produksi Keset yang Memberi Lapangan Kerja kepada 150 Kaum


Difabel

Ketika kekurangan pada fisik menyebabkan sebagian orang memilih untuk


meminta-minta namun pantang bagi Irma Suryati. Dirinya justru membuka
lapangan pekerjaan untuk 150 orang penyandang difabel yang nasibnya sama
dengan dirinya. Irma bersama sang suami yang juga penyandang difabel
membangun usaha kerajinan keset dengan modal kain-kain perca yang berasal
dari industri garmen yang kebetulan tak jauh dari rumahnya.
Jika dipikir di awal memang tidak mungkin membangun usaha keset
hingga sebesar ini. Sehingga sanggup memperkerjakan 2500 karyawan yang 150
di antaranya adalah penyandang difabel. Apalagi Irma dan suami sama-sama
mengalami kecacatan di kaki, lumpuh layu lemas akibat terkena penyakit polio
sejak masih anak-anak. Hingga memaksanya untuk berjalan menggunakan
tongkat. Namun Irma yang dibantu suami membuktikan bahwa seburam-
buramnya sebuah kehidupan bahwa ada harapan dan selalu ada celah yang bisa
membawa berkah.

Berkat kegigihan ke duanya, Irma pun mendapatkan berbagai penghargaan


yaitu Wirausahawati Muda Teladan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga
(2007), Perempuan Berprestasi 2008 dari Bupati Kebumen, dan Penghargaan dari
Jaiki Jepang, khusus untuk orang cacat. Awalnya Irma bersama sang suami
membuat keset bukan untuk usaha melainkan kebutuhan sendiri. Namun kesetnya
dilirik oleh tetangga karena keunikannya dilukis oleh sang suami. Karena banyak
yang berminat, Irma pun berpikiran untuk membuka usaha kecil pembuatan keset
saja dan saat itu baru dibantu oleh 5 orang karyawan. Usahanya pun semakin lama
semakin berkembang sehingga rumah Irma tak cukup lagi untuk menampung
keset-kesetnya. Sehingga di tahun 2002 mereka memutuskan untuk pindah ke
Kebumen Kampung Halaman sang suami. Dengan membeli rumah di Jalan
Karang Bolong kilometer 7, Desa Karangsari, Kecamatan Buayan, Kebumen.

Setibanya di sana, Irma langsung membentuk usaha berbadan Hukum


dengan nama Usaha Dagang Mutiara Equipment. Kemudian Irma juga
membentuk Pusat Usaha Kecil Menengah Penyandang cacat. Meski usahanya
telah sebesar sekarang, namun jangan pikir Irma tak memiliki kesulitan karena di
awal mengembangkan usahanya dia mengalami kesulitan untuk mengorganisasi
masyarakat di sekitarnya. Namun Irma tak putus asa dia tak mau menyerah, dia
mendatangi penduduk dari satu rumah ke rumah yang lain untuk mengajari
mereka membuka kesey kemudian mengajari mereka membuka usaha. Meski
telah mengajari namun Irma tetap mendapat cemooh dan rasa tidak percaya dari
masyarakat karena melihat kecacatannya. Namun Irma tak patah semangat,
bahkan Irma memberikan mesin jahit dan pasokan bahan kepada para  ibu rumah
tangga yang produktif. Selain para ibu rumah tangga dan penyandang cacat yang
dijadikannya karyawan, Irma pun mulai memperkerjakan para waria dan pekerja
seks komersial agar mereka berhenti melakoni pekerjaannya yang negatif itu.

Kini tiap bulan Irma bisa mendatangkan 10 ton kain sisa dari Semarang,
dan bisa menghasilkan omzet yang mencapai Rp 40-50 juta. Kesetnya kini bisa
ditemui di gerai-gerai yang tersebar di beberapa Kota, dan salah satunya miliki
Kementerian Pemuda dan Olahraga. Karena Irma pernah beberapa kali bertemu
dengan Kemenpora saat itu, Adyaksa Dault yang pernah mengajaknya melihat
pameran di Melbourne, Australia mewakili Indonesia dalam pameran kerajinan.
Dari situlah awalnya Irma bisa memasarkan produknya ke luar negeri, yakni
Australia, Jerman, Jepang, dan Turki. Kini usaha keset Irma sudah memproduksi
42 macam keset ada dengan bentuk yang beraneka macam mulai dari elips, bunga
hingga hewan.

c. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengaktifkan paradigma tersebut


menjadi fungsi ekonomis bagi masyarakat melalui wirausaha sosial.

Gagasan utama kewirausahaan sosial adalah model bisnis sosial dapat


membantu perusahaan baru (Start-Up), bisnis yang sudah ada, dan Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM) untuk menjadi perusahaan sosial yang mampu
membuat keputusan yang tepat untuk masa depan serta mampu bertahan secara
finansial dan menghasilkan dampak sosial yang berkelanjutan. Gagasan ini
mengandung konsekuensi yang membuat wirausahawan sosial harus bertujuan
untuk melihat lebih jauh dari sekadar memberikan satu produk atau layanan untuk
membantu menyelesaikan masalah lokal. Secara lebih rinci kewirausahaan sosial
membutuhkan kontribusi yang berdampak lebih luas pada masyarakat, proses
produksi yang berkelanjutan dan dapat diterima secara sosial, serta keuntungan
yang berkontribusi atau diinvestasikan kembali dengan cara yang bertanggung
jawab.

Untuk menghasilkan dampak seperti itu, perusahaan sosial harus


menggunakan pendekatan integral dan dilibatkan dengan organisasi lain. Untuk
memberikan dampak, bukan hanya ukuran organisasi yang penting, tetapi juga
ukuran jaringan di mana organisasi itu berpartisipasi. Dengan kata lain,
mengembangkan kewirausahaan sosial tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja
tapi semua stakeholders  yang berkaitan harus dilibatkan. Harus diakui
membangun, mengembangkan, dan menerapkan kewirausahaan sosial memang
lebih mudah diucapkan daripada dilakukan.

Pengusaha sosial menghadapi banyak kendala dan tantangan, termasuk jenis


badan hukum apa yang mereka pilih untuk diadopsi, akses terbatas ke keuangan,
biaya yang lebih tinggi, dll. Hal-hal tersebut membatasi potensi mereka untuk
menghasilkan dampak sosial dan ekonomi yang luas dan berkelanjutan. Dengan
berbagai hambatan dan kesulitan yang dihadapi para pelaku kewirausahaan sosial
sampai saat ini mungkin terlalu dini untuk menyatakan bahwa kewirausahaan
sosial adalah katalisator transisi menuju ekonomi inklusif, tetapi bagaimanapun
juga hal ini harus tetap menjadi tujuan utama kewirausahaan sosial.

Menyadari pentingnya sinergi berbagai pihak dalam mengembangkan


kewirausahaan sosial, berikut kami berikan rekomendasi beberapa kebijakan atau
langkah yang bisa diambil oleh pihak-pihak yang terlibat dalam pengembangan
kewirausahaan sosial yang berfokus pada lima topik: komitmen politik,
pengukuran dampak sosial, katalis untuk transformasi ekonomi, model bisnis
sosial dan agen perubahan.

Pertama, kewirausahaan sosial hanya dapat berhasil jika ada komitmen


politik. Penting diingat bahwa komitmen politik dari pemerintah dalam
mengembangan kewirausahaan sosial jangan sampai digunakan untuk menutupi
pemotongan dalam pengeluaran publik, tetapi untuk mempromosikan kesetaraan,
partisipasi warga negara yang lebih besar dalam perekonomian, dan sektor
produktif skala mikro, kecil, dan menengah. Ini berarti paket insentif tidak hanya
termasuk pengadaan publik, perpajakan, juga legalitas, tetapi juga regulasi sektor
keuangan dan perubahan dalam hukum perusahaan untuk mengurangi penekanan
pada memaksimalkan keuntungan jangka pendek.

Kedua, agar usaha sosial berhasil, wiraushawan sosial perlu mengukur


dampak sosialnya, jika tidak mereka tidak dapat belajar bagaimana
meningkatkannya. Namun, banyak wirausahawan sosial masih belum mengukur
dampaknya, padahal mereka sendiri yang menyatakan bahwa dampak sosial
adalah alasan mereka terlibat dalam kewirausahaan sosial. Mengintegrasikan
pengukuran dampak sosial dalam organisasi dan bersikap transparan tentang hal
itu adalah kunci untuk menjadi lebih berpengaruh.

Ketiga, untuk model bisnis sosial. Seharusnya ada lebih banyak penekanan
pada model apa yang dapat digunakan perusahaan sosial untuk menyeimbangkan
misi sosial mereka dengan kebutuhan mereka akan stabilitas keuangan. Model
bisnis seperti itu juga harus mengintegrasikan cara-cara agar layanan dan produk
dapat dipasok secara berkelanjutan, dibayar dengan upah yang layak, dan
kerusakan lingkungan dihindari.

Keempat, yang dapat membantu wirausahawan sosial untuk menjadi agen


perubahan nyata hanyalah pengukuran dampak sosial yang lebih baik dan
menggunakan model bisnis sosial yang lebih komprehensif. Seharusnya ada fokus
yang lebih besar dalam mempromosikan perusahaan sosial sebagai pengubah
permainan pada tingkat yang lebih makroekonomi. Memang ada banyak
tantangan, untuk itu diperlukan pemahaman yang lebih mengenai potensi
kewirausahaan sosial untuk membawa perubahan ekonomi.

Kelima, rekomendasi-rekomendasi yang sudah disebutkan menimbulkan


pertanyaan penting yang harus dijawab. Apakah kewirausahaan sosial harus
menjadi alat transisi yang harus menjadi bagian integral dari melakukan bisnis
atau lebih dipromosikan sebagai entitas yang terpisah dengan lembaganya sendiri?

Inovasi selalu berawal dari masalah. Tapi mereka tidak berhenti dengan
melihat masalah, mereka memilih berempati, lalu mulai bekerja keras
menyelesaikan masalah itu dengan inovasi. Being an innovator is start from
solving problems because problem is the primary engine of innovation. Problem
is not enough, because the innovation point is pivotal moment when talented,
ambitious, and motivated people seek the opportunity to act on their ideas.
(dr. Gamal Albinsaid).

Peluang dan masalah adalah stimulus kuat lahirnya ide -- ide besar. Dalam hal
ini, kemampuan kita membangun kesadaran atas masalah-masalah yang ada
adalah penting. Peluang dan masalah itu menghantarkan kita untuk terus berpikir
melahirkan gagasan-gagasan yang inovatif. Tapi ide itu murah, merealisasikannya
yang mahal. Oleh karena itu, ide yang besar harus diikuti oleh kerja -- kerja yang
sistematis, terarah, terencana, dan mantap dalam implementasi. 

Berapa banyak diantara kita punya ide cemerlang, tapi tidak kita realisasikan,
lalu melihat orang lain merealisasikannya dan membesarkan mereka. Akhirnya,
kita berakhir tragis di kamar dengan tumpukan ide kita yang tidak terealisasi.
Kawan, orang bisa mencuri ide kita, tapi tidak akan ada yang bisa
mencuri passion kita. 

Orang bisa mencuri ide kita, tapi tidak ada yang bisa mencuri eksekusi kita.
Peluang dan masalah adalah pintu awal lahirnya ide-ide besar yang mampu
memaksa sejarah bertepuk tangan. Semua orang melihat masalah, tapi sedikit
yang melihat peluang pada masalah yang ada. Dari orang - orang yang melihat
peluang pada masalah, sangat sedikit yang bekera keras mewujudkannya dan
membesarkan mereka.

 Membentuk Tim

Pada tahap awal bisnis mungkin kita mengerjakan semuanya seorang diri,
lalu kita mulai punya sedikit staf yang membantu beberapa operasional, namun
yang menjadi kunci penting adalah segeralah membangun tim yang solid dan
kuat. Segerakan mungkin delegasikan seluruh urusan operasional dan aktivitas
perusahaan atau organisasi Anda pada tim Anda. Anda harus segera naik
ke level berikutnya, sehingga Anda punya waktu dan energi untuk berpikir soal
sistem, membangun jejaring, menentukan parameter, arah gerak, mengevaluasi
pencapaian perusahaan, membangun strategi dan arah ke depan, serta menyiapkan
sumber daya untuk mencapai itu semua. Jadilah perwira tangguh yang mampu
menggerakkan pasukan dalam stamina yang kuat untuk berperang melawan
masalah yang ingin kita selesaikan.

Sehebat, sekuat, dan secerdas apa pun Anda, Anda akan kalah dengan
mereka yang bergotong royong bersama timnya. Kalau Anda bekerja seorang diri,
mungkin mimpi dan cita-cita itu akan tercapai 10 tahun, tapi dengan memiliki 10
orang anggta Tim mungkin Anda bisa mempercepat hingga hanya 1 tahun. Oleh
karenanya, bagi saya asset yang paling besar bukan tanah, bangunan, atau properti
dari usaha-usaha kita, tapi yang paling penting adalah people. Oleh karena itu kita
perlu mengasah kemampuan people management kita supaya semakin kuat dan
strategis. Successful innovation is not a single breakthrough, it is a team sport.
You can invent alone, but you can't innovate alone.

 Membangun Sistem

Jika dulu kita hanya berpikir bahwa yang kita butuhkan adalah sumber
daya untuk memulai dan inovasi untuk mengakselerasi. Namun, di era sekarang,
dua hal yang menjadi kunci utama bagi perusahaan yang ingin tumbuh dan
berkembang pesat adalah efisiensi dan produktivitas. Efisiensi dan produktivitas
ini bisa dicapai melalui sistem yang kita bangun. Dengan  dua hal tersebut, ketika
pendapatan kita mungkin turun karena satu dan lain hal, keuntungan tetap bisa
meningkat. Bagaimana caranya? karena pengeluaran kita menurun dengan
efisiensi yang kita lakukan. Produktivitas tim menjadi hal yang sangat penting dan
fundamental.

Oleh karena itu, sistem yang kita bangun harus berorientasi meningkatkan
produktivitas dan efisiensi dalam perusahaan kita. Jika anda baru memulai
wirausaha sosial, mulailah dari hal yang sederhana. Pertama, tentukan metrik
pengukuran atau parameter keberhasilan dalam wirausaha sosial Anda, lalu
dorong pencapaian metrik tersebut melalui sistem reward dan punishmentyang
ada di perusahaan. Jika sistem itu baik bisa memotivasi tim kita mencapai metrik
perusahaan, namun jika metrik itu kurang baik bisa mengakibatkan demotivasi
untuk mencapai metrik.

Kita harus menyusun metrik itu sesuai dengan target perusahaan, namun
juga mendengarkan masukan dari tim kita.
Hasil akhir dari sebuah sistem adalah sebuah budaya yang Anda bangun dalam
perusahaan Anda. Budaya itu ditentukan oleh leadership style yang Anda pilih
dan management system yang Anda gunakan. Bagi saya, kepemimpinan itu soal
hubungan dan manajemen itu soal fungsi. Disini kita harus terus belajar dan
mendengar.

Pada saat membangun sistem mencobalah untuk selalu


berpikir continuous improvement,berorientasi jangka panjang, hingga sistem dan
budaya yang kita susun di perusahaan kita mampu mengakar melampaui usia kita.
Sebagai pemimpin, anda harus berdiri di belakang memastikan semua lini bekerja
secara optimal melalui sistem yang kita susun.

 Menciptakan Aktivitas Ekonomi


Terdapat banyak model bisnis dalam proses menghasilkan aktivitas
ekonomi yang pada akhirnya mampu menjadi bahan bakar dalam menyelesaikan
masalah atau memberikan social valuedi masyarakat, diantaranyanya cooperative,
market linkage, service subsidization, organizational support. Wirausaha sosial
bisa memilih dan mendorong model bisnis yang paling efektif dalam
mengoptimalkan pencapaian misi sosial ini.

Bagi wirausaha komersial atau wirausaha konvensional, menghasilkan


uang adalah misi utama dan tujuan akhir dari sebuah cerita atau usaha. Setelah itu,
ia akan berpikir memperbesar perusahaannya, membangun perusahaan baru
sebagai mesin penghasil uang baru. Tapi tidak dengan wirausaha sosial, uang
hanyalah proses yang harus dia lalui untuk memastikan dia memiliki sumber daya
yang cukup untuk menyelesaikan masalah yang ada.

 Mencapai Visi

Orang-orang di perusahaan kita boleh berganti, pemimpin juga boleh


berganti, tapi visi, cita-cita, dan nilai-nilai dari perusahaan kita harus terus
mengakar. Dari pengalaman, saya melihat perusahaan-perusahaan yang berumur
panjang, kebanyakan mereka dipimpin oleh pemimpin yang berpikir jauh ke
depan, bukan 1 atau 2 tahun, apalagi pemimpin-pemimpin yang sekedar melepas
dahaga finansial. Cita-cita kita harus melampaui uang kita, melampaui usia kita,
melampaui kemampuan kita. Never limit your vision based on your current
resources. Hold the vision, trust the process, the vision pulls you.

Secara sederhana mencapai visi ini dalam konteks kewirausahaan sosial


harus mampu diterjemahkan pada pemberian nilai sosial kepada masyarakat.
Secara praktis, nilai sosial ini harus mampu ditransformasi menjadi metrik yang
dapat diukur. Sehingga pada akhirnya visi, nilai sosial, dan imetrik ini menjadi
tujuan dari kewirausahaan sosial, begin with the end in mind.
You must be aware of the fantastic transformational power of social
entrepreneurship. Unleashing the energies of people to transform the world in
which they live, we call these people social entrepreneurship. Oleh karenanya,
hakikat dari wirausaha sosial adalah keberadaan visi yang menjadikan kehidupan
sesama menjadi lebih baik.
DAFTAR ISI

Auraayu, Jumlah Entrepreneur di Indonesian Masih Tertinggal Negara Lain.


Diakses dari https://nasional.sindonews.com/read/1356252/15/jumlah-
entrepreneur-di-indonesia-masih-tertinggal-negara-lain1542733554, pada tanggal
17 Juni 2019

https://www.kompasiana.com/luthfidestianto/552a44fd6ea8340f70552cfc/kewirau
sahaan-sosial-solusi-kemiskinan-di-indonesia

https://chub.fisipol.ugm.ac.id/2019/12/17/mengembangkan-kewirausahaan-sosial-
beberapa-rekomendasi/

https://www.kompasiana.com/gamalalbinsaid/5acf0486f13344742b31a602/bagai
mana-cara-mulai-mengembangkan-kewirausahaan-sosial?page=all

https://chub.fisipol.ugm.ac.id/2019/12/17/mengembangkan-kewirausahaan-sosial-
beberapa-rekomendasi/#:~:text=Gagasan%20utama%20kewirausahaan%20sosial
%20adalah,secara%20finansial%20dan%20menghasilkan%20dampak

https://konsultanmanajemencsr.com/kewirausahaan-sosial/

Anda mungkin juga menyukai