Dosen pengampu :
Prof.Dr.Kasman Rukun,M.Pd.
Disusun Oleh :
Dina Uli Aisyah Sitompul (19076092)
JURUSAN ELEKTRONIKA
FAKULTAS TEKNIK
2020
KATA PENGANTAR
penulis
DAFTAR ISI
Dimulai pada tahun 1947, saat itu kurikulum pendidikan di Indonesia masih dipengaruhi
sistem pendidikan kolonial Belanda dan Jepang, sehingga hanya meneruskan yang pernah
digunakan sebelumnya. Rentjana Peladjaran 1947 (sebutan kurikulum saat itu) merupakan
pengganti sistem pendidikan kolonial Belanda. Karena suasana kehidupan berbangsa saat itu
masih dalam semangat juang merebut kemerdekaan maka pendidikan sebagai development
conformism lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia Indonesia yang merdeka
dan berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain di muka bumi ini
.Usaha pemerintah maupun pihak swasta dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan
terutama meningkatkan hasil belajar siswa dalam berbagai mata pelajaran terus menerus
dilakukan, seperti penyempurnaan kurikulum, materi pelajaran, dan proses pembelajaran.
Dengan dilaksanakannya UU No. 22 dan 25 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, sehingga
sebagai konsekuensi logis harus terjadi juga perubahan struktural dalam penyelenggaraan
pendidikan, maka bersamaan dengan hal tersebut terjadilah perubahan lagi pada kurikulum
pendidikan.
Kurikukum yang dikembangkan pada tahun 2004 diberi nama Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK). Pendidikan berbasis kompetensi menitikberatkan pada pengembangan
kemampuan untuk melakukan (kompetensi) tugas-tugas tertentu sesuai dengan standard
performance yang telah ditetapkan. Competency Based Education is education geared toward
preparing indivisuals to perform identified competencies (Scharg dalam Hamalik, 2000: 89).
Hal ini mengandung arti bahwa pendidikan mengacu pada upaya penyiapan individu yang
mampu melakukan perangkat kompetensi yang telah ditentukan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu revolusi dan evolusi pendidikan?
2. Bagaimanakah Sejarah Pendidikan Era Revolusi Industri 4.0?
3. Bagaimanakah Metode Pembelajaran Pendidikan Dalam Menghadapi Revolusi
Industri 4.0 ?
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik agar
mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan dengan demikian akan
menimbulkan perubahan pada dirinya. Menurut Hamalik (2008) fungsi pendidikan adalah
menyiapkan peserta didik untuk terjun ke arah yang lebih nyata karena peserta didik sebagai
calon warga negara yang baik, warga bangsa dan calon pembentuk negara baru serta
mengemban tugas dan pekerjaan kelak dikemudian hari. Tujuan pendidikan nasional adalah
untuk mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut pemerintah mengadakan penyempurnaan
kurikulum. Kurikulum yang sekarang diterapkan di Indonesia adalah kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 disusun oleh sekolah dengan berpedoman pada standar kompetensi lulusan.
Menurut Mulyasa (2014) Kurikulum 2013 mendapat sorotan dari beberapa pihak, salah
satunya dari segi persiapan, kurikulum 2013 membutuhkan anggaran mencapai 2,5 triliun.
Kurang optimalnya sosialisasi kepada seluruh pelaksana dilapangan membuat para guru
masih banyak yang kebingungan dengan kurikulum 2013.
PEMBAHASAN
. Teknologi sudah sejak lama dimanfaatkan dalam dunia pendidikan. Sebut saja
bagaimana proyektor OHP (Over Head Projector) telah berhasil menggantikan peran kapur
tulis dan papan tulis. Lalu, keberhasilan komputer menggantikan mesin tik, dan yang terkini
adalah bagaimana internet sebagai sumber konten digital menggantikan peran jurnal dan
buku-buku cetak.Upaya adaptasi terhadap perkembangan teknologi tidak hanya dilakukan
dunia pendidikan melalui alat-alat sebagai sarana, tetapi juga melalui peran guru sebagai
pendidik. Guru jaman sekarang memiliki peran yang berbeda dengan guru di era sebelumnya.
1. Akses siswa dan guru terhadap teknologi digital dan internet di dalam kelas, sekolah, dan
lembaga pendidikan guru.
2. Ketersediaan materi yang berkualitas, bermakna, dan dukungan kultural bagi siswa dan
guru.
3. Pengetahuan dan keterampilan guru dalam menggunakan alat-alat dan sumber-sumber
digital untuk membantu siswa mencapai standar akademis.
Ketiga hal tersebut hanya bisa terpenuhi ketika sekolah sebagai penyelenggara pendidikan
mengadopsi teknologi secara menyeluruh.
Terkait hal pertama, sekolah harus menyediakan fasilitas internet dan perangkat hardware
yang cukup, agar baik guru maupun siswa dapat mengakses konten digital. Sementara untuk
memenuhi hal kedua, sekolah harus mampu menyediakan konten belajar digital yang
berkualitas dan sejalan dengan tuntutan kurikulum nasional, serta memiliki standar
internasional atas tuntutan globalisasi. Lalu, untuk hal ketiga, sekolah perlu membekali guru
dengan pelatihan penggunaan teknologi dan menyediakan platform yang mudah digunakan
oleh guru. Semua hal tersebut bisa dicapai dengan penyediaan solusi pembelajaran digital
yang tepat dan mumpuni.
Sebelum revolusi industri terjadi ada namanya zaman pra revolusi, dimana semua
kegiatan dilakukan oleh tangan manusia tanpa bantuan tenaga mesin atau yang disebut dengan
pra industrial. Revolusi industri 1.0 terjadi pada abad 17 sampai awal abad ke-18, terjadi
perubahan industri dari tenaga manusia ke mesin akibat penemuan tenaga uap oleh para
ilmuwan.
Revolusi industri 1.0 menandai hadirnya industri manufaktur dalam skala masif. Pabrik-
pabrik yang memproduksi benda kebutuhan kita seperti sabun, motor, hingga lemari bisa ada
sekarang karena adanya revolusi industri ini.
Revolusi industri 2.0 terjadi pada pertengahan abad ke-18 dimana revolusi ini ditandai
dengan pemanfaatan tenaga listrik untuk mempermudah serta mempercepat proses produksi,
distribusi, dan perdagangan.
Simbol penting yang menandai era ini adalah produksi berjalan yang dimulai oleh pabrik
mobil Ford. Akibatnya banyak pabrik mobil tutup karena kalah bersaing dari 250 perusahaan
menjadi 20 perusahaan. Pabrik-pabrik manufacturing di Indonesia sampai saat ini masih
menggunakan prinsip ban berjalan.
Revolusi industri 3.0 ini disebut sebagai revolusi informasi dimana terjadi ledakan
informasi digital. Berawal dari ditemukannya PLC (Programmable Logic Controller)
sehingga mesin industri dapat berjalan sendiri dan menyebabkan biaya produksi makin
murah.
Selain itu, terjadi perubahan dalam segi informasi digital. Saat ini, kita sudah tidak beli kaset
kalo mau dengerin musik tapi bisa lewat musik digital. Dalam dunia fotografi juga, ambil foto
lebih mudah karena sudah ada kamera digital tidak perlu memakai kertas film sebagai
medianya. Revolusi ini dimulai pada tahun 1960 an hingga 2010. Personal computer, internet,
smartphone menjadi penanda revolusi 3.0
Revolusi industry 4.0 ini ditandai dengan Robot, artificial intelligence, machine
learning, biotechnology, blockchain, internet of things (IoT), driverless vehicle. Para
karyawan pembuat mobil akan digantikan oleh robot. supir taksi digantikan oleh driverless
car, jasa pengiriman barang (kurir) akan digantikan drone, Bank akan digantikan smartphone
dan blockchain, lalu artificial intelligence akan membantu anda memesan makan siang via
go food atau sejenisnya, dan ada juga aplikasi yang bisa mencarikan kamu pacar kalau kamu
lagi jomblo.
Revolusi Industri 4.0 merupakan salah satu pelaksanaan proyek strategi teknologi
modern Jerman 2020 (Germany High-Tech Strategy 2020). Strategi tersebut
diimplementasikan melalui peningkatan teknologi sektor manufaktur (industri), penciptaan
kerangka kebijakan strategis yang konsisten, serta penetapan prioritas tertentu dalam
menghadapi kompetisi global.
Revolusi industri 4.0 telah mengubah hidup dan kerja manusia secara fundamental.
Berbeda dengan revolusi industri sebelumnya, revolusi industri generasi ke-4 ini memiliki
skala, ruang lingkup dan kompleksitas yang lebih luas. Kemajuan teknologi baru yang
mengintegrasikan dunia fisik, digital dan biologis telah mempengaruhi semua disiplin ilmu,
ekonomi, industri dan pemerintah.
Pendidikan 4.0 merupakan istilah umum yang digunakan oleh para ahli teori
pendidikan untuk menggambarkan berbagai cara untuk mengintegrasikan teknologi cyber
baik secara fisik maupun tidak ke dalam pembelajaran. Ini adalah lompatan dari pendidikan
3.0 yang mencakup pertemuan ilmu saraf, psikologi kognitif, dan teknologi pendidikan,
menggunakan teknologi digital dan mobile berbasis web, termasuk aplikasi, perangkat keras
dan perangkat lunak dan hal lain dengan E di depannya.
Pendidikan 4.0 adalah fenomena yang merespon kebutuhan revolusi industri keempat
dimana manusia dan mesin di selaraskan untuk mendapatkan solusi, memecahkan masalah
dan tentu saja menemukan kemungkinan inovasi baru. Pendidikan dasar hingga pendidikan
tinggi, menyesuaikan kurikulum pendidikan dengan tantangan dan kebutuhan pada era
sekarang ini. Kurikulum yang membuka akses bagi generasi milenial mendapatkan ilmu dan
pelatihan untuk menjadi pekerja yang kompetitif dan produktif.
Setelah melalui tiga tahap evolusi industri tersebut, tahun 2018 disebut sebagai awal
zaman revolusi industri 4.0 yang ditandai dengan sistem cyber-physical. Kini berbagai
industri mulai menyentuh dunia virtual, berbentuk konektivitas manusia, mesin, dan data yang
lebih dikenal dengan nama Internet of Things (IoT). Untuk menghadapi revolusi industri 4.0,
diperlukan berbagai persiapan, termasuk metode pembelajaran pendidikan yang tepat. Berikut
informasi lengkapnya!
Banyak hal yang harus diubah oleh negara yang ingin maju. Hal ini juga berlaku bagi
Indonesia, terlebih saat ini Indonesia tengah menghadapi era revolusi industri 4.0 dengan
tingkat persaingan yang semakin ketat. Dari sejumlah perubahan yang harus dilakukan,
perbaikan SDM adalah salah satu hal yang harus sangat diperhatikan. Perbaikan tersebut
dapat terlaksana salah satunya dengan cara mengubah metode pembelajaran dalam dunia
pendidikan yang ada.
Setidaknya ada tiga hal yang perlu diubah Indonesia dari sisi edukasi. Pertama dan
yang paling fundamental adalah mengubah sifat dan pola pikir anak-anak muda Indonesia saat
ini. Kedua, pentingnya peran sekolah dalam mengasah dan mengembangkan bakat generasi
penerus bangsa. Ketiga dan yang terakhir adalah pengembangan kemampuan institusi
pendidikan tinggi untuk mengubah model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan zaman
saat ini.
Pemerintah tentu saja memiliki peran yang sangat penting dalam perubahan metode
pembelajaran pendidikan yang ada di Indonesia saat ini. Fasilitas yang sesuai dengan
kebutuhan anak-anak merupakan hal yang penting untuk disediakan oleh pemerintah. Salah
satu caranya adalah dengan menyediakan teknologi yang mumpuni. Diperlukan perpindahan
makna KKN menjadi Komunikasi, Kolaborasi, dan Networking untuk membangun generasi
muda Indonesia yang lebih baik.
Dengan menyediakan berbagai fasilitas yang sesuai kebutuhan dan tuntutan zaman,
diharapkan anak-anak muda Indonesia dapat mengantongi bekal yang cukup dalam
menghadapi berbagai tantangan di era revolusi industri 4.0 ini. Mengingat kondisi teknologi
yang selalu berubah, diperlukan kemampuan adaptasi yang tinggi agar tidak ketinggalan
zaman. Anak-anak muda Indonesia juga diharapkan mampu bersaing dan memiliki nilai-
nilainya sendiri.
Pendidikan 4.0 merupakan istilah umum yang dipakai oleh para ahli teori pendidikan
untuk menggambarkan beragam cara dalam mengintegrasikan teknologi cyber, baik secara
fisik maupun tidak, ke dalam dunia pembelajaran. Konsep ini juga merupakan lompatan dari
Pendidikan 3.0 yang lebih mencakup pertemuan ilmu saraf, psikolofi kognitif, dan teknologi
pendidikan menggunakan teknologi digital dan mobile berbasis web.
Pendidikan 3.0 sendiri merupakan bagian dari tahap ke-tiga dari empat tahapan
revolusi industri. Awal tahun 1970-an ditengarai sebagai kemunculan perdana revolusi
industri 3.0 yang ditandai dengan penggunaan elektronik dan teknologi informasi untuk
otomatisasi produksi. Debut revolusi industri generasi ketiga ditandai pula dengan
kemunculan pengontrol logika terprogram pertama (PLC), yaitu modem 084-969.
Sistem otomatisasi berbasis komputer tersebut membuat mesin industri tak lagi
dikendalikan oleh manusia. Dampak yang dihasilkan berupa semakin murahnya biaya
produksi dan mulai digunakannya komputer dalam bidang pendidikan. Era pendidikan 3.0
menurut menurut Ketua Kelompok Keahlian Teknologi Informasi Sekolah Elektronika dan
Informasi ITB, Dr. Armein Z R Langi merupakan kesempatan belajar yang dimiliki oleh
orang-orang yang berselera tinggi akan pengetahuan dan kapasitas “metabolisme” pengetahun
yang tinggi pula.
Dalam hal ini, pendidikan 4.0 berada jauh di atas hal tersebut. Bahkan dalam beberapa
hal, pendidikan 4.0 merupakan fenomena yang timbul sebagai respon terhadap kebutuhan
revolusi industri 4.0, di mana manusia dan mesin diselaraskan untuk memperoleh solusi,
memecahkan berbagai masalah yang dihadapi, serta menemukan berbagai kemungkinan
inovasi baru yang dapat dimanfaatkan bagi perbaikan kehidupan manusia modern.
Teknologi informasi dan komunikasi untuk pembelajaran di era revolusi industri 4.0
Untuk menghadapi era revolusi industri 4.0, diperlukan pendidikan yang dapat
membentuk generasi kreatif, inovatif, serta kompetitif. Hal tersebut salah satunya dapat
dicapai dengan cara mengoptimalisasi penggunaan teknologi sebagai alat bantu pendidikan
yang diharapkan mampu menghasilkan output yang dapat mengikuti atau mengubah zaman
menjadi lebih baik. Indonesia pun perlu meningkatkan kualitas lulusan sesuai dunia kerja dan
tuntutan teknologi digital.
Untuk mengembangkan dan menyebarkan solusi yang didukung oleh AI, diperlukan
penerapan 6 prinsip utama. 6 prinsip tersebut adalah:
Sama seperti teknologi awan lainnya, sistem AI harus mematahui UU privasi yang mengatur
mengenai pengumpulan, penggunaan, dan penyimpanan data. Sistem AI juga harus
memastikan informasi pribadi yang digunakan sesuai dengan standar privasi dan dilindungi
dari pencurian dan penyalahgunaan.
2. Transparansi.
3. Keadilan.
Saat sistem AI membuat keputusan mengenai perawatan medis atau pekerjaan, sistem tersebut
harus membuat rekomendasi yang sama bagi semua orang dengan kualifikasi dan gejala yang
serupa.
4. Inklusivitas
Masyarakat harus memegang peran dalam dalam membuat keputusan mengenai bagaimana
dan kapan sistem AI harus dimanfaatkan.
5. Akuntabilitas
Orang yang mendesain serta memasang sistem AI haruslah bertanggung jawab mengenai
bagaimana sistem tersebut akan beroperasi.
Enam hal tersebut perlu diperhatikan untuk mengubah Indonesia menjadi negara yang
kompetitif namun tetap didasarkan pada kepercayaan dan panduan etika.
Salah satu solusi bagi lembaga pendidikan dalam menghadapi revolusi pendidikan 4.0
adalah dengan menggunakan Big Data. Big Data sendiri merupakan sistem teknologi yang
diperkenalkan untuk menanggulangi “ledakan informasi” seiring dengan pertumbuhan
ekosistem pengguna mobile dan data internet yang semakin tinggi. Pertumbuhan tersebut
sangat memengaruhi perkembangan volume serta jenis data yang terus meningkat secara
signifikan di dunia maya.
Big Data dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan karena dengan penggunaannya
seorang pengajar dapat meneliti dan menganalisa kemampuan anak didik dengan mudah.
Tidak hanya perindividu, namun juga salam satu kelas, tingkat sekolah, maupun universitas.
Universitas Indonesia telah memanfaatkan Big Data dengan menggunakan scele dan siak-ng
yang merupakan penerapan e-learning untuk mempermudah pengambilan dan pengumpulan
data.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan :
Untuk menghadapi perkembangan zaman pada era revolusi 4.0, para pelaku
pendidikan serta kebudayaan juga harus sigap dalam menyesuaikan diri dengan berbagai
perkembangan yang ada. Diperlukan reformasi sekolah, peningkatan kapasitas,
profesionalisme guru, kurikulum yang dinamis, sarana dan prasarana andal, dan teknologi
pembelajaran yang mutakhir untuk siap menghadapi era revolusi 4.0.
DAFTAR PUSTAKA
http://andraputraa.blogspot.co.id/2014/03/landasan-dan-prinsip-prinsip.html.
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/31/prinsip-pengembangan-kurikulum/
http://aricitraworld.blogspot.com/2013/05/tinjauan-tentang-kurikulum-pendidikan.html?m=1
http://bagusprakosobwi.blogspot.com/2014/12/kurikulum-2013-smk.html?m=1
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Evolusi
Conny Semiawan, Th. I. Setiawan dan Yufiarti, “Panorama Filsafat Ilmu, Landasan
Perkembangan Ilmu Sepanjang Zaman”, Seri Buku Daras, 2005.