Anda di halaman 1dari 6

Kehidupan Pasar Cicadas, Bandung, yang identik dengan para preman dan

rentenir bukan hambatan berdirinya Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Sejahtera


Mandiri. Bahkan, menariknya para preman dan rentenir tersebut berhasil
menjadi cikal bakal berdirinya koperasi.

"Banyak pertentangan dan persinggungan di sini. Tapi itu hanya bulan-bulan


pertama pembentukan koperasi di tahun 2004 lalu," ujar Bendahara KSP
Sejahtera Mandiri, Sudarman di Bandung.

Dengan pendekatan yang dilakukan kepada kedua pihak tersebut, KSP Sejahtera
Mandiri mampu menjaring pedagang, preman serta renternir untuk menjadi
anggota. Bahkan, saat ini, koperasi tersebut beranggotakan sekitar 600 orang dan
dapat mengumpulkan aset lebih dari Rp4 miliar.

Baca Lainnya : Bonus Demografi, Pemerintah Bidik Generasi Milenial


Kembangkan Bisnis Koperasi

Sudarman mengaku, pinjaman dari Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi


Usaha Mikro Kecil Menengah (LPDB KUMKM) berperan besar
pada perkembangan para pedagang. Apalagi menjelang Ramadan, para
pedagang akan mengambil pinjaman dana lebih banyak dari biasanya.

Awalnya KSP Sejahtera Mandiri mendapat pinjaman senilai Rp125 juta dari LPDB
KUMKM. Pinjaman tersebut berhasil dikembalikan sesuai waktu yang ditentukan.
Selanjutnya, dikatakan Sudarman, koperasi mengajukan pinjaman kedua sebesar
Rp350 juta, namun hanya disetujui sebesar Rp150 juta.

Dijelaskannya, perputaran dana koperasi dapat meningkatkan taraf hidup dan


kesejahteraan anggota, namun dibutuhkan waktu yang lama. Karena itu
Sudarman ingin LPDB bisa memberikan pinjaman lebih besar lagi kepada
koperasinya.

Baca Lainnya : Koperasi Solusi Pemerataan Perekonomian Nasional

"Kami ingin menjadi koperasi mandiri dengan modal yang kami miliki sendiri.
Namun itu tidak gampang dan kami tetap butuh bantuan dari pihak ketiga yang
memiliki bungan rendah dan itu hanya dari LPDB," katanya.

Selaini itu, Sudarman juga meminta agar LPDB dapat memberikan kemudahan
dan mempercepat proses pencarian pinjaman bagi koperasi yang telah memiliki
catatan baik tersebut. "Kami yang telah dua kali meminjam dan mengembalikan
dengan cepat, seharusnya bisa dipercepat juga pencarian untuk pinjaman
berikutnya," ujarnya. [NN]
https://www.google.co.id/amp/s/m.trubus.id/amp/22830/aset-hingga-rp4-miliar-ini-rahasia-suks
es-koperasi-di-bandung

Hotel Dana Jogja


Rp 108rb
Learn more

Suara.com - Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Tri Civitas


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung
Mangkurat (FKIP Unlam) Banjarmasin, Kalimantan Selatan resmi didirikan
pada tahun 1978.

Berada di lingkungan kampus, koperasi ini menjadi fasilitas khusus bagi para
tenaga kerja Unlam Banjarmasin, seperti para dosen dan karyawan baik
Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun tenaga honorer. Hingga kini tercatat
sebanyak 285 orang yang telah menjadi anggota koperasi.

Ingin menyejahterakan para anggotanya, bidang usaha Koperasi Tri Civitas


berfokus pada simpan pinjam dengan harapan bisa menyalurkan dana kepada
para anggota untuk digunakan sebaik mungkin sebagai modal usaha.

Untuk itu, tak bisa dipungkiri bahwa dibutuhkan pihak ketiga sebagai
penunjang modal dana untuk disalurkan kembali pada mereka yang
membutuhkan, dalam hal ini perbankan dan lembaga keuangan.

Awal berdirinya koperasi berbadan hukum No. 1430a/BH/IX/96 tanggal 16


Desember 1996 ini, pengurus sempat merasa kesulitan mendapatkan modal.
Kemudian sekitar awal tahun 2000, Koperasi Tri Civitas mencoba mencari
modal kepada pihak ketiga.

Hingga akhirnya sekitar tahun 2013 Koperasi Tri Civitas mulai mengenal
Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (LPDB-UMKM) dan memanfaatkan pinjaman dana sebesar
Rp750juta untuk tambahan modal simpan pinjam.

Menurut Ketua Koperasi Tri Civitas Mahdian, pinjaman dana tersebut sangat
membantu koperasi dalam mengembangkan usaha, terutama dalam
menyalurkan kebutuhan simpan pinjam para anggotanya. Terasa selisih
perbedaan bunga antara LPDB-KUMKM dengan lembaga keuangan lain
khususnya perbankan.
“Kalau dari LPDB pinjaman dananya besar dengan bunga rendah, dan ada
selisih yang jauh lebih murah dari bank. Jadi misal pinjaman kita dari LPDB
dengan bunga 5 persen, bisa kita salurkan lagi ke anggota dengan bunga 12%.
Kalau dari bank tidak bisa seperti itu, bunganya sudah memberatkan,” tutur
Mahdian di kantornya, Kamis (19/7/2018).

Selain itu,manfaat dari LPDB-KUMKM yang langsung bisa dinikmati para


anggota koperasi. Dahulu sebelum ada pinjaman dana dari LPDB-KUMKM,
proses peminjaman Koperasi Tri Civitas membutuhkan waktu yang lama
karena keterbatasan dana.

Namun kini tak terjadi lagi. Pinjaman dana koperasi bisa cair setiap waktu
tanpa harus mengantri lagi.

Kemudahan tersebut tentu dimanfaatkan oleh para anggota koperasi. Mereka


memanfaatkan pinjaman dana tersebut untuk kebutuhan modal usaha
sampingan selain pekerjaan tetapnya sebagai dosen atau karyawan kampus.

Beberapa di antaranya bahkan berhasil mengembangkan usahanya menjadi


besar. Seperti yang dialami oleh salah seorang nasabah, Zakiah Agus Kusasi
yang mengawali usahanya dari dana pinjaman LPDB-KUMKM melalui
Koperasi Tri Civitas.

Zakiah mengaku, ia merasakan betul manfaat pinjaman dana tersebut.


Dengan dana pinjaman sebesar Rp75juta, perempuan yang juga berprofesi
sebagai dosen ini, memulai usaha catering dan kantin mahasiswa di sekitar
kampus.

“Bagi saya terasa sekali manfaat dana LPDB ini. Untuk belanja warung makan
ini kan tiap hari berputar, serta membutuhkan investasi peralatan di awal.
Selain itu dengan mengembangkan usaha, paling tidak kita dapat membuka
lapangan pekerjaan, itu yang pertama. Kemudian yang kedua tentu investasi
ini diharapkan agar bisa berkembang, sehingga memang ada
simpanan-simpanan. Nah, itu manfaat dana bantuan dari LPDB yang kami
rasakan,” terang Zakiah.

Mahdian menambahkan, selain Zakiah masih ada lagi beberapa anggota


koperasi Tri Civitas yang juga memiliki kisah sukses. “Ada yang punya toko,
ada yang punya butik, lalu usaha besi bekas, jadi bervariasilah untuk
usahanya. Tapi memang semua pinjaman ini untuk usaha dan alhamdulillah
mereka sangat terbantu dengan adanya dana dari LPDB ini,” ungkapnya.

Melihat begitu besar manfaat dana LPDB-KUMKM untuk koperasi dan


anggota Koperasi Tri Civitas, Mahdian berharap besar pada LPDB-KUMKM
untuk membuka kesempatan bermitra kembali.
Ia juga berharap LPDB-KUMKM bisa membuat proses, prosedur serta
persyaratan pengajuan pinjaman lebih ringkas dan sederhana sehingga
memudahkan para pelaku koperasi dan usaha kecil menengah di daerah.

Selain usaha simpan pinjam, Koperasi yang terletak di Jalan Brigjend H.


Hasan Basry Banjarmasin ini, mengembangkan usahanya dengan membuka
warung dan jasa fotokopi untuk kebutuhan mahasiswa.

Ke depan, Tri Civitas rencananya akan mengembangkan lagi dengan


merambah bisnis kuliner. “Sebetulnya kita ingin bikin kafe yang representatif,
murah dan bersih di lingkungan kampus ini. Itu yang ada dalam benak kita,
kemudian supermarket walaupun kecil-kecilan. Itu rencana jangka panjang
kita,” ucap Mahdian.

https://amp.suara.com/bisnis/2018/12/04/143838/manfaatkan-dana-lpdb-koperasi-tri-civitas-su
kses-kembangkan-usaha

Kisah Sukses Andy Arslan Djunaid


Kembangkan Koperasi Simpan
Pinjam
TRIBUNJATENG.COM, PEKALONGAN- Tak mudah menjaga koperasi
bertahan hingga 41 tahun. Namun, ini dibuktikan pengurus Koperasi Simpan
Pinjam (KSP) Kospin Jasa yang berkantor pusat di Jalan Dr Cipto Nomor 48
Kota Pekalongan itu.
Campur tangan dan pola kepemimpinan Andy Arslan Djunaid sebagai Ketua
Umum Kospin Jasa tentu tidak bisa diabaikan.
Strategi apa saja yang diterapkan dan bagaimana bisnis ini dijalankan
sehingga mampu berkembang pesat, terutama dua tahun terakhir, berikut
penuturan Ketua Umum Kospin Jasa Andy Arslan Djunaid kepada wartawan
Tribun Jateng Deni Setiawan dan Raka F Pujangga di Kota Pekalongan.
Bisa ceritakan awal mula Kospin Jasa didirikan?
Koperasi ini didirikan pada 13 Desember 1973 di kediaman kakek saya, Alm
H Achmad Djunaid. Ada beberapa tokoh yang hadir dan turut serta
mendirikan. Di antaranya, Mirza Djahri, Mukmin Bakrie, Ahmad Bil Faqih,
Thio Thek Djiang, juga Ang Tian Shoen.
Yang membanggakan, koperasi yang berkantor pusat di Kota Pekalongan ini
didirikan tokoh dari tiga etnis, yakni Jawa, Tiongkok, dan Arab.
Dari modal semula sekitar Rp 4 juta, koperasi ini terus berkembang hingga
sekarang memiliki aset senilai Rp 4,6 triliun. Dulu, kantor yang ditempati
hanya menyewa dan perlengkapan yang ada juag seadanya. Kini, ada 117
kantor cabang yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia.
Saya pribadi, sebagai generasi ketiga--sebelumnya koperasi dipimpin ayah
Andy, H Achmad Zaky Arslan Djunaid--mengucapkan terimakasih kepada
karyawan, anggota koperasi dan masyarakat umum yang mendukung dan
memberi kepercayaan pada Kospin Jasa. Tanpa mereka, kami tidak akan bisa
bertahan hingga 41 tahun seperti saat ini.
Sistem manajemen seperti apa yang diterapkan dalam mengelola koperasi ini?
Semua yang ada di Kospin Jasa, entah itu pengurus, karyawan, maupun
anggota, memiliki tanggung jawab sama. Yakni, membuat perusahaan
menjadi lebih besar dan semakin bermanfaat. Terutama, untuk para
pengusaha kecil yang mengalami kesulitan dalam permodalan.
Agar tujuan ini tercapai, kami menerapkan Operasi Sapu Lidi.
Kami berada dalam satu ikatan dan komando yang sama dari atas hingga ke
bawah. Kami juga menerapkan sistem manajerial dimana rapat anggota
memiliki kekuasaan tertinggi, termasuk dalam menentukan pengurus serta
pengawas untuk masa jabatan lima tahun. Komposisinya seperti pendirian
awal, melibatkan tiga etnis.
Pengurus bertindak sebagai policy marker dan pengawas berkaitan dengan
keorganisasian. Semua hal itu kami terapkan demi membangun visi yakni
terwujudnya KSP yang mandiri dan tangguh berlandaskan amanah dalam
membangun ekonomi bersama serta berkeadilan di
Indonesia. (bersambung-bagaimana strategi Andy hadapi persaingan global)
https://jateng.tribunnews.com/amp/2015/01/12/kisah-sukses-andy-arslan-djunaid-kembangkan-
koperasi-simpan-pinjam

tirto.id - Presiden Joko Widodo mengungkapkan sejumlah nama koperasi dari dalam dan luar negeri yang patut
menjadi percontohan. Pengalaman koperasi-koperasi itu, menurut dia, layak direplikasi di Indonesia. Jokowi
menyatakan hal itu pada acara puncak peringatan Hari Koperasi Nasional ke-71 di ICE, BSD, Tangerang, Kamis
(12/7/2018). Dalam pidatonya, dia menyebut dua nama koperasi dari Indonesia yang menarik perhatiannya. "Kospin
Jasa [anak usahanya] sudah melantai di bursa, saya tahu Koperasi Sidogiri juga omzetnya, perputaran uangnya, lebih
dari Rp16 triliun [per tahun]," kata Jokowi, seperti dikutip Antara. "Seperti ini yang harus diikuti koperasi lain,
tanyakan apa kuncinya tanyakan ke sana kuncinya apa bisa berkembang dengan sangat cepat ya," Jokowi
menambahkan. Kospin Jasa ialah koperasi simpan pinjam yang didirikan oleh sejumlah pengusaha kecil dan
menengah di awal 1970-an. Koperasi ini memiliki kantor pusat di Pekalongan, Jawa Tengah. Sedangkan Koperasi
Sidogiri bernama resmi Koperasi Simpan Pinjam Syariah BMT Unit Gabungan Terpadu Sidogiri yang berdiri di
tahun 2000. Koperasi ini didirikan oleh beberapa orang yang terlibat di kegiatan Urusan Guru Tugas Pondok
Pesantren Sidogiri, Pasuruan, Jawa Timur. Baca juga: Kontribusi Koperasi ke PDB 2017 Capai 4,48 Persen, Setara
Rp452 T Jokowi juga menyebutkan nama-nama koperasi di luar negeri yang layak dicontoh di Indonesia. Salah
satunya adalah Fonterra, sebuah koperasi di Selandia Baru. Fonterra adalah koperasi produsen susu yang sahamnya
dimiliki bersama oleh 10.500 peternak di Selandia Baru. Koperasi ini tercatat memiliki omzet 17,2 miliar dolar
Selandia Baru atau sekitar Rp165 triliun per tahun. Koperasi ini juga berhasil menjangkau 30 persen dari pasar susu
dunia. "Coba datangi saja, cara memulainya dari apa dan kenapa, kuncinya di mana. Belajar di sana seminggu, 2
minggu, 3 minggu bisa. Orang kita nih pinter-pinter kalau suruh mengcopi [meniru],” ujar Jokowi. “Suruh mengcopi,
menjiplak, meniru, modifikasi agar lebih dari Fonterra. Enggak usah berpikir [banyak], tiru, modifikasi, bikin
umpan," Jokowi melanjutkan. Menurut Jokowi, Fonterra kini telah menjadi salah satu perusahaan terbesar di
Selandia Baru. Jokowi berharap, di masa depan, Indonesia memiliki perusahaan besar yang menerapkan konsep
koperasi. "Bayangkan, perusahaan terbesar itu adalah koperasi, kita ingin di Indonesia juga sama,” kata dia.
"Koperasi, koperasi, mereka bisa kenapa kita tidak?" Koperasi di luar negeri lainnya, yang menurut Jokowi layak
dicontoh, adalah Ocean Spray. Koperasi dari Amerika Serikat tersebut berhasil mengembangkan buah cranberry
menjadi produk ekspor unggulan. Produk koperasi ini merambah pasar dunia sehingga omzetnya mencapai triliunan
rupiah. "Contoh-contoh seperti ini banyak sekali di seluruh dunia, yang kelihatan dari contoh-contoh seperti itu.
Koperasi memang harus menjadi sebuah wadah tetapi dengan sebuah skala ekonomi yang besar, memiliki efisiensi
di produksi dan distribusinya," kata Jokowi. Dia berharap koperasi di Indonesia ke depan tidak hanya mampu
mengembangkan bisnis menjadi skala kakap melainkan juga menjadi pendorong inovasi industri. Baca juga:
BUMDES dan Koperasi akan Bentuk Perusahaan Induk Baca juga artikel terkait KOPERASI atau tulisan menarik
lainnya Addi M Idhom (tirto.id - add/add) Sumber: antara Penulis: Addi M Idhom Editor: Addi M Idhom

Baca selengkapnya di artikel "Koperasi Beromzet Triliunan yang Layak Dicontoh Menurut
Jokowi", https://tirto.id/cN3U.

Anda mungkin juga menyukai