Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN

KUNJUNGAN
SALATIGA

VIVI AGUSTINI SAMPELAN


(F0213104)
ANUGRAH AHIMSA S.
(F0213013)
WAWAN PRAYOGI
(F0213105)
SAMUEL LAWRENCE
(F0213095)
MAHENDRA HUTAMA
(F0212068)

A. Grameen Bank
Keberhasilan Grameen Bank dan pendirinya Muhammad Yunus
terbukti dengan secara bersama meraih penghargaan Nobel Perdamaian
Tahun 2006, bahkan Muhammad Yunus diberi gelar Bankir Rakyat
Miskin oleh masyarakat dunia, dalam bentuk lebih dari 30 penghargaan
internasional dan sekitar 27 gelar kehormatan dari berbagai perguruan
tinggi di dunia.
Muhammad Yunus adalah seorang dosen di bidang ekonomi pada
University of Chittagong (Bangladesh), lulusan Vanderbilt University
(1969) di AS. Krisis kelaparan pada tahun 1974 di Bangladesh melahirkan
sebuah penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Yunus dalam bidang
ekonomi pedesaan, menjadi titik awal diluncurkannya sebuah proyek
kredit mikro untuk kaum miskin pedesaan. Proyek ini mendapat sambutan
yang baik dari masyarakat dan kemudian diformalkan menjadi sebuah
institusi legal yang bernama Grameen Bank pada tahun 1976. Grameen
dalam bahasa Bengali berarti nagari, desa atau pedesaan.
Muhammad Yunus dan Grameen Bank telah berhasil membuktikan
bahwa gerakan nyata untuk mendayagunakan ekonomi masyarakat
pedesaan bisa berjalan. Salah satu ciri unik Grameen Bank adalah pola
pemberian kreditnya yang disandarkan pada pembentukan kelompok kecil
penerima kredit. Satu kelompok terdiri dari lima orang yang saling bantu
dan mengawasi dalam proses income generating. Hanya dua orang dari
mereka yang diperkenankan meminta kredit dari bank, dan jika mereka
tidak bermasalah dalam pengembalian kreditnya, dua orang lainnya dalam

kelompok boleh ikut meminjam, dan jika semua sukses si orang kelima
bisa mengajukan kredit pada bank.
Dilihat dari sejarah singkat tadi maka kegiatan di Salatiga
merupakan adopsi dari sistem dan pola yang sudah terbentuk secara
global, sehingga dengan sukses pula di negara lain mengapa di negara kita
tidak, salah satunya di Salatiga tersebut. Dimana secara tidak langsung
Bangladesh dan Indonesia memliki kultur yang mirip, sehingga tidak sulit
diterap di Indonesia. Mengingat pula penekananya pada peran serta
perempuan dan dengan status miskin, maka tidaklah sulit untuk penerapan
dalam jangka panjang.
B. Alamat perusahaan
Grameen Bank sendiri memiliki tempat operasi di Salatiga, Jawa Tengah
C. No telpon
D. Tanggal Berdirinya
E. Visi dan Misi Usaha
Tujuan dari usaha dari Grameen Bank ini adalah menjadi sarana
mengedukasi masyarakat mengenai peran dan fungsi bank kepada
masyarakat kecil. Selain itu, Grameen bank ini merupakan sarana
pemberdayaan masyarakat dalam mengembangkan usaha-usaha kecil
mereka dengan memberikan fasilitas pinjaman dan tabungan pada
masyarakat.
F. Tujuan Usaha
Grimeen bank merupakan suatu usaha atau bentuk kerja yang
diperuntukkan untuk memberantas kemiskinan disuatu daerah dengan
memberikan bantuan berupa pinjaman dan tabungan, adapun tujuan
lainnya yauitu sebagai berikut:
Memberikan Pinjaman Kepada masyarakat miskin (pengemis,

masyarakat miskin yang tidak berpenghasilan lengkap).


Menghapuskan eksploitasi orang kaya dalam member pinjaman
kepada masyarakat miskin dengan bunga yang besar (lintah darat).

Menciptakan peluang kerja mandiri bagi masyarakat Bangladesh

karena tingginya angka pengangguran disana.


Memberikan fasilitas perbankkan kepada para perempuan.
Mengeluarkan masyarakat dari lingkaran setan (Kemiskinan

kebodohan pengangguran).
Menciptakan kesejahteraan masyarakat.
G. Manajemen Usaha (status kepemilikan)
Grameen Bank sampai saat ini usahanya didukung oleh Universitas
Sebelas Maret Surakarta
H. Ilustrasi Usaha
Grameen bank memberikan bantuan bagi usaha kecil rumah tangga
masyarakat di wilayah Salatiga dengan memberikan pinjaman berbunga
rendah yang dikelola oleh seorang pengurus bernama Bapak Hendri.
Usaha yang dinaungi Grameen Bank terdapat berbagai macam diantaranya
sebagai berikut Kerajinan besek, Warung rumah, warung di sekolah dan
lain sebagainya
I. Fungsi bisnis
1. Manajemen dan struktur organisasi
Manager Grameen Bank yang mengurus segala sesuatu Grameen Bank
adalah Bapak Drs. Dwi Haenri S P. Fokus pemberdayaan pada
perempuan warda desa di Salatiga. Wanita dipilih atas dasar wanita
cenderung mengutamakan keuangannya untuk kepentingan keluarga
Kegiatan operasional Bank Grameen dimulai dari pembentukan
kelompok yang terdiri dari 5 orang anggota dengan keadaan sosial
ekonomi yang sama. Selain sosial dan ekonomi aspek jarak rumah juga
dipertimbangkan. Setelah pembentukan kelumpok akan dipilih satu
penanggung jawab anggota dari satu kelompok. Pinjaman maksimal
per anggota sebesar Rp 2.000.00,00 per tahun. Selain itu diwajibkan
tiap anggota untuk menabung sebesar Rp 500.000,00 n
2. Operasional Usaha

Pertama, untuk lebih memudahkan masyarakat miskin dalam


mengaksesnya,

prosedur

dan

persyaratan

pembiayaan

dibuat

sesederhana mungkin. Tidak seperti perbankan pada umumnya yang


mengharuskan nasabah untuk datang ke kantor bank, grameen bank
menggunakan strategi jemput bola. Mulai dari proses pengajuan,
pencairan serta pembayaran angsuran bisa dilakukan di tempat si
nasabah.
Kedua, skema dan plafond pembiayaan serta jadwal angsuran
dibuat sefleksibel mungkin, disesuaikan dengan kemampuan bayar
nasabah. Nasabah bisa melakukan angsuran pembiayaan secara harian,
mingguan atau bulanan.
Ketiga, menerapkan konsep pembiayaan

kelompok (group

lending). Para calon nasabah yang mengajukan pembiayaan, akan


digabungkan kedalam sebuah kelompok. Kelompok ini mempunyai
beberapa fungsi, diantaranya sebagai sarana pembelajaran bersama
para anggota, tempat untuk memperkuat rasa kekeluargaan dan
kerjasama, serta memperkuat posisi tawar kelompok terhadap pihak
lain. Sedangkan bagi pihak grameen bank sendiri, dengan terbentuknya
kelompok, akan lebih memudahkan mereka dalam melakukan
pengawasan dan pembinaan.
Keempat, sebagai salah satu instrumen pengamanan dalam
pembiayaan, maka pihak grameen bank menerapkan aturan tanggung
renteng di dalam kelompok. Misalkan saja kalau dalam satu kelompok
yang mengajukan pembiayaan terdiri dari 5 (lima) orang anggota,
maka dalam proses pencairannya tidak akan langsung dilakukan secara
sekaligus, tapi memakai mekanisme 2-2-1. Pada tahap pertama dua

orang anggota kelompok dulu yang akan dicairkan, kemudian tahap


berikutnya dua orang lagi, dan tahap terakhir satu orang. Biasanya
penunjukan siapa yang akan mendapatkan pencairan tahap pertama
dan tahap berikutnya merupakan hasil kesepakatan dari semua anggota
kelompok. Biasanya ketua kelompok sebagai pemimpin akan
mendapatkan jadwal terakhir pencairan pembiayaan. Kalau misalkan
terdapat kemacetan pembayaran cicilan, maka proses pencairan pada
tahap berikutnya akan ditunda terlebih dahulu, sampai kemudian
kelompok bisa menyelesaikan permasalahan kemacetan anggotanya.
Kelima, pihak grameen bank akan memberikan pendampingan
secara terstruktur kepada kelompok nasabah. Mereka secara periodik
akan diberikan materi-materi yang bisa memperkuat karakter dan rasa
kepercayaandiri, pemberian bimbingan teknis & keterampilan usaha,
pembukuan, pemasaran dan materi-materi lain yang bisa mendukung
perkembangan usahanya.
Keenam, untuk membantu masyarakat miskin agar suatu saat bisa
mempunyai asset sendiri, maka pihak grameen bank akan mewajibkan
kepada nasabahnya agar menyisihkan sebagian keuntungan yang
diperoleh dari hasil usaha untuk dijadikan sebagai tabungan. Bahkan
bagi para nasabah yang telah meminjam dan usahanya terus
berkembang diberikan kesempatan untuk membeli sebagian saham
grameen bank, sehingga kepemilikan grameen bank dihapkan pada
suatu saat merupakan kepemilikan nasabah.
3. Pemasaran produk
Produk-produk yang diberdayakan di Grameen Bank Salatiga salah
satunya adalah kerajinan besek pindang ikan. Kerajinan yang dibuat

oleh anggota Grameen Bank tersebut dijual seharga 7000 rupiah per
125 biji atau 60 rupiah per bijinya. Kerajinan yang sudah dibuat lalu
dijual ke pasar-pasar atau melalui tengkulak yang datang ke desa dan
membeli secara borongan dan bisa juga melalui anggota Grameen
Bank yang berperan sebagai penyalur dan pendistribusi
4. Sumber Daya Manusia
Mayoritas anggota Grameen Bank di desa Salatiga adalah ibu-ibu
yang bertujuan membantu suaminya dalam mencari penghasilan. Salah
satunya adalah ibu Somtiam dan ibu Wulan yang menjadi anggota
Grameen Bank di desa dan memperoleh pinjaman untuk membuat
kerajinan

besek

pindang

ikan

untuk

menambah

penghasilan

keluarganya.
5. Keuangannya
Dalam membuat kerajinan besek pindang ikan, bahan baku yang
dibutuhkan adalah bambu seharga 15000 rupiah, dari satu bambu
tersebut dapat dibuat sejumlah 500 biji besek, berarti harga satuannya
sebesar 30 rupiah per biji. Lalu kemudian dijual lagi seharga 7000
rupiah per 125 biji, berarti harga satuannya 56 rupiah per biji. Total
keseluruhan keuntungan bersih yang didapat adalah 26 rupiah
dikalikan dengan 500 biji yaitu sebesar 13000 rupiah per satu potongan
bambu.
Keuntungan yang didapat dari penjualan besek pindang ikan
digunakan untuk mengangsur pinjaman yang didapat dari Grameen
Bank, Grameen Bank menetapkan pinjaman maksimal 2 juta rupiah
per anggota dengan bunga dua persen dan peminjaman hanya dapat
dilakukan sekali dalam setahun. Sistem angsuran yang diterapkan
adalah mingguan tergantung dari jumlah pinjaman dan kemampuan

para anggota untuk membayar pinjaman, angsuran beserta tabungan


pokok sebesar 5000 rupiah per minggu

SARAN
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan di Grameen Bank Salatiga,
kelompok kami menyimpulkan bebrapa hal berikut:
a. Program Grameen mulai dikelola dengan serius oleh pihak-pihak terkait
seperti pemerintah setempat, karen Grameen Bank ini merupakan awal
mulai yang baik untuk pengembangan masyarakat mengenai fungsi sebuah
bank. Selanjutnya, akan mengedukasi masyarakat dengan baik agar dapat
mengetahui fungsi bank secara sederhana melalui Grameen Bank ini.

b. Struktur Grameen Bank sebaiknya dikembangkan oleh para pengelola akan


lebih baik apabila pengelola tidak dibebankan hanya pada satu orang,
dengan mengembankan sisitem organisasi Grameen Bank ini, pengaruh dan
jangkauan Grameen bank dapat semakin luas.

Anda mungkin juga menyukai