Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH MK.

KOPERASI DAN KELEMBAGAAN


AGRIBISNIS (AGB336)
PROFIL GERAKAN KOPERASI GRAMEEN BANK
DI BANGLADESH

Oleh:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Muhamad Ramdan
Yande Artha Gautama
Nanda Rahmi Fitriani
Ratna Nur Oktavia
Tika Anisa Padar Wati
Norul Dewi Susanti
Faizun Nabhan

(A24140043)
(A24140052)
(A24140069)
(A24140083)
(A24140106)
(A24150036)
(A24150062)

Dosen:
Dr. Lukman M. Baga, MA.Ec

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Profil Gerakan Koperasi Grameen Bank di Bangladesh ini
dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Kami ucapkan
terimakasih pada Bapak Dr. Lukman M. Baga, MA.Ec selaku Dosen mata kuliah
Koperasi dan Kelembagaan Agribisnis yang telah memberikan tugas ini kepada
kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai profil gerakan koperasi di dunia. Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari
Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Bogor, Oktober 2016

Penyusun

SEJARAH GRAMEEN BANK

Sejarah koperasi di dunia diawali dengan penindasan yang dirasakan para


buruh di wilayah Eropa karena sistem kapitalis yang berkembang. Masa ini terjadi
sekitar abad ke-18 dan abad ke-19. Sebagai solusi dari permasalahan tersebut,
para buruh berserikat untuk membentuk koperasi. Pada awalnya, pertumbuhan
koperasi ini memang sedikit terhambat karena hal itu relatif bertentangan dengan
sistem kapitalis. Tapi dengan semangat sosialis, lambat laun gerakan koperasi
mulai menuju titik terang. Suksesnya gerakan koperasi di Eropa pada abad 19
dilandasi dua alasan kuat yaitu terdapatnya kesamaan motif antara gerakan
koperasi dengan gerakan sosialis dan koperasi sebagai suatu bentuk organisasi
ekonomi yang berbeda dengan bentuk struktur organisasi ekonomi kapitalis.
Beberapa negara yang berhasil menggalakkan gerakan koperasi diantaranya
Prancis, Inggris, Jerman, Denmark, dan Swedia.

Muhammad Yunus, pendiri Grameen Bank

Bentuk gerakan koperasi ini mulai ditiru oleh banyak negara sampai
kawasan Asia, terkhusus negara Bangladesh. Di negara Bangladesh salah satu
koperasi yang terkenal adalah koperasi yang berbasis kredit yang bernama Bank
Grameen. Koperasi Grameen didirikan pada tahum 1974 didirikan oleh
Muhammad Yunus seorang dosen dari Universitas Chittagong. Beliau berhasil
meraih Penghargaan Perdamaian Nobel pada tahun 2006. Beliau lahir pada tahun
1940 di Chittagong. Muhammad Yunus adalah seorang bankir dari Bangladesh
yang mengembangkan konsep kredit mikro, yaitu pengembangan pinjaman skala
kecil untuk usahawan miskin yang tidak mampu meminjam dari bank umum.
Melalui karyanya Muhammad Yunus memaknai bahwa perdamaian bukan melulu
proses resolusi konflik. Kekerasan juga bermakna penindasan yang membuat
sekelompok masyarakat tak berdaya. Termasuk di dalamnya tak berdaya untuk

keluar dari masalah, seperti kemiskinan. Dalam kerangka pembebasan dari


penindasan dalam bentuk kemiskinan inilah Muhammad Yunus hadir di
Bangladesh dengan mengibarkan bendera Grameen Bank.

Muhammad Yunus ketika meraih Penghargaan Perdamaian Nobel 2006

Grameen Bank berawal dari pertanyaan yang selalu membuat Yunus


gundah, yaitu mengapa orang yang bekerja 12 jam sehari, 7 hari seminggu tidak
punya cukup makanan untuk makan? Kegeraman muncul di hati Yunus karena
ilmu yang dipelajarinya tak mampu untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Akhirnya, Yunus memutuskan untuk belajar dengan orang miskin untuk
memahami masalah mereka. Selama 2 tahun dari tahun 1975 hingga 1976, Yunus
mengajak mahasiswanya berkeliling di desa Jobra. Kegundahan Yunus semakin
menjadi-jadi ketika masalah kemiskinan cukup mudah untuk dimengerti namun
tidak mudah untuk menemukan solusinya. Muhammad Yunus menemukan
pencerahan ketika pada salah satu acara berkeliling ke desa bertemu dengan
seorang wanita pembuat bangku dari bambu. Namun, karena ketiadaaan modal
wanita tersebut meminjam kepada rentenir untuk membeli bambu sebagai bahan
baku. Setelah bangku tersebut jadi harus dijual kepada rentenir dan dia hanya
mendapatkan selisih keuntungan sekitar 1 penny.
Beliau bersama mahasiswanya berkeliling dan menemukan 42 keluarga
dengan nasib yang sama. Pergerakannya diawali dengan meminjamakan kredit
dengan jumlah yang tidak begitu banyak tetapi tanpa agunan. Ternyata dari sedikit
pinjaman tanpa agunan tersebut dapat menaikkan omset penjual bangku yang

mulanya hanya sekitar 2 penny menjadi US $ 1,25 perhari. Dana pinjaman


tersebut berasal dari uang pribadi Muhammad Yunus.
Akhirnya Muhammad Yunus mendirikan Grameen Bank sebagai sebuah
alternatif pemberdayaan kelompok miskin di Bangladesh pada tahun 1976. Tidak
kepada sembarang orang Yunus dan Grameen Bank menyalurkan kreditnya. Salah
satu target utama dari kredit yang diberikan Grameen adalah mereka yang tak
memiliki tanah. Karena kelompok masyarakat dalam kategori tersebut sama sekali
tidak memiliki akses untuk mendapatkan kredit.
Beberapa faktor penting yang menjadikan Grameen Bank tumbuh besar di
Bangladesh adalah pertama sasaran mereka yaitu orang-orang miskin karena pada
dasarnya Bangladesh juga negara berkembang maka mayoritas penduduknya
dibawah garis kesejahteraan. Kedua, sistem dari pinjaman dan perkreditan mudah,
tidak perlu birokrasi yang bertele-tele. Terakhir, semangat kebersamaan dari para
mitra Grameen Bank yang dilandasi rasa senasib dan seperjuangan.

PENCAPAIAN GRAMEEN BANK

a. Keberhasilan yang sudah dicapai hingga saat ini


Terkait dengan pendidikan, Grameen Bank meyakini bahwa pendidikan
adalah salah satu unsur utama untuk keluar dari kemiskinan. Setiap tahun
Grameen memberikan beasiswa kepada 30.000 siswa. Tidak ada istilah
mudharabah, musyarakah, ataupun murabahah dalam konsep Grameen Bank.
Setiap tahun sejak resmi berdiri tahun 1983 Grameen Bank selalu mencetak
laba kecuali pada tahun 1983, 1991, dan 1992. Tahun 1983 adalah tahun
berdirinya, sedangkan tahun 1991 dan 1992 merupakan tahun rehabilitasi bagi
semua nasabah setelah badai siklon dahsyat melanda Bangladesh di bulan
April 1991. Sejak berdiri Grameen Bank telah menyalurkan pinjaman
mencapai US $ 6 milyar dengan tingkat pengembalian sebesar 99 persen.
Grameen Bank telah berhasil menggapai kesuksesan yang dramatis
melalui penggunaan metodologi dan sistem yang disusun dengan hati-hati,
serta dilaksanakan dengan disiplin yang tinggi dan berpijak pada filosofi yang
mengerti dan penderitaan kaum miskin dan percaya kepada mereka.
Salah satu kontribusi terbesar Grameen Bank kepada gerakan keuangan
mikro di seluruh dunia adalah pembuktian yang tidak terbantahkan lagi bahwa
kaum miskin layak mendapatkan layanan perbankan. Dengan memberlakukan
standar dan mempermudah metodologi perbankan yang disesuaikan dengan
kebutuhan masyarakat miskin, Grameen Bank telah memberikan kemudahan
bagi ribuan pengusaha sosial di berbagai negara lain guna meniru atau
mengadaptasi model yang digunakan dengan mudah.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan Grameen Bank
Grameen Bank adalah dari jumlah kelompok yang relatif sedikit, lama
angsuran yang relatif singkat, pengawasan yang intensif dilakukan oleh
petugas Grameen Bank. Dengan memberikan fasilitas kredit kepada orangorang miskin tanpa adanya agunan dan prosedurnya mudah dengan kriteria
pengelompokkan tertentu dan pengawasan yang dilakukan oleh petugasnya
lebih intensif. Cara kerja Grameen Bank melalui pemberian kredit kepada
kaum miskin, yang sebagian besar tidak berpenghasilan tetap telah
merancang kredit mikro berbasis kepercayaan dan bukan kontrak legal.
Grameen Bank tidak mendasarkannya atas belas kasihan atau kedermawanan,

sebab cara tersebut tidak dapat membuat mereka keluar dari jurang
kemiskinan, bahkan sebaliknya dapat menghancurkan mereka, karena mereka
akan selalu bergantung pada belas kasihan orang lain. Karena itu, dalam
pemberian kreditnya benar-benar didasarklan atas hubungan yang bersifat
komersial, yaitu dengan diberikannya suku bunga kecil (sebesar 2.5%) dan
juga disertai dengan pemberian motivasi untuk bekerja keras dan jujur.
Pembentukan kelompok merupakan kunci keberhasilan dari cara kerja
Grameen Bank. Hal ini dapat dijelaskan bahwa apabila orang yang sangat
miskin bertindak sendiri-sendiri maka ia akan selalu merasa khawatir
terhadap kegagalan, tetapi apabila ia bertindak sebagai anggota dari suatu
kelompok maka ia akan merasa lebih aman karena ia pun merasakan adanya
perlindungan dari kelompok, ada forum untuk berkonsultasi dan berdiskusi
mengenai keputusan untuk mengambil pinjaman, penggunaan pinjaman,
pengamanan, dan pelunasan peminjamannya (Mega 2012).
c. Langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai keberhasilan

Salah satu kegiatan yang dilakukan di Grameen Bank

Pertama,

untuk

lebih

memudahkan

masyarakat

miskin

dalam

mengaksesnya, prosedur dan persyaratan pembiayaan dibuat sesederhana


mungkin. Grameen Bank menggunakan sistem jemput bola. Mulai dari proses
pengajuan, pencairan, serta pembayaran angsuran bisa dilakukan di tempat si
nasabah. Kedua, skema dan plafond pembiayaan serta jadwal angsuran
dibuat sefleksibel mungkin, disesuaikan dengan kemampuan bayar nasabah.
Ketiga, menerapkan konsep pembiayaan kelompok (group lending). Para
calon nasabah yang mengajukan pembiayaan, akan digabungkan kedalam
sebuah

kelompok.

Kelompok

ini

mempunyai

beberapa

fungsi,

diantaranya sebagai sarana pembelajaran bersama para anggota, tempat untuk


memperkuat rasa kekeluargaan dan kerjasama, serta memperkuat posisi tawar

kelompok terhadap pihak lain. Keempat, sebagai salah satu instrumen


pengamanan dalam pembiayaan, maka pihak grameen bank menerapkan
aturan tanggung renteng di dalam kelompok. Kelima, pihak Grameen Bank
akan memberikan pendampingan secara terstruktur kepada kelompok nasabah.
Keenam, untuk membantu masyarakat miskin agar suatu saat bisa mempunyai
asset sendiri, maka pihak Grameen Bank akan mewajibkan kepada
nasabahnya agar menyisihkan sebagian keuntungan yang diperoleh dari hasil
usaha untuk dijadikan sebagai tabungan.

d. Manfaat yang diperoleh anggota Grameen Bank


Grameen Bank yang 95% nasabahnya adalah kaum perempuan sangat
miskin di Bangladesh diberikan kredit pinjaman untuk mensejahterakan dan
keluar dari kemiskinan, memperoleh penghasilan yang layak, dan bisa
menyekolahkan anak-anak mereka.
Grameen Bank menyalurkan tiga jenis kredit dan membebani masingmasing kredit tersebut dengan tingkat bunga berbeda: 1) kredit mata
pencarian dengan suku bunga 20 persen, 2) kredit perumahan dengan suku
bunga 8 persen, dan 3) kredit pendidikan tinggi anak-anak keluarga Grameen
dengan suku bunga 5 persen.
Konsep koperasi Grameen Bank ini diterapkan juga oleh beberapa badan
di Indonesia seperti Koperasi Mitra Dhuafa (KOMIDA) dan Kredit Usaha
Rakyat (KUR).

DAFTAR PUSTAKA

Mega IP. 2012. Program pemberdayaan perempuan Bakrie Microfinance


(sebuah studi penerapan Grameen bank di Indonesia) [skripsi].
Depok (ID): Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai