Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KEMU'JIZATAN AL QUR'AN QS AL QOSOS AYAT 77


DITINJAU DARI KEMASLAHATAN MANUSIA
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran

“Al-Qur’an Hadits”

DISUSUN OLEH :

AAZ ANZALI
XI IPS 1

MAN 2 TASIKMALAYA
CIPASUNG SINGAPARNA TASIKMALAYA
Alamat : Komplek Pondok Pesantren Cipasung, Ds. Cipakat
Kec. Singaparna, Tasikmalaya, Jawa Barat 46417
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada guru Aqidah Akhlak selaku guru
pembimbing dalam tugas ini karena telah membantu kelancaran dalam pembuatan
makalah ini. Kepada orang tua yang telah membantu dan bemberi pengertian
dalam melaksanakan tugas ini dan kepada teman-teman yang telah memberikan
dukungan dan semangat.

Dalam rangka memenuhi Tugas Mata Pelajaran Aqidah Akhlak maka


makalah ini dibuat dengan judul “Kemu'jizatan Al Qur'an Qs Al Qosos Ayat 77
Ditinjau Dari Kemaslahatan Manusia”. Oleh sebab itu, penulis berharap dengan
adanya makalah ini dapat meningkatkan budaya membaca bagi masyarakat
terutaman remaja Indonesia

Penulis mengaharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini.


Selain itu, penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
dan tercapainya tujuan dari penulisan karya tulis ini.

Cipasung, Maret 2021

AAZ ANZALI
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................. 2

A. Pengertian Kemukjizatan Al-Quran ....................................................... 2

B. Kemu'jizatan Al Qur'an QS Al Qashash ayat 77 ditinjau dari kemaslaha

tan manusia ............................................................................................. 3

BAB III PENUTUP .......................................................................................... 8

A. Kesimpulan ............................................................................................ 8

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 9


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan ini, kita sering menilai sesatu itu mustahil karena akal
manusia yang terbatas dan terpaku dengan hukum-hukum alam atau hukum sebab
akibat yang telah kita ketahui. Sehingga kita sering menolak suatu yang tidak
sejalan dengan logika atau hukum yang berlaku.
Manusia dengan akal yang dimilikinya tidak mampu merenungkan ciptaan
Allah di muka bumi dan di alam semesta. Mereka tidak mencoba untuk
menyempatkan diri mentadabburi kebesaran Tuhan yang terlukis pada alam
semesta. Sehingga Allah mengutus setiap rasul pada kaumnya. Kemudian
bersamaan dengan itu Allah bekali setiap rasul dengan mukjizat sebagai tandingan
terhadap kemampuan diluar kebiasaan yang berkembang ditengah-tengah
kaumnya.
Kemampuan luar biasa atau yang lebih sering dikenal sebagai mukjizat yang
dimiliki oleh setiap rasul untuk menandingi dan mengalahkan kemampuan luar
biasa yang ada di kaum mereka sehingga dengan adanya itu mereka tidak sanggup
melawan dan muncullah perasaan lemah dalam diri mereka yang pada akhirnya
membawa mereka pada keimanan dengan risalah yang dibawa oleh rasul.
Pembicaraan tentang kemukjizatan al-Quran merupakan suatu mukjizat tersendiri,
dimana para peneliti tidak bisa mencapai kesempurnaan dari setiap sisi-sisi
kemukjizatannya.
Dan berbagai pertanyaan lainnya seputar kemukjizatan Alquran akan
penulis coba paparkan jawabannya dalam makalah sederhana ini. Semoga ke
depan makalah ini dapat memberi pencerahan bagi kita semua.

B. Rumusan Masalah
1) Apa Pengertian Kemukjizatan Al-Quran ?
2) Bagaimana Kemu'jizatan Al Qur'an QS Al-Qashash ayat 77 ditinjau dari
kemaslahatan manusia ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kemukjizatan Al-Quran


Kata mukjizat dari segi bahasa berarti melemahkan, menundukkan, atau
ketidak mampuan mengerjakan sesuatu. Sedangkan menurut istilah berarti suatu
perkara yang tidak dapat dilakukan manusia baik secara individu maupun kolektif.
Dikehendaki dengan i’jaz dalam pembahaan ini ialah:
‫إظهار صد ق ا لنبي فى دعو ى ا لر سا لة بإظهار عجز العرب عن معار ضته فى معجزته الخالدة‬
‫وهي القران وعزاألجيال بعدهم‬.
“Memperlihatkan kebenaran nabi dalam pernyataan sebagai seorang rosul,
dengan memperlihatkan kelemahan orang arab dalam menantangnya terhadap
mu’jizatnya yang kekal yaitu al-Qur’an dan kelemahan orang-orang yang datang
sesudah mereka”.
Dan mu’jizat ialah:
‫أمر خارق للعادة يظهره هللا على يد نبي تابدا لنبوته‬
“Sesuatu (hal atau urusan) yang menyalahi adat kebiasaan yang
ditampakkan Allah diatas kekuasaan seorang nabi untuk memperkuat
kenabiannya”.
Sedangkan menurut Manna al-Qattan, I’jaz (kemukjizatan) adalah
menetapkan kelemahan. Kelemahan menurut pengertian umum adalah ketidak
mampuan mengerjakan sesuatu, lawan dari qudrah (potensi, power, kemampuan).
Apabila kemukjizatan muncul, maka nampaklah kemampuan mu’jiz (sesuatu yang
melemahkan. Yang dimaksud dengan i’jaz dalam pembahasan ini ialah
menampakkan kebenaran nabi dalam pengakuannya sebagai seorang rasul, dengan
menampakkan kelemahan orang Arab dalam melawan mukjizat yang kekal yakni
al-Quran dan orang-orang sesudah mereka.
1) Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy , Ilmu-ilmu Al-quran,Semarang: Pustaka
Rizki Putra, 2012, Cetakan Ke-4 Hal: 293
2) Ibid1.
3) Manna Khalil al-Qattan , Studi Ilmu-ilmu Al-quran,Bogor: Litera Antar
Nusa, 2004, Cetakan Ke-8 Hal: 371

2
Maka mukjizat adalah sebuah peristiwa, urusan, perkara yang luar biasa
yang dibarengi dengan tantangan dan tidak bisa dikalahkan. al-Quran menantang
orang-orang Arab, mereka tidak kuasa melawan meskipun mereka merupakan
orang-orang yang fasih, hal ini tiada lain karena al-Quran adalah mukjizat. Al-
Quran memiliki keistimewaan bila dibandingkan dengan mukjizat-mukjizat para
nabi sebelumnya. Mukjizat para nabi sebelumnya merupakan mukjizat yang
hanya dapat diindera dan dibuktikan oleh kaum dan orang-orang yang sezaman
dengan nabi tersebut, dan tidak dapat diketahui olehorang-rang setelahnya kecuali
melalui berita, sedangkan mukjizat al-Quran adalah mukjizat yang dapat diindera
dan dibuktikan oleh seluruh manusia disetiap masa sampai hari kiamat.

B. Kemu'jizatan Al Qur'an QS Al Qashash ayat 77 ditinjau dari kemaslahatan


manusia
Ayat yang indah dan sangat mengandung nasihat yang berguna bagi kita
semua. Ayat tersebut adalah ayat ke 77 dari surat Al Qashash yang merupakan
surat ke 28 dalam Al Quran, yang terjemahannya adalah sebagai berikut:

ِ ٰ ِ َ‫ٰىك ال ٰلّه الدَّار ااْل ٰ ِخرةَ واَل َتْنس ن‬ ِ


َ ‫الد ْنيَا َواَ ْح ِس ْن َك َما اَ ْح َس َن اللّهُ الَْي‬
‫ك َواَل‬ ُّ ‫ك ِم َن‬
َ َ‫صْيب‬ َ َ َ َ ُ َ ‫َو ْابتَ ِغ فْي َما اٰت‬
ُّ ِ‫ض اِ َّن ال ٰلّهَ اَل حُي‬
‫ب الْ ُم ْف ِس ِديْ َن‬ ِ ‫َتْب ِغ الْ َف َس َاد ىِف ااْل َْر‬

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan)
duniawi, dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah
berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”

Nasihat di atas tidak berarti seseorang hanya boleh beribadah murni


(mahdah) dan melarang memperhatikan dunia. Berusahalah sekuat tenaga dan
pikiran untuk memperoleh harta, dan carilah pahala negeri akhirat dengan apa
yang telah dianugerahkan Allah kepadamu di dunia, berupa kekayaan dan karunia
lainnya, dengan menginfakkan dan menggunakannya di jalan Allah. Akan tetapi
pada saat yang sama janganlah kamu lupakan bagianmu dari kenikmatan di dunia
dengan tanpa berlebihan. Dan berbuatbaiklah kepada semua orang dengan
bersedekah sebagaimana atau disebabkan karena Allah telah berbuat baik

3
kepadamu dengan mengaruniakan nikmat-Nya, dan janganlah kamu berbuat
kerusakan dalam bentuk apa pun di bagian mana pun di bumi ini, dengan
melampaui batas-batas yang telah ditetapkan oleh Allah. Sungguh, Allah tidak
menyukai orang yang berbuat kerusakan dan akan memberikan balasan atas
kejahatan tersebut.

Pada ayat ini, Allah menerangkan empat macam nasihat dan petunjuk yang
ditujukan kepada Karun oleh kaumnya. Orang yang mengamalkan nasihat dan
petunjuk itu akan memperoleh kesejahteraan di dunia dan akhirat.

1. Orang yang dianugerahi oleh Allah kekayaan yang berlimpah ruah,


perbendaharaan harta yang bertumpuk-tumpuk, serta nikmat yang banyak,
hendaklah ia memanfaatkan di jalan Allah, patuh dan taat pada perintah-Nya,
mendekatkan diri kepada-Nya untuk memperoleh pahala sebanyak-
banyaknya di dunia dan akhirat.
Sabda Nabi saw:

َ ‫ك َو ِغن‬
‫َاك َقْب َل َف ْق ِر َك َو‬ َ ‫ك َقْب َل َس َق ِم‬ َ ‫ك َقْب َل َهَر ِم‬
َ َ‫ك َو ِص َّحت‬ َ َ‫ َش بَاب‬: ‫س‬ٍ ْ‫اِ ْغتَنِ ْم مَخْ ًسا َقْبل مَخ‬
َ
‫ك‬ ِ ِ
َ ‫ك َقْب َل َم ْوت‬َ َ‫ك َو َحيَات‬َ ‫ك َقْب َل َش ْغل‬
َ ‫َفَرا َغ‬
Manfaatkan yang lima sebelum datang (lawannya) yang lima; mudamu
sebelum tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum miskinmu,
waktu senggangmu sebelum kesibukanmu dan hidupmu sebelum matimu.
(Riwayat al-Baihaqi dari Ibnu 'Abbas)
2. Setiap orang dipersilakan untuk tidak meninggalkan sama sekali kesenangan
dunia baik berupa makanan, minuman, pakaian, serta kesenangan-
kesenangan yang lain sepanjang tidak bertentangan dengan ajaran yang
telah digariskan oleh Allah. Baik Allah, diri sendiri, maupun keluarga,
mempunyai hak atas seseorang yang harus dilaksanakannya.

Terdapat sebuah hadits Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam (terlepas dari


status atau tingkatannya) yang diriwayatkan dari Ibnu Umar radiallahu
‘anhu berbunyi sebagai berikut: 

‫ت َغ ًدا‬ َ ِ‫ َو ْاع َم ْل آِل ِخَرت‬،‫يش أبَ ًدا‬


َ ‫ك َكأَن‬
ُ ‫َّك مَتُْو‬
ِ َ َ‫ْاع َم ْل لِ ُد ْني‬
ُ ‫اك َكأنَّك تَع‬

4
Artinya: “Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan engkau akan hidup
selamanya. Dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan-akan engkau akan mati
besok pagi.”

Penggalan pertama dari hadits di atas, yakni:

‫يش أبَ ًدا‬ِ َ َ‫ْاع َم ْل لِ ُد ْني‬


ُ ‫اك َكأنَّك تَع‬
Dipahami secara berbeda oleh berbagai orang. Ada sebagian orang
yang memahaminya sebagai perintah supaya dalam bekerja untuk mencari
dunia kita hendaknya melakukannya sebaik dan sekeras mungkin supaya
mendapatkan hasil sebanyak-banyaknya sehingga mencukupi seluruh
kebutuhan karena akan hidup selamanya.  Pemaknaan seperti itu
sesungguhnya tidak tepat meskipun dengan dalih sebagai perimbangan
terhadap penggalan kedua dari hadits tersebut, yakni:

.‫ت َغ ًدا‬
ُ ‫َّك مَتُْو‬ َ ِ‫َو ْاع َم ْل آِل ِخَرت‬
َ ‫ك َكأَن‬
Di antara kaum Muslimin tidak ada perbedaan pendapat tentang
makna penggalan kedua ini. Mereka sepakat bahwa bekerja untuk
kepentingan akhirat harus dilakukan sesegera mungkin dan sebaik-baiknya
karena kita dianjurkan berpikir seolah-olah besok kita akan mati. 

3. Setiap orang harus berbuat baik sebagaimana Allah berbuat baik kepadanya,
misalnya membantu orang-orang yang memerlukan, menyambung tali
silaturrahim, dan lain sebagainya.
Kualitas seseorang dinilai dari perbuatannya. Wajah yang elok,
kekayaan yang berlimpah, dan jabatan tinggi tidak sedikit pun menambah
kemuliaan seseorang di mata Allah. Ketenangan hati seseorang juga
bergantung pada amal perbuatannya.
Karena itu, Allah memberi perhatian lebih pada perintah untuk
berbuat baik. Bahkan, Allah mempunyai cara yang indah untuk memotivasi
seseorang agar selalu berbuat baik. Sampai tak ada lagi alasan seseorang
untuk tidak berbuat baik.

5
Sebenarnya perbuatan buruk itu dilakukan karena banyak waktu
luang. Jika kita sibuk untuk berbuat baik, tidak ada waktu tersisa untuk
melakukan hal-hal yang tercela. Munculnya fitnah, mencari kesalahan orang
lain, saling menjatuhkan satu sama lainnya, serta berbagai konflik yang
terjadi adalah karena tidak ada motivasi untuk berbuat baik.
 Cara Allah mengajak manusia berbuat baik telah termaktub dalam Al-
Qur’an.
 Cara pertama, ingat kebaikan yang kita terima dari Allah.
 Cara kedua, mengingat bahwa kebaikan senantiasa hadir bersama
dengan keburukan.
 Cara ketiga, ingat Allah menjanjikan balasan yang lebih besar.
 ara keempat, ingat Allah akan melipatgandakan pahalanya.
 Cara keenam, ingat bahwa Allah akan selalu bersama orang-orang yang
berbuat baik.
4. Setiap orang dilarang berbuat kerusakan di atas bumi, dan berbuat jahat
kepada sesama makhluk, karena Allah tidak menyukai orang-orang yang
berbuat kerusakan.
Semua kerusakan yang terjadi di muka bumi, dalam berbagai
bentuknya, penyebab utamanya adalah perbuatan buruk dan maksiat yang
dilakukan manusia. Maka ini menunjukkan bahwa perbuatan maksiat
adalah inti “kerusakan” yang sebenarnya dan merupakan sumber utama
kerusakan-kerusakan yang tampak di muka bumi.
Imam Abul ‘Aliyah ar-Riyaahi berkata, “Barangsiapa
yang bermaksiat kepada Allah di muka bumi maka (berarti) dia telah
berbuat kerusakan padanya, karena perbaikan di muka bumi dan di langit
(hanyalah dicapai) dengan ketaatan (kepada Allah Ta’ala)”
Imam asy-Syaukaani ketika menafsirkan ayat di atas berkata,
“(Dalam ayat ini) Allah menjelaskan bahwa perbuatan syirk dan
maksiat adalah sebab timbulnya (berbagai) kerusakan di alam semesta”

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kemukjizatan Al-Quran adalah sebuah keniscayaan dalam keyakinan umat
Muslim. Mukjizat adalah sesuatu yang unik yang dilihat dan dirasakan oleh
manusia, yang secara akal sulit atau tidak mungkin terjadi Kemu'jizatan Al Qur'an
QS Al Qashash ayat 77 ditinjau dari kemaslahatan manusia adalah hendaknya kita
dapat hidup secara seimbang, dengan mengutamakan kebahagiaan akhirat sebagai
visi kita, dan juga merengkuh kehidupan dunia serta kenikmatannya sesuai dengan
ridha Allah, sebagai bekal kita untuk kehidupan akhirat kelak. Selain itu ayat 77
QS Al-Qashash ini juga menasihatkan agar kita berbuat baik pada orang lain,
sekaligus dengan kriterianya (berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat
baik kepadamu

7
DAFTAR PUSTAKA

https://makalahnih.blogspot.com/2014/07/ijaz-al-quran-kemukjizatan-al-
quran.html

https://kalam.sindonews.com/ayat/77/28/al-qasas-ayat-77

https://islam.nu.or.id/post/read/122105/makna-hadits--bekerjalah-untuk-duniamu-
seolah-kauhidup-selamanya-

https://kumparan.com/yusuf-mansur/bagaimana-cara-allah-mengajak-kita-
berbuat-baik-1tOkrQr8hC4/full

https://muslim.or.id/2757-jangan-berbuat-kerusakan-di-muka-bumi.html

Anda mungkin juga menyukai