“PEWAHYUAN AL-QUR’AN”
DosenPembimbing :
Kelompok 2
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang Maha pemberi ilmu, sehingga
dengan kekuasasaan serta izin-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai bahan
informasi yang dapat diimplementasikan.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak M. Nur Ahsan, S. Th.I. M, Th.I.
selaku pembimbing dalam penulisan penyusunan makalah ini.
Demikian makalah ini telah kami susun dengan harapan dapat menjadi bahan acuan
dan informasi bagi para pembaca. Apabila ada kekeliruan mohon dimaklumi karena
kemampuan kami yang terbatas. Oleh karena itu, dengan segala kekurangan kami
mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk menghasilkan karya yang lebih baik
lagi. Dan semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.
Widia Astuti
1
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR..............................................................................................................1
DAFTAR ISI.............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................13
3.2 Saran.......................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................15
2
BAB I
PENDAHULUAN
Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang digunakan sebagai pedoman
ataupun petunjuk yang menuntun para umat Islam ke jalan yang benar dengan
mengikuti perintah dan menjauhi segala larangan Allah yang sudah dijelaskan di
dalam Al-Qur’an. Seperti yang kita tahu Al-Qur’an merupakan kumpulan dari wahyu-
wahyu Allah kepada Nabi Muhammad yang disampaikan melalui perantara malaikat
Jibril dengan cara berangsur-angsur.
Wahyu merupakan perintah Allah yang diturunkan kepada Nabi pilihan-Nya.
Dan pada makalah ini kami akan membahas pewahyuan Al-Qur’an yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad sebagai Nabi yang terakhir, wahyu-wahyu tersebut akan
digunakan untuk memberi petunjuk dan pedoman pada umatnya ke jalan yang benar.
Dan Al-Qur’an sendiri merupakan kitab suci yang keberadaannya sangat diakui dari
dulu,sekarang, bahkan sampai nanti akhir zaman.
1.3 Tujuan
1. Memahami apa yang dimaksud dengan wahyu.
2. Mengetahui dan memahami bentuk dan proses pewahyuan Al-Qur’an.
3. Mengetahui periode-periode Al-Qur’an diturunkan.
4. Memahami apa saja hikmah dari pewahyuan Al-Qur’an.
3
1.4 Manfaat
Adapun yang dapat kita peroleh setelah kita mempelajari materi ini adalah kita
dapat mengetahui dan memahami mengenai:
1. Pengertian wahyu.
2. Bentuk dan proses pewahyuan Al-Qur’an.
3. Mengetahui urutan atau periode turunnya Al-Qur’an.
4. Hikmah pewahyuan Al-Qur’an.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Secara etimologis kalimat Nuzulul Qur’an terdiri dari dua kata yaitu kata Nuzul dan
kata Al-Qur’an. Berikut adalah penjelasan kata Nuzul:
• Menurut Ibn Faris, kata Nuzul berarti hubuth syay wa wuqu’uh, yang artinya yaitu
turun dan jatuhnya sesuatu.1
• Menurut al-Raghib al-Isfahaniy, kata Nuzul berarti meluncur dari atas ke bawah.2
• Menurut al-Zarqoni, kata Nuzul berarti perpindahan ssuatu dari atas ke bawah.3
• Menurut Dr. Ahmad al-sayyid al-Kumi dan Dr. Muhammad Ahmad Yusuf al-Qasim
dalam buku yang mereka tulis, Nuzul adalah turun secara berangsur-angsur dan
kadang sekaligus.4
• Menurut shekh Abd al Wahab Abd al-majid Ghazlan di dalam al Bayan fi Mabahith
“ulum al-Qur’an, bahwa yang dimaksud dengan Nuzul adalah turunnya sesuatu dari
tempat tinggi ke tempat rendah, dan sesuatu itu tidak lain adalah Al-Qur’an.5
• Shekh Ghazlan berkomentar bahwa karena yang diturunkan itu bukan berbentuk fisik,
maka pegertian Nuzul dapat mengandung pengertian kiasan (majazi). Dan apabila
yang dimaksud adalah lafal Al-Qur’an, maka Nuzul disini berarti al-isal
(penyampaian) dan al I’lam (penginformasian).6
Berdasarkan hal ini, maka Nuzul Al-Qur’an adalah penyampaian atau penetapan atau turunnya Al-
Qur’an, baik ke lawh mahfuz, ke bayt al-Izzah maupun kepada Rasulullah.
Wahyu merupakan komunikasi pesan Allah kepada para nabi termasuk nabi Muhammad saw 7
yang terkadang berupa perintah atau berupa suatu anjuran untuk mengikutinya. Dalam arti mematuhi
1
Abi al-Hussein Ahmad Ibn Zakariya, Maqoyis al-Lughoh (Bairut: dar al-‘Ilm Li al-malayyin) hlm.342
2
UIN Sunan Ampel, studi Al-qur’an. UIN Sunan Ampel Press, Surabaya. hlm.61
3
Muhammad ‘Abd al-‘Azrqoni, mahahil irfan fi ‘ulum Al-Qur’an, jilid 1 hlm.41
4
Ibid., 62
5
Ibid.
6
Ibid.
7
Q.S. Yusuf:109, Q.S. An-nahl:43, Q.S. Al-Anbiya’:7,2
5
atau mengikuti segala perintahnya dan menjauhi segala larangan Allah. Wahyu ialah informasi secara
tersembunyi dan cepat yang khusus ditunjukkan kepada orang tertentu tanpa diketahui orang lain.
Wahyu terjadi biasanya melalui pembicaraan yang berupa simbol terkadang melalui suara semata dan
terkadang pula melalui isyarat dengan sebagian anggota badan8
َاس َوبَ ِش ِر الَّذِينَ َّع َجبًا أ َ ْن أ َ ْو َح ْينَا إِلَ ٰى َر ُج ٍل ِم ْن ُه ْم أ َ ْن أ َ ْنذ ِِر النَ اس ِ َّأ َ َكانَ ِللن
ٌ اح ٌر ُم ِب
ين ِ س َ ق ِع ْن َد َر ِب ِه ْم ۗ قَا َل ْال َكا ِف ُرونَ ِإ َّن ٰ َهذَا َل
ٍ ص ْد ِ آ َمنُوا أ َ َّن لَ ُه ْم قَ َد َم
Bahwa kami mewahyukan kepada seorang laki-laki di antara mereka: “ Berilah peringatan
kepada manusia dan gambirakan-lah orang-orang beriman bahwa mereka mempunyai
kedudukan yang tinggi di sisi Tuhan mereka”.
ي ٰ َهذَا ْالقُ ْرآ ُن َّ َي إِل ِ ُ ش ِهي ٌد بَ ْينِي َوبَ ْينَ ُك ْم ۚ َوأ
َ وح ُ َّ ش َها َدة ً ۖ قُ ِل
َ ۖ َّللا َ ش ْيءٍ أ َ ْكبَ ُر َ ي ُّ َ قُ ْل أ
َّللا آ ِل َهةً أ ُ ْخ َر ٰى ۚ قُ ْل ََّل أ َ ْش َه ُد ۚ قُ ْل
ِ َّ ِِل ُ ْنذ َِر ُك ْم ب ِه َو َم ْن َبلَ َغ ۚ أ َ ِئنَّ ُك ْم لَت َ ْش َهدُونَ أ َ َّن َم َع
ََ ِ ِإنَّ َما هُ َو ِإ ٰلَهٌ َو
اح ٌد َو ِإنَّنِي َب ِري ٌء ِم َّما ت ُ ْش ِر ُكون
8
Al-Qattan, Manna’ Khalil. 2009. Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an. Bogor: PustakaLitera Antarnusa.hlm. 34
6
Dan Al-Qur’an ini diwahyukan kepadaku supaya dengannya aku memberi
peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai Al-Qur’an
(kepadanya)
• KandunganWahyu
Katakanlah; “sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang
diwahyukan kepadaku : “Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan
Yang Esa”.
7
Yang demikian itu adalah sebagian dari berita berita ghaib yang kami wahyukan kepada
kamu (ya Muhammad)
َ ب ا ْل َعالَ ِم
ين ِ ِّ َو ِإنَّهُ لَت َ ْن ِزي ُل َر
ُح ْاْل َ ِمين ُّ نَ َز َل ِب ِه
ُ الرو
ين َ علَ ٰى قَ ْل ِبكَ ِلتَك
َ ُون ِم َن ا ْل ُم ْنذ ِِر َ
Dan sesungguhnya Al-Qur’an ini benar benar diturunkan oleh Tuhan semesta
alam. Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al Amin (Jibril). Kedalam hatimu
(Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang
member peringatan. (Q.S. ash-Shu’ara’: 192-194)
8
Al-Qur’an merupakan kumpulan dari wahyu wahyu yang mana wahyu-wahyu
tersebut tidak diturunkan oleh Allah dalam waktu yang sekejap namun wahyu itu
diturunkan secara berangsur angsur sebagai mana yang telah difirmankan oleh Allah
pada Q.S al-Furqan ayat 32
“berkatalah orang –orang yang kafir:” mengapa Al-Qur’an itu tidak diturunkan
sekali turun saja?”; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami
membacakannya secara tartil.”
Menurut manna al qothan allah menurunkan wahyu dengan dua cara yaitu
Pertama;melalui malaikat Jibril, malaikat pembawa wahyu
• Malaikat Jibril memasukkan wahyu ke dalam hati Nabi. Dalam hal ini, Nabi tidak
melihat sesuatu apapun, hanya merasa bahwa wahyu itu sudah berada di dalam
9
Muhammad ‘Abd al-‘Azrqoni, mahahil irfan fi ‘ulum Al-Qur’an, jilid 1 hlm.90
10
Ibid,. 88
9
kalbunya. Tentang hal ini, Nabi mengatakan: Ruhul Qudus mewahyukan ke dalam
kalbuku11
• Malaikat menampakkan dirinya untuk Nabi menjadi seorang lelaki yang
mengucapkan kata-kata untuknya sehingga Nabi mengetahui dan mampu menghafal
kata-kata itu.
• Wahyu datang untuk Nabi seperti gemerincingnya lonceng. Kegiatan ini dirasakan
paling berat untuk Nabi. Kadang pada keningnya berkeringat, meskipun turunnya
wahyu di musim dingin. Kadang unta Baginda Nabi terpaksa selesai dan duduk
karena merasa berat bila wahyu turun ketika Nabi sedang mengendarai unta.
• Malaikat menampakkan dirinya untuk Nabi, tidak berupa seorang laki-laki, tetapi
benar-benar sebagaimana rupa aslinya12
Kedua;tanpa melui perantara, diantaranya ialah mimpi yang benar dalam tidur13
Aisyah radhiallahu anha berkata; “ Sesungguhnya apa yang mula-mula terjadi pada
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam adalah mimpi yang benar di dalam tidur beliau
tidaklah melihat mimpi kecuali mimpi itu datang bagaikan terangnya pagi hari”14
1. Periode Pertama
Wahyu pertama yang diterima oleh Muhammad saw adalah Q.S. al-‘Alaq: 1-5
ٍ َعل
ق ِ ْ ََخلَق
َ اْل ْن
َ سانَ ِم ْن
10
pada tanggal 8 bulan Rabi’ul awal15. Wahyu yang kedua (Q.S al-Muddaththir: 1-2),
tugas kerasulan telah dimandatkan kepada mayarakat, ayat ini turun pada malam
Qadar, hari Jum’at, tanggal 17 Ramadhan16
Periode ini berlangsung selama 8-9 tahun, di mana pada masa terjadi
perselisihan antara gerakan islamiah dan jahiliah. Pertarungan tersebut terjadi karena
gerakan oposisi terhadap Islam menggunakan segala cara untung menghalangi
kemajuan Islam.
3. Periode ketiga
Periode ini berlangsung selama 10 tahun dimana pada periode ini dakwah
AlQur’an sangat berdampak besar karena para penganutnya dapat hidup bebas
melaksanakan ajaran agama di yathrib.
Berdasarkan periodisasi waktu dan tempat, sebagian besar ulama pada umumnya
berpendapat bahwa Alquran diturunkan dalam dua periode dan tempat yang berbeda, yang
masing-masing mempunyai corak tersendiri.
• Periode pertama dinamakan Periode Makkah. Turunnya Alquran periode pertama ini
terjadi ketika Nabi SAW bermukim di Makkah, yaitu selama 12 tahun, 5 bulan, dan 13
hari, sampai Nabi SAW melakukan hijrah. Sebagian ulama ada pula yang menyebut
periode ini sebagai periode sebelum hijrah. Ayat atau surat yang diturunkan pada masa itu
kemudian disebut dengan ayat atau surat Makkiyah.
• Periode kedua adalah Periode Madinah, yaitu masa setelah Nabi Muhammad SAW hijrah
ke Madinah dan menetap di sana hingga wafatnya beliau. Ada sejumlah ulama yang
menandai periode ini dengan sebutan periode hijrah. Periode Madinah ini, yakni selama 9
tahun, 9 bulan, dan 9 hari. Ayat atau surat yang turun dalam periode ini kemudian
dinamakan ayat atau surat Madaniyah.
15
Muhammad ‘Abd al-‘Azrqoni, mahahil irfan fi ‘ulum Al-Qur’an, jilid 1 hlm.93
16
Q.S al-Baqarah:185, Q.S al-Anfal:41
11
Perbedaan ayat Makkiyah dan Madaniyah bukan hanya pada masalah geografis dan
historis. Para ulama meyakini bahwa ayat-ayat yang diturunkan selama periode Makkah
memiliki pesan dan ajaran yang berbeda dari ayat-ayat yang diturunkan selama periode
Madinah.
Ayat Makkiyah yang merupakan tiga perempat dari isi Alquran umumnya
mengandung keterangan dan penjelasan tentang tauhid, keimanan, perbuatan baik dan
jahat, pahala bagi orang beriman dan beramal saleh, siksaan bagi orang kafir dan durhaka,
kisah para rasul dan nabi, cerita umat terdahulu, dan berbagai perumpamaan untuk
Ayat Madaniyah pada umumnya menjelaskan hal yang berhubungan erat dengan
hidup kemasyarakatan atau masalah muamalah, di antaranya masalah ibadah, hukum-
hukum agama (syariat) dan mengenai orang-orang yang berhijrah (Muhajirin), kaum
penolong (Anshar), kaum munafik, dan ahli kitab. Pada periode Madinah ini, menurut
pendapat para ulama, dakwah Rasulullah SAW sudah mencapai tahap mengubah wahyu
menjadi risalah.
1. Al-Qur’an turun berdasarkan kondisi sosial yang terjadi pada masa itu sehingga
lebih kondisional dan nabi ketika Nabi menjelaskannya masyarakat lebih mudah
memahaminya
2. Dengan cara turun yang berangsur-angsur makan Nabi lebih bisa memahami
dengan sempurna atau penghayatan yang lebih pada makna yang ada.
3. Pada saat itu budaya yang memegang tradisi lisan, maka Al-Qur’an diturunkan
berupa bacan bukan tulisan.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
13
3.2 Saran
Tidak ada yang sempurna itulah kata yang patut kami ucapkan sehingga kami
sebagai tim penulis sangat mengharapkan agar para pembaca turut memberi masukan
demi kebaikan makalah ini. Demikian semoga makalah mengenai pewahyuan Al-
Qur’an ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
14
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qattan, Manna’ Khalil. 2009. Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an. Bogor: PustakaLitera Antarnusa
https://iqra.republika.co.id/berita/p70qzk313/alquran-dan-periode-makkahmadinah
15