By : Mas Fuad
APA ITU RUQIYAH ??
Ruqyah secara biasa adalah jampi-jampi atau mantera. Ruqyah
secara syar'i ( Ruqyah Syar'iyah ) adalah jampi-jampi atau mantera
yang dibacakan oleh seseorang untuk mengubati penyakit atau
menghilangkan gangguan jin atau sihir atau untuk perlindungan dan
sebagainya. Dengan hanya menggunakan ayat-ayat Al-Quran dan doa-
doa yang bersumber dari hadiths-hadiths Rasulullah SAW yang dapat
difahami maknanya selama tidak mengandungi unsur kesyirik
JENIS – JENIS
RUQIYAH
Ruqyah yang tidak dibenarkan oleh
syari'at Islam
Ruqyah Syar'iyah.
RuqyahDa’wiyyah
RUQYAH SYAR'IYAH
Ruqyah Syar’iyyah ل َّشرْ ِعيَّ ُة88لرُّ ْقيَ ُة ا88 ا: Ruqyah/mantera yang diperbolehkan dan sesuai
dengan kaidah syari’at Islam.
: ك ؟ فَقَا َل َ فَقُ ْلنـَا يـَا َرس ُْو َل هللاِ َكي، ُكنَّا نَرْ قِي فِى ْال َجـا ِه ِليَّ ِة: ف ب ِْن َما ِل ٍك رضي هللا عنه قـال
َ ْف تَ َرى بِذ ِل ٍ َع ْن َع ْو
)س بِالرُّ قَى َمالَ ْم يَ ُك ْن ِشرْ كـا ً (رواه مسلمَ ْي ُرقَا ُك ْم الَ بَـأ َّ َأَ ْع ِرض ُْوا َعل
Dari sahabat ‘Auf bin Malik ra dia berkata : Kami dahulu meruqyah di masa
Jahiliyyah, maka kami bertanya : “Ya RosuluLLah, bagaimana menurut pendapatmu ?”
Beliau menjawab : “Tunjukkan padaku Ruqyah (mantera) kalian itu. Tidak mengapa
mantera itu selama tidak mengandung kesyirikan” (HR. Muslim).
RUQYAHDA’WIYYAH
آن َما هُ َو ِشفَا ٌء َو َرحْ َمةٌ ِل ْل ُم ْؤ ِمنِي َْن َوالَ يَ ِز ْي ُد الظَّا ِل ِمي َْن إِالَّ َخ َسا ًرا
ِ َْونُنَ ِّز ُل ِم َن ْالقُر
“Dan Kami turunkan dari Al-Qur`an suatu yang menjadi penyembuh dan rahmat
bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur`an itu tidaklah menambah kepada
orang-orang yang dzalim selain kerugian.” (Al-Isra`: 82)
َ ِقُلْ هُ َو لِلَّ ِذي َْن آ َمنُوا هُ ًدى َو ِشفَا ٌء َوالَّ ِذي َْن الَ ي ُْؤ ِمنُ ْو َن فِي آ َذانِ ِه ْم َو ْق ٌر َوهُ َو َعلَ ْي ِه ْم َع ًمى أُولَئ
ٍ ك يُنَا َد ْو َن ِم ْن َم َك
ان بَ ِع ْي ٍد
“Katakanlah: ‘Al-Qur`an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang
beriman. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan,
sedang Al-Qur`an itu suatu kegelapan bagi mereka. Mereka itu adalah (seperti)
orang-orang yang dipanggil dari tempat yang jauh’.” (Fushshilat: 44)
SALAH PAHAM TENTANG RUQYAH
1. TERAPI FISIK
2. TERAPI QOLBU
3. TERAPI JIWA / PSIKIS
4. TERAPI ‘AIN
5. PEMBENTENGAN DIRI DAN TEMPAT TINGGAL
6. TERAPI SESUAI KEBUTUHAN HAJAT
CIRI – CIRI ORANG TERKENA
GANGGUAN JIN (CIRI – CIRI NON MEDIS)
1. Fisik
2. Psikis
3. Ibadah
4. Aktivitas sosial
SECARA FISIK
a. Pusing-pusing sebagian atau keseluruhan,leher berat atau kaku
b. Bahu,pundak,selalu pegal/berat
c. Nyeri,panas atau terasa berat pada bagian-bagian tertentu
d. Sakit pada perut atau ulu hati
e. Dada sesak atau panas
f. Gangguan sekitar rahim,prostate,ginjal.
g. Pandangan mata kabur
h. Mendengkur sangat keras ketika tidur atau gigi bergesekan
i. Makan minum berlebih
j. Memiliki kemampuan fisik yang diluar kemampuan umumnya manusia
k. Sakit yang sangat pada jam-jam tertentu (terutama malam hari)
l. Sakit yang berpindah-pindah
m. Sakit yang tiba-tiba dating dan hilang
SECARA PSIKIS
a. Mudah dan sering marah-marah
b. Bingung,sulit konsentrasi dan banyak melamun
c. Sering bermimpi yang menakutkan
d. Sering bermimpi didatangi binatang buas seperti anjing,ular dsb
e. Sering bermimpi dengan orang yg sama,biasanya orang yg sudah mati
f. Bermimpi jatuh dari tempat yg tinggi
g. Resah,gelisah takut,minder yg tidak wajar
h. Sulit tidur,banyak tidur
i. Bermimpi berada ditempat yg bau busuk
j. Malas beraktifitas dalam kebaikan
k. Sering berprasangka buruk,was-was
l. Mud tidak stabil
m. Merasa ada bisiskan-bisikan di hati atau telinga
n. Pernah atau sering mendengar suara letusan di atap atau sekitar rumah,biasanya malam hari
o. Sering bias “menebak’
p. Bias melihat “sesuatu” (mahluk atau benda) yang umumnya tidak terlihat oleh orang lain
q. Merasa selalu ada yg mengikuti,dsb
SECARA IBADAH
Sering lupa jumlah rakaat shalat
Terasa berat/mengantuk setiap berdzikir atau
membaca al-qur’an atau ketika hadir dipengajian
Sering sulit bangun pagi atau subuh
Sering batal ketika berwudhu
Sering tidak yakin ketika berwudhu,mandi janabah
atau was-was ketika shalat
AKTIVITAS SOSIAL
Yang dimaksud dalam sabda Nabi saw : " dan apabila kamu
diminta untuk memandikan, maka mandikanlah" adalah kebiasaan
mereka jika terdapat orang yang terkena penyakit 'ain dari seseorang
maka ia datang kepada orang yang mengirim pandangan tersebut
kemudian orang itu melepaskan bajunya dan membasahi tubuhnya,
jaketnya, mukanya dan jari-jarinya, kemudian orang yang terkena 'ain
itu mengambil air dan dia pakai untuk mandi, maka dia akan sembuh
dengan ijin Allah swt.
Imam Nawawi berkata : bahwa hadits tersebut diatas juga menetapkan adanya takdir
Allah swt, dan itu benar adanya berdasarkan nash al-qur'an dan al-hadits serta ijma' ulama
Ahlu Sunah. Maknanya bahwa segala sesuatu yang terjadi berdasarkan takdir dari Allah
swt, dan tidak akan terjadi kecuali sesuai dengan hal yang telah ditentukan oleh Allah swt
dan telah didahului oleh ilmu Allah swt. Maka bahaya 'Ain dan yang lainnya, entah yang
baik atau yang jelek tidak akan berpengaruh kecuali dengan takdir Allah swt. Ini juga
menunjukkan bahwa 'Ain itu sangatlah berbahaya.
Perhatikanlah bagaimana orang mampu menghipnotis orang lain dengan sugesti dan
pandangan matanya...!!
Perhatikan pula bagaimana pengaruh pandangan mata orang yang mencintai seseorang
kepada kekasihnya..Subhanallah!! Berlindunglah kepada Allah swt dari pandangan mata
yang membahayakan kita!!
َ ُار ِه ْم لَ َّما َس ِمعُوا ال ِّذ ْك َر َويَقُول
ٌ ُون إِنَّهُ لَ َمجْ ن
ون ِ صَ ك بِأ َ ْب َ َوإِن يَ َكا ُد الَّ ِذ
َ َين َكفَرُوا لَي ُْزلِقُون
“Sesungguhnya orang-orang kafir itu benar-benar hampir menggelincirkan kamu dengan
pandangan mereka, tatkala mereka mendengar al Qur’an dan mereka mengatakan
‘Sesungguhnya dia (Muhammad) benar-benar gila.” (Al Qalam [68]: 51)
MENGOBATI PENYAKIT ‘AIN
Dari Abu Umamah bin Sahl bin Hunaif menyebutkan bahwa Amir bin Rabi’ah pernah melihat Sahl bin
Hunaif mandi lalu berkatalah Amir, “Demi Allah, Aku tidak pernah melihat (pemandangan) seperti hari ini, dan
tidak pernah kulihat kulit yang tersimpan sebagus ini.” Berkata Abu Umamamh, “Maka terpelantinglah Sahl.”
Kemudian Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam mendatangi Amir. Dengan marah beliau berkata, “Atas dasar
apa kalian mau membunuh saudaranya? Mengapa engkau tidak memohonkan keberkahan (kepada yang kau
lihat)? Mandilah untuknya!” Maksudnya Nabi menyuruh Amir berwudhu kemudian diambil bekas air
wudhunya untuk disiramkan kepada Sahl dan ini adalah salah satu cara pengobatan orang yang tertimpa ‘ain
bila diketahui pelaku ‘ain tersebut (*).
Maka Amir mandi dengan menggunakan satu wadah air. Dia mencuci wajah, kedua tangan, kedua siku,
kedua lutut, ujung-ujung kakinya dan bagian dalam sarungnya. Kemudian air bekas mandinya itu dituangkan
kepada Sahl, lantas dia sadar dan berlalulah bersama manusia.” (HR. Malik dalam al Muwaththa 2/938, Ibnu
Majah 3509, dishahihkan oleh Ibnu Hibban 1424. sanadnya shahih, para perawinya terpercaya, lihat Zaadul
Ma’ad tahqiq Syu’aib al Arnauth dan Abdul Qadir al Arnauth 4/150 cet tahun 1424 H.
(*) Kata mandi yang ada di sini maksudnya adalah berwudhu sebagaimana disebutkan Imam Malik dalam kitab
Al Muwattho. Wallahu a’lam.
TANDA TANDA TERKENA ‘AIN
Tanda-tanda anak yang terkena ‘ain di antaranya adalah menangis secara tidak wajar (bukan karena lapar, sakit
atau mengompol), kejang-kejang tanpa sebab yang jelas, tidak mau menyusu pada ibunya tanpa sebab, atau
kondisi tubuh sang anak kurus kering dan tanda-tanda yang tidak wajar lainnya.
Sebagaimana dalam hadits dari Amrah dari ‘Aisyah radhiallahu’anha, ia berkata, “Pada suatu ketika Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk rumah. Tiba-tiba beliau mendengar anak kecil menangis, lalu Beliau berkata,
ما لِصبيِّكم هذا يبكي قهالَ استرقيتم له من العين
“Kenapa anak kecilmu ini menangis? Tidakkah kamu mencari orang yang bisa mengobati dia dari penyakit ‘ain?”
(HR. Ahmad, Baqi Musnadil Anshar. 33304).
Begitu pula hadits Jabir radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Asma’
binti Umais, “Mengapa aku lihat badan anak-anak saudaraku ini kurus kering? Apakah mereka kelaparan?” Asma
menjawab, “Tidak, akan tetapi mereka tertimpa ‘ain”. Beliau berkata, “Kalau begitu bacakan ruqyah bagi
mereka!” (HR. Muslim, Ahmad dan Baihaqi)
APA ITU SIHIR ?
Sihir dalam bahasa Arab tersusun dari huruf س, ح,( رsiin, kha, dan ra), yang secara bahasa
bermakna segala sesuatu yang sebabnya nampak samar.[1] Oleh karenanya kita mengenal istilah
‘waktu sahur’ yang memiliki akar kata yang sama, yaitu siin, kha dan ra, yang artinya waktu ketika
segala sesuatu nampak samar dan “remang-remang”.[2]
Seorang pakar bahasa, Al Azhari mengatakan, “Akar kata sihir maknanya adalah memalingkan
sesuatu dari hakikatnya. Maka ketika ada seorang menampakkan keburukan dengan tampilan
kebaikan dan menampilkan sesuatu dalam tampilan yang tidak senyatanya maka dikatakan dia telah
menyihir sesuatu”.[3]
Para ulama memiliki pendapat yang beraneka ragam dalam memaknai kata ‘sihir’ secara istilah.
Sebagian ulama mengatakan bahwa sihir adalah benar-benar terjadi ‘riil’, dan memiliki hakikat.
Artinya, sihir memiliki pengaruh yang benar-benar terjadi dan dirasakan oleh orang yang terkena
sihir. Ibnul Qudamah rahimahullah mengatakan, “Sihir adalah jampi atau mantra yang memberikan
pengaruh baik secara zhohir maupun batin, semisal membuat orang lain menjadi sakit, atau bahkan
membunuhnya, memisahkan pasangan suami istri, atau membuat istri orang lain mencintai dirinya
(pelet-pent)”.[4]
BOLEHKAH MENGOBATI SIHIR
DENGAN SIHIR?
Inilah yang mungkin menjadi kerancuan di benak masyarakat, yang kemudian kerancuan ini
menjadikan mereka membolehkan belajar sihir, karena alasan “keadaan darurat”. Terlebih lagi tatkala
sihir yang digunakan untuk mengobati sihir terkadang terbukti manjur dan mujarab. Bukankah segala
sesuatu yang haram pada saat keadaan darurat, akan menjadi mubah? Bukankah ketika di tengah hutan,
tidak ada bahan makan, bangkai pun menjadi boleh kita makan?
Saudaraku, memang syariat membolehkan perkara yang haram tatkala keadaan darurat, sampai-
sampai para ulama membuat sebuah kaidah fiqhiyah, “Keadaan yang darurat dapat merubah hukum
larangan menjadi mubah”
Namun kita pelu cermati bahwa para ulama pun juga memberikan catatan kaki terhadap kaidah
yang agung ini. Terdapat sedikitnya dua syarat yang harus dipenuhi untuk mengamalkan kaidah ini.
[Pertama] Tidak ada obat lain yang dapat menyembuhkan sihir, selain dengan sihir yang semisal.
Pada kenyataannya tidaklah terpenuhi syarat pertama ini. Syariat telah memberikan obat dan jalan keluar
yang lebih syar’i untuk menangkal dan mengobati gangguan sihir. Bukankah syari’at telah menjadikan
Al Quran sebagai obat, lah ada dan teruqyah-ruqyah syar’i yang telah diajarkan Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam.
[Kedua] Sihir yang digunakan harus terbukti secara pasti dapat menyembuhkan dan
menghilangkan sihir. Dan setiap dari kita tidaklah ada yang dapat memastikan hal ini,
karena semua hal tersebut adalah perkara yang ghaib. [15]
Maka dengan ini jelaslah bahwa mempelajari sihir, apapun alasannya adalah
terlarang, bahkan diancam dengan kekufuran, Allah ta’ala telah tegaskan di dalam
firmannya (yang artinya), ”Dan tukang sihir itu tidaklah menang, dari mana pun
datangnya.” (QS. Ath Thaahaa: 69). Syaikh Muhammad Al Amin Asy Syinqithi
rahimahullah berkata dalam tafsirnya, “Ayat ini mencakup umum, segala macam
kemenangan dan keberuntungan akan ditiadakan dari para tukang sihir, terlebih lagi
Allah tekankan dengan firman-Nya, ‘dari mana pun datangnya’. Dan secara umum,
tidaklah Allah meniadakan kemenangan dari seseorang, melainkan dari orang
kafir.”[16]
APA SAJA YG BISA TERKENA DAMPAK
SIHIR ?
1. Kesehatan, berakibat sakit
2. Rumah tangga, berakibat cerai
3. Ketentraman hati, berakibat gelisah & risau
4. Pikiran, berakibat was-was
5. Usaha, berakibat kegagalan
6. Ibadah, menjadi susah
7. Jodoh, belum mendapat pasangan
8. Tempat tinggal, berakibat penampakan makhluk gaib
9. Kendaraan, sering kecelakaan
10. Syahwat, berakibat seperti pelet,libido melonjak dll
11. Akal, berakibat gila
12. Istihadhah, seperti haidhterus menerus
PEMBENTENGAN SIHIR
1. Doa
2. Istighfar dan taubat
3. Hilangkan dendam terhadap setiap orang
4. Sodaqah
5. Perbaiki ibadah
6. Ikhlas
7. Ruqyah mandiri
8. Buang benda kesyirikan
9. Ruqyah mandiri
10. Minum air ruqyah
11. Mandi air ruqyah campur daun bidara
TERIMA
KASIH