وﻣﻦ أﻳﺎﺗﻪ أن ﺧﻠﻖ ﻟﻜﻢ ﻣﻦ أﻧﻔﺴﻜﻢ أزواﺟﺎ ﻟﺘﺴﻜﻨﻮا إﻟﻴﻬﺎ وﺟﻌﻞ ﺑﻴﻨﻜﻢ ﻣﻮدة ورﲪﺔ إن ﰲ
ذﻟﻚ ﻷﻳﺎت ﻟﻘﻮم ﻳﺘﻔﻜﺮون
Dan diantara tanda-tanda kebesaranNya ialah Dia menciptakan untuk isteri-isteri dari
jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan
menjadikan diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.
ﺗﻨﻜﺢ اﳌﺮأة ﻷرﺑﻊ ﳌﺎﳍﺎ وﳊﺴﺒﻬﺎ وﳉﻤﺎﳍﺎ وﻟﺪﻳﻨﻬﺎ ﻓﺎﻇﻔﺮ ﺑﺬات اﻟﺪﻳﻦ ﺗﺮﺑﺖ ﻳﺪاك
Perempuan itu dinikahi karena empat perkara. Karena kekayaannya, karena keturunannya,
karena kecantikan dan karena agamanya.Maka ambillah perempuan yang beragama, pasti
engkau berbahagia.
وﻻﺗﻨﻜﺤﻮا ﻣﺎ ﻧﻜﺢ أﺑﺎؤﻛﻢ ﻣﻦ اﻟﻨﺴﺎء إﻻﻣﺎﻗﺪ ﺳﻠﻒ إﻧﻪ ﻛﺎن ﻓﺎﺣﺸﺔ وﺳﺎء ﺳﺒﻴﻼ
Dan janganlah kamu kawini wanita-wanita yang telah dikawini oleh ayahmu, terkecuali
pada masa yang telah lampau. Sesungguhnya perbuatan itu amat keji dan dibenci Allah dan
seburuk-buruk jalan.
Al Qur’an Surat An Nisaa ayat 23 :
ﺣﺮﻣﺖ ﻋﻠﻴﻜﻢ أﻣﻬﺎﺗﻜﻢ وﺑﻨﺎﺗﻜﻢ وأﺧﻮاﺗﻜﻢ و ﻋﻤﺎﺗﻜﻢ و ﺧﺎﻻﺗﻜﻢ و ﺑﻨﺎت اﻷخ وﺑﻨﺎت اﻷﺧﺖ و أﻣﻬﺎﺗﻜﻢ اﻟﱵ أرﺿﻌﻨﻜﻢ وأﺧﻮاﺗﻜﻢ ﻣﻦ اﻟﺮﺿﺎﻋﺔ
وأﻣﻬﺎت ﻧﺴﺎﺋﻜﻢ ورﺑﺎﺋﺒﻜﻢ اﻟﱵ ﰲ ﺣﺠﻮرﻛﻢ ﻣﻦ ﻧﺴﺎﺋﻜﻢ اﻟﱵ دﺧﻠﺘﻢ ﺑـﻬﻦ ﻓﺈن ﱂ ﺗﻜﻮﻧﻮا دﺧﻠﺘﻢ ﺑـﻬﻦ ﻓﻼ ﺟﻨﺎح ﻋﻠﻴﻜﻢ وﺣﻼﺋﻞ أﺑﻨﺎﺋﻜﻢ اﻟﺬﻳﻦ ﻣﻦ
أﺻﻼﺑﻜﻢ وأن ﲡﻤﻌﻮا ﺑﲔ اﻷﺧﺘﲔ إﻻ ﻣﺎﻗﺪﺳﻠﻒ
Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu, anak-anakmu yang perempuan, saudara-
saudaramu yang perempuan,saudara-saudara bapakmu yang perempuan, saudara-saudara
ibumu yang perempuan, anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki,
anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan, ibu-ibumu yang
menyusukan kamu, saudara perempuan sepersusuan, ibu-ibu isterimu (mertua), anak-anak
isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari isteri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu
belum campur dengan isterimu itu (dan sudah kamu ceraikan) maka tidak berdosa kamu
mengawininya, (dan diharamkan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu), dan
menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah
terjadi pada masa lampau. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Al Qur’an Surat An Nisaa ayat 24 :
…… واﶈﺼﻨﺎت ﻣﻦ اﻟﻨﺴﺎء
….dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami ….........
Al Qur’an Surat Al Baqarah ayat 230 :
ﻓﺈن ﻃﻠﻘﻬﺎ ﻓﻼ ﺗﺤﻞ ﻟﻪ ﻣﻦ ﺑﻌﺪ ﺣﺘﻰ ﺗﻨﻜﺢ زوﺟﺎ ﻏﻴﺮﻩ ﻓﺈن ﻃﻠﻘﻬﺎ ﻓﻼ ﺟﻨﺎح ﻋﻠﻴﻬﻤﺎ أن
أرﻛﺎن اﻟﻨﻜﺎح وﻫﻲ ﺧﻤﺴﺔ ﺻﻴﻐﺔ وزوﺟﺔ وزوخ ووﻟﻲ وﻫﻤﺎ اﻟﻌﺎﻗﺪان وﺷﺎﻫﺪان
Rukun nikah itu ada lima yaitu sighat (ijab kabul), calon isteri, calon suami, wali, keduanya
yang melakukan akad nikah dan dua orang saksi.
Hadits diriwayatkan oleh Daruqutni dari ‘Aisyah r.a. ia berkata, telah bersabda Rasulullah saw.
:
ﻻﻧﻜﺎح إﻻ ﺑﻮﱄ وﺷﺎﻫﺪي ﻋﺪول
Tidak ada perkawinan kecuali dengan wali dan dua orang saksi yang adil.
Kitab I’anatut thalibin juz III halaman 280 :
إذا ﻃﻠﻖ اﻟﺤﺮ إﻣﺮأﺗﻪ ﺛﻼﺛﺎ أوﻃﻠﻖ اﻟﻌﺒﺪ إﻣﺮأﺗﻪ ﻃﻠﻘﺘﻴﻦ ﺣﺮﻣﺖ ﻋﻠﻴﻪ وﻻ ﻳﺤﻞ ﻟـﻪ
ﻧﻜﺎﺣﺎ ﺣﺘﻰ ﺗﻨﻜﺢ زوﺟﺎ ﻏﻴﺮﻩ وﻳﻄﺆﻫﺎ
Apabila seorang yang merdeka menceraikan isterinya dengan talak tiga, atau seorang
hamba menceraikan isterinya dengan talak dua, maka isteri itu haram atasnya dan tidak
halal baginya kawin dengan bekas isteri itu, sehingga ia kawin lagi dengan suami yang lain,
dan suaminya yang kedua itu telah mengumpulinya (jima’) pula.
Kitab Nailul Authar juz VI halaman 252 :
ﻋﻦ ﻋﺜﻤﺎن رﺿﻲ اﷲ ﻋﻨﻪ ﻗﺎل ﻗﺎل رﺳﻮل اﷲ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﻻ ﻳﻨﻜﺢ اﶈﺮم وﻻ ﻳﻨﻜﺢ
()رواﻩ ﻣﺴﻠﻢ
Dari Utsman ra. Berkata : Rasulullah telah bersabda : Mahram itu tidak boleh menikahi dan
tidak boleh dinikahi. HR Muslim.
Kitab Al Muhadzdzab juz II halaman 46 :
ﻓﻜﺎن وﺟﻮدﻩ ﻛﻌﺪﻣﻪ. ﳚﻮز ﻧﻜﺎح اﳊﺎﻣﻞ ﻣﻦ اﻟﺰﻧﺎ ﻷن ﲪﻠﻬﺎ ﻻ ﻳﻠﺤﻖ ﺑﺄﺣﺪ
Boleh menikahi wanita hamil karena zina, karena kehamilannya tidak mulhaq dengan
seseorang. Adanya kehamilan itu seperti tidak ada.
Kitab Bughyatul Mustarsyidin halaman 201 :
ﳚﻮز ﻧﻜﺎح اﳊﺎﻣﻞ ﻣﻦ اﻟﺰﻧﺎ ﺳﻮاء اﻟﺰاﱏ وﻏﲑﻩ ووﻃﺆﻫﺎ ﺣﻴﻨﺌﺬ ﻣﻊ اﻟﻜﺮاﻫﺔ
Boleh menikahi wanita hamil karena zina, sama halnya laki-laki yang menzinai atau laki-laki
lain. Dan persetubuhannya itu mengandung keterpaksaan.
ﻻ ﺗﻨﻜﺢ اﻷﱘ ﺣﱴ: ﻋﻦ أﰉ ﻫﺮﻳﺮة رﺿﻲ اﷲ ﻋﻨﻪ أن رﺳﻮل اﷲ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﻗﺎل
ﺗﺴﺘﺄﻣﺮ وﻻ ﺗﻨﻜﺢ اﻟﺒﻜﺮ ﺣﱴ ﺗﺴﺘﺄذن ﻗﺎﻟﻮا ﻳﺎ رﺳﻮل اﷲ وﻛﻴﻒ إذ ﺎ ؟ ﻗﺎل أن ﺗﺴﻜﺖ
Dari Abi Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw bersabda : “Janda tidak boleh dikawinkan
kecuali sesudah ditanya, dan perawan tidak boleh dikawinkan kecuali sesudah diminta
izinnya”. Para sahabat bertanya : “Ya Rasulullah, bagaimanakah izinnya ?” Beliau
menjawab : “Diamnya, itulah izinnya”.
C. Dispensasi kawin/Izin kawin.
Al Qur’an Surat Annur ayat 32 :
وأﻧﻜﺤﻮا اﻷﻳﺎﻣﻰ ﻣﻨﻜﻢ واﻟﺼﺎﻟﺤﻴﻦ ﻣﻦ ﻋﺒﺎدﻛﻢ وإﻣﺎﺋﻜﻢ إن ﻳﻜﻮﻧﻮا ﻓﻘﺮاء ﻳﻐﻨﻬﻢ اﷲ
ﻣﻦ ﻓﻀﻠﻪ واﷲ واﺳﻊ ﻋﻠﻴﻢ
Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak
(berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan hamba-hamba sahayamu yang
perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnianya. Dan
Allah Maha Luas pemberiannya lagi Maha Mengetahui.
Hadits Rasulullah saw. (Kitab Subulus Salam juz II halaman 110) :
ﻳﺎ ﻣﻌﺸﺮ: ﻋﻦ ﻋﺒﺪ اﷲ ﺑﻦ ﻣﺴﻌﻮد رﺿﻲ اﷲ ﻋﻨﻪ ﻗﺎﻟﻨﺎ رﺳﻮل اﷲ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ
ﺾ ﻟﻠﺒﺼﺮ وأﺣﺼﻦ ﻟﻠﻔﺮج وﻣﻦ ﱂ ّ اﻟﺸﺒﺎب ﻣﻦ اﺳﺘﻄﺎع ﻣﻨﻜﻢ اﻟﺒﺎءة ﻓﻠﻴﺘﺰوج ﻓﺈن!ه أﻏ
(ﻳﺴﺘﻄﻊ ﻓﻌﻠﻴﻪ ﺑﺎﻟﺼﻮم ﻓﺈﻧّﻪ ﻟﻪ وﺟﺎء )ﻣﺘﻔﻖ ﻋﻠﻴﻪ
Dari Abdullah bin Mas’ud ra ia berkata : “Rasulullah saw telah bersabda kepada kami :
“Hai para pemuda, apabila diantara kamu sekalian telah mampu untuk kawin, hendaklah ia
kawin, sebab kawin itu lebih dapat menutup penglihatan dan menjaga kemaluan, dan barang
siapa atidak mampu, hendaklah ia berpuasa, sebab puasa itu menjadi perisai untuknya”.
(muttafaq ‘alaihi).
D. Pengesahan Nikah.
Kitab I’anatut thalibin juz IV halaman 254 :
وﰱ اﻟﺪﻋﻮى ﺑﻨﻜﺎح ﻋﻠﻰ اﻣﺮأة ذﻛﺮ ﺻﺤﺘﻪ وﺷﺮوﻃﻪ ﻣﻦ ﳓﻮ وﱄ وﺷﺎﻫﺪﻳﻦ ﻋﺪول
Dan didalam pengakuan tentang pernikahan dengan seorang wanita, harus dapat
menyebutkan tentang sahnya pernikahan dahulu dan syarat-syaratnya seperti wali dan dua
orang saksi yang adil.
Kitab Bughyatul Mustarsyidin halaman 298 :
وﻟﻪ أي ﻟﻠﺸﺨﺺ ﺑﻼﻣﻌﺎرض ﺷﻬﺎدة ﻋﻠﻰ ﻧﻜﺎح ﺑﺘﺴﺎﻣﻊ أي اﺳﺘﻔﺎﺿﺔ ﻣﻦ ﺟﻤﻊ ﻳﺆﻣﻦ
ﻛﺬ ﻢ ﻟﻜﺜﺮﺗـﻬﻢ
Jika tak ada bantahan, seseorang boleh menjadi saksi atas pernikahan berdasarkan
pendengaran dari orang banyak, karena banyaknya orang yang memberitakan akan aman
dari kedustaan.
Kitab Ushulul Fiqhi Abdul Wahab Khalaf halaman 93 :
ﻣﻦ ﻋﺮف ﻓﻼﻧﺔ زوﺟﺔ ﻓﻼن ﺷﻬﺪ ﺑﺎﻟﺰوﺟﻴﺔ ﻣﺎدام ﱂ ﻳﻘﻢ ﻟﻪ دﻟﻴﻞ ﻋﻼ إﻧﺘﻬﺎﺋﻬﺎ
Barang siapa mengetahui bahwa seorang wanita itu sebagai isteri seorang laki-laki, maka
dihukumkan masih tetap adanya hubungan suami isteri selama tidak ada bukti tentang
putusnya perkawinan.
Kitab I’anatut thalibin juz IV halaman 275 :
ﻓﺎﻧﻜﺤﻮا ﻣﺎﻃﺎب ﻟﻜﻢ ﻣﻦ اﻟﻨﺴﺎء ﻣﺜﻨﻰ وﺛﻼث ورﺑﺎع ﻓﺈن ﺧﻔﺘﻢ أن ﻻﺗﻌﺪﻟﻮا ﻓﻮاﺣﺪة
Nikahilah olehmu wanita-wanita yang kamu sukai dua, tiga atau empat. Jika kamu takut
tidak dapat berlaku adil, nikahilah satu saja.
وﻟﻦ ﺗﺴﺘﻄﻴﻌﻮا أن ﺗﻌﺪﻟﻮا ﺑﲔ اﻟﻨﺴﺎء وﻟﻮﺣﺮﺻﺘﻢ ﻓﻼ ﲤﻴﻠﻮا ﻛﻞ اﳌﻴﻞ ﻓﺘﺬروﻫﺎ ﻛﺎﳌﻌﻠﻘﺔ وإن
ﺗﺼﻠﺤﻮا وﺗﺘﻘﻮا ﻓﺈن اﷲ ﻛﺎن ﻏﻔﻮرا رﺣﻴﻤﺎ
Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isteri(mu), walaupun kamu
sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang
kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung. Dan jika kamu mengadakan
perbaikan dan memelihara diri (dari kecurangan), maka swesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.
ﻳﺤﺮم ﻋﻠﻰ اﻟﺮﺟﻞ أن ﻳﺠﻤﻊ ﻓﻲ ﻧﻜﺎﺣﻪ ﺑﻴﻦ اﻟﻤﺮأة وأﺧﺘﻬﺎ ﺳﻮاء ﻓﻲ ذﻟﻚ ﻣﻦ اﻷﺑﻮﻳﻦ أو
وأوﱃ اﻟﻮﻻة أي أﺣﻖ اﻷوﻟﻴﺎء ﺑﺎﻟﺘﺰوﻳﺞ اﻷب ﰒ اﳉﺪ أﺑﻮ اﻷب ﰒ اﻷخ ﻟﻸب واﻷم ﰒ اﻷخ
ﻟﻸب ﰒ إﺑﻦ اﻷخ ﻟﻸب واﻷم ﰒ إﺑﻦ اﻷخ ﻟﻸب ﰒ اﻟﻌﻢ اﻟﺸﻘﻴﻖ ﰒ اﻟﻌﻢ ﻟﻸب ﰒ إﺑﻨﻪ أي
إﺑﻦ ﻟﻜﻞ ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ وإن ﺳﻔﻞ
Yang berhak menjadi wali (untuk mengawinkan) ialah ayah, kemudian kakek kemudian
ayahnya kakek, kemudian saudara laki-laki sekandung,kemudian saudara laki-laki seayah,
kemudian anak laki-laki saudara laki-laki sekandung, kemudian anak laki-laki dari sudara
laki-laki seayah, kemudian paman sekandung, kemudian paman seayah, kemudian anaknya.
Hadits Rasulullah saw. Diriwayatkan oleh Abu Daud, At Turmudzi dan Ibnu Hibban :
اﻟﺴﻠﻄﺎن وﱄ ﻣﻦ ﻻ وﱄ ﻟﻪ
Sultan (Pemerintah) adalah wali bagi orang yang tidak mempunyai wali.(diriwayatkan oleh
Abu Daud, At Turmudzi dan Ibnu Hibban).
واﻟﺘﻌﺰزﻛﺄن ﻳﻘﻮل ﻋﻨﺪ ﻃﻠﺐ اﻟﺘﺰوﻳﺞ ﻣﻨﻪ أزوﺟﻬﺎ ﻏﺪا وﻫﻜﺬا ﻓﻜﻠﻤﺎ ﻳﺴﺌﻞ ﻓﻲ ذﻟﻚ
ﻳﻮﻋﺪ
Yang dimaksud dengan enggan ialah seperti berkata wali ketika diminta untuk mengawinkan,
“besok saya kawinkan”, setiap kali diminta ia selalu menjanji-janjikan.
وﻻﺑﺪ ﻣﻦ ﺛﺒﻮت اﻟﻌﻀﻞ ﻋﻨﺪ اﳊﺎﻛﻢ ﻟﻴﺰوج ﺑﺄن ﳝﺘﻨﻊ اﻟﻮﱄ ﻣﻦ اﻟﺘﺰوﻳﺞ ﺑﲔ ﻳﺪﻳﻪ ﺑﻌﺪ
أﻣﺮﻩ ﺑﻪ واﳌﺮأة واﳋﺎﻃﺐ ﺣﺎﺿﺮان
Untuk menetapkan adanya sikap adlal wali untuk mengawinkan, hendaklah dengan
penolakan wali tersebut untuk mengawinkan di muka Hakim, setelah Hakim memintanya
untuk itu sedangkan pihak wanita dan pria yang melamarnya hadir dalam sidang tersebut.
Hadits Rasulullah saw. yang diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah dan
Daruquthni :
إن ﺟﺎرﻳﺔ ﺑﻜﺮا أﺗﺖ رﺳﻮل اﷲ ﻓﺬﻛﺮت أن أﺑﺎﻫﺎ زوﺟﻬﺎ وﻫﻲ ﻛﺎرﻫﺔ ﻓﺨﻴﺮﻫﺎ اﻟﻨﺒﻲ
وﻳﺰوج اﳊﺎﻛﻢ أﻳﻀﺎ إذا ﻏﺎب اﻟﻮﱄ ﲟﺴﺎﻓﺔ اﻟﻘﺼﺮ أو ﲝﺒﺲ ﳝﻨﻊ ﻣﻦ اﻟﻮﺻﻮل إﻟﻴﻪ أو ﻫﺮب
أو إﺣﺮام أو ﺗﻌﺰز ﺑﺄن وﻋﺪ ﻛﻠﻤﺎ ﺧﻮﻃﺐ ﰱ ذﻟﻚ أو ﻣﻨﻊ ﻣﻜﻠﻔﺔ ﺑﻜﻒء
Dan, hakimlah yang menikahkan apabila wali nasab pergi sejauh jarak yang dibolehkan
mengqashar shalat, atau wali nasab sedang ditahan (dipenjara) yang tidak dapat didatangi,
atau wali lari, atau ikhram/hajji atau ta’azzuz seperti ia hanya berjanji ketika (si perempuan)
dilamar, atau wali nikah itu menolak wanita yang sudah dewasa dinikah oleh lelaki yang
sekufu’.
G. Hak dan kewajiban suami isteri.
اﻟﺮﺟﺎل ﻗﻮاﻣﻮن ﻋﻠﻰ اﻟﻨﺴﺎء ﲟﺎ ﻓﻀﻞ اﷲ ﺑﻌﻀﻬﻢ ﻋﻠﻰ ﺑﻌﺾ وﲟﺎ أﻧﻔﻘﻮا ﻣﻦ أﻣﻮاﳍﻢ
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan
sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-
laki)telah menafkahkan dari sebagian harta mereka.
ﺧﲑا ﻛﺜﲑا
Dan pergaulilah mereka (isteri-isterimu) secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai
mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah
menjadikan padanya kebaikan yang banyak.
ﻓﺎﺗﻘﻮا اﷲ ﰱ اﻟﻨﺴﺎء ﻓﺈﻧﻜﻢ أﺧﺬﺗـﻤﻮﻫﻦ ﺑﺄﻣﺎﻧﺔ اﷲ …… إﱃ ﻗﻮﻟﻪ … وﳍﻦ ﻋﻠﻴﻜﻢ رزﻗﻬﻦ وﻛﺴﻮﺗـﻬﻦ ﺑﺎﳌﻌﺮوف
Takutlah kamu kepada Allah tentang isterimu, karena engkau mengambil dia dengan amanat
Allah …… s/d …… kamu wajib memberi nafkah dan pakaian kepadanya secara baik.
اﻟﺤﻘﻮق اﻟﻮاﺟﺒﺔ ﻟﻠﺰوج ﻋﻠﻰ زوﺟﺘﻪ أرﺑﻌﺔ ﻃﺎﻋﺘﻪ و ﻣﻌﺎﺷﺮﺗﻪ ﺑﺎﻟﻤﻌﺮوف و ﺗﺴﻠﻴﻢ
واﻟﻮﺟﺒﺔ ﻟﻬﺎ ﻋﻠﻴﻪ أرﺑﻌﺔ أﻳﻀﺎ وﻣﻌﺎﺷﺮﺗﻬﺎ ﺑﺎﻟﻤﻌﺮوف. ﻧﻔﺴﻬﺎ إﻟﻴﻪ وﻣﻼزﻣﺔ اﻟﻤﺴﻜﻦ
وﻣﺆﻧـﻬﺎ واﻟﻤﻬﺮ واﻟﻘﺴﻢ
Hak-hak bagi suami yang merupakan kewajiban atas isteri itu ada empat yaitu taatnya isteri,
sikap yang baik dari isteri, penyerahan diri si isteri dan menempati tempat yang disediakan
suami. Demikian pula kewajiban atas suami yang menjadi hak isteri ada empat yaitu sikap
yang baik dari suami, nafkah kepada isteri, mahar dan giliran ( jika poligami).
H. Cerai talak/ cerai gugat/ ta’lik talak.
Kitab Ath Thalaq minasy Syariatil Islamiyah wal Qanun, halaman 40:
إن ﺳﺒﺒﻪ اﳊﺎﺟﺔ إﱃ اﳋﻼص ﻋﻨﺪ ﺗﺒﺎﻳﻦ اﻷﺧﻼق وﻋﺮوض اﻟﺒﻐﻀﺎء اﳌﻮﺟﺒﺔ ﻋﺪم إﻗﺎﻣﺔ ﺣﺪود اﷲ
Sesungguhnya sebab diperbolehkannya melakukan perceraian adalah adanya kehendak
untuk melepaskan ikatan perkawinan ketika terjadi pertengkaran akhlaq dan timbulnya rasa
benci antara suami isteri yang mengakibatkan tidak adanya kesanggupan untuk menegakkan
hukum Allah.
…… وإﳕﺎ ﻛﺎن ﺣﺮاﻣﺎ ﻷﻧﻪ ﺿﺮر ﺑﻨﻔﺲ اﻟﺰوج وﺿﺮر ﺑﺰوﺟﺘﻪ وإﻋﺪام ﻟﻠﻤﺼﻠﺤﺔ اﳊﺎﺻﻠﺔ
ﳍﻤﺎ ﻣﻦ ﻏﲑ ﺣﺠﺔ إﻟﻴﻪ
……… Talak itu hukumnya haram, jika akan mendatangkan madlarat bagi suami sendiri dan
madlarat bagi isterinya, karena akan meniadakan kemaslahatan yang dihasilkan bagi
keduanya, tanpa adanya kebutuhan yang mendesak terhadap talak itu.
ﻃﻼق اﳌﻨﺪوب ﻛﺄن ﻳﻌﺠﺰ ﻋﻦ اﻟﻘﻴﺎم ﲝﻘﻮﻗﻬﺎ وﻟﻮ ﺑﻌﺪم اﳌﻴﻞ إﻟﻴﻬﺎ أو ﺗﻜﻮن ﻏﲑ
ﻋﻔﻴﻔﺔ ﻣﺎ ﱂ ﳜﺶ اﻟﻔﺠﻮر أو ﺳﻴﺌﺔ اﳋﻠﻖ
Talak sunnah, seperti jika suami tidak sanggup memenuhi hak-hak isterinya, walaupun
dengan tidak adanya kecenderungan kepada si siteri, atau isteri tidak dapat menjaga diri,
tidak takut berbuat dosa atau berakhlak jelek.
ﻓﻠﻮﻛﺎن اﻟﻄﻼق رﺟﻌﻴﺎ ﰒ راﺟﻌﻬﺎ ﰒ وﺟﺪت اﻟﺼﻔﺔ ﻃﻼﻗﺖ ﺑﻼﺧﻼف ﻷﻧﻪ ﻟﻴﺲ
ﻧﻜﺎﺣﺎ ﳎﺪدا وﱂ ﲢﺪث ﺣﺎﻟﺔ ﲤﻨﻊ وﻗﻮع اﻟﻄﻼق
Jika talak itu adalah talak raj’i, kemudian suami merujuk isterinya, kemudian didapati sifat
(yang dita’liqkan) maka jatuhlah talak itu, tidak ada khilaf, karena rujuk itu bukanlah nikah
baru dan tidak terjadi hal baru yang mencegah jatuhnya talak.
ﺑﺨﻼف ﻣﺎ إذا أﻃﻠﻖ أو ﻗﺼﺪ اﻟﺘﻌﻠﻴﻖ ﺑﻤﺠﺮد ﺻﻮرة اﻟﻔﻌﻞ ﻓﺈﻧﻪ ﻳﻘﻊ ﻣﻄﻠﻘﺎ
Kecuali jika ta’liq talak itu diikrarkan oleh suami dengan mutlak atau dengan melulu atas
terjadinya suatu perbuatan, maka jatuhlah talaknya dengan mutlak.
ﻋﻠﻖ اﻟﻄﻼق ﺑﻐﻴﺒﺘﻪ ﻋﻦ ﺑﻠﺪﻩ أو ﲜﻠﻮﺳﻪ ﻣﻦ ﻣﻮﺿﻊ ﻛﺬا ﺛﻼث ﺳﻨﲔ وإﻋﻄﺎء أو
ﺿﻤﺎن ﻓﻼن ﻟﻪ ﻓﺮﺷﺎ ﻣﺜﻼ ﻓﻼﺑﺪ ﻣﻦ وﺟﻮد اﻟﻐﻴﺒﺔ اﳌﺬﻛﻮر واﻹﻋﻄﺎء وﻳﻘﻊ ﺑﺎﺋﻨﺎ
Apabila seseorang menggantungkan talaknya dengan kepergiannya atau dengan tinggal di
suatu tempat selama tiga tahun, atau dengan jaminan dari seseorang sebanyak .....
umpamanya, maka dengan adanya kepergian yang disebutkan atau pemberian yang
dimaksud, jatuhlah talaknya.
واﺗﻔﻘﻮا ﻋﻠﻰ وﻗﻮع اﻟﻄﻼق ﺑﺎﻟﻐﻀﺒﺎن وإن ادﻋﻰ زوال ﺷﻌﻮرﻩ ﺑﺎﻟﻐﻀﺐ
Para Ulama sepakat bahwa ucapan talak orang dalam keadaan marah itu tetap jatuh,
walaupun ia menyatakan perasaannya hilang karena marahnya itu.
Kitab Nidhamul ‘Usrah karangan Dr. Abdur Rahman ash Shabuni halaman 95 :
ﺟﺎء رﺟﻞ أﻋﺮﺑﻲ إﻟﻰ ﻋﻤﺮ اﺑﻦ اﻟﺨﻄﺎب ﻳﺴﺘﺸﻴﺮﻩ ﻓﻲ ﻃﻼق إﻣﺮأﺗﻪ ﻓﻘﺎل ﻟﻪ ﻋﻤﺮ ﻻ
ﺗﻔﻌﻞ ﻓﻘﺎل أﻋﺮﺑﻲ ﻟﻜﻨﻲ ﻻ أﺣﺒﻬﺎ ﻓﻘﺎل ﻋﻤﺮ وﻳﺤﻚ ﻓﺄﻳﻦ اﻟﺮﻋﺎﻳﺔ وأﻳﻦ اﻟﺘﺬﻣﻴﻢ
Seorang laki-laki pedesaan datang menghadap Shahabat ‘Umar bin Khaththab mohon
petunjuk untuk menalak isterinya. ‘Umar berkata : “jangan lakukan itu”. Orang itu berkata
:”tetapi saya tidak mencintainya lagi”. ‘Umar berkata :”Celaka kamu, apakah kamu kira
rumah tangga itu dibina hanya karena cinta saja, lalu dimana letak kepemimpinanmu
(pengayomanmu) dan rasa tanggung jawabmu (terhadap isteri).
إذا ارﺗﺪ اﻟﺰوج أو اﻟﺰوﺟﺔ إﻧﻘﻄﻌﺖ ﻋﻼﻗﺔ ﻛﻼﻣﻨﻬﻤﺎ ﺑﺎﻷﺧﺮ ﻷن اﻟﺮدة أي واﺣﺪ
ﻣﻨﻬﻤﺎ ﻣﻮﺟﺒﺔ ﻟﻠﻔﺮﻗﺔ ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ
Apabila suami atau isteri murtad, putuslah ikatan keduanya satu sama lain, karena
murtadnya salah satu diantara mereka memestikan perceraian antara keduanya.
Dapat ditetapkan gugatan fasakh/perceraian seorang isteri dari suaminya ......dengan alasan
gila (sakit ingatan).
وإن وﺟﺪت اﻟﻤﺮأة زوﺟﻬﺎ ﻣﺠﻨﻮﻧﺎ أو ﻣﺠﺬوﻣﺎ أو ﻋﻨﻴﻨﺎ ﺛﺒﺘﺖ ﻟﻬﺎ اﻟﺨﻴﺎر
Jika seorang isteri mendapati suaminya sakit gila/ ingatan, lepra atau impotent/ lemah
syahwat, isteri boleh memilih untuk memfasakh nikahnya atau meneruskannya.
ﻋﻦ اﺑﻦ ﻋﺒﺎس أن ﺟﺎرﻳﺔ ﺑﻜﺮا أﺗﺖ اﻟﻨﺒﻲ ص م أن أﺑﺎﻫﺎزوﺟﻬﺎ وﻫﻲ ﻛﺎرﻫﺔ ﻓﺘﺨﻴﺮﻫﺎ
رﺳﻮل اﷲ ص م
Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas ra., bahwasanya seorang budak wanita/ gadis menghadap
kepada Nabi saw., ia menerangkan bahwa ia telah dinikahkan oleh ayahnya, tetapi ia tidak
senang, maka Nabi saw. menjawab, ia boleh memilih meneruskan atau tidak meneruskan
perkawinan tersebut.
إذ أﻋﺴﺮ اﻟﺰوج ﺑﻨﻔﻘﺔ اﳌﻌﺴﺮ ﻓﻠﻬﺎ أن ﺗﻔﺴﺦ اﻟﻨﻜﺎح ﳌﺎ روي أﺑﻮ ﻫﺮﻳﺮة
Apabila si suami tidak mampu memberikan nafkah yang cukup, boleh bagi isteri memfasakh
nikahnya , sbagaimana hadits riwayat Abu Hurairah.
ﻟﻮ ﺗﻌﺬر ﲢﺼﻴﻞ اﻟﻨﻔﻘﺔ ﻣﻦ اﻟﺰوج ﰱ ﺛﻼﺛﺔ أﻳﺎم ﺟﺎز ﳍﺎ اﻟﻔﺴﺦ ﺣﻀﺮ اﻟﺰوج أم ﻏﺎب
Apabila suami berhalangan (tidak sanggup) memberikan nafkah dalam tiga hari, maka si
isteri berhak memfasakh, baik suami tersebut hadir atau ghaib.
....... yang dimaksud dengan gila ialah hilangnya perasaan atau pikiran.
أﳝﺎرﺟﻞ ﺗﺰوج إﻣﺮأة وﺑﻪ ﺟﻨﻮن أو ﺿﺮرﻓﻠﻬﺎ ﲣﲑﻓﺈن ﺷﺎءت ﻗﺮت وإن ﺷﺎءت ﻓﺎرﻗﺖ
Bagi seorang isteri yang suaminya menderita sakit gila atau cacad, diberi hak memilih untuk
tetap sebagai isterinya atau bercerai.
إذا ارﺗﺪ اﻟﺰوج أو اﻟﺰوﺟﺔ إﻧﻘﻄﻌﺖ ﻋﻼﻗﺔ ﻛﻞ ﻣﻨﻬﻤﺎ ﺑﺎﻷﺧﺮ ﻷن ردة أي واﺣﺪ
ﻣﻨﻬﻤﺎ ﻣﻮﺟﺒﺔ ﻟﻠﻔﺮﻗﺔ ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ وﻫﺬﻩ اﻟﻔﺮﻗﺔ ﺗﻌﺘﱪ ﻓﺴﺨﺎ
Apabila seorang suami atau isteri murtad, maka putuslah hubungan perkawinan mereka satu
sama lain. Karena sesungguhnya riddah salah seorang diantara mereka itu menjadikan
putusnya hubungan perkawinan mereka. Dan putusnya hubungan perkawinan itu berupa
fasakh.
J. Syiqoq dan cerai dengan putusan hakim.
وإن ﺧﻔﺘﻢ ﺷﻘﺎق ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ ﻓﺎﺑﻌﺜﻮا ﺣﻜﻤﺎ ﻣﻦ أﻫﻠﻪ وﺣﻜﻤﺎ ﻣﻦ أﻫﻠﻬﺎ إن ﺗﺮﻳﺪ إﺻﻼﺣﺎ
اﳋﻼف واﻟﻌﺪاوة وﻫﻮ ﻣﺄﺧﻮذ ﻣﻦ اﻟﺸﻖ ﲟﻌﲎ اﳉﺎﻧﺐ ﻷﻧﻪ ﻛﺎن ﻣﻦ,اﻟﺸﻘﺎق
اﳌﺘﺨﺎﻟﻔﲔ ﻳﻜﻮن ﰲ ﺷﻖ اﻷﺧﺮ ﺑﺴﺒﺐ اﻟﻌﺪاوة واﳌﺒﺎﻳﻨﺔ
Syiqaq yaitu perselisihan dan permusuhan. Kata syiqaq diambil dari kata “asy
syiqqu”dengan arti “sisi”. Adanya perselisihan suami isteri disebut sisi, karena masing-
masing pihak yang berselisih itu berada pada sisi yang berlainan disebabkan adanya
perlawanan dan pertentangan.
ﻓﺈن اﻣﺘﻨﻊ ﻋﻠﻰ اﻟﻘﺒﻮل واﻣﺘﻨﻌﺖ اﳌﺮأة ﻋﻠﻰ اﻟﻄﺎﻋﺔ دﺧﻠﺖ اﻟﻘﻀﻴﺔ ﰱ ﺑﺎب اﻟﺸﻘﺎق
Apabila suami menolak untuk mengabulkan cerai, sedang isteri menolak untuk taat, maka
perkara itu masuk pada bab syiqaq.
ﻓﺈن اﺷﺘﺪ اﻟﺸﻘﺎق ﺑﻌﺚ اﻟﻘﺎﺿﻰ ﺣﻜﻤﺎ ﻣﻦ أﻫﻠﻪ وﺣﻜﻤﺎ ﻣﻦ أﻫﻠﻬﺎ ﻟﻴﻨﻈﺮ ﰱ أﻣﺮﳘﺎ ﺑﻌﺪ اﺧﺘﻼء ﺣﻜﻤﻪ ﺑﻪ وﺣﻜﻤﻬﺎ ﺎ
Jika perselisihan telah memuncak, maka kahim wajib mengangkat seorang Hakam dari
ahlinya suami dan seorang Hakam dari ahlinya isteri, untuk mengetahui duduk perkaranya
suami isteri itu, dan mengambil sikap sesudah Hakam pihak suami menghubungi suami dan
Hakam pihak isteri menghubungi isteri.
وﳘﺎ ﺣﻜﻤﺎن ﻣﻦ ﺟﻬﺔ اﳊﺎﻛﻢ ﰲ اﻟﻘﻮل اﻷﺧﺮ ﻓﻴﺠﻌﻞ اﳊﺎﻛﻢ إﻟﻴﻬﻤﺎ اﻹﺻﻼح
واﻟﺘﻔﺮﻳﻖ ﻣﻦ ﻏﲑ رﺿﻰ اﻟﺰوﺟﲔ وﻫﻮ اﻷﺻﺢ
Kedudukan dua hakam tersebut, menurut pendapat lain adalah sebagai pendamai atas kuasa
dari Hakim. Maka Hakim memberi kewenangan kepada mereka untuk mendamaikan atau
mencerai kan dengan tanpa adanya persetujuan suami isteri. Dan pendapat ini adalah yang
lebih shahih.
وإذا اﺷﺘﺪ ﻋﺪم رﻏﺒﺔ اﻟﺰوﺟﻴﺔ ﻟﺰوﺟﻬﺎ ﻃﻠﻖ ﻋﻠﻴﻪ اﻟﻘﺎﺿﻰ ﻃﻠﻘﺔ
Dan ketika isteri sudah sangat tidak senang terhadap suaminya maka Hakim dibolehkan
menjatuhkan talak satu suami.
وإذا ﺛﺒﺖ دﻋﻮاﻫﺎ ﻟﺪى اﻟﻘﺎﺿﻲ ﺑﺒﻴﻨﺔ اﻟﺰوﺟﻴﺔ أو اﻋﱰاف اﻟﺰوج وﻛﺎن اﻹﻳﺬاء ﳑﺎﻳﻄﺎق ﻣﻌﻪ دوام
اﻟﻌﺸﺮة ﺑﲔ ﻣﺜﻠﻬﺎ وﻋﺠﺰ اﻟﻘﺎﺿﻲ ﻋﻦ اﻹﺻﻼح ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ ﻃﻠﻘﻬﺎ ﻃﻠﻘﺔ ﺑﺎﺋﻨﺔ
Maka apabila telah tetap gugatan isteri dihadapan hakim dengan bukti dari pihak isteri atau
pengakuan suami, sedangkan adanya perihal yang menyakitkan itu menyebabkan tidak
adanya pergaulan yang pantas antara keduanya, dan Hakim tidak berhasil mendamaikan
kedua belah pihak, maka Hakim dapat menceraikannya dengan talak ba’in.
Kitab Fiqhu as Sunnah, Juz II, halaman 249 :
اذا ادﻋﺖ اﻟﺰوﺟﺔ اﺿﺮار اﻟﺰوج ﺑـﻬﺎ ﲟﺎ ﻻ ﻳﺴﺘﻄﺎع ﻣﻌﻪ دوام اﻟﻌﺸﺮة ﺑﲔ اﻣﺜﺎﳍﻤﺎ ﳚﻮزﳍﺎ ان
ﺗﻄﻠﺐ ﻣﻦ اﻟﻘﺎﺿﻰ اﻟﺘﻔﺮﻳﻖ وﺣﻴﻨﺌﺬ ﻳﻄﻠﻘﻬﺎ اﻟﻘﺎﺿﻰ ﻃﻠﻘﺔ ﺑﺎﺋﻨﺔ اذا ﺛﺒﺖ اﻟﻀﺮر وﻋﺠﺰ ﻋﻦ
.اﻻﺻﻼح ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ
Jika isteri menggugat cerai karena suaminya memadlorotkan terhadap isteri (misal :
memukul, mencaci maki, berkata kasar, melakukan perbuatan yang munkar, seperti berjudi
dan lain-lainnya sehingga menggoyahkan keutuhan rumah tangga, maka dibolehkan bagi
isterinya tersebut utnuk meminta cerai kepada hakim dan bila madlorot tersebut telah
terbukti, sedangkan perdamaianpun tidak tercapai, maka hakim menetapkan jatuh talak satu
ba’in”.
وﻗﺪ اﺧﺘﺎر اﻹﺳﻼم ﻧﻈﺎم اﻟﻄﻼق ﺣﻴﻦ ﺗﻀﻄﺮب اﻟﺤﻴﺎة اﻟﺰوﺟﻴﻦ وﻟﻢ ﻳﻌﺪ ﻳﻨﻔﻊ ﻓﻴﻬﺎ
ﻧﺼﺎﺋﺢ وﻻ ﺻﻠﺢ وﺣﻴﺚ ﺗﺼﺒﺢ اﻟﺮﺑﻄﺔ اﻟﺰواج ﺻﻮرة ﻣﻦ ﻏﻴﺮ روح ﻷن اﻹﺳﺘﻤﺮار
ﻣﻌﻨﺎﻩ أن ﻳﺤﻜﻢ ﻋﻠﻰ أﺣﺪ اﻟﺰوﺟﻴﻦ ﺑﺎﻟﺴﺠﻦ اﻟﻤﺆﺑﺪ وﻫﺬا ﻇﻠﻢ ﺗﺄﺑﺎﻩ روح اﻟﻌﺪاﻟﺔ
Islam memilih lembaga thalaq/cerai ketika rumah tangga sudah dianggap goncang serta
dianggap sudah tidak bermanfaat lagi nasehat/perdamaian, dan hubungan suami isteri
menjadi tanpa ruh (hampa), sebab meneruskan perkawinan berarti menghukum salah satu
suami isteri dengan penjara yang berkepanjangan. Ini adalah aniaya yang bertentangan
dengan semangat keadilan.
Kitab Fiqhus Sunnah juz II halaman 208, Ibnu Sina dalam Kitab Asy Syifa’ :
ﻳﻨﺒﻐﻰ أن ﻳﻜﻮن إﱃ اﻟﻔﺮﻗﺔ ﺳﺒﻴﻞ ﻣﺎ وأن ﻻ ﻳﺴﺪ ذﻟﻚ ﻣﻦ ﻛﻞ وﺟﻪ ﻷن ﺣﺴﻢ أﺳﺒﺎب
أن ﻣﻦ اﻟﻄﺒﺎﺋﻊ ﻣﺎ ﻻ.اﻟﺘﻮﺻﻞ إﱃ اﻟﻔﺮﻗﺔ ﺑﺎﻟﻜﻠﻴﺔ ﻳﻘﺘﻀﻰ وﺟﻮﻫﺎ ﻣﻦ اﻟﻀﺮر واﳋﻠﻞ ﻣﻨﻬﺎ
ﻳﺄﻟﻒ ﺑﻌﺾ اﻟﻄﺒﺎﺋﻊ ﻓﻜﻠﻤﺎ اﺟﺘﻬﺪ ﰱ اﳉﻤﻊ ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ زاد اﻟﺸﺮاﻟﻨﺒﻮ )أي اﳋﻼف( وﺗﻨﻐﺼﺖ
اﳌﻌﺎﻳﺶ
Seyogyanya jalan untuk bercerai itu diberikan dan jangan ditutup sama sekali, karena
menutup mati jalan perceraian akan mengakibatkan beberapa bahaya dan kerusakan.
Diantaranya jika tabi’at suami isteri sudah tidak saling kasih sayang lagi, maka ketika
dipaksakan untuk tetap berkumpul diantara mereka berdua justru akan bertambah jelek, pecah
dan kehidupannya menjadi kalut.
Kitab Al Mar’ah bainal Fiqh wal Qanun oleh Dr. Musthafa As Siba’i, halaman 100 :
ﻓﺎن اﳊﻴﺎة اﻟﺰوﺟﻴﺔ ﻻﺗﺴﺘﻘﻴﻢ ﻣﻊ اﻟﺸﻘﺎق واﻟﻨـﺰاع ﻋﺪاﻣﺎ ﰱ ذﻟﻚ ﻣﻦ ﺿﺮر ﺑﺎﻟﻎ ﺑﱰﺑﻴﺔ اﻷوﻻد
وﺳﻠﻮﻛﻬﻢ وﻻﺧﲑ ﰱ إﺟﺘﻤﺎع ﺑﲔ ﻣﺘﺒﺎﻏﻀﲔ وﻣﻬﻤﺎ ﻳﻜﻦ أﺳﺒﺎب ﻫﺬا اﻟﻨـﺰاع ﺧﻄﲑا ﻛﺎن
اوﺗﺎﻓﻬﺎ ﻓﺈﻧﻪ ﻣﻦ اﳋﲑ أن ﺗﻨﺘﻬﻰ اﻟﻌﻼ ﻗﺔ اﻟﺰوﺟﻴﺔ ﺑﲔ ﻫﺬﻳﻦ اﻟﺰوﺟﲔ ﻟﻌﻞ اﷲ ﻳﻬﻴﺊ ﻟﻜﻞ
واﺣﺪ ﻣﻨﻬﻤﺎ ﺷﺮﻳﻜﺎ أﺧﺮ ﳊﻴﺎﺗﻪ ﳚﺪ ﻣﻌﻪ اﻟﻄﻤﺄﻧﻴﻨﺔ و اﻹﺳﺘﻘﺮار
Sesungguhnya kehidupan suami isteri tidak akan tegak dengan adanya perpecahan dan
pertentangan, selain itu justru akan menimbulkan bahaya yang serius terhadap pendidikan
anak-anak dan perkembangan mereka, dan tidak ada kebaikannya mengumpulkan dua orang
yang saling membenci. Dan kadang-kadang apapun sebab-sebab timbulnya perselisihan ini,
baik yang membahayakan atau patut dapat diduga membahayakan, sesungguhnya yang lebih
baik adalah mengakhiri hubungan perkawinan antara dua orang suami isteri ini. Mudah-
mudahan (sesudah itu) Allah menyediakan bagi mereka pasangan lain dalam hidupnya,
barangkali dengan pasangan baru itu diperoleh ketenangan dan kedamaian.
K. Khulu’.
ﻓﺈن ﺧﻔﺘﻢ أﻻّ ﻳﻘﻴﻤﺎ ﺣﺪود اﷲ ﻓﻼ ﺟﻨﺎح ﻋﻠﻴﻬﻤﺎ ﻓﻴﻤﺎ اﻓﺘﺪت ﺑﻪ ﺗﻠﻚ ﺣﺪود اﷲ ﻓﻼ
ﺗﻌﺘﺪوﻫﺎ وﻣﻦ ﻳﺘﻌ ّﺪ ﺣﺪود اﷲ ﻓﺄوﻟﺌﻚ ﻫﻢ اﻟﻈﺎﳌﻮن
Jika kamu khawatir bahwa keduanya (suami isteri) tidak akan menjalankan hukum-hukum
Allah, maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan untuk menebus
dirinya. Itulah hukum-hukum Allah, maka janganlah kamu melanggarnya. Barangsiapa yang
melanggar hukum-hukum Allah mereka itulah orang-orang yang zhalim.
Hadits Rasulullah saw. , dalam Kitab Nailul Authar juz VII halaman 34 :
ﻋﻦ اﺑﻦ ﻋﺒﺎس ﺟﺎﺋﺖ إﻣﺮأة ﺛﺎﺑﺖ ﺑﻦ ﻗﻴﺲ ﺑﻦ ﴰﺎس إﱃ رﺳﻮل اﷲ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ
ﻓﻘﺎﻟﺖ ﻳﺎ رﺳﻮل اﷲ إﱐ ﻣﺎ أﻋﺘﺐ ﻋﻠﻴﻪ ﰲ ﺧﻠﻖ وﻻ دﻳﻦ وﻟﻜﲏ أﻛﺮﻩ اﻟﻜﻔﺮ ﰲ اﻹﺳﻼم
ﻓﻘﺎل رﺳﻮل اﷲ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ أﺗﺮﻳﺪﻳﻦ ﻋﻠﻴﻪ ﺣﺪﻳﻘﺘﻪ ﻗﺎﻟﺖ ﻧﻌﻤﻔﻘﺎل رﺳﻮل اﷲ ﺻﻠﻰ
( اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ أﻗﺒﻞ اﳊﺪﻳﻘﺔ وﻃﻠﻘﻬﺎ ﺗﻄﻠﻴﻘﺔ )رواﻩ اﻟﺒﺨﺎرى واﻟﻨﺴﺎئ
Dari Ibnu Abbas berkata : Bahwa isteri Tsabit bin Qois bin Syimas menghadap kepada
Rasulullah saw seraya berkata : “Ya Rasulullah sesungguhnya saya tidak mencela suami
saya tentang akhlaq dan agamanya, tetapi saya takut melanggar hukum Allah dalam bidang
rumah tangga. Maka Rasulullahi bersabda : “Apakah kamu bersedia mengembalikan
kebunnya kepadanya ?” Maka isteri Tsabit menjawab : “Ya”. Maka Rasulullah
memerintahkan kepada Tsabit untuk menerima kebun tadi dan memerintahkan pula untuk
mentalak isterinya dengan talak satu khul’i. (Riwayat Bukhari dan An Nasa’i).
إن اﻣﺮأة ﺛﺎﺑﺖ ﺑﻦ ﻗﻴﺲ إﺧﺘﻠﻌﺖ ﻣﻨﻪ ﻓﺠﻌﻞ اﻟﻨﱯ ﺻﻠﻰ اﷲ وﺳﻠﻢ ﻋﺪ ﺎ ﺣﻴﻀﺔ
Bahwasanya isteri Tsabit bin Qais mengajukan permohonan agar tali perkawinan dengan
suaminya itu diputus, maka Nabi saw menetapkan iddahnya satu kali haid.
وﺷﺮﻋﺎ اﻟﻔﺮﻗﺔ ﺑﻌﻮض ﻳﺄﺧﺬﻩ اﻟﺰوج وﻫﻮ ﻃﻼق ﻳﻨﺘﻘﺺ ﺑﻪ اﻟﻌﺪد,وﻫﻮ ﻟﻐﺔ اﻟﻨـﺰع
Khulu’ menurut bahasa adalah melepaskan. Menurut syara’ ialah perceraian dengan ganti
tebusan yang diambil oleh pihak suami. Khulu’ adalah talak yang mengurangi bilangannya.
ﻓﺈذا ﱂ ﻳﺘﻢ اﻟﱰاﺿﻰ ﻣﻨﻬﻤﺎ ﻓﻠﻠﻘﺎﺿﻰ اﻟﺰام اﻟﺰوج. واﳋﻠﻊ ﺗﻜﻮن ﺑﱰاﺿﻰ اﻟﺰوج واﻟﺰوﺟﺔ
ﻷن ﺛﺎﺑﺘﺎ وزوﺟﺘﻪ رﻓﻌﺎ أﻣﺮﳘﺎ اﻟﻨﱮ ص م وأﻟﺰﻣﻪ اﻟﺮﺳﻮل ﺑﺄن ﻳﻘﺒﻞ اﳊﺪﻳﻘﺔ وﻳﻄﻠﻖ. ﺑﺎﳋﻠﻊ
Khulu’ itu hendaklah dengan keridlaan suami dan isteri. Maka apabila tidak penuh keridlaan
keduanya, maka hakim berwenang menetapkan khulu’ atas suami. Karena Tsabit dan
isterinya telah mengadukan perkaranya kepada Nabi saw, dan Rasul menetapkan agar Tsabit
menerima kebun dan menceraikan isterinya.
L. Cerai dengan alasan zina / li’an.
واﻟﺬﻳﻦ ﻳﺮﻣﻮن أزواﺟﻬﻢ وﱂ ﻳﻜﻦ ﳍﻢ ﺷﻬﺪاء إﻻّ أﻧﻔﺴﻬﻢ ﻓﺸﻬﺎدة أﺣﺪﻫﻢ أرﺑﻊ ﺷﻬﺎدات ﺑﺎﷲ
إﻧﻪ ﳌﻦ اﻟﺼﺎدﻗﲔ واﳋﺎﻣﺴﺔ أ ّن ﻟﻌﻨﺖ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ إن ﻛﺎن ﻣﻦ اﻟﻜﺎذﺑﲔ وﻳﺪرؤا ﻋﻨﻬﺎ اﻟﻌﺬاب أن
ﺗﺸﻬﺪ أرﺑﻊ ﺷﻬﺎدات ﺑﺎﷲ إﻧﻪ ﳌﻦ اﻟﻜﺎذﺑﲔ واﳋﺎﻣﺴﺔ أ ّن ﻏﻀﺐ اﷲ ﻋﻠﻴﻬﺎ إن ﻛﺎن ﻣﻦ
اﻟﺼﺎدﻗﲔ
Dan orang-orang yang menuduh isterinya (berzina) padahal mereka tidak mempunyai saksi-
saksi selain dari mereka sendiri, maka persaksian orang itu ialah empat kali bersumpah
dengan nama Allah, sesungguhnya ia termasuk orang-orang yang benar. Dan (sumpah) yang
kelima, bahwa laknat Allah atasnya, jika ia termasuk orang-orang yang berdusta. Dan
isterinya itu dihindarkan dari hukuman oleh sumpahnya empat kali atas nama Allah,
sesungguhnya suaminya itu benar-benar termasuk orang yang dusta, dan (sumpah) yang
kelima bahwa laknat Allah atasnya jika suaminya itu termasuk orang-orang yang benar.
ﻋﻦ ﻋﺒﺪ اﷲ ﺑﻦ ﻋﻤﺮ رﺿﻲ اﷲ ﻋﻨﻬﻤﺎ أن رﺟﻼ رﻣﻰ إﻣﺮأﺗﻪ واﻧﺘﻔﻰ ﻣﻦ وﻟﺪﻫﺎ ﰲ زﻣﻦ رﺳﻮل
(اﷲ ص م ﻓﺘﻼﻋﻨﺎ ﳌﺎ ﻗﺎل اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﰒّ ﺑﺎﻟﻮﻟﺪ ﻟﻠﻤﺮأة وﻓﺮق ﺑﲔ اﳌﺘﻼﻋﻨﲔ )رواﻩ اﻟﺒﺨﺎرى
Dari Abdillah bin Umar ra. bahwa ada seorang laki-laki menuduh isterinya berbuat zina dan
tidak mengakui anaik ini anaknya, hal itu terjadi pada masa Rasulullah saw. Kemudian
Rasulullah menyuruh sama-sama bersumpah li’an seperti firman Allah, kemudian Rasulullah
saw memutuskan anak itu menjadi anak si perempuan tadi dan menceraikan kedua orang
yang sama-sama bersumpah li’an tadi.
اﻟﺼﻮرة اﻷوﱃ أن ﻳﺮﻣﻲ اﻟﺮﺟﻞ إﻣﺮأﺗﻪ ﺑﺎﻟﺰﱏ وﱂ ﻳﻜﻦ ﻟﻪ أرﺑﻌﺔ: وﻳﻜﻮن اﻟﻠﻌﺎن ﰲ ﺻﻮرﺗﲔ
اﻟﺼﻮرة اﻟﺜﺎﱏ أن ﻳﻨﻔﻲ ﲪﻠﻬﺎ ﻣﻨﻪ.ﺷﻬﻮد ﻳﺸﻬﺪون ﻋﻠﻴﻬﺎ ﲟﺎ رﻣﺎﻫﺎ ﺑﻪ
Li’an itu ada dua macam : yang pertama apabila seorang suami menuduh isterinya berbuat
zina, ia tidak dapat membuktikan dengan empat orang saksi atas tuduhan tersebut. Yang
kedua tidak mengakui kandungan isterinya.
وﻣﻦ ﻳﺮﺗﺪ ﻣﻨﻜﻢ ﻋﻦ دﻳﻨﻪ ﻓﻴﻤﺖ ﻓﻬﻮ ﻛﺎﻓﺮ ﻓﺄوﻟﺌﻚ ﺣﺒﻄﺖ أﻋﻤﺎﳍﻢ ﰲ اﻟﺪﻧﻴﺎ واﻷﺧﺮة
وأوﻟﺌﻚ أﺻﺤﺎب اﻟﻨﺎر ﻫﻢ ﻓﻴﻬﺎ ﺧﺎﻟﺪون
Barangsiapa yang murtad diantara kamu dari agamanya, lalu ia mati dalam kekafiran, maka
mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan akhirat, dan mereka itulah penghuni
neraka, mereka kekal di dalamnya.
وﻣﻦ ﻳﺒﺘﻎ ﻏﲑ اﻹﺳﻼم دﻳﻨﺎ ﻓﻠﻦ ﻳﻘﺒﻞ ﻣﻨﻪ ﻓﻬﻮ ﰲ اﻷﺧﺮة ﻣﻦ اﳋﺎﺳﺮﻳﻦ
Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima
(agama itu) dari padanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.
إذا ارﺗﺪ اﻟﺰوج أو اﻟﺰوﺟﺔ إﻧﻘﻄﻌﺖ ﻋﻼﻗﺔ ﻛﻞ ﻣﻨﻬﻤﺎ ﺑﺎﻷﺧﺮ ﻷن ردة أي واﺣﺪ
ﻣﻨﻬﻤﺎ ﻣﻮﺟﺒﺔ ﻟﻠﻔﺮﻗﺔ ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ وﻫﺬﻩ اﻟﻔﺮﻗﺔ ﺗﻌﺘﱪ ﻓﺴﺨﺎ
Apabila seorang suami atau isteri murtad, maka putuslah hubungan perkawinan mereka satu
sama lain. Karena sesungguhnya riddah salah seorang diantara mereka itu menjadikan
putusnya hubungan perkawinan mereka. Dan putusnya hubungan perkawinan itu berupa
fasakh.
إدﻋﻰ اﻟﺮﺟﻌﺔ ﻟﻢ ﻳﺼﺪق إﻻﺑﺒﻴﻨﺔ ﺗﺸﻬﺪﻩ ﺑﺄﻧﻪ راﺟﻊ ﻗﺒﻞ إﻧﻘﻀﺎء اﻟﻌﺪة
Pengakuan rujuk tidak diterima, kecuali dengan saksi bahwa ia merujuk isterinya sebelum
habis masa iddah.
إذا وﻃﺌﻬﺎ وﻧﻮى ﺑﻪ اﻟﺮﺟﻌﺔ ﻛﺎن رﺟﻌﻬﺎ وإن ﱂ ﻳﻨﻮ ﺑﻪ اﻟﺮﺟﻌﺔ ﱂ: وﻗﺎل ﻣﺎﻟﻚ وإﺳﺤﺎق
ﻳﻜﻦ رﺟﻌﻬﺎ
Berkata Malik dan Ishaq : Apabila seseorang menyetubuhi isteri yang ditalak raj’i dengan
niat ruju’ berarti sudah ruju’. Kalau tidak dengan niat ruju’, berarti belum ruju’.
O. Mahar.
وأﺗﻮا اﻟﻨﺴﺎء ﺻﺪﻗﺎﺗﻬﻦ ﻧﺤﻠﺔ ﻓﺈن ﻃﺒﻦ ﻟﻜﻢ ﻋﻦ ﺷﻴﺊ ﻣﻨﻪ ﻧﻔﺴﺎ ﻓﻜﻠﻮﻩ ﻫﻨﻴﺌﺎ ﻣﺮﻳﺌﺎ
Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan
penuh kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin
itu dengan senang hati, maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang
sedap lagi baik akibatnya.
اﻟﺼﺪاق إﺳﻢ ﻟﻤﺎل واﺟﺐ ﻋﻠﻰ اﻟﺮﺟﻞ ﺑﻨﻜﺎح أو وطء ﺷﺒﻬﺔ أو ﺑﻤﻮت
Mahar atau maskawin itu ialah harta yang wajib atas laki-laki karena perkawinan atau wati’
syubhat atau kematian.
دﻓﻊ ﻟﻤﺨﻄﻮﺑﺘﻪ ﻣﺎﻻ ﺛ ّﻢ ادﻋﻰ أﻧﻪ ﻳﻘﺼﺪ اﻟﻤﻬﺮ وأﻧﻜﺮت ﺻﺪﻗﺖ ﻫﻲ إن ﻛﺎن اﻟﺪﻓﻊ
ﻗﺒﻞ اﻟﻌﻘﺪ
Seorang calon suami menyerahkan harta kepada calon isterinya, kemudian dia menyatakan
bahwa penyerahan tersebut sebagai mahar. Apabila calon isteri mengingkari hal itu sebagai
mahar, maka hal itu diterima apabila ternyata penyerahan harta tersebut terjadi sebelum
akad nikah.
وإن اﻣﺮأة ﺧﺎﻓﺖ ﻣﻦ ﺑﻌﻠﻬﺎ ﻧﺸﻮزا أو إﻋﺮاﺿﺎ ﻓﻼ ﺟﻨﺎح ﻋﻠﻴﻬﻤﺎ أن ﻳﺼﻠﺤﺎ ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ
وإن ﺗﺤﺴﻨﻮا وﺗﺘﻘﻮا ﻓﺈن اﷲ ﻛﺎن. واﻟﺼﻠﺢ ﺧﻴﺮ وأﺣﻀﺮت اﻷﻧﻔﺺ اﻟﺸﺢ.ﺻﻠﺤﺎ
ﺑﻤﺎ ﺗﻌﻤﻠﻮن ﺧﺒﻴﺮا
Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau sikap tidak acuh dari suaminya, maka
tidak mengapa bagi keduanyamengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya. Dan
perdamaian itu lebih baik (bagi mereka) walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir. Dan
jika kamu menggauli isterimu dengan baik dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap tak
acuh), maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
واﻟﻨﺸﻮز ﻳﺤﺼﻞ ﺑﺨﺮوﺟﻬﺎ ﻣﻦ ﻣﻨـﺰل زوﺟﻬﺎ ﺑﻐﻴﺮ إذﻧﻪ ﻻ إﻟﻰ اﻟﻘﺎﺿﻰ ﻟﻄﻠﺐ اﻟﺤﻖ
ﻣﻨﻪ وﻻ إﻟﻰ اﻛﺘﺴﺎﺑﻬﺎ اﻟﻨﻔﻘﺔ اذ أﻋﺴﺮ ﺑﻬﺎ اﻟﺰوج وﻻ إﻟﻰ اﺳﺘﻔﺘﺎء إذا ﻟﻢ ﻳﻜﻦ زوﺟﻬﺎ
ﻓﻘﻴﻬﺎ وﻟﻢ ﻳﺴﺘﻔﺖ ﻟﻬﺎ وﻳﺤﺼﻞ أﻳﻀﺎ ﺑﻤﻨﻌﻬﺎ اﻟﺰوج ﻣﻦ اﻹﺳﺘﻤﺘﺎع وﻟﻮ ﻏﻴﺮ اﻟﺠﻤﺎع
ﺣﻴﺚ ﻻ ﻋﺬر ﻻ ﻣﻨﻌﻬﺎ ﻟﻪ ﻣﻨﻪ ﺗﺬﻟّﻼ وﻻ اﻟﺸﺘﻢ ﻟﻪ وﻻ اﻹﻳﺬاء ﻟﻪ ﺑﺎﻟﻠﺴﺎن وﻏﻴﺮﻩ ﺑﻞ
ﺗﺄﺛّﻢ ﺑﻪ وﺗﺴﺘﺤﻖ اﻟﺘﺄدب
Nusyuz itu cukup dengan keluarnya si isteri dari tempat suaminya tanpa izin, bukan pergi ke
Pengadilan untuk menuntut haknya atau pergi mencari nafkah apabila suaminya miskin,
tidak juga minta fatwa, jika suaminya tidak dapat memberi fatwa. Dianggap nusyuz juga (si
isteri) karena menolak bermesraan, walaupun selain jima’ tanpa alasan yang sah. Tidak
termasuk nusyuz mencegahnya karena menganggap hina dan mengumpatnya, dan tidak pula
menyakitinya dengan lisan atau lainnya, namun dia berdosa karena sikap tersebut dan
berhak mendapat pengajaran.
ﻓﻤﻦ ﺧﺮﺟﺖ ﻋﻦ ﻃﺎﻋﺔ زوﺟﻬﺎ ﻛﺄن ﺧﺮﺟﺖ ﻣﻦ ﻣﺴﻜﻨﻪ ﺑﻐﲑ إذن أو ﱂ ﺗﻔﺘﺢ ﻟﻪ اﻟﺒﺎب...
ﻟﻴﺪﺧﻞ أو ﱂ ﲤﻜﻨﻪ ﻣﻦ ﻧﻔﺴﻬﺎ ﻻ ﺗﺴﺘﺤﻖ ﻗﺴﻤﺎ ﻛﻤﺎ ﻻ ﺗﺴﺘﺤﻖ ﻧﻔﻘﺔ وإذا ﻋﺎدت ﻟﻠﻄﺎﻋﺔ
ﻻ ﺗﺴﺘﺤﻖ ﻗﻀﺎء
Siapa yang keluar dari mentaati suaminya, seperti ia keluar dari rumahnya tanpa izin
suaminya atau ia tidak mau membukakan pintu bagi suaminya, atau ia tidak mau
menyerahkan dirinya, maka ia tidak berhak mendapat giliran sebagaimana ia tidak berhak
mendapat nafkah. Dan kalau ia taat kembali kepada suaminya, tidak berlaku qadla’ untuk
hal tersebut.
وﳛﺼﻞ اﻟﻨﺸﻮز ﺑﺴﻔﺮﻫﺎ ﺑﺈذﻧﻪ أﻳﻀﺎ وﻟﻜﻦ ﻛﺎن ﺳﻔﺮﻫﺎ ﻟﻐﺮﺿﻬﺎ أو ﻟﻐﺮض أﺟﻨﱯ
وﻟﻮﺳﺎﻓﺮت ﺑﺈذﻧﻪ ﻟﻐﺮﺿﻬﻤﺎ ﻣﻌﺎ ﻓﻤﻘﺘﻀﻰ اﳌﺮﺟﺢ ﻋﺪم اﻟﺴﻘﻮط
Dapat dianggap nusyuz, isteri yang pergi atas kehendaknya sendiri atau kehendak orang
lain, meskipun mendapat izin suami. Dan jika perginya itu atas kehendak kedua suami isteri,
maka kewajiban nafkah tidak gugur.
ﻟﻮﻧﺸﺰت ﺑﺎﳋﺮوج ﻣﻦ اﳌﻨـﺰل ﻓﻐﺎب وأﻃﺎﻋﺖ ﰱ ﻏﻴﺒﺘﻪ ﺑﻨﺤﻮﻋﻮدﻫﺎ ﻟﻠﻤﻨـﺰل ﱂ ﲡﺐ ﻣﺆﻧﺘﻬﺎ ﻣﺎدام ﻏﺎﺋﺒﺎ ﰱ اﻷﺻﺢ اﱁ )ﻗﻮﻟﻪ ﰱ اﻷﺻﺢ( ﻣﻘﺎﺑﻠﻪ ﻳﻘﻮل ﻣﺆﻧﺘﻬﺎ
وﻗﻀﻴﺔ ﻗﻮل اﻟﺸﺎﻓﻌﻰ ﰱ اﻟﻘﺪﱘ أن اﻟﻨﻔﻘﺔ ﺗﻌﻮد ﻋﻨﺪ ﻋﻮدﻫﺎ ﺑﻄﺎﻋﺔ اﱁ.ﲡﺐ ﻟﻌﻮدﻫﺎ إﱃ اﻟﻄﺎﻋﺔ اﱁ
Jika isteri nusyuz dengan keluar dari rumah, lalu si suami pergi, dan waktu suami masih
pergi, isteri kembali taat pulang ke rumah lagi, maka nafkah tidak wajib selama suami masih
pergi, menurut pendapat yang ashah (lebih sah). Lawan pendapat yang ashah, nafkah jadi
wajib lagi setelah isteri kembali taat, dan pendapat yang terakhir ini sesuai dengan pendapat
Imam Syafi’I menurut qaul qadim.
Q. Nafkah/maskan dan kiswah isteri.
ﻟﻴﻨﻔﻖ ذو ﺳﻌﺔ ﻣﻦ ﺳﻌﺘﻪ وﻣﻦ ﻗﺪر ﻋﻠﻴﻪ رزﻗﻪ ﻓﻠﻴﻨﻔﻖ ﻣﻤﺎ أﺗﺎﻩ اﷲ ﻻ ﻳﻜﻠﻒ اﷲ ﻧﻔﺴﺎ
إﻻ ﻣﺎ أﺗﺎﻫﺎ ﺳﻴﺠﻌﻞ اﷲ ﺑﻌﺪ ﻋﺴﺮ ﻳﺴﺮا
Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya.
Dan orang yang disempitkan rizkinya hendaklah memberi nafkah dari harta
yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada
seseorang melainkan (sekedar) apa yang Allah berikan kepadanya. Allah
kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.
إذا وﺟﺪت اﻟﺘﻤﻜﲔ اﳌﻮﺟﺐ ﻟﻠﻨﻔﻘﺔ وﱂ ﻳﻨﻔﻖ ﺣﱴ ﻣﻀﺖ ﻣﺪة زﻣﺎن ﺻﺎرت
اﻟﻨﻔﻘﺔ دﻳﻨﺎ ﰲ ذﻣﺘﻪ وﻻ ﺗﺴﻘﻂ ﲟﻀﻰ اﻟﺰﻣﺎن
Tatkala telah ada tamkin (penyerahan) dari seorang isteri terhadap suaminya yang
mewajibkan nafakah, dan sisuami tidak membayar nafkah itu sampai lewat batas waktunya,
nafkah itu menjadi hutang yang harus ditanggung suami dan tidak gugur dengan lewatnya
waktu.
ﻳﺎ رﺳﻮل اﷲ ﻣﺎ ﺣ ّﻖ زوﺟﺔ أﺣﺪﻧﺎ ﻋﻠﻴﻪ: ﻋﻦ ﺣﻜﻴﻢ ﺑﻦ ﻣﻌﺎوﻳﺔ اﻟﻘﺸﲑي ﻋﻦ أﺑﻴﻪ ﻗﺎل ﻗﻠﺖ
( أن ﺗﻄﻌﻤﻬﺎ إذا أﻃﻌﻤﺖ وﺗﻜﺴﻮﻫﺎ إذا ﻛﺴﻴﺖ )رواﻩ أﲪﺪ: ؟ ﻗﺎل
Dari Hakim Ibnh Mu’awiyah al Qusyairi dari ayahnya, ia berkata : “Ya Rasul Allah,
kewajiban apakah yang dibebankan kepada kami terhadap isteri ?” Beliau bersabda :
“hendaklah engkau memberinya makan apabila engkau makan, dan memberinya pakaian
apabila engkau berpakaian”.
Nafkah isteri yang tamkin menjadi kewajiban atas suami menurut kadar kemampuannya.
إن ﻣﺎ ﻛﺎن ﺗﻤﻠﻴﻚ ﻛﺎﻟﻨﻔﻘﺔ واﻟﻜﺴﻮة واﻷواﻧﻲ رﻋﻲ ﻓﻴﻪ ﺣﺎل اﻟﺰوج
Sesungguhnya sesuatu yang menjadi milik isteri, seperti nafkah kiswah dan bejana (barang-
barang pecah belah) disesuaikan dengan kemampuan suami.
وإذا اﺧﺘﻠﻒ اﻟﺰوﺟﺎن ﰲ ﻗﺒﺾ اﻟﻨﻔﻘﺔ ﻓﺎدﻋﻰ اﻟﺰوج أ ﺎ ﻓﺒﻀﺖ واﻧﻜﺮت اﻟﺰوﺟﺔ ﻓﺎﻟﻘﻮل ﻗﻮﳍﺎ ﻣﻊ ﳝﻴﻨﻬﺎ
Jika suami isteri berselisih tentang penerimaan nafkah, suami mendakwa bahwa nafkah telah
diterima oleh isteri, sedang si isteri mengingkarinya, maka yang benar adalah perkataan
isteri, disertai sumpahnya. (Ini kalau tidak ada saksi-saksi).
ﻓﺎﻟﻨﻔﻘﺔ أو اﻟﻜﺴﻮة ﳉﻤﻴﻊ ﻣﺎ ﻣﻀﻰ ﻣﻦ ﺗﻠﻚ اﳌﺪة دﻳﻦ ﳍﺎ ﻋﻠﻴﻪ ﻷ ﺎ اﺳﺘﺤﻖ ذﻟﻚ ﰱ ذﻣﺘﻪ
Nafkah dan pakaian yang telah lewat dari batas waktunya menjadi hutang suami kepada
isterinya yang harus ditanggung/dilunasi.
إذا ﻃﻠﻖ إﻣﺮأﺗﻪ ﺑﻌﺪ اﻟﺪﺧﻮل ﻃﻼﻗﺎ رﺟﻌﻴﺎ وﺟﺐ ﻟﻬﺎ اﻟﺴﻜﻨﻰ واﻟﻨﻔﻘﺔ ﻓﻲ اﻟﻌﺪة
Apabila suami mencerai isteri sesudah dukhul dengan talak raj’i, maka isteri berhak
mendapat tempat tinggal dan nafkah semasa iddah.
Kitab Al Iqna’ juz II halaman 177 :
واﳌﺮاد ﺑﺎﻟﻨﻔﻘﺔ ﻣﺎ ﻳﺸﺘﻤﻞ اﻹﻃﻌﺎم أو اﻟﻜﺴﻮة واﳌﺴﻜﻨﺔ.إن اﻟﻨﻔﻘﺔ اﻟﻌﺪة ﳚﺐ ﻟﻠﺰوﺟﺔ اﳌﻄﻠﻘﺔ رﺟﻌﻴﺎ ﺣﺮة أو أﻣﺔ
Sesungguhnya nafkah iddah itu wajib atas seorang suami untuk isterinya yang ditalak raj’iy,
baik merdeka atau budak. Yang dimaksud dengan nafkah ialah apa yang berhubungan
dengan makanan, pakaian dan tempat tinggal.
" وإن ﻛﻦ أوﻻت ﲪﻞ ﻓﺎﻧﻔﻘﻮا ﻋﻠﻴﻬﻦ ﺣﱴ: وﲡﺒﺎن )أى اﻟﻨﻔﻘﺔ واﻟﻜﺴﻮة( ﳊﺎﻣﻞ ﻟﻘﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﱃ
ﻳﻀﻌﻦ ﲪﻠﻬﻦ" ﳍﺎ )أى ﻧﻔﺴﻬﺎ( ﺑﺴﺒﺐ اﳊﻤﻞ وﰱ ﻗﻮل ﻟﻠﺤﻤﻞ ﻧﻔﺴﻪ
Nafkah dan pakaian wajib atas suami yang menalak isterinya yang sedang hamil karena
firman Allah : “Dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah ditalak) itu sedang hamil, maka
berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin” *) hak untuk si isteri dengan
sebab kehamilannya. Dalam qaul yang lain untuk kehamilan dirinya.
*) Surat At Thalaq ayat 6.
S. Mut’ah.
ﺗﺠﺐ ﻋﻠﻴﻪ ﻟﺰوﺟﺔ ﻣﻮﻃﻮأة وﻟﻮ أﻣﺔ ﻣﺘﻌﺔ ﺑﻔﺮاق ﺑﻐﻴﺮ ﺳﺒﺒﻬﺎ
Wajib atas seorang laki-laki/suami memberikan mut’ah kepada wanita/isteri yang telah
disetubuhi, walaupun wanita itu budak, karena ditalak dengan tidak ada sebab dari wanita
tersebut.
وﻳﺴﺘﺤﺐ أن ﻻﻳﻨﻘﺺ اﻟﻤﺘﻌﺔ ﻋﻦ ﺛﻼﺛﻴﻦ درﻫﻤﺎ وأن ﻻ ﻳﺒﻠﻎ ﻧﺼﻒ اﻟﻤﻬﺮ ﻓﻼﺣﺪ
ﻟﻠﻮاﺟﺐ ﺑﻞ إن ﺗﺮﺿﻴﺎ ﺑﺸﻲء ﻓﺬاك وإن ﺗﻨﺎزﻋﺎ ﻗﺪرﻫﺎ ﻻﻗﺎﺿﻰ ﺑﺈﺟﺘﻬﺎدﻩ ﻣﻌﺘﺒﺮا
ﺣﺎﻟﻬﻤﺎ
Dan disukai pemberian mut'ah itu tidak kurang dari tiga puluh dirham dan tidak sampai
seperdua mahar, maka tidak ada batas wajibnya, kalau kedua belah pihak sama-sama rela
dengan mut'ah sesuatu, maka disitulah batas wajibnya. Dan apabila kedua belah pihak
bertikai tentang besarnya mut'ah maka hakim yang menentukan dengan memandang
keduanya.
Kitab Bughyatul Mustarsyidin halaman 214 :
وﲡﺐ اﳌﺘﻌﺔ ﳌﻮﻃﻮءة ﻃﻠﻘﺖ ﺑﺎﺋﻨﺎ أو رﺟﻌﻴﺎ واﻧﻘﻀﺖ ﻋﺪ ﺎ
Wajib mut’ah atas suami terhadap isterinya yang telah disetubuhi, baik ia ditalak ba’in atau
raj’iy dan sudah habis masa iddahnya.
Dr. Wahbah az Zuhaili dalam kitabnya Fiqh Al-Islami wa adillatuhu juz VII halaman 320
:
ﻟﺘﻄﻴﻴﺐ ﺧﺎﻃﺮ اﳌﺮأة وﲣﻔﻴﻒ أﱂ اﻟﻔﺮاق وﻹﳚﺎد ﺑﺎﻋﺚ ﻋﻠﻰ اﻟﻌﻮدة إﱃ اﻟﺰوﺟﻴﺔ إن ﱂ ﺗﻜﻦ
اﻟﺒﻴﻨﻮﻧﺔ ﻛﱪى
Pemberian mut’ah itu agar isteri terhibur hatinya, dapat mengurangi kepedihan akibat cerai
talak, dan untuk menumbuhkan keinginan rukun kembali sebagai suami isteri, jika talak itu
bukan ba’in kubra.
Dr. Wahbah az Zuhaili dalam kitabnya Fiqh Al-Islami wa adillatuhu juz VII halaman 532
:
إذا ﻃﻠﻖ اﻟﺮﺟﻞ زوﺟﺘﻪ وﺗﺒﲔ ﻟﻠﻘﺎﺿﻰ أن اﻟﺰوج ﻣﺘﻌﺴﻒ ﰱ ﻃﻼﻗﻬﺎ دون ﻣﺎﺳﺒﺐ ﻣﻌﻘﻮل
وأن اﻟﺰوﺟﺔ ﺳﻴﺼﻴﺒﻬﺎ ﺑﺬﻟﻚ ﺑﺆس وﻓﺎﻗﺔ ﺟﺎز ﻟﻠﻘﺎﺿﻰ أن ﳛﻜﻢ ﳍﺎ ﻋﻠﻰ ﻣﻄﻠﻘﻬﺎ ﲝﺴﺐ
ﺣﺎﻟﻪ ودرﺟﺔ ﺗﻌﺴﻔﻪ ﺑﺘﻌﻮﻳﺾ ﻻﻳﺘﺠﺎوز ﻣﺒﻠﻎ ﻧﻔﻘﺔ ﺛﻼث ﺳﻨﻮات ﻷﻣﺜﺎﳍﺎ ﻓﻮق ﻧﻔﻘﺔ اﻟﻌﺪة
وﻟﻠﻘﺎﺿﻰ أن ﳚﻌﻞ دﻓﻊ ﻫﺬا اﻟﺘﻌﻮﻳﺾ ﲨﻠﺔ أوﺷﻬﺮﻳﺎ ﺑﺴﺒﺐ ﻣﻘﺘﻀﻰ اﳊﺎل
Apabila seorang suami mentalaq isterinya, dan telah jelas bagi hakim bahwa si suami
berbuat sembarangan dalam talaknya tanpa sebab yang masuk akal, dan dengan perbuatan
si suami itu isteri menderita sengsara, diperbolehkan bagi hakim untuk menetapkan atas
suami kepada isterinya sesuai dengan kemampuan suami dan tingkat kesengsaraannya,
pemberian kerugian tidak lebih dari nafakah selama tiga tahun sepadan dengan status isteri
(dalam kurun waktu) lebih lama dari pada nafakah masa iddah. Dan hakim dapat
menetapkan pembayaran ganti rugi itu secara kontan atau secara bulanan sesuai dengan
kondisi suami.
T. ‘Iddah (masa tunggu).
واﻟﺬﻳﻦ ﻳﺘﻮﻓﻮن ﻣﻨﻜﻢ وﻳﺬرون أزواﺟﺎ ﻳﺘﺮﺑﺼﻦ ﺑﺄ ﻧﻔﺴﻬﻦ أرﺑﻌﺔ أﺷﻬﺮ وﻋﺸﺮا
Orang-orang yang meninggal dunia diantaramu dengan meninggalkan isteri-isteri
(hendaklah para isteri itu) menangguhkan dirinya (beriddah) empat bulan sepuluh hari.
ﻣﻦ ﻟﻪ أب وأم ﻓﻨﻔﻘﺘﻪ ﻋﻠﻰ أب أي وﻟﻮﻛﺎن ﺑﺎﻟﻐﺎ إﺳﺘﺼﺤﺎﺑﺎ ﻟﻤﺎ ﻛﺎن ﻓﻲ ﺻﻐﺮﻩ
…
إ ّن ﻋﻠﻰ اﻷب أن ﻳﻘﻴﻢ ﺑﺎﳌﺆﻧﺔ ﰲ إﺻﻼح وﻟﺪﻩ ﻣﻦ رﺿﺎع وﻧﻔﻘﺔ وﻛﺴﻮة وﺧﺪﻣﺔ
Ayah diwajibkan menjamin segala sesuatu untuk kemaslahatan anaknya yang masih kecil,
baik dari segi penyusuannya, nafkahnya, pakaiannya dan perawatannya.
إن رﺟﻼ ﺟﺎء إﱃ اﻟﻨﱯ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﻓﻘﺎل ﻳﺎ وﺳﻮل اﷲ ﻋﻨﺪى دﻳﻨﺎر ﻓﻘﺎل أﻧﻔﻘﻪ
ﻋﻠﻰ ﻧﻔﺴﻚ ﻗﺎل ﻋﻨﺪى أﺧﺮﻓﻘﺎل أﻧﻔﻘﻪ ﻋﻠﻰ وﻟﺪك ﻗﺎل ﻋﻨﺪى أﺧﺮﻓﻘﺎل أﻧﻔﻘﻪ ﻋﻠﻰ أﻫﻠﻚ
ﻗﺎل ﻋﻨﺪى أﺧﺮﻗﺎل أﻧﻔﻘﻪ ﻋﻠﻰ ﺧﺎدﻣﻚ ﻗﺎل ﻋﻨﺪى أﺧﺮﻗﺎل أﻧﺖ أﻋﻠﻢ ﺑﻪ
Telah datang seorang laki-laki menghadap Rasulullah saw. lalu berkata: ‘Aku punya dinar
(uang)’. Rasulullah bersabda: ‘Nafakahkanlah bagi dirimu’. Laki-laki tadi berkata lagi:
‘Masih ada sisanya’. Rasulullah bersabda: ‘Nafakahkanlah untuk anakmu’. Laki-laki tadi
berkata: ‘Masih ada sisanya’. Rasulullah bersabda: ‘Nafakahkanlah untuk isterimu’. Laki-
laki tadi berkata lagi: ‘Masih ada sisanya’. Rasulullah bersabda: ‘Nafakahkanlah untuk
pembantumu’. Laki-laki tadi berkata: ‘Masih ada sisanya’. Rasulullah akhirnya bersabda:
‘Engkau lebih tahu cara menggunakannya”.
Dr. Wahbah Zuhaili dalam kitabnya Fiqh Al-Islami juz VII hal 824 sebagai berikut :
وأﻣﺎ اﻟﻮﻟﺪ اﻟﻜﺒﲑ ﻓﻼ ﲡﺐ ﻧﻔﻘﺘﻪ ﻋﻠﻰ اﻷب إﻻ إذا ﻛﺎن ﻋﺎﺟﺰا ﻋﻦ اﻟﻜﺴﺐ ﻷﻓﺎت … او ﺑﺴﺒﺐ ﻃﻠﺐ اﻟﻌﻠﻢ
Adapun anak yang sudah besar maka ayah tidak kewajiban memberi nafakah kecuali ia tidak
bisa berusaha karena cacat, ……….. atau sebab masih mencari ilmu (kuliah)
Kitab Al Muhadzdzab juz II halaman 189 :
وإن ﻣﻀﺖ و ﱂ ﻳﻨﻔﻖ ﻋﻠﻰ ﻣﻦ ﺗﻠﺰﻣﻪ ﻧﻔﻘﺘﻪ ﻣﻦ اﻷﻗﺎرب ﱂ ﻳﺼﺮ دﻳﻨﺎ ﻋﻠﻴﻪ... وﻣﻦ وﺟﺒﺖ ﻋﻠﻴﻪ ﻧﻔﻘﺘﻪ ﺑﺎﻟﻘﺮاﺑﺔ وﺟﺒﺖ ﻧﻔﻘﺘﻪ ﻋﻠﻰ ﻗﺪر اﻟﻜﻔﺎﻳﺔ
Barangsiapa diwajibkan memberi nafkah karena ada hubungan kerabat, maka ia wajib
memberikan nafkah menurut kemampuannya, ... dan bila masanya sudah berlalu ia tidak
memberikan nafkah itu kepada kerabatnya, maka nafkah itu tidak menjadi hutang baginya.
V. Pemeliharaan anak/Hadlanah.
وإذا ﻓﺎرق اﻟﺮﺟﻞ زوﺟﺘﻪ وﻟﻪ ﻣﻨﻬﺎ وﻟﺪ ﻓﻬﻲ أﺣﻖ ﲝﻀﺎﻧﺘﻪ
Apabila seorang laki-laki bercerai dengan isterinya, dan dia mempunyai anak dari
perkawinannya dengan isterinya itu, isterinya lebih berhak untuk memeliharanya.
وﺷﺮاﺋﻂ اﻟﺤﻀﺎﻧﺔ ﺳﺒﻊ اﻟﻌﻘﻞ واﻟﺤﺮﻳﺔ واﻟﺪﻳﻦ واﻟﻌﻔﺔ واﻷﻣﺎﻧﺔ واﻹﻗﺎﻣﺔ ﻓﻰ ﺑﻠﺪ اﻟﻤﻤﻴﺰ
واﳋﻠﻮ ﻣﻦ زوج ﻓﺈن اﺣﺘﻞ ﺷﺮط ﻣﻨﻬﺎ أي اﻟﺴﺒﻌﺔ ﰱ اﻷم ﺳﻘﻄﺖ ﺣﻀﻨﺘﻬﺎ
Syarat-syarat hadlanah itu ada tujuh, berakal, merdeka, beragama Islam, menjaga
kehormatan, amanah(dapat dipercaya), tinggal di tempat yang dipilih dan belum menikah
dengan laki-laki lain. Jika tidak terpenuhi salah satu diantara syarat-syarat tersebut
gugurlah hak si ibu untuk memelihara anaknya.
أن رﺳﻮل اﷲ ص م أﺗﺘﻪ إﻣﺮأة وﻗﺎﻟﺖ ﻳﺎرﺳﻮل اﷲ إن إﺑﲏ ﻫﺬا ﻛﺎن ﺑﻄﲏ ﻟـﻪ وﻋﺎء
ﻓﻘﺎل ﻟـﻬﺎ رﺳﻮل اﷲ ص م. وﻟﺜﺪﻳﻲ ﻟﻪ ﺳﻘﺎء وﺣﺠﺮي ﻟﻪ ﺣﻮاء وأن أﺑﺎﻩ ﻃﻠﻘﲏ وأراد أن ﻳﻨـﺰﻋﻪ ﻣﲏ
أﻧﺖ أﺣﻖ ﺑﻪ ﻣﺎ ﱂ ﺗﻨﻜﺤﻲ
Bahwasanya Rasulullah telah didatangi seorang wanita, ia berceritera “Ya Rasulullah,
sesungguhnya anak saya ini perut sayalah yang mengandungnya, air susu sayalah yang
diminumnya serta pangkuan sayalah tempat penjagaannya, sedang ayahnya telah
menceraikan saya dan ia bermaksud memisahkan anakku dari padaku”. Maka sabda
Rasulullah saw. padanya “Engkau lebih berhak terhadap anakmu selama engkau belum
kawin”.
ﻓﻴﻤﺎ إذا اﺟﺘﻤﻌﺎ وﺗﻘﺪم ﺣﻴﻨﺌﺬ أم ﻓﺄﻣﻬﺎﺗﻬﺎ وإن ﻋﻠﺖ ﻓﺄب ﻓﺄﻣﻬﺎﺗﻪ وإن ﻋﻼ ﻓﺎﻷﻗﺮب
.
ﻣﻦ اﳊﻮاﺷﻰ
Dalam hal pemegang hak hadlanah bersama-sama ada, ketika itu didahulukan ibu dan
seterusnya ke atas, kemudian ayah dan seterusnya keatas, baru keluarga dekat menyamping.
و ﻋﻦ ﻋﺒﺪ اﳊﻤﻴﺪ ﺑﻦ ﺟﻌﻔﺮ اﻷﻧﺼﺎرى ﻋﻦ ﺟﺪﻩ أن ﺟﺪﻩ أﺳﻠﻢ وأﺑﺖ اﻣﺮأﺗﻪ أن
ﺗﺴﻠﻢ ﻓﺠﺎء ﺑﺎﺑﻦ ﻟﻪ ﺻﻐﲑ ﱂ ﻳﺒﻠﻎ ﻗﺎل ﻓﺄﺟﻠﺲ اﻟﻨﱯ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ اﻷب
(ﻫﺎ ﻫﻨﺎ واﻷم ﻫﺎ ﻫﻨﺎ ﰒ ﺧﲑﻩ وﻗﺎل اﻟﻠﻬﻢ اﻫﺪﻩ ﻓﺬﻫﺐ إﱃ أﺑﻴﻪ )رواﻩ أﲪﺪ واﻟﻨﺴﺎئ
Dari Abdul Hamid bin Ja’far Al Anshari dari kakeknya : sesungguhnya kakeknya telah
masuk Islam, sedang neneknya enggan masuk Islam. Maka datanglah kakeknya tersebut
membawa anak kecil/belum dewasa. Abdul Hamid bin Ja’far Al Anshari berkata : “maka
Nabi mendudukkan ayahnya di sana dan ibunya di sana. Kemudian menyuruh anak itu untuk
memilihnya dan beliau berdoa : Ya Allah berilah petunjuk kepada anak itu. Maka pergilah
anak itu memilih ayahnya”. Diriwayatkan oleh Ahmad dan An Nasa’i.
W. Perwalian anak.
وﻟﻤﺎﻛﺎﻧﺖ ﻫﺬﻩ اﻟﻮﻻﻳﺔ ﺛﺎﺑﺘﺔ ﻟﻌﺠﺰ اﻟﻤﻮﻟﻰ ﻋﻠﻴﻪ ﻋﻦ اﻟﻨﻈﺮ وﺗﺒﻴﻦ اﻟﻤﺼﻠﺤﺔ ﻛﺎﻧﺖ
ﺛﺎﺑﺘﺔ ﻋﻠﻰ اﻟﺼﻐﻴﺮ واﻟﺼﻐﻴﺮة وﻋﻠﻰ اﻟﻤﺠﻨﻮن واﻟﻤﺠﻨﻮﻧﺔ
Perwalian dapat ditetapkan karena lemahnya akal/ tidak mampunya menggunakan pikiran
dan menilai kemaslahatan dari orang yang berada di bawah perwalian, demikian juga
terhadap anak-anak dan orang yang sakit ingatan.
X. Pengangkatan anak.
ﻣﺎ ﺟﻌﻞ اﷲ ﻟﺮﺟﻞ ﻣﻦ ﻗﻠﺒﻴﻦ ﻓﻰ ﺟﻮﻓﻪ …… وﻣﺎ ﺟﻌﻞ ادﻋﻴﺎءﻛﻢ أﺑﻨﺎءﻛﻢ ذﻟﻜﻢ
أدﻋﻮﻫﻢ ﻷﺑﺎﺋﻬﻢ ﻫﻮأﻗﺴﻂ. ﻗﻮﻟﻜﻢ ﺑﺄﻓﻮاﻫﻜﻢ واﷲ ﻳﻘﻮل اﻟﺤﻖ وﻫﻮ ﻳﻬﺪى اﻟﺴﺒﻴﻞ
. ﻓﺈن ﻟﻢ ﺗﻌﻠﻤﻮا أﺑﺎءﻫﻢ ﻓﺈﺧﻮاﻧﻜﻢ ﻓﻰ اﻟﺪﻳﻦ وﻣﻮاﻟﻴﻜﻢ. ﻋﻨﺪ اﷲ
Allah sekali-kali tidak menjadikan bagi seseoprang dua buah hati dalam rongganya,
dan……………….Dia tidak menjadikan anak-anak angkatmu sebagai anak kandungmu
(sendiri). Yang demikian itu hanyalah perkataanmu dimulutmu saja. Dan Allah mengatakan
yang sebenarnya dan Dia menunjukkan jalan( yang benar). Panggillah mereka (anak-anak
angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka, itulah yang lebih adil pada sisi
Allah, dan jika kamu tidak mengetahui bapak-bapak mereka maka (panggillah mereka
sebagai) saudara-saudaramu seagama dan maula-maulamu……..
Y. Pengesahan Anak/Penentuan Nasab.
Kitab Fiqh Islami wa adillatuhu oleh Dr. Wahbah Az Zuhaili jilid 7 halaman 673
sebagai berikut :
وﻳﺮﺗﺒﻂ ﺑﻪ أﻓﺮادﻫﺎ ﺑﺮﺑﺎط داﺋﻢ ﻣﻦ اﻟﺼﻠﺔ, اﻟﻨﺴﺐ أﻗﻮى اﻟﺪﻋﺎﺋﻢ اﻟﱵ ﺗﻘﻮم ﻋﻠﻴﻬﺎ اﻷﺳﺮة
.ﺗﻘﻮم ﻋﻠﻰ أﺳﺎس وﺣﺪة اﻟﺪم واﳉﺰﺋﻴﺔ واﻟﺒﻌﻀﻴﺔ ﻓﺎﻟﻮﻟﺪ ﺟﺰء ﻣﻦ أﺑﻴﻪ واﻷب ﺑﻌﺾ ﻣﻦ وﻟﺪﻩ
وراﺑﻄﺔ اﻟﻨﺴﺐ ﻫﻲ ﻧﺴﻴﺞ اﻷﺳﺮة اﻟﺬي ﻻ ﺗﻨﻔﺼﻢ ﻋﺮاﻩ وﻫﻮ ﻧﻌﻤﺔ ﻋﻈﻤﻲ أﻧﻌﻤﻬﺎ اﷲ ﻋﻠﻰ
اﻹﻧﺴﺎن إذ ﻟﻮﻻﻫﺎ ﻟﺘﻔﻜﻜﺖ أواﺻﺮ اﻷﺳﺮة وذاﺑﺖ اﻟﺼﻼت ﺑﻴﻨﻬﺎ وﳌﺎ ﺑﻘﻲ أﺛﺮ ﻣﻦ ﺣﻨﺎن
: ﻟﺬا اﻣﱳ اﷲ ﻋﺰ وﺟﻞ ﻋﻠﻰ اﻹﻧﺴﺎن ﺑﺎﻟﻨﺴﺐ ﻓﻘﺎل ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ, وﻋﻄﻒ ورﲪﺔ ﺑﲔ أﻓﺮادﻫﺎ
Nasab adalah paling kuatnya tiang penyangga keluarga, sebab dengan nasab terikatlah
individu-individu keluarga dengan ikatan yang kekal abadi dari silaturohim yang berdiri
diatas dasar satunya darah, daging dan tulang-tulang manusia. Maka anak adalah bagian
dari ayahnya demikian pula ayah adalah sebagian dari anaknya. Ikatan nasab adalah
laksana tenunan keluarga yang tidak terputus talinya. Dan nasab adalah nikmat yang agung
yang dianugerahkan Allah swt atas manusia, karena tanpa adanya ikatan nasab, maka akan
terlepaslah ikatan keluarga dan akan mencairlah ikatan silaturohim. Oleh karena itu Allah
swt. menganugerahkan atas manusia dengan nasab dan berfirman dalam surat 25 Al Furqon
ayat 54 :
ﻓﺠﻌﻠﻪ ﻧﺴﺒﺎ وﺻﻬﺮا وﻛﺎن رﺑﻚ ﻗﺪﻳﺮا.وﻫﻮ اﻟﺬى ﺧﻠﻖ ﻣﻦ اﳌﺎء ﺑﺸﺮا
Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air, lalu Dia jadikan manusia itu (punya)
keturunan dan mushoharoh dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa.
Kitab Fiqh Islami wa adillatuhu oleh Dr. Wahbah Az Zuhaili jilid 7 halaman 673 -
674 sebagai berikut :
وﻣﻨﻊ اﻟﺸﺮع اﻷﺑﺎء ﻣﻦ إﻧﻜﺎر ﻧﺴﺐ اﻷوﻻد وﺣﺮم ﻋﻠﻰ اﻟﻨﺴﺎء ﻧﺴﺒﺔ وﻟﺪ إﱃ ﻏﲑ أﺑﻴﻪ
: اﳊﻘﻴﻘﻲ ﻓﻘﺎل ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ
Bahwa agama melarang seorang ayah mengingkari anaknya sendiri dan mengharamkan
seorang wanita yang menasabkan anaknya kepada selain ayahnya yang haqiqi, bersabda
Nabi Muhammad saw. :
ﻓﻠﻴﺴﺖ ﻣﻦ اﷲ ﰱ ﺷﻴﺊ وﻟﻦ ﻳﺪﺧﻠﻬﺎ اﷲ,اﳝﺎ اﻣﺮأة ادﺧﻠﺖ ﻋﻠﻰ ﻗﻮم ﻣﻦ ﻟﻴﺲ ﻣﻨﻬﻢ
وأﳝﺎرﺟﻞ ﺟﺤﺪوﻟﺪﻩ وﻫﻮ ﻳﻨﻈﺮ اﷲ اﺣﺘﺠﺐ اﷲ ﺗﻌﺎﻟﯩﻤﻨﻪ وﻓﻀﺤﻪ ﻋﻠﻰ رؤوس اﻷوﻟﲔ,ﺟﻨﺘﻪ
)رواﻩ أﺑﻮدود واﻟﻨﺴﺎئ واﺑﻦ ﻣﺎﺟﻪ واﺑﻦ ﺣﺒﺎن واﳊﺎﻛﻢ ﻋﻦ أﰉ ﻫﺮﻳﺮة.واﻷﺧﺮﻳﻦ ﻳﻮم اﻟﻘﻴﺎﻣﺔ
.(وﻫﻮ ﺻﺤﻴﺢ
Setiap orang perempuan yang memasukkan nasab anaknya pada suatu kaum, padahal (ia
tahu) bahwa anak itu bukan dari golongan kaum tersebut, maka Allah SWT. tidak
bertanggung jawab atas perbuatan perempuan tersebut dan tidak akan memasukkan ke
surgaNya, dan setiap orang laki-laki yang mengingkari anaknya sendiri sedang ia tahu dan
menyadari, maka Allah SWT. Akan menutup darinya dan akan membuka kejelekan-
kejelekannya pada hari Kiamat dimuka pemuka-pemuka Awalin dan Akhirin (dari Abu
Hurairah).
Kitab Fiqh Islami wa adillatuhu oleh Dr. Wahbah Az Zuhaili jilid 7 halaman 674
sebagai berikut :
وﻣﻨﻊ اﻟﺸﺮع أﻳﻀﺎ اﻷﺑﻨﺎء ﻣﻦ اﻧﺘﺴﺎ ﻢ إﱃ ﻏﲑ أﺑﺎﺋﻬﻢ ﻓﻘﺎل ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ
Agama juga melarang pada anak-anak yang mengaku-ngaku ada hubungan nasab dengan
selain ayahnya, besabda Hadist Nabi Muhammad saw :
ﻓﺎﳉﻨﺔ ﻋﻠﻴﻪ ﺣﺮام,ﻣﻦ ادﻋﻰ اﱃ ﻏﲑ أﺑﻴﻪ وﻫﻮﻳﻌﻠﻢ
Barang siapa (seorang anak) mengaku-ngaku ada hubungan nasab dengan bukan ayahnya
sendiri, maka haram baginya masuk surga. (Hadist riwayat Ahmad, Bukhori, Muslim, Abu
Dawud, Ibnu Majah dari Abu Hurairah dan dia Shoheh).
Z. Kewajiban anak terhadap orang tua.
ووﺻﻴﻨﺎ اﻹﻧﺴﺎن ﺑﻮاﻟﺪﻳﻪ إﺣﺴﺎﻧﺎ ﲪﻠﺘﻪ أﻣﻪ وﻫﻨﺎ ﻋﻠﻰ وﻫﻦ وﻓﺼﺎﻟﻪ ﰲ ﻋﺎﻣﲔ أن اﺷﻜﺮﱄ
ﱄ اﳌﺼﲑّ وﻟﻮاﻟﺪﻳﻚ إ
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya;
ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan
menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada Ku dan kepada dua orang ibu
bapakmu, hanya kepada Ku lah kembalimu.
Hadits Rasulullah saw., dalam Kitab Riyadhus shalihin, Bab Birrul Walidain dan
Shilaturrahmi :
ﺳﺄﻟﺖ اﻟﻨﱯ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ: ﻋﻦ أﰊ ﻋﺒﺪ اﻟﺮﲪﻦ ﻋﺒﺪ اﷲ ﺑﻦ ﻣﺴﻌﻮد رﺿﻲ اﷲ ﻋﻨﻪ ﻗﺎل
: ي ؟ ﻗﺎل
ﰒّ أ ﱞ: ﻗﻠﺖ, اﻟﺼﻼة ﻋﻠﻰ وﻗﺘﻬﺎ: ي اﻟﻌﻤﻞ أﺣﺐ إﱃ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ؟ ﻗﺎل ّ أ: وﺳﻠﻢ
( )ﻣﺘﻔﻖ ﻋﻠﻴﻪ. اﳉﻬﺎد ﰲ ﺳﺒﻴﻞ اﷲ: ي ؟ ﻗﺎل
ﰒّ أ ﱞ: ﻗﻠﺖ,ﺑّﺮ اﻟﻮاﻟﺪﻳﻦ
Dari Aburrahman Abdullah bin Mas’ud ia berkata : Saya bertanya kepada Nabi saw :
“Apakah amal yang paling disukai Allah Ta’ala ?” Beliau menjawab : “Shalat pada
waktunya”. Saya bertanya lagi : “Kemudian apa?”. Beliau menjawab : “Berbuat baik
kepada orang tua”. Saya bertanya lagi : “Kemudian apa ?”. Beliau menjawab : ”Berjuang
pada jalan Allah”.(Riwayat Bukhari Muslim).
Hadits Rasulullah saw., dalam Kitab Riyadhus shalihin, Bab Birrul Walidain dan
Shilaturrahmi :
ﻳﺎ: ﺟﺎء رﺟﻞ إﱃ رﺳﻮل اﷲ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﻓﻘﺎل: ﻋﻦ أﰊ ﻫﺮﻳﺮة رﺿﻲ اﷲ ﻋﻨﻪ ﻗﺎل
ﻗﺎل, أﻣّﻚ: ﰒّ ﻣﻦ ؟ ﻗﺎل: ﻗﺎل, أﻣّﻚ: رﺳﻮل اﷲ ﻣﻦ أﺣ ّﻖ اﻟﻨﺎس ﲝﺴﻦ ﺻﺤﺎﺑﱵ ؟ ﻗﺎل
( )ﻣﺘﻔﻖ ﻋﻠﻴﻪ. ﰒّ ﻣﻦ ؟ ﻗﺎل أﺑﻮك: ﻗﺎل, أﻣّﻚ: ﰒّ ﻣﻦ ؟ ﻗﺎل:
Dari Abu Hurairah ra. berkata : Ada seseorang datang kepada Rasulullah saw dan bertanya
: “Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak saya pergauli dengan sebaik-baiknya
?”. Beliau menjawab : “Ibumu”. Ia bertanya : “Kemudian siapa ?” Beliau menjawab :
“Ibumu”. Ia bertanya : “Kemudian siapa ?” Beliau menjawab : “Ibumu”. Ia bertanya lagi :
“Kemudian siapa ?” Beliau menjawab : “Ayahmu”. (Riwayat Bukhari Muslim).
AA. Harta Bersama/Gono-gini.
وﻻ ﺗﺘﻤﻨّﻮا ﻣﺎ ﻓﻀﻞ اﷲ ﺑﻪ ﺑﻌﻀﻜﻢ ﻋﻠﻰ ﺑﻌﺾ ﻟﻠﺮﺟﺎل ﻧﺼﻴﺐ ﳑﺎ اﻛﺘﺴﺒﻮا وﻟﻠﻨﺴﺎء ﻧﺼﻴﺐ
ﳑﺎ اﻛﺘﺴﱭ واﺳﺌﻠﻮا اﷲ ﻣﻦ ﻓﻀﻠﻪ إ ّن اﷲ ﻛﺎن ﺑﻜ ّﻞ ﺷﻴﺊ ﻋﻠﻴﻤﺎ
Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian
kamu lebih banyak dari pada sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada
bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi apara wanita (pun) ada bahagian
dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia Nya.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
إﺧﺘﻠﻂ ﻣﺎل اﻟﺰوﺟﲔ وﱂ ﻳﻌﻠﻢ أﻳﻬﻤﺎ أﻛﺜﺮ …… ﻓﺈن ﻛﺎن ﰲ ﻳﺪﳘﺎ ﻓﻠﻜﻞ ﲢﻠﻴﻒ اﻷﺧﺮ
ﻓﻢ ﻳﻘﺴﻢ ﻗﺴﻤﲔ
Apabila harta suami isteri bercampur dan tidak diketahui mana diantara keduanya yang
lebih banyak ………….. kalau harta itu ada di tangan kedua suami isteri, maka masing-
masing dari mereka bersumpah satu sama lain, kemudian harta tersebut dibagi dua.
Kitab Fiqh Islami wa adillatuhu jilid 7 halaman 792 :
إذا ﻋﻤﻠﺖ اﻟﺰوﺟﺔ ﺎرا أو ﻟﻴﻼ ﺧﺎرج اﳌﻨـﺰل ﻛﺎﻟﻄﺒﻴﺒﺔ واﳌﻌﻠﻤﺔ واﶈﺎﻣﻴﺔ واﳌﻤﺮﺿﺔ واﻟﺼﻨﺎﻋﺔ
وﺟﺒﺖ ﳍﺎ اﻟﻨﻔﻘﺔ ﻷن إﺣﺘﺒﺎس, ……… إذا رﺿﻲ اﻟﻮزج ﲞﺮوﺟﻬﺎ وﱂ ﳝﻨﻌﻬﺎ ﻣﻦ اﻟﻌﻤﻞ
اﻟﺰوﺟﺔ ﺣﻖ ﻟﻠﺰوج ﻓﻠﻪ أن ﻳﺘﻨﺎزل ﻋﻨﻪ
Apabila isteri bekerja siang dan malam di luar rumah seperti menjadi dokter, guru/ dosen,
advokat, perawat dan pekerja/buruh, jika suami ridha dengan keluarnya isteri dan tidak
menghalangi untuk bekerja, maka wajib bagi si isteri untuk memperoleh nafkah (dari suami),
karena mencegah isteri (untuk bekerja) itu adalah hak suami, dan bagi suami boleh
melepaskan haknya itu.
II. HUKUM KEWARISAN.
A. Waris.
وإذا ﺣﻀﺮ اﻟﻘﺴﻤﺔ أوﻟﻮا اﻟﻘﺮﰉ واﻟﻴﺘﺎﻣﻰ واﳌﺴﺎﻛﲔ ﻓﺎرزﻗﻮﻫﻢ ﻣﻨﻪ وﻗﻮﻟﻮا ﳍﻢ ﻗﻮﻻ ﻣﻌﺮوﻓﺎ
Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat, anak yatim dan orang miskin, maka
berilah mereka harta dari harta itu dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik.
ﻛﺘﺐ ﻋﻠﻴﻜﻢ إذا ﺣﻀﺮ أﺣﺪﻛﻢ اﳌﻮت إن ﺗﺮك ﺧﲑا اﻟﻮﺻﻴﺔ ﻟﻠﻮاﻟﺪﻳﻦ واﻷﻗﺮﺑﲔ
ﺑﺎﳌﻌﺮوف ﺣﻘﺎ ﻋﻠﻰ اﳌﺘﻘﲔ
Diwajibkan atasmu, bila kematian merenggut salah seorang dari kamu, jika ia meningalkan
harta peninggalan, berwashiyat kepada kedua orang tua dan kerabat-kerabat secara adil,
sebagai kewajiban bagi orang-orang yang taqwa.
وﳍﻦ اﻟﺮﺑﻊ ﳑﺎ ﺗﺮﻛﺘﻢ إن ﱂ ﻳﻜﻦ ﻟﻜﻢ وﻟﺪ ﻓﺈن ﻛﺎن ﻟﻜﻢ وﻟﺪ ﻓﻠﻬﻦ اﻟﺜﻤﻦ ﳑﺎ ﺗﺮﻛﺘﻢ ﻣﻦ ﺑﻌﺪ
وﺻﻴﺔ ﺗﻮﺻﻮن ﺎ أو دﻳﻦ
Para isteri memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai
anak. Jika kamu mempunyai anak maka para isteri memperoleh seperdelapan dari harta
peninggalan yang kamu tinggalkan setelah dipenuhi wasiyat yang kamu buat atau setelah
dilunasi hutang.
Hadits Sabda Rasulullah saw. dalam Kitab Bulughul Maram hal .... :
ﻋﻦ اﺑﻦ ﻣﺴﻌﻮد رﺿﻲ اﷲ ﻋﻨﻪ ﰲ ﺑﻨﺖ وﺑﻨﺖ إﺑﻦ وأﺧﺖ ﻗﻀﻰ اﻟﻨﱯ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ
ﻟﻺﺑﻨﺔ اﻟﻨﺼﻒ وﻟﻺﺑﻨﺔ اﻹﺑﻦ اﻟﺴﺪس ﺗﻜﻤﻠﺔ اﻟﺜﻠﺜﲔ وﻣﺎ ﺑﻘﻲ ﻓﻠﻸﺧﺖ
Dari Ibnu Mas’ud ra. tentang anak perempuan, cucu perempuan dari anak laki-laki dan
saudara perempuan, Nabi saw. memutuskan untuk anak perempuan setengah, untuk cucu
perempuan dari anak laki-laki seperenam buat menggenapi dua pertiga, adapun sisanya buat
saudara perempuan. (Hadits riwayat Bukhari).
ﻟﻮادﻋﺖ … أ ﺎ زوﺟﺔ ﻓﻼن اﳌﻴﺖ وﻃﻠﺒﺖ اﻹرث ﻓﻴﺜﺒﺖ ﻣﺎ داﻋﺘﻪ ﺑﺮﺟﻞ وإﻣﺮأﺗﲔ
Pengakuan tentang status isteri dari orang yang mati, yang menuntut waris dapat ditetapkan
dengan saksi seorang laki-laki dan dua orang wanita.
B. Wasiyat.
Hadits Nabi dalam masalah wasiat dari Sa’ad bin Abi Waqqash :
اﻟﺜﻠﺚ اﻟﺜﻠﺚ ﻛﺜﲑ أو ﻛﺒﲑ إﻧﻚ إن ﺗﺬر ورﺛﺘﻚ أﻏﻨﻴﺎء ﺧﲑ ﻣﻦ أن ﺗﺬرﻫﻢ ﻋﺎﻟﺔ
ﻳﺘﻜﻔﻔﻮن اﻟﻨﺎس
Sepertiga, sepertiga itu banyak dan banyak, kalau engkau meninggalkan ahli warismu dalam
keadaan kaya, lebih baik dari pada meninggalkan mereka dalam keadaan miskin, yang
menengadahkan tangannya kepada manusia;
ﺗـﻬﺎدوا ﲢﺎﺑﻮا )رواﻩ: ﻋﻦ أﰊ ﻫﺮﻳﺮة رﺿﻲ اﷲ ﻋﻨﻪ ﻳﻘﻮل اﻟﺮﺳﻮل ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ
(اﻟﺒﺨﺎرى ﰲ اﻷدب اﳌﻔﺮد
Saling memberi hadiahlah kamu, agar kamu saling mencintai.
)ﺳﻮوا ﺑﲔ أوﻻدﻛﻢ ﰲ اﻟﻌﻄﻴﺔ وﻟﻮﻛﻨﺖ ﻣﻔﻀﻼ أﺟﺪا ﻟﻔﻀﻠﺖ اﻟﻨﺴﺎء )رواﻩ اﻟﻄﱪاﱏ
Samakanlah diantara anak-anakmu dalam pemberian (hibah), seandainya aku boleh
melebihkan diantara anak laki-laki dan perempuan, tentu aku akan melebihkan anak
perempuan. (Diriwayatkan oleh Thabrani).
Hadits Rasulullah saw. tersebut dalam Kitab Subulussalam Juz III hal. 86 :
ﻻ ﳛﻞ ﻟﺮﺟﻞ ﻣﺴﻠﻢ أن ﻳﻌﻄﻲ اﻟﻌﻄﻴﺔ ﰒ ﻳﺮﺟﻊ ﻓﻴﻬﺎ أﻻ اﻟﻮاﻟﺪ ﻓﻴﻤﺎ ﻳﻌﻄﻲ وﻟﺪﻩ
()رواﻩ أﲪﺪ وﺻﺤﺤﻪ اﻟﱰﻣﺬى
Tidak halal bagi seorang Muslim menarik kembali sesuatu pemberian kepada siapapun,
kecuali orang tua yang menarik kembali pemberian kepada anaknya.
ﻳﺴﻦ ﻟﻠﻮاﻟﺪ وإن ﻋﻼ اﻟﻌﺪل ﰲ ﻋﻄﻴﺔ أوﻻدﻩ ﺑﺄن ﻳﺴﻮي ﺑﲔ اﻟﺬﻛﻮر واﻹﻧﺎث ﻓﻴﻬﺎ وﻛﺬا ﰲ
ﺳﺎﺋﺮ وﺟﻮﻩ اﻻﻛﺮام ﺣﱴ ﰲ اﻟﺘﻘﺒﻴﻞ واﻟﺒﺸﺎﺷﺔ ﳋﱪ اﻟﺒﺨﺎرى إﺗﻘﻮا اﷲ واﻋﺪﻟﻮا ﺑﲔ أوﻻدﻛﻢ
Sunnat bagi bapak dan seterusnya ke atas berlaku adil dalam memberikan sesuatu kepada
anak-anak anya dengan menyamaratakan antara laki-laki dan perempuan. Demikian juga
dalam bentuk penghormatan kepada mereka seperti mencium, bermulut manis sesuai dengan
hadits Al Bukhari “Takutlah kepada Allah dan berlaku adillah terhadap anak-anakmu”.
III. HUKUM PERWAKAFAN.
ﻟﻦ ﺗﻨﺎل اﻟﱪّ ﺣﱴ ﺗﻨﻔﻘﻮا ﳑّﺎ ﲢﺒﻮن وﻣﺎ ﺗﻨﻔﻘﻮا ﻣﻦ ﺷﻴﺊ ﻓﺈ ّن اﷲ ﺑﻪ ﻋﻠﻴﻢ
Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebaktian (yang sempurna), sebelum kamu
menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka
sesungguhnya Allah mengetahuinya.
Hadits Sabda Rasulullah saw. dalam Kitab Fiqhus Sunnah juz III halaman 379 :
ﳌﺎ ﻗﺪم رﺳﻮل اﷲ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ اﳌﺪﻳﻨﺔ وأﻣﺮ ﺑﺒﻨﺎء: ﻋﻦ أﻧﺲ رﺿﻲ اﷲ ﻋﻨﻪ ﻗﺎل
واﷲِ ﻻ ﻧﻄﻠﺐ ﲦﻨﻪ إﻻّ إﱃ: ﺛﺎﻣﻨﻮﱐ ﲝﺎﺋﻄﻜﻢ ﻫﺬا ؟ ﻓﻘﺎﻟﻮا, ﻳﺎ ﺑﲏ اﻟﻨﺠﺎر: اﳌﺴﺠﺪ ﻗﺎل
( )رواﻩ اﻟﺜﻼﺛﺔ.اﷲ ﺗﻌﺎﱃ أي ﻓﺄﺧﺬﻩ ﻓﺒﻨﺎﻩ ﻣﺴﺠﺪأ
Dari Anas ra., berkata : Ketika Rasulullah saw datang ke Madinah dan memerintahkan
untuk membangun masjid, beliau bersabda : “Hai Bani Najjar, berilah harga kebun (tanah)
mu ini”. Mereka berkata : “Demi Allah, kami tidak minta harganya kecuali kepada Allah
Ta’ala. Maka Rasulullah mengambil tanah tersebut dan membangun masjid”.
ﳝﺤﻖ اﷲ اﻟﺮﺑﻮا وﻳﺮﰉ اﻟﺼﺪﻗﺎت واﷲ ﳛﺐ ﻛﻞ ﻛﻔﺎر أﺛﻴﻢ إن اﻟﺬﻳﻦ أﻣﻨﻮا وﻋﻤﻠﻮا اﻟﺼﺎﳊﺎت
وأﻗﺎﻣﻮا اﻟﺼﻠﻮة أﺗﻮا اﻟﺰﻛﻮة ﳍﻢ أﺟﺮﻫﻢ ﻋﻨﺪ ر ﻢ وﻻ ﺧﻮف ﻋﻠﻴﻬﻢ وﻻ ﻫﻢ ﳛﺰﻧﻮن
Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang
yang tetap dalam kekafiran dan selalu berbuat dosa. Sesungguhnya orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal shaleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka
mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak
(pula) mereka bersedih hati.
ﺧﺬ ﻣﻦ أﻣﻮاﳍﻢ ﺻﺪﻗﺔ ﺗﻄﻬﺮﻫﻢ وﺗﺰﻛﻴﻬﻢ ﺎ وﺻﻞ ﻋﻠﻴﻬﻢ إن ﺻﻠﻮﺗﻚ ﺳﻜﻦ ﳍﻢ واﷲ ﲰﻴﻊ ﻋﻠﻴﻢ
Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikan mereka, dan mendo’alah untuk mereka. Sesungguhnya do’a kamu itu menjadi
ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha mengetahui.
وﻣﺎ أﺗﻴﺘﻢ ﻣﻦ رﺑﺎ ﻟﲑﺑﻮا ﰲ أﻣﻮال اﻟﻨﺎس ﻓﻼ ﻳﺮﺑﻮا ﻋﻨﺪ اﷲ وﻣﺎ أﺗﻴﺘﻢ ﻣﻦ زﻛﻮة
ﺗﺮﻳﺪون وﺟﻪ اﷲ ﻓﺄوﻟﺌﻚ ﻫﻢ اﳌﻀﻌﻔﻮن
Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia menambah pada harta manusia,
maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan yang kamu berikan berupa zakat yang
kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah
orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya).
إﳕﺎ اﻟﺼﺪﻗﺎت ﻟﻠﻔﻘﺮاء واﳌﺴﺎﻛﲔ واﻟﻌﺎﻣﻠﲔ ﻋﻠﻴﻬﺎ واﳌﺆﻟﻔﺔ ﻗﻠﻮﺑـﻬﻢ و ﰲ اﻟﺮﻗﺎب واﻟﻐﺎرﻣﲔ وﰲ ﺳﺒﻴﻞ اﷲ واﺑﻦ اﻟﺴﺒﻴﻞ ﻓﺮﻳﻀﺔ ﻣﻦ اﷲ واﷲ ﻋﻠﻴﻢ ﺣﻜﻴﻢ
Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin,
pengurus-pengurus zakat, para mua’allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan)
budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam
perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui
lagi Maha Bijaksana.
أدﻋﻬﻢ إﱃ ﺷﻬﺎدة أ ّن ﻻ إﻟﻪ إﻻ اﷲ وأﱐ رﺳﻮل اﷲ ﻓﺈن ﻫﻢ أﻃﺎﻋﻮا ﻟﺬﻟﻚ ﻓﺄﻋﻠﻤﻬﻢ: ﻓﻘﺎل
أ ّن اﷲ اﻓﱰض ﻋﻠﻴﻬﻢ ﲬﺲ ﺻﻠﻮات ﰲ ﻛﻞ ﻳﻮم وﻟﻴﻠﺔ ﻓﺈن ﻫﻢ أﻃﺎﻋﻮا ﻟﺬﻟﻚ ﻓﺄﻋﻠﻤﻬﻢ أ ّن
اﷲ اﻓﱰض ﻋﻠﻴﻬﻢ ﺻﺪﻗﺔ ﰲ أﻣﻮاﳍﻢ ﺗﺆﺧﺬ ﻣﻦ أﻏﻨﻴﺎﺋﻬﻢ وﺗﺮد ﻋﻠﻰ ﻓﻘﺮاﺋﻬﻢ
Rasulullah bersabda kepadanya, ajaklah mereka (penduduk Yaman) untuk mengakui
bahwasanya tiada Tuhan yang wajib disembah selain Allah. Jika mereka telah mengikutinya,
maka beritahu kepada mereka, bahwasanya Allah swt mewajibkan kepada mereka shalat
lima waktu sehari semalam. Jika mereka telah mengikutinya, maka beritahu pula kepada
mereka, bahwasanya Allah swt mewajibkan kepada harta mereka sedekah (zalat), yang
diambil dari orang kaya mereka dan diberikan kepada orang-orang fakir.
ﻣﻦ ﺗﺼﺪق ﺑﻌﺪل ﲤﺮة ﻣﻦ ﻛﺴﺐ ﻃﻴﺐ وﻻ ﻳﻘﺒﻞ اﷲ إﻻ اﻟﻄﻴﺐ وإن اﷲ ﻳﺘﻘﺒﻠﻬﺎ
ﺑﻴﻤﻴﻨﻪ ﰒ ﻳﺮﺑﻴﻬﺎ ﻟﺼﺎﺣﺒﻪ ﻛﻤﺎ ﻳﺮﰊ أﺣﺪﻛﻢ ﻓﻠﻮﻩ ﺣﱴ ﺗﻜﻮن ﻣﺜﻞ اﳉﺒﻞ
Barangsiapa yang bersedekah dengan senilai biji kurma dari hasil usaha yang halal, dan Allah
tidak akan menerima kecuali dari yang baik (halal). Dan sesungguhnya Allah akan menerima
sedekah yang baik dengan tangan kanan Nya, lalu mengembangkannya buat miliknya, seperti
halnya seseorang diantara kamu mengembangkan anak ternaknya, sehingga hartanya itu akan
menjadi besar seperti sebuah gunung.
Hadits Nabi dari Salim bin Abdillah dari bapaknya, Rasulullah saw. bersabda :
ﻓﻴﻤﺎ ﺳﻘﺖ اﻟﺴﻤﺎء واﻟﻌﻴﻮن أو ﻛﺎن ﻋﺜﺮﻳﺎ اﻟﻌﺸﺮ وﻣﺎ ﺳﻘﻲ ﺑﺎﻟﻨﻀﺢ ﻧﺼﻒ اﻟﻌﺸﺮ )رواﻩ
(اﻟﺒﺨﺎري
Jika tanaman itu diairi dengan air hujan atau air sungai, maka zakatnya sepuluh persen.
Dan jika mempergunakan alat, maka zakatnya sebesar lima persen. (HR Al Bukhari).
ﻣﺎ ﻣﻦ ﺻﺎﺣﺐ ﻛﻨـﺰ ﻻ ﻳﺆدي زﻛﺎﺗﻪ إﻻ أﲪﻲ ﻋﻠﻴﻪ ﰲ ﻧﺎر ﺟﻬﻨﻢ ﻓﻴﺠﻌﻞ ﺻﻔﺎﺋﺢ ﻓﻴﻜﻮى ﺎ
ﺟﻨﺒﺎﻩ وﺟﺒﻴﻨﻪ ﺣﱴ ﳛﻜﻢ اﷲ ﺑﲔ ﻋﺒﺎدﻩ ﰲ ﻳﻮم ﻛﺎن ﻣﻘﺪارﻩ ﲬﺴﲔ أﻟﻒ ﺳﻨﺔ ﰒ ﻳﺮى ﺳﺒﻴﻠﻪ
( إﻣﺎ إﱃ اﳉﻨﺔ وإﻣﺎ إﱃ اﻟﻨﺎر )رواﻩ ﻣﺴﻠﻢ
Tidaklah seseorang yang memiliki harta simpanan (emas dan perak) dan tidak mengeluarkan
zakatnya, kecuali harta tersebut akan dipanaskan kelak di neraka jahanam lalu dijadikan
lempengan-lempengan dan diseterikakan pada punggung dan jidatnya, sampai Allah swt
menetapkan keputusan di antara para hamba-Nya, pada suatu hari yang ukuran waktunya
lima puluh ribu tahun. Kemudian diperlihatkan jalannya, mungkin ke surga atau ke neraka.
(HR Muslim).
ﻓﺈن رﺳﻮل اﷲ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﻛﺎن ﻳﺄﻣﺮﻧﺎ أن ﳔﺮج اﻟﺼﺪﻗﺔ ﻣﻦ: أﻣﺎ ﺑﻌﺪ
(اﻟﺬي ﻧﻌﺪ ﻟﻠﺒﻴﻊ )رواﻩ أﺑﻮ داود
Amma ba’du, sesungguhnya Rasulullah saw telah menyuruh kita semua untuk mengeluarkan
sedekah (zakat) pada setiap komoditas yang kita persiapkan untuk diperdagangkan. (HR Abu
Daud).
ﻣﺜﻞ اﻟﺬﻳﻦ ﻳﻨﻔﻘﻮن أﻣﻮاﳍﻢ ﰲ ﺳﺒﻴﻞ اﷲ ﻛﻤﺜﻞ ﺣﺒﺔ أﻧﺒﺘﺖ ﺳﺒﻊ ﺳﻨﺎﺑﻴﻞ ﰲ ﻛﻞ ﺳﻨﺒﻠﺔ ﻣﺎﺋﺔ
ﺣﺒﺔ واﷲ ﻳﻀﺎﻋﻒ ﳌﻦ ﻳﺸﺎء واﷲ واﺳﻊ ﻋﻠﻴﻢ
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di
jalan Allah, adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbhkan tujuh bulir, pada tiap-
tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki.
Dan Allah Maha Luas (kurnia-Nya) lagi Maha Mengetahui.
ﻟﻦ ﺗﻨﺎﻟﻮا اﻟﱪ ﺣﱴ ﺗﻨﻔﻘﻮا ﳑﺎ ﲢﺒﻮن وﻣﺎ ﺗﻨﻔﻘﻮا ﻣﻦ ﺷﻲء ﻓﺈن اﷲ ﺑﻪ ﻋﻠﻴﻢ
Al Qur’an Surat Al Hadid ayat 7 :
أﻣﻨﻮا ﺑﺎﷲ ورﺳﻮﻟﻪ وأﻧﻔﻘﻮا ﳑﺎ ﺟﻌﻠﻜﻢ ﻣﺴﺘﺨﻠﻔﲔ ﻓﻴﻪ ﻓﺎﻟﺬﻳﻦ أﻣﻨﻮا ﻣﻨﻜﻢ وأﻧﻔﻘﻮا ﳍﻢ أﺟﺮ
ﻛﺒﲑ
Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu
yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman diantara
kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar.
إن ﰲ اﳌﺎل ﳊﻘﺎ ﺳﻮى اﻟﺰﻛﺎة: ﺳﺄﻟﺖ أو ﺳﺌﻞ اﻟﻨﱯ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﻋﻦ اﻟﺰﻛﺎة ﻓﻘﺎل
.177 ﰒ ﺗﻼ ﻫﺬﻩ اﻷﺗﺔ اﻟﱵ ﰲ ﺳﻮرة اﻟﺒﻘﺮة
Nabi saw ditanya tentang zakat, beliau bersabda : “Sesungguhnya dalam harta itu ada
kewajiban lain di luar zakat”, kemudian Nabi saw membaca Al Qur’an surah Al Baqarah
ayat 177.
… ﻳﺎ أﻳﻬﺎ اﻟﺬﻳﻦ أﻣﻨﻮا إذا ﺗﺪاﻳﻨﺘﻢ ﺑﺪﻳﻦ إﱃ أﺟﻞ ﻣﺴﻤﻰ ﻓﺎﻛﺘﺒﻮﻩ
Hai orang-orang yang beriman ! Jika kamu melakukan transaksi hutang piutang untuk
jangka waktu yang ditentukan, tuliskanlah …….
.… ﻓﺈن أﻣﻦ ﺑﻌﻀﻜﻢ ﺑﻌﻀﺎ ﻓﻠﻴﺆد اﻟﺬى اؤﲤﻦ أﻣﺎﻧﺘﻪ وﻟﻴﺘﻖ اﷲ رﺑﻪ.…
…… Maka jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, hendaklah yang dipercayai
itu menunaikan amanatnya dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah Tuhannya …….
…… وإن ﻛﺜﲑا ﻣﻦ اﳋﻠﻄﺎء ﻟﻴﺒﻐﻲ ﺑﻌﻀﻬﻢ ﻋﻠﻰ ﺑﻌﺾ إﻻ اﻟﺬﻳﻦ أﻣﻨﻮا وﻋﻤﻠﻮا اﻟﺼﺎﳊﺎت
.… وﻗﻠﻴﻞ ﻣﺎﻫﻢ
….. dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang bersyarikat itu sebagian dari
mereka berbuat dhalim kepada sebagian lain, kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal shaleh, dan amat sedikitlah mereka ini ……
إﳕﺎ اﻟﺒﻴﻊ ﻋﻦ ﺗﺮاض ) رواﻩ اﻟﺒﻴﻬﻘﻲ واﺑﻦ ﻣﺎﺟﻪ: أن رﺳﻮل اﷲ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﻗﺎل
(وﺻﺤﺤﻪ اﺑﻦ ﺣﺒﺎن
Bahwa Rasulullah saw bersabda : “Sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan suka sama
suka “ (HR Al Baihaqi dan Ibnu Majah, dan dinilai shahih oleh Ibnu Hibban).
اﻟﺒﻴﻊ إﱃ أﺟـﻞ: ﺛﻼث ﻓﻴﻬﻦ اﻟﱪﻛﺔ: أن رﺳﻮل اﷲ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﻗﺎل
(واﳌﻘﺎرﺿﺔ وﺧﻠﻂ اﻟﱪ ﺑﺎﻟﺸﻌﲑ ﻟﻠﺒﻴﺖ ﻻ ﻟﻠﺒﻴﻊ )رواﻩ اﺑﻦ ﻣﺎﺟﻪ ﻋﻦ ﺻﻬﻴﺐ
Bahwa Rasulullah saw bersabda : Ada tiga hal yang mengandung berkah, jual beli tidak
secara tunai, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan jewawut untuk
keperluan rumah tangga, bukan untuk dijual. (HR Ibnu Majah dari Shuhaib).
Hadits Nabi riwayat Jama’ah :
أﻧﻪ ﺳﺌﻞ رﺳﻮل اﷲ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﻋﻦ اﻟﻌﺮﺑﺎن ﰱ اﻟﺒﻴﻊ ﻓﺄﺣﻠﻪ )رواﻩ ﻋﺒﺪ
(اﻟﺮازق
Rasulullah ditanya tentang ‘urban (uang muka) dalam jual beli, maka beliau
menghalalkannya. (HR ‘Abd ar-Raziq)
ﻛﺎن ﺳﻴﺪﻧﺎ اﻟﻌﺒﺎس ﺑﻦ ﻋﺒﺪ اﳌﻄﻠﺐ إذا دﻓﻊ اﳌﺎل ﻣﻀﺎرﺑﺔ إﺷﱰط ﻋﻠﻰ ﺻﺎﺣﺒﻪ أن ﻻ ﻳﺴﻠﻚ
ﺑﻪ ﲝﺮا وﻻ ﻳﻨـﺰل ﺑﻪ وادﻳﺎ وﻻ ﻳﺸﱰي ﺑﻪ داﺑﺔ ذات ﻛﺒﺪ رﻃﺒﺔ ﻓﺈن ﻓﻌﻞ ذﻟﻚ ﺿﻤﻦ ﻓﺒﻠﻎ
(ﺷﺮﻃﻪ رﺳﻮل اﷲ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ واﻟﻪ وﺳﻠﻢ ﻓﺄﺟﺎزﻩ )رواﻩ اﻟﻄﱪاﱐ ﰲ اﻷوﺳﻂ ﻋﻦ اﺑﻦ ﻋﺒﺎس
Abbas bin Abdul Muthallib jika menyerahkan harta sebagai mudharabah, ia mensyaratkan
kepada mudharibnya agar tidak mengarungi lautan dan tidak menuruni lembah, serta tidak
membeli hewan ternak. Jika persyaratan itu dilanggar ia (mudharib) harus menanggung
resikonya. Ketika persyaratan yang ditetapkan Abbas itu didengar Rasulullah, beliau
membenarkannya. (HR Thabrani dari Ibnu Abbas).
أﻧﺎ ﺛﺎﻟﺚ اﻟﺸﺮﻳﻜﲔ ﻣﺎ ﱂ ﳜﻦ أﺣﺪﳘﺎ ﺻﺎﺣﺒﻪ ﻓﺈذا ﺧﺎن أﺣﺪﳘﺎ: إن اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﻳﻘﻮل
(ﺻﺎﺣﺒﻪ ﺧﺮﺟﺖ ﻣﻦ ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ )رواﻩ أﺑﻮ داود وﺻﺤﺤﻪ اﳊﺎﻛﻢ
Allah swt berfirman : “Aku adalah pihak ketiga dari dua orang yang bersyarikat selama
salah satu pihak tidak mengkhianati pihak yang lain. Jika salah satu pihak telah berkhianat,
Aku keluar dari syarikat mereka. (HR Abu Dawud yang dishahihkan oleh Al Hakim).
ﻣﻦ ﻧﻔﺲ ﻋﻦ ﻣﺴﻠﻢ ﻛﺮﺑﺔ ﻣﻦ ﻛﺮب اﻟﺪﻧﻴﺎ ﻧﻔﺲ اﷲ ﻋﻨﻪ ﻛﺮﺑﺔ ﻣﻦ ﻛﺮب ﻳﻮم
اﻟﻘﻴﺎﻣﺔ وﻣﻦ ﻳﺴﺮ ﻋﻠﻰ ﻣﻌﺴﺮ ﻳﺴﺮ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﰲ اﻟﺪﻧﻴﺎ واﻷﺧﺮة وﻣﻦ ﺳﱰ ﻣﺴﻠﻤﺎ
ﺳﱰﻩ ﻋﻠﻴﻪ ﰲ اﻟﺪﻧﻴﺎ واﻷﺧﺮة واﷲ ﰲ ﻋﻮن اﻟﻌﺒﺪ ﻣﺎدام اﻟﻌﺒﺪ ﰲ ﻋﻮن أﺧﻴﻪ )رواﻩ ﻣﺴﻠﻢ وأﺑﻮ
(داود واﻟﱰﻣﺬي
Barangsiapa melonggarkan dari seorang muslim kesempitan di dunia, Allah akan
melonggarkan kesempitan orang itu pada hari kiamat, barang siapa yang memudahkan atas
orang yang kesulitan, Allah akan memudahkan orang itu di dunia dan akhirat, dan barang
siapa menutupi ‘aib seorang muslim maka Allah akan menutupi aib orang tersebut di dunia
dan aklhirat. Allah akan menolong hamba-Nya selama hamba itu menolong saudaranya.
اﻟﺼﺪﻗﺔ ﺑﻌﺸﺮ أﻣﺜﺎﳍﺎ واﻟﻘﺮض ﺑﺜﻤﺎﻧﻴﺔ ﻋﺸﺮز:رأﻳﺖ ﻟﻴﻠﺔ أﺳﺮي ﰊ ﻋﻠﻰ ﺑﺎب اﳉﻨﺔ ﻣﻜﺘﻮﺑﺎ
ﻓﻘﻠﺖ ﻳﺎ ﺟﱪﻳﻞ ﻣﺎ ﺑﺎل اﻟﻘﺮض أﻓﻀﻞ ﻣﻦ اﻟﺼﺪﻗﺔ ؟ ﻗﺎل ﻷن اﻟﺴﺎﺋﻞ ﻳﺴﺄل وﻋﻨﺪﻩ
واﳌﺴﺘﻘﺮض ﻻ ﻳﺴﺘﻘﺮض إﻻ ﻣﻦ ﺣﺎﺟﺔ
Aku melihat pada malam aku diperjalankan (Isra’) pada pintu surga tertulis : shadaqah itu
pahalanya lipat sepuluh kali dari shadaqahnya, sedangkan qiradh (pinjaman) pahalanya
lipat delapan belas kali dari pinjamannya. Aku bertanya : “Hai Jibril, bagaimana pinjaman
itu lebih utama daripada shadaqah ?” Jibril menjawab : “Karena orang yang minta, ia
minta sesuatu yang ia telah punya, dan orang yang meminjam, ia tidak akan meminjam
kecuali karena membutuhkan”.
وﻣﻦ ﻗﺒﻴﻞ,ﺷﻚ ﰲ ﺟﻮاز اﻟﺘﺄﻣﲔ اﻟﺘﻌﺎوﱐ ﰲ اﻹﺳﻼم ﻷﻧﻪ ﻳﺪﺧﻞ ﰲ ﻋﻘﻮد اﻟﺘﱪﻋﺎت
ﻻ ﱠ
ﻧﻔﺲ ﻟﺘﺨﻔﻴﻒ اﺛﺎر اﳌﺨﺎﻃﺮ وﺗﺮﻣﻴﻢ
ٍ ﺑﻄﻴﺐ
ِ اﻟﺘﻌﺎون ﻋﻠﻰ اﻟﱪ ﻷن ﻛﻞ ﻣﺸﱰك ﻳﺪﻓﻊ إﺷﱰاﻛﻪ
اﻷﺿﺮار اﻟﱵ ﺗﺼﻴﺐ أﺣﺪ اﳌﺸﱰﻛﲔ
Tidak diragukan lagi bahwa asuransi ta’awuni (tolong-menolong) dibolehkan dalam syari’at
Islam, karena hal itu termasuk akad tabarru’ dan sebagai bentuk tolong-menolong dalam
kebaikan karena setiap peserta membayarkepesertaannya (preminya) secara sukarela untuk
meringankan dampak resiko dan memulihkan kerugian yang dialami salah seorang peserta
asuransi.
وﻫﻮ, ً ﻓﻬﺬا ﳚﻤﻊ ﺷﺮﻛﺔً وﻣﻀﺎرﺑﺔ, أن ﻳﺸﱰك ﻣﺎﻻن وﺑﺪن ﺻﺎﺣﺐ أﺣﺪﳘﺎ: اﻟﻘﺴﻢ اﻟﺮاﺑﻊ
ﻓﺄذن, ﻷﺣﺪﳘﺎ أﻟﻒ وﻷﺧﺮ أﻟﻔﺎن, ﻓﻠﻮ ﻛﺎن ﺑﲔ رﺟﻠﲔ ﺛﻼﺛﺔ اﻻف درﻫﻢ. ﺻﺤﻴﺢ
ﺻﺎﺣﺐ اﻷﻟﻔﲔ ﻟﺼﺎﺟﺐ اﻷﻟﻒ أن ﻳﺘﺼﺮﱠف ﻓﻴﻬﺎ ﻋﻠﻰ أن ﻳﻜﻮن اﻟﺮﺑﺢ ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ ﻧﺼﻔﲔ
, واﻟﺒﺎﻗﻲ وﻫﻮ ﺛﻠﺚ اﻟﺮﺑﺢ ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ, وﻳﻜﻮن ﻟﺼﺎﺣﺐ اﻷﻟﻒ ﺛﻠﺚ اﻟﺮﺑﺢ ﲝﻖ ﻣﺎﻟﻪ.ﺻﺢﱠ
ﻓﺠﻌﻠﻨﺎﻩ ﺳﺘﺔ, وذﻟﻚ ﻷﻧﻪ ﺟُﻌﻞ ﻟﻪ ﻧﺼﻒ اﻟﺮﺑﺢ, وﻟﻠﻌﺎﻣﻞ رﺑﻌﻪ,ﻟﺼﺎﺣﺐ اﻟﻔﲔ ﺛﻼﺛﺔ أرﺑﺎﻋﻪ
, ﺣﺼّﻪ ﻣﺎﻟﻪ ﺳﻬﻤﺎن وﺳﻬﻢ ﻳﺴﺘﺤﻘﻪ ﺑﻌﻤﻠﻪ ﰲ ﻣﺎل ﺷﺮﻳﻜﻪ, ﻣﻨﻬﺎ ﺛﻼﺛﺔ ﻟﻠﻌﺎﻣﻞ,أﺳﻬُﻢ
, إذا دﻓﻊ إﻟﻴﻪ أﻟﻔﺎ ﻣﻀﺎرﺑﺔ... ﻟﻠﻌﺎﻣﻞ ﺳﻬﻢ وﻫﻮ اﻟﺮﺑﻊ,وﺣﺼﺔ ﻣﺎل ﺷﺮﻳﻜﻪ أرﺑﻌﺔ أﺳﻬﻢ
ً وﻛﺎن ﺷﺮﻛﺔ, ﻟﻚ ﺛﻠﺜﺎﻩ وﱃ ﺛﻠﺜﻪ ﺟﺎز, أﺿﻒ إﻟﻴﻪ أﻟﻔﺎ ﻣﻦ ﻋﻨﺪك و ﱠاﲡ ْﺮ ﺎ واﻟﺮﺑﺢ ﺑﻴﻨﻨﺎ: وﻗﺎل
(348 : ص, 6 : ج, 2004 , دار اﳊﺪﻳﺚ: اﻟﻘﺎﻫﺮة, ) اﳌﻐﲏ ﻹﺑﻦ ﻗﺪاﻣﺔ... ًوﻗﺮاﺿﺎ
Bagian keempat: bermusyarakah dua modal dengan badan (orang) pemilik salah satu modal
tersebut. Bentuk ini meng-gabungkan syirkah dengan mudharabah; dan hukumnya sah.
Apabila di antara dua orang ada 3000 (tiga ribu) dirham: salah seorang memiliki 1000 dan
yang lain m-emiliki 2000, lalu pemilik modal 2000 mengizinkan kepada pemilik modal 1000
untuk mengelola seluruh modal dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi dua antara
mereka (50:50), maka hukumnya sah. Pemilik modal 1000 mem-peroleh 1/3 (satu pertiga)
keuntungan, sisanya yaitu 2/3 (dua pertiga) dibagi dua antara mereka: pemilik modal 2000
memperoleh ¾ (tiga perempat)-nya dan amil (mudharib) memperoleh ¼ (seperempat)-nya;
hal ini karena amil memperoleh ½ (setengah) keuntungan. Oleh karena itu, keuntungan
(sisa?) tersebut kita jadikan 6 (enam) bagian; 3 (tiga) bagian untuk amil, (yaitu) porsi
(keuntungan) modalnya 2 (dua) bagian dan 1 (satu) bagian ia peroleh sebagai bagian karena
ia mengelola modal mitranya; sedangkan porsi (keuntungan) modal mitranya adalah 4
(empat) bagian, untuk amil 1 (satu) bagian, yaitu ¼ (seperempat)… Jika seseorang (shahib
al-mal) menye-rahkan kepada mudharib seribu sebagai mudharabah, dan ia berkata,
“Tambahkan seribu dari anda, dan perniaga-kanlah modal dua ribu tersebut dengan
ketentuan dibagi antara kita: untuk anda 2/3 (duapertiga) dan untukku 1/3 (sepertiga),” hal
tersebut boleh hukumnya, dan itu adalah syirkah (musyarakah) dan qiradh (mudharabah).
Wahbah al-Zuhaili, al-Mu’amalat al-Maliyyah al-Mu’ashirah, [Dimasyq: Dar al-Fikr, 2002], h.
107.
وﺗﺘ ﱡﻢ ﻗﺴﻤﺔُ اﻟﺮﺑﺢ ﺑﺴﺒﺐ,رب اﳌﺎل وﻟﻠﻤﻀﺎرب أن ﻳُﺴ ِﻬ َﻢ ﰲ رأس ﻣﺎل اﳌﻀﺎرب ﺑﺈذن ﱢ
ﻗﻢ ﻳﺄﺧﺬ اﳌﻀﺎرب ﻧﺼﻴﺒَﻪ اﳌﺘ ﱠﻔ َﻖ, اﳌﺸﺎرﻛﺔ ﰲ رأس اﳌﺎل ﻣﻦ اﻟﻄﺮﻓﲔ ﺑﻘﺪر ﻣﺎل ﻛ ﱢﻞ ﻣﻨﻬﻢ
وﻫﺬﻩ ﻫﻲ اﳌﻀﺎرﺑﺔ اﳌﺸﱰﻛﺔ )اﳌﻌﺎﻣﻼت اﳌﺎﻟﻴﺔ اﳌﻌﺎﺻﺮة ﻟﻠﺪﻛﺘﻮر وﻫﺒﺔ,ﻋﻠﻴﻪ ﻋﻦ اﻟﻌﻤﻞ
(107 اﻟﺰﺣﻴﻠﻰ ص
“Mudharib (pengelola) boleh menyertakan dana ke dalam akumulasi modal dengan seizin
rabbul mal (pemilik modal yang awal). Keuntungan dibagi (terlebih duhulu) atas dasar
musyarakah (antara mudharib sebagai penyetor modal/dana dengan shahibul mal) sesuai
porsi modal masing-masing. Kemudian mudharib mengambil porsinya dari keuntungan atas
dasar jasa pengelolaan dana. Hal itu dinamakan mudharabah musytarakah.”
Ibn Qudamah, al-Mughni, [Kairo: Dar al-Hadis, 2004], juz 6, h. 468.
,ّ ﻓﺈن اﻟﻨﻨﱯ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ وﻛّﻞ أُﻧَﻴﺴًﺎ ﰲ إﻗﺎﻣﺔ اﳊﺪ,وﳚﻮز اﻟﺘﻮﻛﻴﻞ ﲜﻌﻞ وﻏﲑ ﺟﻌﻞ
وﻛﺎن ﻳﺒﻌﻖ ﻋُﻤﱠﺎﻟﻪ ﻟﻘﺒﺾ, وأﺑﺎ راﻓﻊ ﰲ ﻗﺒﻮل اﻟﻨﻜﺎح ﺑﻌﲑ ﺟﻌﻞ,وﻋﺮوة ﰲ ﺷﺮاء ﺷﺎة
اﻟﺼﺪﻗﺎت وﳚﻌﻞ ﳍﻢ ﻋﻤﺎﻟﺔ
“Akad taukil (wakalah) boleh dilakukan, baik dengan imbalan maupun tanpa imbalan. Hal
itu karena Nabi shallallahu 'alaihi wa alihi wa sallam pernah mewakilkan kepada Unais
untuk melaksanakan hukuman, kepada Urwah untuk membeli kambing, dan kepada Abu Rafi’
untuk melakukan qabul nikah, (semuanya) tanpa memberi-kan imbalan. Nabi pernah juga
mengutus para pegawainya untuk memungut sedekah (zakat) dan beliau memberikan
imbalan kepada mereka.”
Pendapat Imam Al-Syaukani, Nail al-Authar, [Kairo: Dar al-Hadits, 2000], j. 4, h. 527 ketika
menjelaskan hadis Busr bin Sa’id hadis nomor 3 :
وﻓﻴﻪ أﻳﻀﺎ دﻟﻴﻞ ﻋﻠﻰ أ ﱠن ﻣﻦ ﻧﻮى اﻟﺘﱪﱡع ﳚﻮز ﻟﻪ أﺧﺬ اﻷﺟﺮة ﺑﻌﺪ ذﻟﻚ
“Hadis Busr bin Sa’id tersebut menunjukkan pula bahwa orang yang melakukan sesuatu
dengan niat tabarru’ (semata-mata mencari pahala, dalam hal ini menjadi wakil) boleh
menerima imbalan.”
Wahbah al-Zuhaili, al-Mu’amalat al-Maliyyah al-Mu’ashirah, [Dimasyq: Dar al-Fikr, 2002], h.
89
وﺗﺼﺢ ﺑﺄﺟﺮ وﺑﻐﲑ أﺟﺮ,وأﲨﻌﺖ اﻷﻣﺔ ﻋﻠﻰ ﺟﻮاز اﻟﻮﻛﺎﻟﺔ ﻟﻠﺤﺎﺟﺔ إﻟﻴﻬﺎ
“Umat sepakat bahwa wakalah boleh dilakukan karena diperlukan. Wakalah sah dilakukan
baik dengan imbalan maupun tanpa imbalan.”
Fath al-Qadir, juz 6, h. 2; Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh alIslami wa Adillatuh, [Dimasyq: Dar al-
Fikr, 2002], juz 5, h. 4058.
ﻷن اﻟﻨﱯ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﻛﺎن ﻳﺒﻌﺚ ﻋﻤﺎﻟﻪ ﻟﻘﺒﺾ, َ◌ ْﺟ ٍﺮ وﺑﻌﲑ أﺟﺮ َ ﺗ ﺼﺢ اﻟﻮﻛﺎﻟﺔ ﺑﺄ
وإذا ﻛﺎﻧﺖ اﻟﻮﻛﺎﻟﺔ ﺑﺄﺟﺮ أي )ﲜُِﻌ ٍْﻞ( ﻓﺤﻜﻤﻬﺎ ﺣﻜﻢ... ًاﻟﺼﺪﻗﺎت وﳚﻌﻞ ﳍﻢ ﻋُﻤ ُْﻮﻟَﺔ
.اﻹﺟﺎرات
“Wakalah sah dilakukan baik dengan imbalan maupun tanpa imbalan, hal itu karena Nabi
shallallahu 'alaihi wa alihi wa sallam pernah mengutus para pegawainya untuk memungut
sedekah (zakat) dan beliau memberikan imbalan kepada mereka… Apabila wakalah
dilakukan dengan memberikan imbalan maka hukumnya sama dengan hukum ijarah.”
Ibn Qudamah, al-Mughni, [Kairo: Dar al-Hadis, 2004], juz 6, h. 470.
. ﻓﻜﺎن ﻟﻪ ﻓﻌﻠﻪ, ﻷﻧﻪ ﻋﻘﺪ أذن ﻟﻪ ﺑﻪ,أذن )اﳌﻮﻛﱢﻞ( ﻟﻪ )اﻟﻮﻛﻴﻞ( ﰲ اﻟﺘﻮﻛﻴﻞ ﻓﻴﺠﻮز ﻟﻪ ذﻟﻚ
“(Jika) muwakkil mengizinkan wakil untuk mewakilkan (kepada orang lain), maka hal itu
boleh; karena hal tersebut merupakan akad yang telah diizinkan kepada wakil; oleh karena
itu, ia boleh melakukannya (mewakilkan kepada orang lain).”
Ibn Qudamah, al-Mughni, [Kairo: Dar al-Hadis, 2004], juz 6, h. 468.
,ّ ﻓﺈن اﻟﻨﻨﱯ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ وّﻛﻞ أُﻧَﻴﺴًﺎ ﰲ إﻗﺎﻣﺔ اﳊﺪ,وﳚﻮز اﻟﺘﻮﻛﻴﻞ ﲜﻌﻞ وﻏﲑ ﺟﻌﻞ
وﻛﺎن ﻳﺒﻌﻖ ﻋُﻤﱠﺎﻟﻪ ﻟﻘﺒﺾ, وأﺑﺎ راﻓﻊ ﰲ ﻗﺒﻮل اﻟﻨﻜﺎح ﺑﻌﲑ ﺟﻌﻞ,وﻋﺮوة ﰲ ﺷﺮاء ﺷﺎة
اﻟﺼﺪﻗﺎت وﳚﻌﻞ ﳍﻢ ﻋﻤﺎﻟﺔ
“Akad taukil (wakalah) boleh dilakukan, baik dengan imbalan maupun tanpa imbalan. Hal
itu karena Nabi shallallahu 'alaihi wa alihi wa sallam pernah mewakilkan kepada Unais
untuk melaksanakan hukuman, kepada Urwah untuk membeli kambing, dan kepada Abu Rafi’
untuk melakukan qabul nikah, (semuanya) tanpa memberi-kan imbalan. Nabi pernah juga
mengutus para pegawainya untuk memungut sedekah (zakat) dan beliau memberikan
imbalan kepada mereka.”
Pendapat Imam Al-Syaukani, Nail al-Authar, [Kairo: Dar al-Hadits, 2000], j. 4, h. 527 ketika
menjelaskan hadis Busr bin Sa’id hadis nomor 3 :
وﻓﻴﻪ أﻳﻀﺎ دﻟﻴﻞ ﻋﻠﻰ أ ﱠن ﻣﻦ ﻧﻮى اﻟﺘﱪﱡع ﳚﻮز ﻟﻪ أﺧﺬ اﻷﺟﺮة ﺑﻌﺪ ذﻟﻚ
“Hadis Busr bin Sa’id tersebut menunjukkan pula bahwa orang yang melakukan sesuatu
dengan niat tabarru’ (semata-mata mencari pahala, dalam hal ini menjadi wakil) boleh
menerima imbalan.”
Pendapat para ulama tentang Al-Bai’ (jual-beli) dan mewakilkan dalam jual-beli. Wahbah Al-
Zuhaili dalam al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu (V/4078) berkata :
ﻷ ﻤﺎ ﳑﺎ ﳝﻠﻚ اﳌﻮﻛﻞ,وأﻣﺎ اﻟﺘﻮﻛﻴﻞ ﺑﺎﻟﺒﻴﻊ واﻟﺸﺮاء ﻓﻴﺠﻮز ﺑﻼ ﺧﻼف ﺑﲔ اﻟﻔﻘﻬﺎء
ﻓﻴﻤﻠﻚ اﻟﺘﻔﻮﻳﺾ إﱃ ﻏﲑﻩ,ﻣﺒﺎﺷﺮ ﻤﺎ ﺑﻨﻔﺴﻪ
Wahbah al-Zuhaili, al-Mu’amalat al-Maliyyah al-Mu’ashirah, [Dimasyq: Dar al-Fikr, 2002], h.
287.
ﻳﻌﺎن ﻣﻨﻪ اﶈﺘﺎج ﲝﺴﺐ اﻟﻨﻈﺎم اﳌﺘﻔﻖ,ﻓﺎﳌﺒﻠﻎ اﻟﺬي ﻳﺪﻓﻌﻪ اﳌﺸﱰك ﻳﻜﻮن ﺗﱪﱡﻋًﺎ ﻣﻨﻪ ﻟﻠﺸﺮﻛﺔ
ﻀ ٍﺔ ﻣﻦ ﻏﲑ ﻣﻘﺎﺑﻞ أو ﻋﻮضَ واﻟﺸﺮﻛﺔ ﺗـُ َﻘ ﱢﺪ ُﻣﻪُ ﺑﺼﻔﺔ ﺗﱪﱡٍع أو ﻫﺒ ٍﺔ َْﳏ,ﻋﻠﻴﻪ
Sejumlah dana (premi) yang diberikan oleh peserta asuransi adalah tabarru’ (amal
kebajikan) dari peserta kepada (melalui) perusahaan yang digunakan untuk membantu
peserta yang memerlukan berdasarkan ketentuan yang telah disepakati; dan perusahaan
memberikannya (kepada peserta) sebagai tabarru’ atau hibah murni tanpa imbalan.
(Mushthafa Zarqa’, Nizham al-Ta’min, h. 58-59; Ahmad Sa’id Syaraf al-Din, ‘Uqud al-Ta’min
wa ‘Uqud Dhaman al-Istitsmar, h. 244-147; dan Sa’di Abu Jaib, al-Ta’min bain al-Hazhr wa
al-Ibahah, h. 53).
واﻟﺘﺨﺮﻳﺞ اﻟﻔﻘﻬﻲ ﻟﺘﺒﺎدل اﻹﻟﺘﺰام ﺑﺎﻟﺘﱪع ﰲ ﻋﻘﺪ اﻟﺘﺄﻣﲔ اﻟﺘﻌﺎوﱐ أﺳﺎﺳﻪ ﻗﺎﻋﺪة اﻹﻟﺘﺰام
ﺑﺎﻟﺘﱪﻋﺎت ﻋﻨﺪ اﳌﺎﻟﻜﻴﺔ
Analisis fiqh terhadap kewajiban (peserta) untuk memberikan tabarru’ secara bergantian
dalam akad asuransi ta’awuni adalah “kaidah tentang kewajiban untuk memberikan
tabarru’” dalam mazhab Malik.
Ahmad Salim Milhim, al-Ta’min al-Islami, h, 83.
إ ﱠن اﻟﻌﻼﻗﺔ اﻟﻘﻨﻮﻧﻴﺔ اﻟﱵ ﺗﻨﺸﺄُ ﺑﲔ اﳌﺴﺘﺄﻣﻨﲔ ﻧﺘﻴﺠﺔَ ﻋﻘ ِﺪ اﻟﺘﺄﻣﲔ اﳉﻤﺎﻋ ﱢﻲ ﺗﺘﱠﺴﻢ ﺑﺎﻟﻄﺎﺑﻊ
ﻓﻜﻞ ﻣﺴﺘﺄﻣﻦ ﻣﺘ ﱢﱪعٌ ﻟﻐﲑﻩ ﲟﺎ ﻳﺴﺘﺤﻖ ﻋﻠﻴﻪ ﻣﻦ اﻟﺘﻌﻮﻳﻀﺎت اﻟﱵ ﺗُﺪﻓﻊ ﻟﻠﻤﺘﻀﱢﺮرﻳﻦ,اﻟﺘﺒَـﺮﱡﻋﻲﱢ
وﰲ اﻟﻮﻗﺖ ﻧﻔﺴﻪ ﻫﻮ ﻣﺘﱪﱠعٌ ﻟﻪ ﲟﺎ ﻳﺄﺧﺬ ﻣﻦ ﺗﻌﻮﻳﺾ ﻋﻨﺪ ﺗﻀﺮﱡرﻩ,ﻣﻦ اﳌﺴﺘﺄﻣﻨﲔ
Hubungan hukum yang timbul antara para peserta asuransi sebagai akibat akad ta’min
jama’i (asuransi kolektif) adalah akad tabarru’; setiap peserta adalah pemberi dana
tabarru’ kepada peserta lain yang terkena musibah berupa ganti rugi (bantuan, klaim) yang
menjadi haknya; dan pada saat yang sama ia pun berhak menerima dana tabarru’ ketika
terkena musibah
Al-Syairazi, al-Muhadzdzab, juz I Kitab al-Ijarah hal. 3 94:
, وﻷن اﳊﺎﺟﺔ إﱃ اﳌﻨﺎﻓﻊ ﻛﺎﳉﺎﺟﺔ إﱃ اﻷﻋﻴﺎن... ﳚﻮز ﻋﻘﺪ اﻹﺟﺎرة ﻋﻠﻰ اﳌﻨﺎﻓﻊ اﳌﺒﺎﺣﺔ
ﻓﻠﻤﺎ ﺟﺎز ﻋﻘﺪ اﻟﺒﻴﻊ ﻋﻠﻰ اﻷﻋﻴﺎن وﺟﺐ أن ﳚﻮز ﻋﻘﺪ اﻹﺟﺎرة ﻋﻠﻰ اﳌﻨﺎﻓﻊ
"Boleh melakukan akad ijarah (sewa menyewa) atas manfaat yang dibolehkan... karena
keperluan terhadap manfaat .sama dengan keperluan terhadap benda. Oleh karena akad jual
heli atas benda dibolehkan, maka sudah seharusnya boleh pula akad ijarah atas manfaat."
Ibnu Qudamah, al-Mughni, VIII /7:
واﳌﻨﺎﻓﻊ ﲟﻨﺰﻟﺔ اﻷﻋﻴﺎن,ﻓﻬﻲ )اﻹﺟﺎرة( ﺑﻴﻊ اﳌﻨﺎﻓﻊ
"Ijarah adalah jual beli manfaat; dan manfaat berkedudukan sama dengan benda."
Ibnu Qudamah, al-Mughni, VIII/54:
ﲔ اﳌﺴﺘﺄﺟﺮة إذا ﻗﺒﻀﻬﺎ
َ وﳚﻮز ﻟﻠﻤﺴﺘﺄﺟﺮ أن ﻳﺆﺟﱢﺮ اﻟﻌ
Penyewa boleh menyewakan benda yang disewa jika ia telah menerima benda tersebut.
Imam al-Nawawi, al-Majmu' Syarah al-Muhadzdzab, XV/308; al-Syarbini, Mughni al-Muhtaj,
II/332; al Dimyathi. l'anah al-Thalihin, 111/108:
ﻓﻠﻴﺲ ﻟﻜﻞ واﺣﺪ ﻣﺮﻛﻮب وﻣﺴﻜﻦ وﺧﺎدم ﻓ ُﺠ ﱢﻮزت, وأن اﳊﺎﺟﺔ إﻟﻴﻬﺎ )اﻹﺟﺎرة( داﻋﻴﺔ...
ﻟﺬﻟﻚ ﻛﻤﺎ ﺟﻮﱢزت ﺑﻴﻊ اﻷﻋﻴﺎن
.... kebutuhan mendorong orang adanya akad ijarah (sewa menyewa), sebab tidak setiap
orang memiliki kendaraan, tempat tinggal dan pelayan (pekerja). Oleh karena itu ijarah
dibolehkan sebagaimana dibolehkan juga menjual benda.
Imam al-Nawawi, al-Majmu' Syarah al-Muhadzdzah, XV, h. 383:
ﻓﻔﻲ ﺟﻮاز اﻹﺟﺎرة,أﻣﺎ ﻏﺬا أراد اﳌﺴﺘﺄﺟﺮ أن ﻳﺆﺟﺮﻫﺎ )اﻟﻌﲔ اﳌﺴﺘﺄﺟﺮة( أﺧَﺮ ﻗﺒﻞ اﻟﻘﺒﺾ
: ﺛﻼﺛﺔ أوﺟﺎﻩ
واﻹﺟﺎرة ﻛﻤﺎ ﺗﻘﺪم, ﻻ ﳚﻮز ﺑﻴﻊ اﳌﺒﻴﻊ ﻗﺒﻞ اﻟﻘﺒﺾ, ﻛﻤﺎ ﰲ اﳌﺒﻴﻊ,)أﺣﺪﻫﺎ( أ ﺎ ﻏﲑ ﺟﺎﺋﺰة
,ﻛﺎﻟﺒﻴﻊ
واﳌﻨﻔﻌﺔ ﻻ ﺗﺼﲑ ﻣﻘﺒﻮﺿﺔ ﺑﻘﺒﺾ, ﻷن اﳌﻌﻘﻮد ﻋﻠﻴﻪ ﻫﻮ اﳌﻨﻔﻌﺔ,)واﻟﺜﺎﱐ( أن اﻹﺟﺎرة ﺟﺎﺋﺰة
. ﻓﻠﻢ ﻳﺆﺛﱢﺮ ﰲ اﳌﻨﻔﻌﺔ ﻗﺒﺾ اﻟﻌﲔ,اﳌﺆﺟﺮ ﻟﻠﻌﲔ
ﻷ ﺎ ﻟﻴﺴﺖ, وﻻ ﲡﻮز ﰲ ﻏﲑ اﳌﺆﺟﺮ, ﻷ ﺎ ﰲ ﻗﺒﻀﺘﻪ,)واﻟﺜﺎﻟﺚ( ﳚﻮز إﺟﺎر ﺎ ﻣﻦ اﳌﺆﺟﺮ
ﰲ ﻗﺒﻀﺘﻪ
Jika penyewa bermaksud menyewakan benda yang disewa kepada pihak lain sebelum benda
itu diterima, maka kebolehan penyewaan (kedua) tersebut terdapat tiga pendapat :
1. Tidak boleh sebagaimana benda yang dibeli, artinya tidak boleh menjual benda yang dibeli
sebelum diterima, sedangkan ijarah (sewa menyewa) sama dengan jual beli (ba’i)
sebagaimana keterangan terdahulu.
2. Penyewaan (kedua oleh penyewa) hukumnya boleh (sah), karena obyek ijarah adalah manfaat,
sedangkan manfaat tidak dipandang telah diterima hanya dengan pemberi sewa telah
menyerahkan benda yang disewakannya. Oleh karena itu penyerahan benda tidak
menimbulkan pengaruh hukum terhadap manfaat.
3. Boleh hukumnya menyewakan menyewakan benda yang disewa tersebut kepada pemberi sewa
(pertama), karena benda itu berada pada tangannya, namun tidak boleh menyewakannya
kepada selain pemberi sewa (orang lain), karena benda itu tidak berada pada tangannya.
Ibnu Qudamah, Al-Mughni, VIII/56
,ٍ وروي ذﻟﻚ ﻋﻦ ﻋﻄﺎء.ﺺ ﻋﻠﻴﻪ أﲪﺪ
ﻧ ﱠ.ٍوﳚﻮز ﻟﻠﻤﺴﺘﺄﺟﺮ إﺟﺎرة اﻟﻌﲔ ﲟﺜﻞ اﻷﺟﺮ وزﻳﺎدة
وﺑﻪ ﻗﺎل اﻟﺸﺎﻓﻌ ّﻲ وأﺑﻮ ﺛﻮر واﺑﻦ اﳌﻨﺬر.واﳊﺴﻦ واﻟﺰﻫﺮيﱢ
Penyewa boleh menyewakan benda yang disewanya dengan sejumlah bayaran (sewa) yang
sama atau lebih tinggi. Hal tersebut telah ditegaskan oleh Imam Ahmad. Pendapat yang
sama dikemukakan pula oleh ‘Atha’, al Hasan dan al Zuhri. Demikian juga dikemukakan
oleh Imam Syafi’i, Abu Tsaur dan Ibn al Mundzir.
Ibnu Qudamah, al-Mughni, VIII, 113
ﻀ َﻤْﻨـﻬَﺎ
ْ ََﺖ ﺑﻐﲑ ﺗﻔﺮﻳﻂ ﱂ ﻳ
ْ إن ﺗَﻠِﻔ,واﻟﻌﲔ اﳌﺴﺘﺄﺟﺮة أﻣﺎﻧﺔ ﰲ ﻳﺪ اﳌﺴﺘﺄﺟﺮ
Benda yang disewa adalah amanah di tangan penyewa, jika rusak bukan disebabkan
kelalaian, penyewa tidak diminta harus bertanggung jawab (mengganti).
Al-Sayyid Sabiq dalam Fiqh al-Sunnah (Beirut: Dar alFikr, 1983), Juz 3, Cet. Ke-4, h. 208,
ﲔ اﳌﺴﺘﺄﺟﺮة إذ ﻗﺒﻀﻬﺎ
َ وﳚﻮز ﻟﻪ أن ﻳ َﺆﺟﱢﺮ اﻟﻌ... ﲔ اﳌﺴﺘﺄﺟﺮةَ وﳚﻮز ﻟﻠﻤﺴﺘﺄﺟﺮ أن ﻳ َﺆﺟﱢﺮ اﻟﻌ
ﲟﺜﻞ ﻣﺎ أﺟﺮﻫﺎ ﺑﻪ أو ْأزﻳَ َﺪ أو أﻗ ﱠﻞ
Penyewa (musta'jir) boleh menyewakan barang sewaan.... la (penyewa) boleh pula
menyewakan kembali dengan harga yang serupa pada saat ia menyewa, atau lebih banyak
atau lebih sedikit.
Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqhul Islami wa Adillatuhu, Cet.4 Juz 5; h. 3842
إذ اﺳﺘﺄﺟﺮ ﺷﺨﺺ داراً أو ﺣﺎﻧﻮﺗﺎَ أو ﳓﻮﳘﺎ ﻣﻦ اﳌﻨﺎزل ﻓﻠﻪ اﻹﻧﺘﻔﺎعُ ﺎ ﺣﻴﺚ ﺷﺎء ﻣﻦ
وﻟﻪ أن ﻳﻀﻊ ﻓﻴﻪ ﻣﺘﺎع ﻏﲑﻩ,اﻟﺴﻜﲎ ﺑﻨﻔﺴﻪ أو إﺳﻜﺎ ٍن ﻏﲑﻩ ﺑﺎﻹﺟﺎرة أم ﺑﺎﻹﻋﺎرة
Jika seseorang menyewa rumah, toko atau tempat laiannya, ia boleh memanfaatkannya
sesuai dengan kehendaknya, baik ditempati sendiri atau dengan menempatkan orang lain ke
dalamnya melalui akad sewa menyewa atau dengan cara meminjamkan, ia (penyewa) boleh
juga menaruh (memasukkan) benda orang lain di dalam tempat tersebut.
Dr. Ali Muhyiddin Ali al-Qarandaghi, Buhuts fil Iqtishad al-Islami, hal. 352-353:
ﺳﻮاء ﻛﺎﻧﺖ,(ﺻﻜﻮك اﻹﺟﺎرة اﻟﻌﺎدﻳﺔ )أي ﻏﲑ ُﻣْﻨﺘَ ِﻬﻴَ ٍﺔ ﺑﺎﻟﺘﻤﻠﻴﻚ ٍ وﳝﻜﻦ ﻛﺬﻟﻚ إﺻﺪا ُر
إﺟﺎرةَ اﻷﻋﻴﺎن ﻣﻨﻘﻮﻟﺔً أو ﻏ َﲑ ﻣﻨﻘﻮﻟ ٍﺔ أم إﺟﺎرةً ﻋﻠﻰ اﻷﻋﻤﺎل
Demikian pula dimungkinkan penerbitan Obligasi ljarah biasa (bukan ljarah Muntahiya
Bittamlik) baik ijarah atas barang (a'yan) bergerak maupun tidak bergerak ataupun ijarah
atas jasa tenaga kerja.
Pendapat lbnu Qudamah dalam Al-Mughni V/173:
ﻟﻨﻪ ﻳﺸﱰي ﻣﻠﻚ ﻏﲑﻩ,وإن اﺷﱰى أﺣﺪ اﻟﺸﺮﻳﻜﲔ ﺣﺼﺔ ﺷﺮﻳﻜﻪ ﻣﻨﻪ ﺟﺎز
Jika salah seorang dari dua orang berserikat membeli porsi mitra serikatnya, hukumnya
boleh karena ia membeli milik pihak lain.
Al-Dimyathi, I 'anah al-Thalihin, III/9:
... ﺧﻼﻓﺎ ﻻﺑﻦ اﻟﺮﻓﻌﺔ,ُوﻻ ﻳﺒﻴﻊ اﻟﻮﻛﻴﻞ ﻟﻨﻔﺴﻪ وﻣﻮﻟﱢـﻴْﻪ وإن أذﱢن ﻟﻪ ﰲ ذﻟﻚ وﻗُ ﱢﺪ َر ﻟﻪ اﻟﺜﻤﻦ
ي ﻣﺎ
ﺼ ِﺮ ﱡ
ْ َ وﻛﺘﺐ اﻟﺴﻴﺪ ﻋﻤﺮ اﻟﺒ... )ﻗﻮﻟﻪ ﺧﻼﻓﺎ ﻻﺑﻦ اﻟﺮﻓﻌﺔ( أي ﰲ ﲡﻮﻳﺰﻩ ﻟﻨﻔﺴﻪ وﻣﻮﻟﱢـﻴْﻪ
ﻟﻜﻦ, ﻗﻮﻟﻪ ﺧﻼﻓﺎ ﻻﺑﻦ اﻟﺮﻓﻌﺔ إﱁ ﻛﻼم اﺑﻦ اﻟﺮﻓﻌﺔ وﺟﻴﻪٌ ﺟﺪا ﻣﻦ ﺣﻴﺚ اﳌﻌﲎ: ﻧﺼﻪ
ُﺣﻴﺚ اﻟﻨﻘﻞ
ُ ﺗﺮﺟﻴﺤﻬﻢ َﻣﻨْ َﻊ ﺗﻮﻛﻴﻠﻪ ﻟﻠﻬﺒﱠﺔ ﻣﻦ ﻧﻔﺴﻪ ﻳﺮدﱡﻩ ﻣﻦ
Dan tidak boleh bagi wakil dan orang yang dibawah pengampuannya (muwalli) untuk
membeli (barang tersebut) bagi dirinya sendiri, meskipun perbuatan itu telah diizinkan dan
ditetapkan harganya. Berbeda dengan pendapat Ibnu al-Rif'ah, yaitu tentang bolehnya
perbuatan tersebut bagi yang bersangkutan dan orang yang dibawah pengampuannya Sayyid
Umar al-Bishri menulis: "Ucapan Ibnu al-Rif ah...dst, adalah pendapat yang sangat
bagus/bermutu dari segi makna. Meskipun demikian, (jumhur berpendapat) bahwa yang
lebih kuat ialah tentang tidak bolehnya.
Dr. Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh wa Adillatuhu, V/4094
ﻳﺘﺒﲔ أ ﱠن اﳊﻨﻔﻴﺔ
ُ وﺑﻪ ﱠ... وروي ﻋﻦ اﻹﻣﺎم ﻣﺎﻟﻚ أﻧﻪ ﳚﻮز ﻟﻠﻮﻛﻴﻞ أن ﻳﺸﱰي اﻟﺸﻲء ﻟﻨﻔﺴﻪ
وأﻣﺎ اﳉﻤﻬﻮر ﻓﻼ ُﳚﻴﺰون ﻫﺬا اﻟﺒﻴﻊ إﻻ إن أَذن ﻟﻪ اﳌﻮﻛﱢﻞ,ﻻ ُﳚﻴﺰون ﻣﻄﻠﻘﺎ ﺑﻴﻊ اﻟﻮﻛﻴﻞ ﻟﻨﻔﺴﻪ
ﺑﺎﻟﺒﻴﻊ
Diriwayatkan dari Imam Malik bahwa wakil tidak boleh membeli sesuatu untuk dirinya.
Dengan demikian nampak jelas bahwa ulama madzhab Hanafi secara mutlak tidak
membolehkan wakil melakukan penjualan untuk (kepada) diri sendiri. Sementara itu, Jumhur
(mayoritas ulama) tidak mermbolehkan cara penjualan tersebut kecuali pihak yang
mewakilkan mengizinkan penjualan kepada diri sendiri.
Munzir Qahf, Mu'alajah al-'Ajz fi al-Mizaniyyah al 'Ammah fi al-Nizham h. 14 dan 16.
, ﻳﺘ ﱡﻢ ﲤﻠﻴﻜﻬﺎ ﳊﺎﻣﻠﻰ اﻟﺼﻜﻮك,أﺻﻮل ﺛﺎﺑﺘ ٍﺔ ﻣﻮﺟﻮدةٍ ﻓﻌﻼ
ٍ َﺻﻜﻮك إﺟﺎرةٍ ﻟﻘﺎء
ٍ وﳝﻜﻦ إﺻﺪا ُر
ﺗﻘﻮم اﳊﻜﻮﻣﺔ ﺑﺸﺮاﺋﻬﺎ وﻛﺎﻟﺔً ﻋﻦ,ٍأﺻﻮل ﺛﺎﺑﺘﺔ
ٍ َ ﻃﻤﺎ ﳝﻜﻦ ﺻﺪورﻫﺎ ﻟﻘﺎء,واﺳﺘـﺌْﺠﺎرُﻫﺎ ﻣﻨﻬﻢ
. ﰒ اﺳﺘﺌﺠﺎرِﻫﺎ ﺑﻌﺪ ذﻟﻚ ﻣﻨﻬﻢ,ﲪﻠﺔ اﻟﺼﻜﻮك
Penerbitan shukuk (obligasi) ijarah dapat dilakukan terhadap (untuk) aktiva (asset) tetap
yang telah ada. Kepemilikan aktiva tersebut beralih ke pemegang shukuk, dan (karena itu),
penyewaan dilakukan dari mereka. Demikian juga, shukuk ijarah dapat diterbitkan terhadap
(untuk) aktiva tetap di mana pemerintah membeli aktiva tersebut sebagai wakil dari
pemegang shukuk, kemudian menyewanya dari mereka.
أﻣﺎ إذا ﻛﺎن ﻋﺮض ﺻﻜﻮك اﻹﺟﺎرة ﻟﻠﺠﻤﻬﻮر ﻣﻦ أﺟﻞ ﺣﺪﻳﻘ ٍﺔ ﻋﺎﻣ ٍﺔ ﱂ ﻳﻜﻦ ﻣﻮﺟﻮدةً ﻣﻦ
ﻷ ﺎ إﳕﺎ ﺗﺘﺼﺮﱠف, ﻓﺈن اﳊﻜﻮﻣﺔ ﻻ ﺗﺴﺘﻄﻴﻊ أن ﺗﺴﺘﻌﻤﻞ اﳊﺼﻴﻠﺔ ﰲ ﻏﲑ ﺑﻨﺎء اﳊﺪﻳﻘﺔ,ُﻗﺒﻞ
ﺑﺎﳌﺎل ﺗﺼﱡﺮﻓَﺎﻟﻮﻛﻴﻞ ﻋﻦ ﻣﺎﻟﻜﻪ
Jika shukuk ijarah ditawarkan kepada publik untuk kepentingan taman umum yang belum
ada (belum dibangun), maka pemerintah tidak dapat menggunakan dana terkumpul untuk
selain pembangunan taman. Hal itu karena pemerintah dalam penggunaan dana tersebut
hanya berstatus sebagai wakil dari pemiliknya.
Kitab I'anah al-Thalibin, jilid 111/77-78 :
,ِض ﻫﺬا ﻣﺎﺋﺔً وأﻧﺎ ﺿﺎﻣﻨﻬﺎ
ْ أﻗﺮ: وذﻟﻚ ﻛﺄن ﻗﺎل... ﻗﺮض( ﺳﻴﻘﻊ ٍ )ﻻ ﲟﺎ ﺳﻴﺠﺐ ﻛﺪﻳﻦ
وﻗﺪ ﺗﻘﺪم ﻟﻠﺸﺎرح ﰲ ﻓﻀﻞ اﻟﻘﺮض ذﻛﺮ ﻫﺬﻩ اﳌﺴﺄﻟﺔ وأﻧﻪ.ﻓﻼ ﻳﺼ ّﺢ ﺿﻤﺎﻧُﻪ ﻷﻧﻪ ﻏﲑ ﺛﺎﺑﺖ
وأﻧﺎ ﳍﺎ ﺿﺎﻣﻦ ﻓﺄﻗﺮﺿَﻪ... ًِض ﻫﺬا ﻣﺎﺋﺔ
ْ أﻗﺮ: وﻟﻮ ﻗﺎل: وﻋﺒﺎرﺗﻪ ﻫﻨﺎك.ﻳﻜﻮن ﺿﺎﻣﻨﺎ ﻓﻴﻬﺎ
ﻓﻴﻜﻮن ﻣﺎ ﻫﻨﺎ ﻣﻦ ﻋﺪم ﺻﺤﺔ اﻟﻀﻤﺎن ﻣﻨﺎﻓﻴﺎ ﳌﺎ.اﳌﺎﺋﺔ أو ﺑﻌﻀﻬﺎ ﻛﺎن ﺿﺎﻣﻨﺎ ﻋﻠﻰ اﻷوﺟﻪ
ﻣﱠﺮ ﻋﻨﻪ ﻣﻦ أ ﱠن اﻷوﺟﻪَ اﻟﻀﻤﺎ ُن
"(Tidak sah akad penjaminan [dhaman] terhadap sesuatu yang akan menjadi kewajiban,
seperti hutang dari akad qardh) yang akan dilakukan.... Misalnya ia berkata: `Berilah orang
ini hutang sebanyak seratus dan aku menjaminnya.' Penjaminan tersebut tidak sah, karena
hutang orang itu belum terjadi. Dalam pasal tentang Qardh, pensyarah telah menuturkan
masalah ini --penjaminan terhadap suatu kewajiban (hutang) yang belum terjadi dan
menyatakan bahwa ia sah menjadi penjamin. Redaksi dalam pasal tersebut adalah sebagai
berikut: `Seandainya seseorang berkata, Berilah orang ini hutang sebanyak seratus dan aku
menjaminnya. Kemudian orang yang diajak bicara memberikan hutang kepada orang
dimaksud sebanyak seratus atau sebagiannya, maka orang tersebut menjadi penjamin
menurut pendapat yang paling kuat (aitjah).' Dengan demikian, pernyataan pensyarah di sini
(dalam pasal tentang dhaman) yang menyatakan dhaman (terhadap sesuatu yang akan
menjadi kewajiban) itu tidak sah bertentangan dengan pernyataannya sendiri dalam pasal
tentang qardh di atas yang menegaskan bahwa hal tersebut adalah (sah sebagai) dhaman."
Kitab Mughni al-Muhtaj, jilid II: 201-202:
ﻓﻼ ﻳﺼﺢ ﺿﻤﺎن,ﺣﺎل اﻟﻌﻘﺪَ ()ﻛﻮﻧﻪ( ﺣﻘﺎ )ﺛﺎﺑﺘﺎ...)وﻳﺸﱰط ﰲ اﳌﻀﻤﻮن( وﻫﻮ اﻟ ﱠﺪﻳْ ُﻦ
ﻷن, )وﺿﺤّﺢ اﻟﻘﺪﱘ ﺿﻤﺎن ﻣﺎ ﺳﻴﺠﺐ( ﻛﺜﻤﻦ ﻣﺎ ﺳﻴﺒﻴﻌﻪ أو ﻣﺎ ﺳﻴﻘﺮﺿﻪ...ﳚﺐ ْ ﻣﺎﱂ
اﳊﺎﺟﺔ ﻗﺪ ﺗﺪﻋﻮ إﻟﻴﻪ
"(Hal yang dijamin) yaitu hutang (disyaratkan harus berupa hak yang telah terjadi) pada
saat akad. Oleh karena itu, tidak sah menjamin hutang yang belum menjadi kewajiban...
(Qaul qadim --Imam al-Syafl'i-- menyatakan sah penjaminan terhadap hutang yang akan
menjadi kewajiban), seperti harga barang yang akan dijual atau sesuatu yang akan
dihutangkan. Hal itu karena hajat --kebutuhan orang-- terkadang mendorong adanya
penjaminan tersebut.”
Kitab al-Muhadzdzab, juz I Kitab al-Ijarah hal. 394:
, وﻷن اﳊﺎﺟﺔ إﱃ اﳌﻨﺎﻓﻊ ﻛﺎﳊﺠﺔ إﱃ اﻷﻋﻴﺎن... ﳚﻮز ﻋﻘ ُﺪ اﻹﺟﺎرة ﻋﻠﻰ اﳌﻨﺎﻓﻊ اﳌﺒﺎﺣﺔ
ﻓﻠﻤﺎ ﺟﺎز ﻋﻘﺪ اﻟﺒﻴﻊ ﻋﻠﻰ اﻷﻋﻴﺎن وﺟﺐ أن ﳚﻮز ﻋﻘﺪ اﻹﺟﺮة ﻋﻠﻰ اﳌﻨﺎﻓﻊ
"Boleh melakukan akad ijarah (sewa menyewa) atas manfaat yang dibolehkan... karena
keperluan terhadap manfaat sama dengan keperluan terhadap benda. Manakala akad jual
beli atas benda dibolehkan, maka sudah seharusnya dibolehkan pula akad ijarah atas
manfaat."
Kitab Fiqh al-Sunnah jilid 4/221-222 :
ًواﻟﻜﻔﺎﻟﺔ ﺑﺎﳌﺎل ﻫﻲ اﻟﱵ ﻳﻠﺘﺰم ﻓﻴﻬﺎ اﻟﻜﻔﻴﻞُ إﻟﺘﺰاﻣﺎً ﻣﺎﻟﻴﺎ
"Kafalah (jaminan) harta yaitu kafil (penjamin) berkewajiban memberikan jaminan dalam
bentuk harta."
Pendapat Ibnu Qudamah dalam al-Mughni, juz IV, hlm 342, bahwa penundaan pembayaran
kewajiban dapat menimbulkan kerugian (dharar) dan karenanya harus dihindarkan; ia
menyatakan:
ﻓﺈن ﻛﺎن ِﳏ ﱡﻞ اﻟ ﱠﺪﻳْ ِﻦ ﻗﺒﻞ ِﳏ ﱢﻞ: ﻣﻦ ﻋﻠﻴﻪ اﻟ ﱠﺪﻳْ ُﻦ إذا أراد اﻟﺴﻔﺮ أو أراد ﻏﺮﳝُْﻪ ﻣْﻨـﻌَﻪ ﻧﻈﺮﻧﺎ
ﻗﺪوﻣﻪ ﻣﻦ اﻟﺴﻔﺮ ﻣﺜﻞ أن ﻳﻜﻮن ﺳﻔﺮُﻩ إﱃ اﳊﺞ ﻻ ﻳﻘﻮم إﻻ ﰲ ﺳﻔﺮ ودﻳﻨُﻪ ِﳛ ﱡﻞ ﰲ اﻟـ ُﻤ َﺤﺮﱠم
ﻓﺈن أﻗﺎم, ﻷن ﻋﻠﻴﻪ ﺿﺮراً ﰲ ﺗﺄﺧﲑ ﺣﻘﻪ ﻋﻨﺪ ِﳏﻠﱢﻪ, ﻓﻠﻪ ﻣﻨﻌﻪ ﻣﻦ اﻟﺴﻔﺮ,أو ذي اﳊﺠﺔ
ﻷن اﻟﻀﺮر ﻳﺰول ﺑﺬﻟﻚ, ﻓﻠﻪ اﻟﺴﻔﺮ,ِﻲ ﺑﺎﻟ ﱠﺪﻳْ ِﻦ ﻋﻨﺪ ا ِﶈﻞﱢ
ْ ﺿﻤﻴﻨﺎ أو دﻓﻊ رﻫﻨﺎً ﻳَﻔ
"Jika orang berhutang (debitur) bermaksud melakukan perjalanan, atau jika pihak
berpiutang (kreditur) bermaksud melarang debitur (melakukan perjalanan), perlu kita
perhatikan sebagai berikut. Apabila jatuh tempo hutang ternyata sebelum masa
kedatangannya dari perjalanan --misalnya, perjalanan untuk berhaji di mana debitur masih
dalam perjalanan haji sedangkan jatuh tempo hutang pada bulan Muharram atau
Dzulhijjah-- maka kreditur boleh melarangnya melakukan perjalanan. Hal ini karena ia
(kreditur) akan menderita kerugian (dharar) akibat keterlambatan (memperoleh) haknya
pada saat jatuh tempo. Akan tetapi, apabila debitur menunjuk penjamin atau menyerahkan
jaminan (qadai) yang cukup untuk membayar hutangnya pada saat jatuh tempo, ia boleh
melakukan perjalanan tersebut, karena dengan demikian, kerugian kreditur dapat
dihindarkan."
Pendapat Wahbah al-Zuhaili, Nazariyah al-Dhaman, Damsyiq: Dar al-Fikr, 1998:
(87) : ﻫﻮ ﺗَـ ْﻐ ِﻄﻴَﺔُ اﻟﻀﺮر اﻟﻮاﻗﻊ ﺑﺎﻟﺘﱠـ َﻌ ﱢﺪ ْي أو اﳋﻄِﺄ: اﻟﺘﻌﻮﻳﺾ
أو َﺟْﺒـُﺮ... ﻛﺈﺻﻼح اﳊﺎﺋﻂ,ً ﻫﻮ إزاﻟﺔ اﻟﻀﺮر َﻋﻴْﻨﺎ: اﻷﺻﻞ اﻟﻌﺎم ﰲ اﻟﻀﻤﺎن أو اﻟﺘﻌﻮﻳﺾ
ﻓﺈن ﺗﻌﺬر ذﻟﻚ,َﻒ وإﻋﺎدﺗﻪ ﺻﺤﻴﺤﺎ ﻛﻤﺎ ﻛﺎن ﻋﻨﺪ اﻹﻣﻜﻦ ﻛﺈﻋﺎدة اﳌﺴﻜﻮر ﺿﺤﻴﺤﺎ ِ اﳌُْﺘـﻠ
(93) ي وﺟﺐ اﻟﺘﻌﻮﻳﺾ اﳌِﺜْﻠِ ﱡﻲ أو اﻟﻨﱠـ ْﻘ ِﺪ ﱡ
وأﻣﺎ ﺿﻴﺎع اﳌﺼﺎﱀ واﳋَﺴَﺎ َرةُ اﳌﻨﺘﻈﺮةُ ﻏﲑ اﳌﺆﻛّﺪة )أو اﳌُ ْﺴﺘَـ ْﻘﺒَـﻠَﺔُ( أو اﻷﺿﺮار اﻷدﺑﻴﺔ أو
ﻷن ﳏﻞ اﻟﺘﻌﻮﻳﺾ ﻫﻮ اﳌﺎل اﳌﻮﺟﻮد اﶈﻘﻖ,اﳌﻌﻨﻮﻳﺔ ﻓﻼ ﻳﻌﻮﱠض ﻋﻨﻬﺎ ﰲ أﺻﻞ اﳊﻜﻢ اﻟﻔﻘﻬﻲ
(96) ﻓﻌﻼ واﳌُﺘَـ َﻘ ﱠﻮُم ﺷﺮﻋﺎ
"Ta'widh (ganti rugi) adalah menutup kerugian yang terjadi akibat pelanggaran atau
kekeliruan" (h. 87).
"Ketentuan umum yang berlaku pada ganti rugi dapat berupa:
(i) menutup kerugian dalam bentuk benda (dharar, bahaya), seperti memperbaiki dinding...
(ii) memperbaiki benda yang dirusak menjadi utuh kembali seperti semula selama dimungkinkan,
seperti mengembalikan benda yang dipecahkan menjadi utuh kembali. Apabila hal tersebut
sulit dilakukan, maka wajib menggantinya dengan benda yang sama (sejenis) atau dengan
uang" (h. 93).
Sementara itu, hilangnya keuntungan dan terjadinya kerugian yang belum pasti di masa akan
datang atau kerugian immateriil, maka menurut ketentuan hukum fiqh hal tersebut tidak
dapat diganti (dimintakan ganti rugi). Hal itu karena obyek ganti rugi adalah harta yang ada
dan konkret serta berharga (diijinkan syariat untuk memanfaatkannya" (h. 96).
Pendapat 'Abd al-Hamid Mahmud al-Ba'li, Mafahim Asasiyyah fi al-Bunuk al-Islamiyah, al-
Qahirah: al-Ma'had al-`Alami li-al-Fikr al-Islami, 1996:
وﻛﺎن اﻟﻀﺮر,ﺿﻤﺎن اﳌﻄﻞ ﻣﺪارﻩ ﻋﻠﻰ اﻟﻀﺮر اﳊﺎﺻﻞ ﻓﻌﻼ ﻣﻦ ﺟﺮاء اﻟﺘﺄﺧﲑ ﰲ اﻟﺴﱠﺪاد
(115) ﻧﺘﻴﺠﺔً ﻃﺒﻴﻌﻴﺔً ﻟﻌﺪم اﻟﺴﺪاد
"Ganti rugi karena penundaan pembayaran oleh orang yang mampu didasarkan pada
kerugian yang terjadi secara riil akibat penundaan pembayaran dan kerugian itu merupakan
akibat logis dari keterlambatan pembayaran tersebut."
Pendapat ulama yang membolehkan ta'widh sebagaimana dikutip oleh 'Isham Anas al-Zaftawi,
Hukm al-Gharamah al-Maliyah fi al-Fiqh al-Islami, al-Qahirah: al-Ma'had al `Alami li-al-
Fikr al-Islami, 1997:
وﻣﻌﺎﻗﺒﺔُ اﳌَ ِﺪﻳْﻦ اﳌﻤﺎﻃﻞ ﻻ ﺗﻔﻴﺪ, وﻻ إزاﻟﺔ إﻻ ﺑﺎﻟﺘﻌﻮﻳﺾ,اﻟﻀﺮر ﻳﺰال ﺣﺴﺐ ﻗﻮاﻋﺪ اﻟﺸﺮﻳﻌﺔ
.َاﻟﺪﱠاﺋِ َﻦ اﳌﻀﺮور
وﻫﻮ أن اﻟﻐﺎﺻﺐ ﻳﻀﻤﻦ ﻣﻨﺎﻓ َﻊ, وﻳﻨﺒﻐﻲ أن ﻳﺄﺧﺬ ﺣﻜﻤﻪ,اﻟﻐﺼﺐ
َ ﺗﺄﺧﲑ أداء اﳊﻖ ﻳﺸﺒﻪ
(16-15) إﱃ ﺟﻨْﺐ ﺿﻤﺎﻧﻪ ﻗﻴﻤﺔ اﳌﻐﺼﻮب ﻟﻮ ﻫﻠﻚ,اﳌﻐﺼﻮب ﻣ ﱠﺪةَ اﻟﻐﺼﺐ ﻋﻨﺪ اﳉﻤﻬﻮر
ِ
"Kerugian harus dihilangkan berdasarkan kaidah syari'ah dan kerugian itu tidak akan hilang
kecuali jika diganti; sedangkan penjatuhan sanksi atas debitur mampu yang menunda-nunda
pembayaran tidak akan memberikan manfaaat bagi kreditur yang dirugikan. Penundaan
pembayaran hak sama dengan ghashab; karena itu, seyogyanya stastus hukumnya pun sama,
yaitu bahwa pelaku ghashab bertanggung jawab atas manfaat benda yang di-ghasab selama
masa ghashab, menurut mayoritas ulama, di samping ia pun harus menanggung harga
(nilai) barang tersebut bila rusak."
ﻳﺄﻳﻬﺎ اﻟﺬﻳﻦ أﻣﻨﻮا أﻃﻴﻌﻮا اﷲ وأﻃﻴﻌﻮا اﻟﺮﺳﻮل وأوﱃ اﻷﻣﺮ ﻣﻨﻜﻢ ﻓﺈن ﺗﻨﺎزﻋﺘﻢ ﰲ
ﺷﻴﺊ ﻓﺮدوﻩ إﱃ اﷲ واﻟﺮﺳﻮل إن ﻛﻨﺘﻢ ﺗﺆﻣﻨﻮن ﺑﺎﷲ واﻟﻴﻮم اﻷﺧﺮذﻟﻚ ﺧﲑوأﺣﺴﻦ ﺗﺄوﻳﻼ
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya) dan ulil amri di antara
kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikannlah
kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnah Nya), jika kamu benar-benar beriman kepada
Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
Al Qur’an Surat Shaad ayat 26 :
ﻳﺎ داود إﻧﺎ ﺟﻌﻠﻨﺎ ﺧﻠﻴﻔﺔ ﰲ اﻷرض ﻓﺎﺣﻜﻢ ﺑﲔ اﻟﻨﺎس ﺑﺎﳊﻖ وﻻ ﺗﺘﺒﻊ اﳍﻮى
Hai Dawud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu sebagai khalifah (penguasa) di bumi,
maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan benar dan janganlah kamu
mengikuti hawa nafsu.
Al Qur’an Surat Al Maidah ayat 49 :
وأن اﺣﻜﻢ ﺑﻴﻨﻬﻢ ﲟﺎ أﻧﺰل اﷲ إﻟﻴﻚ
Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan
Allah kepadamu.
Al Qur’an Surat An Nisa’ ayat 65 :
ﻓﻼ ورﺑﻚ ﻻ ﻳﺆﻣﻨﻮن ﺣﱴ ﳛﻜﻤﻮك ﻓﻴﻤﺎ ﺷﺠﺮ ﺑﻴﻨﻬﻢ
Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman, hingga mereka menjadikan
kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan.
Hadits Rasulullah Muhammad saw. :
إذا اﺟﺘﻬﺪ اﳊﺎﻛﻢ ﻓﺄﺻﺎب ﻓﻠﻪ أﺟﺮان وإذا اﺟﺘﻬﺪ ﻓﺄﺧﻄﺄ ﻓﻠﻪ أﺟﺮ واﺣﺪ )رواﻩ اﻟﺒﺨﺎري
(وﻣﺴﻠﻢ
Apabila hakim melakukan ijtihad dan ternyata ijtihadnya benar, maka ia memperoleh dua
pahala, dan apabila berijtihad dan ternyata ijtihadnya keliru, maka ia akan memperoleh satu
pahala.
Hadits Rasulullah Muhammad saw. :
اﻟﻘﻀﺎة ﺛﻼﺛﺔ إﺛﻨﺎن ﰱ اﻟﻨﺎر وواﺣﺪ ﰱ اﳉﻨﺔ رﺟﻞ ﻋﺮف اﳊﻖ ﻓﻘﻀﻰ ﺑﻪ ﻓﻬﻮ ﰱ اﳉﻨﺔ ورﺟﻞ
ﻋﺮف اﳊﻖ ﻓﻠﻢ ﻳﻘﻀﻰ ﺑﻪ وﺟﺎر ﰱ اﳊﻜﻢ ﻓﻬﻮ ﰱ اﻟﻨﺎر ورﺟﻞ ﱂ ﻳﻌﺮف اﳊﻖ ﻓﻘﻀﻰ ﻟﻠﻨﺎس
(ﻋﻠﻰ ﺟﻬﻞ ﻓﻬﻮ ﰱ اﻟﻨﺎر )رواﻩ اﻷرﺑﻌﺔ وﺻﺤﺤﻪ اﳊﺎﻛﻢ
Hakim itu ada tiga macam, dua akan masuk neraka dan satu akan masuk neraka. Hakim
yang memahami kebenaran, lalu ia menghukumi berdasarkan kebenaran itu, maka ia akan
masuk ke surga. Hakim yang memahami kebenaran namun tidak menghukumi dengan
kebenaran itu dan sengaja menyimpang dalam memutus perkara ia akan masuk neraka.
Hakim yang tidak memahami kebenaran dan ia menghukumi manusia atas kebodohannya ia
akan masuk neraka.
Hadits Rasulullah Muhammad saw. :
(ﻣﻦ ﺟﻌﻞ ﻗﺎﺿﻴﺎ ﺑﲔ اﻟﻨﺎس ﻓﻘﺪ ذﺑﺢ ﺑﻐﲑ ﺳﻜﲔ )رواﻩ اﳋﻤﺴﺔإﻻﻟﻨﺴﺎﺋﻰ
Barang siapa yang dijadikan hakim di antara manusia, sesungguhnya dia telah disembelih
tanpa (menggunakan) pisau.
Hadits Rasulullah Muhammad saw. :
ﱄ وﻟﻌ ّﻞ ﺑﻌﻀﻜﻢ
ّ إﳕّﺎ أﻧﺎ ﺑﺸﺮ ﻣﺜﻠﻜﻢ و إﻧّﻜﻢ ﲣﺘﺼﻤﻮن إ: ﱯ ص م ﻗﺎل
ّ ﻋﻦ أ ّم ﺳﻠﻤﺔ أ ّن اﻟﻨ
ﻓﻤﻦ ﻗﻀﻴﺖ اﻩ ﻣﻦ ﺣ ّﻖ أﺧﻴﻪ, أن ﻳﻜﻮن أﳊﻦ ﲝﺠﺘﻪ ﻣﻦ ﺑﻌﺾ ﻓﺄﻗﻀﻰ ﺑﻨﺤﻮ ﳑّﺎ أﲰﻊ
(ﺷﻴﺌﺎ ﻓﻼ ﻳﺄﺧﺬﻩ ﻓﺈﳕّﺎ أﻗﻄﻊ ﻟﻪ ﻗﻄﻌﺔ ﻣﻦ اﻟﻨﺎر )رواﻩ اﳉﻤﺎﻋﺔ
Dari Ummu Salamah, bahwasanya Nabi saw bersabda, “Sesungguhnya aku hanya seorang
manusia sebagaimana kamu semua, sedang kamu mengajukan perkara kepadaku, padahal
mungkin sebagian kamu lebih tangkas hujjahnya dari pada sebagian yang lain, kemudian
aku memberikan keputusan kepadanya berdasarkan apa yang aku dengar, apabila aku
memberi keputusan dengan memberikan hak saudaranya, maka janganlah kamu
mengambilnya, karena sesungguhnya aku memotongkan baginya sepotong api neraka”.
Kitab Bidayatul Mujtahid juz II halaman 472, Surat Amirul Mu’minin Umar bib
Khaththab kepada Abu Musa Al Asy’ari :
أس ﺑﲔ اﻟﻨﺎس ﰲ ﳎﻠﺴﻚ وﰲ وﺟﻬﻚ وﻗﻀﺎﺋﻚ ﺣﱴ ﻻ ﻳﻄﻤﻊ ﺷﺮﻳﻒ ﰲ ﺣﻴﻔﻚ وﻻ ﻳﻴﺄس
ﺿﻌﻴﻒ ﻣﻦ ﻋﺪﻟﻚ
Persamakanlah manusia di depan majlismu dan dihadapanmu serta di pengadilanmu, agar
para bangsawan tidak thama’ pada kecuranganmu dan orang yang lemah tidak berputus asa
untuk memperoleh keadilan darimu.
وﻻ ﻳﺴﺄل وﺟﻮﺑﺎ أى إذا ﺟﻠﺲ اﳋﺼﻤﺎن ﺑﲔ ﻳﺪي اﻟﻘﺎﺿﻰ ﻻ ﻳﺴﺄل اﳌﺪﻋﻰ ﻋﻠﻴﻪ إﻻ ﺑﻌﺪ
ﻛﻤﺎل أى ﺑﻌﺪ ﻓﺮاغ اﳌﺪﻋﻰ ﻣﻦ اﻟﺪﻋﻮى اﻟﺼﺤﻴﺠﺔ
Jika dua pihak yang bersengketa telah duduk di muka hakim, janganlah tergugat ditanya
kecuali sesudah Penggugat selesai mengajukan gugatannya.
ﻓﺈن وﱄ اﻷﻣﺮ إذا ﺷﺮط ﻋﻠﻰ اﻟﻘﺎﺿﻰ ﻋﺪم اﳊﻜﻢ ﰲ أﻣﺮ ﳐﺼﻮص أﺗﺒﻊ
Sesungguhnya Waliyul amri apabila mensyaratkan atas hakim tidak berwenang menghukumi
suatu perkara tertentu harus ditaati.
وﻳﺸﱰط ﻟﻜﻞ دﻋﻮى أن ﺗﻜﻮن ﻣﻔﺼﻠﺔ ﺑﺄن ﻳﻔﺼﻞ ﻓﻴﻪ اﳌﺪﻋﻰ ﻣﺎ ﻳﺪﻋﻴﻪ
Syarat bagi setiap gugatan harus diajukan secara terperinci, yakni Penggugat harus
memerinci tentang apa yang ia gugat.
Kitab Fiqhus sunnah juz III halaman 327 :
وﻻ ﻳﺜﺒﺖ اﻟﺪﻋﻮى إﻻّ ﺑﺪﻟﻴﻞ ﻳﺴﺘﺒﲔ ﺑﻪ اﳊ ّﻖ وﻳﻈﻬﺮ
Tidak sah gugatan kecuali dengan adanya dalil atau bukti yang jelas tentang hal itu.
وﰲ اﻟﺪﻋﻮى ﺑﻌﻘﺪ ﻣﺎﱄ ﻛﺒﻴﻊ وﻫﺒﺔ ذﻛﺮ ﺻﺤﺘﻪ وﻻ ﲝﺘﺎج إﱃ ﺗﻔﺼﻴﻞ ﻛﻤﺎ ﰱ اﻟﻨﻜﺎح ﻷﻧﻪ
أﺣﻮط ﺣﻜﻤﺎ ﻣﻨﻪ
Gugatan mengenai suatu akad benda misalnya mengenai jual beli atau hibah, disyaratkan
untuk menyebutkan kesahan akad tersebut, tidak diperlukan mengenai rinciannya,
sebagaimana dalam gugatan mengenai pernikahan, karena dalam pernikahan hukumnya
ditentukan dengan lebih berhati-hati.
وﰲ اﻟﺪﻋﻮى ﺑﻌﻘﺎر ذﻛﺮ ﺟﻬﺔ ﳏﻠﻪ وﺣﺪود أرﺑﻌﺔ ﻓﻼ ﻳﻜﻔﻲ ذﻛﺮ ﺛﻼﺛﺔ ﻣﻨﻬﺎ إذا ﱂ ﻳﻌﻠﻢ إﻻ
ﺑﺄرﺑﻌﺔ
Gugatan mengenai benda tetap (tidak bergerak), disyaratkan menyebutkan arah, letak dan
batas-batasnya pada empat arahnya, menyebutkan hanya pada tiga arah saja tidaklah cukup
apabila tidak diketahui keempatnya.
C. Gugatan Rekonvensi.
إذا ﺗﺪاﻋﻴﺎ ﰲ ﻳﺪ أﺣﺪﳘﺎ ﻓﺎﻟﻘﻮل ﻗﻮل ﺻﺎﺣﺐ اﻟﻴﺪ وإن ﻛﺎن ﰲ أﻳﺪﻳﻬﻤﺎ ﲢﺎﻟﻔﺎ زﳚﻌﻞ ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ
Apabila dua orang saling menggugat mengenai pemilikan suatu benda, maka yang
dimenangkan adalah yang menguasai barang itu. Apabila keduanya bersumpah, maka
barang itu ditetapkan untuk keduanya.
وﻟﻮ ادﻋﻰ ﺧﺼﻤﻪ ﻣﺴﻘﻄﺎ ﻟﻪ ﻛﺄداء ﻟﻪ أو إﺑﺮاء ﻋﻨﻪ أو ﺷﺮاﺋﻪ ﻋﻨﻪ ﻓﻴﺤﻠّﻒ ﻋﻠﻰ ﻧﻔﻲ ﻣﺎ
ادﻋﺎﻩ اﳋﺼﻢ ﻻﺣﺘﻤﺎل ﻣﺎ ﻳﺪﻋﻴﻪ
Apabila tergugat melakukan gugatan balik terhadap gugurnya gugatan penggugat, misalnya
menggugat sesuatu yang telah dipenuhi atau penggugat telah membebaskannya atau telah
dibeli dari penggugat, maka penggugat diminta untuk bersumpah untuk membuktikan
kebohongan gugatan balik tersebut, karena ada kemungkinan gugatan balik tersebut dapat
diterima.
D. Wakil/Pemberian Kuasa.
Kitab I’anatut Thalibin juz III halaman 84 :
ﺗﺼﺢ وﻛﺎﻟﺔ ﻫﻲ ﺗﻔﻮﻳﺾ ﺳﺨﺺ أﻣﺮﻩ إﱃ أﺧﺮ ﰱ ﻛﻞ ﻋﻘﺪ ﻛﺒﻴﻊ وﻧﻜﺎح وﻫﺒﺔ ورﻫﻦ وﻃﻼق
ﻣﻨﺠﺰ
Seseorang sah (boleh) mewakilkan, yaitu menyerahkan urusannya kepada orang lain dalam
segala urusan ‘akad seperti jual beli, nikah, hibah, gadai dan mengucapkan talak secara
langsung.
Kitab I’anatut Thalibin juz III halaman 84 :
وﻣﺬﻫﺐ. واﻟﺪﻋﻮى واﳉﻮاب وإن ﻛﺮﻩ اﳊﺼﻢ.... ﺗﺼﺢ وﻛﺎﻟﺔ ﰱ ﻛﻞ ﻋﻘﺪ و ﻓﺴﺦ ﻛﺈﻗﺎﻟﺔ ورد ﺑﻌﻴﺐ
اﻹﻣﺎم أﰉ ﺣﻨﻴﻔﺔ رﺿﻰ اﷲ ﻋﻨﻪ اﺷﱰاط رﺿﺎ اﳋﺼﻢ
Sah mewakilkan tentang segala urusan akad (perikatan/perjanjian) dan fasakh (merusak
perjanjian) seperti mengurungkan dan menolak (mengembalikan) karena cacat, dan sah pula
mewakilkan gugatan dan jawaban meskipun pihak lawan tidak suka. Madzhab Imam Abu
Hanifah mensyaratkan adanya keridlaan fihak lawan.
Kitab Fiqhus Sunnah juz II halaman 241 :
وﻣﻦ ﺟﻌﻞ إﱃ اﻣﺮأﺗﻪ أن ﺗﻄﻠﻖ ﻧﻔﺴﻬﺎ ﱂ ﻳﻠﺰﻣﻪ ذﻟﻚ وﻻ ﺗﻜﻮن: ﻗﺎل اﺑﻦ ﺣﺰم
ﻃﺎﻟﻘﺎ ﻃﻠﻘﺖ ﻧﻔﺴﻬﺎ أو ﱂ ﺗﻄﻠﻖ ﻷن اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﺟﻌﻞ اﻟﻄﻼق ﻟﻠﺮﺟﺎل ﻻ ﻟﻠﻨﺴﺎء
Berkata Ibnu Hazm : Barangsiapa menyerahkan kepada isterinya untuk menalak dirinya,
tidaklah tetap hal itu dan tidak jatuh talak, baik si isteri menalak dirinya atau tidak menalak,
karena Allah Ta’ala menetapkan talak itu hak laki-laki/suami bukan perempuan/isteri.
E. Panggilan.
Kitab Ahkamul Qur’an juz III oleh Imam Abi Bakar Ahmad Ar Razy Al Jashshash halaman
329 Bab Luzumil Ijabah liman du’iya ilal hakim :
ﻣﻦ دﻋﻲ إﱃ ﺣﺎﻛﻢ ﻣﻦ ﺣﻜﺎم اﳌﺴﻠﻤﲔ ﻓﻠﻢ ﳚﺐ ﻓﻬﻮ ﻇﺎﱂ ﻻ ﺣﻖ ﻟﻪ
Barangsiapa yang dipanggil oleh Hakim Islam untuk menghadap di persidangan, sedangkan
ia tidak memenuhi panggilan itu, maka ia termasuk orang yang dhalim dan gugurlah haknya.
Kitab Hadits Mu’inul Hukkam halaman 96 :
ﻣﻦ دﻋﻲ إﱃ ﺣﺎﻛﻢ ﻣﻦ ﺣﻜﺎم: وﻋﻦ اﳊﺴﻦ أن اﻟﻨﱯ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﻗﺎل
اﳌﺴﻠﻤﲔ ﻓﻠﻢ ﳚﺐ ﻓﻬﻮ ﻇﺎﱂ ﻻ ﺣﻖ ﻟﻪ
Dari Al Hasan, Sesungguhnya Nabi saw telah bersabda : “Barangsiapa yang dipanggil oleh
Hakim Islam untuk menghadap di persidangan, sedangkan ia tidak memenuhi panggilan itu,
maka ia termasuk orang yang dhalim dan gugurlah haknya”.
Kitab Minhajut thalibin hal 312 :
وإن اﻣﺘﻨﻊ ﻟﻌﺬر ﻛﻤﺮض وﻛّﻞ ﻣﻦ ﳜﺎﺻﻢ ﻋﻨﻪ ﻓﺈن وﺟﺐ ﲢﻠﻴﻔﻪ ﺑﻌﺚ اﻟﻘﺎﺿﻰ إﻟﻴﻪ ﻣﻦ ﳛﻠﻔﻪ
Jika tergugat berhalangan karena sakit, hendaklah diwakilkan mengenai gugatan yang
ditujukan kepadanya. Dan apabila ia bersumpah, maka hakim menirim utusan kepadanya
untuk diambil sumpahnya.
F. Pembuktian dengan surat.
Kitab Bughyatul Mustarsyidin halaman 313 :
ﻟﻴﺲ ﻟﻠﻘﺎﺿﻰ أن ﻳﻘﺒﻞ اﻟﺸﻬﺎدة أو ﳛﻜﻢ ﲟﺠﺮد ﺧﻂ ﻣﻦ ﻏﲑ ﺑﻴﻨﺔ
Hakim tidak boleh menerima kesaksian atau memutuskan hukum dengan berpegang pada
surat semata-mata, tanpa bukti otentik.
إذا ﱂ ﺗﻄﻌﻦ ﻓﻴﻪ اﳌﻨﺴﻮب إﻟﻴﻪ ﺑﻌﺪ ﺗﻘﺪﳝﻪ وإﺧﻄﺎرﻩ ﺑﻪ,ﻓﺎﻹﻗﺮار اﻟﻜﺘﺎﰉ اﳌﻘﺪم ﰲ دﻋﻮى
ﻳﻜﻮن ﺗﺴﻠﻴﻤﺎ
Pengakuan secara tertulis yang diajukan didepan persidangan , jika tidak ada pihak yang
berkeberatan dan dapat diterima menjadi alat bukti.
G. Pembuktian dengan saksi.
Hadits Rasulullah saw. :
اﻟﺒﻴﻨﺔ ﻋﻠﻰ اﳌﺪﻋﻰ واﻟﻴﻤﲔ ﻋﻠﻰ ﻣﻦ أﻧﻜﺮ
Pembuktian dibebankan atas Penggugat, sedangkan sumpah dibebankan atas orang yang
mengingkari gugatan.
وﻣﻌﺮﻓﺔ ﺷﻮاﻫﺪﻩ وﰱ اﻟﻘﺮاﺋﻦ اﳊﺎﻟﻴﺔ,واﳊﺎﻛﻢ اذاﱂ ﻳﻜﻦ ﻓﻘﻴﻪ اﻟﻨﻔﺲ ﻓﯩﺎﻻ ﻣﺎرات ودﻻﺋﻞ اﳊﺎل
اﺿﺎع ﺣﻘﻮﻗﺎ ﻛﺜﲑة ﻋﻠﻰ اﺻﺤﺎﺑـﻬﺎ وﺣﻜﻢ ﲟﺎ ﻳﻌﻠﻢ, ﻛﻔﻘﻪ ﻓﯩﺠﺰ ﺋﻴﺎت وﻛﻠﻴﺎت اﻻﺣﻜﺎم,واﳌﻘﺎﻟﻴﺔ
ﱂ ﻳﻠﺘﻔﺖ اﱃ ﺑﺎﻃﻨﻪ وﻗﺮاﺋﻦ اﺣﻮاﻟﻪ, اﻋﺘﻤﺎدا ﻣﻨﻪ ﻋﻠﻰ ﻧﻮع ﻇﺎﻫﺮ, وﻻ ﻳﺸﻜﻮن ﻓﻴﻪ,اﻟﻨﺎس ﺑﻄﻼﻧﻪ.
Seorang hakim apabila tidak memahami dengan mendalam akan hakekat (materiil) tentang
tanda-tanda (dalam sangkaan hakim) dan dalil-dalil hal (dalil-dalil yang bukan hanya
formalitas), dan mengetahui pula syawahidnya (mengkaitkan dengan peristiwa-peristiwa
lain) dan qorinah-qorinah keadaan yang tersirat dan yang tersurat, seperti memahami betul
hukum yang bersifat khusus dan bersifat umum, maka (hakim yang demikian) akan menyia-
nyiakan (mengikuti yang salah, karena terlalu mudah percaya dengan formalitas) hak-hak
orang banyak dengan mengalahkan pemilik hak tersebut, dan dia akan menghukum dengan
sesuatu yang oleh orang banyak mengetahui bahwa hal itu adalah salah (batal) dan dia tidak
ragu dalam putusannya itu, walaupun hanya berpedoman lahirnya (formalitasnya saja)
tanpa mau tahu pada batinnya atau kebenaran materiilnya tanda-tanda yang tersirat;
وﻻﺗﻨﺲ ﰱ ﻫﺬا اﳌﻮﺿﻮع ﻗﻮل ﻧﱮ اﷲ ﺳﻠﻴﻤﺎن ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﻟﻠﻤﺮأﺗﲔ اﻟﻠﺘﲔ ادﻋﺘﺎ
اﻟﻮﻟﺪ ﻓﺤﻜﻢ ﺑﻪ دود ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﻟﻠﻜﺒﲑى ﻓﻘﺎل ﺳﻠﻴﻤﺎن اﺋﺘﻮﱏ ﺑﺎﻟﺴﻜﲔ ﺷﻘﻪ
ﺑﻴﻨﻜﻤﺎ ﻓﺴﻤﺤﺖ اﻟﻜﱪى ﺑﺬﻟﻚ وﻗﺎﻟﺖ اﻟﺼﻐﺮى ﻻﺗﻔﻌﻞ ﻳﺮﲪﻚ اﷲ ﻫﻮاﺑﻨﻬﺎ ﻓﻘﻀﻰ ﺑﻪ
ﻟﻠﺼﻐﺮى
(Wahai hakim) janganlah engkau lupa dalam kasus yang semacam ini, pada putusannya
Nabi Sulaiman AS. dalam kasusnya dua perempuan yang sama-sama mengakui sebagai ibu
dari seorang anak. Nabi Dawud AS. (ayahnya Nabi Sulaiman) memutuskan, bahwa
(berdasarkan fakta lahir) anak itu untuk wanita yang tua, Maka (ketika hal itu mereka
adukan ke Nabi Sulaiman AS.), maka Nabi Sulaiman meminta sebilah pedang untuk
membelah anak itu menjadi dua agar bisa dibagikan kepada kamu berdua. Maka reaksi dari
wanita yang tua sangat senang dan setuju dengan putusan itu, tetapi reaksi dari perempuan
yang satu yaitu yang muda, mengatakan : Wahai Sulaiman (Yarhamuka Allah) jangan kau
lakukan, anak itu memang anaknya dia (perempuan tua). Maka Nabi Sulaiman AS. pun lalu
memberikan putusan anak itu adalah bagi perempuan yang muda.
J. Pengakuan.
Kitab Fiqhus Sunnah juz III halaman 330 :
ﻓﻠﻮ أﻗّﺮ ﻋﻠﻰ اﻟﻐﲑ ﻓﺈ ّن إﻗﺮارﻩ ﻋﻠﻴﻪ ﻻ ﳚﻮز. واﻹﻗﺮار ﺣﺠﺔ ﻗﺎﺻﺮة ﻻ ﺗﺘﻌﺪى ﻏﲑ اﳌﻘﺮ
ﲞﻼف اﻟﺒﻴﻨﺔ ﻓﺈّ ﺎ ﺣﺠﺔ ﻣﺘﻌﺪﻳﺔ إﱃ اﻟﻐﲑ
Pengakuan merupakan hujjah bagi orang yang mengaku, tidak mengenai orang lainnya. Jika
seseorang membuat pengkuan yang mengenai orang lain, maka pengakuannya atas orang
lain itu tidak boleh bertentangan dengan kesaksian. Sesungguhnya pengakuan itu tidak
mengenai orang lain.
Kitab Bajuri juz II halaman 334 :
ﻓﺈن أﻗﺮ ﲟﺎ أدﻋﻰ ﻋﻠﻴﻪ ﺑﻪ ﻟﺰﻣﻪ ﻣﺎ أﻗﺮ ﺑﻪ وﻻ ﻳﻔﻴﺪﻩ ﺑﻌﺪ ذﻟﻚ رﺟﻮﻋﻪ
Apabila seseorang telah mengakui sesuatu yang didakwakan kepadanya, maka tetaplah
hukum atas sesuatu yang diakuinya itu dan tidak dapat dibenarkan pencabutan tentang
pengakuannya
tersebut .
Kitab I’anatu ath Tholibin, Juz IV, halaman 260 :
.اذا اﻗﺮ اﳌﺪﻋﻰ ﻋﻠﻴﻪ ﺛﺒﺖ اﳊﻖ
Jika tergugat telah mengakui gugatan penggugat, maka kuatlah kebenaran gugatan itu.
Kitab Bajuri juz II halaman 4 :
وﺣﻖ اﻷدﻣﻰ ﻻ ﻳﺼﺢ اﻟﺮﺟﻮع ﻓﻴﻪ ﻋﻦ اﻹﻗﺮار ﺑﻪ
Dan hak manusia apabila telah diikrarkan tidak boleh ditarik kembali.
K. Ingkar.
Kitab I’anatut Thalibin juz IV halaman 50 yang berbunyi :
اﻹﻧﻜﺎر ﺑﻌﺪ اﻹﻗﺮار ﻏﲑ ﻣﻘﺒﻮل
Mengingkari sesuatu sesudah pengakuan itu tidak dapat diterima.
Kitab Mu’inul Hukkam halaman 65 :
ﻣﺎ أﻇﻦ ﻟﻪ ﻋﻨﺪى ﺷﻴﺌﺎ ﰒّ إن ﺻﺮح ﺑﺎﻹﻧﻜﺎر ﻓﺈن: وﻳﺸﱰط ﰲ اﻹﻧﻜﺎر أن ﻳﻜﻮن ﺻﺮﳛﺎ ﻓﻼ ﺑﻘﺒﻞ
اﻟﻘﺎﺿﻰ ﻳﻘﻮل ﻟﻠﻘﺎﺋﻢ أﻟﻚ ﺑﻴﻨﺔ ﻓﺈن أﺗﻰ ﺎ وﻗﺒﻠﻬﺎ ﰎّ اﳊﻜﻢ وإن ﻓﺎل ﻻ ﺑﻴﻨﺔ ﱃ ﻳﻘﻮل ﻟﻚ ﳝﻴﻨﻪ
Disyaratkan dalam ingkar hendaknya secara tegas. Maka tidak diterima ingkar seseorang
yang berkata : “tidak ada sesuatu yanmg disangka penggugat itu padaku” Kemudian jika
ingkar itu telah jelas, kemudian hakim bertanya kepada penggugat, “apakah engkau
mempunyai bukti?” Jika dia mendatangkan bukti dan hakim menerima pembuktian itu, maka
demikianlah keputusan hakim itu. Apabila penggugat berkata “saya tidak mempunyai bukti”
maka hakim berkata keputusan itu berdasarkan sumpah tergugat.
L. Perdamaian.
Al Qur’an Surat Al Hujurat ayat 10 :
إﳕﺎ اﳌﺆﻣﻨﻮن إﺧﻮة ﻓﺄﺻﻠﺤﻮا ﺑﲔ أﺧﻮﻳﻜﻢ واﺗﻘﻮااﷲ ﻟﻌﻠﻜﻢ ﺗﺮﲪﻮن
Sesungguhnya orang-orang mu’min adalah bersaudara, maka itu damaikanlah antara kedua
saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.
Hadits Rasulullah Muhammad saw. dari Amr bin ‘Auf :
اﻟﺼﻠﺢ ﺟﺎﺋﺰ ﺑﲔ اﳌﺴﻠﻤﲔ إﻻ ﺻﻠﺤﺎ ﺣﺮم ﺣﻼﻻ أو أﺣﻞ ﺣﺮاﻣﺎ واﳌﺴﻠﻤﻮن ﻋﻠﻰ ﺷﺮوﻃﻬﻢ إﻻ
ﺷﺮﻃﺎﺣﺮم ﺣﻼﻻ أو أﺣﻞ ﺣﺮاﻣﺎ
Antara kaum Muslimin boleh mengadakan perdamaian, kecuali perdamaian yang
mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram, dan setiap muslim terikat pada
syaratnya (perjanjian yang dibuatnya) masing-masing kecuali syarat mengharamkan yang
halal atau menghalalkan yang haram. Hadits riwayat Turmudzi dan hadits ini
dishahihkannya.
Kitab Fiqhus Sunnah Juz III halaman 306 :
ﻣﱴ ﰎ اﻟﺼﻠﺢ أﺻﺒﺢ ﻋﻘﺪا ﻻزﻣﺎ ﻟﻠﻤﺘﻌﺎﻗﺪﻳﻦ ﻓﻼ ﻳﺼﺢ ﻷﺣﺪﳘﺎ أم ﻳﺴﺘﻘﻞ ﺑﻔﺴﺨﻪ ﺑﺪون رﺿﺎ اﻷﺧﺮ
Apabila ishlah telah sempurna, ishlah itu merupakan perjanjian yang mengikat bagi kedua
belah pihak (orang yang mengadakan perjanjian), maka tidak sah bagi salah satu pihak
untuk melepaskan diri dari perjanjian/kesepakatan dengan membatalkannya tanpa kerelaan
pihak lain.
اﻟﻘﻀﺎء ﻋﻠﻰ ﻏﺎﺋﺐ ﻋﻦ اﻟﺒﻠﺪ وإن ﻛﺎن ﰲ ﻏﲑ ﻋﻤﻠﻪ أو ﻋﻦ ا ﻠﺲ ﺑﺘﻮارى أو ﺗﻌﺰز ﺟﺎﺋﺰ ﰲ
ﻏﲑ ﻋﻘﻮﺑﺔاﷲ ﺗﻌﺎﱃ إن ﻛﺎن ﳌﺪﻋﻰ ﺣﺠﺔ
Mengadili terhadap orang yang ghaib dari daerahnya, walaupun berada di luar wilayah
hukumnya, atau tidak hadir di hadapan Majelis karena orang tersebut bersembunyi atau
membangkang, diperbolehkan, kecuali dalam perkara pidana, jika penggugat mempunyai
bukti.
Kitab Al Anwar juz II halaman 55 :
ﻓﺈن ﺗﻌﺰز ﺑﺘﻌﺰز أو ﺗﻮارى أو ﻏﻴﺒﺔ ﺟﺎز إﺛﺒﺎﺗﻪ ﺑﺎﻟﺒﻴﻨﺔ
Apabila Tergugat ta’azzuz (membangkang) atau bersembunyi atau gha’ib, Hakim boleh
menjatuhkan putusan berdasarkan pembuktian.
Kitab Al Anwar juz II halaman 422 :
إن ﺗﻌﺬر إﺣﻀﺎرﻩ ﻟﺘﻮارﻳﻪ أو ﺗﻌﺰزﻩ ﺟﺎز ﲰﺎع اﻟﺪﻋﻮى واﻟﺒﻴﻨﺔ اﳊﻜﻢ ﻋﻠﻴﻪ
Apabila Tergugat sulit dihadirkan karena ia bersembunyi atau membangkang, Hakim boleh
menjatuhkan putusan dengan (berdasarkan) mendengar gugatan Penggugat.
Qo’idah Fiqhiyah :
اﻟﻀﺮر ﻳﺰال
Kemadlaratan itu harus dihilangkan.
Qo’idah Fiqhiyah :
اﻟﻀﺮورات ﺗﺒﻴﺢ اﶈﻈﻮرات
Kemadlaratan-kemadlaratan itu membolehkan larangan.
Qo’idah Fiqhiyah :
إذا اﺟﺘﻤﻊ اﻟﻀﺮر ﻓﻌﻠﻴﻜﻢ ﺑﺄﺧﻒ اﻟﻀﺮرﻳﻦ
Jika bertemu dua kemadlaratan maka hendaklah engkau pilih yang lebih ringan
madlaratnya.
Qo’idah Fiqhiyah :
اﻟﺒﻴﻨﺔ ﺣﺠﺔ ﻣﺘﻌﺪﻳﺔ واﻹﻗﺮار ﺣﺠﺔ ﻗﺎﺻﺮة
Kesaksian merupakan hujjah yang mengenai orang lain sedangkan pengakuan merupakan
hujjah bagi si pemberi pengakuan sendiri.
Qo’idah Fiqhiyah :
أذا ﺗﻌﺎرض ﻣﻔﺴﺪﺗﺎن روﻋﻲ أﻋﻈﻤﻬﻤﺎ ﺿﺮرا ﺑﺈرﺗﻜﺎب أﺧﻔﻬﻤﺎ
Apabila berhadapan dua mafsadat, maka diperhatikan mana yang lebih besar madlaratnya,
dengan mengerjakan yang lebih kecil madlaratnya.
Qo’idah Fiqhiyah :