Anda di halaman 1dari 77

HUKUM PERKAWINAN.

 Al Qur’an Surat Ar Ruum ayat 21 :

‫وﻣﻦ أﻳﺎﺗﻪ أن ﺧﻠﻖ ﻟﻜﻢ ﻣﻦ أﻧﻔﺴﻜﻢ أزواﺟﺎ ﻟﺘﺴﻜﻨﻮا إﻟﻴﻬﺎ وﺟﻌﻞ ﺑﻴﻨﻜﻢ ﻣﻮدة ورﲪﺔ إن ﰲ‬
‫ذﻟﻚ ﻷﻳﺎت ﻟﻘﻮم ﻳﺘﻔﻜﺮون‬
Dan diantara tanda-tanda kebesaranNya ialah Dia menciptakan untuk isteri-isteri dari
jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan
menjadikan diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.

 Al Qur’an Surat An Nahl ayat 72 :


‫واﷲ ﺟﻌﻞ ﻟﻜﻢ ﻣﻦ أﻧﻔﺴﻜﻢ أزواﺟﺎ وﺟﻌﻞ ﻟﻜﻢ ﻣﻦ أزواﺟﻜﻢ ﺑﻨﲔ وﺣﻔﺪة‬
‫ورزﻗﻜﻢ ﻣﻦ اﻟﻄﻴﺒﺎت‬
Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteridari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari
isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu dan memberimu rizki dari yang baik-baik.

 Al Qur’an Surat An Nuur ayat 32 :


‫وأﻧﻜﺤﻮا اﻷﻳﺎﻣﻰ ﻣﻨﻜﻢ واﻟﺼﺎﳊﲔ ﻣﻦ ﻋﺒﺎدﻛﻢ وإﻣﺎﺋﻜﻢ إن ﻳﻜﻮﻧﻮا ﻓﻘﺮاء ﻳﻐﻨﻬﻢ‬
‫اﷲ ﻣﻦ ﻓﻀﻠﻪ واﷲ واﺳﻊ ﻋﻠﻴﻢ‬
Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak
(berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan
memampukan mereka dengan karunia Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian Nya) lagi
Maha Mengetahui.

 Al Qur’an Surat An Nuur ayat 33 :

‫وﻟﻴﺴﺘﻌﻔﻒ اﻟﺬﻳﻦ ﻻ ﳚﺪون ﻧﻜﺎﺣﺎ ﺣﱴ ﻳﻐﻨﻴﻬﻢ اﷲ ﻣﻦ ﻓﻀﻠﻪ‬


Dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah menjaga kesucian (dirinya) sehingga
Allah memampukan mereka dengan karuniaNya.

 Al Qur’an surat An Nisa ayat 9 :

‫وﻟﻴﺨﺶ اﻟﺬﻳﻦ ﻟﻮ ﺗﺮﻛﻮا ﻣﻦ ﺧﻠﻔﻬﻢ ذرﻳﺔ ﺿﻌﺎﻓﺎ ﺧﺎﻓﻮا ﻋﻠﻴﻬﻢ‬


Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang
mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka.
 Hadits Rasulullah saw. :
‫أن اﻟﻨﱯ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﻗﺎل ﻟﺮﺟﻞ ﺗﺰوج اﻣﺮأة ﻗﺎل أﻧﻈﺮت إﻟﻴﻬﺎ ؟ ﻗﺎل ﻻ‬
(‫إذﻫﺐ ﻓﺎﻧﻈﺮ إﻟﻴﻬﺎ )رواﻩ ﻣﺴﻠﻢ‬
Bahwa Nabi bersabda kepada seorang laki-laki yang akan mengawini seorang perempuan,
“Sudahkah engkau melihat wanita itu ?” Jawabnya :”Belum”. Beliau bersabda
:”Hendaklah engkau melihatnya dulu”.

 Hadits Rasulullah saw. :

‫ﺗﻨﻜﺢ اﳌﺮأة ﻷرﺑﻊ ﳌﺎﳍﺎ وﳊﺴﺒﻬﺎ وﳉﻤﺎﳍﺎ وﻟﺪﻳﻨﻬﺎ ﻓﺎﻇﻔﺮ ﺑﺬات اﻟﺪﻳﻦ ﺗﺮﺑﺖ ﻳﺪاك‬
Perempuan itu dinikahi karena empat perkara. Karena kekayaannya, karena keturunannya,
karena kecantikan dan karena agamanya.Maka ambillah perempuan yang beragama, pasti
engkau berbahagia.

B. Syarat dan Rukun Nikah.

 Al Qur’an Surat An Nisaa ayat 22 :

‫وﻻﺗﻨﻜﺤﻮا ﻣﺎ ﻧﻜﺢ أﺑﺎؤﻛﻢ ﻣﻦ اﻟﻨﺴﺎء إﻻﻣﺎﻗﺪ ﺳﻠﻒ إﻧﻪ ﻛﺎن ﻓﺎﺣﺸﺔ وﺳﺎء ﺳﺒﻴﻼ‬
Dan janganlah kamu kawini wanita-wanita yang telah dikawini oleh ayahmu, terkecuali
pada masa yang telah lampau. Sesungguhnya perbuatan itu amat keji dan dibenci Allah dan
seburuk-buruk jalan.
 Al Qur’an Surat An Nisaa ayat 23 :
‫ﺣﺮﻣﺖ ﻋﻠﻴﻜﻢ أﻣﻬﺎﺗﻜﻢ وﺑﻨﺎﺗﻜﻢ وأﺧﻮاﺗﻜﻢ و ﻋﻤﺎﺗﻜﻢ و ﺧﺎﻻﺗﻜﻢ و ﺑﻨﺎت اﻷخ وﺑﻨﺎت اﻷﺧﺖ و أﻣﻬﺎﺗﻜﻢ اﻟﱵ أرﺿﻌﻨﻜﻢ وأﺧﻮاﺗﻜﻢ ﻣﻦ اﻟﺮﺿﺎﻋﺔ‬
‫وأﻣﻬﺎت ﻧﺴﺎﺋﻜﻢ ورﺑﺎﺋﺒﻜﻢ اﻟﱵ ﰲ ﺣﺠﻮرﻛﻢ ﻣﻦ ﻧﺴﺎﺋﻜﻢ اﻟﱵ دﺧﻠﺘﻢ ﺑـﻬﻦ ﻓﺈن ﱂ ﺗﻜﻮﻧﻮا دﺧﻠﺘﻢ ﺑـﻬﻦ ﻓﻼ ﺟﻨﺎح ﻋﻠﻴﻜﻢ وﺣﻼﺋﻞ أﺑﻨﺎﺋﻜﻢ اﻟﺬﻳﻦ ﻣﻦ‬
‫أﺻﻼﺑﻜﻢ وأن ﲡﻤﻌﻮا ﺑﲔ اﻷﺧﺘﲔ إﻻ ﻣﺎﻗﺪﺳﻠﻒ‬
Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu, anak-anakmu yang perempuan, saudara-
saudaramu yang perempuan,saudara-saudara bapakmu yang perempuan, saudara-saudara
ibumu yang perempuan, anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki,
anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan, ibu-ibumu yang
menyusukan kamu, saudara perempuan sepersusuan, ibu-ibu isterimu (mertua), anak-anak
isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari isteri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu
belum campur dengan isterimu itu (dan sudah kamu ceraikan) maka tidak berdosa kamu
mengawininya, (dan diharamkan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu), dan
menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah
terjadi pada masa lampau. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
 Al Qur’an Surat An Nisaa ayat 24 :
…… ‫واﶈﺼﻨﺎت ﻣﻦ اﻟﻨﺴﺎء‬
….dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami ….........
 Al Qur’an Surat Al Baqarah ayat 230 :
‫ﻓﺈن ﻃﻠﻘﻬﺎ ﻓﻼ ﺗﺤﻞ ﻟﻪ ﻣﻦ ﺑﻌﺪ ﺣﺘﻰ ﺗﻨﻜﺢ زوﺟﺎ ﻏﻴﺮﻩ ﻓﺈن ﻃﻠﻘﻬﺎ ﻓﻼ ﺟﻨﺎح ﻋﻠﻴﻬﻤﺎ أن‬

‫ﻳﱰاﺟﻌﺎ إن ﻇﻦ أن ﻳﻘﻴﻤﺎ ﺣﺪود اﷲ ﻳﺒﻴﻨﻬﺎ ﻟﻘﻮم ﻳﻌﻠﻤﻮن‬


Kemudian jika si suami mentalaknya (sesudah talak yang ke dua), maka perempuan itu tidak
halal baginya hingga dia kawin dengan suami yang lain. Kemudian jika suami yang lain itu
menceraikannya, maka tidak ada dosa bagi keduanya (bekas suami pertama dan isteri) untuk
kawin kembali jika keduanya berpendapat akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah.
Itulah hukum-hukum Allah, diterangkannya kepada kaum yang (mau) mengetahui.
 Kitab Al Iqna’ juz II halaman 123 :

‫أرﻛﺎن اﻟﻨﻜﺎح وﻫﻲ ﺧﻤﺴﺔ ﺻﻴﻐﺔ وزوﺟﺔ وزوخ ووﻟﻲ وﻫﻤﺎ اﻟﻌﺎﻗﺪان وﺷﺎﻫﺪان‬
Rukun nikah itu ada lima yaitu sighat (ijab kabul), calon isteri, calon suami, wali, keduanya
yang melakukan akad nikah dan dua orang saksi.
 Hadits diriwayatkan oleh Daruqutni dari ‘Aisyah r.a. ia berkata, telah bersabda Rasulullah saw.
:
‫ﻻﻧﻜﺎح إﻻ ﺑﻮﱄ وﺷﺎﻫﺪي ﻋﺪول‬
Tidak ada perkawinan kecuali dengan wali dan dua orang saksi yang adil.
 Kitab I’anatut thalibin juz III halaman 280 :

..… ‫وﺷﺮط ﻓﻲ زوﺟﺔ او اﻟﻤﻨﻜﻮﺣﺔ ﺧﻠﻮ ﻣﻦ اﻟﻨﻜﺎح وﻋﺪة ﻣﻦ ﻏﻴﺮ اﻟﺦ‬


Dan syarat calon isteri atau wanita yang dinikahi antara lain tidak dalam ikatan perkawinan
dengan orang lain, tidak dalam ikatan iddah dengan laki-laki lain dan seterusnya . . . .
 Kitab Fiqhussunnah Juz II halaman 29 :

‫اﻟﺮﻛﻦ اﻟﺤﻘﻴﻘﻲ ﻟﻠﺰواج ﻫﻮ رﺿﺎ اﻟﻄﺮﻓﻴﻦ وﺗﻮاﻓﻖ إرادﺗـﻬﻤﺎ ﻓﻲ اﻹرﺗﺒﺎت‬


Pada hakekatnya perkawinan itu didasarkan atas kerelaan dan persetujuan bersama antara
kedua belah pihak (suami-isteri) untuk melangsungkan perkawinan.

 Kitab Al Muhadzdzab Juz II halaman 112 :

‫إذا ﻃﻠﻖ اﻟﺤﺮ إﻣﺮأﺗﻪ ﺛﻼﺛﺎ أوﻃﻠﻖ اﻟﻌﺒﺪ إﻣﺮأﺗﻪ ﻃﻠﻘﺘﻴﻦ ﺣﺮﻣﺖ ﻋﻠﻴﻪ وﻻ ﻳﺤﻞ ﻟـﻪ‬
‫ﻧﻜﺎﺣﺎ ﺣﺘﻰ ﺗﻨﻜﺢ زوﺟﺎ ﻏﻴﺮﻩ وﻳﻄﺆﻫﺎ‬
Apabila seorang yang merdeka menceraikan isterinya dengan talak tiga, atau seorang
hamba menceraikan isterinya dengan talak dua, maka isteri itu haram atasnya dan tidak
halal baginya kawin dengan bekas isteri itu, sehingga ia kawin lagi dengan suami yang lain,
dan suaminya yang kedua itu telah mengumpulinya (jima’) pula.
 Kitab Nailul Authar juz VI halaman 252 :
‫ﻋﻦ ﻋﺜﻤﺎن رﺿﻲ اﷲ ﻋﻨﻪ ﻗﺎل ﻗﺎل رﺳﻮل اﷲ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﻻ ﻳﻨﻜﺢ اﶈﺮم وﻻ ﻳﻨﻜﺢ‬
(‫)رواﻩ ﻣﺴﻠﻢ‬
Dari Utsman ra. Berkata : Rasulullah telah bersabda : Mahram itu tidak boleh menikahi dan
tidak boleh dinikahi. HR Muslim.
 Kitab Al Muhadzdzab juz II halaman 46 :
‫ ﻓﻜﺎن وﺟﻮدﻩ ﻛﻌﺪﻣﻪ‬. ‫ﳚﻮز ﻧﻜﺎح اﳊﺎﻣﻞ ﻣﻦ اﻟﺰﻧﺎ ﻷن ﲪﻠﻬﺎ ﻻ ﻳﻠﺤﻖ ﺑﺄﺣﺪ‬
Boleh menikahi wanita hamil karena zina, karena kehamilannya tidak mulhaq dengan
seseorang. Adanya kehamilan itu seperti tidak ada.
 Kitab Bughyatul Mustarsyidin halaman 201 :
‫ﳚﻮز ﻧﻜﺎح اﳊﺎﻣﻞ ﻣﻦ اﻟﺰﻧﺎ ﺳﻮاء اﻟﺰاﱏ وﻏﲑﻩ ووﻃﺆﻫﺎ ﺣﻴﻨﺌﺬ ﻣﻊ اﻟﻜﺮاﻫﺔ‬
Boleh menikahi wanita hamil karena zina, sama halnya laki-laki yang menzinai atau laki-laki
lain. Dan persetubuhannya itu mengandung keterpaksaan.

 Kitab Subulus Salam juz II halaman 118 :

‫ ﻻ ﺗﻨﻜﺢ اﻷﱘ ﺣﱴ‬: ‫ﻋﻦ أﰉ ﻫﺮﻳﺮة رﺿﻲ اﷲ ﻋﻨﻪ أن رﺳﻮل اﷲ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﻗﺎل‬
‫ﺗﺴﺘﺄﻣﺮ وﻻ ﺗﻨﻜﺢ اﻟﺒﻜﺮ ﺣﱴ ﺗﺴﺘﺄذن ﻗﺎﻟﻮا ﻳﺎ رﺳﻮل اﷲ وﻛﻴﻒ إذ ﺎ ؟ ﻗﺎل أن ﺗﺴﻜﺖ‬
Dari Abi Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw bersabda : “Janda tidak boleh dikawinkan
kecuali sesudah ditanya, dan perawan tidak boleh dikawinkan kecuali sesudah diminta
izinnya”. Para sahabat bertanya : “Ya Rasulullah, bagaimanakah izinnya ?” Beliau
menjawab : “Diamnya, itulah izinnya”.
C. Dispensasi kawin/Izin kawin.
 Al Qur’an Surat Annur ayat 32 :

‫وأﻧﻜﺤﻮا اﻷﻳﺎﻣﻰ ﻣﻨﻜﻢ واﻟﺼﺎﻟﺤﻴﻦ ﻣﻦ ﻋﺒﺎدﻛﻢ وإﻣﺎﺋﻜﻢ إن ﻳﻜﻮﻧﻮا ﻓﻘﺮاء ﻳﻐﻨﻬﻢ اﷲ‬
‫ﻣﻦ ﻓﻀﻠﻪ واﷲ واﺳﻊ ﻋﻠﻴﻢ‬
Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak
(berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan hamba-hamba sahayamu yang
perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnianya. Dan
Allah Maha Luas pemberiannya lagi Maha Mengetahui.
 Hadits Rasulullah saw. (Kitab Subulus Salam juz II halaman 110) :
‫ ﻳﺎ ﻣﻌﺸﺮ‬: ‫ﻋﻦ ﻋﺒﺪ اﷲ ﺑﻦ ﻣﺴﻌﻮد رﺿﻲ اﷲ ﻋﻨﻪ ﻗﺎﻟﻨﺎ رﺳﻮل اﷲ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ‬
‫ﺾ ﻟﻠﺒﺼﺮ وأﺣﺼﻦ ﻟﻠﻔﺮج وﻣﻦ ﱂ‬ ّ ‫اﻟﺸﺒﺎب ﻣﻦ اﺳﺘﻄﺎع ﻣﻨﻜﻢ اﻟﺒﺎءة ﻓﻠﻴﺘﺰوج ﻓﺈن!ه أﻏ‬
(‫ﻳﺴﺘﻄﻊ ﻓﻌﻠﻴﻪ ﺑﺎﻟﺼﻮم ﻓﺈﻧّﻪ ﻟﻪ وﺟﺎء )ﻣﺘﻔﻖ ﻋﻠﻴﻪ‬
Dari Abdullah bin Mas’ud ra ia berkata : “Rasulullah saw telah bersabda kepada kami :
“Hai para pemuda, apabila diantara kamu sekalian telah mampu untuk kawin, hendaklah ia
kawin, sebab kawin itu lebih dapat menutup penglihatan dan menjaga kemaluan, dan barang
siapa atidak mampu, hendaklah ia berpuasa, sebab puasa itu menjadi perisai untuknya”.
(muttafaq ‘alaihi).
D. Pengesahan Nikah.
 Kitab I’anatut thalibin juz IV halaman 254 :
‫وﰱ اﻟﺪﻋﻮى ﺑﻨﻜﺎح ﻋﻠﻰ اﻣﺮأة ذﻛﺮ ﺻﺤﺘﻪ وﺷﺮوﻃﻪ ﻣﻦ ﳓﻮ وﱄ وﺷﺎﻫﺪﻳﻦ ﻋﺪول‬
Dan didalam pengakuan tentang pernikahan dengan seorang wanita, harus dapat
menyebutkan tentang sahnya pernikahan dahulu dan syarat-syaratnya seperti wali dan dua
orang saksi yang adil.
 Kitab Bughyatul Mustarsyidin halaman 298 :

‫ﻓﺈذا ﺷﻬﺪت ﻟﻬﺎ ﺑﻴﻨﺔ ﻋﻠﻰ وﻗﻒ اﻟﺪﻋﻮى ﺛﺒﺘﺖ اﻟﺰوﺟﻴﺔ‬


Maka jika telah ada saksi yang memberikan keterangan bagi seorang perempuan yang sesuai
dengan gugatan, tetaplah hukum atas pernikahannya.
 Kitab I’anatut thalibin juz IV halaman 301 :

‫وﻟﻪ أي ﻟﻠﺸﺨﺺ ﺑﻼﻣﻌﺎرض ﺷﻬﺎدة ﻋﻠﻰ ﻧﻜﺎح ﺑﺘﺴﺎﻣﻊ أي اﺳﺘﻔﺎﺿﺔ ﻣﻦ ﺟﻤﻊ ﻳﺆﻣﻦ‬

‫ﻛﺬ ﻢ ﻟﻜﺜﺮﺗـﻬﻢ‬
Jika tak ada bantahan, seseorang boleh menjadi saksi atas pernikahan berdasarkan
pendengaran dari orang banyak, karena banyaknya orang yang memberitakan akan aman
dari kedustaan.
 Kitab Ushulul Fiqhi Abdul Wahab Khalaf halaman 93 :
‫ﻣﻦ ﻋﺮف ﻓﻼﻧﺔ زوﺟﺔ ﻓﻼن ﺷﻬﺪ ﺑﺎﻟﺰوﺟﻴﺔ ﻣﺎدام ﱂ ﻳﻘﻢ ﻟﻪ دﻟﻴﻞ ﻋﻼ إﻧﺘﻬﺎﺋﻬﺎ‬
Barang siapa mengetahui bahwa seorang wanita itu sebagai isteri seorang laki-laki, maka
dihukumkan masih tetap adanya hubungan suami isteri selama tidak ada bukti tentang
putusnya perkawinan.
 Kitab I’anatut thalibin juz IV halaman 275 :

‫ﻳﺠﺐ ﻋﻠﻰ ﺷﻬﻮد اﻟﻨﻜﺎح ﺿﺒﻂ اﻟﺘﺎرﻳﺦ ﺑﺎﻟﺴﺎﻋﺎت واﻟﻠﺤﻈﺎت‬


Persaksian mengenai pernikahan wajib menyebutkan tentang tanggal, waktu dan tempat
terjadinya pernikahan tersebut.
 Kitab Mughni al Muhtaj juz II

‫وﻳﻘﺒﻞ إﻗﺮار اﻟﺒﺎﻟﻐﺔ اﻟﻌﺎﻗﻠﺔ ﺑﺎﻟﻨﻜﺎح ﻋﻠﻰ ﺟﺪﻳﺪ‬


Diterima pengakuan nikahnya seorang perempuan yang ‘aqil baligh, menurut qaul jadid.
 Kitab Asnal Mathalib juz II halaman 393 :
‫)وﻳﺸﱰط ﰱ( دﻋﻮى )اﻟﻨﻜﺎح( ﺳﻮاء ادﻋﻰ اﺑﺘﺪاءﻩ أو دواﻣﻪ )أن ﻳﻘﻮل ﺗﺰوﺟﺘﻬﺎ ﺑﻮﱄ‬
‫وﺷﺎﻫﺪﻳﻦ وﻳﺼﻔﻬﻢ ﺑﺎﻟﻌﺪاﻟﺔ( وﻳﺼﻒ )اﳌﺮأة ﺑﺎﻟﺮﺿﺎ( ﺑﺎﻟﻨﻜﺎح ﺣﻴﺚ ﺷﺮط رﺿﺎﻫﺎ إن ﻛﺎﻧﺖ‬
‫ﻏﲑ ﳎﱪة‬
Disyaratkan untuk dakwaan nikah, baik permulaan atau kelangsungan nikah, si suami harus
berkata : “Saya nikahi wanita itu dengan wali dan saksi-saksi yang adil”, serta menyebut
pula keredlaan isteri, jika memang harus disyaratkan keredlaannya, jika wanita itu bukan
mujbarah.
E. Izin/ penolakan Poligami.

 Al Qur’an surat An Nisa’ ayat 3 :

‫ﻓﺎﻧﻜﺤﻮا ﻣﺎﻃﺎب ﻟﻜﻢ ﻣﻦ اﻟﻨﺴﺎء ﻣﺜﻨﻰ وﺛﻼث ورﺑﺎع ﻓﺈن ﺧﻔﺘﻢ أن ﻻﺗﻌﺪﻟﻮا ﻓﻮاﺣﺪة‬
Nikahilah olehmu wanita-wanita yang kamu sukai dua, tiga atau empat. Jika kamu takut
tidak dapat berlaku adil, nikahilah satu saja.

 Al Qur’an surat An Nisa ayat 129 :

‫وﻟﻦ ﺗﺴﺘﻄﻴﻌﻮا أن ﺗﻌﺪﻟﻮا ﺑﲔ اﻟﻨﺴﺎء وﻟﻮﺣﺮﺻﺘﻢ ﻓﻼ ﲤﻴﻠﻮا ﻛﻞ اﳌﻴﻞ ﻓﺘﺬروﻫﺎ ﻛﺎﳌﻌﻠﻘﺔ وإن‬
‫ﺗﺼﻠﺤﻮا وﺗﺘﻘﻮا ﻓﺈن اﷲ ﻛﺎن ﻏﻔﻮرا رﺣﻴﻤﺎ‬
Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isteri(mu), walaupun kamu
sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang
kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung. Dan jika kamu mengadakan
perbaikan dan memelihara diri (dari kecurangan), maka swesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.

 Hadits Rasulullah saw. Diriwayat dari Abu Hurairah r.a. :

‫ﻻ ﳚﻤﻊ ﺑﲔ اﳌﺮأة وﻋﻤﺘﻬﺎ وﻻ ﺑﲔ اﳌﺮأة وﺧﺎﻟﺘﻬﺎ‬


Tidak boleh mengumpulkan/ memadu seorang perempuan dengan bibi (saudara perempuan
ayah) dan begitu juga antara permpuan dan bibi (saudara perempuan ibu).

 Kitab Kifayatul Ahkyar juz II halaman 36 :

‫ﻳﺤﺮم ﻋﻠﻰ اﻟﺮﺟﻞ أن ﻳﺠﻤﻊ ﻓﻲ ﻧﻜﺎﺣﻪ ﺑﻴﻦ اﻟﻤﺮأة وأﺧﺘﻬﺎ ﺳﻮاء ﻓﻲ ذﻟﻚ ﻣﻦ اﻷﺑﻮﻳﻦ أو‬

‫ﻣﻦ اﻷب أو ﻣﻦ اﻷم‬


Diharamkan bagi seorang laki-laki mengumpulkan dalam pernikahannya/ poligami anatara
seorang perempuan dengan saudara perempuannya, baik kedua saudara itu seibu sebapak,
sebapak atau seibu saja.
F. Perwalian Nikah dan Wali Adlal.

 Hadits Rasulullah saw riwayat Daruquthny :

‫اﻟﺜﻴﺐ أﺣﻖ ﺑﻨﻔﺴﻬﺎ ﻣﻦ وﻟﻴﻬﺎ واﻟﺒﻜﺮ ﻳﺰوﺟﻬﺎ أﺑﻮﻫﺎ‬


Perempuan janda lebih berhak atas dirinya sendiri dari pada walinya, sedangkan perempuan
gadis, bapaknyalah yang menikahkannya.

 Kitab Al Bajuri Juz II halaman 105 :

‫وأوﱃ اﻟﻮﻻة أي أﺣﻖ اﻷوﻟﻴﺎء ﺑﺎﻟﺘﺰوﻳﺞ اﻷب ﰒ اﳉﺪ أﺑﻮ اﻷب ﰒ اﻷخ ﻟﻸب واﻷم ﰒ اﻷخ‬
‫ﻟﻸب ﰒ إﺑﻦ اﻷخ ﻟﻸب واﻷم ﰒ إﺑﻦ اﻷخ ﻟﻸب ﰒ اﻟﻌﻢ اﻟﺸﻘﻴﻖ ﰒ اﻟﻌﻢ ﻟﻸب ﰒ إﺑﻨﻪ أي‬
‫إﺑﻦ ﻟﻜﻞ ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ وإن ﺳﻔﻞ‬
Yang berhak menjadi wali (untuk mengawinkan) ialah ayah, kemudian kakek kemudian
ayahnya kakek, kemudian saudara laki-laki sekandung,kemudian saudara laki-laki seayah,
kemudian anak laki-laki saudara laki-laki sekandung, kemudian anak laki-laki dari sudara
laki-laki seayah, kemudian paman sekandung, kemudian paman seayah, kemudian anaknya.

 Kitab Kifayatul Akhyar Juz II halaman 33 :

‫ﻓﻼ ﻳﺰوج أﺣﺪ وﻫﻨﺎك ﻣﻦ ﻫﻮ أﻗﺮب ﻣﻨﻪ‬


Seorang wali (yang jauh urutannya) tidak boleh menikahkan jika masih ada wali yang lebih
dekat dari padanya.

 Kitab Qalyubi Juz III halaman 238 :

‫وﻻ ﻳﻨﺘﻘﻞ اﻟﻮﻻﻳﺔ إﱃ اﻷﺑﻌﺪ ﰱ اﻷﺻﺢ ﻟﺒﻘﺎء اﻟﺮﺷﺪ واﻟﻨﻈﺮ‬


Perwalian tidak boleh berpindah dari wali yang dekat kepada wali yang jauh, karena
tetapnya kejujuran dan pandangan wali yang dekat itu.

 Hadits Rasulullah saw. Diriwayatkan oleh Abu Daud, At Turmudzi dan Ibnu Hibban :

‫اﻟﺴﻠﻄﺎن وﱄ ﻣﻦ ﻻ وﱄ ﻟﻪ‬
Sultan (Pemerintah) adalah wali bagi orang yang tidak mempunyai wali.(diriwayatkan oleh
Abu Daud, At Turmudzi dan Ibnu Hibban).

 Kitab I’anatut Thalibin juz III halaman 319 yang berbunyi :


‫وﻟﻮ ﺛﺒﺖ ﺗﻮري اﻟﻮﻟﻲ او ﺗﻌﺰزﻩ زوﺟﻬﺎ اﻟﺤﺎﻛﻢ‬
Jika telah ada penetapan tentang bersembunyi atau tidak pedulinya wali, maka hakim boleh
menikahkan wanita itu.

 Kitab I’anatut Thalibin juz III halaman 319 :

‫واﻟﺘﻌﺰزﻛﺄن ﻳﻘﻮل ﻋﻨﺪ ﻃﻠﺐ اﻟﺘﺰوﻳﺞ ﻣﻨﻪ أزوﺟﻬﺎ ﻏﺪا وﻫﻜﺬا ﻓﻜﻠﻤﺎ ﻳﺴﺌﻞ ﻓﻲ ذﻟﻚ‬

‫ﻳﻮﻋﺪ‬
Yang dimaksud dengan enggan ialah seperti berkata wali ketika diminta untuk mengawinkan,
“besok saya kawinkan”, setiap kali diminta ia selalu menjanji-janjikan.

 Kitab Qalyubi Juz II halaman 225 :

‫وﻻﺑﺪ ﻣﻦ ﺛﺒﻮت اﻟﻌﻀﻞ ﻋﻨﺪ اﳊﺎﻛﻢ ﻟﻴﺰوج ﺑﺄن ﳝﺘﻨﻊ اﻟﻮﱄ ﻣﻦ اﻟﺘﺰوﻳﺞ ﺑﲔ ﻳﺪﻳﻪ ﺑﻌﺪ‬
‫أﻣﺮﻩ ﺑﻪ واﳌﺮأة واﳋﺎﻃﺐ ﺣﺎﺿﺮان‬
Untuk menetapkan adanya sikap adlal wali untuk mengawinkan, hendaklah dengan
penolakan wali tersebut untuk mengawinkan di muka Hakim, setelah Hakim memintanya
untuk itu sedangkan pihak wanita dan pria yang melamarnya hadir dalam sidang tersebut.

 Hadits Rasulullah saw. yang diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah dan
Daruquthni :

‫إن ﺟﺎرﻳﺔ ﺑﻜﺮا أﺗﺖ رﺳﻮل اﷲ ﻓﺬﻛﺮت أن أﺑﺎﻫﺎ زوﺟﻬﺎ وﻫﻲ ﻛﺎرﻫﺔ ﻓﺨﻴﺮﻫﺎ اﻟﻨﺒﻲ‬

‫ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ‬


Sesungguhnya seorang perawan telah mengadukan halnya kepada Rasulullah saw bahwa ia
telah dikawinkan oleh bapaknya dan ia tidak menyukainya. Maka Nabi saw memberi
kesempatan kepada perawan itu untuk meneruskan atau membatalkan perkawinan itu.

 Kitab Tanwirul qulub Juz II halaman 343 :

‫وﻳﺰوج اﳊﺎﻛﻢ أﻳﻀﺎ إذا ﻏﺎب اﻟﻮﱄ ﲟﺴﺎﻓﺔ اﻟﻘﺼﺮ أو ﲝﺒﺲ ﳝﻨﻊ ﻣﻦ اﻟﻮﺻﻮل إﻟﻴﻪ أو ﻫﺮب‬
‫أو إﺣﺮام أو ﺗﻌﺰز ﺑﺄن وﻋﺪ ﻛﻠﻤﺎ ﺧﻮﻃﺐ ﰱ ذﻟﻚ أو ﻣﻨﻊ ﻣﻜﻠﻔﺔ ﺑﻜﻒء‬
Dan, hakimlah yang menikahkan apabila wali nasab pergi sejauh jarak yang dibolehkan
mengqashar shalat, atau wali nasab sedang ditahan (dipenjara) yang tidak dapat didatangi,
atau wali lari, atau ikhram/hajji atau ta’azzuz seperti ia hanya berjanji ketika (si perempuan)
dilamar, atau wali nikah itu menolak wanita yang sudah dewasa dinikah oleh lelaki yang
sekufu’.
G. Hak dan kewajiban suami isteri.

 Al Qur’an surat An Nisa’ ayat 34 :

‫اﻟﺮﺟﺎل ﻗﻮاﻣﻮن ﻋﻠﻰ اﻟﻨﺴﺎء ﲟﺎ ﻓﻀﻞ اﷲ ﺑﻌﻀﻬﻢ ﻋﻠﻰ ﺑﻌﺾ وﲟﺎ أﻧﻔﻘﻮا ﻣﻦ أﻣﻮاﳍﻢ‬
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan
sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-
laki)telah menafkahkan dari sebagian harta mereka.

 Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 228 :

‫وﻟﻬﻦ ﻣﺜﻞ اﻟﺬي ﻋﻠﻴﻬﻦ ﺑﺎﻟﻤﻌﺮوف‬


Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang
makruf.

 Al Qur’an surat An Nisa’ ayat 19 :

‫وﻋﺎﺷﺮوﻫﻦ ﺑﺎﻟﻤﻌﺮوف ﻓﺈن ﻛﺮﻫﺘﻤﻮﻫﻦ ﻓﻌﺴﻰ أن ﺗﻜﺮﻫﻮا ﺷﻴﺌﺎ وﻳﺠﻌﻞ اﷲ ﻓﻴﻪ‬

‫ﺧﲑا ﻛﺜﲑا‬
Dan pergaulilah mereka (isteri-isterimu) secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai
mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah
menjadikan padanya kebaikan yang banyak.

 Al Qur’an surat Asy Syuraa ayat 38 :

‫وأﻣﺮﻫﻢ ﺷﻮرى ﺑﻴﻨﻬﻢ‬


Urusan mereka diputuskan dengan musyawarah diantara mereka

 Hadits Rasulullah saw :

‫ﻓﺎﺗﻘﻮا اﷲ ﰱ اﻟﻨﺴﺎء ﻓﺈﻧﻜﻢ أﺧﺬﺗـﻤﻮﻫﻦ ﺑﺄﻣﺎﻧﺔ اﷲ …… إﱃ ﻗﻮﻟﻪ … وﳍﻦ ﻋﻠﻴﻜﻢ رزﻗﻬﻦ وﻛﺴﻮﺗـﻬﻦ ﺑﺎﳌﻌﺮوف‬
Takutlah kamu kepada Allah tentang isterimu, karena engkau mengambil dia dengan amanat
Allah …… s/d …… kamu wajib memberi nafkah dan pakaian kepadanya secara baik.

 Hadits Rasulullah saw :

‫ وﺧﻴﺎرﻛﻢ ﺧﻴﺎرﻛﻢ ﻟﻨﺴﺎﺋﻬﻢ‬,‫أﻛﻤﻞ اﳌﺆﻣﻨﲔ إﻳـﻤﺎﻧﺎ أﺣﺴﻨﻬﻢ ﺧﻠﻘﺎ‬


Sempurnanya iman seorang mukmin itu terletak pada bagusnya akhlak mereka. Dan orang
yang terpilih diantaramu tergantung pada pilihan isterinya.
 Kitab Bughyatul mustarsyidin halaman 215 :

‫اﻟﺤﻘﻮق اﻟﻮاﺟﺒﺔ ﻟﻠﺰوج ﻋﻠﻰ زوﺟﺘﻪ أرﺑﻌﺔ ﻃﺎﻋﺘﻪ و ﻣﻌﺎﺷﺮﺗﻪ ﺑﺎﻟﻤﻌﺮوف و ﺗﺴﻠﻴﻢ‬
‫ واﻟﻮﺟﺒﺔ ﻟﻬﺎ ﻋﻠﻴﻪ أرﺑﻌﺔ أﻳﻀﺎ وﻣﻌﺎﺷﺮﺗﻬﺎ ﺑﺎﻟﻤﻌﺮوف‬. ‫ﻧﻔﺴﻬﺎ إﻟﻴﻪ وﻣﻼزﻣﺔ اﻟﻤﺴﻜﻦ‬
‫وﻣﺆﻧـﻬﺎ واﻟﻤﻬﺮ واﻟﻘﺴﻢ‬
Hak-hak bagi suami yang merupakan kewajiban atas isteri itu ada empat yaitu taatnya isteri,
sikap yang baik dari isteri, penyerahan diri si isteri dan menempati tempat yang disediakan
suami. Demikian pula kewajiban atas suami yang menjadi hak isteri ada empat yaitu sikap
yang baik dari suami, nafkah kepada isteri, mahar dan giliran ( jika poligami).
H. Cerai talak/ cerai gugat/ ta’lik talak.

 Al Qur’an Surat Al Baqarah ayat 227 :

‫وإن ﻋﺰﻣﻮا اﻟﻄﻼق ﻓﺈن اﷲ ﺳﻤﻴﻊ ﻋﻠﻴﻢ‬


Dan jika mereka ber’azam (bertetap hati untuk) talak, maka sesungguhnya Allah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui.

 Al Qur’an Surat Al Baqarah ayat 229 :

‫اﻟﻄﻼق ﻣﺮﺗﺎن ﻓﺈﻣﺴﺎك ﺑﻤﻌﺮوف أو ﺗﺴﺮﻳﺢ ﺑﺈﺣﺴﺎن‬


Talak (yang dapat dirujuk) itu dua kali, setelah itu boleh rujuk lagi atau menceraikan dengan
cara yang baik.

 Al Qur’an Surat An Nisa ayat 130 :

‫وإن ﻳﺘﻔﺮﻗﺎ ﻳﻐﻦ اﷲ ﻛﻼ ﻣﻦ ﺳﻌﺘﻪ وﻛﺎن اﷲ واﺳﻌﺎ ﺣﻜﻴﻤﺎ‬


Jika keduanya bercerai maka Allah akan memberi kecukupan kepada masing-masingnya dari
limpahan karunianya. Dan adalah Allah Maha Luas (karunia Nya) lagi Maha Bijaksana.
 Al-Qur’an surat An Nisa’ ayat 34 :
‫ﻓﺈن أﻃﻌﻨﻜﻢ ﻓﻼ‬
‫ﺗﺒﻐﻮا ﻋﻠﻴﻬﻦ ﺳﺒﻴﻼ‬
‫إن اﷲ ﻛﺎن ﻋﻠﻴﺎ‬
‫ﻛﺒﲑا‬
Maka jika isteri-isteri itu telah taat kepadamu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan
kesalahan mereka, sesungguhnya Allah Maha Tinggi dan Maha Besar
 Sabda Rasulullah dalam Kitab Al Bajuri Juz II halaman 145 :

‫اﻟﻄﻼق ﺑﺎﻟﺮﺟﻞ واﻟﻌﺪة ﺑﺎﻟﻨﺴﺎء‬


Talak itu di tangan laki-laki (suami) dan ‘iddah itu di pihak perempuan.

 Kitab Ath Thalaq minasy Syariatil Islamiyah wal Qanun, halaman 40:

‫إن ﺳﺒﺒﻪ اﳊﺎﺟﺔ إﱃ اﳋﻼص ﻋﻨﺪ ﺗﺒﺎﻳﻦ اﻷﺧﻼق وﻋﺮوض اﻟﺒﻐﻀﺎء اﳌﻮﺟﺒﺔ ﻋﺪم إﻗﺎﻣﺔ ﺣﺪود اﷲ‬
Sesungguhnya sebab diperbolehkannya melakukan perceraian adalah adanya kehendak
untuk melepaskan ikatan perkawinan ketika terjadi pertengkaran akhlaq dan timbulnya rasa
benci antara suami isteri yang mengakibatkan tidak adanya kesanggupan untuk menegakkan
hukum Allah.

 Kitab Fiqhus Sunnah juz II halaman 208 :

‫…… وإﳕﺎ ﻛﺎن ﺣﺮاﻣﺎ ﻷﻧﻪ ﺿﺮر ﺑﻨﻔﺲ اﻟﺰوج وﺿﺮر ﺑﺰوﺟﺘﻪ وإﻋﺪام ﻟﻠﻤﺼﻠﺤﺔ اﳊﺎﺻﻠﺔ‬
‫ﳍﻤﺎ ﻣﻦ ﻏﲑ ﺣﺠﺔ إﻟﻴﻪ‬
……… Talak itu hukumnya haram, jika akan mendatangkan madlarat bagi suami sendiri dan
madlarat bagi isterinya, karena akan meniadakan kemaslahatan yang dihasilkan bagi
keduanya, tanpa adanya kebutuhan yang mendesak terhadap talak itu.

 Kitab I’anatut Thalibin juz IV halaman 1 :

‫ﻃﻼق اﳌﻨﺪوب ﻛﺄن ﻳﻌﺠﺰ ﻋﻦ اﻟﻘﻴﺎم ﲝﻘﻮﻗﻬﺎ وﻟﻮ ﺑﻌﺪم اﳌﻴﻞ إﻟﻴﻬﺎ أو ﺗﻜﻮن ﻏﲑ‬
‫ﻋﻔﻴﻔﺔ ﻣﺎ ﱂ ﳜﺶ اﻟﻔﺠﻮر أو ﺳﻴﺌﺔ اﳋﻠﻖ‬
Talak sunnah, seperti jika suami tidak sanggup memenuhi hak-hak isterinya, walaupun
dengan tidak adanya kecenderungan kepada si siteri, atau isteri tidak dapat menjaga diri,
tidak takut berbuat dosa atau berakhlak jelek.

 Kitab Syarqawi alat tahrir juz II halaman 302 :

‫وﻣﻦ ﻋﻠﻖ ﻃﻼﻗﺎ ﺑﺼﻔﺔ وﻗﻊ ﺑﻮﺟﻮدﻫﺎ ﻋﻤﻼ ﺑﻤﻘﺘﻀﻰ اﻟﻠﻔﻆ‬


Barang siapa menggantungkan talak dengan suatu sifat, jatuhlah talak tersebut dengan
terwujudnya sifat yang digantungkan menurut dhahirnya ucapan.

 Kitab Kifayatul Akhyar halaman 104 :

‫ﻓﻠﻮﻛﺎن اﻟﻄﻼق رﺟﻌﻴﺎ ﰒ راﺟﻌﻬﺎ ﰒ وﺟﺪت اﻟﺼﻔﺔ ﻃﻼﻗﺖ ﺑﻼﺧﻼف ﻷﻧﻪ ﻟﻴﺲ‬
‫ﻧﻜﺎﺣﺎ ﳎﺪدا وﱂ ﲢﺪث ﺣﺎﻟﺔ ﲤﻨﻊ وﻗﻮع اﻟﻄﻼق‬
Jika talak itu adalah talak raj’i, kemudian suami merujuk isterinya, kemudian didapati sifat
(yang dita’liqkan) maka jatuhlah talak itu, tidak ada khilaf, karena rujuk itu bukanlah nikah
baru dan tidak terjadi hal baru yang mencegah jatuhnya talak.

 Kitab Tuhfah juz VIII halaman 118 :

‫ﺑﺨﻼف ﻣﺎ إذا أﻃﻠﻖ أو ﻗﺼﺪ اﻟﺘﻌﻠﻴﻖ ﺑﻤﺠﺮد ﺻﻮرة اﻟﻔﻌﻞ ﻓﺈﻧﻪ ﻳﻘﻊ ﻣﻄﻠﻘﺎ‬
Kecuali jika ta’liq talak itu diikrarkan oleh suami dengan mutlak atau dengan melulu atas
terjadinya suatu perbuatan, maka jatuhlah talaknya dengan mutlak.

 Kitab Fatawa Kubra juz III halaman 227 :

‫ﻓﻴﻘﻊ اﻟﻄﻼق ﻣﻄﻠﻘﺎ ﻟﻮﺟﻮد ﺻﻔﺎت اﻟﻄﻼق اﻟﻤﻌﻠﻖ‬


Maka jatuhlah talak dengan mutlak karena telah terwujudnya sifat talak yang digantungkan.

 Kitab Bughyatul mustarsyidin halaman 222 :

‫ﻋﻠﻖ اﻟﻄﻼق ﺑﻐﻴﺒﺘﻪ ﻋﻦ ﺑﻠﺪﻩ أو ﲜﻠﻮﺳﻪ ﻣﻦ ﻣﻮﺿﻊ ﻛﺬا ﺛﻼث ﺳﻨﲔ وإﻋﻄﺎء أو‬
‫ﺿﻤﺎن ﻓﻼن ﻟﻪ ﻓﺮﺷﺎ ﻣﺜﻼ ﻓﻼﺑﺪ ﻣﻦ وﺟﻮد اﻟﻐﻴﺒﺔ اﳌﺬﻛﻮر واﻹﻋﻄﺎء وﻳﻘﻊ ﺑﺎﺋﻨﺎ‬
Apabila seseorang menggantungkan talaknya dengan kepergiannya atau dengan tinggal di
suatu tempat selama tiga tahun, atau dengan jaminan dari seseorang sebanyak .....
umpamanya, maka dengan adanya kepergian yang disebutkan atau pemberian yang
dimaksud, jatuhlah talaknya.

 Kitab Bughyatul mustarsyidin halaman 231 :

‫وﻻ ﻃﺮﻳﻖ ﻟﻠﺮﺟﻮع ﻋﻦ اﻟﻄﻼق اﳌﻌﻠﻖ ﺑﻞ ﻳﻘﻊ ﻋﻨﺪ وﺟﻮد اﻟﺼﻔﺔ‬


Dan tidak ada jalan untuk mencabut kembali talak yang digantungkan, bahkan jatuh talak itu
bila ada shifat yang digantungkan.

 Hadits riwayat At Turmudzi :

‫اﻟﻤﺴﻠﻤﻮن ﻋﻠﻰ ﺷﺮوﻃﻬﻢ إﻻ ﺷﺮﻃﺎ أﺣﻞ ﺣﺮاﻣﺎ أو ﺣﺮم ﺣﻼﻻ‬


Orang Muslim itu terikat dengan janjinya/syaratnya, kecuali janji/ syarat menghalalkan yang
haram atau mengharamkan yang halal.

 Kitab Qurratul ‘aini halaman 134 :


‫إن ﺗﺮك وﻃﺄﻫﺎ ﺿﺮارا إﻟﻰ ﻗﻮﻟﻪ ﻓﺮﻓﻌﺖ أﻣﺮﻫﺎ ﻟﻠﺤﺎﻛﻢ ﻟﺘﻀﺮرﻫﺎ ﺑﺘﺮك اﻟﻮطء ﻓﻠﻪ أن‬

‫ﻳﻄﻠﻖ ﻋﻠﻴﻪ ﺑﺎﻹﺟﺘﻬﺎد‬


Apabila suami sengaja tidak mau menyetubuhi isterinya sehingga menderitakan isterinya,
dan isterinya itu mengadukan kepada hakim tentang deritanya karena tidak disetubuhi, maka
hakim berwenang untuk menceraikannya.

 Kitab I’anatut Thalibin juz IV halaman 5 :

‫واﺗﻔﻘﻮا ﻋﻠﻰ وﻗﻮع اﻟﻄﻼق ﺑﺎﻟﻐﻀﺒﺎن وإن ادﻋﻰ زوال ﺷﻌﻮرﻩ ﺑﺎﻟﻐﻀﺐ‬
Para Ulama sepakat bahwa ucapan talak orang dalam keadaan marah itu tetap jatuh,
walaupun ia menyatakan perasaannya hilang karena marahnya itu.

 Kitab Nidhamul ‘Usrah karangan Dr. Abdur Rahman ash Shabuni halaman 95 :

‫ﺟﺎء رﺟﻞ أﻋﺮﺑﻲ إﻟﻰ ﻋﻤﺮ اﺑﻦ اﻟﺨﻄﺎب ﻳﺴﺘﺸﻴﺮﻩ ﻓﻲ ﻃﻼق إﻣﺮأﺗﻪ ﻓﻘﺎل ﻟﻪ ﻋﻤﺮ ﻻ‬
‫ﺗﻔﻌﻞ ﻓﻘﺎل أﻋﺮﺑﻲ ﻟﻜﻨﻲ ﻻ أﺣﺒﻬﺎ ﻓﻘﺎل ﻋﻤﺮ وﻳﺤﻚ ﻓﺄﻳﻦ اﻟﺮﻋﺎﻳﺔ وأﻳﻦ اﻟﺘﺬﻣﻴﻢ‬
Seorang laki-laki pedesaan datang menghadap Shahabat ‘Umar bin Khaththab mohon
petunjuk untuk menalak isterinya. ‘Umar berkata : “jangan lakukan itu”. Orang itu berkata
:”tetapi saya tidak mencintainya lagi”. ‘Umar berkata :”Celaka kamu, apakah kamu kira
rumah tangga itu dibina hanya karena cinta saja, lalu dimana letak kepemimpinanmu
(pengayomanmu) dan rasa tanggung jawabmu (terhadap isteri).

 Hadits Rasulullah saw.

‫إن أﺑﻐﺾ اﳊﻼل ﻋﻨﺪ اﷲ اﻟﻄﻼق‬


Sesungguhnya perbuatan halal yang paling dibenci Allah adalah perceraian.

 Kitab Fiqhus Sunnah juz II halaman 379 :

‫إذا ارﺗﺪ اﻟﺰوج أو اﻟﺰوﺟﺔ إﻧﻘﻄﻌﺖ ﻋﻼﻗﺔ ﻛﻼﻣﻨﻬﻤﺎ ﺑﺎﻷﺧﺮ ﻷن اﻟﺮدة أي واﺣﺪ‬
‫ﻣﻨﻬﻤﺎ ﻣﻮﺟﺒﺔ ﻟﻠﻔﺮﻗﺔ ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ‬
Apabila suami atau isteri murtad, putuslah ikatan keduanya satu sama lain, karena
murtadnya salah satu diantara mereka memestikan perceraian antara keduanya.

 Kitab Bughyatul mustarsyidin halaman 223 :


‫ﻻﻳﺜﺒﺖ اﻟﻄﻼق ﻣﻨﺠﺰا او ﻣﻌﻠﻘﺎ إﻻ ﺑﺸﻬﺎدة رﺟﻠﲔ ﲰﻌﺎ ﻟﻔﻈﻪ ﻣﻦ اﻟﺰوج‬
Tidak tetap talak itu, kecuali dengan adanya dua orang saksi yang mendengarkan ucapan
talak si suami.

 Kitab Bughyatul mustarsyidin halaman 176 :

‫ﺻﺮﻳﺢ اﻟﻘﻌﻮد ﻻ ﳛﺘﺎج إﱃ ﻧﻴﺔ ﺑﻞ إﱃ ﻗﺼﺪ ﻣﻌﲎ اﻟﻠﻔﻆ ﲝﺮوﻓﻪ ﰱ اﳉﻤﻠﺔ‬


Perikatan yang sharih tidak membutuhkan niat, melainkan membutuhkan kesengajaan
melepaskannya dalam suatu susunan kalimat.
I. Fasakh Nikah karena i’sar dan cacat pada pihak lain.

 Kitab Fiqhus Sunnah juz II halaman 314 :

‫ وﺣﻞ اﻟﺮاﺑﻄﺔ اﻟﱵ ﺗﺮﺑﻂ ﺑﲔ اﻟﺰوﺟﲔ‬, ‫ﻓﺴﺦ اﻟﻌﻘﺪ ﻧﻘﻀﻪ‬


Faskhul ‘aqdi adalah membatalkan aqad, dan melepaskan tali ikatan perkawinan suami
isteri.

 Kitab I’anatut thalibin juz IV halaman 91 :

‫ﻓﺈن اﻧﻘﻄﻊ ﺧﺒﺮﻩ وﻻ ﻣﺎل ﻟﻪ ﺣﺎﺿﺮ ﺟﺎز ﻟﻬﺎ اﻟﻔﺴﺦ‬


Apabila telah terputus khabar tentang suami dan tidak ada harta benda yang ditinggalkan
untuk isteri, boleh bagi si isteri untuk fasakh nikahnya.

 Kitab I’anatut thalibin juz IV halaman 94 :

‫وﻻ ﻳﺠﻮز اﻟﻔﺴﺦ إﻻ ﻳﺸﺮط ﻣﻼزﻣﺘﻬﺎ ﻟﻠﻤﺴﻜﻦ وﻋﺪم ﺳﺪور ﻧﺸﻮزﻣﻨﻬﺎ‬


Tidak boleh fasakh kecuali apabila si isteri tinggal di tempat dan tidak nusyuz.

 Kitab Al Iqna’ juz II halaman 133 :

‫ﻳﺜﺒﺖ ﻟﻠﻤﺮأة ﻓﺴﺦ ﻧﻜﺎﺣﻬﺎ ﻣﻨﻪ ﺑﺎﻟﺠﻨﻮن‬


……

Dapat ditetapkan gugatan fasakh/perceraian seorang isteri dari suaminya ......dengan alasan
gila (sakit ingatan).

 Kitab I’anatut thalibin juz III halaman 33 :

‫ﻓﻠﻜﻞ ﻣﻦ اﻟﺰوﺟﲔ اﳋﻴﺎر ﻓﻮرا ﰲ ﻓﺴﺦ اﻟﻨﻜﺎح ﲟﺎ وﺟﺪ ﻣﻦ اﻟﻌﻴﻮب اﳌﺬﻛﻮر ﰲ‬


‫اﻷﺧﺮ ﺑﺸﺮط أن ﻳﻜﻮن ﲝﻀﻮر اﳊﺎﻛﻢ‬
Bagi masing-masing suami isteri boleh memilih dengan seketika untuk memfasakh
pernikahannya dengan sebab terdapatnya cacat pada pihak lain, dengan syarat di muka
hakim.

 Kitab I’anatut thalibin juz III halaman 336 :

‫وﺗﻘﺒﻞ دﻋﻮﻩ اﻟﺠﻬﻞ ﺑﺄﺻﻞ ﺛﺒﻮت اﻟﺨﻴﺎر أو ﺑﻔﻮرﻳﺘﻪ‬


Dan diterima pengakuan si isteri bahwa dia tidak tahu tentang hal-hal yang menjadi pokok
mengenai khiyar atau tidak tahu tentang keharusan segera melaporkan kejadian penyakit
gilanya suami.

 Kitab Al Muhadzab juz II halaman 48 :

‫وإن وﺟﺪت اﻟﻤﺮأة زوﺟﻬﺎ ﻣﺠﻨﻮﻧﺎ أو ﻣﺠﺬوﻣﺎ أو ﻋﻨﻴﻨﺎ ﺛﺒﺘﺖ ﻟﻬﺎ اﻟﺨﻴﺎر‬
Jika seorang isteri mendapati suaminya sakit gila/ ingatan, lepra atau impotent/ lemah
syahwat, isteri boleh memilih untuk memfasakh nikahnya atau meneruskannya.

 Kitab Subulussalam juz III halaman 134 :

‫ﻋﻦ اﺑﻦ ﻋﺒﺎس أن ﺟﺎرﻳﺔ ﺑﻜﺮا أﺗﺖ اﻟﻨﺒﻲ ص م أن أﺑﺎﻫﺎزوﺟﻬﺎ وﻫﻲ ﻛﺎرﻫﺔ ﻓﺘﺨﻴﺮﻫﺎ‬

‫رﺳﻮل اﷲ ص م‬
Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas ra., bahwasanya seorang budak wanita/ gadis menghadap
kepada Nabi saw., ia menerangkan bahwa ia telah dinikahkan oleh ayahnya, tetapi ia tidak
senang, maka Nabi saw. menjawab, ia boleh memilih meneruskan atau tidak meneruskan
perkawinan tersebut.

 Kitab Al Muhadzab juz II halaman 134 :

‫إذ أﻋﺴﺮ اﻟﺰوج ﺑﻨﻔﻘﺔ اﳌﻌﺴﺮ ﻓﻠﻬﺎ أن ﺗﻔﺴﺦ اﻟﻨﻜﺎح ﳌﺎ روي أﺑﻮ ﻫﺮﻳﺮة‬
Apabila si suami tidak mampu memberikan nafkah yang cukup, boleh bagi isteri memfasakh
nikahnya , sbagaimana hadits riwayat Abu Hurairah.

 Kitab I’anatut thalibin juz IV halaman 92 :

‫وﻟﻮ ﻋﺠﺰة اﳌﺮأة ﻋﻦ ﺑﻴﻨﺔ اﻹﻋﺴﺎر ﺟﺎز ﳍﺎ اﻹﺳﺘﻘﻼل ﺑﺎﻟﻔﺴﺦ‬


Apabila isteri tidak dapat mengajukan bukti saksi tentang i’sar/ kemiskinan suami, isteri
boleh memfasakh dirinya sendiri.

 Kitab I’anatut thalibin juz IV halaman 92 :


‫إذا ﺗﻌﺬر اﻟﻘﺎﺿﻲ أوﺗﻌﺬر اﻹﺛﺒﺎت ﻋﻨﺪﻩ ﻟﻔﻘﺪ اﻟﺸﻬﻮد أو ﻏﻴﺒﺘﻬﻢ ﻓﻠﻬﺎ أن ﺗﺸﻬﺪ‬
‫ﺑﺎﻟﻔﺴﺦ وﺗﻔﺴﺦ ﺑﻨﻔﺴﻬﺎ‬
Jika hakim kesulitan untuk menetapkan i’sar/ kemiskinannya suami karena tidak adanya
saksi/ saksi ghaib maka isteri boleh memfasakh dirinya sendiri.

 Kitab Bughyatul mustarsyidin halaman 239 :

‫ﻻ ﺗﺴﺘﺤﻖ اﻟﺰوﺟﺔ اﳌﺆن وﻳﺒﺎح ﳍﺎ اﻟﻔﺴﺦ ﺑﺎﻹﻋﺴﺎر إﻻ إذا ﻛﻢ ﲣﺮج ﻋﻦ ﻃﺎﻋﺔ‬


‫اﻟﺰوج‬
Isteri tidak berhak mendapatkan nafkah dan tidak boleh menggugat fasakh ketika suami
dalam kesukaran, kecuali apabila ia tidak keluar (tetap) taat kepada suami.

 Kitab Bughyatul mustarsyidin halaman 243 :

‫ﻟﻮ ﺗﻌﺬر ﲢﺼﻴﻞ اﻟﻨﻔﻘﺔ ﻣﻦ اﻟﺰوج ﰱ ﺛﻼﺛﺔ أﻳﺎم ﺟﺎز ﳍﺎ اﻟﻔﺴﺦ ﺣﻀﺮ اﻟﺰوج أم ﻏﺎب‬
Apabila suami berhalangan (tidak sanggup) memberikan nafkah dalam tiga hari, maka si
isteri berhak memfasakh, baik suami tersebut hadir atau ghaib.

 Kitab Bujairimi Wahab halaman 239 :

‫وﻻ ﳝﻨﻊ إﻋﺴﺎرﻩ ﻋﻘﺎر او ﻋﺮض ﻻ ﻳﺘﻴﺴﺮ ﺑﻴﻌﻬﺎ ﰲ ﻣﺪة ﻗﺮﻳﺒﺔ‬


Apabila suami berhalangan (tidak sanggup) memberikan nafkah dalam tiga hari, maka si
isteri berhak memfasakh, baik suami tersebut hadir atau ghaib.

 Kitab Al Fiqhu ‘ala madzahibil arba’ah Juz IV halaman 193 :

‫ﻓﺈذ ﺟﻦ أﺣﺪ اﻟﺰوﺟﻴﻦ ﻛﺎن ﻟﻸﺧﺮ اﻟﺤﻖ ﻓﻲ ﻃﻠﺐ ﻓﺴﺦ اﻟﻨﻜﺎح‬


Apabila salah satu dari suami isteri berubah gila, maka fihak lain berhak mengajukan
gugatan cerai fasakh.

 Kitab Al Fiqhu ‘ala madzahibil arba’ah Juz IV halaman 193 :

‫وﻻ ﻓﺮق أﻳﻀﺎ ﺑﻴﻦ أن ﻳﻜﻮن ﺟﻨﻮﻧﺎ ﻣﻄﺒﻘﺎ أو ﻣﺘﻘﻄﻌﺎ‬


Dan tidak ada perbedaan keadaannya baik penyakit gila itu tetap atau temporer.

 Kitab Al Fiqhu ‘ala madzahibil arba’ah Juz IV halaman 193 :


‫واﻟﻤﺮاد ﺑﺎﻟﺠﻨﻮن ﻧﺎ ﻳﺸﻤﻞ ﻓﻘﺪ اﻟﺸﻌﻮر اﻟﻘﻠﺒﻲ‬ ……

....... yang dimaksud dengan gila ialah hilangnya perasaan atau pikiran.

 Kitab al Muwaththa’ Imam Malik, juz III, halaman 145 :

‫أﳝﺎرﺟﻞ ﺗﺰوج إﻣﺮأة وﺑﻪ ﺟﻨﻮن أو ﺿﺮرﻓﻠﻬﺎ ﲣﲑﻓﺈن ﺷﺎءت ﻗﺮت وإن ﺷﺎءت ﻓﺎرﻗﺖ‬
Bagi seorang isteri yang suaminya menderita sakit gila atau cacad, diberi hak memilih untuk
tetap sebagai isterinya atau bercerai.

 Kitab Syarqawi ‘alat Tahrir Juz II halaman 252 :

‫اﻟﻌﻴﻮب اﻟﻤﺜﺒﺘﺔ ﻟﻠﺨﻴﺎر ﻓﻲ ﻓﺴﺦ اﻟﻨﻜﺎح ﺳﺒﻌﺔ ﺟﻨﻮن وﻟﻮ ﻣﻨﻘﻄﻌﺎ‬


Adapun ‘aib-’aib yang membolehkan fasakh nikah ada tujuh macam, diantaranya penyakit
gila meskipun temporer.

 Kitab Fiqhus sunnah juz II halaman 389 :

‫إذا ارﺗﺪ اﻟﺰوج أو اﻟﺰوﺟﺔ إﻧﻘﻄﻌﺖ ﻋﻼﻗﺔ ﻛﻞ ﻣﻨﻬﻤﺎ ﺑﺎﻷﺧﺮ ﻷن ردة أي واﺣﺪ‬
‫ﻣﻨﻬﻤﺎ ﻣﻮﺟﺒﺔ ﻟﻠﻔﺮﻗﺔ ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ وﻫﺬﻩ اﻟﻔﺮﻗﺔ ﺗﻌﺘﱪ ﻓﺴﺨﺎ‬
Apabila seorang suami atau isteri murtad, maka putuslah hubungan perkawinan mereka satu
sama lain. Karena sesungguhnya riddah salah seorang diantara mereka itu menjadikan
putusnya hubungan perkawinan mereka. Dan putusnya hubungan perkawinan itu berupa
fasakh.
J. Syiqoq dan cerai dengan putusan hakim.

 Al Qur’an surat An Nisa’ ayat 35 :

‫وإن ﺧﻔﺘﻢ ﺷﻘﺎق ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ ﻓﺎﺑﻌﺜﻮا ﺣﻜﻤﺎ ﻣﻦ أﻫﻠﻪ وﺣﻜﻤﺎ ﻣﻦ أﻫﻠﻬﺎ إن ﺗﺮﻳﺪ إﺻﻼﺣﺎ‬

‫ﻳﻮﻓﻖ اﷲ ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ إن اﷲ ﻛﺎن ﻋﻠﻴﻤﺎ ﺧﺒﲑا‬


Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, maka kirimlah seorang
hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan. Jika kedua
orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberikan taufik
kepada suami isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dan Maha Mengenal.

 Tafsir Ayat Ahkam, M.Ali ash Shabuni, juz I halaman 464 :

‫ اﳋﻼف واﻟﻌﺪاوة وﻫﻮ ﻣﺄﺧﻮذ ﻣﻦ اﻟﺸﻖ ﲟﻌﲎ اﳉﺎﻧﺐ ﻷﻧﻪ ﻛﺎن ﻣﻦ‬,‫اﻟﺸﻘﺎق‬
‫اﳌﺘﺨﺎﻟﻔﲔ ﻳﻜﻮن ﰲ ﺷﻖ اﻷﺧﺮ ﺑﺴﺒﺐ اﻟﻌﺪاوة واﳌﺒﺎﻳﻨﺔ‬
Syiqaq yaitu perselisihan dan permusuhan. Kata syiqaq diambil dari kata “asy
syiqqu”dengan arti “sisi”. Adanya perselisihan suami isteri disebut sisi, karena masing-
masing pihak yang berselisih itu berada pada sisi yang berlainan disebabkan adanya
perlawanan dan pertentangan.

 Kitab Khulashatut Tiryaq halaman 62 :

‫ﻓﺈن اﻣﺘﻨﻊ ﻋﻠﻰ اﻟﻘﺒﻮل واﻣﺘﻨﻌﺖ اﳌﺮأة ﻋﻠﻰ اﻟﻄﺎﻋﺔ دﺧﻠﺖ اﻟﻘﻀﻴﺔ ﰱ ﺑﺎب اﻟﺸﻘﺎق‬
Apabila suami menolak untuk mengabulkan cerai, sedang isteri menolak untuk taat, maka
perkara itu masuk pada bab syiqaq.

 Kitab Mughnil Muhtaj juz III halaman 261 :

‫ﻓﺈن اﺷﺘﺪ اﻟﺸﻘﺎق ﺑﻌﺚ اﻟﻘﺎﺿﻰ ﺣﻜﻤﺎ ﻣﻦ أﻫﻠﻪ وﺣﻜﻤﺎ ﻣﻦ أﻫﻠﻬﺎ ﻟﻴﻨﻈﺮ ﰱ أﻣﺮﳘﺎ ﺑﻌﺪ اﺧﺘﻼء ﺣﻜﻤﻪ ﺑﻪ وﺣﻜﻤﻬﺎ ﺎ‬
Jika perselisihan telah memuncak, maka kahim wajib mengangkat seorang Hakam dari
ahlinya suami dan seorang Hakam dari ahlinya isteri, untuk mengetahui duduk perkaranya
suami isteri itu, dan mengambil sikap sesudah Hakam pihak suami menghubungi suami dan
Hakam pihak isteri menghubungi isteri.

 Kitab Mughnil Muhtaj juz III halaman 261 :

‫واﻟﺒﻌﺚ واﺟﺐ وأﻣﺎ ﻛﻮﻧـﻬﻤﺎ ﻣﻦ أﻫﻠﻬﻤﺎ ﻓﻤﺴﺘﺤﺐ ﻏﻴﺮ ﻣﺴﺘﺤﻖ إﺟﻤﺎﻋﺎ‬


Mengangkat hakam adalah wajib, adapun perihal hakamain dari ahlinya masing-masing
adalah sunat, bukan wajib menurut ijma’.

 Kitab At Tanbih halaman 102 :

‫وﳘﺎ ﺣﻜﻤﺎن ﻣﻦ ﺟﻬﺔ اﳊﺎﻛﻢ ﰲ اﻟﻘﻮل اﻷﺧﺮ ﻓﻴﺠﻌﻞ اﳊﺎﻛﻢ إﻟﻴﻬﻤﺎ اﻹﺻﻼح‬
‫واﻟﺘﻔﺮﻳﻖ ﻣﻦ ﻏﲑ رﺿﻰ اﻟﺰوﺟﲔ وﻫﻮ اﻷﺻﺢ‬
Kedudukan dua hakam tersebut, menurut pendapat lain adalah sebagai pendamai atas kuasa
dari Hakim. Maka Hakim memberi kewenangan kepada mereka untuk mendamaikan atau
mencerai kan dengan tanpa adanya persetujuan suami isteri. Dan pendapat ini adalah yang
lebih shahih.

 Kitab Ghoyatul Marom :

‫وإذا اﺷﺘﺪ ﻋﺪم رﻏﺒﺔ اﻟﺰوﺟﻴﺔ ﻟﺰوﺟﻬﺎ ﻃﻠﻖ ﻋﻠﻴﻪ اﻟﻘﺎﺿﻰ ﻃﻠﻘﺔ‬
Dan ketika isteri sudah sangat tidak senang terhadap suaminya maka Hakim dibolehkan
menjatuhkan talak satu suami.

 Kitab Fiqhus Sunnah juz II halaman 248 :


‫ أن ﻟﻠﺰوﺟﺔ أن ﺗﻄﻠﺐ ﻣﻦ اﻟﻘﺎﺿﻲ اﻟﺘﻔﺮﻳﻖ إذا ادﻋﺖ إﺿﺮار اﻟﺰوج ﺑـﻬﺎ‬: ‫ذﻫﺐ اﻹﻣﺎم ﻣﺎﻟﻚ‬
‫إﺿﺮارا ﻻ ﻳﺴﺘﻄﺎع ﻣﻌﻪ دوام اﻟﻌﺸﺮة ﺑﲔ أﻣﺜﺎﳍﻤﺎ ﻣﺜﻞ ﺿﺮ ﺎ أو ﺳﺒﻬﺎ أو إﻳﺬاﺋﻬﺎ ﺑﺄي ﻧﻮع ﻣﻦ‬
‫أﻧﻮع اﻹﻳﺬاء اﻟﺬي ﻻ ﻳﻄﺎق او إﻛﺮاﻫﻬﺎ ﻋﻠﻰ ﻣﻨﻜﺮ ﻣﻦ اﻟﻘﻮل أو اﻟﻔﻌﻞ‬
Imam Malik berpendapat : Seorang isteri berhak mengajukan gugatan kepada hakim untuk
diceraikan dari suaminya, apabila ia mendakwakan adanya perbuatan suami yang
membahayakan dirinya sehingga siisteri merasa tidak mampu melangsungkan kehidupan
rumahtangga yang sepantasnya bersama si suami, seperti memukulnya, memaki-
maki/mencelanya atau menyakiti dengan segala macam bentuk menyakiti yang tidak
tertahankan atau kebencian si isteri atas kemunkaran berupa perkataan atau perbuatan.

 Kitab Fiqhus Sunnah juz II halaman 248 :

‫وإذا ﺛﺒﺖ دﻋﻮاﻫﺎ ﻟﺪى اﻟﻘﺎﺿﻲ ﺑﺒﻴﻨﺔ اﻟﺰوﺟﻴﺔ أو اﻋﱰاف اﻟﺰوج وﻛﺎن اﻹﻳﺬاء ﳑﺎﻳﻄﺎق ﻣﻌﻪ دوام‬
‫اﻟﻌﺸﺮة ﺑﲔ ﻣﺜﻠﻬﺎ وﻋﺠﺰ اﻟﻘﺎﺿﻲ ﻋﻦ اﻹﺻﻼح ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ ﻃﻠﻘﻬﺎ ﻃﻠﻘﺔ ﺑﺎﺋﻨﺔ‬
Maka apabila telah tetap gugatan isteri dihadapan hakim dengan bukti dari pihak isteri atau
pengakuan suami, sedangkan adanya perihal yang menyakitkan itu menyebabkan tidak
adanya pergaulan yang pantas antara keduanya, dan Hakim tidak berhasil mendamaikan
kedua belah pihak, maka Hakim dapat menceraikannya dengan talak ba’in.
 Kitab Fiqhu as Sunnah, Juz II, halaman 249 :

‫اذا ادﻋﺖ اﻟﺰوﺟﺔ اﺿﺮار اﻟﺰوج ﺑـﻬﺎ ﲟﺎ ﻻ ﻳﺴﺘﻄﺎع ﻣﻌﻪ دوام اﻟﻌﺸﺮة ﺑﲔ اﻣﺜﺎﳍﻤﺎ ﳚﻮزﳍﺎ ان‬
‫ﺗﻄﻠﺐ ﻣﻦ اﻟﻘﺎﺿﻰ اﻟﺘﻔﺮﻳﻖ وﺣﻴﻨﺌﺬ ﻳﻄﻠﻘﻬﺎ اﻟﻘﺎﺿﻰ ﻃﻠﻘﺔ ﺑﺎﺋﻨﺔ اذا ﺛﺒﺖ اﻟﻀﺮر وﻋﺠﺰ ﻋﻦ‬
.‫اﻻﺻﻼح ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ‬
Jika isteri menggugat cerai karena suaminya memadlorotkan terhadap isteri (misal :
memukul, mencaci maki, berkata kasar, melakukan perbuatan yang munkar, seperti berjudi
dan lain-lainnya sehingga menggoyahkan keutuhan rumah tangga, maka dibolehkan bagi
isterinya tersebut utnuk meminta cerai kepada hakim dan bila madlorot tersebut telah
terbukti, sedangkan perdamaianpun tidak tercapai, maka hakim menetapkan jatuh talak satu
ba’in”.

 Kitab Madaa Hurriyatuz Zaujaini fith Thalaaq Juz I halaman 83 :

‫وﻗﺪ اﺧﺘﺎر اﻹﺳﻼم ﻧﻈﺎم اﻟﻄﻼق ﺣﻴﻦ ﺗﻀﻄﺮب اﻟﺤﻴﺎة اﻟﺰوﺟﻴﻦ وﻟﻢ ﻳﻌﺪ ﻳﻨﻔﻊ ﻓﻴﻬﺎ‬
‫ﻧﺼﺎﺋﺢ وﻻ ﺻﻠﺢ وﺣﻴﺚ ﺗﺼﺒﺢ اﻟﺮﺑﻄﺔ اﻟﺰواج ﺻﻮرة ﻣﻦ ﻏﻴﺮ روح ﻷن اﻹﺳﺘﻤﺮار‬
‫ﻣﻌﻨﺎﻩ أن ﻳﺤﻜﻢ ﻋﻠﻰ أﺣﺪ اﻟﺰوﺟﻴﻦ ﺑﺎﻟﺴﺠﻦ اﻟﻤﺆﺑﺪ وﻫﺬا ﻇﻠﻢ ﺗﺄﺑﺎﻩ روح اﻟﻌﺪاﻟﺔ‬
Islam memilih lembaga thalaq/cerai ketika rumah tangga sudah dianggap goncang serta
dianggap sudah tidak bermanfaat lagi nasehat/perdamaian, dan hubungan suami isteri
menjadi tanpa ruh (hampa), sebab meneruskan perkawinan berarti menghukum salah satu
suami isteri dengan penjara yang berkepanjangan. Ini adalah aniaya yang bertentangan
dengan semangat keadilan.

 Kitab Fiqhus Sunnah juz II halaman 208, Ibnu Sina dalam Kitab Asy Syifa’ :

‫ﻳﻨﺒﻐﻰ أن ﻳﻜﻮن إﱃ اﻟﻔﺮﻗﺔ ﺳﺒﻴﻞ ﻣﺎ وأن ﻻ ﻳﺴﺪ ذﻟﻚ ﻣﻦ ﻛﻞ وﺟﻪ ﻷن ﺣﺴﻢ أﺳﺒﺎب‬
‫أن ﻣﻦ اﻟﻄﺒﺎﺋﻊ ﻣﺎ ﻻ‬.‫اﻟﺘﻮﺻﻞ إﱃ اﻟﻔﺮﻗﺔ ﺑﺎﻟﻜﻠﻴﺔ ﻳﻘﺘﻀﻰ وﺟﻮﻫﺎ ﻣﻦ اﻟﻀﺮر واﳋﻠﻞ ﻣﻨﻬﺎ‬
‫ﻳﺄﻟﻒ ﺑﻌﺾ اﻟﻄﺒﺎﺋﻊ ﻓﻜﻠﻤﺎ اﺟﺘﻬﺪ ﰱ اﳉﻤﻊ ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ زاد اﻟﺸﺮاﻟﻨﺒﻮ )أي اﳋﻼف( وﺗﻨﻐﺼﺖ‬
‫اﳌﻌﺎﻳﺶ‬
Seyogyanya jalan untuk bercerai itu diberikan dan jangan ditutup sama sekali, karena
menutup mati jalan perceraian akan mengakibatkan beberapa bahaya dan kerusakan.
Diantaranya jika tabi’at suami isteri sudah tidak saling kasih sayang lagi, maka ketika
dipaksakan untuk tetap berkumpul diantara mereka berdua justru akan bertambah jelek, pecah
dan kehidupannya menjadi kalut.

 Kitab Al Mar’ah bainal Fiqh wal Qanun oleh Dr. Musthafa As Siba’i, halaman 100 :

‫ﻓﺎن اﳊﻴﺎة اﻟﺰوﺟﻴﺔ ﻻﺗﺴﺘﻘﻴﻢ ﻣﻊ اﻟﺸﻘﺎق واﻟﻨـﺰاع ﻋﺪاﻣﺎ ﰱ ذﻟﻚ ﻣﻦ ﺿﺮر ﺑﺎﻟﻎ ﺑﱰﺑﻴﺔ اﻷوﻻد‬
‫وﺳﻠﻮﻛﻬﻢ وﻻﺧﲑ ﰱ إﺟﺘﻤﺎع ﺑﲔ ﻣﺘﺒﺎﻏﻀﲔ وﻣﻬﻤﺎ ﻳﻜﻦ أﺳﺒﺎب ﻫﺬا اﻟﻨـﺰاع ﺧﻄﲑا ﻛﺎن‬
‫اوﺗﺎﻓﻬﺎ ﻓﺈﻧﻪ ﻣﻦ اﳋﲑ أن ﺗﻨﺘﻬﻰ اﻟﻌﻼ ﻗﺔ اﻟﺰوﺟﻴﺔ ﺑﲔ ﻫﺬﻳﻦ اﻟﺰوﺟﲔ ﻟﻌﻞ اﷲ ﻳﻬﻴﺊ ﻟﻜﻞ‬
‫واﺣﺪ ﻣﻨﻬﻤﺎ ﺷﺮﻳﻜﺎ أﺧﺮ ﳊﻴﺎﺗﻪ ﳚﺪ ﻣﻌﻪ اﻟﻄﻤﺄﻧﻴﻨﺔ و اﻹﺳﺘﻘﺮار‬
Sesungguhnya kehidupan suami isteri tidak akan tegak dengan adanya perpecahan dan
pertentangan, selain itu justru akan menimbulkan bahaya yang serius terhadap pendidikan
anak-anak dan perkembangan mereka, dan tidak ada kebaikannya mengumpulkan dua orang
yang saling membenci. Dan kadang-kadang apapun sebab-sebab timbulnya perselisihan ini,
baik yang membahayakan atau patut dapat diduga membahayakan, sesungguhnya yang lebih
baik adalah mengakhiri hubungan perkawinan antara dua orang suami isteri ini. Mudah-
mudahan (sesudah itu) Allah menyediakan bagi mereka pasangan lain dalam hidupnya,
barangkali dengan pasangan baru itu diperoleh ketenangan dan kedamaian.
K. Khulu’.

 Al Qur’an Surat Al Baqarah ayat 229 :

‫ﻓﺈن ﺧﻔﺘﻢ أﻻّ ﻳﻘﻴﻤﺎ ﺣﺪود اﷲ ﻓﻼ ﺟﻨﺎح ﻋﻠﻴﻬﻤﺎ ﻓﻴﻤﺎ اﻓﺘﺪت ﺑﻪ ﺗﻠﻚ ﺣﺪود اﷲ ﻓﻼ‬
‫ﺗﻌﺘﺪوﻫﺎ وﻣﻦ ﻳﺘﻌ ّﺪ ﺣﺪود اﷲ ﻓﺄوﻟﺌﻚ ﻫﻢ اﻟﻈﺎﳌﻮن‬
Jika kamu khawatir bahwa keduanya (suami isteri) tidak akan menjalankan hukum-hukum
Allah, maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan untuk menebus
dirinya. Itulah hukum-hukum Allah, maka janganlah kamu melanggarnya. Barangsiapa yang
melanggar hukum-hukum Allah mereka itulah orang-orang yang zhalim.

 Hadits Rasulullah saw. , dalam Kitab Nailul Authar juz VII halaman 34 :

‫ﻋﻦ اﺑﻦ ﻋﺒﺎس ﺟﺎﺋﺖ إﻣﺮأة ﺛﺎﺑﺖ ﺑﻦ ﻗﻴﺲ ﺑﻦ ﴰﺎس إﱃ رﺳﻮل اﷲ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ‬
‫ﻓﻘﺎﻟﺖ ﻳﺎ رﺳﻮل اﷲ إﱐ ﻣﺎ أﻋﺘﺐ ﻋﻠﻴﻪ ﰲ ﺧﻠﻖ وﻻ دﻳﻦ وﻟﻜﲏ أﻛﺮﻩ اﻟﻜﻔﺮ ﰲ اﻹﺳﻼم‬
‫ﻓﻘﺎل رﺳﻮل اﷲ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ أﺗﺮﻳﺪﻳﻦ ﻋﻠﻴﻪ ﺣﺪﻳﻘﺘﻪ ﻗﺎﻟﺖ ﻧﻌﻤﻔﻘﺎل رﺳﻮل اﷲ ﺻﻠﻰ‬
( ‫اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ أﻗﺒﻞ اﳊﺪﻳﻘﺔ وﻃﻠﻘﻬﺎ ﺗﻄﻠﻴﻘﺔ )رواﻩ اﻟﺒﺨﺎرى واﻟﻨﺴﺎئ‬
Dari Ibnu Abbas berkata : Bahwa isteri Tsabit bin Qois bin Syimas menghadap kepada
Rasulullah saw seraya berkata : “Ya Rasulullah sesungguhnya saya tidak mencela suami
saya tentang akhlaq dan agamanya, tetapi saya takut melanggar hukum Allah dalam bidang
rumah tangga. Maka Rasulullahi bersabda : “Apakah kamu bersedia mengembalikan
kebunnya kepadanya ?” Maka isteri Tsabit menjawab : “Ya”. Maka Rasulullah
memerintahkan kepada Tsabit untuk menerima kebun tadi dan memerintahkan pula untuk
mentalak isterinya dengan talak satu khul’i. (Riwayat Bukhari dan An Nasa’i).

 Hadits Rasulullah saw. Diriwayatkan oleh Abu Daud dari At Tirmidzi:

‫إن اﻣﺮأة ﺛﺎﺑﺖ ﺑﻦ ﻗﻴﺲ إﺧﺘﻠﻌﺖ ﻣﻨﻪ ﻓﺠﻌﻞ اﻟﻨﱯ ﺻﻠﻰ اﷲ وﺳﻠﻢ ﻋﺪ ﺎ ﺣﻴﻀﺔ‬
Bahwasanya isteri Tsabit bin Qais mengajukan permohonan agar tali perkawinan dengan
suaminya itu diputus, maka Nabi saw menetapkan iddahnya satu kali haid.

 Kitab Al Anwar juz II halaman 100 :

‫ وﺷﺮﻋﺎ اﻟﻔﺮﻗﺔ ﺑﻌﻮض ﻳﺄﺧﺬﻩ اﻟﺰوج وﻫﻮ ﻃﻼق ﻳﻨﺘﻘﺺ ﺑﻪ اﻟﻌﺪد‬,‫وﻫﻮ ﻟﻐﺔ اﻟﻨـﺰع‬
Khulu’ menurut bahasa adalah melepaskan. Menurut syara’ ialah perceraian dengan ganti
tebusan yang diambil oleh pihak suami. Khulu’ adalah talak yang mengurangi bilangannya.

 Kitab Subulus Salam juz II halaman 252 :

‫ﻳﺼﺢ اﻟﺨﻠﻊ ﻣﻊ اﻟﺮﺿﻰ اﻟﺰوﺟﻴﻦ‬


Sah khulu’ itu dengan kerelaan kedua belah pihak.

 Kitab Subulus Salam juz II halaman 256 :

‫ ﻓﺈذا ﱂ ﻳﺘﻢ اﻟﱰاﺿﻰ ﻣﻨﻬﻤﺎ ﻓﻠﻠﻘﺎﺿﻰ اﻟﺰام اﻟﺰوج‬. ‫واﳋﻠﻊ ﺗﻜﻮن ﺑﱰاﺿﻰ اﻟﺰوج واﻟﺰوﺟﺔ‬
‫ ﻷن ﺛﺎﺑﺘﺎ وزوﺟﺘﻪ رﻓﻌﺎ أﻣﺮﳘﺎ اﻟﻨﱮ ص م وأﻟﺰﻣﻪ اﻟﺮﺳﻮل ﺑﺄن ﻳﻘﺒﻞ اﳊﺪﻳﻘﺔ وﻳﻄﻠﻖ‬. ‫ﺑﺎﳋﻠﻊ‬
Khulu’ itu hendaklah dengan keridlaan suami dan isteri. Maka apabila tidak penuh keridlaan
keduanya, maka hakim berwenang menetapkan khulu’ atas suami. Karena Tsabit dan
isterinya telah mengadukan perkaranya kepada Nabi saw, dan Rasul menetapkan agar Tsabit
menerima kebun dan menceraikan isterinya.
L. Cerai dengan alasan zina / li’an.

 Al Qur’an Surat An Nur ayat 6 – 9 :

‫واﻟﺬﻳﻦ ﻳﺮﻣﻮن أزواﺟﻬﻢ وﱂ ﻳﻜﻦ ﳍﻢ ﺷﻬﺪاء إﻻّ أﻧﻔﺴﻬﻢ ﻓﺸﻬﺎدة أﺣﺪﻫﻢ أرﺑﻊ ﺷﻬﺎدات ﺑﺎﷲ‬
‫إﻧﻪ ﳌﻦ اﻟﺼﺎدﻗﲔ واﳋﺎﻣﺴﺔ أ ّن ﻟﻌﻨﺖ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ إن ﻛﺎن ﻣﻦ اﻟﻜﺎذﺑﲔ وﻳﺪرؤا ﻋﻨﻬﺎ اﻟﻌﺬاب أن‬
‫ﺗﺸﻬﺪ أرﺑﻊ ﺷﻬﺎدات ﺑﺎﷲ إﻧﻪ ﳌﻦ اﻟﻜﺎذﺑﲔ واﳋﺎﻣﺴﺔ أ ّن ﻏﻀﺐ اﷲ ﻋﻠﻴﻬﺎ إن ﻛﺎن ﻣﻦ‬
‫اﻟﺼﺎدﻗﲔ‬
Dan orang-orang yang menuduh isterinya (berzina) padahal mereka tidak mempunyai saksi-
saksi selain dari mereka sendiri, maka persaksian orang itu ialah empat kali bersumpah
dengan nama Allah, sesungguhnya ia termasuk orang-orang yang benar. Dan (sumpah) yang
kelima, bahwa laknat Allah atasnya, jika ia termasuk orang-orang yang berdusta. Dan
isterinya itu dihindarkan dari hukuman oleh sumpahnya empat kali atas nama Allah,
sesungguhnya suaminya itu benar-benar termasuk orang yang dusta, dan (sumpah) yang
kelima bahwa laknat Allah atasnya jika suaminya itu termasuk orang-orang yang benar.

 Kitab Ahkamul Qur’an juz II halaman 218 :

‫ﻋﻦ ﻋﺒﺪ اﷲ ﺑﻦ ﻋﻤﺮ رﺿﻲ اﷲ ﻋﻨﻬﻤﺎ أن رﺟﻼ رﻣﻰ إﻣﺮأﺗﻪ واﻧﺘﻔﻰ ﻣﻦ وﻟﺪﻫﺎ ﰲ زﻣﻦ رﺳﻮل‬
(‫اﷲ ص م ﻓﺘﻼﻋﻨﺎ ﳌﺎ ﻗﺎل اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﰒّ ﺑﺎﻟﻮﻟﺪ ﻟﻠﻤﺮأة وﻓﺮق ﺑﲔ اﳌﺘﻼﻋﻨﲔ )رواﻩ اﻟﺒﺨﺎرى‬
Dari Abdillah bin Umar ra. bahwa ada seorang laki-laki menuduh isterinya berbuat zina dan
tidak mengakui anaik ini anaknya, hal itu terjadi pada masa Rasulullah saw. Kemudian
Rasulullah menyuruh sama-sama bersumpah li’an seperti firman Allah, kemudian Rasulullah
saw memutuskan anak itu menjadi anak si perempuan tadi dan menceraikan kedua orang
yang sama-sama bersumpah li’an tadi.

 Kitab Fiqhus Sunnah juz II halaman 271 :

‫ اﻟﺼﻮرة اﻷوﱃ أن ﻳﺮﻣﻲ اﻟﺮﺟﻞ إﻣﺮأﺗﻪ ﺑﺎﻟﺰﱏ وﱂ ﻳﻜﻦ ﻟﻪ أرﺑﻌﺔ‬: ‫وﻳﻜﻮن اﻟﻠﻌﺎن ﰲ ﺻﻮرﺗﲔ‬
‫ اﻟﺼﻮرة اﻟﺜﺎﱏ أن ﻳﻨﻔﻲ ﲪﻠﻬﺎ ﻣﻨﻪ‬.‫ﺷﻬﻮد ﻳﺸﻬﺪون ﻋﻠﻴﻬﺎ ﲟﺎ رﻣﺎﻫﺎ ﺑﻪ‬
Li’an itu ada dua macam : yang pertama apabila seorang suami menuduh isterinya berbuat
zina, ia tidak dapat membuktikan dengan empat orang saksi atas tuduhan tersebut. Yang
kedua tidak mengakui kandungan isterinya.

 Kitab Majmu’ Syarah Muhadzdzab juz 17 halaman 437 :


‫ﻻ ﻳﺼﺢ اﻟﻠﻌﺎن إﻻ ﺑﺄﻣﺮ اﳊﺎﻛﻢ ﻷﻧﻪ ﳝﲔ ﰲ دﻋﻮى ﻓﻠﻢ ﻳﺼﺢ إﻻ ﺑﺄﻣﺮ اﳊﺎﻛﻢ ﻛﺎﻟﻴﻤﲔ ﰲ‬
‫ﺳﺎﺋﺮ اﻟﺪﻋﻮى‬
Li’an tidak sah kecuali atas perintah hakim, karena merupakan sumpah dalam perkara
gugatan, jadi tidak dapat diberlakukan melainkan atas perintah hakim sebagaimana sumpah
dalam semua perkara gugat menggugat.
M. Syarat Islam/Riddah.

 Al Qur’an Surat Al Baqarah ayat 217 :

‫وﻣﻦ ﻳﺮﺗﺪ ﻣﻨﻜﻢ ﻋﻦ دﻳﻨﻪ ﻓﻴﻤﺖ ﻓﻬﻮ ﻛﺎﻓﺮ ﻓﺄوﻟﺌﻚ ﺣﺒﻄﺖ أﻋﻤﺎﳍﻢ ﰲ اﻟﺪﻧﻴﺎ واﻷﺧﺮة‬
‫وأوﻟﺌﻚ أﺻﺤﺎب اﻟﻨﺎر ﻫﻢ ﻓﻴﻬﺎ ﺧﺎﻟﺪون‬
Barangsiapa yang murtad diantara kamu dari agamanya, lalu ia mati dalam kekafiran, maka
mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan akhirat, dan mereka itulah penghuni
neraka, mereka kekal di dalamnya.

 Al Qur’an Surat Ali ‘Imran ayat :

‫وﻣﻦ ﻳﺒﺘﻎ ﻏﲑ اﻹﺳﻼم دﻳﻨﺎ ﻓﻠﻦ ﻳﻘﺒﻞ ﻣﻨﻪ ﻓﻬﻮ ﰲ اﻷﺧﺮة ﻣﻦ اﳋﺎﺳﺮﻳﻦ‬
Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima
(agama itu) dari padanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.

 Kitab Al Husunul Hamidiyah, halaman 7 – 8 :

‫ﺛﻢ ان اﻟﻨﻄﻖ ﺑﺎﻟﺸﻬﺎدﺗﻴﻦ وﻫﻤﺎ أﺷﻬﺪ أن ﻻ إﻟﻪ إﻻ اﷲ وأﺷﻬﺪ أن ﻣﺤﻤﺪا رﺳﻮﻻﷲ‬


… ‫ﻗﺪ ﺟﻌﻞ ﺷﺮﻃﺎ ﻻزﻣﺎ ﻹﺟﺮاء اﻷﺣﻜﺎم اﻟﺪﻧﻴﻮﻳﺔ ﻋﻠﻰ اﻟﻤﺆﻣﻦ ﻣﻦ ﻧﺤﻮ ﻣﻨﺎﻛﺤﺔ‬
‫اﻟﺦ‬
Kemudian sesungguhnya pengucapan dua kalimah syahadat, yakni “Aku bersaksi bahwa
tiada Tuhan melainkan Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasul Allah”,
merupakan syarat wajib untuk melaksanakan hukum keduniaan bagi orang beriman,
misalnya hukum munakahat .......dst.

 Kitab Fiqhus sunnah juz II halaman 389 :

‫إذا ارﺗﺪ اﻟﺰوج أو اﻟﺰوﺟﺔ إﻧﻘﻄﻌﺖ ﻋﻼﻗﺔ ﻛﻞ ﻣﻨﻬﻤﺎ ﺑﺎﻷﺧﺮ ﻷن ردة أي واﺣﺪ‬
‫ﻣﻨﻬﻤﺎ ﻣﻮﺟﺒﺔ ﻟﻠﻔﺮﻗﺔ ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ وﻫﺬﻩ اﻟﻔﺮﻗﺔ ﺗﻌﺘﱪ ﻓﺴﺨﺎ‬
Apabila seorang suami atau isteri murtad, maka putuslah hubungan perkawinan mereka satu
sama lain. Karena sesungguhnya riddah salah seorang diantara mereka itu menjadikan
putusnya hubungan perkawinan mereka. Dan putusnya hubungan perkawinan itu berupa
fasakh.

 Kitab Al Iqna’ juz II halaman 158 :

‫ﻟﻮ ارﺗﺪ اﻟﺰوج أو ارﺗﺪا ﻣﻌﺎ ﳝﻨﻊ دوام اﻟﻨﻜﺎح‬


Apabila suami murtad atau kedua suami isteri murtad, menghalangi tetapnya perkawinan.
N. Ruju’.

 Kitab Bughyatul Mustarsyidin halaman 235 :

‫إدﻋﻰ اﻟﺮﺟﻌﺔ ﻟﻢ ﻳﺼﺪق إﻻﺑﺒﻴﻨﺔ ﺗﺸﻬﺪﻩ ﺑﺄﻧﻪ راﺟﻊ ﻗﺒﻞ إﻧﻘﻀﺎء اﻟﻌﺪة‬
Pengakuan rujuk tidak diterima, kecuali dengan saksi bahwa ia merujuk isterinya sebelum
habis masa iddah.

 Kitab Al Um juz IV halaman 88 :

‫ ﻗﺪ راﺟﻌﺘﻬﺎ‬: ‫ﻓﻼ ﺗﻜﻮن اﻟﺮﺟﻌﺔ إﻻ ﺑﻜﻼم واﻟﻜﻼم ﺎ أن ﺗﻘﻮل‬


Maka tidak sah ruju’ itu kecuali dengan perkataan. Kalimat ruju’ seperti perkataan suami :
“Aku telah merujuk padanya”.

 Kitab Majmu’ Syarah Muhadzdzab juz XVII halaman 267 :

‫ إذا وﻃﺌﻬﺎ وﻧﻮى ﺑﻪ اﻟﺮﺟﻌﺔ ﻛﺎن رﺟﻌﻬﺎ وإن ﱂ ﻳﻨﻮ ﺑﻪ اﻟﺮﺟﻌﺔ ﱂ‬: ‫وﻗﺎل ﻣﺎﻟﻚ وإﺳﺤﺎق‬
‫ﻳﻜﻦ رﺟﻌﻬﺎ‬
Berkata Malik dan Ishaq : Apabila seseorang menyetubuhi isteri yang ditalak raj’i dengan
niat ruju’ berarti sudah ruju’. Kalau tidak dengan niat ruju’, berarti belum ruju’.
O. Mahar.

 Al Qur’an Surat An Nisa’ ayat 4 :

‫وأﺗﻮا اﻟﻨﺴﺎء ﺻﺪﻗﺎﺗﻬﻦ ﻧﺤﻠﺔ ﻓﺈن ﻃﺒﻦ ﻟﻜﻢ ﻋﻦ ﺷﻴﺊ ﻣﻨﻪ ﻧﻔﺴﺎ ﻓﻜﻠﻮﻩ ﻫﻨﻴﺌﺎ ﻣﺮﻳﺌﺎ‬
Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan
penuh kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin
itu dengan senang hati, maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang
sedap lagi baik akibatnya.

 Kitab Al Bajuri Juz II halaman 118 :

‫اﻟﺼﺪاق إﺳﻢ ﻟﻤﺎل واﺟﺐ ﻋﻠﻰ اﻟﺮﺟﻞ ﺑﻨﻜﺎح أو وطء ﺷﺒﻬﺔ أو ﺑﻤﻮت‬
Mahar atau maskawin itu ialah harta yang wajib atas laki-laki karena perkawinan atau wati’
syubhat atau kematian.

 Kitab Al Muhadzdzab Juz II halaman 57 :

‫وإن وﻗﻌﺖ ﻓﺮﻗﺔ ﺑﻌﺪ اﻟﺪﺧﻮل ﻟﻢ ﻳﺴﻘﻂ ﻣﻦ اﻟﺼﺪاق ﺷﻲء‬


Apabila terjadi perceraian sesudah dukhul maka mahar tidak gugur (harus dibayar penuh).

 Kitab Bughyatul Mustarsyidin halaman 243 :

‫دﻓﻊ ﻟﻤﺨﻄﻮﺑﺘﻪ ﻣﺎﻻ ﺛ ّﻢ ادﻋﻰ أﻧﻪ ﻳﻘﺼﺪ اﻟﻤﻬﺮ وأﻧﻜﺮت ﺻﺪﻗﺖ ﻫﻲ إن ﻛﺎن اﻟﺪﻓﻊ‬
‫ﻗﺒﻞ اﻟﻌﻘﺪ‬
Seorang calon suami menyerahkan harta kepada calon isterinya, kemudian dia menyatakan
bahwa penyerahan tersebut sebagai mahar. Apabila calon isteri mengingkari hal itu sebagai
mahar, maka hal itu diterima apabila ternyata penyerahan harta tersebut terjadi sebelum
akad nikah.

 Kitab Al Anwar jilid II halaman 93 :

‫وﻟﻮ اﺧﺘﻠﻔﺎ أداء اﻟﻤﻬﺮ ﺻﺪﻗﺖ ﺑﻴﻤﻴﻨﻬﺎ ﻗﺒﻞ اﻟﺪﺧﻮل‬


Apabila suami isteri berselisih tentang penyerahan mahar (telah diserahkan atau belum)
maka pengakuan isteri yang dikuatkan dengan sumpahnya diterima kalau hal itu terjadi
sebelum dukhul.
P. Tamkin dan Nusyuz.

 Al Qur’an Surat An Nisa’ ayat 128 :

‫وإن اﻣﺮأة ﺧﺎﻓﺖ ﻣﻦ ﺑﻌﻠﻬﺎ ﻧﺸﻮزا أو إﻋﺮاﺿﺎ ﻓﻼ ﺟﻨﺎح ﻋﻠﻴﻬﻤﺎ أن ﻳﺼﻠﺤﺎ ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ‬
‫ وإن ﺗﺤﺴﻨﻮا وﺗﺘﻘﻮا ﻓﺈن اﷲ ﻛﺎن‬.‫ واﻟﺼﻠﺢ ﺧﻴﺮ وأﺣﻀﺮت اﻷﻧﻔﺺ اﻟﺸﺢ‬.‫ﺻﻠﺤﺎ‬
‫ﺑﻤﺎ ﺗﻌﻤﻠﻮن ﺧﺒﻴﺮا‬
Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau sikap tidak acuh dari suaminya, maka
tidak mengapa bagi keduanyamengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya. Dan
perdamaian itu lebih baik (bagi mereka) walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir. Dan
jika kamu menggauli isterimu dengan baik dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap tak
acuh), maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

 Kitab Al Iqna’ juz II halaman 140 :


‫واﻟﻨﺸﻮز ﻫﻮ اﻟﺨﺮوج ﻋﻦ اﻟﻄﺎﻋﺔ‬
Nusyuz itu ialah keluar dari tha’at.

 Kitab Al Iqna’ juz II halaman 144 :

‫واﻟﻨﺸﻮز ﻳﺤﺼﻞ ﺑﺨﺮوﺟﻬﺎ ﻣﻦ ﻣﻨـﺰل زوﺟﻬﺎ ﺑﻐﻴﺮ إذﻧﻪ ﻻ إﻟﻰ اﻟﻘﺎﺿﻰ ﻟﻄﻠﺐ اﻟﺤﻖ‬
‫ﻣﻨﻪ وﻻ إﻟﻰ اﻛﺘﺴﺎﺑﻬﺎ اﻟﻨﻔﻘﺔ اذ أﻋﺴﺮ ﺑﻬﺎ اﻟﺰوج وﻻ إﻟﻰ اﺳﺘﻔﺘﺎء إذا ﻟﻢ ﻳﻜﻦ زوﺟﻬﺎ‬
‫ﻓﻘﻴﻬﺎ وﻟﻢ ﻳﺴﺘﻔﺖ ﻟﻬﺎ وﻳﺤﺼﻞ أﻳﻀﺎ ﺑﻤﻨﻌﻬﺎ اﻟﺰوج ﻣﻦ اﻹﺳﺘﻤﺘﺎع وﻟﻮ ﻏﻴﺮ اﻟﺠﻤﺎع‬
‫ﺣﻴﺚ ﻻ ﻋﺬر ﻻ ﻣﻨﻌﻬﺎ ﻟﻪ ﻣﻨﻪ ﺗﺬﻟّﻼ وﻻ اﻟﺸﺘﻢ ﻟﻪ وﻻ اﻹﻳﺬاء ﻟﻪ ﺑﺎﻟﻠﺴﺎن وﻏﻴﺮﻩ ﺑﻞ‬
‫ﺗﺄﺛّﻢ ﺑﻪ وﺗﺴﺘﺤﻖ اﻟﺘﺄدب‬
Nusyuz itu cukup dengan keluarnya si isteri dari tempat suaminya tanpa izin, bukan pergi ke
Pengadilan untuk menuntut haknya atau pergi mencari nafkah apabila suaminya miskin,
tidak juga minta fatwa, jika suaminya tidak dapat memberi fatwa. Dianggap nusyuz juga (si
isteri) karena menolak bermesraan, walaupun selain jima’ tanpa alasan yang sah. Tidak
termasuk nusyuz mencegahnya karena menganggap hina dan mengumpatnya, dan tidak pula
menyakitinya dengan lisan atau lainnya, namun dia berdosa karena sikap tersebut dan
berhak mendapat pengajaran.

 Kitab Fathul Wahab juz II hal 63 :

‫ ﻓﻤﻦ ﺧﺮﺟﺖ ﻋﻦ ﻃﺎﻋﺔ زوﺟﻬﺎ ﻛﺄن ﺧﺮﺟﺖ ﻣﻦ ﻣﺴﻜﻨﻪ ﺑﻐﲑ إذن أو ﱂ ﺗﻔﺘﺢ ﻟﻪ اﻟﺒﺎب‬...
‫ﻟﻴﺪﺧﻞ أو ﱂ ﲤﻜﻨﻪ ﻣﻦ ﻧﻔﺴﻬﺎ ﻻ ﺗﺴﺘﺤﻖ ﻗﺴﻤﺎ ﻛﻤﺎ ﻻ ﺗﺴﺘﺤﻖ ﻧﻔﻘﺔ وإذا ﻋﺎدت ﻟﻠﻄﺎﻋﺔ‬
‫ﻻ ﺗﺴﺘﺤﻖ ﻗﻀﺎء‬
Siapa yang keluar dari mentaati suaminya, seperti ia keluar dari rumahnya tanpa izin
suaminya atau ia tidak mau membukakan pintu bagi suaminya, atau ia tidak mau
menyerahkan dirinya, maka ia tidak berhak mendapat giliran sebagaimana ia tidak berhak
mendapat nafkah. Dan kalau ia taat kembali kepada suaminya, tidak berlaku qadla’ untuk
hal tersebut.

 Kitab Bughyatul Mustarsyidin halaman 272 :

‫وﺗﺮك إﺟﺎﺑﺘﻪ إﻟﻰ اﻟﻤﺴﻜﻦ اﻟﻼﺋﻖ ﺑﻬﺎ ﻧﺸﻮز‬


Tidak mau diajak pindah oleh suaminya ke tempat yang layak baginya, adalah nusyuz.

 Kitab Al Mughni, Ibnu Qudamah juz VI halaman 295 :


‫اﻟﻨﺸﻮز أي إﻣﺘﻨﻌﺖ ﻣﻦ ﻓﺮاﺷﻪ أو ﺧﺮﺟﺖ ﻣﻦ ﻣﻨـﺰﻟﻪ ﺑﻐﲑ إذﻧﻪ‬
Nusyuz, yaitu jika seorang perempuan menolak seketiduran dengan suami atau keluar dari
rumahnya tanpa seizin suami.

 Kitab Subulus Salam juz III halaman 40 :

‫ﻓﺈن ﻃﻠﺒﺖ اﻟﻄﻼق ﻧﺸﻮز‬


Jika seorang isteri minta cerai, ia termasuk isteri yang nusyuz.

 Kitab I’anatut thalibin juz IV halaman 60 dan 61 :

‫ﻳﺼﺪق ﻫﻮ ﺑﻴﻤﻴﻨﻪ ﻓﻰ ﻋﺪم اﻟﺘﻤﻜﻴﻦ وﻫﻲ ﻓﻰ ﻋﺪم اﻟﻨﺸﻮز‬


Fihak suami dibenarkan dengan sumpahnya tentang tidak adanya tamkin, sedang fihak isteri
dibenarkan dengan sumpahnya tentang tidak adanya nusyuz.

 Kitab Bughyatul Mustarsyidin halaman 240 :

‫ﺗﺼﺪق اﳌﺮأة ﺑﻴﻤﻴﻨﻬﺎ ﰲ ﻋﺪم اﻟﻨﺸﻮز أي ﺑﻌﺪ اﻟﺘﻤﻜﲔ‬


Fihak isteri dibenarkan dengan sumpahnya tentang tidak adanya nusyuz (sesudah tamkin).

 Kitab I’anatut thalibin juz IV halaman 82 :

‫وﳛﺼﻞ اﻟﻨﺸﻮز ﺑﺴﻔﺮﻫﺎ ﺑﺈذﻧﻪ أﻳﻀﺎ وﻟﻜﻦ ﻛﺎن ﺳﻔﺮﻫﺎ ﻟﻐﺮﺿﻬﺎ أو ﻟﻐﺮض أﺟﻨﱯ‬
‫وﻟﻮﺳﺎﻓﺮت ﺑﺈذﻧﻪ ﻟﻐﺮﺿﻬﻤﺎ ﻣﻌﺎ ﻓﻤﻘﺘﻀﻰ اﳌﺮﺟﺢ ﻋﺪم اﻟﺴﻘﻮط‬
Dapat dianggap nusyuz, isteri yang pergi atas kehendaknya sendiri atau kehendak orang
lain, meskipun mendapat izin suami. Dan jika perginya itu atas kehendak kedua suami isteri,
maka kewajiban nafkah tidak gugur.

 Kitab I’anatut thalibin juz IV halaman 85 :

‫ﻟﻮﻧﺸﺰت ﺑﺎﳋﺮوج ﻣﻦ اﳌﻨـﺰل ﻓﻐﺎب وأﻃﺎﻋﺖ ﰱ ﻏﻴﺒﺘﻪ ﺑﻨﺤﻮﻋﻮدﻫﺎ ﻟﻠﻤﻨـﺰل ﱂ ﲡﺐ ﻣﺆﻧﺘﻬﺎ ﻣﺎدام ﻏﺎﺋﺒﺎ ﰱ اﻷﺻﺢ اﱁ )ﻗﻮﻟﻪ ﰱ اﻷﺻﺢ( ﻣﻘﺎﺑﻠﻪ ﻳﻘﻮل ﻣﺆﻧﺘﻬﺎ‬
‫ وﻗﻀﻴﺔ ﻗﻮل اﻟﺸﺎﻓﻌﻰ ﰱ اﻟﻘﺪﱘ أن اﻟﻨﻔﻘﺔ ﺗﻌﻮد ﻋﻨﺪ ﻋﻮدﻫﺎ ﺑﻄﺎﻋﺔ اﱁ‬.‫ﲡﺐ ﻟﻌﻮدﻫﺎ إﱃ اﻟﻄﺎﻋﺔ اﱁ‬
Jika isteri nusyuz dengan keluar dari rumah, lalu si suami pergi, dan waktu suami masih
pergi, isteri kembali taat pulang ke rumah lagi, maka nafkah tidak wajib selama suami masih
pergi, menurut pendapat yang ashah (lebih sah). Lawan pendapat yang ashah, nafkah jadi
wajib lagi setelah isteri kembali taat, dan pendapat yang terakhir ini sesuai dengan pendapat
Imam Syafi’I menurut qaul qadim.
Q. Nafkah/maskan dan kiswah isteri.

 Al Qur’an surat An Nisa ayat 233 :


‫وﻋﻠﻰ اﻟﻤﻮﻟﻮدﻟﻪ رزﻗﻬﻦ وﻛﺴﻮﺗﻬﻦ ﺑﺎﻟﻤﻌﺮوف‬
Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang ma’ruf.

 Al Qur’an surat Ath Thalaq ayat 7 :

‫ﻟﻴﻨﻔﻖ ذو ﺳﻌﺔ ﻣﻦ ﺳﻌﺘﻪ وﻣﻦ ﻗﺪر ﻋﻠﻴﻪ رزﻗﻪ ﻓﻠﻴﻨﻔﻖ ﻣﻤﺎ أﺗﺎﻩ اﷲ ﻻ ﻳﻜﻠﻒ اﷲ ﻧﻔﺴﺎ‬
‫إﻻ ﻣﺎ أﺗﺎﻫﺎ ﺳﻴﺠﻌﻞ اﷲ ﺑﻌﺪ ﻋﺴﺮ ﻳﺴﺮا‬
Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya.
Dan orang yang disempitkan rizkinya hendaklah memberi nafkah dari harta
yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada
seseorang melainkan (sekedar) apa yang Allah berikan kepadanya. Allah
kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.

 Kitab Syarqowi alat tahrir juz II halaman 308 :

‫وﺗﺴﻘﻂ اﻟﻨﻔﻘﺔ ﲟﻀﻰ اﻟﺰﻣﺎن إﻻ ﻧﻔﻘﺔ اﻟﺰوﺟﺔ ﺑﻞ ﺗﺼﲑ دﻳﻨﺎ ﰲ ذﻣﺘﻪ‬


Semua nafkah menjadi gugur sebab kedaluwarsa, kecuali nafkah isteri, bahkan menjadi
hutang yang harus ditanggung suami.

 Kitab Al Muhadzdzab juz II halaman 178 :

‫إذا وﺟﺪت اﻟﺘﻤﻜﲔ اﳌﻮﺟﺐ ﻟﻠﻨﻔﻘﺔ وﱂ ﻳﻨﻔﻖ ﺣﱴ ﻣﻀﺖ ﻣﺪة زﻣﺎن ﺻﺎرت‬
‫اﻟﻨﻔﻘﺔ دﻳﻨﺎ ﰲ ذﻣﺘﻪ وﻻ ﺗﺴﻘﻂ ﲟﻀﻰ اﻟﺰﻣﺎن‬
Tatkala telah ada tamkin (penyerahan) dari seorang isteri terhadap suaminya yang
mewajibkan nafakah, dan sisuami tidak membayar nafkah itu sampai lewat batas waktunya,
nafkah itu menjadi hutang yang harus ditanggung suami dan tidak gugur dengan lewatnya
waktu.

 Kitab Subul al Salam Juz III halaman 221

‫ ﻳﺎ رﺳﻮل اﷲ ﻣﺎ ﺣ ّﻖ زوﺟﺔ أﺣﺪﻧﺎ ﻋﻠﻴﻪ‬: ‫ﻋﻦ ﺣﻜﻴﻢ ﺑﻦ ﻣﻌﺎوﻳﺔ اﻟﻘﺸﲑي ﻋﻦ أﺑﻴﻪ ﻗﺎل ﻗﻠﺖ‬
(‫ أن ﺗﻄﻌﻤﻬﺎ إذا أﻃﻌﻤﺖ وﺗﻜﺴﻮﻫﺎ إذا ﻛﺴﻴﺖ )رواﻩ أﲪﺪ‬: ‫؟ ﻗﺎل‬
Dari Hakim Ibnh Mu’awiyah al Qusyairi dari ayahnya, ia berkata : “Ya Rasul Allah,
kewajiban apakah yang dibebankan kepada kami terhadap isteri ?” Beliau bersabda :
“hendaklah engkau memberinya makan apabila engkau makan, dan memberinya pakaian
apabila engkau berpakaian”.

 Kitab Al Bajuri Juz II halaman 189 :


‫وﻧﻔﻘﺔ اﻟﺰوﺟﺔ اﻟﻤﻤﻜﻨﺔ ﻣﻦ ﻧﻔﺴﻬﺎ واﺟﺒﺔ ﻋﻠﻰ اﻟﺰوج وﻫﻲ ﻣﻘﺪرة‬
……

Nafkah isteri yang tamkin menjadi kewajiban atas suami menurut kadar kemampuannya.

 Kitab I’anatut thalibin juz IV halaman 84 :

‫وﲡﺐ اﳌﺆن ﻣﻦ ﺣﲔ اﻟﺘﺴﻠﻴﻢ‬


Nafkah itu wajib atas suami sejak isteri menyerahkan dirinya.

 Kitab Al Anwar juz II halaman 226 :

‫ﻓﺈن اﻟﻨﻔﻘﺔ ﻻ ﲡﺐ ﺑﺎﻟﻌﻘﺪ ﺑﻞ ﺑﺎﻟﺘﻤﻜﲔ‬


Nafkah itu tidak wajib karena aqad, tetapi adalah karena tamkin/penyerahan.

 Kitab Mizanul Kubra juz II halaman 139 :

‫إﻧﻬﺎ ﻻ ﺗﺴﻘﻂ ﻟﺨﺮوﺟﻬﺎ ﻋﻦ اﻟﻨﺸﻮز ﺑﺈذﻧﻪ ﻟﻬﺎ‬


Sesungguhnya kewajiban memberi nafkah itu tidak gugur karena keluarnya
isteri dengan seizin suami.

 Kitab Al Iqna’ juz II halaman 77 :

‫إن ﻣﺎ ﻛﺎن ﺗﻤﻠﻴﻚ ﻛﺎﻟﻨﻔﻘﺔ واﻟﻜﺴﻮة واﻷواﻧﻲ رﻋﻲ ﻓﻴﻪ ﺣﺎل اﻟﺰوج‬
Sesungguhnya sesuatu yang menjadi milik isteri, seperti nafkah kiswah dan bejana (barang-
barang pecah belah) disesuaikan dengan kemampuan suami.

 Kitab Bughyatul mustarsyidin halaman 228 :

‫وﳍﻦ ﻋﻠﻴﻜﻢ رزﻗﻬﻦ وﻛﺴﻮ ﻦ ﺑﺎﳌﻌﺮوف‬


Dan bagi mereka mempunyai hak nafkah dan pakaian dengan jalan yang baik.

 Kitab Al Muhadzdzab juz II halaman 175 :

‫وإذا اﺧﺘﻠﻒ اﻟﺰوﺟﺎن ﰲ ﻗﺒﺾ اﻟﻨﻔﻘﺔ ﻓﺎدﻋﻰ اﻟﺰوج أ ﺎ ﻓﺒﻀﺖ واﻧﻜﺮت اﻟﺰوﺟﺔ ﻓﺎﻟﻘﻮل ﻗﻮﳍﺎ ﻣﻊ ﳝﻴﻨﻬﺎ‬
Jika suami isteri berselisih tentang penerimaan nafkah, suami mendakwa bahwa nafkah telah
diterima oleh isteri, sedang si isteri mengingkarinya, maka yang benar adalah perkataan
isteri, disertai sumpahnya. (Ini kalau tidak ada saksi-saksi).

 Kitab I’anatut thalibin juz IV halaman 61 :


‫وﺗﺼﺪق ﻫﻲ ﻓﻴﻤﺎ ﻟﻮاﺗﻔﻘﺎ ﻋﻠﻰ اﻟﺘﻤﻜﲔ وادﻋﻰ ﻫﻮﻧﺸﻮزﻫﺎ ﺑﻌﺪﻩ أو ادﻋﻰ ﻫﻮ اﻹﻧﻔﺎق ﻋﻠﻴﻬﺎ‬
‫وادﻋﺖ ﻋﺪﻣﻪ‬
Isteri dibenarkan belum (diberi nafkah) jika mereka berdua sepakat sudah tamkin, dan suami
menuduh isteri nusyuz (sedang isteri dengan sumpah menolak tuduhan nusyuz itu).
Maksudnya : Jika isteri berkata sudah tamkin, dan suami mendakwa belum tamkin dan
nusyuz pula, maka tidak wajib nafkah, karena laki-laki dibenarkan katanya belum tamkin.

 Kitab I’anatut thalibin juz IV halaman 85 :

‫ﻓﺎﻟﻨﻔﻘﺔ أو اﻟﻜﺴﻮة ﳉﻤﻴﻊ ﻣﺎ ﻣﻀﻰ ﻣﻦ ﺗﻠﻚ اﳌﺪة دﻳﻦ ﳍﺎ ﻋﻠﻴﻪ ﻷ ﺎ اﺳﺘﺤﻖ ذﻟﻚ ﰱ ذﻣﺘﻪ‬
Nafkah dan pakaian yang telah lewat dari batas waktunya menjadi hutang suami kepada
isterinya yang harus ditanggung/dilunasi.

 Kitab I’anatut thalibin juz IV halaman 81 :

‫وﻟﻮ اﻣﺘﻨﻌﺖ ﻣﻦ اﻟﻨﻘﻠﺔ ﻣﻌﻪ ﱂ ﲡﺐ اﻟﻨﻔﻘﺔ‬


Apabila isteri menolak untuk pindah tempat bersama suami, maka tidak wajib atas suami
untuk memberi nafkah.
R. Nafkah dalam masa ‘iddah.

 Al Qur’an surat Ath Thalaq ayat 6 :

‫ وإن ﻛ ّﻦ أوﻻت‬.‫أﺳﻜﻨﻮﻫﻦ ﻣﻦ ﺣﻴﺚ ﺳﻜﻨﺘﻢ ﻣﻦ وﺟﺪﻛﻢ وﻻ ﺗﻀﺎروﻫﻦ ﻟﻴﻀﻴﻘﻮا ﻋﻠﻴﻬﻦ‬


.ّ‫ﺣﻤﻞ ﻓﺄﻧﻔﻘﻮا ﻋﻠﻴﻬ ّﻦ ﺣﺘﻰ ﻳﻀﻌﻦ ﺣﻤﻠﻬﻦ ﻓﺈن أرﺿﻌﻦ ﻟﻜﻢ ﻓﺄﺗﻮﻫ ّﻦ أﺟﻮرﻫﻦ‬
‫ وإن ﺗﻌﺎﺳﺮﺗﻢ ﻓﺴﺘﺮﺿﻊ ﻟﻪ أﺧﺮى‬.‫وأﺗﻤﺮوا ﺑﻴﻨﻜﻢ ﺑﻤﻌﺮوف‬
Tempatkanlah mereka (para isteri) dimana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu
dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka. Dan jika
mereka (isteri-isteri yang sudah ditalak) itu sedang hamil, maka berikanlah kepada mereka
nafkahnya hingga mereka bersalin, kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak) mu
untukmu maka berikanlah kepada mereka upahnya, dan musyawarahkanlah di antara kamu
(segala sesuatu), dengan baik, dan jika kamu kesulitan maka perempuan lain boleh
menyusukan (anak itu) untuknya.

 Kitab Al Muhadzdzab juz II halaman 176 :

‫إذا ﻃﻠﻖ إﻣﺮأﺗﻪ ﺑﻌﺪ اﻟﺪﺧﻮل ﻃﻼﻗﺎ رﺟﻌﻴﺎ وﺟﺐ ﻟﻬﺎ اﻟﺴﻜﻨﻰ واﻟﻨﻔﻘﺔ ﻓﻲ اﻟﻌﺪة‬
Apabila suami mencerai isteri sesudah dukhul dengan talak raj’i, maka isteri berhak
mendapat tempat tinggal dan nafkah semasa iddah.
 Kitab Al Iqna’ juz II halaman 177 :

‫وﻳﺠﺐ ﻟﻠﻤﻌﺘﺪة اﻟﺮﺟﻌﻴﺔ اﻟﺴﻜﻨﻰ واﻟﻨﻔﻘﺔ‬


Wajib diberikan kepada perempuan yang mengalami iddah raj’iy yaitu tempat tinggal dan
nafkah.

 Kitab Fathul Wahab juz II halaman 137 :

‫وﻣﺆﻧﺔ ﻋﺪة ﻛﻤﺆﻧﺔ زوﺟﺔ ﰲ ﺗﻘﺪﻳﺮﻫﺎ ووﺟﻮ ﺎ ﻳﻮﻣﺎ ﻓﻴﻮم‬


Nafkah isteri dalam masa iddah itu sama dengan nafkah isteri dalam perhitungan dan
kewajiban sehari-hari.

 Kitab Al Fiqhu ‘ala Madzahibil Arba’ah juz IV hal 576 :

‫ واﳌﺮاد ﺑﺎﻟﻨﻔﻘﺔ ﻣﺎ ﻳﺸﺘﻤﻞ اﻹﻃﻌﺎم أو اﻟﻜﺴﻮة واﳌﺴﻜﻨﺔ‬.‫إن اﻟﻨﻔﻘﺔ اﻟﻌﺪة ﳚﺐ ﻟﻠﺰوﺟﺔ اﳌﻄﻠﻘﺔ رﺟﻌﻴﺎ ﺣﺮة أو أﻣﺔ‬
Sesungguhnya nafkah iddah itu wajib atas seorang suami untuk isterinya yang ditalak raj’iy,
baik merdeka atau budak. Yang dimaksud dengan nafkah ialah apa yang berhubungan
dengan makanan, pakaian dan tempat tinggal.

 Qalyubi juz IV halaman 85 :

‫" وإن ﻛﻦ أوﻻت ﲪﻞ ﻓﺎﻧﻔﻘﻮا ﻋﻠﻴﻬﻦ ﺣﱴ‬: ‫وﲡﺒﺎن )أى اﻟﻨﻔﻘﺔ واﻟﻜﺴﻮة( ﳊﺎﻣﻞ ﻟﻘﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﱃ‬
‫ﻳﻀﻌﻦ ﲪﻠﻬﻦ" ﳍﺎ )أى ﻧﻔﺴﻬﺎ( ﺑﺴﺒﺐ اﳊﻤﻞ وﰱ ﻗﻮل ﻟﻠﺤﻤﻞ ﻧﻔﺴﻪ‬
Nafkah dan pakaian wajib atas suami yang menalak isterinya yang sedang hamil karena
firman Allah : “Dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah ditalak) itu sedang hamil, maka
berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin” *) hak untuk si isteri dengan
sebab kehamilannya. Dalam qaul yang lain untuk kehamilan dirinya.
*) Surat At Thalaq ayat 6.
S. Mut’ah.

 Al Qur’an Surat Al Baqarah ayat 241 :

‫وﻟﻠﻤﻄﻠﻘﺎت ﻣﺘﺎع ﺑﺎﻟﻤﻌﺮوف‬


Kepada wanita-wanita yang diceraikan (hendaklah diberikan oleh suaminya) mut’ah
(pemberian) menurut yang ma’ruf.

 Al Qur’an Surat Al Ahzab ayat 49 :

‫ﻓﻤﺘﻌﻮﻫﻦ وﺳﺮﺣﻮﻫﻦ ﺳﺮاﺣﺎ ﺟﻤﻴﻼ‬


Senangkanlah olehmu hati mereka dengan pemberian dan lepaslah mereka secara baik.

 Kitab I’anatut thalibin juz III hal 356 :

‫ﺗﺠﺐ ﻋﻠﻴﻪ ﻟﺰوﺟﺔ ﻣﻮﻃﻮأة وﻟﻮ أﻣﺔ ﻣﺘﻌﺔ ﺑﻔﺮاق ﺑﻐﻴﺮ ﺳﺒﺒﻬﺎ‬
Wajib atas seorang laki-laki/suami memberikan mut’ah kepada wanita/isteri yang telah
disetubuhi, walaupun wanita itu budak, karena ditalak dengan tidak ada sebab dari wanita
tersebut.

 Kitab Syarqawi alat tahrir juz IV halaman 275 :

‫وﻳﺴﺘﺤﺐ أن ﻻﻳﻨﻘﺺ اﻟﻤﺘﻌﺔ ﻋﻦ ﺛﻼﺛﻴﻦ درﻫﻤﺎ وأن ﻻ ﻳﺒﻠﻎ ﻧﺼﻒ اﻟﻤﻬﺮ ﻓﻼﺣﺪ‬
‫ﻟﻠﻮاﺟﺐ ﺑﻞ إن ﺗﺮﺿﻴﺎ ﺑﺸﻲء ﻓﺬاك وإن ﺗﻨﺎزﻋﺎ ﻗﺪرﻫﺎ ﻻﻗﺎﺿﻰ ﺑﺈﺟﺘﻬﺎدﻩ ﻣﻌﺘﺒﺮا‬
‫ﺣﺎﻟﻬﻤﺎ‬
Dan disukai pemberian mut'ah itu tidak kurang dari tiga puluh dirham dan tidak sampai
seperdua mahar, maka tidak ada batas wajibnya, kalau kedua belah pihak sama-sama rela
dengan mut'ah sesuatu, maka disitulah batas wajibnya. Dan apabila kedua belah pihak
bertikai tentang besarnya mut'ah maka hakim yang menentukan dengan memandang
keduanya.
 Kitab Bughyatul Mustarsyidin halaman 214 :
‫وﲡﺐ اﳌﺘﻌﺔ ﳌﻮﻃﻮءة ﻃﻠﻘﺖ ﺑﺎﺋﻨﺎ أو رﺟﻌﻴﺎ واﻧﻘﻀﺖ ﻋﺪ ﺎ‬
Wajib mut’ah atas suami terhadap isterinya yang telah disetubuhi, baik ia ditalak ba’in atau
raj’iy dan sudah habis masa iddahnya.

 Dr. Wahbah az Zuhaili dalam kitabnya Fiqh Al-Islami wa adillatuhu juz VII halaman 320
:

‫ﻟﺘﻄﻴﻴﺐ ﺧﺎﻃﺮ اﳌﺮأة وﲣﻔﻴﻒ أﱂ اﻟﻔﺮاق وﻹﳚﺎد ﺑﺎﻋﺚ ﻋﻠﻰ اﻟﻌﻮدة إﱃ اﻟﺰوﺟﻴﺔ إن ﱂ ﺗﻜﻦ‬
‫اﻟﺒﻴﻨﻮﻧﺔ ﻛﱪى‬
Pemberian mut’ah itu agar isteri terhibur hatinya, dapat mengurangi kepedihan akibat cerai
talak, dan untuk menumbuhkan keinginan rukun kembali sebagai suami isteri, jika talak itu
bukan ba’in kubra.

 Dr. Wahbah az Zuhaili dalam kitabnya Fiqh Al-Islami wa adillatuhu juz VII halaman 532
:

‫إذا ﻃﻠﻖ اﻟﺮﺟﻞ زوﺟﺘﻪ وﺗﺒﲔ ﻟﻠﻘﺎﺿﻰ أن اﻟﺰوج ﻣﺘﻌﺴﻒ ﰱ ﻃﻼﻗﻬﺎ دون ﻣﺎﺳﺒﺐ ﻣﻌﻘﻮل‬
‫وأن اﻟﺰوﺟﺔ ﺳﻴﺼﻴﺒﻬﺎ ﺑﺬﻟﻚ ﺑﺆس وﻓﺎﻗﺔ ﺟﺎز ﻟﻠﻘﺎﺿﻰ أن ﳛﻜﻢ ﳍﺎ ﻋﻠﻰ ﻣﻄﻠﻘﻬﺎ ﲝﺴﺐ‬
‫ﺣﺎﻟﻪ ودرﺟﺔ ﺗﻌﺴﻔﻪ ﺑﺘﻌﻮﻳﺾ ﻻﻳﺘﺠﺎوز ﻣﺒﻠﻎ ﻧﻔﻘﺔ ﺛﻼث ﺳﻨﻮات ﻷﻣﺜﺎﳍﺎ ﻓﻮق ﻧﻔﻘﺔ اﻟﻌﺪة‬
‫وﻟﻠﻘﺎﺿﻰ أن ﳚﻌﻞ دﻓﻊ ﻫﺬا اﻟﺘﻌﻮﻳﺾ ﲨﻠﺔ أوﺷﻬﺮﻳﺎ ﺑﺴﺒﺐ ﻣﻘﺘﻀﻰ اﳊﺎل‬
Apabila seorang suami mentalaq isterinya, dan telah jelas bagi hakim bahwa si suami
berbuat sembarangan dalam talaknya tanpa sebab yang masuk akal, dan dengan perbuatan
si suami itu isteri menderita sengsara, diperbolehkan bagi hakim untuk menetapkan atas
suami kepada isterinya sesuai dengan kemampuan suami dan tingkat kesengsaraannya,
pemberian kerugian tidak lebih dari nafakah selama tiga tahun sepadan dengan status isteri
(dalam kurun waktu) lebih lama dari pada nafakah masa iddah. Dan hakim dapat
menetapkan pembayaran ganti rugi itu secara kontan atau secara bulanan sesuai dengan
kondisi suami.
T. ‘Iddah (masa tunggu).

 Al Qur’an Surat Al Baqarah ayat 228 :

‫وﻟﻠﻤﻄﻠﻘﺎت ﻳﺘﺮﺑﺼﻦ ﺑﺄﻧﻔﺴﻬﻦ ﺛﻼﺛﺔ ﻗﺮوء‬


Wanita-wanita yang ditalak hendaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru’.

 Kitab Al Qur’an Surat At Thalaq ayat 4 :

‫وﻟﻼﺋﻰ ﻳﺌﺴﻦ ﻣﻦ اﻟﻤﺤﻴﺾ ﻣﻦ ﻧﺴﺎﺋﻜﻢ إن ارﺗﺒﺘﻢ ﻓﻌﺪﺗﻬﻦ ﺛﻼﺛﺔ أﺷﻬﺮوﻟﻼﺋﻰ ﻟﻢ ﻳﺤﻀﻦ‬


Dan perempuan- perempuan yang putus asa dari haidl diantara perempuan-perempuanmu
jika kamu ragu-ragu (tentang masa iddahnya), maka iddah mereka adalah tiga bulan.

 Al Qur’an Surat At Thalaq ayat 4 :

‫وأوﻻت اﻷﺣﻤﺎل أﺟﻠﻬﻦ أن ﻳﻀﻌﻦ ﺣﻤﻠﻬﻦ‬


Dan perempuan yang hamil waktu ‘iddah mereka itu ialah sampai mereka melahirkan
kandungannya.

 Al Qur’an Surat Al Baqarah ayat 234 :

‫واﻟﺬﻳﻦ ﻳﺘﻮﻓﻮن ﻣﻨﻜﻢ وﻳﺬرون أزواﺟﺎ ﻳﺘﺮﺑﺼﻦ ﺑﺄ ﻧﻔﺴﻬﻦ أرﺑﻌﺔ أﺷﻬﺮ وﻋﺸﺮا‬
Orang-orang yang meninggal dunia diantaramu dengan meninggalkan isteri-isteri
(hendaklah para isteri itu) menangguhkan dirinya (beriddah) empat bulan sepuluh hari.

 Al Qur’an Surat Al Ahzab ayat 49 :


‫…… ﰒ ﻃﻠﻘﺘﻤﻮﻫﻦ ﻣﻦ ﻗﺒﻞ أن ﲤﺴﻮﻫﻦ ﻓﻤﺎ ﻟﻜﻢ ﻋﻠﻴﻬﻦ ﻣﻦ ﻋﺪة‬
..... kemudian kamu ceraikan sebelum kamu mencampurinya maka sekali-sekali tidak wajib
atas mereka iddah bagimu.

 Tafsir Ibnu Katsir juz I halaman 276 :

‫إن اﳌﺨﺘﻠﻔﺔ ﻋﺪﺗﻪ ﻋﺪة اﳌﻄﻠﻘﺔ ﺑﺜﻼﺛﺔ ﻗﺮوء إن ﻛﺎﻧﺖ ﳑﻦ ﲢﻴﺾ‬


Sesungguhnya perceraian yang bermacam-macam itu iddahnya adalah iddah perempuan
yang ditalak, yaitu tiga kali suci jika perempuan itu masih haid.
U. Nafkah anak.

 Kitab I’anatut thalibin Juz IV halaman 99 :

‫ﻣﻦ ﻟﻪ أب وأم ﻓﻨﻔﻘﺘﻪ ﻋﻠﻰ أب أي وﻟﻮﻛﺎن ﺑﺎﻟﻐﺎ إﺳﺘﺼﺤﺎﺑﺎ ﻟﻤﺎ ﻛﺎن ﻓﻲ ﺻﻐﺮﻩ‬

‫ﻟﻌﻤﻮم ﺧﱪ ﻫﻨﺪن اﻟﺴﺎﺑﻖ‬


Anak yang masih mempunyai ayah dan ibu, nafakahnya menjadi kewajiban ayahnya,
maksudnya walaupun anak itu telah baligh, karena istishhab kepada keadaannya waktu
masih kecil dan kepada hadits yang ditujukan kepada Hindun (isteri Abu Sufyan).

 Kitab Al Umm Juz V halaman 81 :

‫إ ّن ﻋﻠﻰ اﻷب أن ﻳﻘﻴﻢ ﺑﺎﳌﺆﻧﺔ ﰲ إﺻﻼح وﻟﺪﻩ ﻣﻦ رﺿﺎع وﻧﻔﻘﺔ وﻛﺴﻮة وﺧﺪﻣﺔ‬
Ayah diwajibkan menjamin segala sesuatu untuk kemaslahatan anaknya yang masih kecil,
baik dari segi penyusuannya, nafkahnya, pakaiannya dan perawatannya.

 Kitab Al Muhadzdzab juz II halaman 166 :

‫إن رﺟﻼ ﺟﺎء إﱃ اﻟﻨﱯ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﻓﻘﺎل ﻳﺎ وﺳﻮل اﷲ ﻋﻨﺪى دﻳﻨﺎر ﻓﻘﺎل أﻧﻔﻘﻪ‬
‫ﻋﻠﻰ ﻧﻔﺴﻚ ﻗﺎل ﻋﻨﺪى أﺧﺮﻓﻘﺎل أﻧﻔﻘﻪ ﻋﻠﻰ وﻟﺪك ﻗﺎل ﻋﻨﺪى أﺧﺮﻓﻘﺎل أﻧﻔﻘﻪ ﻋﻠﻰ أﻫﻠﻚ‬
‫ﻗﺎل ﻋﻨﺪى أﺧﺮﻗﺎل أﻧﻔﻘﻪ ﻋﻠﻰ ﺧﺎدﻣﻚ ﻗﺎل ﻋﻨﺪى أﺧﺮﻗﺎل أﻧﺖ أﻋﻠﻢ ﺑﻪ‬
Telah datang seorang laki-laki menghadap Rasulullah saw. lalu berkata: ‘Aku punya dinar
(uang)’. Rasulullah bersabda: ‘Nafakahkanlah bagi dirimu’. Laki-laki tadi berkata lagi:
‘Masih ada sisanya’. Rasulullah bersabda: ‘Nafakahkanlah untuk anakmu’. Laki-laki tadi
berkata: ‘Masih ada sisanya’. Rasulullah bersabda: ‘Nafakahkanlah untuk isterimu’. Laki-
laki tadi berkata lagi: ‘Masih ada sisanya’. Rasulullah bersabda: ‘Nafakahkanlah untuk
pembantumu’. Laki-laki tadi berkata: ‘Masih ada sisanya’. Rasulullah akhirnya bersabda:
‘Engkau lebih tahu cara menggunakannya”.

 Dr. Wahbah Zuhaili dalam kitabnya Fiqh Al-Islami juz VII hal 824 sebagai berikut :
‫وأﻣﺎ اﻟﻮﻟﺪ اﻟﻜﺒﲑ ﻓﻼ ﲡﺐ ﻧﻔﻘﺘﻪ ﻋﻠﻰ اﻷب إﻻ إذا ﻛﺎن ﻋﺎﺟﺰا ﻋﻦ اﻟﻜﺴﺐ ﻷﻓﺎت … او ﺑﺴﺒﺐ ﻃﻠﺐ اﻟﻌﻠﻢ‬
Adapun anak yang sudah besar maka ayah tidak kewajiban memberi nafakah kecuali ia tidak
bisa berusaha karena cacat, ……….. atau sebab masih mencari ilmu (kuliah)
 Kitab Al Muhadzdzab juz II halaman 189 :

‫ وإن ﻣﻀﺖ و ﱂ ﻳﻨﻔﻖ ﻋﻠﻰ ﻣﻦ ﺗﻠﺰﻣﻪ ﻧﻔﻘﺘﻪ ﻣﻦ اﻷﻗﺎرب ﱂ ﻳﺼﺮ دﻳﻨﺎ ﻋﻠﻴﻪ‬... ‫وﻣﻦ وﺟﺒﺖ ﻋﻠﻴﻪ ﻧﻔﻘﺘﻪ ﺑﺎﻟﻘﺮاﺑﺔ وﺟﺒﺖ ﻧﻔﻘﺘﻪ ﻋﻠﻰ ﻗﺪر اﻟﻜﻔﺎﻳﺔ‬
Barangsiapa diwajibkan memberi nafkah karena ada hubungan kerabat, maka ia wajib
memberikan nafkah menurut kemampuannya, ... dan bila masanya sudah berlalu ia tidak
memberikan nafkah itu kepada kerabatnya, maka nafkah itu tidak menjadi hutang baginya.
V. Pemeliharaan anak/Hadlanah.

 Kitab Bajuri juz II halaman 195 :

‫وإذا ﻓﺎرق اﻟﺮﺟﻞ زوﺟﺘﻪ وﻟﻪ ﻣﻨﻬﺎ وﻟﺪ ﻓﻬﻲ أﺣﻖ ﲝﻀﺎﻧﺘﻪ‬
Apabila seorang laki-laki bercerai dengan isterinya, dan dia mempunyai anak dari
perkawinannya dengan isterinya itu, isterinya lebih berhak untuk memeliharanya.

 Kitab I’anatut thalibin juz IV halaman 101 :

‫واﻷوﱃ ﺑﺎﳊﻀﺎﻧﺔ وﻫﻲ ﺗﺮﺑﻴﺔ ﻣﻦ ﻻ ﻳﺴﺘﻘﻞ إﱃ اﻟﺘﻤﻴﻴﺰ أم ﱂ ﺗﺘﺰوج‬


Yang lebih utama dalam hal hadlanah yaitu pemeliharaan anak sampai umur mumayyiz,
adalah ibu selama ia belum menikah dengan laki-laki lain.

 Kitab I’anatut thalibin juz IV halaman 102 :

‫واﻟﻤﻤﻴﺰ إن اﻓﺘﺮق أﺑﻮاﻩ ﻣﻦ اﻟﻨﻜﺎح ﻛﺎن ﻋﻨﺪ ﻣﻦ اﺧﺘﺎرﻩ ﻣﻨﻬﻤﺎ‬


Dan kalau sudah mumayyiz dimana ayah ibunya telah bercerai, maka hadlanah anak itu
berada pada ayahnya atau ibunya yang dipilih diantara keduanya.

 Kitab I’anatut thalibin juz IV halaman 99 :

‫ﻣﻦ ﻟﻪ أب وأم ﻓﻨﻔﻘﺘﻪ ﻋﻠﻰ أب‬


Anak yang masih punya bapak dan ibu, maka bapaknyalah yang wajib menafakahinya.

 Kitab Kifayatul Akhyar juz II halaman 94 :

‫وﺷﺮاﺋﻂ اﻟﺤﻀﺎﻧﺔ ﺳﺒﻊ اﻟﻌﻘﻞ واﻟﺤﺮﻳﺔ واﻟﺪﻳﻦ واﻟﻌﻔﺔ واﻷﻣﺎﻧﺔ واﻹﻗﺎﻣﺔ ﻓﻰ ﺑﻠﺪ اﻟﻤﻤﻴﺰ‬

‫واﳋﻠﻮ ﻣﻦ زوج ﻓﺈن اﺣﺘﻞ ﺷﺮط ﻣﻨﻬﺎ أي اﻟﺴﺒﻌﺔ ﰱ اﻷم ﺳﻘﻄﺖ ﺣﻀﻨﺘﻬﺎ‬
Syarat-syarat hadlanah itu ada tujuh, berakal, merdeka, beragama Islam, menjaga
kehormatan, amanah(dapat dipercaya), tinggal di tempat yang dipilih dan belum menikah
dengan laki-laki lain. Jika tidak terpenuhi salah satu diantara syarat-syarat tersebut
gugurlah hak si ibu untuk memelihara anaknya.

 Kitab Kifayatul Akhyar juz II halaman 93 :

‫أن رﺳﻮل اﷲ ص م أﺗﺘﻪ إﻣﺮأة وﻗﺎﻟﺖ ﻳﺎرﺳﻮل اﷲ إن إﺑﲏ ﻫﺬا ﻛﺎن ﺑﻄﲏ ﻟـﻪ وﻋﺎء‬
‫ ﻓﻘﺎل ﻟـﻬﺎ رﺳﻮل اﷲ ص م‬. ‫وﻟﺜﺪﻳﻲ ﻟﻪ ﺳﻘﺎء وﺣﺠﺮي ﻟﻪ ﺣﻮاء وأن أﺑﺎﻩ ﻃﻠﻘﲏ وأراد أن ﻳﻨـﺰﻋﻪ ﻣﲏ‬
‫أﻧﺖ أﺣﻖ ﺑﻪ ﻣﺎ ﱂ ﺗﻨﻜﺤﻲ‬
Bahwasanya Rasulullah telah didatangi seorang wanita, ia berceritera “Ya Rasulullah,
sesungguhnya anak saya ini perut sayalah yang mengandungnya, air susu sayalah yang
diminumnya serta pangkuan sayalah tempat penjagaannya, sedang ayahnya telah
menceraikan saya dan ia bermaksud memisahkan anakku dari padaku”. Maka sabda
Rasulullah saw. padanya “Engkau lebih berhak terhadap anakmu selama engkau belum
kawin”.

 Kitab Bajuri juz II halaman 198 :

(‫اﻟﻌﻔﺔ واﻷﻣﺎﻧﺔ )اﻟﻌﻔﺔ … اﻟﻜﺴﻒ ﻋﻤﺎ ﻻ ﳛﻞ وﻻ ﳛﻤﺪ … واﻷﻣﺎﻧﺔ ﺿﺪ اﳋﻴﺎﻧﺔ‬


(‫ﻓﻼ ﺣﻀﺎﻧﺔ ﻟﻔﺎﺳﻘﺔ )وﻣﻦ اﻟﻔﺎﺳﻘﺔ ﺗﺎرﻛﺔ اﻟﺼﻼة‬
Dan diantara syarat hadlanah yaitu mempunyai sifat ‘iffah dan amanah, (‘iffah yaitu
mencegah diri dari perbuatan tidak halal dan tidak terpuji, amanah adalah lawan khiyanat),
maka tidak ada hak hadlanah bagi isteri yang fasik(dan sebagian kefasikan itu ialah
meninggalkan shalat).

 Kitab Syarqowi ala at Tahrir juz II halaman 352 :

‫ﻓﻴﻤﺎ إذا اﺟﺘﻤﻌﺎ وﺗﻘﺪم ﺣﻴﻨﺌﺬ أم ﻓﺄﻣﻬﺎﺗﻬﺎ وإن ﻋﻠﺖ ﻓﺄب ﻓﺄﻣﻬﺎﺗﻪ وإن ﻋﻼ ﻓﺎﻷﻗﺮب‬
.

‫ﻣﻦ اﳊﻮاﺷﻰ‬
Dalam hal pemegang hak hadlanah bersama-sama ada, ketika itu didahulukan ibu dan
seterusnya ke atas, kemudian ayah dan seterusnya keatas, baru keluarga dekat menyamping.

 Hadits Rasulullah saw :

‫و ﻋﻦ ﻋﺒﺪ اﳊﻤﻴﺪ ﺑﻦ ﺟﻌﻔﺮ اﻷﻧﺼﺎرى ﻋﻦ ﺟﺪﻩ أن ﺟﺪﻩ أﺳﻠﻢ وأﺑﺖ اﻣﺮأﺗﻪ أن‬
‫ﺗﺴﻠﻢ ﻓﺠﺎء ﺑﺎﺑﻦ ﻟﻪ ﺻﻐﲑ ﱂ ﻳﺒﻠﻎ ﻗﺎل ﻓﺄﺟﻠﺲ اﻟﻨﱯ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ اﻷب‬
(‫ﻫﺎ ﻫﻨﺎ واﻷم ﻫﺎ ﻫﻨﺎ ﰒ ﺧﲑﻩ وﻗﺎل اﻟﻠﻬﻢ اﻫﺪﻩ ﻓﺬﻫﺐ إﱃ أﺑﻴﻪ )رواﻩ أﲪﺪ واﻟﻨﺴﺎئ‬
Dari Abdul Hamid bin Ja’far Al Anshari dari kakeknya : sesungguhnya kakeknya telah
masuk Islam, sedang neneknya enggan masuk Islam. Maka datanglah kakeknya tersebut
membawa anak kecil/belum dewasa. Abdul Hamid bin Ja’far Al Anshari berkata : “maka
Nabi mendudukkan ayahnya di sana dan ibunya di sana. Kemudian menyuruh anak itu untuk
memilihnya dan beliau berdoa : Ya Allah berilah petunjuk kepada anak itu. Maka pergilah
anak itu memilih ayahnya”. Diriwayatkan oleh Ahmad dan An Nasa’i.
W. Perwalian anak.

 Kitab Ahkamul aulaad halaman 76 :

‫وﻟﻤﺎﻛﺎﻧﺖ ﻫﺬﻩ اﻟﻮﻻﻳﺔ ﺛﺎﺑﺘﺔ ﻟﻌﺠﺰ اﻟﻤﻮﻟﻰ ﻋﻠﻴﻪ ﻋﻦ اﻟﻨﻈﺮ وﺗﺒﻴﻦ اﻟﻤﺼﻠﺤﺔ ﻛﺎﻧﺖ‬
‫ﺛﺎﺑﺘﺔ ﻋﻠﻰ اﻟﺼﻐﻴﺮ واﻟﺼﻐﻴﺮة وﻋﻠﻰ اﻟﻤﺠﻨﻮن واﻟﻤﺠﻨﻮﻧﺔ‬
Perwalian dapat ditetapkan karena lemahnya akal/ tidak mampunya menggunakan pikiran
dan menilai kemaslahatan dari orang yang berada di bawah perwalian, demikian juga
terhadap anak-anak dan orang yang sakit ingatan.
X. Pengangkatan anak.

 Al Qur’an surat Al Ahzab ayat 4 dan 5 yang berbunyi :

‫ﻣﺎ ﺟﻌﻞ اﷲ ﻟﺮﺟﻞ ﻣﻦ ﻗﻠﺒﻴﻦ ﻓﻰ ﺟﻮﻓﻪ …… وﻣﺎ ﺟﻌﻞ ادﻋﻴﺎءﻛﻢ أﺑﻨﺎءﻛﻢ ذﻟﻜﻢ‬
‫ أدﻋﻮﻫﻢ ﻷﺑﺎﺋﻬﻢ ﻫﻮأﻗﺴﻂ‬. ‫ﻗﻮﻟﻜﻢ ﺑﺄﻓﻮاﻫﻜﻢ واﷲ ﻳﻘﻮل اﻟﺤﻖ وﻫﻮ ﻳﻬﺪى اﻟﺴﺒﻴﻞ‬
. ‫ ﻓﺈن ﻟﻢ ﺗﻌﻠﻤﻮا أﺑﺎءﻫﻢ ﻓﺈﺧﻮاﻧﻜﻢ ﻓﻰ اﻟﺪﻳﻦ وﻣﻮاﻟﻴﻜﻢ‬. ‫ﻋﻨﺪ اﷲ‬
Allah sekali-kali tidak menjadikan bagi seseoprang dua buah hati dalam rongganya,
dan……………….Dia tidak menjadikan anak-anak angkatmu sebagai anak kandungmu
(sendiri). Yang demikian itu hanyalah perkataanmu dimulutmu saja. Dan Allah mengatakan
yang sebenarnya dan Dia menunjukkan jalan( yang benar). Panggillah mereka (anak-anak
angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka, itulah yang lebih adil pada sisi
Allah, dan jika kamu tidak mengetahui bapak-bapak mereka maka (panggillah mereka
sebagai) saudara-saudaramu seagama dan maula-maulamu……..
Y. Pengesahan Anak/Penentuan Nasab.

 Kitab Bughyatul Mustarsyidin halaman 155 :

‫وﻻ ﻳﺜﺒﺖ اﻟﻨﺴﺐ إﻻ ﺑﺎﻟﺒﻴﻨﺔ اﻟﻜﺎﻣﻠﺔ وﻫﻲ رﺟﻼن ﻓﻘﻂ‬


Dan tidaklah tetap sahnya nasab (keturunan), kecuali dengan bukti yang sempurna, yaitu 2
orang saksi laki-laki.

 Kitab Fiqh Islami wa adillatuhu oleh Dr. Wahbah Az Zuhaili jilid 7 halaman 673
sebagai berikut :
‫ وﻳﺮﺗﺒﻂ ﺑﻪ أﻓﺮادﻫﺎ ﺑﺮﺑﺎط داﺋﻢ ﻣﻦ اﻟﺼﻠﺔ‬, ‫اﻟﻨﺴﺐ أﻗﻮى اﻟﺪﻋﺎﺋﻢ اﻟﱵ ﺗﻘﻮم ﻋﻠﻴﻬﺎ اﻷﺳﺮة‬
.‫ﺗﻘﻮم ﻋﻠﻰ أﺳﺎس وﺣﺪة اﻟﺪم واﳉﺰﺋﻴﺔ واﻟﺒﻌﻀﻴﺔ ﻓﺎﻟﻮﻟﺪ ﺟﺰء ﻣﻦ أﺑﻴﻪ واﻷب ﺑﻌﺾ ﻣﻦ وﻟﺪﻩ‬
‫وراﺑﻄﺔ اﻟﻨﺴﺐ ﻫﻲ ﻧﺴﻴﺞ اﻷﺳﺮة اﻟﺬي ﻻ ﺗﻨﻔﺼﻢ ﻋﺮاﻩ وﻫﻮ ﻧﻌﻤﺔ ﻋﻈﻤﻲ أﻧﻌﻤﻬﺎ اﷲ ﻋﻠﻰ‬
‫اﻹﻧﺴﺎن إذ ﻟﻮﻻﻫﺎ ﻟﺘﻔﻜﻜﺖ أواﺻﺮ اﻷﺳﺮة وذاﺑﺖ اﻟﺼﻼت ﺑﻴﻨﻬﺎ وﳌﺎ ﺑﻘﻲ أﺛﺮ ﻣﻦ ﺣﻨﺎن‬
: ‫ ﻟﺬا اﻣﱳ اﷲ ﻋﺰ وﺟﻞ ﻋﻠﻰ اﻹﻧﺴﺎن ﺑﺎﻟﻨﺴﺐ ﻓﻘﺎل ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ‬, ‫وﻋﻄﻒ ورﲪﺔ ﺑﲔ أﻓﺮادﻫﺎ‬
Nasab adalah paling kuatnya tiang penyangga keluarga, sebab dengan nasab terikatlah
individu-individu keluarga dengan ikatan yang kekal abadi dari silaturohim yang berdiri
diatas dasar satunya darah, daging dan tulang-tulang manusia. Maka anak adalah bagian
dari ayahnya demikian pula ayah adalah sebagian dari anaknya. Ikatan nasab adalah
laksana tenunan keluarga yang tidak terputus talinya. Dan nasab adalah nikmat yang agung
yang dianugerahkan Allah swt atas manusia, karena tanpa adanya ikatan nasab, maka akan
terlepaslah ikatan keluarga dan akan mencairlah ikatan silaturohim. Oleh karena itu Allah
swt. menganugerahkan atas manusia dengan nasab dan berfirman dalam surat 25 Al Furqon
ayat 54 :

‫ ﻓﺠﻌﻠﻪ ﻧﺴﺒﺎ وﺻﻬﺮا وﻛﺎن رﺑﻚ ﻗﺪﻳﺮا‬.‫وﻫﻮ اﻟﺬى ﺧﻠﻖ ﻣﻦ اﳌﺎء ﺑﺸﺮا‬
Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air, lalu Dia jadikan manusia itu (punya)
keturunan dan mushoharoh dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa.

 Kitab Fiqh Islami wa adillatuhu oleh Dr. Wahbah Az Zuhaili jilid 7 halaman 673 -
674 sebagai berikut :

‫وﻣﻨﻊ اﻟﺸﺮع اﻷﺑﺎء ﻣﻦ إﻧﻜﺎر ﻧﺴﺐ اﻷوﻻد وﺣﺮم ﻋﻠﻰ اﻟﻨﺴﺎء ﻧﺴﺒﺔ وﻟﺪ إﱃ ﻏﲑ أﺑﻴﻪ‬
: ‫اﳊﻘﻴﻘﻲ ﻓﻘﺎل ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ‬
Bahwa agama melarang seorang ayah mengingkari anaknya sendiri dan mengharamkan
seorang wanita yang menasabkan anaknya kepada selain ayahnya yang haqiqi, bersabda
Nabi Muhammad saw. :
‫ ﻓﻠﻴﺴﺖ ﻣﻦ اﷲ ﰱ ﺷﻴﺊ وﻟﻦ ﻳﺪﺧﻠﻬﺎ اﷲ‬,‫اﳝﺎ اﻣﺮأة ادﺧﻠﺖ ﻋﻠﻰ ﻗﻮم ﻣﻦ ﻟﻴﺲ ﻣﻨﻬﻢ‬
‫وأﳝﺎرﺟﻞ ﺟﺤﺪوﻟﺪﻩ وﻫﻮ ﻳﻨﻈﺮ اﷲ اﺣﺘﺠﺐ اﷲ ﺗﻌﺎﻟﯩﻤﻨﻪ وﻓﻀﺤﻪ ﻋﻠﻰ رؤوس اﻷوﻟﲔ‬,‫ﺟﻨﺘﻪ‬
‫ )رواﻩ أﺑﻮدود واﻟﻨﺴﺎئ واﺑﻦ ﻣﺎﺟﻪ واﺑﻦ ﺣﺒﺎن واﳊﺎﻛﻢ ﻋﻦ أﰉ ﻫﺮﻳﺮة‬.‫واﻷﺧﺮﻳﻦ ﻳﻮم اﻟﻘﻴﺎﻣﺔ‬
.(‫وﻫﻮ ﺻﺤﻴﺢ‬
Setiap orang perempuan yang memasukkan nasab anaknya pada suatu kaum, padahal (ia
tahu) bahwa anak itu bukan dari golongan kaum tersebut, maka Allah SWT. tidak
bertanggung jawab atas perbuatan perempuan tersebut dan tidak akan memasukkan ke
surgaNya, dan setiap orang laki-laki yang mengingkari anaknya sendiri sedang ia tahu dan
menyadari, maka Allah SWT. Akan menutup darinya dan akan membuka kejelekan-
kejelekannya pada hari Kiamat dimuka pemuka-pemuka Awalin dan Akhirin (dari Abu
Hurairah).

 Kitab Fiqh Islami wa adillatuhu oleh Dr. Wahbah Az Zuhaili jilid 7 halaman 674
sebagai berikut :

‫وﻣﻨﻊ اﻟﺸﺮع أﻳﻀﺎ اﻷﺑﻨﺎء ﻣﻦ اﻧﺘﺴﺎ ﻢ إﱃ ﻏﲑ أﺑﺎﺋﻬﻢ ﻓﻘﺎل ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ‬
Agama juga melarang pada anak-anak yang mengaku-ngaku ada hubungan nasab dengan
selain ayahnya, besabda Hadist Nabi Muhammad saw :
‫ﻓﺎﳉﻨﺔ ﻋﻠﻴﻪ ﺣﺮام‬,‫ﻣﻦ ادﻋﻰ اﱃ ﻏﲑ أﺑﻴﻪ وﻫﻮﻳﻌﻠﻢ‬
Barang siapa (seorang anak) mengaku-ngaku ada hubungan nasab dengan bukan ayahnya
sendiri, maka haram baginya masuk surga. (Hadist riwayat Ahmad, Bukhori, Muslim, Abu
Dawud, Ibnu Majah dari Abu Hurairah dan dia Shoheh).
Z. Kewajiban anak terhadap orang tua.

 Al Qur’an Surat Al ‘Ankabut ayat 8 :

‫ووﺻﻴﻨﺎ اﻹﻧﺴﺎن ﺑﻮاﻟﺪﻳﻪ ﺣﺴﻨﺎ‬


Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu bapaknya.

 Al Qur’an Surat Luqman ayat 14 :

‫ووﺻﻴﻨﺎ اﻹﻧﺴﺎن ﺑﻮاﻟﺪﻳﻪ إﺣﺴﺎﻧﺎ ﲪﻠﺘﻪ أﻣﻪ وﻫﻨﺎ ﻋﻠﻰ وﻫﻦ وﻓﺼﺎﻟﻪ ﰲ ﻋﺎﻣﲔ أن اﺷﻜﺮﱄ‬
‫ﱄ اﳌﺼﲑ‬ّ ‫وﻟﻮاﻟﺪﻳﻚ إ‬
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya;
ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan
menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada Ku dan kepada dua orang ibu
bapakmu, hanya kepada Ku lah kembalimu.

 Hadits Rasulullah saw., dalam Kitab Riyadhus shalihin, Bab Birrul Walidain dan
Shilaturrahmi :

‫ ﺳﺄﻟﺖ اﻟﻨﱯ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ‬: ‫ﻋﻦ أﰊ ﻋﺒﺪ اﻟﺮﲪﻦ ﻋﺒﺪ اﷲ ﺑﻦ ﻣﺴﻌﻮد رﺿﻲ اﷲ ﻋﻨﻪ ﻗﺎل‬
: ‫ي ؟ ﻗﺎل‬
‫ ﰒّ أ ﱞ‬:‫ ﻗﻠﺖ‬,‫ اﻟﺼﻼة ﻋﻠﻰ وﻗﺘﻬﺎ‬: ‫ي اﻟﻌﻤﻞ أﺣﺐ إﱃ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ؟ ﻗﺎل‬ ّ ‫ أ‬: ‫وﺳﻠﻢ‬
(‫ )ﻣﺘﻔﻖ ﻋﻠﻴﻪ‬.‫ اﳉﻬﺎد ﰲ ﺳﺒﻴﻞ اﷲ‬: ‫ي ؟ ﻗﺎل‬
‫ ﰒّ أ ﱞ‬: ‫ ﻗﻠﺖ‬,‫ﺑّﺮ اﻟﻮاﻟﺪﻳﻦ‬
Dari Aburrahman Abdullah bin Mas’ud ia berkata : Saya bertanya kepada Nabi saw :
“Apakah amal yang paling disukai Allah Ta’ala ?” Beliau menjawab : “Shalat pada
waktunya”. Saya bertanya lagi : “Kemudian apa?”. Beliau menjawab : “Berbuat baik
kepada orang tua”. Saya bertanya lagi : “Kemudian apa ?”. Beliau menjawab : ”Berjuang
pada jalan Allah”.(Riwayat Bukhari Muslim).

 Hadits Rasulullah saw., dalam Kitab Riyadhus shalihin, Bab Birrul Walidain dan
Shilaturrahmi :

‫ ﻳﺎ‬: ‫ ﺟﺎء رﺟﻞ إﱃ رﺳﻮل اﷲ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﻓﻘﺎل‬: ‫ﻋﻦ أﰊ ﻫﺮﻳﺮة رﺿﻲ اﷲ ﻋﻨﻪ ﻗﺎل‬
‫ ﻗﺎل‬,‫ أﻣّﻚ‬: ‫ ﰒّ ﻣﻦ ؟ ﻗﺎل‬: ‫ ﻗﺎل‬,‫ أﻣّﻚ‬: ‫رﺳﻮل اﷲ ﻣﻦ أﺣ ّﻖ اﻟﻨﺎس ﲝﺴﻦ ﺻﺤﺎﺑﱵ ؟ ﻗﺎل‬
(‫ )ﻣﺘﻔﻖ ﻋﻠﻴﻪ‬.‫ ﰒّ ﻣﻦ ؟ ﻗﺎل أﺑﻮك‬: ‫ ﻗﺎل‬,‫ أﻣّﻚ‬: ‫ ﰒّ ﻣﻦ ؟ ﻗﺎل‬:
Dari Abu Hurairah ra. berkata : Ada seseorang datang kepada Rasulullah saw dan bertanya
: “Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak saya pergauli dengan sebaik-baiknya
?”. Beliau menjawab : “Ibumu”. Ia bertanya : “Kemudian siapa ?” Beliau menjawab :
“Ibumu”. Ia bertanya : “Kemudian siapa ?” Beliau menjawab : “Ibumu”. Ia bertanya lagi :
“Kemudian siapa ?” Beliau menjawab : “Ayahmu”. (Riwayat Bukhari Muslim).
AA. Harta Bersama/Gono-gini.

 Al Qur’an Surat An Nisa’ ayat 32 :

‫وﻻ ﺗﺘﻤﻨّﻮا ﻣﺎ ﻓﻀﻞ اﷲ ﺑﻪ ﺑﻌﻀﻜﻢ ﻋﻠﻰ ﺑﻌﺾ ﻟﻠﺮﺟﺎل ﻧﺼﻴﺐ ﳑﺎ اﻛﺘﺴﺒﻮا وﻟﻠﻨﺴﺎء ﻧﺼﻴﺐ‬
‫ﳑﺎ اﻛﺘﺴﱭ واﺳﺌﻠﻮا اﷲ ﻣﻦ ﻓﻀﻠﻪ إ ّن اﷲ ﻛﺎن ﺑﻜ ّﻞ ﺷﻴﺊ ﻋﻠﻴﻤﺎ‬
Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian
kamu lebih banyak dari pada sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada
bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi apara wanita (pun) ada bahagian
dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia Nya.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

 Kitab Nailul Authar juz VIII halaman 313 :

‫وأﻣﺎ إذا ﻛﺎن ﰲ ﻳﺪ أﺣﺪﳘﺎ ﻓﺎﻟﻘﻮل ﻗﻮﻟﻪ‬


Apabila harta itu berada pada salah satu pihak, maka yang diterima adalah pengakuan
pihak yang memegang harta itu.

 Kitab Bughyatul Mustarsyidin halaman 100 :

‫إﺧﺘﻠﻂ ﻣﺎل اﻟﺰوﺟﲔ وﱂ ﻳﻌﻠﻢ أﻳﻬﻤﺎ أﻛﺜﺮ …… ﻓﺈن ﻛﺎن ﰲ ﻳﺪﳘﺎ ﻓﻠﻜﻞ ﲢﻠﻴﻒ اﻷﺧﺮ‬
‫ﻓﻢ ﻳﻘﺴﻢ ﻗﺴﻤﲔ‬
Apabila harta suami isteri bercampur dan tidak diketahui mana diantara keduanya yang
lebih banyak ………….. kalau harta itu ada di tangan kedua suami isteri, maka masing-
masing dari mereka bersumpah satu sama lain, kemudian harta tersebut dibagi dua.
 Kitab Fiqh Islami wa adillatuhu jilid 7 halaman 792 :

‫إذا ﻋﻤﻠﺖ اﻟﺰوﺟﺔ ﺎرا أو ﻟﻴﻼ ﺧﺎرج اﳌﻨـﺰل ﻛﺎﻟﻄﺒﻴﺒﺔ واﳌﻌﻠﻤﺔ واﶈﺎﻣﻴﺔ واﳌﻤﺮﺿﺔ واﻟﺼﻨﺎﻋﺔ‬
‫ وﺟﺒﺖ ﳍﺎ اﻟﻨﻔﻘﺔ ﻷن إﺣﺘﺒﺎس‬, ‫……… إذا رﺿﻲ اﻟﻮزج ﲞﺮوﺟﻬﺎ وﱂ ﳝﻨﻌﻬﺎ ﻣﻦ اﻟﻌﻤﻞ‬
‫اﻟﺰوﺟﺔ ﺣﻖ ﻟﻠﺰوج ﻓﻠﻪ أن ﻳﺘﻨﺎزل ﻋﻨﻪ‬
Apabila isteri bekerja siang dan malam di luar rumah seperti menjadi dokter, guru/ dosen,
advokat, perawat dan pekerja/buruh, jika suami ridha dengan keluarnya isteri dan tidak
menghalangi untuk bekerja, maka wajib bagi si isteri untuk memperoleh nafkah (dari suami),
karena mencegah isteri (untuk bekerja) itu adalah hak suami, dan bagi suami boleh
melepaskan haknya itu.
II. HUKUM KEWARISAN.
A. Waris.

 Al Qur’an Surat an Nisa’ ayat 8 :

‫وإذا ﺣﻀﺮ اﻟﻘﺴﻤﺔ أوﻟﻮا اﻟﻘﺮﰉ واﻟﻴﺘﺎﻣﻰ واﳌﺴﺎﻛﲔ ﻓﺎرزﻗﻮﻫﻢ ﻣﻨﻪ وﻗﻮﻟﻮا ﳍﻢ ﻗﻮﻻ ﻣﻌﺮوﻓﺎ‬
Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat, anak yatim dan orang miskin, maka
berilah mereka harta dari harta itu dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik.

 Al Qur’an Surat Al Baqarah ayat 180 :

‫ﻛﺘﺐ ﻋﻠﻴﻜﻢ إذا ﺣﻀﺮ أﺣﺪﻛﻢ اﳌﻮت إن ﺗﺮك ﺧﲑا اﻟﻮﺻﻴﺔ ﻟﻠﻮاﻟﺪﻳﻦ واﻷﻗﺮﺑﲔ‬
‫ﺑﺎﳌﻌﺮوف ﺣﻘﺎ ﻋﻠﻰ اﳌﺘﻘﲔ‬
Diwajibkan atasmu, bila kematian merenggut salah seorang dari kamu, jika ia meningalkan
harta peninggalan, berwashiyat kepada kedua orang tua dan kerabat-kerabat secara adil,
sebagai kewajiban bagi orang-orang yang taqwa.

 Al Qur’an Surat an Nisa’ ayat 12 :

‫وﻟﻜﻢ ﻧﺼﻒ ﻣﺎ ﺗﺮك أزواﺟﻜﻢ إن ﱂ ﻳﻜﻦ ﳍﻦ وﻟﺪ‬


Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh isteri-isteri, jika ia
tidak mempunyai anak.

 Al Qur’an Surat an Nisa’ ayat 11 :

‫ﻓﺈن ﻛﻦ ﻧﺴﺎء ﻓﻮق اﺛﻨﺘﲔ ﻓﻠﻬﻦ ﺛﻠﺜﺎ ﻣﺎ ﺗﺮك‬


.... maka jika mereka itu perempuan-perempuan lebih dari dua orang, bagi mereka dua per
tiga dari harta peninggalannya ..........

 Al Qur’an Surat an Nisa’ ayat 11 :

‫ﻳﻮﺻﻴﻜﻢ اﷲ ﰱ أوﻻدﻛﻢ ﻟﻠﺬﻛﺮ ﻣﺜﻞ ﺣﻆ اﻷﻧﺜﻴﲔ‬


Allah mensyariatkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu: bagian
seorang anak laki-laki sama dengan bagian dua anak perempuan...

 Al Qur’an Surat An Nisa’ ayat 11 :

‫ﻓﺈن ﻛﺎن ﻟﻪ إﺧﻮة ﻓﻸﻣﻪ اﻟﺴﺪس‬


Jika yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara, maka ibunya mendapat seperenam.

 Al Qur’an Surat An Nisa’ ayat 176 :


‫وإن ﻛﺎﻧﻮا إﺧﻮة رﺟﺎﻻ وﻧﺴﺎء ﻓﻠﻠﺬﻛﺮ ﻣﺜﻞ ﺣﻆ اﻷﻧﺜﻴﲔ‬
Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki dan perempuan, maka
bagian seorang saudara laki-laki sebanyak bahagian dua orang saudara perempuan.

 Al Qur’an surat an Nisa ayat 12 :

‫وﳍﻦ اﻟﺮﺑﻊ ﳑﺎ ﺗﺮﻛﺘﻢ إن ﱂ ﻳﻜﻦ ﻟﻜﻢ وﻟﺪ ﻓﺈن ﻛﺎن ﻟﻜﻢ وﻟﺪ ﻓﻠﻬﻦ اﻟﺜﻤﻦ ﳑﺎ ﺗﺮﻛﺘﻢ ﻣﻦ ﺑﻌﺪ‬
‫وﺻﻴﺔ ﺗﻮﺻﻮن ﺎ أو دﻳﻦ‬
Para isteri memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai
anak. Jika kamu mempunyai anak maka para isteri memperoleh seperdelapan dari harta
peninggalan yang kamu tinggalkan setelah dipenuhi wasiyat yang kamu buat atau setelah
dilunasi hutang.

 Hadits Sabda Rasulullah saw. :

‫اﳊﻘﻮا اﻟﻔﺮاﺋﺾ ﺑﺄﻫﻠﻬﺎ ﻓﻤﺎ ﺑﻘﻲ ﻓﻬﻮ ﻷوﱃ رﺟﻞ ذﻛﺮ‬


Serahkanlah bagian-bagian harta waris kepada ahlinya yang berhak, maka bagian
selebihnya adalah untuk laki-laki yang lebih dekat kepada simati.

 Hadits Sabda Rasulullah saw. dalam Kitab Bulughul Maram hal .... :

‫ﻋﻦ اﺑﻦ ﻣﺴﻌﻮد رﺿﻲ اﷲ ﻋﻨﻪ ﰲ ﺑﻨﺖ وﺑﻨﺖ إﺑﻦ وأﺧﺖ ﻗﻀﻰ اﻟﻨﱯ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ‬
‫ﻟﻺﺑﻨﺔ اﻟﻨﺼﻒ وﻟﻺﺑﻨﺔ اﻹﺑﻦ اﻟﺴﺪس ﺗﻜﻤﻠﺔ اﻟﺜﻠﺜﲔ وﻣﺎ ﺑﻘﻲ ﻓﻠﻸﺧﺖ‬
Dari Ibnu Mas’ud ra. tentang anak perempuan, cucu perempuan dari anak laki-laki dan
saudara perempuan, Nabi saw. memutuskan untuk anak perempuan setengah, untuk cucu
perempuan dari anak laki-laki seperenam buat menggenapi dua pertiga, adapun sisanya buat
saudara perempuan. (Hadits riwayat Bukhari).

 Kitab I’anatut thalibin juz III halaman 223 :

‫واﻟﱰﻛﺔ ﻣﺎ ﺧﻠﻔﻪ اﳌﻴﺖ ﻣﺎل أوﺣﻖ‬


Peninggalan ialah sesuatu yang ditinggalkan si mati baik berupa harta maupun hak.

 Kitab I’anatut thalibin juz IV halaman 275 :

‫ﻟﻮادﻋﺖ … أ ﺎ زوﺟﺔ ﻓﻼن اﳌﻴﺖ وﻃﻠﺒﺖ اﻹرث ﻓﻴﺜﺒﺖ ﻣﺎ داﻋﺘﻪ ﺑﺮﺟﻞ وإﻣﺮأﺗﲔ‬
Pengakuan tentang status isteri dari orang yang mati, yang menuntut waris dapat ditetapkan
dengan saksi seorang laki-laki dan dua orang wanita.
B. Wasiyat.

 Al Qur’an Surat Al Ma’idah ayat 106 :


‫…… ﻳﺄﻳﻬﺎ اﻟﺬﻳﻦ أﻣﻨﻮاﺷﻬﺎدة ﺑﻴﻨﻜﻢ إذا ﺣﻀﺮ أﺣﺪﻛﻢ اﳌﻮت ﺣﲔ اﻟﻮﺻﻴﺔ ذوا ﻋﺪل ﻣﻨﻜﻢ‬
Hai orang-orang yang beriman, apabila salah seorang kamu menghadapi kematian, sedang
ia akan berwasiat, maka hendaklah (wasiat itu) disaksikan oleh dua orang yang adil
diantara kamu, …...........

 Hadits Nabi dalam masalah wasiat dari Sa’ad bin Abi Waqqash :

‫اﻟﺜﻠﺚ اﻟﺜﻠﺚ ﻛﺜﲑ أو ﻛﺒﲑ إﻧﻚ إن ﺗﺬر ورﺛﺘﻚ أﻏﻨﻴﺎء ﺧﲑ ﻣﻦ أن ﺗﺬرﻫﻢ ﻋﺎﻟﺔ‬
‫ﻳﺘﻜﻔﻔﻮن اﻟﻨﺎس‬
Sepertiga, sepertiga itu banyak dan banyak, kalau engkau meninggalkan ahli warismu dalam
keadaan kaya, lebih baik dari pada meninggalkan mereka dalam keadaan miskin, yang
menengadahkan tangannya kepada manusia;

 Hadits Nabi riwayat Ad Daru Quthny :

‫ﻻ وﺻﻴﺔ ﻟﻮارث إﻻ أن ﲜﻴﺰ اﻟﻮرﺛﺔ‬


Tidak ada hak menerima wasiyat bagi orang yang menerima warisan, kecuali para ahli
waris membolehkannya.

 Kitab Bajuri juz II halaman 85 :

‫ﻓﺈن زاد ﻋﻠﻰ اﻟﺜﻠﺚ وﻗﻒ اﻟﺰاﺋﺪ ﻋﻠﻰ إﺟﺎزة اﻟﻮرﺛﺔ‬


Jika washiyat lebih dari sepertiga, maka selebihnya tergantung pada persetujuan ahli waris.

 Kitab Bajuri juz II halaman 86 :

‫وﻻ ﳚﻮز اﻟﻮﺻﻴﺔ ﻟﻮارث إﻻ أن ﳚﻴﺰﻫﺎ ﺑﺎﻗﻲ اﻟﻮرﺛﺔ‬


Tidak boleh berwashiyat untuk ahli waris kecuali dengan persetujuan ahli waris lainnya.

 Kitab Tanwirul Qulub halaman 333 :

‫وﻻﺑﺪ ﻹﻋﺘﺒﺎر اﻟﻮﺻﻴﺔ ﻣﻦ ﺷﺎﻫﺪي ﻋﺪل‬


Menetapkan washiyat harus dengan dua orang saksi yang adil.
C. Hibah.

 Al Qur’an Surat Ali ‘Imran ayat 38 :

‫رب ﻫﺐ ﱄ ﻣﻦ ﻟﺪﻧﻚ ذرّﻳﺔ ﻃﻴّﺒﺔ إﻧﻚ ﲰﻴﻊ اﻟﺪﻋﺎء‬


ّ ‫ﻗﺎل‬
............. Berkata Zakariya : “Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang
baik, sesungguhnya Engkau Maha Pendengar do’a”.
 Hadits Sabda Rasulullah saw. dalam Kitab Fiqhus Sunnah juz III halaman 388 :

‫ ﺗـﻬﺎدوا ﲢﺎﺑﻮا )رواﻩ‬: ‫ﻋﻦ أﰊ ﻫﺮﻳﺮة رﺿﻲ اﷲ ﻋﻨﻪ ﻳﻘﻮل اﻟﺮﺳﻮل ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ‬
(‫اﻟﺒﺨﺎرى ﰲ اﻷدب اﳌﻔﺮد‬
Saling memberi hadiahlah kamu, agar kamu saling mencintai.

 Hadits Rasulullah saw. :

‫)ﺳﻮوا ﺑﲔ أوﻻدﻛﻢ ﰲ اﻟﻌﻄﻴﺔ وﻟﻮﻛﻨﺖ ﻣﻔﻀﻼ أﺟﺪا ﻟﻔﻀﻠﺖ اﻟﻨﺴﺎء )رواﻩ اﻟﻄﱪاﱏ‬
Samakanlah diantara anak-anakmu dalam pemberian (hibah), seandainya aku boleh
melebihkan diantara anak laki-laki dan perempuan, tentu aku akan melebihkan anak
perempuan. (Diriwayatkan oleh Thabrani).

 Kitab I’anatut thalibin juz III halaman 142 :

‫اﳍﺒﺔ ﲤﻠﻴﻚ ﻋﲔ ﺑﻼ ﻋﻮض ﺑﺈﳚﺎب وﻗﺒﻮل أي ﻟﻔﻈﺎ أو إﺷﺎرة‬


Hibah ialah menyerahkan hak milik tanpa imbalan dengan disertai ijab qabul baik berupa
ucapan atau isyarat.

 Hadits Rasulullah saw. tersebut dalam Kitab Subulussalam Juz III hal. 86 :

‫ﻻ ﳛﻞ ﻟﺮﺟﻞ ﻣﺴﻠﻢ أن ﻳﻌﻄﻲ اﻟﻌﻄﻴﺔ ﰒ ﻳﺮﺟﻊ ﻓﻴﻬﺎ أﻻ اﻟﻮاﻟﺪ ﻓﻴﻤﺎ ﻳﻌﻄﻲ وﻟﺪﻩ‬
(‫)رواﻩ أﲪﺪ وﺻﺤﺤﻪ اﻟﱰﻣﺬى‬
Tidak halal bagi seorang Muslim menarik kembali sesuatu pemberian kepada siapapun,
kecuali orang tua yang menarik kembali pemberian kepada anaknya.

 Kitab Al Anwar Juz III halaman 16 :

‫اﻟﺘﱪﻋﺎت اﳌﻌﻠﻘﺔ ﺑﺎﳌﻮت ﻣﻌﺘﱪة ﻣﻦ اﻟﺜﻠﺚ‬


Pemberian dari seseorang yang digantungkan dengan kematian diterus kan sepertiganya.

 Kitab Asybah wan Nadhaair halaman 265 :

‫ﻻ ﺗﺼﺢ ﻫﺒﺔ ا ﻬﻮل‬


Tidak sah hibah yang majhul.

 Kitab Bajuri Juz II halaman 48 :

‫وﻻ ﻳﺼﺢ اﳍﺒﺔ إﻻ ﺑﺈﳚﺎب وﻗﺒﻮل ﻟﻔﻈﺎ‬


Tidak sah hibah kecuali dengan ijab dan qabul yang diucapkan.
 Kitab Al Bajuri Juz II halaman 51 :

‫ﻳﺴﻦ ﻟﻠﻮاﻟﺪ وإن ﻋﻼ اﻟﻌﺪل ﰲ ﻋﻄﻴﺔ أوﻻدﻩ ﺑﺄن ﻳﺴﻮي ﺑﲔ اﻟﺬﻛﻮر واﻹﻧﺎث ﻓﻴﻬﺎ وﻛﺬا ﰲ‬
‫ﺳﺎﺋﺮ وﺟﻮﻩ اﻻﻛﺮام ﺣﱴ ﰲ اﻟﺘﻘﺒﻴﻞ واﻟﺒﺸﺎﺷﺔ ﳋﱪ اﻟﺒﺨﺎرى إﺗﻘﻮا اﷲ واﻋﺪﻟﻮا ﺑﲔ أوﻻدﻛﻢ‬
Sunnat bagi bapak dan seterusnya ke atas berlaku adil dalam memberikan sesuatu kepada
anak-anak anya dengan menyamaratakan antara laki-laki dan perempuan. Demikian juga
dalam bentuk penghormatan kepada mereka seperti mencium, bermulut manis sesuai dengan
hadits Al Bukhari “Takutlah kepada Allah dan berlaku adillah terhadap anak-anakmu”.
III. HUKUM PERWAKAFAN.

 Al Qur’an Surat Ali ‘Imran ayat 92 :

‫ﻟﻦ ﺗﻨﺎل اﻟﱪّ ﺣﱴ ﺗﻨﻔﻘﻮا ﳑّﺎ ﲢﺒﻮن وﻣﺎ ﺗﻨﻔﻘﻮا ﻣﻦ ﺷﻴﺊ ﻓﺈ ّن اﷲ ﺑﻪ ﻋﻠﻴﻢ‬
Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebaktian (yang sempurna), sebelum kamu
menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka
sesungguhnya Allah mengetahuinya.

 Hadits Sabda Rasulullah saw. dalam Kitab Fiqhus Sunnah juz III halaman 379 :

‫ ﳌﺎ ﻗﺪم رﺳﻮل اﷲ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ اﳌﺪﻳﻨﺔ وأﻣﺮ ﺑﺒﻨﺎء‬: ‫ﻋﻦ أﻧﺲ رﺿﻲ اﷲ ﻋﻨﻪ ﻗﺎل‬
‫ واﷲِ ﻻ ﻧﻄﻠﺐ ﲦﻨﻪ إﻻّ إﱃ‬: ‫ ﺛﺎﻣﻨﻮﱐ ﲝﺎﺋﻄﻜﻢ ﻫﺬا ؟ ﻓﻘﺎﻟﻮا‬,‫ ﻳﺎ ﺑﲏ اﻟﻨﺠﺎر‬: ‫اﳌﺴﺠﺪ ﻗﺎل‬
(‫ )رواﻩ اﻟﺜﻼﺛﺔ‬.‫اﷲ ﺗﻌﺎﱃ أي ﻓﺄﺧﺬﻩ ﻓﺒﻨﺎﻩ ﻣﺴﺠﺪأ‬
Dari Anas ra., berkata : Ketika Rasulullah saw datang ke Madinah dan memerintahkan
untuk membangun masjid, beliau bersabda : “Hai Bani Najjar, berilah harga kebun (tanah)
mu ini”. Mereka berkata : “Demi Allah, kami tidak minta harganya kecuali kepada Allah
Ta’ala. Maka Rasulullah mengambil tanah tersebut dan membangun masjid”.

 Kitab Al Anwar juz I halaman 438.

‫وﻣﻬﻤﺎ ﺷﻬﺪ اﻟﺸﻬﻮد ﲟﺎ ﲰﻌﻮا ﺛﺒﺖ اﻟﻮﻗﻒ‬


Apabila beberapa saksi memberi kesaksian berdasarkan apa yang mereka dengar, maka
ditetapkan wakaf itu berdasarkan kesaksian tersebut.

 Kitab Fiqhus Sunnah juz III halaman 379.

‫واﻟﺮاﺟﺢ ﻣﻦ ﻣﺬﻫﺐ اﻟﺸﺎﻓﻌﻴﺔ ان اﳌﻠﻚ ﰲ رﻗﺒﺔ اﳌﻮﻗﻮف ﻳﻨﺘﻘﻞ إﱃ اﷲ ﻋﺰ وﺟﻞ ﻓﻼ ﻳﻜﻮن‬


‫ﻣﻠﻜﺎ ﻟﻠﻮﻗﻒ وﻻ ﻣﻠﻜﺎ ﻟﻠﻤﻮﻗﻮف ﻋﻠﻴﻪ‬
Pendapat yang kuat dari Madzhab Syafi’i, bahwa hak kepemilikan terhadap barang yang
telah diwakafkan beralih menjadi hak Allah ‘azza wa jalla, tidak lagi menjadi hak wakif
maupun maukuf ‘alaih.

 Kitab I’anatut thalibin juz III halaman 158 :

‫ﻻ ﻳﺒﺎع أﺻﻠﻬﺎ …… إﱃ ﻗﻮﻟﻪ ﺑﺒﻴﻊ اﻟﻮﻗﻒ أي ﺑﺎﻹﺳﺘﺒﺪال‬


Tidak diperbolehkan menjual pokok dari wakaf . . . . . . . menjual wakaf berarti juga
menukarnya.
IV. HUKUM ZAKAT, INFAQ SHADAQAH.
A. Zakat.

 Al Qur’an Surat Al Baqarah ayat 276 dan 277 :

‫ﳝﺤﻖ اﷲ اﻟﺮﺑﻮا وﻳﺮﰉ اﻟﺼﺪﻗﺎت واﷲ ﳛﺐ ﻛﻞ ﻛﻔﺎر أﺛﻴﻢ إن اﻟﺬﻳﻦ أﻣﻨﻮا وﻋﻤﻠﻮا اﻟﺼﺎﳊﺎت‬
‫وأﻗﺎﻣﻮا اﻟﺼﻠﻮة أﺗﻮا اﻟﺰﻛﻮة ﳍﻢ أﺟﺮﻫﻢ ﻋﻨﺪ ر ﻢ وﻻ ﺧﻮف ﻋﻠﻴﻬﻢ وﻻ ﻫﻢ ﳛﺰﻧﻮن‬
Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang
yang tetap dalam kekafiran dan selalu berbuat dosa. Sesungguhnya orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal shaleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka
mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak
(pula) mereka bersedih hati.

 Al Qur’an Surat At Taubah ayat 103 :

‫ﺧﺬ ﻣﻦ أﻣﻮاﳍﻢ ﺻﺪﻗﺔ ﺗﻄﻬﺮﻫﻢ وﺗﺰﻛﻴﻬﻢ ﺎ وﺻﻞ ﻋﻠﻴﻬﻢ إن ﺻﻠﻮﺗﻚ ﺳﻜﻦ ﳍﻢ واﷲ ﲰﻴﻊ ﻋﻠﻴﻢ‬
Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikan mereka, dan mendo’alah untuk mereka. Sesungguhnya do’a kamu itu menjadi
ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha mengetahui.

 Al Qur’an Surat Ar Ruum ayat 39 :

‫وﻣﺎ أﺗﻴﺘﻢ ﻣﻦ رﺑﺎ ﻟﲑﺑﻮا ﰲ أﻣﻮال اﻟﻨﺎس ﻓﻼ ﻳﺮﺑﻮا ﻋﻨﺪ اﷲ وﻣﺎ أﺗﻴﺘﻢ ﻣﻦ زﻛﻮة‬
‫ﺗﺮﻳﺪون وﺟﻪ اﷲ ﻓﺄوﻟﺌﻚ ﻫﻢ اﳌﻀﻌﻔﻮن‬
Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia menambah pada harta manusia,
maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan yang kamu berikan berupa zakat yang
kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah
orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya).

 Al Qur’an Surat At Taubah ayat 34 :

‫واﻟﺬﻳﻦ ﻳﻜﻨـﺰون اﻟﺬﻫﺐ واﻟﻔﻀﺔ وﻻ ﻳﻨﻔﻘﻮ ﺎ ﰲ ﺳﺒﻴﻞ اﷲ ﻓﺒﺸﺮﻫﻢ ﺑﻌﺬاب أﻟﻴﻢ‬


Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya di jalan
Allah, maka beritahukanlah kepada mereka (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang
pedih.

 Al Qur’an Surat At Taubah ayat 60 :

‫إﳕﺎ اﻟﺼﺪﻗﺎت ﻟﻠﻔﻘﺮاء واﳌﺴﺎﻛﲔ واﻟﻌﺎﻣﻠﲔ ﻋﻠﻴﻬﺎ واﳌﺆﻟﻔﺔ ﻗﻠﻮﺑـﻬﻢ و ﰲ اﻟﺮﻗﺎب واﻟﻐﺎرﻣﲔ وﰲ ﺳﺒﻴﻞ اﷲ واﺑﻦ اﻟﺴﺒﻴﻞ ﻓﺮﻳﻀﺔ ﻣﻦ اﷲ واﷲ ﻋﻠﻴﻢ ﺣﻜﻴﻢ‬
Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin,
pengurus-pengurus zakat, para mua’allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan)
budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam
perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui
lagi Maha Bijaksana.

 Al Qur’an Surat Adz Dzariyaat ayat 19 :

‫وﰲ أﻣﻮاﳍﻢ ﺣﻖ ﻟﻠﺴﺎﺋﻞ واﶈﺮوم‬


Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin
yang tidak mendapat bagian.

 Hadits Nabi dari Mu’adz bin Jabal, Rasulullah bersabda :

‫ أدﻋﻬﻢ إﱃ ﺷﻬﺎدة أ ّن ﻻ إﻟﻪ إﻻ اﷲ وأﱐ رﺳﻮل اﷲ ﻓﺈن ﻫﻢ أﻃﺎﻋﻮا ﻟﺬﻟﻚ ﻓﺄﻋﻠﻤﻬﻢ‬: ‫ﻓﻘﺎل‬
‫أ ّن اﷲ اﻓﱰض ﻋﻠﻴﻬﻢ ﲬﺲ ﺻﻠﻮات ﰲ ﻛﻞ ﻳﻮم وﻟﻴﻠﺔ ﻓﺈن ﻫﻢ أﻃﺎﻋﻮا ﻟﺬﻟﻚ ﻓﺄﻋﻠﻤﻬﻢ أ ّن‬
‫اﷲ اﻓﱰض ﻋﻠﻴﻬﻢ ﺻﺪﻗﺔ ﰲ أﻣﻮاﳍﻢ ﺗﺆﺧﺬ ﻣﻦ أﻏﻨﻴﺎﺋﻬﻢ وﺗﺮد ﻋﻠﻰ ﻓﻘﺮاﺋﻬﻢ‬
Rasulullah bersabda kepadanya, ajaklah mereka (penduduk Yaman) untuk mengakui
bahwasanya tiada Tuhan yang wajib disembah selain Allah. Jika mereka telah mengikutinya,
maka beritahu kepada mereka, bahwasanya Allah swt mewajibkan kepada mereka shalat
lima waktu sehari semalam. Jika mereka telah mengikutinya, maka beritahu pula kepada
mereka, bahwasanya Allah swt mewajibkan kepada harta mereka sedekah (zalat), yang
diambil dari orang kaya mereka dan diberikan kepada orang-orang fakir.

 Hadits Nabi dari Abu Hurairah ra Rasulullah saw. bersabda :

‫ﻣﻦ ﺗﺼﺪق ﺑﻌﺪل ﲤﺮة ﻣﻦ ﻛﺴﺐ ﻃﻴﺐ وﻻ ﻳﻘﺒﻞ اﷲ إﻻ اﻟﻄﻴﺐ وإن اﷲ ﻳﺘﻘﺒﻠﻬﺎ‬
‫ﺑﻴﻤﻴﻨﻪ ﰒ ﻳﺮﺑﻴﻬﺎ ﻟﺼﺎﺣﺒﻪ ﻛﻤﺎ ﻳﺮﰊ أﺣﺪﻛﻢ ﻓﻠﻮﻩ ﺣﱴ ﺗﻜﻮن ﻣﺜﻞ اﳉﺒﻞ‬
Barangsiapa yang bersedekah dengan senilai biji kurma dari hasil usaha yang halal, dan Allah
tidak akan menerima kecuali dari yang baik (halal). Dan sesungguhnya Allah akan menerima
sedekah yang baik dengan tangan kanan Nya, lalu mengembangkannya buat miliknya, seperti
halnya seseorang diantara kamu mengembangkan anak ternaknya, sehingga hartanya itu akan
menjadi besar seperti sebuah gunung.

 Hadits Nabi saw :


‫إن اﷲ ﻻ ﻳﻘﺒﻞ ﺻﺪﻗﺔ ﻋﻦ ﻏﻠﻮل‬
Sesengguhnya Allah swt tidak akan menerima sedekah dari harta yang didapat secara tidak
sah.

 Hadits Nabi dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw. bersabda :

(‫إذا أدﻳﺖ زﻛﺎة ﻣﻠﻚ ﻓﻘﺪ ﻗﻀﻴﺖ ﻣﺎ ﻋﻠﻴﻚ )رواﻩ اﻟﱰﻣﺬي‬


Apabila engkau telah mengeluarkan zakat harta engkau, maka engkau telah melaksanakan
kewajiban.

 Hadits Nabi dari Salim bin Abdillah dari bapaknya, Rasulullah saw. bersabda :

‫ﻓﻴﻤﺎ ﺳﻘﺖ اﻟﺴﻤﺎء واﻟﻌﻴﻮن أو ﻛﺎن ﻋﺜﺮﻳﺎ اﻟﻌﺸﺮ وﻣﺎ ﺳﻘﻲ ﺑﺎﻟﻨﻀﺢ ﻧﺼﻒ اﻟﻌﺸﺮ )رواﻩ‬
(‫اﻟﺒﺨﺎري‬
Jika tanaman itu diairi dengan air hujan atau air sungai, maka zakatnya sepuluh persen.
Dan jika mempergunakan alat, maka zakatnya sebesar lima persen. (HR Al Bukhari).

 Hadits Nabi saw dari Abu Hurairah, beliau bersabda :

‫ﻣﺎ ﻣﻦ ﺻﺎﺣﺐ ﻛﻨـﺰ ﻻ ﻳﺆدي زﻛﺎﺗﻪ إﻻ أﲪﻲ ﻋﻠﻴﻪ ﰲ ﻧﺎر ﺟﻬﻨﻢ ﻓﻴﺠﻌﻞ ﺻﻔﺎﺋﺢ ﻓﻴﻜﻮى ﺎ‬
‫ﺟﻨﺒﺎﻩ وﺟﺒﻴﻨﻪ ﺣﱴ ﳛﻜﻢ اﷲ ﺑﲔ ﻋﺒﺎدﻩ ﰲ ﻳﻮم ﻛﺎن ﻣﻘﺪارﻩ ﲬﺴﲔ أﻟﻒ ﺳﻨﺔ ﰒ ﻳﺮى ﺳﺒﻴﻠﻪ‬
( ‫إﻣﺎ إﱃ اﳉﻨﺔ وإﻣﺎ إﱃ اﻟﻨﺎر )رواﻩ ﻣﺴﻠﻢ‬
Tidaklah seseorang yang memiliki harta simpanan (emas dan perak) dan tidak mengeluarkan
zakatnya, kecuali harta tersebut akan dipanaskan kelak di neraka jahanam lalu dijadikan
lempengan-lempengan dan diseterikakan pada punggung dan jidatnya, sampai Allah swt
menetapkan keputusan di antara para hamba-Nya, pada suatu hari yang ukuran waktunya
lima puluh ribu tahun. Kemudian diperlihatkan jalannya, mungkin ke surga atau ke neraka.
(HR Muslim).

 Hadits Nabi dari Samrah bin Jundab, ia menyatakan :

‫ ﻓﺈن رﺳﻮل اﷲ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﻛﺎن ﻳﺄﻣﺮﻧﺎ أن ﳔﺮج اﻟﺼﺪﻗﺔ ﻣﻦ‬: ‫أﻣﺎ ﺑﻌﺪ‬
(‫اﻟﺬي ﻧﻌﺪ ﻟﻠﺒﻴﻊ )رواﻩ أﺑﻮ داود‬
Amma ba’du, sesungguhnya Rasulullah saw telah menyuruh kita semua untuk mengeluarkan
sedekah (zakat) pada setiap komoditas yang kita persiapkan untuk diperdagangkan. (HR Abu
Daud).

 Hadits Nabi saw, beliau bersabda :


(‫ﰲ اﻹﺑﻞ ﺻﺪﻗﺘﻬﺎ وﰲ اﻟﺒﻘﺮ ﺻﺪﻗﺘﻬﺎ وﰲ اﻟﻐﻨﻢ ﺻﺪﻗﺘﻬﺎ وﰲ اﻟﺒﺰ ﺻﺪﻗﺘﻬﺎ )رواﻩ إﺑﻦ ﻣﺎﺟﻪ‬
Di dalam unta terdapat sedekahnya (zakatnya), di dalam ternak sapi terdapat sedekahnya
(zakatnya), di dalam ternak kambing terdapat sedekahnya (zakatnya), dan dalam baz
terdapat sedekahnya (zakatnya). (HR Ibnu Majah).
B. Infaq dan Shadaqah.

 Al Qur’an Surat Al Baqarah ayat 261 :

‫ﻣﺜﻞ اﻟﺬﻳﻦ ﻳﻨﻔﻘﻮن أﻣﻮاﳍﻢ ﰲ ﺳﺒﻴﻞ اﷲ ﻛﻤﺜﻞ ﺣﺒﺔ أﻧﺒﺘﺖ ﺳﺒﻊ ﺳﻨﺎﺑﻴﻞ ﰲ ﻛﻞ ﺳﻨﺒﻠﺔ ﻣﺎﺋﺔ‬
‫ﺣﺒﺔ واﷲ ﻳﻀﺎﻋﻒ ﳌﻦ ﻳﺸﺎء واﷲ واﺳﻊ ﻋﻠﻴﻢ‬
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di
jalan Allah, adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbhkan tujuh bulir, pada tiap-
tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki.
Dan Allah Maha Luas (kurnia-Nya) lagi Maha Mengetahui.

 Al Qur’an Surat Ali ‘Imran ayat 92 :

‫ﻟﻦ ﺗﻨﺎﻟﻮا اﻟﱪ ﺣﱴ ﺗﻨﻔﻘﻮا ﳑﺎ ﲢﺒﻮن وﻣﺎ ﺗﻨﻔﻘﻮا ﻣﻦ ﺷﻲء ﻓﺈن اﷲ ﺑﻪ ﻋﻠﻴﻢ‬
 Al Qur’an Surat Al Hadid ayat 7 :

‫أﻣﻨﻮا ﺑﺎﷲ ورﺳﻮﻟﻪ وأﻧﻔﻘﻮا ﳑﺎ ﺟﻌﻠﻜﻢ ﻣﺴﺘﺨﻠﻔﲔ ﻓﻴﻪ ﻓﺎﻟﺬﻳﻦ أﻣﻨﻮا ﻣﻨﻜﻢ وأﻧﻔﻘﻮا ﳍﻢ أﺟﺮ‬
‫ﻛﺒﲑ‬
Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu
yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman diantara
kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar.

 Hadits Rasullah saw dari Fathimah binti Qayis :

‫ إن ﰲ اﳌﺎل ﳊﻘﺎ ﺳﻮى اﻟﺰﻛﺎة‬: ‫ﺳﺄﻟﺖ أو ﺳﺌﻞ اﻟﻨﱯ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﻋﻦ اﻟﺰﻛﺎة ﻓﻘﺎل‬
.177 ‫ﰒ ﺗﻼ ﻫﺬﻩ اﻷﺗﺔ اﻟﱵ ﰲ ﺳﻮرة اﻟﺒﻘﺮة‬
Nabi saw ditanya tentang zakat, beliau bersabda : “Sesungguhnya dalam harta itu ada
kewajiban lain di luar zakat”, kemudian Nabi saw membaca Al Qur’an surah Al Baqarah
ayat 177.

 Hadits Nabi saw :

‫إن اﻟﺼﺪﻗﺔ ﺗﻄﻔﺊ ﻏﻀﺐ اﻟﺮب وﺗﺪﻓﻊ ﻣﻴﺘﺔ اﻟﺴﻮء‬


Sesungguhnya shadaqah itu akan memadamkan kemarahan Tuhan dan menolak jeleknya
kematian.
 Fiqhus Sunnah Juz 3 halaman 318 :
‫ ﻣﻦ ﻛﺎن ﻟﻪ ﺻﱪ ﻋﻠﻰ اﻟﻔﺎﻗﺔ و ﻗﻠﺔ ذات‬: ‫وﺣﻘﻖ ﻫﺬﻩ اﻟﻘﻀﻴﺔ ﺻﺎﺣﺐ اﻟﺮوﺿﺔ اﻟﻨﺪﻳﺔ ﻓﻘﺎل‬
‫اﻟﻴﺪ ﻓﻼ ﺑﺄس ﺑﺎﻟﺘﺼﺪق ﺑﺄﻛﺜﺮ ﻣﺎﻟﻪ أو ﺑﻜﻠﻪ وﻣﻦ ﻛﺎن ﻳﺘﻜﻔﻒ اﻟﻨﺎس إذا اﺣﺘﺎج ﱂ ﳛﻞ ﻟﻪ‬
‫ وﻫﺬا ﻫﻮ وﺟﻪ اﳉﻤﻊ واﻷﺣﺎدﻳﺚ اﻟﺪاﻟﺔ ﻋﻠﻰ أن ﳎﺎوزة‬. ‫أن ﻳﺘﺼﺪق ﲜﻤﻴﻊ ﻣﺎﻟﻪ وﻻ ﺑﺄﻛﺜﺮﻩ‬
. ‫اﻟﺜﻠﺚ ﻏﲑ ﻣﺸﺮوﻋﺔ وﺑﲔ اﻷدﻟﺔ ﻋﻠﻰ ﻣﺸﺮوﻋﺘﻪ اﻟﺘﺼﺪق ﺑﺰﻳﺎدة ﻋﻠﻰ اﻟﺜﻠﺚ‬
Shohibu Roudlotun Nadiyah memerinci sebagai berikut :
- Barang siapa yang sabar atas kemelaratan yang menimpa (setelah Shodaqoh), maka tidak apa-
apa bersedekah/menyedekahkan sebagian besar hartanya atau seluruhnya ;
- Tetapi bagi orang yang setelah sedekah lalu menjadi beban orang lain, ketika ia butuh makan
dan minum, maka orang yang semacam ini tidak halal baginya bersedekah dengan sebagian
besar hartanya apalagi seluruh hartanya. Cara ini adalah mengompromikan (‫ )اﳉﻤﻊ‬antara
beberapa hadist yang seolah-olah bertentangan (ada yang memperbolehkan shodaqoh lebih
dari 1/3 ada yang melarang) ;
V. HUKUM EKONOMI SYARI’AH.

 Al Qur’an Surat Al Baqarah ayat 275 :

…… ‫…… وأﺣﻞ اﷲ اﻟﺒﻴﻊ وﺣﺮم اﻟﺮﺑﺎ‬


……. Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba ………..

 Al Qur’an Surat Al Baqarah ayat 280 :

.… ‫وإن ﻛﺎن ذو ﻋﺴﺮة ﻓﻨﻈﺮة إﱃ ﻣﻴﺴﺮة‬


Dan jika (orang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai ia
kelapangan …………

 Al Qur’an Surat Al Baqarah ayat 282 :

… ‫ﻳﺎ أﻳﻬﺎ اﻟﺬﻳﻦ أﻣﻨﻮا إذا ﺗﺪاﻳﻨﺘﻢ ﺑﺪﻳﻦ إﱃ أﺟﻞ ﻣﺴﻤﻰ ﻓﺎﻛﺘﺒﻮﻩ‬
Hai orang-orang yang beriman ! Jika kamu melakukan transaksi hutang piutang untuk
jangka waktu yang ditentukan, tuliskanlah …….

 Al Qur’an Surat Al Baqarah ayat 283 :

.… ‫ ﻓﺈن أﻣﻦ ﺑﻌﻀﻜﻢ ﺑﻌﻀﺎ ﻓﻠﻴﺆد اﻟﺬى اؤﲤﻦ أﻣﺎﻧﺘﻪ وﻟﻴﺘﻖ اﷲ رﺑﻪ‬.…
…… Maka jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, hendaklah yang dipercayai
itu menunaikan amanatnya dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah Tuhannya …….

 Al Qur’an Surat An Nisa’ ayat 29 :


‫ﻳﺎ أﻳﻬﺎ اﻟﺬﻳﻦ أﻣﻨﻮا ﻻ ﺗﺄﻛﻠﻮا أﻣﻮاﻟﻜﻢ ﺑﻴﻨﻜﻢ ﺑﺎﻟﺒﺎﻃﻞ إﻻ أن ﺗﻜﻮن ﲡﺎرة ﻋﻦ ﺗﺮاض ﻣﻨﻜﻢ‬

Hai orang-orang yang beriman ! Janganlah kalian saling memakan (mengambil) harta
sesamamu dengan jalan bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan
sukarela diantaramu …….

 Al Qur’an Surat Al Maidah ayat 1 :

…… ‫ﻳﺎ أﻳﻬﺎ اﻟﺬﻳﻦ أﻣﻨﻮا أوﻓﻮا ﺑﺎﻟﻌﻘﻮد‬


Hai orang-orang yang beriman ! Penuhilah akad-akad itu ………….

 Al Qur’an Surat Shaad ayat 24 :

‫…… وإن ﻛﺜﲑا ﻣﻦ اﳋﻠﻄﺎء ﻟﻴﺒﻐﻲ ﺑﻌﻀﻬﻢ ﻋﻠﻰ ﺑﻌﺾ إﻻ اﻟﺬﻳﻦ أﻣﻨﻮا وﻋﻤﻠﻮا اﻟﺼﺎﳊﺎت‬
.… ‫وﻗﻠﻴﻞ ﻣﺎﻫﻢ‬
….. dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang bersyarikat itu sebagian dari
mereka berbuat dhalim kepada sebagian lain, kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal shaleh, dan amat sedikitlah mereka ini ……

 Hadits Nabi dari Abu Sa’id Al Khudhri :

‫ إﳕﺎ اﻟﺒﻴﻊ ﻋﻦ ﺗﺮاض ) رواﻩ اﻟﺒﻴﻬﻘﻲ واﺑﻦ ﻣﺎﺟﻪ‬: ‫أن رﺳﻮل اﷲ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﻗﺎل‬
(‫وﺻﺤﺤﻪ اﺑﻦ ﺣﺒﺎن‬
Bahwa Rasulullah saw bersabda : “Sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan suka sama
suka “ (HR Al Baihaqi dan Ibnu Majah, dan dinilai shahih oleh Ibnu Hibban).

 Hadits Nabi saw :

‫ اﻟﺒﻴﻊ إﱃ أﺟـﻞ‬: ‫ ﺛﻼث ﻓﻴﻬﻦ اﻟﱪﻛﺔ‬: ‫أن رﺳﻮل اﷲ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﻗﺎل‬
(‫واﳌﻘﺎرﺿﺔ وﺧﻠﻂ اﻟﱪ ﺑﺎﻟﺸﻌﲑ ﻟﻠﺒﻴﺖ ﻻ ﻟﻠﺒﻴﻊ )رواﻩ اﺑﻦ ﻣﺎﺟﻪ ﻋﻦ ﺻﻬﻴﺐ‬
Bahwa Rasulullah saw bersabda : Ada tiga hal yang mengandung berkah, jual beli tidak
secara tunai, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan jewawut untuk
keperluan rumah tangga, bukan untuk dijual. (HR Ibnu Majah dari Shuhaib).
 Hadits Nabi riwayat Jama’ah :

(‫ )رواﻩ اﳉﻤﺎﻋﺔ‬.... ‫َﲏ ﻇُﻠْﻢ‬


‫َﻣﻄْ ُﻞ اﻟْﻐ ِﱢ‬
Menunda-nunda (pembayaran) yang dilakukan oleh orang mampu adalah suatu kedhaliman
………
 Hadits Nabi saw riwayat Nasa’I, Abu Daud, Ibnu Majah dan Ahamad dari Syuraid bin
Suwaid :

(‫ُﻮﺑـَﺘَﻪُ )رواﻩ اﻟﻨﺴﺎﺋﻰ و اﺑﻮ داود واﺑﻦ ﻣﺎﺟﻪ و أﲪﺪ‬


ْ ‫ﺿﻪُ َوﻋُﻘ‬
َ ‫َاﺟ ِﺪ ُِﳛ ﱡﻞ ﻋِْﺮ‬
ِ ‫ﱄ اﻟْﻮ‬
‫َﱡ‬
Menunda-nunda (pembayaran) yang dilakukan oleh orang mampu menghalalkan harga diri
dan pemberian sanksi kepadanya. (HR An Nasa’i, Abu dawud, Ibnu Majah dan Ahmad).

 Hadits Nabi dari Zaid bin Aslam :

‫أﻧﻪ ﺳﺌﻞ رﺳﻮل اﷲ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﻋﻦ اﻟﻌﺮﺑﺎن ﰱ اﻟﺒﻴﻊ ﻓﺄﺣﻠﻪ )رواﻩ ﻋﺒﺪ‬
(‫اﻟﺮازق‬
Rasulullah ditanya tentang ‘urban (uang muka) dalam jual beli, maka beliau
menghalalkannya. (HR ‘Abd ar-Raziq)

 Hadits Nabi dari Ibnu Abbas :

‫ﻛﺎن ﺳﻴﺪﻧﺎ اﻟﻌﺒﺎس ﺑﻦ ﻋﺒﺪ اﳌﻄﻠﺐ إذا دﻓﻊ اﳌﺎل ﻣﻀﺎرﺑﺔ إﺷﱰط ﻋﻠﻰ ﺻﺎﺣﺒﻪ أن ﻻ ﻳﺴﻠﻚ‬
‫ﺑﻪ ﲝﺮا وﻻ ﻳﻨـﺰل ﺑﻪ وادﻳﺎ وﻻ ﻳﺸﱰي ﺑﻪ داﺑﺔ ذات ﻛﺒﺪ رﻃﺒﺔ ﻓﺈن ﻓﻌﻞ ذﻟﻚ ﺿﻤﻦ ﻓﺒﻠﻎ‬
(‫ﺷﺮﻃﻪ رﺳﻮل اﷲ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ واﻟﻪ وﺳﻠﻢ ﻓﺄﺟﺎزﻩ )رواﻩ اﻟﻄﱪاﱐ ﰲ اﻷوﺳﻂ ﻋﻦ اﺑﻦ ﻋﺒﺎس‬
Abbas bin Abdul Muthallib jika menyerahkan harta sebagai mudharabah, ia mensyaratkan
kepada mudharibnya agar tidak mengarungi lautan dan tidak menuruni lembah, serta tidak
membeli hewan ternak. Jika persyaratan itu dilanggar ia (mudharib) harus menanggung
resikonya. Ketika persyaratan yang ditetapkan Abbas itu didengar Rasulullah, beliau
membenarkannya. (HR Thabrani dari Ibnu Abbas).

 Hadits Nabi dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda :

‫ أﻧﺎ ﺛﺎﻟﺚ اﻟﺸﺮﻳﻜﲔ ﻣﺎ ﱂ ﳜﻦ أﺣﺪﳘﺎ ﺻﺎﺣﺒﻪ ﻓﺈذا ﺧﺎن أﺣﺪﳘﺎ‬: ‫إن اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﻳﻘﻮل‬
(‫ﺻﺎﺣﺒﻪ ﺧﺮﺟﺖ ﻣﻦ ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ )رواﻩ أﺑﻮ داود وﺻﺤﺤﻪ اﳊﺎﻛﻢ‬
Allah swt berfirman : “Aku adalah pihak ketiga dari dua orang yang bersyarikat selama
salah satu pihak tidak mengkhianati pihak yang lain. Jika salah satu pihak telah berkhianat,
Aku keluar dari syarikat mereka. (HR Abu Dawud yang dishahihkan oleh Al Hakim).

 Hadits Nabi dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda :

‫ﻣﻦ ﻧﻔﺲ ﻋﻦ ﻣﺴﻠﻢ ﻛﺮﺑﺔ ﻣﻦ ﻛﺮب اﻟﺪﻧﻴﺎ ﻧﻔﺲ اﷲ ﻋﻨﻪ ﻛﺮﺑﺔ ﻣﻦ ﻛﺮب ﻳﻮم‬
‫اﻟﻘﻴﺎﻣﺔ وﻣﻦ ﻳﺴﺮ ﻋﻠﻰ ﻣﻌﺴﺮ ﻳﺴﺮ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﰲ اﻟﺪﻧﻴﺎ واﻷﺧﺮة وﻣﻦ ﺳﱰ ﻣﺴﻠﻤﺎ‬
‫ﺳﱰﻩ ﻋﻠﻴﻪ ﰲ اﻟﺪﻧﻴﺎ واﻷﺧﺮة واﷲ ﰲ ﻋﻮن اﻟﻌﺒﺪ ﻣﺎدام اﻟﻌﺒﺪ ﰲ ﻋﻮن أﺧﻴﻪ )رواﻩ ﻣﺴﻠﻢ وأﺑﻮ‬
(‫داود واﻟﱰﻣﺬي‬
Barangsiapa melonggarkan dari seorang muslim kesempitan di dunia, Allah akan
melonggarkan kesempitan orang itu pada hari kiamat, barang siapa yang memudahkan atas
orang yang kesulitan, Allah akan memudahkan orang itu di dunia dan akhirat, dan barang
siapa menutupi ‘aib seorang muslim maka Allah akan menutupi aib orang tersebut di dunia
dan aklhirat. Allah akan menolong hamba-Nya selama hamba itu menolong saudaranya.

 Hadits Nabi dari Ibnu Mas’ud, Rasulullah bersabda :

‫ﻣﺎ ﻣﻦ ﻣﺴﻠﻢ ﻳﻘﺮض ﻣﺴﻠﻤﺎ ﻗﺮﺿﺎ ﻣﺮﺗﲔ إﻻ ﻛﺎن ﻛﺼﺪﻗﺔ ﻣﺮة‬


Tidaklah seorang muslim memberi pinjaman kepada muslim lain dua kali, kecuali seperti
shadaqah satu kali.

 Hadits Nabi dari Anas, Rasulullah bersabda :

‫ اﻟﺼﺪﻗﺔ ﺑﻌﺸﺮ أﻣﺜﺎﳍﺎ واﻟﻘﺮض ﺑﺜﻤﺎﻧﻴﺔ ﻋﺸﺮز‬:‫رأﻳﺖ ﻟﻴﻠﺔ أﺳﺮي ﰊ ﻋﻠﻰ ﺑﺎب اﳉﻨﺔ ﻣﻜﺘﻮﺑﺎ‬
‫ﻓﻘﻠﺖ ﻳﺎ ﺟﱪﻳﻞ ﻣﺎ ﺑﺎل اﻟﻘﺮض أﻓﻀﻞ ﻣﻦ اﻟﺼﺪﻗﺔ ؟ ﻗﺎل ﻷن اﻟﺴﺎﺋﻞ ﻳﺴﺄل وﻋﻨﺪﻩ‬
‫واﳌﺴﺘﻘﺮض ﻻ ﻳﺴﺘﻘﺮض إﻻ ﻣﻦ ﺣﺎﺟﺔ‬
Aku melihat pada malam aku diperjalankan (Isra’) pada pintu surga tertulis : shadaqah itu
pahalanya lipat sepuluh kali dari shadaqahnya, sedangkan qiradh (pinjaman) pahalanya
lipat delapan belas kali dari pinjamannya. Aku bertanya : “Hai Jibril, bagaimana pinjaman
itu lebih utama daripada shadaqah ?” Jibril menjawab : “Karena orang yang minta, ia
minta sesuatu yang ia telah punya, dan orang yang meminjam, ia tidak akan meminjam
kecuali karena membutuhkan”.

 Wahbah al Zuhaily, al Fiqhu al Islami, cet. IV tahun 1997 juz V/ 3416.

‫ وﻣﻦ ﻗﺒﻴﻞ‬,‫ﺷﻚ ﰲ ﺟﻮاز اﻟﺘﺄﻣﲔ اﻟﺘﻌﺎوﱐ ﰲ اﻹﺳﻼم ﻷﻧﻪ ﻳﺪﺧﻞ ﰲ ﻋﻘﻮد اﻟﺘﱪﻋﺎت‬
‫ﻻ ﱠ‬
‫ﻧﻔﺲ ﻟﺘﺨﻔﻴﻒ اﺛﺎر اﳌﺨﺎﻃﺮ وﺗﺮﻣﻴﻢ‬
ٍ ‫ﺑﻄﻴﺐ‬
ِ ‫اﻟﺘﻌﺎون ﻋﻠﻰ اﻟﱪ ﻷن ﻛﻞ ﻣﺸﱰك ﻳﺪﻓﻊ إﺷﱰاﻛﻪ‬
‫اﻷﺿﺮار اﻟﱵ ﺗﺼﻴﺐ أﺣﺪ اﳌﺸﱰﻛﲔ‬
Tidak diragukan lagi bahwa asuransi ta’awuni (tolong-menolong) dibolehkan dalam syari’at
Islam, karena hal itu termasuk akad tabarru’ dan sebagai bentuk tolong-menolong dalam
kebaikan karena setiap peserta membayarkepesertaannya (preminya) secara sukarela untuk
meringankan dampak resiko dan memulihkan kerugian yang dialami salah seorang peserta
asuransi.

 Husain Hamid Hasan , Hukmu al Syari’ah al Islamiyyah fi ‘uquud al Ta’min, Darul


I’tisham, 1976.
‫أن أﺳﺎس اﳌﻨﻊ ﰲ اﻟﺘﺄﻣﲔ ﻫﻮ إﺷﺘﻤﺎﻟﻪ ﻋﻠﻰ اﻟﻐﺮر اﻟﺬي ﻰ اﻟﺸﺎرع ﻋﻦ اﻟﻐﺮر ﻳﻨﻄﺒﻖ ﻋﻠﻰ‬
‫اﻟﻌﻘﻮد اﻟﱵ ﻳﻘﺼﺪ ﺎ اﳌﻌﺎوﺿﺔ‬
Alasan pelarangan dalam asuransi (konvensional) adalah karena ia mengandung (unsur)
gharar yang dilarang oleh syari’at. Larangan syari’at terhadap gharar yang dimaksud di
sini adalah pada akad-akad pertukaran (mu’awadhah).
 Pendapat Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni juz 5/173 [Beirut:Dar al Fikr, tanpa tahun]:
‫ ﻟﻨﻪ ﻳﺸﱰي ﻣﻠﻚ ﻏﲑﻩ‬,‫وإن اﺷﱰى أﺣﺪ اﻟﺸﺮﻳﻜﲔ ﺣﺼﺔ ﺷﺮﻳﻜﻪ ﻣﻨﻪ ﺟﺎز‬
Jika salah seorang dari dua orang berserikat membeli porsi mitra serikatnya, hukumnya
boleh karena ia membeli milik pihak lain.
 Pendapat Dr. Wahbah al-Zuhaili dalam Al-Fiqh Al-Islami wa Adillatuhu juz 3/1841:
‫اﻟﺘﻌﺎﻣﻞ ﺑﺎﻷﺳﻬﻢ ﺟﺎﺋﺰ ﺷﺮﻋﺎ ﻷن أﺻﺤﺎب اﻷﺳﻬﻢ ﺷﺮﻛﺎء ﰲ اﻟﺸﺮﻛﺔ ﺑﻨﺴﺒﺔ ﻣﺎ ﳝﻠﻜﻮن ﻣﻦ‬
‫أﺳﻬﻢ‬
Bermuamalah dengan (melakukan kegiatan transaksi atas) saham hukumnya boleh, karena
pemilik saham adalah mitra dalam perseroan sesuai dengan saham yang dimilikinya.
 Pendapat para ulama yang menyatakan kbolehan jual beli saham pada perusahaan-perusahaan
yang memiliki bisnis yang mubah, antara lain dikemukakan oleh Dr. Muhammad ‘Abdul
Ghaffar al-Syarif (al-Syarif, Buhuts Fiqhiyyah Mu’ashirah, [Beirut: Dar Ibn Hazm, 1999],
h.78-79); Dr. Muhammad Yusuf Musa (Musa, al-Islam wa Muskilatuna al-Hadhirah, [t.t :
Silsilah al-Tsaqafah al-Islamiyah, 1958], h.58). Dr. Muhammad Rawas Qal’ahji, (Qal’ahji,
al-Mu’amalat al-Maliyah al-Mu’ashirah fi Dhaw’i al-Fiqh wa al-Syari’ah, [Beirut: Dar al-
Nafa’is, 1999]). Syaikh Dr. ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz al-Matrak (Al-Matrak, al-Riba wa al-
Mu’amalat al-Mashrafiyyah, [Riyadh: Dar al-‘Ashimah, 1417 H], h. 369-375) menyatakan:
‫)اﻟﺜﺎﱐ( أﺳﻬﻢ ﰲ ﻣﺆﺳﺴﺎت ﻣﺒﺎﺣﺔ ﻛﺎﻟﺸﺮﻛﺎت اﻟﺘﺠﺎرﻳﺔ اﳌﺒﺎﺣﺔ أو اﳌﺆﺳﺴﺎت اﻟﺼﻨﺎﻋﻴﺔ‬
‫ إذا ﻛﺎﻧﺖ اﻟﺸﺮﻛﺔ ﻣﻌﺮوﻓﺔ أو‬,‫ اﳌﺴﺎﳘﺔ ﻓﻴﻬﺎ واﳌﺸﺎرﻛﺔ ﻓﻴﻬﺎ وﺑﻴﻊ أﺳﻬﻤﻬﺎ‬: ‫اﳌﺒﺎﺣﺔ ﻓﻬﺬﻩ‬
‫ ﻷن اﻟﺴﻬﻢ ﺟﺰء ﻣﻦ رأس اﳌﺎل ﻳﻌﻮد‬,‫ﻣﺸﻬﻮرة وﻟﻴﺲ ﻓﻴﻬﺎ ﻏﺮر وﻻ ﺟﻬﺎﻟﺔ ﻓﺎﺣﺸﺔ ﺟﺎﺋﺰة‬
‫ وﻫﺬﻩ ﺣﻼل ﺑﻼ ﺷﻚ‬,‫ﻋﻠﻰ ﺻﺎﺣﺒﻪ ﺑﺮﺑﺢ ﻧﺎﺷﻰء ﻣﻦ ﻛﺴﺐ اﻟﺘﺠﺎرة واﻟﺼﻨﺎﻋﺔ‬
(Jenis kedua) adalah saham-saham yang terdapat dalam perseroan yang dibolehkan, seperti
perusahaan dagang atau perusahaan manufaktur yang dibolehkan. Bermusahamah (saling
bersaham) dan bersyarikah (kongsi) dalam perusahaan tersebut serta menjualbelikan
sahamnya, jika perusahaan itu dikenal serta tidak mengandung ketidakpastian dan
ketidakjelasan yang signifikan, hukumnya boleh. Hal itu disebabkan karena saham adalah
bagian dari modal yang dapat memberikan keuntungan kepada pemiliknya sebagai hasil dari
usaha perniagaan dan manufaktur. Hal itu hukumnya halal, tanpa diragukan.
 Pendapat para ulama yang membolehkan pengalihan kepemilikan porsi (‫)ﺣﺼﺔ‬ suatu surat
berharga selama disepakati dan diizinkan oleh pemilik porsi lain dari suatu surat berharga (bi-
idzni syarikihi). Lihat: Al-Majmu’ Syarh al-Muhazdzab IX/265 dan Al-Fiqh Al-Islami wa
Adillatuhu IV/881.
 Keputusan Muktamar ke-7 Majma’ Fiqh Islami tahun 1992 di Jeddah:
‫ أو رﻫﻨﻪ ﻣﻊ ﻣﺮاﻋﺎة ﻣﺎ ﻳﻘﺘﻀﻰ ﺑﻪ ﻧﻈﺎم اﻟﺸﺮﻛﺔ‬,‫ﳚﻮز ﺑﻴﻊ اﻟﺴﻬﻢ‬
Boleh menjual atau menjaminkan saham dengan tetap memperhatikan peraturan yang
berlaku pada perseroan.
 Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, [Damsyiq: Dar al-Fikr, 2004], juz V, h.
3925 :
‫وأﻣﺎ اﻹﲨﺎع ﻓﻤﺎ روي ﻋﻦ ﲨﺎﻋﺔ ﻣﻦ اﻟﺼﺤﺎﺑﺔ أ ﻢ دﻓﻌﻮا ﻣﺎل اﻟﻴﺘﻴﻢ ﻣﻀﺎرﺑﺔ وﱂ ﻳﻨﻜﺮ‬
: ‫ﻋﻠﻴﻬﻢ أﺣﺪ ﻓﻜﺎن إﲨﺎﻋﺎ ) اﻟﻔﻘﻪ اﻹﺳﻼم وأدﻟﺘﻪ ﻟﻮﻫﺐ اﻟﺰﺣﻴﻠﻰ اﳉﺰء اﳋﺎﻣﺲ ص‬
(3925
“Mengenai Ijma’, diriwayatkan bahwa sejumlah sahabat menyerahkan harta anak yatim
sebagai mudharabah, dan tidak ada seorang pun mengingkarinya. Oleh karena itu, hal
tersebut adalah ijma’.
 Pendapat para ulama, antara lain Ibn Hisyam, al-Sirah al-Nabawiyah, [al-Qahirah: Dar al-
Hadis, 2004], juz I, h. 141; Muhammad Abd al-Mun’im Abu Zaid, Nahwa Tathwir al-
Mudharabah, [al-Qahirah: Maktabah al-Ma’had al-‘Alami li-al-Fikr al-Islami, 2000], h. 411.
‫أ ّن اﻟﻨﱯ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﺧﺮج إﱃ اﻟﺸﺎم ﻣﻀﺎرﺑﺎً ﲟﺎل اﻟﺴﻴﺪة ﺧﺪﳚﺔ ﺑﻨﺖ ﺧﻮﻳﻠﺪ وﻛﺎن‬
‫ ﳓﻮ ﺗﻄﻮﻳﺮ‬141: ‫ذﻟﻚ ﻗﺒﻞ اﻟﻨﺒﻮة ﰒ ﺣﻜﺎﻩ ﺑﻌﺪﻫﺎ ﻣﻘّﺮرا ﻟﻪ )اﻟﺴﲑة اﻟﻨﺒﻮﻳﺔ ﻹﺑﻦ ﻫﺸﺎم ص‬
( 411 : ‫ﻧﻈﺎم اﳌﻀﺎرﺑﺔ ﶈﻤﺪ ﻋﺒﺪ اﳌﻨﻌﻢ أﰊ زﻳﺪ ص‬
“Nabi shallallahu alaihi wa sallam pergi berniaga sebagai mudharib ke Syam dengan harta
Sayyidah Khadijah binti Khuwailid sebelum menjadi nabi; setelah menjadi nabi, beliau
menceritakan perniagaan tersebut sebagai penegasan (taqrir).”
 Muhammad Abd al-Mun’im Abu Zaid, Nahwa Tathwir al-Mudharabah, [al-Qahirah: Maktabah
al-Ma’had al-‘Alami li-al-Fikr al-Islami, 2000], h. 11.
‫اﳌﻀﺎرﺑﺔ ﻋﻘﺪ ﻣﺸﺮوع ﺑﻼ ﺧﻼف ﺑﲔ اﻟﻔﻘﻬﺎء أﻣﺎّ دﻟﻴﻞ ﻫﺬﻩ اﳌﺸﺮوﻋﻴّﺔ ﻓﻘﺪ ﺛﺒﺖ ﺑﺎﻹﲨﺎع‬
(11: ‫اﳌُ ْﺴﺘَـﻨَ ِﺪ إﱃ اﻟﺴﻨﺔ اﻟﺘﻘﺮﻳﺮﻳﺔ )ﳓﻮ ﺗﻄﻮﻳﺮ ﻧﻈﺎم اﳌﻀﺎرﺑﺔ ص‬
“Mudharabah adalah akad yang disyari’atkan tanpa ada perbedaan pendapat di kalangan
ahli fiqh. Dalil pensyari’atan tersebut ditetapkan dengan ijma’ yang didasarkan pada sunnah
taqririyah.”

 Ibn Qudamah, al-Mughni, [Kairo: Dar al-Hadis, 2004], juz 6, h. 348).

‫ وﻫﻮ‬, ً‫ ﻓﻬﺬا ﳚﻤﻊ ﺷﺮﻛﺔً وﻣﻀﺎرﺑﺔ‬, ‫ أن ﻳﺸﱰك ﻣﺎﻻن وﺑﺪن ﺻﺎﺣﺐ أﺣﺪﳘﺎ‬: ‫اﻟﻘﺴﻢ اﻟﺮاﺑﻊ‬
‫ ﻓﺄذن‬,‫ ﻷﺣﺪﳘﺎ أﻟﻒ وﻷﺧﺮ أﻟﻔﺎن‬, ‫ ﻓﻠﻮ ﻛﺎن ﺑﲔ رﺟﻠﲔ ﺛﻼﺛﺔ اﻻف درﻫﻢ‬. ‫ﺻﺤﻴﺢ‬
‫ﺻﺎﺣﺐ اﻷﻟﻔﲔ ﻟﺼﺎﺟﺐ اﻷﻟﻒ أن ﻳﺘﺼﺮﱠف ﻓﻴﻬﺎ ﻋﻠﻰ أن ﻳﻜﻮن اﻟﺮﺑﺢ ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ ﻧﺼﻔﲔ‬
,‫ واﻟﺒﺎﻗﻲ وﻫﻮ ﺛﻠﺚ اﻟﺮﺑﺢ ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ‬,‫ وﻳﻜﻮن ﻟﺼﺎﺣﺐ اﻷﻟﻒ ﺛﻠﺚ اﻟﺮﺑﺢ ﲝﻖ ﻣﺎﻟﻪ‬.‫ﺻﺢﱠ‬
‫ ﻓﺠﻌﻠﻨﺎﻩ ﺳﺘﺔ‬,‫ وذﻟﻚ ﻷﻧﻪ ﺟُﻌﻞ ﻟﻪ ﻧﺼﻒ اﻟﺮﺑﺢ‬,‫ وﻟﻠﻌﺎﻣﻞ رﺑﻌﻪ‬,‫ﻟﺼﺎﺣﺐ اﻟﻔﲔ ﺛﻼﺛﺔ أرﺑﺎﻋﻪ‬
,‫ ﺣﺼّﻪ ﻣﺎﻟﻪ ﺳﻬﻤﺎن وﺳﻬﻢ ﻳﺴﺘﺤﻘﻪ ﺑﻌﻤﻠﻪ ﰲ ﻣﺎل ﺷﺮﻳﻜﻪ‬,‫ ﻣﻨﻬﺎ ﺛﻼﺛﺔ ﻟﻠﻌﺎﻣﻞ‬,‫أﺳﻬُﻢ‬
,‫ إذا دﻓﻊ إﻟﻴﻪ أﻟﻔﺎ ﻣﻀﺎرﺑﺔ‬... ‫ ﻟﻠﻌﺎﻣﻞ ﺳﻬﻢ وﻫﻮ اﻟﺮﺑﻊ‬,‫وﺣﺼﺔ ﻣﺎل ﺷﺮﻳﻜﻪ أرﺑﻌﺔ أﺳﻬﻢ‬
ً‫ وﻛﺎن ﺷﺮﻛﺔ‬,‫ ﻟﻚ ﺛﻠﺜﺎﻩ وﱃ ﺛﻠﺜﻪ ﺟﺎز‬,‫ أﺿﻒ إﻟﻴﻪ أﻟﻔﺎ ﻣﻦ ﻋﻨﺪك و ﱠاﲡ ْﺮ ﺎ واﻟﺮﺑﺢ ﺑﻴﻨﻨﺎ‬: ‫وﻗﺎل‬
(348 : ‫ ص‬, 6 : ‫ ج‬, 2004 ,‫ دار اﳊﺪﻳﺚ‬: ‫ اﻟﻘﺎﻫﺮة‬,‫ ) اﳌﻐﲏ ﻹﺑﻦ ﻗﺪاﻣﺔ‬... ً‫وﻗﺮاﺿﺎ‬
Bagian keempat: bermusyarakah dua modal dengan badan (orang) pemilik salah satu modal
tersebut. Bentuk ini meng-gabungkan syirkah dengan mudharabah; dan hukumnya sah.
Apabila di antara dua orang ada 3000 (tiga ribu) dirham: salah seorang memiliki 1000 dan
yang lain m-emiliki 2000, lalu pemilik modal 2000 mengizinkan kepada pemilik modal 1000
untuk mengelola seluruh modal dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi dua antara
mereka (50:50), maka hukumnya sah. Pemilik modal 1000 mem-peroleh 1/3 (satu pertiga)
keuntungan, sisanya yaitu 2/3 (dua pertiga) dibagi dua antara mereka: pemilik modal 2000
memperoleh ¾ (tiga perempat)-nya dan amil (mudharib) memperoleh ¼ (seperempat)-nya;
hal ini karena amil memperoleh ½ (setengah) keuntungan. Oleh karena itu, keuntungan
(sisa?) tersebut kita jadikan 6 (enam) bagian; 3 (tiga) bagian untuk amil, (yaitu) porsi
(keuntungan) modalnya 2 (dua) bagian dan 1 (satu) bagian ia peroleh sebagai bagian karena
ia mengelola modal mitranya; sedangkan porsi (keuntungan) modal mitranya adalah 4
(empat) bagian, untuk amil 1 (satu) bagian, yaitu ¼ (seperempat)… Jika seseorang (shahib
al-mal) menye-rahkan kepada mudharib seribu sebagai mudharabah, dan ia berkata,
“Tambahkan seribu dari anda, dan perniaga-kanlah modal dua ribu tersebut dengan
ketentuan dibagi antara kita: untuk anda 2/3 (duapertiga) dan untukku 1/3 (sepertiga),” hal
tersebut boleh hukumnya, dan itu adalah syirkah (musyarakah) dan qiradh (mudharabah).
 Wahbah al-Zuhaili, al-Mu’amalat al-Maliyyah al-Mu’ashirah, [Dimasyq: Dar al-Fikr, 2002], h.
107.
‫ وﺗﺘ ﱡﻢ ﻗﺴﻤﺔُ اﻟﺮﺑﺢ ﺑﺴﺒﺐ‬,‫رب اﳌﺎل‬ ‫وﻟﻠﻤﻀﺎرب أن ﻳُﺴ ِﻬ َﻢ ﰲ رأس ﻣﺎل اﳌﻀﺎرب ﺑﺈذن ﱢ‬
‫ ﻗﻢ ﻳﺄﺧﺬ اﳌﻀﺎرب ﻧﺼﻴﺒَﻪ اﳌﺘ ﱠﻔ َﻖ‬, ‫اﳌﺸﺎرﻛﺔ ﰲ رأس اﳌﺎل ﻣﻦ اﻟﻄﺮﻓﲔ ﺑﻘﺪر ﻣﺎل ﻛ ﱢﻞ ﻣﻨﻬﻢ‬
‫ وﻫﺬﻩ ﻫﻲ اﳌﻀﺎرﺑﺔ اﳌﺸﱰﻛﺔ )اﳌﻌﺎﻣﻼت اﳌﺎﻟﻴﺔ اﳌﻌﺎﺻﺮة ﻟﻠﺪﻛﺘﻮر وﻫﺒﺔ‬,‫ﻋﻠﻴﻪ ﻋﻦ اﻟﻌﻤﻞ‬
(107 ‫اﻟﺰﺣﻴﻠﻰ ص‬
“Mudharib (pengelola) boleh menyertakan dana ke dalam akumulasi modal dengan seizin
rabbul mal (pemilik modal yang awal). Keuntungan dibagi (terlebih duhulu) atas dasar
musyarakah (antara mudharib sebagai penyetor modal/dana dengan shahibul mal) sesuai
porsi modal masing-masing. Kemudian mudharib mengambil porsinya dari keuntungan atas
dasar jasa pengelolaan dana. Hal itu dinamakan mudharabah musytarakah.”
 Ibn Qudamah, al-Mughni, [Kairo: Dar al-Hadis, 2004], juz 6, h. 468.
,ّ‫ ﻓﺈن اﻟﻨﻨﱯ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ وﻛّﻞ أُﻧَﻴﺴًﺎ ﰲ إﻗﺎﻣﺔ اﳊﺪ‬,‫وﳚﻮز اﻟﺘﻮﻛﻴﻞ ﲜﻌﻞ وﻏﲑ ﺟﻌﻞ‬
‫ وﻛﺎن ﻳﺒﻌﻖ ﻋُﻤﱠﺎﻟﻪ ﻟﻘﺒﺾ‬,‫ وأﺑﺎ راﻓﻊ ﰲ ﻗﺒﻮل اﻟﻨﻜﺎح ﺑﻌﲑ ﺟﻌﻞ‬,‫وﻋﺮوة ﰲ ﺷﺮاء ﺷﺎة‬
‫اﻟﺼﺪﻗﺎت وﳚﻌﻞ ﳍﻢ ﻋﻤﺎﻟﺔ‬
“Akad taukil (wakalah) boleh dilakukan, baik dengan imbalan maupun tanpa imbalan. Hal
itu karena Nabi shallallahu 'alaihi wa alihi wa sallam pernah mewakilkan kepada Unais
untuk melaksanakan hukuman, kepada Urwah untuk membeli kambing, dan kepada Abu Rafi’
untuk melakukan qabul nikah, (semuanya) tanpa memberi-kan imbalan. Nabi pernah juga
mengutus para pegawainya untuk memungut sedekah (zakat) dan beliau memberikan
imbalan kepada mereka.”
 Pendapat Imam Al-Syaukani, Nail al-Authar, [Kairo: Dar al-Hadits, 2000], j. 4, h. 527 ketika
menjelaskan hadis Busr bin Sa’id hadis nomor 3 :
‫وﻓﻴﻪ أﻳﻀﺎ دﻟﻴﻞ ﻋﻠﻰ أ ﱠن ﻣﻦ ﻧﻮى اﻟﺘﱪﱡع ﳚﻮز ﻟﻪ أﺧﺬ اﻷﺟﺮة ﺑﻌﺪ ذﻟﻚ‬
“Hadis Busr bin Sa’id tersebut menunjukkan pula bahwa orang yang melakukan sesuatu
dengan niat tabarru’ (semata-mata mencari pahala, dalam hal ini menjadi wakil) boleh
menerima imbalan.”
 Wahbah al-Zuhaili, al-Mu’amalat al-Maliyyah al-Mu’ashirah, [Dimasyq: Dar al-Fikr, 2002], h.
89
‫ وﺗﺼﺢ ﺑﺄﺟﺮ وﺑﻐﲑ أﺟﺮ‬,‫وأﲨﻌﺖ اﻷﻣﺔ ﻋﻠﻰ ﺟﻮاز اﻟﻮﻛﺎﻟﺔ ﻟﻠﺤﺎﺟﺔ إﻟﻴﻬﺎ‬
“Umat sepakat bahwa wakalah boleh dilakukan karena diperlukan. Wakalah sah dilakukan
baik dengan imbalan maupun tanpa imbalan.”
 Fath al-Qadir, juz 6, h. 2; Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh alIslami wa Adillatuh, [Dimasyq: Dar al-
Fikr, 2002], juz 5, h. 4058.
‫ ﻷن اﻟﻨﱯ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﻛﺎن ﻳﺒﻌﺚ ﻋﻤﺎﻟﻪ ﻟﻘﺒﺾ‬, ‫َ◌ ْﺟ ٍﺮ وﺑﻌﲑ أﺟﺮ‬ َ ‫ﺗ ﺼﺢ اﻟﻮﻛﺎﻟﺔ ﺑﺄ‬
‫ وإذا ﻛﺎﻧﺖ اﻟﻮﻛﺎﻟﺔ ﺑﺄﺟﺮ أي )ﲜُِﻌ ٍْﻞ( ﻓﺤﻜﻤﻬﺎ ﺣﻜﻢ‬... ً‫اﻟﺼﺪﻗﺎت وﳚﻌﻞ ﳍﻢ ﻋُﻤ ُْﻮﻟَﺔ‬
.‫اﻹﺟﺎرات‬
“Wakalah sah dilakukan baik dengan imbalan maupun tanpa imbalan, hal itu karena Nabi
shallallahu 'alaihi wa alihi wa sallam pernah mengutus para pegawainya untuk memungut
sedekah (zakat) dan beliau memberikan imbalan kepada mereka… Apabila wakalah
dilakukan dengan memberikan imbalan maka hukumnya sama dengan hukum ijarah.”
 Ibn Qudamah, al-Mughni, [Kairo: Dar al-Hadis, 2004], juz 6, h. 470.
.‫ ﻓﻜﺎن ﻟﻪ ﻓﻌﻠﻪ‬,‫ ﻷﻧﻪ ﻋﻘﺪ أذن ﻟﻪ ﺑﻪ‬,‫أذن )اﳌﻮﻛﱢﻞ( ﻟﻪ )اﻟﻮﻛﻴﻞ( ﰲ اﻟﺘﻮﻛﻴﻞ ﻓﻴﺠﻮز ﻟﻪ ذﻟﻚ‬
“(Jika) muwakkil mengizinkan wakil untuk mewakilkan (kepada orang lain), maka hal itu
boleh; karena hal tersebut merupakan akad yang telah diizinkan kepada wakil; oleh karena
itu, ia boleh melakukannya (mewakilkan kepada orang lain).”
 Ibn Qudamah, al-Mughni, [Kairo: Dar al-Hadis, 2004], juz 6, h. 468.
,ّ‫ ﻓﺈن اﻟﻨﻨﱯ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ وّﻛﻞ أُﻧَﻴﺴًﺎ ﰲ إﻗﺎﻣﺔ اﳊﺪ‬,‫وﳚﻮز اﻟﺘﻮﻛﻴﻞ ﲜﻌﻞ وﻏﲑ ﺟﻌﻞ‬
‫ وﻛﺎن ﻳﺒﻌﻖ ﻋُﻤﱠﺎﻟﻪ ﻟﻘﺒﺾ‬,‫ وأﺑﺎ راﻓﻊ ﰲ ﻗﺒﻮل اﻟﻨﻜﺎح ﺑﻌﲑ ﺟﻌﻞ‬,‫وﻋﺮوة ﰲ ﺷﺮاء ﺷﺎة‬
‫اﻟﺼﺪﻗﺎت وﳚﻌﻞ ﳍﻢ ﻋﻤﺎﻟﺔ‬
“Akad taukil (wakalah) boleh dilakukan, baik dengan imbalan maupun tanpa imbalan. Hal
itu karena Nabi shallallahu 'alaihi wa alihi wa sallam pernah mewakilkan kepada Unais
untuk melaksanakan hukuman, kepada Urwah untuk membeli kambing, dan kepada Abu Rafi’
untuk melakukan qabul nikah, (semuanya) tanpa memberi-kan imbalan. Nabi pernah juga
mengutus para pegawainya untuk memungut sedekah (zakat) dan beliau memberikan
imbalan kepada mereka.”
 Pendapat Imam Al-Syaukani, Nail al-Authar, [Kairo: Dar al-Hadits, 2000], j. 4, h. 527 ketika
menjelaskan hadis Busr bin Sa’id hadis nomor 3 :
‫وﻓﻴﻪ أﻳﻀﺎ دﻟﻴﻞ ﻋﻠﻰ أ ﱠن ﻣﻦ ﻧﻮى اﻟﺘﱪﱡع ﳚﻮز ﻟﻪ أﺧﺬ اﻷﺟﺮة ﺑﻌﺪ ذﻟﻚ‬
“Hadis Busr bin Sa’id tersebut menunjukkan pula bahwa orang yang melakukan sesuatu
dengan niat tabarru’ (semata-mata mencari pahala, dalam hal ini menjadi wakil) boleh
menerima imbalan.”
 Pendapat para ulama tentang Al-Bai’ (jual-beli) dan mewakilkan dalam jual-beli. Wahbah Al-
Zuhaili dalam al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu (V/4078) berkata :
‫ ﻷ ﻤﺎ ﳑﺎ ﳝﻠﻚ اﳌﻮﻛﻞ‬,‫وأﻣﺎ اﻟﺘﻮﻛﻴﻞ ﺑﺎﻟﺒﻴﻊ واﻟﺸﺮاء ﻓﻴﺠﻮز ﺑﻼ ﺧﻼف ﺑﲔ اﻟﻔﻘﻬﺎء‬
‫ ﻓﻴﻤﻠﻚ اﻟﺘﻔﻮﻳﺾ إﱃ ﻏﲑﻩ‬,‫ﻣﺒﺎﺷﺮ ﻤﺎ ﺑﻨﻔﺴﻪ‬
 Wahbah al-Zuhaili, al-Mu’amalat al-Maliyyah al-Mu’ashirah, [Dimasyq: Dar al-Fikr, 2002], h.
287.
‫ ﻳﻌﺎن ﻣﻨﻪ اﶈﺘﺎج ﲝﺴﺐ اﻟﻨﻈﺎم اﳌﺘﻔﻖ‬,‫ﻓﺎﳌﺒﻠﻎ اﻟﺬي ﻳﺪﻓﻌﻪ اﳌﺸﱰك ﻳﻜﻮن ﺗﱪﱡﻋًﺎ ﻣﻨﻪ ﻟﻠﺸﺮﻛﺔ‬
‫ﻀ ٍﺔ ﻣﻦ ﻏﲑ ﻣﻘﺎﺑﻞ أو ﻋﻮض‬َ ‫ واﻟﺸﺮﻛﺔ ﺗـُ َﻘ ﱢﺪ ُﻣﻪُ ﺑﺼﻔﺔ ﺗﱪﱡٍع أو ﻫﺒ ٍﺔ َْﳏ‬,‫ﻋﻠﻴﻪ‬
Sejumlah dana (premi) yang diberikan oleh peserta asuransi adalah tabarru’ (amal
kebajikan) dari peserta kepada (melalui) perusahaan yang digunakan untuk membantu
peserta yang memerlukan berdasarkan ketentuan yang telah disepakati; dan perusahaan
memberikannya (kepada peserta) sebagai tabarru’ atau hibah murni tanpa imbalan.
 (Mushthafa Zarqa’, Nizham al-Ta’min, h. 58-59; Ahmad Sa’id Syaraf al-Din, ‘Uqud al-Ta’min
wa ‘Uqud Dhaman al-Istitsmar, h. 244-147; dan Sa’di Abu Jaib, al-Ta’min bain al-Hazhr wa
al-Ibahah, h. 53).
‫واﻟﺘﺨﺮﻳﺞ اﻟﻔﻘﻬﻲ ﻟﺘﺒﺎدل اﻹﻟﺘﺰام ﺑﺎﻟﺘﱪع ﰲ ﻋﻘﺪ اﻟﺘﺄﻣﲔ اﻟﺘﻌﺎوﱐ أﺳﺎﺳﻪ ﻗﺎﻋﺪة اﻹﻟﺘﺰام‬
‫ﺑﺎﻟﺘﱪﻋﺎت ﻋﻨﺪ اﳌﺎﻟﻜﻴﺔ‬
Analisis fiqh terhadap kewajiban (peserta) untuk memberikan tabarru’ secara bergantian
dalam akad asuransi ta’awuni adalah “kaidah tentang kewajiban untuk memberikan
tabarru’” dalam mazhab Malik.
 Ahmad Salim Milhim, al-Ta’min al-Islami, h, 83.
‫إ ﱠن اﻟﻌﻼﻗﺔ اﻟﻘﻨﻮﻧﻴﺔ اﻟﱵ ﺗﻨﺸﺄُ ﺑﲔ اﳌﺴﺘﺄﻣﻨﲔ ﻧﺘﻴﺠﺔَ ﻋﻘ ِﺪ اﻟﺘﺄﻣﲔ اﳉﻤﺎﻋ ﱢﻲ ﺗﺘﱠﺴﻢ ﺑﺎﻟﻄﺎﺑﻊ‬
‫ ﻓﻜﻞ ﻣﺴﺘﺄﻣﻦ ﻣﺘ ﱢﱪعٌ ﻟﻐﲑﻩ ﲟﺎ ﻳﺴﺘﺤﻖ ﻋﻠﻴﻪ ﻣﻦ اﻟﺘﻌﻮﻳﻀﺎت اﻟﱵ ﺗُﺪﻓﻊ ﻟﻠﻤﺘﻀﱢﺮرﻳﻦ‬,‫اﻟﺘﺒَـﺮﱡﻋﻲﱢ‬
‫ وﰲ اﻟﻮﻗﺖ ﻧﻔﺴﻪ ﻫﻮ ﻣﺘﱪﱠعٌ ﻟﻪ ﲟﺎ ﻳﺄﺧﺬ ﻣﻦ ﺗﻌﻮﻳﺾ ﻋﻨﺪ ﺗﻀﺮﱡرﻩ‬,‫ﻣﻦ اﳌﺴﺘﺄﻣﻨﲔ‬
Hubungan hukum yang timbul antara para peserta asuransi sebagai akibat akad ta’min
jama’i (asuransi kolektif) adalah akad tabarru’; setiap peserta adalah pemberi dana
tabarru’ kepada peserta lain yang terkena musibah berupa ganti rugi (bantuan, klaim) yang
menjadi haknya; dan pada saat yang sama ia pun berhak menerima dana tabarru’ ketika
terkena musibah
 Al-Syairazi, al-Muhadzdzab, juz I Kitab al-Ijarah hal. 3 94:
,‫ وﻷن اﳊﺎﺟﺔ إﱃ اﳌﻨﺎﻓﻊ ﻛﺎﳉﺎﺟﺔ إﱃ اﻷﻋﻴﺎن‬... ‫ﳚﻮز ﻋﻘﺪ اﻹﺟﺎرة ﻋﻠﻰ اﳌﻨﺎﻓﻊ اﳌﺒﺎﺣﺔ‬
‫ﻓﻠﻤﺎ ﺟﺎز ﻋﻘﺪ اﻟﺒﻴﻊ ﻋﻠﻰ اﻷﻋﻴﺎن وﺟﺐ أن ﳚﻮز ﻋﻘﺪ اﻹﺟﺎرة ﻋﻠﻰ اﳌﻨﺎﻓﻊ‬
"Boleh melakukan akad ijarah (sewa menyewa) atas manfaat yang dibolehkan... karena
keperluan terhadap manfaat .sama dengan keperluan terhadap benda. Oleh karena akad jual
heli atas benda dibolehkan, maka sudah seharusnya boleh pula akad ijarah atas manfaat."
 Ibnu Qudamah, al-Mughni, VIII /7:
‫ واﳌﻨﺎﻓﻊ ﲟﻨﺰﻟﺔ اﻷﻋﻴﺎن‬,‫ﻓﻬﻲ )اﻹﺟﺎرة( ﺑﻴﻊ اﳌﻨﺎﻓﻊ‬
"Ijarah adalah jual beli manfaat; dan manfaat berkedudukan sama dengan benda."
 Ibnu Qudamah, al-Mughni, VIII/54:
‫ﲔ اﳌﺴﺘﺄﺟﺮة إذا ﻗﺒﻀﻬﺎ‬
َ ‫وﳚﻮز ﻟﻠﻤﺴﺘﺄﺟﺮ أن ﻳﺆﺟﱢﺮ اﻟﻌ‬
Penyewa boleh menyewakan benda yang disewa jika ia telah menerima benda tersebut.
 Imam al-Nawawi, al-Majmu' Syarah al-Muhadzdzab, XV/308; al-Syarbini, Mughni al-Muhtaj,
II/332; al Dimyathi. l'anah al-Thalihin, 111/108:
‫ ﻓﻠﻴﺲ ﻟﻜﻞ واﺣﺪ ﻣﺮﻛﻮب وﻣﺴﻜﻦ وﺧﺎدم ﻓ ُﺠ ﱢﻮزت‬,‫ وأن اﳊﺎﺟﺔ إﻟﻴﻬﺎ )اﻹﺟﺎرة( داﻋﻴﺔ‬...
‫ﻟﺬﻟﻚ ﻛﻤﺎ ﺟﻮﱢزت ﺑﻴﻊ اﻷﻋﻴﺎن‬
.... kebutuhan mendorong orang adanya akad ijarah (sewa menyewa), sebab tidak setiap
orang memiliki kendaraan, tempat tinggal dan pelayan (pekerja). Oleh karena itu ijarah
dibolehkan sebagaimana dibolehkan juga menjual benda.
 Imam al-Nawawi, al-Majmu' Syarah al-Muhadzdzah, XV, h. 383:
‫ ﻓﻔﻲ ﺟﻮاز اﻹﺟﺎرة‬,‫أﻣﺎ ﻏﺬا أراد اﳌﺴﺘﺄﺟﺮ أن ﻳﺆﺟﺮﻫﺎ )اﻟﻌﲔ اﳌﺴﺘﺄﺟﺮة( أﺧَﺮ ﻗﺒﻞ اﻟﻘﺒﺾ‬
: ‫ﺛﻼﺛﺔ أوﺟﺎﻩ‬
‫ واﻹﺟﺎرة ﻛﻤﺎ ﺗﻘﺪم‬,‫ ﻻ ﳚﻮز ﺑﻴﻊ اﳌﺒﻴﻊ ﻗﺒﻞ اﻟﻘﺒﺾ‬,‫ ﻛﻤﺎ ﰲ اﳌﺒﻴﻊ‬,‫)أﺣﺪﻫﺎ( أ ﺎ ﻏﲑ ﺟﺎﺋﺰة‬
,‫ﻛﺎﻟﺒﻴﻊ‬
‫ واﳌﻨﻔﻌﺔ ﻻ ﺗﺼﲑ ﻣﻘﺒﻮﺿﺔ ﺑﻘﺒﺾ‬,‫ ﻷن اﳌﻌﻘﻮد ﻋﻠﻴﻪ ﻫﻮ اﳌﻨﻔﻌﺔ‬,‫)واﻟﺜﺎﱐ( أن اﻹﺟﺎرة ﺟﺎﺋﺰة‬
.‫ ﻓﻠﻢ ﻳﺆﺛﱢﺮ ﰲ اﳌﻨﻔﻌﺔ ﻗﺒﺾ اﻟﻌﲔ‬,‫اﳌﺆﺟﺮ ﻟﻠﻌﲔ‬
‫ ﻷ ﺎ ﻟﻴﺴﺖ‬,‫ وﻻ ﲡﻮز ﰲ ﻏﲑ اﳌﺆﺟﺮ‬,‫ ﻷ ﺎ ﰲ ﻗﺒﻀﺘﻪ‬,‫)واﻟﺜﺎﻟﺚ( ﳚﻮز إﺟﺎر ﺎ ﻣﻦ اﳌﺆﺟﺮ‬
‫ﰲ ﻗﺒﻀﺘﻪ‬
Jika penyewa bermaksud menyewakan benda yang disewa kepada pihak lain sebelum benda
itu diterima, maka kebolehan penyewaan (kedua) tersebut terdapat tiga pendapat :
1. Tidak boleh sebagaimana benda yang dibeli, artinya tidak boleh menjual benda yang dibeli
sebelum diterima, sedangkan ijarah (sewa menyewa) sama dengan jual beli (ba’i)
sebagaimana keterangan terdahulu.
2. Penyewaan (kedua oleh penyewa) hukumnya boleh (sah), karena obyek ijarah adalah manfaat,
sedangkan manfaat tidak dipandang telah diterima hanya dengan pemberi sewa telah
menyerahkan benda yang disewakannya. Oleh karena itu penyerahan benda tidak
menimbulkan pengaruh hukum terhadap manfaat.
3. Boleh hukumnya menyewakan menyewakan benda yang disewa tersebut kepada pemberi sewa
(pertama), karena benda itu berada pada tangannya, namun tidak boleh menyewakannya
kepada selain pemberi sewa (orang lain), karena benda itu tidak berada pada tangannya.
 Ibnu Qudamah, Al-Mughni, VIII/56
,ٍ‫ وروي ذﻟﻚ ﻋﻦ ﻋﻄﺎء‬.‫ﺺ ﻋﻠﻴﻪ أﲪﺪ‬
‫ ﻧ ﱠ‬.ٍ‫وﳚﻮز ﻟﻠﻤﺴﺘﺄﺟﺮ إﺟﺎرة اﻟﻌﲔ ﲟﺜﻞ اﻷﺟﺮ وزﻳﺎدة‬
‫ وﺑﻪ ﻗﺎل اﻟﺸﺎﻓﻌ ّﻲ وأﺑﻮ ﺛﻮر واﺑﻦ اﳌﻨﺬر‬.‫واﳊﺴﻦ واﻟﺰﻫﺮيﱢ‬
Penyewa boleh menyewakan benda yang disewanya dengan sejumlah bayaran (sewa) yang
sama atau lebih tinggi. Hal tersebut telah ditegaskan oleh Imam Ahmad. Pendapat yang
sama dikemukakan pula oleh ‘Atha’, al Hasan dan al Zuhri. Demikian juga dikemukakan
oleh Imam Syafi’i, Abu Tsaur dan Ibn al Mundzir.
 Ibnu Qudamah, al-Mughni, VIII, 113
‫ﻀ َﻤْﻨـﻬَﺎ‬
ْ َ‫َﺖ ﺑﻐﲑ ﺗﻔﺮﻳﻂ ﱂ ﻳ‬
ْ ‫ إن ﺗَﻠِﻔ‬,‫واﻟﻌﲔ اﳌﺴﺘﺄﺟﺮة أﻣﺎﻧﺔ ﰲ ﻳﺪ اﳌﺴﺘﺄﺟﺮ‬
Benda yang disewa adalah amanah di tangan penyewa, jika rusak bukan disebabkan
kelalaian, penyewa tidak diminta harus bertanggung jawab (mengganti).
 Al-Sayyid Sabiq dalam Fiqh al-Sunnah (Beirut: Dar alFikr, 1983), Juz 3, Cet. Ke-4, h. 208,
‫ﲔ اﳌﺴﺘﺄﺟﺮة إذ ﻗﺒﻀﻬﺎ‬
َ ‫ وﳚﻮز ﻟﻪ أن ﻳ َﺆﺟﱢﺮ اﻟﻌ‬... ‫ﲔ اﳌﺴﺘﺄﺟﺮة‬َ ‫وﳚﻮز ﻟﻠﻤﺴﺘﺄﺟﺮ أن ﻳ َﺆﺟﱢﺮ اﻟﻌ‬
‫ﲟﺜﻞ ﻣﺎ أﺟﺮﻫﺎ ﺑﻪ أو ْأزﻳَ َﺪ أو أﻗ ﱠﻞ‬
Penyewa (musta'jir) boleh menyewakan barang sewaan.... la (penyewa) boleh pula
menyewakan kembali dengan harga yang serupa pada saat ia menyewa, atau lebih banyak
atau lebih sedikit.
 Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqhul Islami wa Adillatuhu, Cet.4 Juz 5; h. 3842
‫إذ اﺳﺘﺄﺟﺮ ﺷﺨﺺ داراً أو ﺣﺎﻧﻮﺗﺎَ أو ﳓﻮﳘﺎ ﻣﻦ اﳌﻨﺎزل ﻓﻠﻪ اﻹﻧﺘﻔﺎعُ ﺎ ﺣﻴﺚ ﺷﺎء ﻣﻦ‬
‫ وﻟﻪ أن ﻳﻀﻊ ﻓﻴﻪ ﻣﺘﺎع ﻏﲑﻩ‬,‫اﻟﺴﻜﲎ ﺑﻨﻔﺴﻪ أو إﺳﻜﺎ ٍن ﻏﲑﻩ ﺑﺎﻹﺟﺎرة أم ﺑﺎﻹﻋﺎرة‬
Jika seseorang menyewa rumah, toko atau tempat laiannya, ia boleh memanfaatkannya
sesuai dengan kehendaknya, baik ditempati sendiri atau dengan menempatkan orang lain ke
dalamnya melalui akad sewa menyewa atau dengan cara meminjamkan, ia (penyewa) boleh
juga menaruh (memasukkan) benda orang lain di dalam tempat tersebut.
 Dr. Ali Muhyiddin Ali al-Qarandaghi, Buhuts fil Iqtishad al-Islami, hal. 352-353:
‫ ﺳﻮاء ﻛﺎﻧﺖ‬,(‫ﺻﻜﻮك اﻹﺟﺎرة اﻟﻌﺎدﻳﺔ )أي ﻏﲑ ُﻣْﻨﺘَ ِﻬﻴَ ٍﺔ ﺑﺎﻟﺘﻤﻠﻴﻚ‬ ٍ ‫وﳝﻜﻦ ﻛﺬﻟﻚ إﺻﺪا ُر‬
‫إﺟﺎرةَ اﻷﻋﻴﺎن ﻣﻨﻘﻮﻟﺔً أو ﻏ َﲑ ﻣﻨﻘﻮﻟ ٍﺔ أم إﺟﺎرةً ﻋﻠﻰ اﻷﻋﻤﺎل‬
Demikian pula dimungkinkan penerbitan Obligasi ljarah biasa (bukan ljarah Muntahiya
Bittamlik) baik ijarah atas barang (a'yan) bergerak maupun tidak bergerak ataupun ijarah
atas jasa tenaga kerja.
 Pendapat lbnu Qudamah dalam Al-Mughni V/173:
‫ ﻟﻨﻪ ﻳﺸﱰي ﻣﻠﻚ ﻏﲑﻩ‬,‫وإن اﺷﱰى أﺣﺪ اﻟﺸﺮﻳﻜﲔ ﺣﺼﺔ ﺷﺮﻳﻜﻪ ﻣﻨﻪ ﺟﺎز‬
Jika salah seorang dari dua orang berserikat membeli porsi mitra serikatnya, hukumnya
boleh karena ia membeli milik pihak lain.
 Al-Dimyathi, I 'anah al-Thalihin, III/9:
... ‫ ﺧﻼﻓﺎ ﻻﺑﻦ اﻟﺮﻓﻌﺔ‬,ُ‫وﻻ ﻳﺒﻴﻊ اﻟﻮﻛﻴﻞ ﻟﻨﻔﺴﻪ وﻣﻮﻟﱢـﻴْﻪ وإن أذﱢن ﻟﻪ ﰲ ذﻟﻚ وﻗُ ﱢﺪ َر ﻟﻪ اﻟﺜﻤﻦ‬
‫ي ﻣﺎ‬
‫ﺼ ِﺮ ﱡ‬
ْ َ‫ وﻛﺘﺐ اﻟﺴﻴﺪ ﻋﻤﺮ اﻟﺒ‬... ‫)ﻗﻮﻟﻪ ﺧﻼﻓﺎ ﻻﺑﻦ اﻟﺮﻓﻌﺔ( أي ﰲ ﲡﻮﻳﺰﻩ ﻟﻨﻔﺴﻪ وﻣﻮﻟﱢـﻴْﻪ‬
‫ ﻟﻜﻦ‬,‫ ﻗﻮﻟﻪ ﺧﻼﻓﺎ ﻻﺑﻦ اﻟﺮﻓﻌﺔ إﱁ ﻛﻼم اﺑﻦ اﻟﺮﻓﻌﺔ وﺟﻴﻪٌ ﺟﺪا ﻣﻦ ﺣﻴﺚ اﳌﻌﲎ‬: ‫ﻧﺼﻪ‬
ُ‫ﺣﻴﺚ اﻟﻨﻘﻞ‬
ُ ‫ﺗﺮﺟﻴﺤﻬﻢ َﻣﻨْ َﻊ ﺗﻮﻛﻴﻠﻪ ﻟﻠﻬﺒﱠﺔ ﻣﻦ ﻧﻔﺴﻪ ﻳﺮدﱡﻩ ﻣﻦ‬
Dan tidak boleh bagi wakil dan orang yang dibawah pengampuannya (muwalli) untuk
membeli (barang tersebut) bagi dirinya sendiri, meskipun perbuatan itu telah diizinkan dan
ditetapkan harganya. Berbeda dengan pendapat Ibnu al-Rif'ah, yaitu tentang bolehnya
perbuatan tersebut bagi yang bersangkutan dan orang yang dibawah pengampuannya Sayyid
Umar al-Bishri menulis: "Ucapan Ibnu al-Rif ah...dst, adalah pendapat yang sangat
bagus/bermutu dari segi makna. Meskipun demikian, (jumhur berpendapat) bahwa yang
lebih kuat ialah tentang tidak bolehnya.
 Dr. Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh wa Adillatuhu, V/4094
‫ﻳﺘﺒﲔ أ ﱠن اﳊﻨﻔﻴﺔ‬
ُ‫ وﺑﻪ ﱠ‬... ‫وروي ﻋﻦ اﻹﻣﺎم ﻣﺎﻟﻚ أﻧﻪ ﳚﻮز ﻟﻠﻮﻛﻴﻞ أن ﻳﺸﱰي اﻟﺸﻲء ﻟﻨﻔﺴﻪ‬
‫ وأﻣﺎ اﳉﻤﻬﻮر ﻓﻼ ُﳚﻴﺰون ﻫﺬا اﻟﺒﻴﻊ إﻻ إن أَذن ﻟﻪ اﳌﻮﻛﱢﻞ‬,‫ﻻ ُﳚﻴﺰون ﻣﻄﻠﻘﺎ ﺑﻴﻊ اﻟﻮﻛﻴﻞ ﻟﻨﻔﺴﻪ‬
‫ﺑﺎﻟﺒﻴﻊ‬
Diriwayatkan dari Imam Malik bahwa wakil tidak boleh membeli sesuatu untuk dirinya.
Dengan demikian nampak jelas bahwa ulama madzhab Hanafi secara mutlak tidak
membolehkan wakil melakukan penjualan untuk (kepada) diri sendiri. Sementara itu, Jumhur
(mayoritas ulama) tidak mermbolehkan cara penjualan tersebut kecuali pihak yang
mewakilkan mengizinkan penjualan kepada diri sendiri.
 Munzir Qahf, Mu'alajah al-'Ajz fi al-Mizaniyyah al 'Ammah fi al-Nizham h. 14 dan 16.
,‫ ﻳﺘ ﱡﻢ ﲤﻠﻴﻜﻬﺎ ﳊﺎﻣﻠﻰ اﻟﺼﻜﻮك‬,‫أﺻﻮل ﺛﺎﺑﺘ ٍﺔ ﻣﻮﺟﻮدةٍ ﻓﻌﻼ‬
ٍ َ‫ﺻﻜﻮك إﺟﺎرةٍ ﻟﻘﺎء‬
ٍ ‫وﳝﻜﻦ إﺻﺪا ُر‬
‫ ﺗﻘﻮم اﳊﻜﻮﻣﺔ ﺑﺸﺮاﺋﻬﺎ وﻛﺎﻟﺔً ﻋﻦ‬,ٍ‫أﺻﻮل ﺛﺎﺑﺘﺔ‬
ٍ َ‫ ﻃﻤﺎ ﳝﻜﻦ ﺻﺪورﻫﺎ ﻟﻘﺎء‬,‫واﺳﺘـﺌْﺠﺎرُﻫﺎ ﻣﻨﻬﻢ‬
.‫ ﰒ اﺳﺘﺌﺠﺎرِﻫﺎ ﺑﻌﺪ ذﻟﻚ ﻣﻨﻬﻢ‬,‫ﲪﻠﺔ اﻟﺼﻜﻮك‬
Penerbitan shukuk (obligasi) ijarah dapat dilakukan terhadap (untuk) aktiva (asset) tetap
yang telah ada. Kepemilikan aktiva tersebut beralih ke pemegang shukuk, dan (karena itu),
penyewaan dilakukan dari mereka. Demikian juga, shukuk ijarah dapat diterbitkan terhadap
(untuk) aktiva tetap di mana pemerintah membeli aktiva tersebut sebagai wakil dari
pemegang shukuk, kemudian menyewanya dari mereka.
‫أﻣﺎ إذا ﻛﺎن ﻋﺮض ﺻﻜﻮك اﻹﺟﺎرة ﻟﻠﺠﻤﻬﻮر ﻣﻦ أﺟﻞ ﺣﺪﻳﻘ ٍﺔ ﻋﺎﻣ ٍﺔ ﱂ ﻳﻜﻦ ﻣﻮﺟﻮدةً ﻣﻦ‬
‫ ﻷ ﺎ إﳕﺎ ﺗﺘﺼﺮﱠف‬,‫ ﻓﺈن اﳊﻜﻮﻣﺔ ﻻ ﺗﺴﺘﻄﻴﻊ أن ﺗﺴﺘﻌﻤﻞ اﳊﺼﻴﻠﺔ ﰲ ﻏﲑ ﺑﻨﺎء اﳊﺪﻳﻘﺔ‬,ُ‫ﻗﺒﻞ‬
‫ﺑﺎﳌﺎل ﺗﺼﱡﺮﻓَﺎﻟﻮﻛﻴﻞ ﻋﻦ ﻣﺎﻟﻜﻪ‬
Jika shukuk ijarah ditawarkan kepada publik untuk kepentingan taman umum yang belum
ada (belum dibangun), maka pemerintah tidak dapat menggunakan dana terkumpul untuk
selain pembangunan taman. Hal itu karena pemerintah dalam penggunaan dana tersebut
hanya berstatus sebagai wakil dari pemiliknya.
 Kitab I'anah al-Thalibin, jilid 111/77-78 :
,‫ِض ﻫﺬا ﻣﺎﺋﺔً وأﻧﺎ ﺿﺎﻣﻨﻬﺎ‬
ْ ‫ أﻗﺮ‬: ‫ وذﻟﻚ ﻛﺄن ﻗﺎل‬... ‫ﻗﺮض( ﺳﻴﻘﻊ‬ ٍ ‫)ﻻ ﲟﺎ ﺳﻴﺠﺐ ﻛﺪﻳﻦ‬
‫ وﻗﺪ ﺗﻘﺪم ﻟﻠﺸﺎرح ﰲ ﻓﻀﻞ اﻟﻘﺮض ذﻛﺮ ﻫﺬﻩ اﳌﺴﺄﻟﺔ وأﻧﻪ‬.‫ﻓﻼ ﻳﺼ ّﺢ ﺿﻤﺎﻧُﻪ ﻷﻧﻪ ﻏﲑ ﺛﺎﺑﺖ‬
‫ وأﻧﺎ ﳍﺎ ﺿﺎﻣﻦ ﻓﺄﻗﺮﺿَﻪ‬... ً‫ِض ﻫﺬا ﻣﺎﺋﺔ‬
ْ ‫ أﻗﺮ‬: ‫ وﻟﻮ ﻗﺎل‬: ‫ وﻋﺒﺎرﺗﻪ ﻫﻨﺎك‬.‫ﻳﻜﻮن ﺿﺎﻣﻨﺎ ﻓﻴﻬﺎ‬
‫ ﻓﻴﻜﻮن ﻣﺎ ﻫﻨﺎ ﻣﻦ ﻋﺪم ﺻﺤﺔ اﻟﻀﻤﺎن ﻣﻨﺎﻓﻴﺎ ﳌﺎ‬.‫اﳌﺎﺋﺔ أو ﺑﻌﻀﻬﺎ ﻛﺎن ﺿﺎﻣﻨﺎ ﻋﻠﻰ اﻷوﺟﻪ‬
‫ﻣﱠﺮ ﻋﻨﻪ ﻣﻦ أ ﱠن اﻷوﺟﻪَ اﻟﻀﻤﺎ ُن‬
"(Tidak sah akad penjaminan [dhaman] terhadap sesuatu yang akan menjadi kewajiban,
seperti hutang dari akad qardh) yang akan dilakukan.... Misalnya ia berkata: `Berilah orang
ini hutang sebanyak seratus dan aku menjaminnya.' Penjaminan tersebut tidak sah, karena
hutang orang itu belum terjadi. Dalam pasal tentang Qardh, pensyarah telah menuturkan
masalah ini --penjaminan terhadap suatu kewajiban (hutang) yang belum terjadi dan
menyatakan bahwa ia sah menjadi penjamin. Redaksi dalam pasal tersebut adalah sebagai
berikut: `Seandainya seseorang berkata, Berilah orang ini hutang sebanyak seratus dan aku
menjaminnya. Kemudian orang yang diajak bicara memberikan hutang kepada orang
dimaksud sebanyak seratus atau sebagiannya, maka orang tersebut menjadi penjamin
menurut pendapat yang paling kuat (aitjah).' Dengan demikian, pernyataan pensyarah di sini
(dalam pasal tentang dhaman) yang menyatakan dhaman (terhadap sesuatu yang akan
menjadi kewajiban) itu tidak sah bertentangan dengan pernyataannya sendiri dalam pasal
tentang qardh di atas yang menegaskan bahwa hal tersebut adalah (sah sebagai) dhaman."
 Kitab Mughni al-Muhtaj, jilid II: 201-202:
‫ ﻓﻼ ﻳﺼﺢ ﺿﻤﺎن‬,‫ﺣﺎل اﻟﻌﻘﺪ‬َ (‫)ﻛﻮﻧﻪ( ﺣﻘﺎ )ﺛﺎﺑﺘﺎ‬...‫)وﻳﺸﱰط ﰲ اﳌﻀﻤﻮن( وﻫﻮ اﻟ ﱠﺪﻳْ ُﻦ‬
‫ ﻷن‬,‫ )وﺿﺤّﺢ اﻟﻘﺪﱘ ﺿﻤﺎن ﻣﺎ ﺳﻴﺠﺐ( ﻛﺜﻤﻦ ﻣﺎ ﺳﻴﺒﻴﻌﻪ أو ﻣﺎ ﺳﻴﻘﺮﺿﻪ‬...‫ﳚﺐ‬ ْ ‫ﻣﺎﱂ‬
‫اﳊﺎﺟﺔ ﻗﺪ ﺗﺪﻋﻮ إﻟﻴﻪ‬
"(Hal yang dijamin) yaitu hutang (disyaratkan harus berupa hak yang telah terjadi) pada
saat akad. Oleh karena itu, tidak sah menjamin hutang yang belum menjadi kewajiban...
(Qaul qadim --Imam al-Syafl'i-- menyatakan sah penjaminan terhadap hutang yang akan
menjadi kewajiban), seperti harga barang yang akan dijual atau sesuatu yang akan
dihutangkan. Hal itu karena hajat --kebutuhan orang-- terkadang mendorong adanya
penjaminan tersebut.”
 Kitab al-Muhadzdzab, juz I Kitab al-Ijarah hal. 394:
,‫ وﻷن اﳊﺎﺟﺔ إﱃ اﳌﻨﺎﻓﻊ ﻛﺎﳊﺠﺔ إﱃ اﻷﻋﻴﺎن‬... ‫ﳚﻮز ﻋﻘ ُﺪ اﻹﺟﺎرة ﻋﻠﻰ اﳌﻨﺎﻓﻊ اﳌﺒﺎﺣﺔ‬
‫ﻓﻠﻤﺎ ﺟﺎز ﻋﻘﺪ اﻟﺒﻴﻊ ﻋﻠﻰ اﻷﻋﻴﺎن وﺟﺐ أن ﳚﻮز ﻋﻘﺪ اﻹﺟﺮة ﻋﻠﻰ اﳌﻨﺎﻓﻊ‬
"Boleh melakukan akad ijarah (sewa menyewa) atas manfaat yang dibolehkan... karena
keperluan terhadap manfaat sama dengan keperluan terhadap benda. Manakala akad jual
beli atas benda dibolehkan, maka sudah seharusnya dibolehkan pula akad ijarah atas
manfaat."
 Kitab Fiqh al-Sunnah jilid 4/221-222 :
ً‫واﻟﻜﻔﺎﻟﺔ ﺑﺎﳌﺎل ﻫﻲ اﻟﱵ ﻳﻠﺘﺰم ﻓﻴﻬﺎ اﻟﻜﻔﻴﻞُ إﻟﺘﺰاﻣﺎً ﻣﺎﻟﻴﺎ‬
"Kafalah (jaminan) harta yaitu kafil (penjamin) berkewajiban memberikan jaminan dalam
bentuk harta."
 Pendapat Ibnu Qudamah dalam al-Mughni, juz IV, hlm 342, bahwa penundaan pembayaran
kewajiban dapat menimbulkan kerugian (dharar) dan karenanya harus dihindarkan; ia
menyatakan:
‫ ﻓﺈن ﻛﺎن ِﳏ ﱡﻞ اﻟ ﱠﺪﻳْ ِﻦ ﻗﺒﻞ ِﳏ ﱢﻞ‬: ‫ﻣﻦ ﻋﻠﻴﻪ اﻟ ﱠﺪﻳْ ُﻦ إذا أراد اﻟﺴﻔﺮ أو أراد ﻏﺮﳝُْﻪ ﻣْﻨـﻌَﻪ ﻧﻈﺮﻧﺎ‬
‫ﻗﺪوﻣﻪ ﻣﻦ اﻟﺴﻔﺮ ﻣﺜﻞ أن ﻳﻜﻮن ﺳﻔﺮُﻩ إﱃ اﳊﺞ ﻻ ﻳﻘﻮم إﻻ ﰲ ﺳﻔﺮ ودﻳﻨُﻪ ِﳛ ﱡﻞ ﰲ اﻟـ ُﻤ َﺤﺮﱠم‬
‫ ﻓﺈن أﻗﺎم‬, ‫ ﻷن ﻋﻠﻴﻪ ﺿﺮراً ﰲ ﺗﺄﺧﲑ ﺣﻘﻪ ﻋﻨﺪ ِﳏﻠﱢﻪ‬,‫ ﻓﻠﻪ ﻣﻨﻌﻪ ﻣﻦ اﻟﺴﻔﺮ‬,‫أو ذي اﳊﺠﺔ‬
‫ ﻷن اﻟﻀﺮر ﻳﺰول ﺑﺬﻟﻚ‬,‫ ﻓﻠﻪ اﻟﺴﻔﺮ‬,‫ِﻲ ﺑﺎﻟ ﱠﺪﻳْ ِﻦ ﻋﻨﺪ ا ِﶈﻞﱢ‬
ْ ‫ﺿﻤﻴﻨﺎ أو دﻓﻊ رﻫﻨﺎً ﻳَﻔ‬
"Jika orang berhutang (debitur) bermaksud melakukan perjalanan, atau jika pihak
berpiutang (kreditur) bermaksud melarang debitur (melakukan perjalanan), perlu kita
perhatikan sebagai berikut. Apabila jatuh tempo hutang ternyata sebelum masa
kedatangannya dari perjalanan --misalnya, perjalanan untuk berhaji di mana debitur masih
dalam perjalanan haji sedangkan jatuh tempo hutang pada bulan Muharram atau
Dzulhijjah-- maka kreditur boleh melarangnya melakukan perjalanan. Hal ini karena ia
(kreditur) akan menderita kerugian (dharar) akibat keterlambatan (memperoleh) haknya
pada saat jatuh tempo. Akan tetapi, apabila debitur menunjuk penjamin atau menyerahkan
jaminan (qadai) yang cukup untuk membayar hutangnya pada saat jatuh tempo, ia boleh
melakukan perjalanan tersebut, karena dengan demikian, kerugian kreditur dapat
dihindarkan."
 Pendapat Wahbah al-Zuhaili, Nazariyah al-Dhaman, Damsyiq: Dar al-Fikr, 1998:
(87) : ‫ ﻫﻮ ﺗَـ ْﻐ ِﻄﻴَﺔُ اﻟﻀﺮر اﻟﻮاﻗﻊ ﺑﺎﻟﺘﱠـ َﻌ ﱢﺪ ْي أو اﳋﻄِﺄ‬: ‫اﻟﺘﻌﻮﻳﺾ‬
‫ أو َﺟْﺒـُﺮ‬...‫ ﻛﺈﺻﻼح اﳊﺎﺋﻂ‬,ً‫ ﻫﻮ إزاﻟﺔ اﻟﻀﺮر َﻋﻴْﻨﺎ‬: ‫اﻷﺻﻞ اﻟﻌﺎم ﰲ اﻟﻀﻤﺎن أو اﻟﺘﻌﻮﻳﺾ‬
‫ ﻓﺈن ﺗﻌﺬر ذﻟﻚ‬,‫َﻒ وإﻋﺎدﺗﻪ ﺻﺤﻴﺤﺎ ﻛﻤﺎ ﻛﺎن ﻋﻨﺪ اﻹﻣﻜﻦ ﻛﺈﻋﺎدة اﳌﺴﻜﻮر ﺿﺤﻴﺤﺎ‬ ِ ‫اﳌُْﺘـﻠ‬
(93) ‫ي‬ ‫وﺟﺐ اﻟﺘﻌﻮﻳﺾ اﳌِﺜْﻠِ ﱡﻲ أو اﻟﻨﱠـ ْﻘ ِﺪ ﱡ‬
‫وأﻣﺎ ﺿﻴﺎع اﳌﺼﺎﱀ واﳋَﺴَﺎ َرةُ اﳌﻨﺘﻈﺮةُ ﻏﲑ اﳌﺆﻛّﺪة )أو اﳌُ ْﺴﺘَـ ْﻘﺒَـﻠَﺔُ( أو اﻷﺿﺮار اﻷدﺑﻴﺔ أو‬
‫ ﻷن ﳏﻞ اﻟﺘﻌﻮﻳﺾ ﻫﻮ اﳌﺎل اﳌﻮﺟﻮد اﶈﻘﻖ‬,‫اﳌﻌﻨﻮﻳﺔ ﻓﻼ ﻳﻌﻮﱠض ﻋﻨﻬﺎ ﰲ أﺻﻞ اﳊﻜﻢ اﻟﻔﻘﻬﻲ‬
(96) ‫ﻓﻌﻼ واﳌُﺘَـ َﻘ ﱠﻮُم ﺷﺮﻋﺎ‬
"Ta'widh (ganti rugi) adalah menutup kerugian yang terjadi akibat pelanggaran atau
kekeliruan" (h. 87).
"Ketentuan umum yang berlaku pada ganti rugi dapat berupa:
(i) menutup kerugian dalam bentuk benda (dharar, bahaya), seperti memperbaiki dinding...
(ii) memperbaiki benda yang dirusak menjadi utuh kembali seperti semula selama dimungkinkan,
seperti mengembalikan benda yang dipecahkan menjadi utuh kembali. Apabila hal tersebut
sulit dilakukan, maka wajib menggantinya dengan benda yang sama (sejenis) atau dengan
uang" (h. 93).
Sementara itu, hilangnya keuntungan dan terjadinya kerugian yang belum pasti di masa akan
datang atau kerugian immateriil, maka menurut ketentuan hukum fiqh hal tersebut tidak
dapat diganti (dimintakan ganti rugi). Hal itu karena obyek ganti rugi adalah harta yang ada
dan konkret serta berharga (diijinkan syariat untuk memanfaatkannya" (h. 96).
 Pendapat 'Abd al-Hamid Mahmud al-Ba'li, Mafahim Asasiyyah fi al-Bunuk al-Islamiyah, al-
Qahirah: al-Ma'had al-`Alami li-al-Fikr al-Islami, 1996:
‫ وﻛﺎن اﻟﻀﺮر‬,‫ﺿﻤﺎن اﳌﻄﻞ ﻣﺪارﻩ ﻋﻠﻰ اﻟﻀﺮر اﳊﺎﺻﻞ ﻓﻌﻼ ﻣﻦ ﺟﺮاء اﻟﺘﺄﺧﲑ ﰲ اﻟﺴﱠﺪاد‬
(115) ‫ﻧﺘﻴﺠﺔً ﻃﺒﻴﻌﻴﺔً ﻟﻌﺪم اﻟﺴﺪاد‬
"Ganti rugi karena penundaan pembayaran oleh orang yang mampu didasarkan pada
kerugian yang terjadi secara riil akibat penundaan pembayaran dan kerugian itu merupakan
akibat logis dari keterlambatan pembayaran tersebut."
 Pendapat ulama yang membolehkan ta'widh sebagaimana dikutip oleh 'Isham Anas al-Zaftawi,
Hukm al-Gharamah al-Maliyah fi al-Fiqh al-Islami, al-Qahirah: al-Ma'had al `Alami li-al-
Fikr al-Islami, 1997:
‫ وﻣﻌﺎﻗﺒﺔُ اﳌَ ِﺪﻳْﻦ اﳌﻤﺎﻃﻞ ﻻ ﺗﻔﻴﺪ‬,‫ وﻻ إزاﻟﺔ إﻻ ﺑﺎﻟﺘﻌﻮﻳﺾ‬,‫اﻟﻀﺮر ﻳﺰال ﺣﺴﺐ ﻗﻮاﻋﺪ اﻟﺸﺮﻳﻌﺔ‬
.َ‫اﻟﺪﱠاﺋِ َﻦ اﳌﻀﺮور‬
‫ وﻫﻮ أن اﻟﻐﺎﺻﺐ ﻳﻀﻤﻦ ﻣﻨﺎﻓ َﻊ‬,‫ وﻳﻨﺒﻐﻲ أن ﻳﺄﺧﺬ ﺣﻜﻤﻪ‬,‫اﻟﻐﺼﺐ‬
َ ‫ﺗﺄﺧﲑ أداء اﳊﻖ ﻳﺸﺒﻪ‬
(16-15) ‫ إﱃ ﺟﻨْﺐ ﺿﻤﺎﻧﻪ ﻗﻴﻤﺔ اﳌﻐﺼﻮب ﻟﻮ ﻫﻠﻚ‬,‫اﳌﻐﺼﻮب ﻣ ﱠﺪةَ اﻟﻐﺼﺐ ﻋﻨﺪ اﳉﻤﻬﻮر‬
ِ
"Kerugian harus dihilangkan berdasarkan kaidah syari'ah dan kerugian itu tidak akan hilang
kecuali jika diganti; sedangkan penjatuhan sanksi atas debitur mampu yang menunda-nunda
pembayaran tidak akan memberikan manfaaat bagi kreditur yang dirugikan. Penundaan
pembayaran hak sama dengan ghashab; karena itu, seyogyanya stastus hukumnya pun sama,
yaitu bahwa pelaku ghashab bertanggung jawab atas manfaat benda yang di-ghasab selama
masa ghashab, menurut mayoritas ulama, di samping ia pun harus menanggung harga
(nilai) barang tersebut bila rusak."

VI. DASAR-DASAR PERADILAN

 Al Qur’an Surat An Nisa’ ayat 58 :


‫إن اﷲ ﻳﺄﻣﺮﻛﻢ أن ﺗﺆدوا اﻷﻣﺎﻧﺎت إﱃ أﻫﻠﻬﺎ وإذا ﺣﻜﻤﺘﻢ ﺑﲔ اﻟﻨﺎس أن ﲢﻜﻤﻮا ﺑﺎﻟﻌﺪل إن‬
‫اﷲ ﻧﻌﻤﺎ ﻳﻌﻈﻜﻢ ﺑﻪ إن اﷲ ﻛﺎن ﲰﻴﻌﺎ ﺑﺼﲑا‬
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya
kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-
baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

 Al Qur’an Surat An Nisa’ ayat 59 :

‫ﻳﺄﻳﻬﺎ اﻟﺬﻳﻦ أﻣﻨﻮا أﻃﻴﻌﻮا اﷲ وأﻃﻴﻌﻮا اﻟﺮﺳﻮل وأوﱃ اﻷﻣﺮ ﻣﻨﻜﻢ ﻓﺈن ﺗﻨﺎزﻋﺘﻢ ﰲ‬
‫ﺷﻴﺊ ﻓﺮدوﻩ إﱃ اﷲ واﻟﺮﺳﻮل إن ﻛﻨﺘﻢ ﺗﺆﻣﻨﻮن ﺑﺎﷲ واﻟﻴﻮم اﻷﺧﺮذﻟﻚ ﺧﲑوأﺣﺴﻦ ﺗﺄوﻳﻼ‬
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya) dan ulil amri di antara
kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikannlah
kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnah Nya), jika kamu benar-benar beriman kepada
Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
 Al Qur’an Surat Shaad ayat 26 :
‫ﻳﺎ داود إﻧﺎ ﺟﻌﻠﻨﺎ ﺧﻠﻴﻔﺔ ﰲ اﻷرض ﻓﺎﺣﻜﻢ ﺑﲔ اﻟﻨﺎس ﺑﺎﳊﻖ وﻻ ﺗﺘﺒﻊ اﳍﻮى‬
Hai Dawud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu sebagai khalifah (penguasa) di bumi,
maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan benar dan janganlah kamu
mengikuti hawa nafsu.
 Al Qur’an Surat Al Maidah ayat 49 :
‫وأن اﺣﻜﻢ ﺑﻴﻨﻬﻢ ﲟﺎ أﻧﺰل اﷲ إﻟﻴﻚ‬
Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan
Allah kepadamu.
 Al Qur’an Surat An Nisa’ ayat 65 :
‫ﻓﻼ ورﺑﻚ ﻻ ﻳﺆﻣﻨﻮن ﺣﱴ ﳛﻜﻤﻮك ﻓﻴﻤﺎ ﺷﺠﺮ ﺑﻴﻨﻬﻢ‬
Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman, hingga mereka menjadikan
kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan.
 Hadits Rasulullah Muhammad saw. :
‫إذا اﺟﺘﻬﺪ اﳊﺎﻛﻢ ﻓﺄﺻﺎب ﻓﻠﻪ أﺟﺮان وإذا اﺟﺘﻬﺪ ﻓﺄﺧﻄﺄ ﻓﻠﻪ أﺟﺮ واﺣﺪ )رواﻩ اﻟﺒﺨﺎري‬
(‫وﻣﺴﻠﻢ‬
Apabila hakim melakukan ijtihad dan ternyata ijtihadnya benar, maka ia memperoleh dua
pahala, dan apabila berijtihad dan ternyata ijtihadnya keliru, maka ia akan memperoleh satu
pahala.
 Hadits Rasulullah Muhammad saw. :
‫اﻟﻘﻀﺎة ﺛﻼﺛﺔ إﺛﻨﺎن ﰱ اﻟﻨﺎر وواﺣﺪ ﰱ اﳉﻨﺔ رﺟﻞ ﻋﺮف اﳊﻖ ﻓﻘﻀﻰ ﺑﻪ ﻓﻬﻮ ﰱ اﳉﻨﺔ ورﺟﻞ‬
‫ﻋﺮف اﳊﻖ ﻓﻠﻢ ﻳﻘﻀﻰ ﺑﻪ وﺟﺎر ﰱ اﳊﻜﻢ ﻓﻬﻮ ﰱ اﻟﻨﺎر ورﺟﻞ ﱂ ﻳﻌﺮف اﳊﻖ ﻓﻘﻀﻰ ﻟﻠﻨﺎس‬
(‫ﻋﻠﻰ ﺟﻬﻞ ﻓﻬﻮ ﰱ اﻟﻨﺎر )رواﻩ اﻷرﺑﻌﺔ وﺻﺤﺤﻪ اﳊﺎﻛﻢ‬
Hakim itu ada tiga macam, dua akan masuk neraka dan satu akan masuk neraka. Hakim
yang memahami kebenaran, lalu ia menghukumi berdasarkan kebenaran itu, maka ia akan
masuk ke surga. Hakim yang memahami kebenaran namun tidak menghukumi dengan
kebenaran itu dan sengaja menyimpang dalam memutus perkara ia akan masuk neraka.
Hakim yang tidak memahami kebenaran dan ia menghukumi manusia atas kebodohannya ia
akan masuk neraka.
 Hadits Rasulullah Muhammad saw. :
(‫ﻣﻦ ﺟﻌﻞ ﻗﺎﺿﻴﺎ ﺑﲔ اﻟﻨﺎس ﻓﻘﺪ ذﺑﺢ ﺑﻐﲑ ﺳﻜﲔ )رواﻩ اﳋﻤﺴﺔإﻻﻟﻨﺴﺎﺋﻰ‬
Barang siapa yang dijadikan hakim di antara manusia, sesungguhnya dia telah disembelih
tanpa (menggunakan) pisau.
 Hadits Rasulullah Muhammad saw. :
‫ﱄ وﻟﻌ ّﻞ ﺑﻌﻀﻜﻢ‬
ّ ‫ إﳕّﺎ أﻧﺎ ﺑﺸﺮ ﻣﺜﻠﻜﻢ و إﻧّﻜﻢ ﲣﺘﺼﻤﻮن إ‬: ‫ﱯ ص م ﻗﺎل‬
ّ ‫ﻋﻦ أ ّم ﺳﻠﻤﺔ أ ّن اﻟﻨ‬
‫ ﻓﻤﻦ ﻗﻀﻴﺖ اﻩ ﻣﻦ ﺣ ّﻖ أﺧﻴﻪ‬, ‫أن ﻳﻜﻮن أﳊﻦ ﲝﺠﺘﻪ ﻣﻦ ﺑﻌﺾ ﻓﺄﻗﻀﻰ ﺑﻨﺤﻮ ﳑّﺎ أﲰﻊ‬
(‫ﺷﻴﺌﺎ ﻓﻼ ﻳﺄﺧﺬﻩ ﻓﺈﳕّﺎ أﻗﻄﻊ ﻟﻪ ﻗﻄﻌﺔ ﻣﻦ اﻟﻨﺎر )رواﻩ اﳉﻤﺎﻋﺔ‬
Dari Ummu Salamah, bahwasanya Nabi saw bersabda, “Sesungguhnya aku hanya seorang
manusia sebagaimana kamu semua, sedang kamu mengajukan perkara kepadaku, padahal
mungkin sebagian kamu lebih tangkas hujjahnya dari pada sebagian yang lain, kemudian
aku memberikan keputusan kepadanya berdasarkan apa yang aku dengar, apabila aku
memberi keputusan dengan memberikan hak saudaranya, maka janganlah kamu
mengambilnya, karena sesungguhnya aku memotongkan baginya sepotong api neraka”.

VII. HUKUM ACARA.


A. Tugas Hakim.

 Kitab Bidayatul Mujtahid juz II halaman 472, Surat Amirul Mu’minin Umar bib
Khaththab kepada Abu Musa Al Asy’ari :
‫أس ﺑﲔ اﻟﻨﺎس ﰲ ﳎﻠﺴﻚ وﰲ وﺟﻬﻚ وﻗﻀﺎﺋﻚ ﺣﱴ ﻻ ﻳﻄﻤﻊ ﺷﺮﻳﻒ ﰲ ﺣﻴﻔﻚ وﻻ ﻳﻴﺄس‬
‫ﺿﻌﻴﻒ ﻣﻦ ﻋﺪﻟﻚ‬
Persamakanlah manusia di depan majlismu dan dihadapanmu serta di pengadilanmu, agar
para bangsawan tidak thama’ pada kecuranganmu dan orang yang lemah tidak berputus asa
untuk memperoleh keadilan darimu.

 Kitab Al Muhadzdzab juz II halaman 319 :

‫وﻻ ﳚﻜﻢ إﻻ ﲟﻄﺎﻟﺒﺔ اﳌﺪﻋﻰ‬


Hakim tidak boleh memutus perkara kecuali berdasarkan kepada tuntutan penggugat.

 Kitab Al Bajuri juz II halaman 562 :

‫وﻻ ﻳﺴﺄل وﺟﻮﺑﺎ أى إذا ﺟﻠﺲ اﳋﺼﻤﺎن ﺑﲔ ﻳﺪي اﻟﻘﺎﺿﻰ ﻻ ﻳﺴﺄل اﳌﺪﻋﻰ ﻋﻠﻴﻪ إﻻ ﺑﻌﺪ‬
‫ﻛﻤﺎل أى ﺑﻌﺪ ﻓﺮاغ اﳌﺪﻋﻰ ﻣﻦ اﻟﺪﻋﻮى اﻟﺼﺤﻴﺠﺔ‬
Jika dua pihak yang bersengketa telah duduk di muka hakim, janganlah tergugat ditanya
kecuali sesudah Penggugat selesai mengajukan gugatannya.

 Kitab Tarsihul Mustafidin halaman 415 :

‫ﻓﺈن وﱄ اﻷﻣﺮ إذا ﺷﺮط ﻋﻠﻰ اﻟﻘﺎﺿﻰ ﻋﺪم اﳊﻜﻢ ﰲ أﻣﺮ ﳐﺼﻮص أﺗﺒﻊ‬
Sesungguhnya Waliyul amri apabila mensyaratkan atas hakim tidak berwenang menghukumi
suatu perkara tertentu harus ditaati.

 Kitab Bughyatul Mustarsyidin halaman 315 :

‫إن ﺣﻜﻢ اﳊﺎﻛﻢ ﰱ ﻣﺴﺎﺋﻞ اﳋﻼف ﻳﺮﻓﻌﻪ وﻳﺼﲑ ﳎﻤﻌﺎ ﻋﻠﻴﻪ‬


Keputusan Hakim (yurisprudensi) dapat menghapuskan masalah khilafiyah, sehingga
masalah itu menjadi masalah yang disepakati.
B. Gugatan konpensi.
 Hadits Rasulullah saw. :
‫ﻟﻮ ﻳﻌﻄﻰ اﻟﻨﺎس ﺑﺪﻋﻮاﻫﻢ ﻻدّﻋﻰ ﻧﺎس دﻣﺎء رﺟﺎل وأﻣﻮاﳍﻢ وﻟﻜﻦ اﻟﻴﻤﲔ ﻋﻠﻰ اﳌﺪﻋﻰ ﻋﻠﻴﻪ‬
(‫)رواﻩ أﲪﺪ وﻣﺴﻠﻢ‬
Apabila diberikan kepada manusia gugatan mereka, pastilah manusia akan menggugat
darah orang dan harta mereka, tetapi sumpah itu dibebankan atas tergugat.

 Hadits Rasulullah (Kitab Subulus Salam juz IV halaman 121) :


‫ﱄ وﻟﻌ ّﻞ ﺑﻌﻀﻜﻢ‬
ّ ‫ﻋﻦ أم ﺳﻠﻤﺔ ﻗﺎﻟﺖ ﻗﺎل رﺳﻮل اﷲ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ أﻧﻜﻢ ﲣﺘﺼﻤﻮن إ‬
‫ ﻓﻤﻦ ﻗﻀﻴﺖ ﻟـﻪ ﻣﻦ ﺣﻖ أﺧﻴﻪ ﺷﻴﺌﺎ‬.‫أن ﻳﻜﻮن أﳊﻦ ﲝﺠﺘﻪ ﻣﻦ ﺑﻌﺾ ﻓﺄﻗﻀﻰ ﺑﻨﺤﻮ ﳑّﺎ أﲰﻊ‬
.‫ﻓﻼ ﻳﺄﺧﺬﻩ ﻓﺈﳕﺎ أﻗﻄﻊ ﻟﻪ ﻗﻄﻌﺔ ﻣﻦ اﻟﻨﺎر‬
Dari ummi Salamah, ia berkata, telah bersabda Rasulullah saw, : “Sesungguhnya kamu
mengajukan sengketa kepadaku, mungkin sebagian dari kamu lebih tangkas berdebat dari
sebagian yang lain, sedangkan saya hanya memutuskan berdasarkan apa yang saya dengar.
Oleh karena itu barang siapa yang telah kuberi putusan untuk memperoleh suatu hak dari
orang lain , janganlah mengambilnya, sebab dengan demikian aku telah memberinya
sepotong api neraka.

 Kitab Al Bajuri Juz II halaman 230 :

‫وﻳﺸﱰط ﻟﻜﻞ دﻋﻮى أن ﺗﻜﻮن ﻣﻔﺼﻠﺔ ﺑﺄن ﻳﻔﺼﻞ ﻓﻴﻪ اﳌﺪﻋﻰ ﻣﺎ ﻳﺪﻋﻴﻪ‬
Syarat bagi setiap gugatan harus diajukan secara terperinci, yakni Penggugat harus
memerinci tentang apa yang ia gugat.
 Kitab Fiqhus sunnah juz III halaman 327 :
‫وﻻ ﻳﺜﺒﺖ اﻟﺪﻋﻮى إﻻّ ﺑﺪﻟﻴﻞ ﻳﺴﺘﺒﲔ ﺑﻪ اﳊ ّﻖ وﻳﻈﻬﺮ‬
Tidak sah gugatan kecuali dengan adanya dalil atau bukti yang jelas tentang hal itu.

 Kitab Fathul Mu’in halaman 141 :

‫وﰲ اﻟﺪﻋﻮى ﺑﻌﻘﺪ ﻣﺎﱄ ﻛﺒﻴﻊ وﻫﺒﺔ ذﻛﺮ ﺻﺤﺘﻪ وﻻ ﲝﺘﺎج إﱃ ﺗﻔﺼﻴﻞ ﻛﻤﺎ ﰱ اﻟﻨﻜﺎح ﻷﻧﻪ‬
‫أﺣﻮط ﺣﻜﻤﺎ ﻣﻨﻪ‬
Gugatan mengenai suatu akad benda misalnya mengenai jual beli atau hibah, disyaratkan
untuk menyebutkan kesahan akad tersebut, tidak diperlukan mengenai rinciannya,
sebagaimana dalam gugatan mengenai pernikahan, karena dalam pernikahan hukumnya
ditentukan dengan lebih berhati-hati.

 Kitab Fathul Mu’in halaman 141 :

‫وﰲ اﻟﺪﻋﻮى ﺑﻌﻘﺎر ذﻛﺮ ﺟﻬﺔ ﳏﻠﻪ وﺣﺪود أرﺑﻌﺔ ﻓﻼ ﻳﻜﻔﻲ ذﻛﺮ ﺛﻼﺛﺔ ﻣﻨﻬﺎ إذا ﱂ ﻳﻌﻠﻢ إﻻ‬
‫ﺑﺄرﺑﻌﺔ‬
Gugatan mengenai benda tetap (tidak bergerak), disyaratkan menyebutkan arah, letak dan
batas-batasnya pada empat arahnya, menyebutkan hanya pada tiga arah saja tidaklah cukup
apabila tidak diketahui keempatnya.
C. Gugatan Rekonvensi.

 Kitab Al Muhadzdzab juz III halaman 327 :


‫وإذا ﺗﺪاﻋﻴﺎ ﻋﻴﻨﺎ وﻷﺣﺪﳘﺎ ﺑﻴﻨﺔ وﻫﻲ ﰲ ﻳﺪﳘﺎ أو ﰲ ﻳﺪ أﺣﺪﳘﺎ أو ﰲ ﻏﲑﳘﺎ ﺣﻜﻢ ﳌﻦ ﻟﻪ‬
‫ﺑﻴﻨﺔ‬
Apabila dua orang saling menggugat barang yang berada di tangan keduanya atau pada
salah satu keduanya, atau berada di tangan orang lain, maka hakim dapat menetapkan
bahwa barang milik pihak yang mempunyai bukti.

 Kitab Kifayatul Akhyar juz II halaman 93 :

‫إذا ﺗﺪاﻋﻴﺎ ﰲ ﻳﺪ أﺣﺪﳘﺎ ﻓﺎﻟﻘﻮل ﻗﻮل ﺻﺎﺣﺐ اﻟﻴﺪ وإن ﻛﺎن ﰲ أﻳﺪﻳﻬﻤﺎ ﲢﺎﻟﻔﺎ زﳚﻌﻞ ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ‬
Apabila dua orang saling menggugat mengenai pemilikan suatu benda, maka yang
dimenangkan adalah yang menguasai barang itu. Apabila keduanya bersumpah, maka
barang itu ditetapkan untuk keduanya.

 Kitab Fathul Mu’in halaman 145 :

‫وﻟﻮ ادﻋﻰ ﺧﺼﻤﻪ ﻣﺴﻘﻄﺎ ﻟﻪ ﻛﺄداء ﻟﻪ أو إﺑﺮاء ﻋﻨﻪ أو ﺷﺮاﺋﻪ ﻋﻨﻪ ﻓﻴﺤﻠّﻒ ﻋﻠﻰ ﻧﻔﻲ ﻣﺎ‬
‫ادﻋﺎﻩ اﳋﺼﻢ ﻻﺣﺘﻤﺎل ﻣﺎ ﻳﺪﻋﻴﻪ‬
Apabila tergugat melakukan gugatan balik terhadap gugurnya gugatan penggugat, misalnya
menggugat sesuatu yang telah dipenuhi atau penggugat telah membebaskannya atau telah
dibeli dari penggugat, maka penggugat diminta untuk bersumpah untuk membuktikan
kebohongan gugatan balik tersebut, karena ada kemungkinan gugatan balik tersebut dapat
diterima.
D. Wakil/Pemberian Kuasa.
 Kitab I’anatut Thalibin juz III halaman 84 :
‫ﺗﺼﺢ وﻛﺎﻟﺔ ﻫﻲ ﺗﻔﻮﻳﺾ ﺳﺨﺺ أﻣﺮﻩ إﱃ أﺧﺮ ﰱ ﻛﻞ ﻋﻘﺪ ﻛﺒﻴﻊ وﻧﻜﺎح وﻫﺒﺔ ورﻫﻦ وﻃﻼق‬
‫ﻣﻨﺠﺰ‬
Seseorang sah (boleh) mewakilkan, yaitu menyerahkan urusannya kepada orang lain dalam
segala urusan ‘akad seperti jual beli, nikah, hibah, gadai dan mengucapkan talak secara
langsung.
 Kitab I’anatut Thalibin juz III halaman 84 :
‫ وﻣﺬﻫﺐ‬. ‫ واﻟﺪﻋﻮى واﳉﻮاب وإن ﻛﺮﻩ اﳊﺼﻢ‬.... ‫ﺗﺼﺢ وﻛﺎﻟﺔ ﰱ ﻛﻞ ﻋﻘﺪ و ﻓﺴﺦ ﻛﺈﻗﺎﻟﺔ ورد ﺑﻌﻴﺐ‬
‫اﻹﻣﺎم أﰉ ﺣﻨﻴﻔﺔ رﺿﻰ اﷲ ﻋﻨﻪ اﺷﱰاط رﺿﺎ اﳋﺼﻢ‬
Sah mewakilkan tentang segala urusan akad (perikatan/perjanjian) dan fasakh (merusak
perjanjian) seperti mengurungkan dan menolak (mengembalikan) karena cacat, dan sah pula
mewakilkan gugatan dan jawaban meskipun pihak lawan tidak suka. Madzhab Imam Abu
Hanifah mensyaratkan adanya keridlaan fihak lawan.
 Kitab Fiqhus Sunnah juz II halaman 241 :
‫ وﻣﻦ ﺟﻌﻞ إﱃ اﻣﺮأﺗﻪ أن ﺗﻄﻠﻖ ﻧﻔﺴﻬﺎ ﱂ ﻳﻠﺰﻣﻪ ذﻟﻚ وﻻ ﺗﻜﻮن‬: ‫ﻗﺎل اﺑﻦ ﺣﺰم‬
‫ﻃﺎﻟﻘﺎ ﻃﻠﻘﺖ ﻧﻔﺴﻬﺎ أو ﱂ ﺗﻄﻠﻖ ﻷن اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﺟﻌﻞ اﻟﻄﻼق ﻟﻠﺮﺟﺎل ﻻ ﻟﻠﻨﺴﺎء‬
Berkata Ibnu Hazm : Barangsiapa menyerahkan kepada isterinya untuk menalak dirinya,
tidaklah tetap hal itu dan tidak jatuh talak, baik si isteri menalak dirinya atau tidak menalak,
karena Allah Ta’ala menetapkan talak itu hak laki-laki/suami bukan perempuan/isteri.
E. Panggilan.
 Kitab Ahkamul Qur’an juz III oleh Imam Abi Bakar Ahmad Ar Razy Al Jashshash halaman
329 Bab Luzumil Ijabah liman du’iya ilal hakim :
‫ﻣﻦ دﻋﻲ إﱃ ﺣﺎﻛﻢ ﻣﻦ ﺣﻜﺎم اﳌﺴﻠﻤﲔ ﻓﻠﻢ ﳚﺐ ﻓﻬﻮ ﻇﺎﱂ ﻻ ﺣﻖ ﻟﻪ‬
Barangsiapa yang dipanggil oleh Hakim Islam untuk menghadap di persidangan, sedangkan
ia tidak memenuhi panggilan itu, maka ia termasuk orang yang dhalim dan gugurlah haknya.
 Kitab Hadits Mu’inul Hukkam halaman 96 :
‫ ﻣﻦ دﻋﻲ إﱃ ﺣﺎﻛﻢ ﻣﻦ ﺣﻜﺎم‬: ‫وﻋﻦ اﳊﺴﻦ أن اﻟﻨﱯ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﻗﺎل‬
‫اﳌﺴﻠﻤﲔ ﻓﻠﻢ ﳚﺐ ﻓﻬﻮ ﻇﺎﱂ ﻻ ﺣﻖ ﻟﻪ‬
Dari Al Hasan, Sesungguhnya Nabi saw telah bersabda : “Barangsiapa yang dipanggil oleh
Hakim Islam untuk menghadap di persidangan, sedangkan ia tidak memenuhi panggilan itu,
maka ia termasuk orang yang dhalim dan gugurlah haknya”.
 Kitab Minhajut thalibin hal 312 :
‫وإن اﻣﺘﻨﻊ ﻟﻌﺬر ﻛﻤﺮض وﻛّﻞ ﻣﻦ ﳜﺎﺻﻢ ﻋﻨﻪ ﻓﺈن وﺟﺐ ﲢﻠﻴﻔﻪ ﺑﻌﺚ اﻟﻘﺎﺿﻰ إﻟﻴﻪ ﻣﻦ ﳛﻠﻔﻪ‬
Jika tergugat berhalangan karena sakit, hendaklah diwakilkan mengenai gugatan yang
ditujukan kepadanya. Dan apabila ia bersumpah, maka hakim menirim utusan kepadanya
untuk diambil sumpahnya.
F. Pembuktian dengan surat.
 Kitab Bughyatul Mustarsyidin halaman 313 :
‫ﻟﻴﺲ ﻟﻠﻘﺎﺿﻰ أن ﻳﻘﺒﻞ اﻟﺸﻬﺎدة أو ﳛﻜﻢ ﲟﺠﺮد ﺧﻂ ﻣﻦ ﻏﲑ ﺑﻴﻨﺔ‬
Hakim tidak boleh menerima kesaksian atau memutuskan hukum dengan berpegang pada
surat semata-mata, tanpa bukti otentik.

 Kitab Al Qadha-u fil Islam halaman 81 :

‫ إذا ﱂ ﺗﻄﻌﻦ ﻓﻴﻪ اﳌﻨﺴﻮب إﻟﻴﻪ ﺑﻌﺪ ﺗﻘﺪﳝﻪ وإﺧﻄﺎرﻩ ﺑﻪ‬,‫ﻓﺎﻹﻗﺮار اﻟﻜﺘﺎﰉ اﳌﻘﺪم ﰲ دﻋﻮى‬
‫ﻳﻜﻮن ﺗﺴﻠﻴﻤﺎ‬
Pengakuan secara tertulis yang diajukan didepan persidangan , jika tidak ada pihak yang
berkeberatan dan dapat diterima menjadi alat bukti.
G. Pembuktian dengan saksi.
 Hadits Rasulullah saw. :
‫اﻟﺒﻴﻨﺔ ﻋﻠﻰ اﳌﺪﻋﻰ واﻟﻴﻤﲔ ﻋﻠﻰ ﻣﻦ أﻧﻜﺮ‬
Pembuktian dibebankan atas Penggugat, sedangkan sumpah dibebankan atas orang yang
mengingkari gugatan.

 Kitab Al Muhadzdzab Juz II halaman 320 :


‫ﻓﺈن ﱂ ﻳﻜﻦ ﻣﻌﻪ ﺑﻴﻨﺔ ﱂ ﻳﺴﻤﻊ دﻋﻮاﻩ‬
Apabila Penggugat tidak mempunyai cukup bukti maka gugatannya ditolak.
 Kitab Al Bajuri Juz II halaman 356 :
‫وإن ﱂ ﻳﻜﻦ ﻟﻪ أي اﳌﺪﻋﻰ ﺑﻴﻨﺔ أو ﻟﻪ ﺑﻴﻨﺔ ﻻ ﺗﻘﺒﻞ ﺳﻬﺎد ﺎ ﻓﺎﻟﻘﻮل ﻗﻮل اﳌﺪﻋﻰ ﻋﻠﻴﻪ‬
Jika Penggugat tidak punya bukti, atau ada alat bukti tetapi tidak dapat diterima, maka
perkataan yang dibenarkan adalah perkataan Tergugat.
 Kitab Ath Thuruqu ‘lhukmiyah halaman 67 :
‫ﺑﻞ ﻗﺪ ﺣﻜﻢ اﻟﻨﱯ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﺑﺎﻟﺸﺎﻫﺪ واﻟﻴﻤﲔ وﺑﺎﻟﺸﺎﻫﺪ ﻓﻘﺪ‬
Bahkan Nabi saw pernah memutus perkara dengan satu saksi dan sumpah, dan pernah
dengan satu saksi saja.
H. Pembuktian dengan sumpah.
 Al Qur’an Surat Ali ‘Imran ayat 76 dan 77 :
‫ إن اﻟﺬﻳﻦ ﻳﺸﱰون ﺑﻌﻬﺪ اﷲ وأﳝﺎ ﻢ ﲦﻨﺎ‬.‫ﺑﻠﻰ ﻣﻦ أوﰱ ﺑﻌﻬﺪﻩ واﺗﻘﻰ ﻓﺈن اﷲ ﳛﺐ اﳌﺘﻘﲔ‬
‫ﻗﻠﻴﻼ أوﻟﺌﻚ ﻻﺧﻼق ﳍﻢ ﰲ اﻷﺧﺮة وﻻ ﻳﻜﻠﻤﻬﻢ اﷲ وﻻ ﻳﻨﻈﺮ إﻟﻴﻬﻢ ﻳﻮم اﻟﻘﻴﺎﻣﺔ وﻻ ﻳﺰﻛﻴﻬﻢ‬
‫وﳍﻢ ﻋﺬاب أﻟﻴﻢ‬
Sebenarnya barang siapa yang menepati janji (yang dibuatnya) dan bertaqwa, maka
sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaqwa. Sesungguhnya orang-orang yang
menukar janji Allah dan sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak
mendapatkan bahagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan
mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak (pula) akan
mensucikan mereka. Bagi mereka azab yang pedih.
 Kitab Bughyatul Mustarsyidin halaman 274 :
‫ﳝﲔ اﻹﺳﺘﻈﻬﺎر ﻟﻴﺴﺖ ﺣﺠﺔ ﻣﺜﺒﺘﺔ ﳊﻖ اﳌﺪﻋﻰ وﻻ داﻓﻌﺔ ﻟﻪ وإﳕﺎ ﻫﻲ ﺷﺮط ﳊﻜﻢ اﳊﺎﻛﻢ ﻋﻠﻰ ﳓﻮ‬
‫اﻟﻐﺎﺋﺐ‬
Sumpah istidzhar itu tidak menjadi dasar yang kuat untuk menetapkan hak penggugat dan
tidak merupakan dasar melindunginya. Sumpah tersebut hanya sebagai syarat penetapan
Hakim terhadap orang yang ghaib.
 Kitab I’anatut Thalibin juz IV halaman 247 :
‫واﻟﺒﻴﻨﺔ ﺣﺠﺔ ﻗﻮﻳﺔ ﻟﺒﻌﺪﻫﺎ ﻋﻦ اﻟﺘﻬﻤﺔ … واﻟﻴﻤﲔ ﺣﺠﺔ ﺿﻌﻴﻔﺔ ﻟﻘﺮ ﺎ ﻋﻦ اﻟﺘﻬﻤﺔ‬
Kesaksian merupakan hujjah yang kuat karena jauh dari kebohongan, ..... sedangkan sumpah
merupakan hujjah yang lemah karena dekat dengan kebohongan.
I. Persangkaan

 Ibnu Qoyyim Al Jauziah dalam Kitabnya At Turuqul Hukmiyah, halaman 4 dan 5 :

‫ وﻣﻌﺮﻓﺔ ﺷﻮاﻫﺪﻩ وﰱ اﻟﻘﺮاﺋﻦ اﳊﺎﻟﻴﺔ‬,‫واﳊﺎﻛﻢ اذاﱂ ﻳﻜﻦ ﻓﻘﻴﻪ اﻟﻨﻔﺲ ﻓﯩﺎﻻ ﻣﺎرات ودﻻﺋﻞ اﳊﺎل‬
‫ اﺿﺎع ﺣﻘﻮﻗﺎ ﻛﺜﲑة ﻋﻠﻰ اﺻﺤﺎﺑـﻬﺎ وﺣﻜﻢ ﲟﺎ ﻳﻌﻠﻢ‬,‫ ﻛﻔﻘﻪ ﻓﯩﺠﺰ ﺋﻴﺎت وﻛﻠﻴﺎت اﻻﺣﻜﺎم‬,‫واﳌﻘﺎﻟﻴﺔ‬
‫ ﱂ ﻳﻠﺘﻔﺖ اﱃ ﺑﺎﻃﻨﻪ وﻗﺮاﺋﻦ اﺣﻮاﻟﻪ‬,‫ اﻋﺘﻤﺎدا ﻣﻨﻪ ﻋﻠﻰ ﻧﻮع ﻇﺎﻫﺮ‬,‫ وﻻ ﻳﺸﻜﻮن ﻓﻴﻪ‬,‫اﻟﻨﺎس ﺑﻄﻼﻧﻪ‬.
Seorang hakim apabila tidak memahami dengan mendalam akan hakekat (materiil) tentang
tanda-tanda (dalam sangkaan hakim) dan dalil-dalil hal (dalil-dalil yang bukan hanya
formalitas), dan mengetahui pula syawahidnya (mengkaitkan dengan peristiwa-peristiwa
lain) dan qorinah-qorinah keadaan yang tersirat dan yang tersurat, seperti memahami betul
hukum yang bersifat khusus dan bersifat umum, maka (hakim yang demikian) akan menyia-
nyiakan (mengikuti yang salah, karena terlalu mudah percaya dengan formalitas) hak-hak
orang banyak dengan mengalahkan pemilik hak tersebut, dan dia akan menghukum dengan
sesuatu yang oleh orang banyak mengetahui bahwa hal itu adalah salah (batal) dan dia tidak
ragu dalam putusannya itu, walaupun hanya berpedoman lahirnya (formalitasnya saja)
tanpa mau tahu pada batinnya atau kebenaran materiilnya tanda-tanda yang tersirat;
‫وﻻﺗﻨﺲ ﰱ ﻫﺬا اﳌﻮﺿﻮع ﻗﻮل ﻧﱮ اﷲ ﺳﻠﻴﻤﺎن ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﻟﻠﻤﺮأﺗﲔ اﻟﻠﺘﲔ ادﻋﺘﺎ‬
‫اﻟﻮﻟﺪ ﻓﺤﻜﻢ ﺑﻪ دود ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﻟﻠﻜﺒﲑى ﻓﻘﺎل ﺳﻠﻴﻤﺎن اﺋﺘﻮﱏ ﺑﺎﻟﺴﻜﲔ ﺷﻘﻪ‬
‫ﺑﻴﻨﻜﻤﺎ ﻓﺴﻤﺤﺖ اﻟﻜﱪى ﺑﺬﻟﻚ وﻗﺎﻟﺖ اﻟﺼﻐﺮى ﻻﺗﻔﻌﻞ ﻳﺮﲪﻚ اﷲ ﻫﻮاﺑﻨﻬﺎ ﻓﻘﻀﻰ ﺑﻪ‬
‫ﻟﻠﺼﻐﺮى‬
(Wahai hakim) janganlah engkau lupa dalam kasus yang semacam ini, pada putusannya
Nabi Sulaiman AS. dalam kasusnya dua perempuan yang sama-sama mengakui sebagai ibu
dari seorang anak. Nabi Dawud AS. (ayahnya Nabi Sulaiman) memutuskan, bahwa
(berdasarkan fakta lahir) anak itu untuk wanita yang tua, Maka (ketika hal itu mereka
adukan ke Nabi Sulaiman AS.), maka Nabi Sulaiman meminta sebilah pedang untuk
membelah anak itu menjadi dua agar bisa dibagikan kepada kamu berdua. Maka reaksi dari
wanita yang tua sangat senang dan setuju dengan putusan itu, tetapi reaksi dari perempuan
yang satu yaitu yang muda, mengatakan : Wahai Sulaiman (Yarhamuka Allah) jangan kau
lakukan, anak itu memang anaknya dia (perempuan tua). Maka Nabi Sulaiman AS. pun lalu
memberikan putusan anak itu adalah bagi perempuan yang muda.
J. Pengakuan.
 Kitab Fiqhus Sunnah juz III halaman 330 :
‫ ﻓﻠﻮ أﻗّﺮ ﻋﻠﻰ اﻟﻐﲑ ﻓﺈ ّن إﻗﺮارﻩ ﻋﻠﻴﻪ ﻻ ﳚﻮز‬. ‫واﻹﻗﺮار ﺣﺠﺔ ﻗﺎﺻﺮة ﻻ ﺗﺘﻌﺪى ﻏﲑ اﳌﻘﺮ‬
‫ﲞﻼف اﻟﺒﻴﻨﺔ ﻓﺈّ ﺎ ﺣﺠﺔ ﻣﺘﻌﺪﻳﺔ إﱃ اﻟﻐﲑ‬
Pengakuan merupakan hujjah bagi orang yang mengaku, tidak mengenai orang lainnya. Jika
seseorang membuat pengkuan yang mengenai orang lain, maka pengakuannya atas orang
lain itu tidak boleh bertentangan dengan kesaksian. Sesungguhnya pengakuan itu tidak
mengenai orang lain.
 Kitab Bajuri juz II halaman 334 :
‫ﻓﺈن أﻗﺮ ﲟﺎ أدﻋﻰ ﻋﻠﻴﻪ ﺑﻪ ﻟﺰﻣﻪ ﻣﺎ أﻗﺮ ﺑﻪ وﻻ ﻳﻔﻴﺪﻩ ﺑﻌﺪ ذﻟﻚ رﺟﻮﻋﻪ‬
Apabila seseorang telah mengakui sesuatu yang didakwakan kepadanya, maka tetaplah
hukum atas sesuatu yang diakuinya itu dan tidak dapat dibenarkan pencabutan tentang
pengakuannya
tersebut .
 Kitab I’anatu ath Tholibin, Juz IV, halaman 260 :
.‫اذا اﻗﺮ اﳌﺪﻋﻰ ﻋﻠﻴﻪ ﺛﺒﺖ اﳊﻖ‬
Jika tergugat telah mengakui gugatan penggugat, maka kuatlah kebenaran gugatan itu.
 Kitab Bajuri juz II halaman 4 :
‫وﺣﻖ اﻷدﻣﻰ ﻻ ﻳﺼﺢ اﻟﺮﺟﻮع ﻓﻴﻪ ﻋﻦ اﻹﻗﺮار ﺑﻪ‬
Dan hak manusia apabila telah diikrarkan tidak boleh ditarik kembali.

K. Ingkar.
 Kitab I’anatut Thalibin juz IV halaman 50 yang berbunyi :
‫اﻹﻧﻜﺎر ﺑﻌﺪ اﻹﻗﺮار ﻏﲑ ﻣﻘﺒﻮل‬
Mengingkari sesuatu sesudah pengakuan itu tidak dapat diterima.
 Kitab Mu’inul Hukkam halaman 65 :
‫ ﻣﺎ أﻇﻦ ﻟﻪ ﻋﻨﺪى ﺷﻴﺌﺎ ﰒّ إن ﺻﺮح ﺑﺎﻹﻧﻜﺎر ﻓﺈن‬: ‫وﻳﺸﱰط ﰲ اﻹﻧﻜﺎر أن ﻳﻜﻮن ﺻﺮﳛﺎ ﻓﻼ ﺑﻘﺒﻞ‬
‫اﻟﻘﺎﺿﻰ ﻳﻘﻮل ﻟﻠﻘﺎﺋﻢ أﻟﻚ ﺑﻴﻨﺔ ﻓﺈن أﺗﻰ ﺎ وﻗﺒﻠﻬﺎ ﰎّ اﳊﻜﻢ وإن ﻓﺎل ﻻ ﺑﻴﻨﺔ ﱃ ﻳﻘﻮل ﻟﻚ ﳝﻴﻨﻪ‬
Disyaratkan dalam ingkar hendaknya secara tegas. Maka tidak diterima ingkar seseorang
yang berkata : “tidak ada sesuatu yanmg disangka penggugat itu padaku” Kemudian jika
ingkar itu telah jelas, kemudian hakim bertanya kepada penggugat, “apakah engkau
mempunyai bukti?” Jika dia mendatangkan bukti dan hakim menerima pembuktian itu, maka
demikianlah keputusan hakim itu. Apabila penggugat berkata “saya tidak mempunyai bukti”
maka hakim berkata keputusan itu berdasarkan sumpah tergugat.

L. Perdamaian.
 Al Qur’an Surat Al Hujurat ayat 10 :
‫إﳕﺎ اﳌﺆﻣﻨﻮن إﺧﻮة ﻓﺄﺻﻠﺤﻮا ﺑﲔ أﺧﻮﻳﻜﻢ واﺗﻘﻮااﷲ ﻟﻌﻠﻜﻢ ﺗﺮﲪﻮن‬
Sesungguhnya orang-orang mu’min adalah bersaudara, maka itu damaikanlah antara kedua
saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.
 Hadits Rasulullah Muhammad saw. dari Amr bin ‘Auf :

‫اﻟﺼﻠﺢ ﺟﺎﺋﺰ ﺑﲔ اﳌﺴﻠﻤﲔ إﻻ ﺻﻠﺤﺎ ﺣﺮم ﺣﻼﻻ أو أﺣﻞ ﺣﺮاﻣﺎ واﳌﺴﻠﻤﻮن ﻋﻠﻰ ﺷﺮوﻃﻬﻢ إﻻ‬
‫ﺷﺮﻃﺎﺣﺮم ﺣﻼﻻ أو أﺣﻞ ﺣﺮاﻣﺎ‬
Antara kaum Muslimin boleh mengadakan perdamaian, kecuali perdamaian yang
mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram, dan setiap muslim terikat pada
syaratnya (perjanjian yang dibuatnya) masing-masing kecuali syarat mengharamkan yang
halal atau menghalalkan yang haram. Hadits riwayat Turmudzi dan hadits ini
dishahihkannya.
 Kitab Fiqhus Sunnah Juz III halaman 306 :

‫ﻣﱴ ﰎ اﻟﺼﻠﺢ أﺻﺒﺢ ﻋﻘﺪا ﻻزﻣﺎ ﻟﻠﻤﺘﻌﺎﻗﺪﻳﻦ ﻓﻼ ﻳﺼﺢ ﻷﺣﺪﳘﺎ أم ﻳﺴﺘﻘﻞ ﺑﻔﺴﺨﻪ ﺑﺪون رﺿﺎ اﻷﺧﺮ‬
Apabila ishlah telah sempurna, ishlah itu merupakan perjanjian yang mengikat bagi kedua
belah pihak (orang yang mengadakan perjanjian), maka tidak sah bagi salah satu pihak
untuk melepaskan diri dari perjanjian/kesepakatan dengan membatalkannya tanpa kerelaan
pihak lain.

M. Persidangan Tergugat Ghoib.


 Kitab I’anatut thalibin juz IV halaman 238 :

‫اﻟﻘﻀﺎء ﻋﻠﻰ ﻏﺎﺋﺐ ﻋﻦ اﻟﺒﻠﺪ وإن ﻛﺎن ﰲ ﻏﲑ ﻋﻤﻠﻪ أو ﻋﻦ ا ﻠﺲ ﺑﺘﻮارى أو ﺗﻌﺰز ﺟﺎﺋﺰ ﰲ‬
‫ﻏﲑ ﻋﻘﻮﺑﺔاﷲ ﺗﻌﺎﱃ إن ﻛﺎن ﳌﺪﻋﻰ ﺣﺠﺔ‬
Mengadili terhadap orang yang ghaib dari daerahnya, walaupun berada di luar wilayah
hukumnya, atau tidak hadir di hadapan Majelis karena orang tersebut bersembunyi atau
membangkang, diperbolehkan, kecuali dalam perkara pidana, jika penggugat mempunyai
bukti.
 Kitab Al Anwar juz II halaman 55 :
‫ﻓﺈن ﺗﻌﺰز ﺑﺘﻌﺰز أو ﺗﻮارى أو ﻏﻴﺒﺔ ﺟﺎز إﺛﺒﺎﺗﻪ ﺑﺎﻟﺒﻴﻨﺔ‬
Apabila Tergugat ta’azzuz (membangkang) atau bersembunyi atau gha’ib, Hakim boleh
menjatuhkan putusan berdasarkan pembuktian.
 Kitab Al Anwar juz II halaman 422 :
‫إن ﺗﻌﺬر إﺣﻀﺎرﻩ ﻟﺘﻮارﻳﻪ أو ﺗﻌﺰزﻩ ﺟﺎز ﲰﺎع اﻟﺪﻋﻮى واﻟﺒﻴﻨﺔ اﳊﻜﻢ ﻋﻠﻴﻪ‬
Apabila Tergugat sulit dihadirkan karena ia bersembunyi atau membangkang, Hakim boleh
menjatuhkan putusan dengan (berdasarkan) mendengar gugatan Penggugat.

VII. QAWAIDUL FIQHIYAH.

 Asybah wan Nadhaair halaman 83 :


‫ﺗﺼﺮف اﻹﻣﺎم ﻋﻠﻰ اﻟﺮﻋﻴﺔ ﻣﻨﻮط ﺑﺎﳌﺼﻠﺤﺔ‬
Pelayanan/pengurusan pemerintah terhadap rakyatnya itu sesuai dengan kemaslahatan.
 Qo’idah Fiqhiyah dalam Kitab Asybah wan Nadhaair halaman 62 :
‫درء اﳌﻔﺎﺳﺪ ﻣﻘﺪم ﻋﻠﻰ ﺟﻠﺐ اﳌﺼﺎﱀ‬
Menolak kemafsadatan itu adalah lebih utama dari pada menarik kemaslahatan.
 Kitab I’anatut Thalibin juz IV halaman 26 :
‫ﻷن اﻟﻌﱪة ﰲ اﻟﻌﻘﻮد ﺑﻘﻮل أرﺑﺎﺑـﻬﺎ وﻻ ﻋﱪة ﺑﻈﻦ ﻻ ﻣﺴﺘﻨﺪ ﻟﻪ‬
Bahwa yang dapat dianggap sah dalam masalah akad adalah berdasarkan keterangan pihak
yang bersangkutan, dan bukan berdasarkan dugaan yang tidak berdasar.
 Qo’idah Fiqhiyah :
‫ﻣﺎ ﻻ ﻳﺘﻢ اﻟﻮاﺟﺐ إﻻ ﺑﻪ ﻓﻬﻮ واﺟﺐ‬
Sesuatu yang tidak sempurna sebuah kewajiban kecuali dengan adanya sesuatu itu, maka
hukumnya menjadi wajib pula.
 Qo’idah Fiqhiyah :
‫اﻷﺻﻞ ﺑﻘﺎء ﻣﺎ ﻛﺎن ﻋﻠﻰ ﻣﺎ ﻛﺎن‬
Hukum yang terkuat adalah tetapnya apa yang telah ada atas apa yang telah ada.

 Qo’idah Fiqhiyah :
‫اﻟﻀﺮر ﻳﺰال‬
Kemadlaratan itu harus dihilangkan.

 Qo’idah Fiqhiyah :
‫اﻟﻀﺮورات ﺗﺒﻴﺢ اﶈﻈﻮرات‬
Kemadlaratan-kemadlaratan itu membolehkan larangan.
 Qo’idah Fiqhiyah :
‫إذا اﺟﺘﻤﻊ اﻟﻀﺮر ﻓﻌﻠﻴﻜﻢ ﺑﺄﺧﻒ اﻟﻀﺮرﻳﻦ‬
Jika bertemu dua kemadlaratan maka hendaklah engkau pilih yang lebih ringan
madlaratnya.
 Qo’idah Fiqhiyah :
‫اﻟﺒﻴﻨﺔ ﺣﺠﺔ ﻣﺘﻌﺪﻳﺔ واﻹﻗﺮار ﺣﺠﺔ ﻗﺎﺻﺮة‬
Kesaksian merupakan hujjah yang mengenai orang lain sedangkan pengakuan merupakan
hujjah bagi si pemberi pengakuan sendiri.
 Qo’idah Fiqhiyah :
‫أذا ﺗﻌﺎرض ﻣﻔﺴﺪﺗﺎن روﻋﻲ أﻋﻈﻤﻬﻤﺎ ﺿﺮرا ﺑﺈرﺗﻜﺎب أﺧﻔﻬﻤﺎ‬
Apabila berhadapan dua mafsadat, maka diperhatikan mana yang lebih besar madlaratnya,
dengan mengerjakan yang lebih kecil madlaratnya.
 Qo’idah Fiqhiyah :

‫أﻳﻨﻤﺎ وﺟﺪت اﻟﻤﺼﻠﺤﺔ ﻓﺜ ﱠﻢ ﺣﻜﻢ اﷲ‬


Di mana terdapat kemaslahatan, di sana terdapat hukum Allah.
 Qo’idah Fiqhiyah :
‫اﳌﺸﻘﺔ ﲡﻠﺐ اﻟﺘﻴﺴﲑ‬

“Kesulitan dapat menarik kemudahan”


 Qo’idah Fiqhiyah :
‫اﳊﺎﺟﺔ ﻗﺪ ﺗﻨـﺰل ﻣﻨـﺰﻟﺔ اﻟﻀﺮورة‬
“Keperluan dapat menduduki posisi darurat”
 Qo’idah Fiqhiyah :
‫اﻟﺜﺎﺑﺖ ﺑﺎﻟﻌﺮف ﻛﺎﻟﺜﺎﺑﺖ ﺑﺎﻟﺸﺮع‬
Sesuatu yang berlaku berdasarkan adat kebiasaan sama dengan sesuatu yang berlaku
berdasarkan syara’ (selama tidak bertentangan dengan syari’at)
 Qo’idah Fiqhiyah :
‫اﻷﺻﻞ ﰲ اﳌﻌﺎﻣﻼت اﻹﺟﺎﺑﺔ إﻻ أن ﻳﺪل دﻟﻴﻞ ﻋﻠﻰ ﲢﺮﳝﻬﺎ‬
Pada dasarnya, segala bentuh muamalat boleh dilakukan kecuali ada dalil yang
mengharamkannya.
 Kitab Asybah wan Nadhair, hadits Rasulullah saw :
‫ﻣﺎ ﺧﲑ رﺳﻮل اﷲ ﺻﻌﻢ ﺑﲔ أﻣﺮﻳﻦ إﻻ اﺧﺘﺎر أﻳﺴﺮﳘﺎ ﻣﺎ ﱂ ﻳﻜﻦ إﲦﺎ )رواﻩ اﻟﺸﻴﺨﺎن ﻋﻦ‬
(‫ﻋﺎﺋﺸﺔ‬
Tidaklah Rasulullah saw. memilih diantara dua perkara kecuali yang lebih mudah, selama
perkara itu bukan perbuatan dosa. Riwayat Al Bukhari dari Siti ‘Aisyah.
 Imam Nasa’i dalam kitab Sunannya terhadap kisah putusan Nabi Sulaiman AS. dalam kasus
dua perempuan yang sama-sama mengakui sebagai ibu dari seorang anak, menyimpulkan
menjadi tiga qaidah :
‫ اﻓﻌﻞ ﻛﺬا ﻟﻴﺴﺘﺒﲔ ﺑﻪ اﳊﻖ‬,‫اﻟﺘﻮﺳﻊ ﻟﻠﺤﺎﻛﻢ ﰱ ان ﻳﻘﻮل ﻟﻠﺸﻲء اﻟﺬى ﻻﻳﻔﻌﻠﻪ‬.
Hakim (perdata / pidana) boleh aktif dalam hal menganjurkan pihak untuk melakukan sesuatu
yang dia tidak melakukannya. “Berbuatlah begini, agar barang yang haq (benar) menjadi
jelas”.
‫اﳊﻜﻢ ﲞﻼف ﻣﺎﻳﻌـﱰف ﺑﻪ اﶈﻜﻮم ﻋﻠﻴﻪ اذا ﺗﺒﲔ ﻟﻠﺤﺎﻛﻢ ﻣﻦ اﳊﻖ ﻏﲑ ﻣﺎ اﻋﱰف ﺑﻪ‬
(Hakim boleh) memutuskan hukum berbeda dengan pengakuan mahkum alaihi, apabila
hakim menjadi jelas tentang yang haq itu, berbeda dengan apa yang telah diakui olehnya.
‫ﻧﻘﺾ اﳊﺎﻛﻢ ﻣﺎ ﺣﻜﻢ ﺑﻪ ﻏﲑﻩ ﳑﻦ ﻫﻮ ﻣﺜﻠﻪ اواﺟﻞ ﻣﻨﻪ‬
Hakim boleh merusak / membatalkan putusan hakim yang lain yang sederajat atau yang
lebih tinggi darinya (maksudnya tidak sama putusan hakim tersebut dengan yang sudah-
sudah).

Anda mungkin juga menyukai