Anda di halaman 1dari 4

Pengertian Penyuluh Hukum Keluarga Dan BP4

Badan Penasihatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (sekarang)

disingkat BP4 adalah Organisasi perkumpulan yang bersifat sosial keagamaan sebagai mitra

Kementerian Agama dan instansi terkait lain dalam upaya meningkatkan kualitas perkawinan

umat Islam di Indonesia untuk membimbing, membina dan mengayomi keluarga muslimin di

seluruh Indonesia. BP4 berdiri secara resmi pada tanggal 3

Januari 1961 di Jakarta, Indonesia berdasarkan SK Menteri Agama RI No.85 tahun 1961 yang

menetapkan kepengurusan BP4. Saat ini BP4 Pusat dipimpin oleh Ketua Umum BP4 Pusat

periode 2014 - 2019 Drs. H. Wahyu Widiana, M.A, dan Sekretaris Umum, H. Muhammad

Adib Machrus, S.Ag (sejak 26 Agustus 2016)[2] menggantikan Drs. H. Najib Anwar, M.H yang

dikukuhkan oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin pada tanggal 13 Oktober 2014

di Kementerian Agama Republik Indonesia Lapangan Banteng Jakarta Pusat.

Sejak tahun 1978 BP4 Pusat berkantor di Masjid Negara Istiqlal Ruang 66

menyiratkan pesan bahwa BP4 mendapat amanat untuk ikut mengamalkan pesan Surat 66 at-

Tahrim ayat 6 dan salah satu pesan dari 6 hak antara sesama muslim, yaitu jika dia minta

nasihat kepadamu berilah nasihat. BP4 Pusat khususnya hingga saat ini tiap hari kerja masih

tetap konsisten memberikan pelayanan Konsultasi Perkawinan dan Penasihatan Hukum.

Adanya peran atau kontribusi BP4 ini bertujuan membina calon pengantin sebelum

melangsungkan pernikahan, dengan memberikan penyuluhan disertai nasiha-nasihat pada

pasangan suami istri serta mencari solusi bagi para pihak yang ingin melangsungkan perceraian

dengan gugat maupun talak. Menurut Lili Rasjidi, tujuan adanya BP4 ini adalah sebagai sebuah

organisasi masyarakat yang bergerak dibidang usaha mengurangi angka perceraian,

mempertinggi nilai harmonisasi perkawinan dengan jalan memberi nasiha-nasihat bagi mereka
yang mengalami krisis dan ketidaksepahaman dalam berumah tangga, dengan mempertinggi

nilai harmonisasi perkawinan dan terwujudnya rumah tangga yang sejahtera menurut tuntunan

Islam. Oleh karenanya untuk mencapai tujuan tersebut, peran atau kontribusi BP4 mempunyai

usaha-usaha sebagai berikut;

1. Memberikan nasihat dan penerangan tentang soal-soal nikah, talak, cerai dan rujuk

kepada yang akan melakukannya serta khalayak ramai;

2. Mengurangi terjadinya perceraian dan poligami;

3. Memberikan bantuan dalam menyelesaikan kesulitan-kesulitan perkawinan dan

perselisihan rumah tangga menurut hukum agama;

4. Menerbitkan buku-buku atau brosur-brosur dan menyelenggarakan kursus-kursus,

penataran, diskusi, seminar dan sebagainya;

5. Bekerjasama dengan instansi atau lembaga-lembaga yang bersamaan tujuannya di

dalam dan di luar negeri;

6. Lain-lain usaha yang dianggap bermanfaat.

Pengertian Fiqih Munakahat

Fiqih munakahat adalahh suatu peraturan yang mengatur tentang prihal pernikahan

bagi semua umat Islam. Atau penghalalan dari yang sebelumnya dilarang antara laki-laki dan

perempuan.

Perjanjian Pranikah ialah suatu kesepakan atau perjajian antara calon Laki-laki

dan Prempuan sebelum akad nikah dilangsungkan. Adapun kesepakatan tersebut boleh hanya

bermatrai atau didepan pejabat hukum yang berwenang.


Sedangkan Perjanjian Nikah adalah suatu kesepakan atau persetujuan yang

dibuat oleh kedua calon mempelai pada waktu atau sebelum perkawinan dilangsungkan dan

masing-masing berjanji akan mentaati apa yang tersebut dalam persetujuan itu, yang disahkan

oleh pegawai pencatat nikah.

Perjanjiannya tidak bertentangan dengan syari’at Islam atau hakikat perkawinan.

Jika syarat perjanjian yang dibuat bertentangan dengan syari’at Islam atau hakikat perkawinan,

apapun bentuk perjanjiannya maka perjanjian itu tidak sah1, tidak perlu diikuti, sedangkan akad

nikahnya sah. Adapun bentuk perjanjian perkawinan, seperti ta’lik Talak atau perjanjian lain

yang tidak bertentangan dengan hukum Islam2.

Rukun munakahat (rukun pernikahan) yakni: Mempeklai Laki-Laki dan

Prempuan, Wali dari perempuan, Dua orang Saksi Sighat Akad Nikah (ijab Kabul).

Sedangkan Syarat Nikah dalam Islam yakni: Kedua Calon Pengantin Beragama

Islam, Tidak Meniah dengan Mahram. Wali Nikah Lak-Laki. Dihadiri Saksi. Sedang Tidak

Ihram atau Berhaji dan Bukan paksaan.

Menurut Imam Maliki rukunya ada lima, Wali Perempuan, Mahar, Calon Laki-

laki, Calon Perempuan, Sighat.

Imam Syafi’i rukunya ada lima, Calon Laki-laki, Calon Perempuan, Wali, Dua

orang saksi dan Sighat.

Imam Hanafiyah rukunya ada empat, Sighat, Calon Laki-laki, Calon Perempuan

dan Wali.

Dasar Hukum Menikah

➢ wajib ialah bagi seseorang yang mampu lahir batin dan takut terjerumus pada perbutan

zina.

1
Misalnya istri tidak akan dikeluarkan dari rumah, maka suami tidak akan kawin lagi.
2
Bisa baca juga pada Kompilasi Hukum Islam Pasal 45 sampai 52.
➢ Sunnah adalah orang tersebut mampu lahir batin namun masih mampu untuk tidak

berbuat zina.

➢ Haram tanpa ada kemauan dan/atau melaksanakan tanggung jawab terhadap istrinya

(menelantarkannya).

➢ Makruh adalah seseorang menikah akan tetapi dia tidak mempunyai keinginan kuat

guna memenuhi kewajiban terhadp istri dengan baik, dan dia mampu menahan diri

dari perbuatan zina.

➢ mubah ialah seseorang menikah hanya untuk kesenangan bukan dengan tujuan

menjaga kehormatan agamanya dan membina keluarga. Tetapi dia juga tidak

dikhawatirkan menelantarkan istrinya.

Anda mungkin juga menyukai