Anda di halaman 1dari 7

Nama: Rizqi Dwi Nugraha

Nim: 0202192042
Tafsir Ahkam
PM5B

1. Q.S AnNisa: 03
َ َ‫اب لَ ُكم ِّمنَ ٱلنِّ َسٓا ِء َم ۡثن َٰى َوثُ ٰل‬
‫ث َو ُر ٰبَ ۖ َع فَإ ِ ۡن‬ َ َ‫ُوا َما ط‬ ْ ‫وا فِي ۡٱليَ ٰتَ َم ٰى فَٱن ِكح‬ ْ ُ‫َوإِ ۡن ِخ ۡفتُمۡ أَاَّل تُ ۡق ِسط‬
٣ ‫وا‬ َ ِ‫وا فَ ٰ َو ِح َدةً أَ ۡو َما َملَ َك ۡت أَ ۡي ٰ َمنُ ُكمۡۚ ٰ َذل‬
ْ ُ‫ك أَ ۡدن ٰ َٓى أَاَّل تَعُول‬ ْ ُ‫ِخ ۡفتُمۡ أَاَّل ت َۡع ِدل‬
3. Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap
(hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya),
maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga
atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku
adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu
miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat
aniaya.
Konteks ayat ini adalah peringatan Allah kepada para lelaki agar
tidak terlalu beristri banyak. Karena bisa jadi ia justru akan berbuat
zalim dengan mengambil harta anak yatim yang dirawatnya untuk
memenuhi kebutuhan para istrinya
Dalam konteks seperti itulah pada ayat ini Allah menegaskan,
“Bila kalian khawatir akan berperilaku zalim terhadap anak-anak
yatim perempuan saat menikahinya, maka nikahilah perempuan
selain mereka yang kalian sukai.”
membahas soal larangan seorang wali yang ingin menikahi anak
yatim yang diasuhnya karena ingin menguasai harta dan tergiur
dengan kecantikannya. Wali itu ingin menikahi anak yatim tersebut
tanpa memberikan mahar yang sesuai 

2.Q.S AnNur: 32
ۡ َ‫وا فُقَ َرٓا َء ي ُۡغنِ ِه ُم ٱهَّلل ُ ِمن ف‬
‫ضلِ ِۗۦه‬ َّ ٰ ‫ُوا ٱأۡل َ ٰيَ َم ٰى ِمن ُكمۡ َوٱل‬
ْ ُ‫صلِ ِحينَ ِم ۡن ِعبَا ِد ُكمۡ َوإِ َمٓائِ ُكمۡۚ إِن يَ ُكون‬ ْ ‫َوأَن ِكح‬
٣٢ ‫يم‬ٞ ِ‫َوٱهَّلل ُ ٰ َو ِس ٌع َعل‬
32. Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan
orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu
yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika
mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya.
Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.
Menikah merupakan hal yang sangat didambakan oleh manusia,
terutama pemuda pemudi yang telah menginjak usia pernikahan. Hal
itu alamiah dan naluriah. Akan tetapi, banyak orang takut menikah
disebabkan kekhawatiran akan keadaan perekonomian nantinya.
Padahal Islam mengajarkan bahwa dengan menikah akan menjadi
kaya, serba kecukupan, dan semakin mendekatkan diri kepada-Nya
sebagaimana terlukiskan dalam Surah An-Nur ayat 32
Ibnu Katsir dalam tafsirnya, As-Suyuthi dalam al-Dur al-
Mantsur, Abu Hayyan Muhammad al-Andalusi dalam al-Bahr al-
Muhith fi Tafsir, Al-Qurtuby, At-Thabari dan ulama lainnya, sepakat
bahwa bagi seseorang yang telah mampu untuk menikah, maka
menikahlah, sebab dengan menikah itu lebih menjaga kesucian
dirinya dari perbuatan zina.

3.Q.S AnNur: 33
‫ب ِم َّما َملَ َك ۡت‬ َ َ‫ضلِ ِۗۦه َوٱلَّ ِذينَ يَ ۡبتَ ُغونَ ۡٱل ِك ٰت‬ ۡ َ‫ف ٱلَّ ِذينَ اَل يَ ِج ُدونَ نِ َكاحًا َحتَّ ٰى ي ُۡغنِيَهُ ُم ٱهَّلل ُ ِمن ف‬ ِ ِ‫َو ۡليَ ۡست َۡعف‬
ْ ُ‫ي َءاتَ ٰى ُكمۡۚ َواَل تُ ۡك ِره‬
ۡ‫وا فَتَ ٰيَتِ ُكم‬ ٓ ‫خَي ٗر ۖا َو َءاتُوهُم ِّمن َّما ِل ٱهَّلل ِ ٱلَّ ِذ‬ۡ ۡ‫أَ ۡي ٰ َمنُ ُكمۡ فَ َكاتِبُوهُمۡ إِ ۡن َعلِمۡ تُمۡ فِي ِهم‬
‫ض ۡٱل َحيَ ٰو ِة ٱل ُّد ۡنيَ ۚا َو َمن ي ُۡك ِرهه َُّّن فَإ ِ َّن ٱهَّلل َ ِم ۢن بَ ۡع ِد‬
َ ‫وا ع ََر‬ ْ ‫َعلَى ۡٱلبِغَٓا ِء إِ ۡن أَ َر ۡدنَ تَ َحصُّ ٗنا لِّت َۡبتَ ُغ‬
٣٣ ‫يم‬ٞ ‫َّح‬ ِ ‫ور ر‬ ٞ ُ‫إِ ۡك ٰ َر ِه ِه َّن َغف‬
33. Dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah menjaga
kesucian (diri)nya, sehingga Allah memampukan mereka dengan
karunia-Nya. Dan budak-budak yang kamu miliki yang
memginginkan perjanjian, hendaklah kamu buat perjanjian dengan
mereka, jika kamu mengetahui ada kebaikan pada mereka, dan
berikanlah kepada mereka sebahagian dari harta Allah yang
dikaruniakan-Nya kepadamu. Dan janganlah kamu paksa budak-
budak wanitamu untuk melakukan pelacuran, sedang mereka sendiri
mengingini kesucian, karena kamu hendak mencari keuntungan
duniawi. Dan barangsiapa yang memaksa mereka, maka
sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang
(kepada mereka) sesudah mereka dipaksa itu.
Lalu pada ayat 33, "Dan orang-orang yang tidak mampu
menikah, hendaklah menjaga kesucian (dirinya) sampai Allah
memberi kemampuan kepada mereka dengan karuniaNya. Dan jika
hamba sahaya yang kamu miliki menginginkan perjanjian
(kebebasan), hendaklah kamu buat perjanjian kepada mereka, jika
kamu mengetahui ada kebaikan pada mereka, dan berikanlah kepada
mereka sebagian dari harta Allah yang dikaruniakan-Nya kepadamu.
Dan janganlah kamu paksa hamba sahaya perempuanmu untuk
melakukan pelacuran, sedang mereka sendiri menginginkan
kesucian, karena kamu hendak mencari keuntungan kehidupan
duniawi. Barang siapa memaksa mereka, maka sungguh, Allah
Mahapengampun, Mahapenyayang (kepada mereka) setelah mereka
dipaksa. " Ayat 32 dan ayat 33 menjelaskan agar laki-laki dan
perempuan yang masih bujang hendaknya dinikahkan. Demikian
juga orangorang yang sudah mampu untuk menikah.

4.Q.S AnNur: 34
ٖ َ‫ت ُّمبَيِّ ٰن‬
٣٤ َ‫ت َو َمثَاٗل ِّمنَ ٱلَّ ِذينَ خَ لَ ۡو ْا ِمن قَ ۡبلِ ُكمۡ َو َم ۡو ِعظَ ٗة لِّ ۡل ُمتَّقِين‬ ٖ َ‫َولَقَ ۡد أَنز َۡلنَٓا إِلَ ۡي ُكمۡ َءا ٰي‬
34. Dan sesungguhnya Kami telah menurunkan kepada kamu ayat-
ayat yang memberi penerangan, dan contoh-contoh dari orang-orang
yang terdahulu sebelum kamu dan pelajaran bagi orang-orang yang
bertakwa.
Maksudnya, Allah telah memberi contoh dari orang-orang terdahulu.
Karena itu, hendaknya kita dapat mengambil pelajaran dari orang-
orang sebelum kita
Mengutip situs resmi Kementerian Agama RI (Kemenag), kandungan
An Nur ayat 34 ini merupakan penutup uraian kelompok ayat-ayat
tentang kabar bohong yang menimpa keluarga Nabi serta petunjuk-
petunjuk yang berkaitan dengan isu tersebut

5. AlRum: 21
َ‫ق لَ ُكم ِّم ۡن أَنفُ ِس ُكمۡ أَ ۡز ٰ َو ٗجا لِّت َۡس ُكنُ ٓو ْا إِلَ ۡيهَا َو َج َع َل بَ ۡينَ ُكم َّم َو َّد ٗة َو َر ۡح َم ۚةً إِ َّن فِي ٰ َذلِك‬
َ َ‫َو ِم ۡن َءا ٰيَتِ ِٓۦه أَ ۡن َخل‬
٢١ َ‫ت لِّقَ ۡو ٖم يَتَفَ َّكرُون‬ ٖ َ‫أَل ٓ ٰي‬
21. Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan
untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan
merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih
dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.
Mengutip buku Hukum dan Etika Pernikahan dalam Islam oleh
Ali Manshur, surat Ar Rum ayat 21 berpesan kepada umat Muslim
untuk membina rumah tangga yang sakinah, mawadah, warahmah.
Caranya adalah dengan saling melimpahkan kasih sayang. Dalam
pernikahan, diperlukan adanya romantisme agar hubungan tetap
harmonis. Orang yang menikah sejatinya tengah memadu cinta.
Allah SWT sendiri memerintahkan hamba-Nya untuk menikah.
Itu karena menikah adalah ibadah dan memiliki manfaat atau hikmah.
Salah satu hikmah menikah adalah akan mendapat bantuan dari Allah,
karena orang tersebut menjaga kesucian dan menjauhi dosa
Tujuan pernikahan yang pertama disebutkan surat ar-Rum [3]
ayat 21 adalah sakinah (litaskunu) yakni diam atau tenang setelah
sebelumnya goncang. Pernikahan dapat melahirkan ketenangan batin
dan ketenteraman baik dari segi fisik maupun psikologis

6.Q.S AlBaqarah : 235


ۡ‫َّضتُم بِِۦه ِم ۡن ِخ ۡطبَ ِة ٱلنِّ َسٓا ِء أَ ۡو أَ ۡكنَنتُمۡ فِ ٓي أَنفُ ِس ُكمۡۚ َعلِ َم ٱهَّلل ُ أَنَّ ُكم‬ ۡ ‫َاح َعلَ ۡي ُكمۡ فِي َما َعر‬ َ ‫َواَل ُجن‬
ۡ ْ ‫ُوف ۚا َواَل ت َۡعز ُم‬ ٗ ‫وا قَ ۡواٗل َّم ۡعر‬ ْ ُ‫َست َۡذ ُكرُونَه َُّن َو ٰلَ ِكن اَّل تُ َوا ِع ُدوهُ َّن ِس ًّرا إِٓاَّل أَن تَقُول‬
ِ ‫وا ُعق َدةَ ٱلنِّ َك‬
‫اح‬ ِ
‫يم‬ٞ ِ‫ا أَ َّن ٱهَّلل َ َغفُو ٌر َحل‬±ْ‫ٱعلَ ُم ٓو‬ ۡ ‫ٱح َذرُو ۚهُ َو‬ ۡ ‫َحتَّ ٰى يَ ۡبلُ َغ ۡٱل ِك ٰتَبُ أَ َجلَ ۚۥهُ َو‬
ۡ َ‫ٱعلَ ُم ٓو ْا أَ َّن ٱهَّلل َ يَ ۡعلَ ُم َما فِ ٓي أَنفُ ِس ُكمۡ ف‬
٢٣٥
235. Dan tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita itu
dengan sindiran atau kamu menyembunyikan (keinginan mengawini
mereka) dalam hatimu. Allah mengetahui bahwa kamu akan
menyebut-nyebut mereka, dalam pada itu janganlah kamu
mengadakan janji kawin dengan mereka secara rahasia, kecuali
sekedar mengucapkan (kepada mereka) perkataan yang ma'ruf. Dan
janganlah kamu berazam (bertetap hati) untuk beraqad nikah,
sebelum habis 'iddahnya. Dan ketahuilah bahwasanya Allah
mengetahui apa yang ada dalam hatimu; maka takutlah kepada-Nya,
dan ketahuilah bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun.
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa seorang laki-laki boleh
mengucapkan kata-kata sindiran untuk meminang wanita yang masih
berada dalam masa idahnya, baik idah karena kematian suami,
maupun idah karena talak ba'in. Tetapi hal itu sama sekali tidak
dibenarkan bila wanita itu berada dalam masa idah dari talak raj'i.
Ungkapan yang menggambarkan bahwa lelaki itu mempunyai
maksud untuk mengawininya, bila telah selesai idahnya, umpamanya
si lelaki itu berkata, "Saya senang sekali bila mempunyai istri yang
memiliki sifat-sifat seperti engkau," atau ungkapan lainnya yang
tidak mengarah pada berterus terang. Allah melarang bila seorang
laki-laki mengadakan janji akan menikah, atau membujuknya untuk
menikah secara sembunyi-sembunyi atau mengadakan pertemuan
rahasia. Hal ini tidak dibenarkan karena dikhawatirkan terjadi fitnah.
Seorang laki-laki tidak dilarang meminang perempuan yang
masih dalam masa idah talak ba'in jika pinangan itu dilakukan secara
sindiran, atau masih dalam rencana, karena Allah mengetahui bahwa
manusia tidak selalu dapat menyembunyikan isi hatinya. Pinangan
tersebut hendaknya tidak dilakukan secara terang-terangan tetapi
hendaknya dengan kata-kata kiasan yang merupakan pendahuluan,
yang akan ditindaklanjuti dalam bentuk pinangan resmi, ketika
perempuan tersebut telah habis idahnya. Pinangan dengan sindiran
itu tidak boleh dilakukan terhadap perempuan yang masih dalam idah
talak raj'i, karena masih ada kemungkinan perempuan itu akan
kembali kepada suaminya semula.
Cara seperti ini dimaksudkan agar perasaan wanita yang sedang
berkabung itu tidak tersinggung, juga untuk menghindarkan reaksi
buruk dari keluarga mantan suami dan masyarakat umum. Karenanya
akad nikah dengan wanita yang masih dalam idah dilarang. Suatu
larangan yang dianggap haram qath'i, dan akad nikah tersebut harus
dibatalkan.

7. Q.S AlBaqarah : 237


ۡ‫ك بِأَنَّهُم‬ ۚ ‫ٱلَّ ِذينَ يَ ۡأ ُكلُونَ ٱل ِّربَ ٰو ْا اَل يَقُو ُمونَ إِاَّل َكما يَقُو ُم ٱلَّ ِذي يَتَ َخبَّطُهُ ٱل َّش ۡي ٰطَ ُن ِمنَ ۡٱلم‬
َ ِ‫سِّ ٰ َذل‬ َ َ
‫قَالُ ٓو ْا إِنَّ َما ۡٱلبَ ۡي ُع ِم ۡث ُل ٱل ِّربَ ٰو ۗ ْا َوأَ َح َّل ٱهَّلل ُ ٱلبَ ۡي َع َو َح َّر َم ٱل ِّربَ ٰوا فَ َمن َجٓا َء ۥهُ َم ۡو ِعظَة ِّمن َّربِِّۦه‬
ٞ ْ ۚ ۡ
ٓ
َ‫ار هُمۡ فِيهَا ٰ َخلِ ُدون‬
ِۖ َّ‫ص ٰ َحبُ ٱلن‬ ۡ َ‫ك أ‬َ ِ‫فَٱنتَهَ ٰى فَلَ ۥهُ َما َسلَفَ َوأَمۡ ُر ٓۥهُ إِلَى ٱهَّلل ۖ ِ َو َم ۡن عَا َد فَأُوْ ٰلَئ‬
٢٧٥
275. Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat
berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan
syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang
demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat),
sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah
telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-
orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya,
lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa
yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan
urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali
(mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni
neraka; mereka kekal di dalamnya.
Dalam isi kandungan surat Al Baqarah ayat 275 juga
menjelaskan tentang hukuman yang dirasakan para pemakan
riba pada hari kiamat, karena mereka telah menghalalkan riba
dan memakannya serta tidak mau bertaubat dari riba.

Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka


berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba,
padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.
Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya,
lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang
telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya
(terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka
orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di
dalamnya.

 Penjelasan tentang hukuman yang dirasakan para pemakan riba pada


hari kiamat, karena mereka telah menghalalkan riba dan memakannya
serta tidak mau bertaubat dari riba.

• Keharaman riba dan setiap harta yang haram karena telah terdapat
ayat yang berisikan ancaman yang keras.

Anda mungkin juga menyukai