Al Mukarramun Tuan Guru, Syeikhul Masayikh, para Professor, para Asatiz dan
Atasizah dan para hadirin Rahimakumullah
Mafaza adalah bentuk jamak atau plural dari fauz yang artinya kemenangan,
keselamatan, keterbebasan dari bencana. Pernikahan hakikatnya adalah
pembebasan dari bencana, dari dosa, dari fitnah. Demikian penting makna haqiqi
pernikahan sesuai seperti difirmankan oleh Allah SWT dalam surat Surat An Nur
ayat 32 :
Hadirin Rahimakumullah,
Pada masa lalu dalam tradisi masyarakat terutama di Pulau Lombok, pemuda
dinikahpaksakan dengan pemudi di dalam keluarga mereka meskipun
sesungguhnya mereka tidak saling menghendaki. Hal ini dilakukan semata-mata
untuk membebaskan mereka dari peluang berbuat dosa dan menjadi sumber fitnah.
Hal itu dulu bahkan sampai sekarang kita kecam padahal itulah kearifan yang
ditinggalkan oleh leluhur kita sebagai salah satu manivestasi, implementasi firman
Allah SWT.
Kedua mempelai yang berbahagia, dalam surat Ar Rum ayat 21, Allah SWT
menjelaskan tiga tahapan kehidupan berumah tangga :
Tahap pertama, adalah Litas kunu ilaiha. Hal ini berassal dari kata sakana yang
artinya diam, tenang, anteng. Tahapan ini dicapai setelah melampau fase yang
bergelora. Kedua mempelai melewati rasa ingin yang terlalu, menggebu-gebu,
bahkan ingin keluar dari batas kewajaran. Pantun sasak berikut bercerita tentang
betapa kuat semangat dan keinginan kedua anak manusia yang sedang memadu
kisah kasih :
Hadirin itulah perasaan yang selalu dialami oleh siapa pun ketika masa-masa
ta’aruf atau pendekatan.
Tahap kedua adalah Mawaddah yang artinya cinta . Sesorang yang jatuh cinta
selalu ingin agar semua kebaikan tertuju kepada orang yang ia cintai.
“Great Lover” selalu ikhlas dan rela meninggalkan segala kenyamanan
kebersamaan bersama Ayah, Bunda dan Kakak, Adik mereka untuk memadu cinta
dengan kekasih mereka. Cinta yang muncul setelah pernikahan itulah cinta yang
abadi. Pada fase ini pulalah pasangan suami istri sudah saling memahami karakter
diri masing-masing pribadi yang selama ini tersembunyi, disembunyikan atau tidak
tampak karena pengaruh emosi yang berlebihan.
Tahapan ketiga adalah Rahmah. Ketika sudah beranak pinak apalagi bercucu
muncullah rahmah dalam kehidupan rumah tangga. Pada fase ini saling
ketergantungan antara suami dan istri makin menonjol. Pasutri yang sudah sampai
pada fase ini lebih mengedepankan kebersamaan daripada perbedaan-perbedaan
kecil yang tidak signifikan dalam kehidupan rumah tangga. Sering kali demi anak,
pasangan suami istri menyembunyikan persaan-perasaan yang berbeda diantara
mereka.
Manual atau SOP kehidupan berumah tangga dilukiskan oleh Allah SWT dalam
Al Quran surat An Nisa ayat 34 -35 :
َو ِّإ ْن ِّخ ْفت ُ ْم ِّشقَاقَ بَ ْينِّ ِّه َما فَا ْب َعث ُ ْوا َح َك ًما ِّم ْن أ َ ْه ِّل ِّه َو َح َك ًما ِّم ْن أ َ ْه ِّل َها ِّإ ْن يُ ِّر ْي َدآ
)۳۵( ع ِّل ْي ًما َخ ِّبي ًْرا َّ َّللاُ بَ ْينَ ُه َمآ ِّإ َّن
َ ََّللاَ َكان َّ قِّ ِّص ََل ًحا يُ َوف
ْ ِّإ
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, karena Allah telah
melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita), dan
karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu,
maka wanita yang saleh ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika
suaminya tidak ada, karena Allah telah memelihara (mereka).Wanita-wanita yang
kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka
di tempat tidur mereka, serta pukullah mereka.Kemudian jika mereka menaatimu,
maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya
Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. Jika kamu khawtirkan ada persengketaan
antara keduanya, maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang
hakam dari kelurga wanita. Jika kedua orang hakam tersebut bermaksud
mengadakan perbaikan, niscaya Allah akan memberi taufik kepada suami-istri itu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS.An-Nisa’: 34-
35)
Pada fase Rahmah inilah berkembang cinta kasih yang amat membahagiakan yang
sangat sulit untuk dilupakan meskipun kelak salah seorang diatara mereka telah
tiada, menghadap rabbul izzati. Perhatikanlah pantun berikut :
Ananda, kisah kasih rumah tangga banyak diangkat menjadi tema film, sinetron
dan lagu. Sebagai contoh berikut ini beberapa tema yang sangat mashur dalam
masyrakat :
- Love Story, Erich segal tahun 1970 yang melahirkan tokoh idola Romeo dan
Juliet.
- Endless Love tahun 1981 yang dibintangi oleh artis cantik Brooke Shield yang
menceritakan kisah cinta yang tidak direstui oleh kedua orangtua mereka. Film
ini diangkat dari lagu Endless Love yang dilantunkan oleh Lionel Ricthi dan
Diana Ross.
- Hati Yang Luka, yang dilantunkan oleh Betharia Sonata tahun 1987. Lagu ini
sempat dilarang tayang ditelevisi oleh pemerintah c.q. Menteri Penerangan
Harmoko saat itu.
- Sayang, yang dilantunkan oleh Via Vallen tahun 2017 dan sangat digemari
masyarakat saat ini.
- Dan lagu Akhirnya ku menemukan mu oleh Band Naff.
Ananda, tidak semua kisah kehidupan rumah tangga yang difilmkan,
disinetronkan, atau didendangkan merupakan cerminan keluarga bahagia.
Ambillah kisah-kisah itu sebagai pembelajaran dalam mengarungi samudra
kehidupan rumah tangga Ananda.
“Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami
isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan
jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa”. (Al Furqan : 74).
Hadirin demikianlah sekelumit nasihat yang dapat kami sampaikan untuk kedua
mempelai semoga berkenan dan mohon maaf jika ada hal yang tidak semestinya.