Nomor XX/Pdt.P/2012/PA.Ktbm
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
pada tingkat pertama, dalam persidangan majelis hakim yang bersidang di Kantor
menjatuhkan penetapan sebagaimana tertera di bawah ini, dalam perkara itsbat nikah
sebagai Pemohon I;
bukti dipersidangan;
Kecamatan Abung Selatan yang hadir pada saat itu tidak tahu identitasnya,
tahun, warga negara Indonesia, agama Islam, pekerjaan PPPN, tempat kediaman
2. Bahwa, Pada saat pernikahan tersebut wali nikahnya adalah Ayah Kandung
S dengan Mas kawinnya berupa uang sebesar Rp. 10.000,- (sepuluh ribu rupiah)
antara Pemohon I dengan wali nikah tersebut yang pengucapan ijabnya dilakukan
oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Abung Selatan
yang hadir tersebut setelah wali nikah menyerahkannya (pasrah wali). Sesudah
3. Bahwa, Pada saat pernikahan tersebut Pemohon I berstatus jejaka dalam usia 24
Ibu S, warga negara Indonesia, agama Islam, pekerjaan Tani , tempat kediaman
pada saat pernikahan tersebut, Pemohon II berstatus perawan dalam usia 21 tahun.
Utara, Ibu S, umur 45 tahun, warga negara Indonesia, agama Islam, pekerjaan
4. Bahwa, antara Pemohon I dan Pemohon II tidak ada hubungan darah, semenda
dan tidak sesusuan, serta memenuhi syarat dan /atau tidak ada larangan untuk
sebagaimana layaknya suami istri dan telah dikaruniai 2 orang anak bernama :
6. Bahwa, selama pernikahan tersebut tidak ada pihak ketiga yang mengganggu
gugat pernikahan para Pemohon tersebut dan selama itu pula Pemohon I dan
7. Bahwa, Pemohon I dan Pemohon II tidak pernah menerima Kutipan Akta Nikah
dari Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Abung Selatan.
dikabulkan;
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Para Pemohon mohon agar Ketua Pengadilan
A. PRIMAIR
B. SUBSIDAIR
Menimbang, bahwa pada hari dan tanggal yang telah ditetapkan untuk
dipersidangan;
Pemohon, dan para Pemohon menyatakan yang pada pokoknya tetap pada
perkawinannya para pemohon telah mengisi blanko pencatatan dan telah membayar
sebagai berikut :
- Bahwa saksi kenal dengan Pemohon I dan Pemohon II karena saksi kakak ipar
- Bahwa saksi tidak hadir waktu perkawinan para Pemohon, tetapi saksi
sesusuan atau halangan untuk menikah dan selama berumah tangga tidak ada
- Bahwa para Pemohon telah hidup berumah tangga dengan rukun dan harmonis
dan dikaruniai satu orang anak, serta tidak pernah bercerai dan Pemohon I tidak
pernah berpoligami;
sebagai berikut :
- Bahwa saksi kenal dengan Pemohon I dan Pemohon II karena saksi ketua RT
- Bahwa saksi hadir waktu pernikahan para Pemohon sekitar tahun 1999, tetapi
sesusuan atau halangan untuk menikah dan selama berumah tangga tidak ada
- Bahwa para Pemohon telah hidup berumah tangga dengan rukun dan harmonis
dan dikaruniai satu orang anak, serta tidak pernah bercerai dan Pemohon I tidak
pernah berpoligami;
hukum perkawinannya;
saksi-saksi serta para pemohon menyatakan tetap pada permohonan semula dan
mohon penetapan;
majelis hakim menunjuk kepada hal-hal sebagaimana yang tercantum dalam berita
acara persidangan perkara ini yang merupakan satu kesatuan dalam penetapan ini;
TENTANG HUKUMNYA
Islam disebutkan : “Yang berhak mengajukan permohonan itsbat nikah ialah suami
atau isteri, anak-anak mereka, wali nikah dan pihak yang berkepentingan dengan
perkawinan itu”:
permohonan para pemohon dan dihubungkan dengan bukti P.3 dipersidangan, maka
para Pemohon adalah pasangan yang telah bergaul sebagaimana layaknya suami
Menimbang, bahwa yang menjadi pokok dalil permohonan yang diajukan oleh
para pemohon, pada pokoknya adalah bahwa para Pemohon memohon untuk
ditetapkan sahnya perkawinan para pemohon yang telah dilaksanakan pada tanggal
Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P.I, P.2 dan P.3, para pemohon tinggal di
Kabupaten Lampung Utara, dan telah hidup bersama sebagaimana layaknya suami
isteri, dan Majelis Hakim menilai bahwa bukti surat tersebut telah memenuhi syarat
formil dan materil serta ada hubungannya dengan perkara ini sebagaimana yang
perkara ini;
keterangan saksi-saksi para pemohon, dan kedua saksi tersebut bukan orang yang
(relevan) dengan pokok perkara, maka majelis hakim menilai kedua orang saksi
tersebut telah memenuhi syarat formil dan materil sehingga keterangannya telah
dapat diterima sebagai bukti untuk mendukung kebenaran dalil-dalil dan alasan
permohonan Pemohon dalam perkara ini sebagaimana dimaksud Pasal 308 ayat (1)
1. Bahwa para Pemohon telah menikah pada tanggal 27 Februari 1999 di Kecamatan
2. Bahwa perkawinan para Pemohon telah memenuhi syarat dan rukun perkawinan,
dan sekarang para Pemohon hidup rukun serta tidak ada pihak yang menggugat
keabsahan perkawinan, dan tidak pernah bercerai serta Pemohon I tidak pernah
berpoligami;
3. Bahwa para Pemohon mengajukan itsbat nikah agar mendapatkan landasan hukum
atau bukti sah perkawinan para Pemohon dalam hal ini untuk membuat akta
berpendapat dalil dan alasan permohonan Pemohon I dan Pemohon II telah terbukti
sebagai berikut :
Tahun 1974 menentukan bahwa Perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut
suatu perkawinan dipandang sah apabila memenuhi syarat dan rukun nikah yaitu :
Orang yang menikah (calon suami-isteri), Wali nikah, Dua orang saksi nikah, serta
Ijab kabul;
133 yang selanjutnya diambil alih oleh majelis hakim sebagai pertimbangan hukum
Menimbang, bahwa dalam kitab I’anatut Thalibin, Juz IV,halaman 244, yang
telah diambil alih oleh majelis hakim sebagai pertimbangan hukum yang Artinya
sahnya perkawinan dahulu umpamanya wali dan dua orang saksi yang adil”.
memenuhi syarat dan rukun perkawinan sehingga perkawinan para pemohon telah
sah sesuai Pasal 14 Kompilasi Hukum Islam jo Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang
Urusan Agama dimana perkawinan tersebut dilaksanakan, dan juga perkawinan para
ketentuan pasal 2 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
perkawinan, dengan demikian ketentuan ayat (1) dan ayat (2) tersebut bersifat
Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana telah diubah
hal . 8 dari 13 Penetapan No.14/Pdt.P/2012/PA.Ktbm.
dan ditambah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, menyatakan
sebagai berikut :
Pemohon belum tercatat di Kantor Urusan Agama setempat dan tidak mendapatkan
buku nikah;
perbuatan hukum pasti akan menimbulkan akibat hukum, sehingga perkawinan yang
tidak tercatat juga merupakan perbuatan hukum dan pasti menimbulkan akibat hukum
bagi suami isteri, status anak yang dilahirkan, dan juga terhadap harta benda dalam
perkawinan;
isteri baik secara hukum maupun secara sosial, secara hukum isteri tidak dianggap
sebagai isteri yang sah, tidak berhak atas nafkah dan warisan jika suami meninggal,
tidak berhak atas harta gono gini jika terjadi perpisahan karena perkawinannya
dianggap tidak pernah terjadi. Secara sosial, akan sulit sosialisasi karena wanita yang
melakukan perkawinan tersebut sering dianggap telah tinggal dengan laki-laki tanpa
Menimbang, bahwa perkawinan yang tidak tercatat juga akan sangat merugikan
pada anak yang dilahirkan, status anak dianggap sebagai anak yang tidak sah,
keterangan berupa status anak diluar nikah, ini akan sangat berdampak negatif baik
bebas bagi suami untuk menyangkal anaknya, menghindari kewajiban untuk memberi
nafkah kepada anak dan isterinya, menolak pembagian gono gini, warisan dan lain
hal . 9 dari 13 Penetapan No.14/Pdt.P/2012/PA.Ktbm.
sebagainya, sehingga sangat menguntungkan suami dan sangat merugikan bagi isteri
dan anak;
permohonan Itsbat Nikah ini diperlukan untuk bukti otentik perkawinan para
pemohon sehingga perkawinan para pemohon mempunyai kekuatan hukum, dan para
kelalaian dari petugas pencatat nikah Kantor Urusan Agama setempat, dan juga ada
mengenai hal-hal yang berkenaan dengan : (a) Adanya perkawinan dalam rangka
penyelesaian perceraian, (b) hilangnya Akta Nikah, (c) Adanya keraguan tentang sah
atau tidaknya salah satu syarat perkawinan, (d) Adanya perkawinan yang terjadi
Menimbang, bahwa akan dirasakan tidak adil oleh para pemohon jika
permohonan isbat nikah para pemohon ditolak dengan berdasarkan penjelasan Pasal
49 ayat (2) angka 22 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama
Nomor 50 Tahun 2009, sehingga mafsadah atau kerusakan yang timbul dari kelalaian
petugas pencatat nikah tersebut dan juga perlakuan terhadap masyarakat akan sangat
jelas terasa bagi para pemohon khususnya terkait dengan perkawinan para pemohon
pertimbangan hukum dalam perkara a quo oleh majelis hakim, yang berbunyi
kemaslahatan”;
dan rukun nikah sehingga pernikahan tersebut telah sesuai ketentuan pasal 2 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 jo. Pasal 7 ayat (3) huruf e Kompilasi Hukum
Islam, maka permohonan isbat nikah para Pemohon tersebut dapat dikabulkan;
tahun 1974 Tentang Perkawinan Jo Pasal 2 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 9
Menimbang, bahwa oleh karena biaya atas perkara ini telah diajukan oleh para
pemohon untuk dibebankan pada negara, dan atas permohonan tersebut telah
membebaskan Pemohon dari segala biaya perkara ini, maka semua biaya yang timbul
atas Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama, Undang Nomor
1 tahun 1974 tentang Perkawinan, Peraturan Pemerintah nomor 9 tahun 1975 tentang
Hukum Islam serta ketentuan dalil-dalil syar'i yang berkaitan dengan perkara ini;
MENETAPKAN
Lampung Utara;
dan membankan kepada Negara sebesar Rp. 281.000,- (Dua ratus delapan puluh
Pengadilan Agama Kotabumi, pada hari Jum’at tanggal 20 Juli 2012 Masehi
bertepatan dengan tanggal 30 Sya’ban 1433 Hijriah, oleh kami Drs. AMINUDDIN
sebagai Hakim Ketua dan ISEP RIJAL MUHAROM, S.Ag. M.H serta ASEP IRPAN
HILMI, S.H masing-masing sebagai hakim anggota, penetapan mana diucapkan pada
hari itu juga dalam sidang terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua tersebut dengan
dihadiri oleh para hakim anggota, dibantu oleh AGUSTINA SUSILAWATI, S.Ag
sebagai panitera pengganti dengan dihadiri oleh Pemohon I dan Pemohon II;
Hakim Ketua,
Drs. AMINUDDIN
Panitera Pengganti,