Anda di halaman 1dari 13

PENETAPAN

Nomor XX/Pdt.P/2012/PA.Ktbm

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Agama Kotabumi yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu

pada tingkat pertama, dalam persidangan majelis hakim yang bersidang di Kantor

Urusan Agama Kecamatan Abung Selatan Kabupaten Lampung Utara telah

menjatuhkan penetapan sebagaimana tertera di bawah ini, dalam perkara itsbat nikah

yang diajukan oleh :

Pemohon I, Umur 36 tahun, Agama Islam, Pendidikan terakhir SMP,

Pekerjaan Tani, Tempat tinggal di Kabupaten Lampung Utara, Selanjutnya disebut

sebagai Pemohon I;

Pemohon II, Umur 33 tahun, Agama Islam, Pendidikan terakhir SMP,

Pekerjaan Tani, Tempat tinggal di Kabupaten Lampung Utara, Selanjutnya disebut

sebagai Pemohon II;

Pengadilan Agama tersebut;

Setelah membaca dan mempelajari berkas perkara;

Setelah mendengar keterangan Pemohon I dan Pemohon II serta memeriksa bukti-

bukti dipersidangan;

TENTANG DUDUK PERKARANYA

Menimbang, bahwa Pemohon I dan Pemohon II berdasarkan surat

permohonannya yang telah terdaftar di kepaniteraan Pengadilan Agama Kotabumi

dengan register perkara Nomor : XX/Pdt.P/2012/PA.Ktbm tanggal 03 Juli 2012, yang

pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :

1. Bahwa, Pada 27 Februari 1999, Pemohon I dan Pemohon II melangsungkan

pernikahan menurut agama Islam di rumah orang tua Pemohon II di Kabupaten

Lampung Utara, di hadapan Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama


hal . 1 dari 13 Penetapan No.14/Pdt.P/2012/PA.Ktbm.
Kecamatan Abung Selatan. Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama

Kecamatan Abung Selatan yang hadir pada saat itu tidak tahu identitasnya,

sedangkan Pembantu Pegawai Pencatat Nikah yang hadir bernama M umur 40

tahun, warga negara Indonesia, agama Islam, pekerjaan PPPN, tempat kediaman

Kabupaten Lampung Utara;

2. Bahwa, Pada saat pernikahan tersebut wali nikahnya adalah Ayah Kandung

Pemohon II yang bernama S dan saksi nikahnya masing-masing bernama : K dan

S dengan Mas kawinnya berupa uang sebesar Rp. 10.000,- (sepuluh ribu rupiah)

dibayar tunai. Perjanjian perkawinan tidak ada. Akad nikahnya dilangsungkan

antara Pemohon I dengan wali nikah tersebut yang pengucapan ijabnya dilakukan

oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Abung Selatan

yang hadir tersebut setelah wali nikah menyerahkannya (pasrah wali). Sesudah

akad nikah Pemohon I membaca ta'lik talak;

3. Bahwa, Pada saat pernikahan tersebut Pemohon I berstatus jejaka dalam usia 24

tahun. Orangtua kandung Pemohon I : Ayah : W, warga negara Indonesia,

agama Islam, pekerjaan Tani , tempat kediaman di Kabupaten Lampung Utara,

Ibu S, warga negara Indonesia, agama Islam, pekerjaan Tani , tempat kediaman

di Kabupaten Lampung Utara;

pada saat pernikahan tersebut, Pemohon II berstatus perawan dalam usia 21 tahun.

Orangtua kandung Pemohon II Ayah : S, umur 50 tahun, warga negara

Indonesia, agama Islam, pekerjaan tani, tempat kediaman di Kabupaten Lampung

Utara, Ibu S, umur 45 tahun, warga negara Indonesia, agama Islam, pekerjaan

tani, tempat kediaman di Kabupaten Lampung Utara;

4. Bahwa, antara Pemohon I dan Pemohon II tidak ada hubungan darah, semenda

dan tidak sesusuan, serta memenuhi syarat dan /atau tidak ada larangan untuk

melangsungkan pernikahan, baik menurut ketentuan hukum Islam maupun

peraturan perundang-undangan yang berlaku;

5. Bahwa, Setelah pernikahan tersebut Pemohon I dan Pemohon II bertempat tinggal

di rumah orangtua Pemohon II di Kabupaten Lampung Utara selama 1 tahun,

kemudian Pemohon I dan Pemohon II pindah kerumah kediaman milik bersama


hal . 2 dari 13 Penetapan No.14/Pdt.P/2012/PA.Ktbm.
di Kabupaten Lampung Utara selama 12 tahun; dan telah hidup rukun

sebagaimana layaknya suami istri dan telah dikaruniai 2 orang anak bernama :

1. ANAK 1 umur 12 tahun;

2. ANAK 2 umur 5 tahun;

6. Bahwa, selama pernikahan tersebut tidak ada pihak ketiga yang mengganggu

gugat pernikahan para Pemohon tersebut dan selama itu pula Pemohon I dan

Pemohon II tetap beragama Islam;

7. Bahwa, Pemohon I dan Pemohon II tidak pernah menerima Kutipan Akta Nikah

dari Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Abung Selatan.

Oleh karenanya Pemohon I dan Pemohon II membutuhkan Penetapan Nikah dari

Pengadilan Agama Kotabumi, guna dijadikan sebagai alasan hukum untuk

mendapatkan buku nikah;

8. Bahwa, Pemohon I dan Pemohon II telah mengajukan ke Pengadilan Agama

Kotabumi, permohonan biaya perkara ini ditanggung negara, dan telah

dikabulkan;

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Para Pemohon mohon agar Ketua Pengadilan

Agama Kotabumi segera memeriksa dan mengadili perkara ini, selanjutnya

menjatuhkan penetapan yang amarnya berbunyi sebagai berikut :

A. PRIMAIR

1. Menerima dan mengabulkan permohonan Pemohon;

2. Menetapkan sah pernikahan antara Pemohon I dengan Pemohon II yang peristiwa

hukumnya terjadi pada tanggal 27 Februari 1999;

4. Membebankan biaya perkara kepada Negara;

B. SUBSIDAIR

mohon putusan yang seadil-adilnya;

Menimbang, bahwa pada hari dan tanggal yang telah ditetapkan untuk

memeriksa perkara ini, Pemohon I dan Pemohon II hadir sendiri menghadap

dipersidangan;

hal . 3 dari 13 Penetapan No.14/Pdt.P/2012/PA.Ktbm.


Menimbang, bahwa untuk menyingkat penulisan Pemohon I dengan Pemohon

II dalam penetapan ini, selanjutnya Majelis Hakim menyebut Pemohon I dengan

Pemohon II sebagai para Pemohon;

Menimbang, bahwa dipersidangan kemudian dibacakan permohonan para

Pemohon, dan para Pemohon menyatakan yang pada pokoknya tetap pada

permohonannya dengan perubahan sebagaimana yang tercatat dalam Berita Acara

Persidangan perkara a quo;

Menimbang, bahwa dipersidangan Para pemohon menyatakan bahwa waktu

perkawinannya para pemohon telah mengisi blanko pencatatan dan telah membayar

tetapi sampai dengan sekarang belum dibuatkan buku nikah;

Menimbang, bahwa untuk membuktikan dalil permohonannya, para Pemohon

dipersidangan telah mengajukan alat bukti tertulis berupa :

1. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk atas nama Pemohon I Nomor

1803070205760001 tanggal 13 Agustus 2009, yang dikeluarkan oleh Wakil

Bupati Kabupaten Lampung Utara;

2. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk atas nama Pemohon II Nomor

1803074802790001tanggal 14 Nopember 2011, yang dikeluarkan oleh Kepala

Disdukcapil Kabupaten Lampung Utara;

3. Fotokopi Kartu Keluarga atas nama Pemohon I Nomor 474/02192/07/2008,

tanggal 22 Desember 2008, yang dikeluarkan oleh Kepala Disdukcapil dan KB

Kabupaten Lampung Utara;

Menimbang, bahwa dipersidangan juga para Pemohon telah mengajukan dua

orang saksi, masing-masing bernama :

1. SAKSI 1, dibawah sumpahnya memberikan keterangan yang pada pokoknya

sebagai berikut :

- Bahwa saksi kenal dengan Pemohon I dan Pemohon II karena saksi kakak ipar

Pemohon I dan kenal dengan Pemohon II karena telah lama bertetangga;

- Bahwa saksi tidak hadir waktu perkawinan para Pemohon, tetapi saksi

mengetahui bahwa para pemohon telah menikah;

hal . 4 dari 13 Penetapan No.14/Pdt.P/2012/PA.Ktbm.


- Bahwa sewaktu menikah Pemohon I berstatus Jejaka dan Pemohon II berstatus

perawan, antara Pemohon I dan Pemohon II tidak ada hubungan darah,

sesusuan atau halangan untuk menikah dan selama berumah tangga tidak ada

pihak yang menggugat keabsahan pernikahan Pemohon I dan Pemohon II;

- Bahwa para Pemohon telah hidup berumah tangga dengan rukun dan harmonis

dan dikaruniai satu orang anak, serta tidak pernah bercerai dan Pemohon I tidak

pernah berpoligami;

- Bahwa para Pemohon mengajukan isbat nikah untuk mendapatkan kepastian

hukum tentang perkawinanya;

2. SAKSI 2, dibawah sumpahnya memberikan keterangan yang pada pokoknya

sebagai berikut :

- Bahwa saksi kenal dengan Pemohon I dan Pemohon II karena saksi ketua RT

Pemohon I dan Pemohon II telah lama;

- Bahwa saksi hadir waktu pernikahan para Pemohon sekitar tahun 1999, tetapi

saksi tahu para pemohon telah menikah;

- Bahwa sewaktu menikah Pemohon I berstatus Jejaka dan Pemohon II berstatus

perawan, antara Pemohon I dan Pemohon II tidak ada hubungan darah,

sesusuan atau halangan untuk menikah dan selama berumah tangga tidak ada

pihak yang menggugat keabsahan pernikahan Pemohon I dan Pemohon II;

- Bahwa para Pemohon telah hidup berumah tangga dengan rukun dan harmonis

dan dikaruniai satu orang anak, serta tidak pernah bercerai dan Pemohon I tidak

pernah berpoligami;

- Bahwa para Pemohon mengajukan isbat nikah untuk mendapatkan kepastian

hukum perkawinannya;

Menimbang, bahwa dipersidangan para Pemohon telah menyampaikan

kesimpulannya secara lisan yang pada pokoknya membenarkan semua keterangan

saksi-saksi serta para pemohon menyatakan tetap pada permohonan semula dan

mohon penetapan;

hal . 5 dari 13 Penetapan No.14/Pdt.P/2012/PA.Ktbm.


Menimbang, bahwa selanjutnya untuk mempersingkat uraian penetapan ini,

majelis hakim menunjuk kepada hal-hal sebagaimana yang tercantum dalam berita

acara persidangan perkara ini yang merupakan satu kesatuan dalam penetapan ini;

TENTANG HUKUMNYA

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan para pemohon adalah

sebagaimana tersebut di atas;

Menimbang, bahwa sebelum mempertimbangkan pokok perkara, terlebih

dahulu Majelis hakim akan mempertimbangkan kedudukan hukum (legal standing)

para Pemohon dalam perkara ini;

Menimbang, bahwa di dalam ketentuan pasal 7 ayat (4) Kompilasi Hukum

Islam disebutkan : “Yang berhak mengajukan permohonan itsbat nikah ialah suami

atau isteri, anak-anak mereka, wali nikah dan pihak yang berkepentingan dengan

perkawinan itu”:

Menimbang, bahwa dipersidangan setelah Majelis hakim memeriksa surat

permohonan para pemohon dan dihubungkan dengan bukti P.3 dipersidangan, maka

para Pemohon adalah pasangan yang telah bergaul sebagaimana layaknya suami

isteri, sehingga menurut ketentuan hukum sebagaimana tersebut di atas, harus

dinyatakan para pemohon mempunyai kedudukan hukum untuk mengajukan

permohonan isbat nikah;

Menimbang, bahwa yang menjadi pokok dalil permohonan yang diajukan oleh

para pemohon, pada pokoknya adalah bahwa para Pemohon memohon untuk

ditetapkan sahnya perkawinan para pemohon yang telah dilaksanakan pada tanggal

27 Februari 1999 di Kecamatan Abung Selatan Kabupaten Lampung Utara, dengan

alasan sebagaimana termuat dalam duduk perkaranya penetapan perkara ini;

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P.I, P.2 dan P.3, para pemohon tinggal di

Kabupaten Lampung Utara, dan telah hidup bersama sebagaimana layaknya suami

isteri, dan Majelis Hakim menilai bahwa bukti surat tersebut telah memenuhi syarat

formil dan materil serta ada hubungannya dengan perkara ini sebagaimana yang

hal . 6 dari 13 Penetapan No.14/Pdt.P/2012/PA.Ktbm.


dimaksud Pasal 285 RBg, dengan demikian dapat diterima sebagai bukti dalam

perkara ini;

Menimbang, bahwa majelis hakim dipersidangan telah mendengarkan

keterangan saksi-saksi para pemohon, dan kedua saksi tersebut bukan orang yang

terlarang menjadi saksi, keduanya telah memberikan keterangan di bawah sumpahnya

berdasarkan pengetahuannya sendiri, dan keterangan keduanya ternyata telah sesuai

(relevan) dengan pokok perkara, maka majelis hakim menilai kedua orang saksi

tersebut telah memenuhi syarat formil dan materil sehingga keterangannya telah

dapat diterima sebagai bukti untuk mendukung kebenaran dalil-dalil dan alasan

permohonan Pemohon dalam perkara ini sebagaimana dimaksud Pasal 308 ayat (1)

dan Pasal 309 RBg;

Menimbang, bahwa apabila dihubungkan antara dalil permohonan para

Pemohon dengan bukti-bukti yang telah dipertimbangkan, majelis hakim telah

menemukan fakta-fakta yang telah terbukti sebagai berikut :

1. Bahwa para Pemohon telah menikah pada tanggal 27 Februari 1999 di Kecamatan

Abung Selatan Kabupaten Lampung Utara, tetapi perkawinan tersebut tidak

tercatat, meskipun para Pemohon telah mengisi blanko;

2. Bahwa perkawinan para Pemohon telah memenuhi syarat dan rukun perkawinan,

dan sekarang para Pemohon hidup rukun serta tidak ada pihak yang menggugat

keabsahan perkawinan, dan tidak pernah bercerai serta Pemohon I tidak pernah

berpoligami;

3. Bahwa para Pemohon mengajukan itsbat nikah agar mendapatkan landasan hukum

atau bukti sah perkawinan para Pemohon dalam hal ini untuk membuat akta

kelahiran anak Para Pemohon;

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta tersebut diatas, Majelis hakim

berpendapat dalil dan alasan permohonan Pemohon I dan Pemohon II telah terbukti

kebenarannya, dengan demikian Majelis hakim akan mempertimbangkan lebih lanjut

sebagai berikut :

hal . 7 dari 13 Penetapan No.14/Pdt.P/2012/PA.Ktbm.


Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 menentukan bahwa Perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut

hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu;

Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 14 Kompilasi Hukum Islam, menyatakan

suatu perkawinan dipandang sah apabila memenuhi syarat dan rukun nikah yaitu :

Orang yang menikah (calon suami-isteri), Wali nikah, Dua orang saksi nikah, serta

Ijab kabul;

Menimbang, bahwa sebagaimana termuat dalam kitab Tuhfah juz IV halaman

133 yang selanjutnya diambil alih oleh majelis hakim sebagai pertimbangan hukum

yang artinya ”Diterima pengakuan nikah seorang perempuan yang aqil-baligh”;

Menimbang, bahwa dalam kitab I’anatut Thalibin, Juz IV,halaman 244, yang

telah diambil alih oleh majelis hakim sebagai pertimbangan hukum yang Artinya

“Pengakuan perkawinan dengan seorang perempuan harus dapat menyebutkan

sahnya perkawinan dahulu umpamanya wali dan dua orang saksi yang adil”.

Menimbang, bahwa dalam perkara a quo, para pemohon telah terbukti

memenuhi syarat dan rukun perkawinan sehingga perkawinan para pemohon telah

sah sesuai Pasal 14 Kompilasi Hukum Islam jo Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang

Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan;

Menimbang, bahwa perkawinan para pemohon tidak terdaftar pada Kantor

Urusan Agama dimana perkawinan tersebut dilaksanakan, dan juga perkawinan para

pemohon terjadi pada tanggal 27 Februari 1999 setelah berlakunya Undang-Undang

Nomor 1 Tahun 1974;

Menimbang, bahwa perkawinan dianggap sah apabila telah memenuhi

ketentuan pasal 2 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

perkawinan, dengan demikian ketentuan ayat (1) dan ayat (2) tersebut bersifat

kumulatif, sehingga perkawinan yang dilakukan menurut Agama dan kepercayaannya

tanpa di catat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku, belum dianggap

sebagai perkawinan yang sah dan tidak mempunyai kekuatan hukum;

Menimbang, bahwa berdasarkan penjelasan Pasal 49 ayat (2) angka 22 Undang-

Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana telah diubah
hal . 8 dari 13 Penetapan No.14/Pdt.P/2012/PA.Ktbm.
dan ditambah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, menyatakan

perkawinan yang disahkan hanya perkawinan yang dilangsungkan sebelum

berlakunya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan;

Menimbang, bahwa terhadap ketentuan diatas, majelis hakim berpendapat

sebagai berikut :

Menimbang, bahwa dalam perkara a quo, para pemohon telah memberikan

persyaratan administarasi perkawinan untuk didaftarkan dan dicatat pada Kantor

Urusan Agama setempat, sehingga sampai dengan sekarang perkawinan para

Pemohon belum tercatat di Kantor Urusan Agama setempat dan tidak mendapatkan

buku nikah;

Menimbang, bahwa perkawinan merupakan perbuatan hukum dan setiap

perbuatan hukum pasti akan menimbulkan akibat hukum, sehingga perkawinan yang

tidak tercatat juga merupakan perbuatan hukum dan pasti menimbulkan akibat hukum

bagi suami isteri, status anak yang dilahirkan, dan juga terhadap harta benda dalam

perkawinan;

Menimbang, bahwa perkawinan yang tidak tercatat akan sangat merugikan

isteri baik secara hukum maupun secara sosial, secara hukum isteri tidak dianggap

sebagai isteri yang sah, tidak berhak atas nafkah dan warisan jika suami meninggal,

tidak berhak atas harta gono gini jika terjadi perpisahan karena perkawinannya

dianggap tidak pernah terjadi. Secara sosial, akan sulit sosialisasi karena wanita yang

melakukan perkawinan tersebut sering dianggap telah tinggal dengan laki-laki tanpa

ikatan perkawinan atau dianggap sebagai isteri simpanan;

Menimbang, bahwa perkawinan yang tidak tercatat juga akan sangat merugikan

pada anak yang dilahirkan, status anak dianggap sebagai anak yang tidak sah,

sehingga dalam akta kelahirannya pun tidak mencantumkan ayahnya ditambah

keterangan berupa status anak diluar nikah, ini akan sangat berdampak negatif baik

secara sosial dan psikologis bagi anak dan ibunya;

Menimbang, bahwa perkawinan tidak tercatat juga memberikan ruang yang

bebas bagi suami untuk menyangkal anaknya, menghindari kewajiban untuk memberi

nafkah kepada anak dan isterinya, menolak pembagian gono gini, warisan dan lain
hal . 9 dari 13 Penetapan No.14/Pdt.P/2012/PA.Ktbm.
sebagainya, sehingga sangat menguntungkan suami dan sangat merugikan bagi isteri

dan anak;

Menimbang, bahwa dalam perkara a quo para pemohon mengajukan

permohonan Itsbat Nikah ini diperlukan untuk bukti otentik perkawinan para

pemohon sehingga perkawinan para pemohon mempunyai kekuatan hukum, dan para

Pemohon dapat mengajukan pembuatan akta kelahiran anaknya;

Menimbang, bahwa dalam perkara a quo, majelis hakim berpendapat ada

kelalaian dari petugas pencatat nikah Kantor Urusan Agama setempat, dan juga ada

ketidakadilan bagi masyarakat sehingga perkawinan para pemohon tidak tercatat;

Menimbang, bahwa berdasarkan pasal 7 ayat (3) Kompilasi Hukum Islam,

menyebutkan isbat nikah yang dapat diajukan ke Pengadilan Agama terbatas

mengenai hal-hal yang berkenaan dengan : (a) Adanya perkawinan dalam rangka

penyelesaian perceraian, (b) hilangnya Akta Nikah, (c) Adanya keraguan tentang sah

atau tidaknya salah satu syarat perkawinan, (d) Adanya perkawinan yang terjadi

sebelum berlakunya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974, (e) Perkawinan yang

dilakukan oleh mereka yang tidak mempunyai halangan perkawinan menurut

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974;

Menimbang, bahwa akan dirasakan tidak adil oleh para pemohon jika

permohonan isbat nikah para pemohon ditolak dengan berdasarkan penjelasan Pasal

49 ayat (2) angka 22 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama

sebagaimana telah diubah dan ditambah terakhir dengan dengan Undang-Undang

Nomor 50 Tahun 2009, sehingga mafsadah atau kerusakan yang timbul dari kelalaian

petugas pencatat nikah tersebut dan juga perlakuan terhadap masyarakat akan sangat

jelas terasa bagi para pemohon khususnya terkait dengan perkawinan para pemohon

yang tidak mempunyai kekuatan hukum;

Menimbang, bahwa berdasarkan kaidah ushul fiqh yang dijadikan dasar

pertimbangan hukum dalam perkara a quo oleh majelis hakim, yang berbunyi

”menolak ke-mafsadat-an (kerusakan) harus didahulu daripada menarik

kemaslahatan”;

hal . 10 dari 13 Penetapan No.14/Pdt.P/2012/PA.Ktbm.


Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas maka Majelis

berpendapat bahwa pelaksanaan perkawinan para Pemohon telah memenuhi syarat

dan rukun nikah sehingga pernikahan tersebut telah sesuai ketentuan pasal 2 ayat (1)

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 jo. Pasal 7 ayat (3) huruf e Kompilasi Hukum

Islam, maka permohonan isbat nikah para Pemohon tersebut dapat dikabulkan;

Menimbang, bahwa oleh karena pencatatan perkawinan suatu keharusan

undang-undang sebagaimana diatur dalam Pasal 2 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1

tahun 1974 Tentang Perkawinan Jo Pasal 2 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 9

Tahun 1975 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 Jo Pasal 8

Jo. Pasal 34 Undang-Undang Nomor 23 tahun 2006 Tentang Administrasi

Kependudukan, maka kepada para Pemohon diperintahkan agar mencatatkan

perkawinanya kepada Pegawai Pencatat Nikah dimana para Pemohon menikah;

Menimbang, bahwa oleh karena biaya atas perkara ini telah diajukan oleh para

pemohon untuk dibebankan pada negara, dan atas permohonan tersebut telah

dikabulkan berdasarkan putusan Kuasa Pengguna Anggaran Nomor : W8-

A5/746/Ku.01/VII/2012 tanggal 2 Juli 2012, perkara Nomor :

19/Pdt.P/2012/PA.Ktbm biaya perkaranya dibebankan kepada DIPA Pengadilan

Agama Kotabumi Nomor 1376/DES-04.2.01/07/2012 tanggal 9 Desember 2011 dan

membebaskan Pemohon dari segala biaya perkara ini, maka semua biaya yang timbul

dalam perkara ini dibebankan negara;

Mengingat, Undang-undang Nomor 50 tahun 2009 tentang perubahan kedua

atas Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama, Undang Nomor

1 tahun 1974 tentang Perkawinan, Peraturan Pemerintah nomor 9 tahun 1975 tentang

pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan, Undang-

Undang Nomor 23 tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan, Kompilasi

Hukum Islam serta ketentuan dalil-dalil syar'i yang berkaitan dengan perkara ini;

MENETAPKAN

1. Mengabulkan permohonan Pemohon I dan Pemohon II;

hal . 11 dari 13 Penetapan No.14/Pdt.P/2012/PA.Ktbm.


2. Menetapkan sah pernikahan Pemohon I dengan Pemohon II yang dilaksanakan

pada tanggal 27 September 1999 di Kecamatan Abung Selatan Kabupaten

Lampung Utara;

3. Memerintahkan kepada Pemohon I dan Pemohon II untuk mencatatkan

pernikahan tersebut kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama

Kecamatan Abung Selatan, Kabupaten Lampung Utara;

4. Membebaskan kepada Pemohon I dan Pemohon II dari membayar biaya perkara

dan membankan kepada Negara sebesar Rp. 281.000,- (Dua ratus delapan puluh

satu ribu rupiah);

Demikian penetapan ini dijatuhkan dalam permusyawaratan majelis hakim

Pengadilan Agama Kotabumi, pada hari Jum’at tanggal 20 Juli 2012 Masehi

bertepatan dengan tanggal 30 Sya’ban 1433 Hijriah, oleh kami Drs. AMINUDDIN

sebagai Hakim Ketua dan ISEP RIJAL MUHAROM, S.Ag. M.H serta ASEP IRPAN

HILMI, S.H masing-masing sebagai hakim anggota, penetapan mana diucapkan pada

hari itu juga dalam sidang terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua tersebut dengan

dihadiri oleh para hakim anggota, dibantu oleh AGUSTINA SUSILAWATI, S.Ag

sebagai panitera pengganti dengan dihadiri oleh Pemohon I dan Pemohon II;

Hakim Ketua,

Drs. AMINUDDIN

Hakim Anggota, Hakim Anggota,

ISEP RIJAL MUHAROM, S.Ag. M.H. ASEP IRPAN HILMI, S.HI

Panitera Pengganti,

AGUSTINA SUSILAWATI, S.Ag

hal . 12 dari 13 Penetapan No.14/Pdt.P/2012/PA.Ktbm.


Perincian biaya :

1. Biaya Proses Rp. 50.000,-

2. Biaya Panggilan Rp. 225.000,-

3. Meterai Rp. 6.000,-

Jumlah Rp. 281.000,-

(dua ratus delapan puluh satu ribu rupiah)

hal . 13 dari 13 Penetapan No.14/Pdt.P/2012/PA.Ktbm.

Anda mungkin juga menyukai