Anda di halaman 1dari 16

MATERI

DAUROH
MUNAKAHAT
(Perjumpaan 2)
November 23, 2014
Islamabad


21: .
Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari
jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benarbenar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. [QS. Ar-Ruum : 21]
- prepared by: Ahyani Billah | November 2014

Materi Dauroh Munakahat

Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan melainkan Allah dan mohon
ampunlah bagi dosamu dan (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan,
(Muhammad : 19)
Ungkapan ayat di atas diawali dengan kata kerja perintah falam yaitu berupa al amru bil
ilmi, perintah untuk mengilmui atau mengetahui, baru kemudian kata kerja perintah
wastaghfir yaitu perintah untuk melakukan istighfar. Dalam susunan kalimat seperti ini
terkandung sebuah pengertian, bahwa perintah untuk mengetahui lebih didahulukan
dibandinglkan dengan perintah untuk beramal.

Dan orang-orang yang berdoa, Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri
kami, dan keturunan kami sebagai penyenang hati kami, dan jadikanlah kami imam bagi
orang-orang yang bertaqwa. [QS. Al-Furqaan : 74]

SHOLIHKAN DIRI KITA DULU


Laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina atau
permpuan yang musyrik; dan perempuan yang berzina tidak dinikahi kecuali oleh laki-laki
yang berzina atau laki-laki yang musyrik; dan yang demikian itu diharamkan bagi orangorang mukmin (An Nur : 3).
Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah
untuk wanita yang keji (pula). Dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang
baik, dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula) (An Nur : 26).

2
- prepared by: Ahyani Billah | November 2014 -

Materi Dauroh Munakahat

Proses Menikah
1. Mengenal calon pasangan hidup (ta'aruf)

mengetahui siapa namanya, asalnya, keturunannya, keluarganya


mengetahui akhlaknya, agamanya
mengetahui informasi lain yang memang dibutuhkan

Sifat wanita yang dianjurkan untuk dipinang

:
. .
Dari Abu Hurairah dari Nabi SAW, beliau bersabda, Wanita itu dinikahi karena empat hal :
karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya dan karena agamanya.
Maka pilihlah wanita yang beragama, (jika tidak) maka celakalah kamu. [HR. Jamaah
kecuali Tirmidzi]

: :

. :
. :
Dari Maqil bin Yasar, ia berkata : Seorang laki-laki menghadap Nabi SAW lalu ia bertanya,
Sesungguhnya aku telah jatuh cinta kepada seorang perempuan bangsawan lagipula
cantik, tetapi ia mandul, apakah aku boleh mengawininya ?. Beliau bersabda, Jangan.
Kemudian laki-laki itu datang lagi kedua kalinya, tetapi Nabi SAW tetap melarangnya.
Kemudian ia datang lagi ketiga kalinya, lalu beliau bersabda, Kawinilah wanita yang
penyayang dan bisa memberi keturunan yang banyak, karena sesungguhnya aku bangga
dengan banyaknya kalian dari ummat-ummat lain. [HR. Abu Dawud dan Nasai]

: . : :

Dari Jabir, bahwa sesungguhnya Nabi SAW pernah bersabda kepadanya, Hai Jabir, kamu
mengawini seorang gadis atau janda ?. Jabir menjawab, Janda. Lalu Nabi SAW
bersabda, Mengapa kamu tidak mengawini gadis saja, sehingga kamu dapat bercanda
dengannya dan diapun dapat bercanda denganmu ?. [HR. Jamaah]

2. Nazhar (Melihat calon pasangan hidup)

:
.
3
- prepared by: Ahyani Billah | November 2014 -

Materi Dauroh Munakahat

Dari Mughirah bin Syubah, sesungguhnya ia pernah meminang seorang wanita, lalu Nabi
SAW bersabda, Lihatlah dia, karena sesungguhnya hal itu lebih menjamin untuk
melangsungkan hubungan kamu berdua. [HR. Khamsah kecuali Abu Dawud]

: :

.
Dari Musa bin Abdillah dari Abi Humaid atau Humaidah, ia berkata : Rasulullah SAW
bersabda, Apabila salah seorang diantara kamu meminang seorang wanita, maka tidaklah
berdosa melihatnya, apabila melihatnya itu semata-mata untuk meminangnya meskipun
wanita itu sendiri tidak mengerti. [HR. Ahmad]

: :
.
Dari Muhammad bin Maslamah, ia berkata : Aku pernah mendengar Rasulullah SAW
bersabda, Apabila Allah Azza wa Jalla telah memantapkan di hati seseorang (keinginan)
meminang seorang wanita, maka ia tidak berdosa untuk melihatnya. [HR. Ahmad dan Ibnu
Majah]
Haramnya berduaan dan bersepi-sepi tanpa mahram ketika nazhar (melihat calon)
Sebagai catatan yang harus menjadi perhatian bahwa ketika nazhar tidak boleh lelaki
tersebut berduaan saja dan bersepi-sepi tanpa mahram (berkhalwat) dengan si wanita.
Karena Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Sekali-kali tidak boleh seorang
laki-laki bersepi-sepi dengan seorang wanita kecuali wanita itu bersama mahramnya. (HR.
Al-Bukhari no. 1862 dan Muslim no. 3259)
Karenanya si wanita harus ditemani oleh salah seorang mahramnya, baik saudara laki-laki
atau ayahnya. (Fiqhun Nisa` fil Khithbah waz Zawaj, hal. 28)
Bila sekiranya tidak memungkinkan baginya melihat wanita yang ingin dipinang, boleh ia
mengutus seorang wanita yang tepercaya guna melihat/mengamati wanita yang ingin
dipinang untuk kemudian disampaikan kepadanya. (An-Nazhar fi Ahkamin Nazhar bi
Hassatil Bashar, Ibnul Qaththan Al-Fasi hal. 394, Al-Minhaj Syarhu Shahih Muslim, 9/214,
Al-Mulakhkhash Al-Fiqhi, 2/280)

3. Khithbah (peminangan)
Seorang lelaki yang telah berketetapan hati untuk menikahi seorang wanita, hendaknya
meminang wanita tersebut kepada walinya.
Setelah pinangan diterima tentunya ada kelanjutan pembicaraan, kapan akad nikad akan
dilangsungkan. Namun tidak berarti setelah peminangan tersebut, si lelaki bebas berduaan
dan berhubungan dengan si wanita. Karena selama belum akad keduanya tetap ajnabi,

4
- prepared by: Ahyani Billah | November 2014 -

Materi Dauroh Munakahat

sehingga janganlah seorang muslim bermudah-mudahan dalam hal ini. (Fiqhun Nisa fil
Khithbah waz Zawaj, hal. 28)
Beberapa hal yang penting dalam meminang :
1. Apabila datang kepada kalian (para wali) seseorang yang kalian ridhai agama dan
akhlaknya (untuk meminang wanita kalian) maka hendaknya kalian menikahkan orang
tersebut dengan wanita kalian. Bila kalian tidak melakukannya niscaya akan terjadi fitnah di
bumi dan kerusakan yang besar.(HR. At-Tirmidzi)
2. Wali meminta persetujuan pada wanita yang akan dinikahkan

: :
. : : .
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, Seorang janda tidak (boleh)
dinikahkan sehingga ia diajak musyawarah, dan seorang gadis tidak (boleh dinikahkan)
sehingga dimintai idzinnya. Mereka bertanya, Ya Rasulullah, lalu bagaimana idzinnya ?.
Rasulullah SAW menjawab, Ia diam. [HR. Jamaah]

.
.
Dari Khansa binti Khidam Al-Anshariyah, bahwa ayahnya telah mengawinkannya, sedang
ia seorang janda, tetapi ia tidak menyukai perkawinan itu, lalu ia datang kepada Rasulullah
SAW, maka Rasulullah SAW membatalkan pernikahannya itu. [HR. Jamaah kecuali
Muslim]
Larangan meminang pinangan orang lain

:
.
Dari Uqbah bin Amir, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, Orang mukmin itu saudara
orang mukmin yang lain, maka tidak halal bagi seorang mukmin menawar atas tawaran
saudaranya, dan tidak boleh ia meminang atas pinangan saudaranya sehingga saudaranya
itu meninggalkannya. [HR. Ahmad dan Muslim]

4. Akad nikah
Akad nikah merupakan ikatan syari antara pasangan suami istri. Dengan hanya kalimat
ringkas ini, telah mengubah berbagai macam hukum antara kedua belah pihak. Karena itu,
Allah Taala menyebutnya sebagai mitsaq ghalidz [Arab: ] artinya ikatan yang kuat.
Allah berfirman,

5
- prepared by: Ahyani Billah | November 2014 -

Materi Dauroh Munakahat


Mereka (para wanita itu) telah mengambil perjanjian yang kuat dari kalian. (QS. An-Nisa:
21)
Ijab adalah penyerahan dari pihak pertama, sedangkan qabul adalah penerimaan dari
pihak kedua. Ijab dari pihak wali si perempuan dengan ucapannya, misalnya: Saya
nikahkan anak saya yang bernama si A kepadamu dengan mahar sebuah kitab Riyadhus
Shalihin.Qabul adalah penerimaan dari pihak suami dengan ucapannya, misalnya: Saya
terima nikahnya anak Bapak yang bernama si A dengan mahar sebuah kitab Riyadhus
Shalihin.

Tidak ada nikah tanpa wali

:
.

.
Dari Sulaiman bin Musa dari Zuhri dari Urwah dari Aisyah, sesungguhnya Nabi SAW
bersabda, Siapa saja wanita yang menikah tanpa idzin walinya maka nikahnya batal, maka
nikahnya batal, maka nikahnya batal. Kemudian jika (suaminya) telah mencampurinya,
maka bagi wanita itu berhak memperoleh mahar sebab apa yang telah ia anggap halal dari
mencampurinya. Kemudian jika mereka (wali-walinya) berselisih, maka penguasa
(hakimlah) yang menjadi walinya. [HR. Khamsah kecuali Nasai].

: :
.
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, Janganlah wanita
menikahkan wanita dan janganlah wanita menikahkan dirinya sendiri, karena wanita pezina
itu ialah yang menikahkan dirinya sendiri. [HR. Ibnu Majah dan Daruquthni]

:
. .

Dari Ikrimah bin Khalid, ia berkata, Pernah terjadi di jalan penuh kendaraan. Ada seorang
janda diantara mereka menyerahkan urusan dirinya kepada seorang laki-laki yang bukan
walinya, lalu laki-laki itu menikahkannya. Kemudian sampailah hal itu kepada Umar, lalu
Umar menjilid (mendera) orang yang menikah dan yang menikahkannya serta
membatalkan pernikahannya. [HR. Syafii dan Daruquthni]

6
- prepared by: Ahyani Billah | November 2014 -

Materi Dauroh Munakahat

Keterangan :
Dari hadits-hadits diatas menunjukkan harus adanya wali dalam pernikahan. Namun ada
juga ulama yang berpendapat bahwa wali itu bukan merupakan suatu keharusan.
Saksi dalam pernikahan

. :

Dari Imran bin Hushain dari Nabi SAW beliau bersabda, Tidak ada nikah melainkan
dengan wali dan dua saksi yang adil. [HR. Ahmad bin Hanbal]

:
.
Dan bagi Imam Malik dalam Al-Muwaththa dari Abu Zubair Al-Makki, bahwa sesungguhnya
pernah diajukan kepada Umar bin Khaththab suatu pernikahan yang tidak disaksikan
melainkan oleh seorang laki-laki dan seorang wanita. Umar berkata, Ini adalah nikah sirri,
aku tidak memperkenankannya dan kalau engkau tetap melakukannya tentu aku rajam.
Pernikahan Jarak Jauh
Syarat Pertama: calon mempelai laki-laki atau yang mewakilinya dan wali perempuan atau
yang mewakilinya harus berada dalam satu majlis ketika dilangsungkan akad pernikahan.
Pertanyaannya adalah apakah dua pihak yang berbicara melaui telepon atau internet untuk
melakukan transaksi dianggap dalam satu majlis, sehingga transaksi tersebut menjadi sah?
Dalam hal ini, Majma Al Fiqh telah menetapkan hukum penggunakan ponsel, HP, dan
internet di dalam melakukan transaksi, yang isinya sebagai berikut: Jika transaksi antara
kedua pihak berlangsung dalam satu waktu, sedangkan mereka berdua berjauhan
tempatnya, tetapi menggunakan telepon, maka transaksi antara keduanya dianggap
transaksi antara dua pihak yang bertemu dalam satu majlis. (Majalah Majma Al Fiqh Al
Islami, OKI, periode ke 6 no:2/1256)
Syarat Kedua: pernikahan tersebut harus disaksikan oleh dua orang atau lebih.
Pertanyaannya adalah dua saksi pernikahan tersebut tidak bisa menyaksikan secara
langsung akad pernikahan tersebut, mereka berdua hanya bisa mendengar suara akad
pernikahan dari kedua belah pihak melalui telepon atau internet, apakah persaksian
keduanya telah dianggap sah atau tidak?
Masalah di atas mirip dengan masalah persaksian orang buta yang mendengar sebuah
transaksi antara dua belah pihak, apakah persaksian orang buta tersebut sah?

7
- prepared by: Ahyani Billah | November 2014 -

Materi Dauroh Munakahat

Para ulama berbeda pendapat dalam masalah ini:


Pendapat pertama menyatakan bahwa persaksian orang buta tersebut tidak bisa diterima.
Ini pendapat Hanafiyah dan Syafiiyah.
Berkata Imam SyafiI: Jika seseorang memberikan persaksian, sedangkan dia buta dan
mengatakan: saya menetapkannya, sebagaimana saya menetapkan segala sesuatu
dengan mengetahui suaranya atau dengan meraba, maka persaksian orang buta tersebut
tidak bisa diterima, karena suara mempunyai kemiripan satu dengan yang lainnya, begitu
juga rabaan mempunyai kemiripan antara satu dengan yang lainnya (Al Umm: 7/46)
Pendapat Kedua menyatakan bahwa persaksian orang buta bisa diterima selama dia
menyakini suara tersebut. Ini adalah pendapat Malikiyah dan Hanabilah.
Tersebut di dalam buku Al Mudawanah Al Kubra (5/ 43): Apakah dibolehkan seorang buta
memberikan persaksian di dalam masalah perceraian? Berkata Imam Malik: Iya,
dibolehkan jika ia mengenali suara tersebut. Berkata Ibnu Al Qasim: Aku bertanya kepada
Imam Malik: Seorang laki-laki mendengar tetangganya dari balik tembok sementara dia
tidak melihatnya, ia mendengar tetangga tersebut mencerai istrinya, kemudian dia menjadi
saksi atasnya berdasarkan suara yang dia kenal? Imam Malik menjawab: persaksiannya
diperbolehkan.
Di dalam kitab Ad Dzakhirah (10/164) disebutkan: Kesaksian orang buta terhadap
pembicaraan diperkenankan (dianggap sah).
Di dalam kitab Mukhtashor Al Khiraqi (hlm: 145) disebutkan: Diperbolehkan persaksian
orang buta jika dia yakin dengan suara tersebut.
Jika demikian halnya, bagaimana hukum persaksian dua orang di dalam akad pernikahan
lewat telepon maupun internet, apakah dianggap sah?
Orang yang menikah lewat telepon dan internet tidak lepas dari dua keadaan:
Keadaan Pertama: Salah satu pihak yang melakukan akad serta dua orang saksi tidak
yakin dengan suara pihak kedua. Maka dalam hal ini, pernikahan lewat telepon dan internet
hukumnya tidak sah.
Inilah yang diputuskan oleh Lajnah Daimah li Al Ifta ketika ditanya masalah tersebut,
mereka memutuskan sebagai berikut:
Dengan pertimbangan bahwa pada hari-hari ini banyak penipuan dan manipulasi, serta
canggihnya orang untuk meniru pembicaraan dan suara orang lain, bahkan diantara
mereka ada yang bisa meniru suara sekelompok laki-laki dan perempuan baik yang
dewasa maupun yang masih anak-anak, dia meniru suara dan bahasa mereka yang
bermacam-macam sehingga bisa menyakinkan orang yang mendengar bahwa yang bicara
tersebut adalah orang banyak, padahal sebenarnya hanya satu orang.

8
- prepared by: Ahyani Billah | November 2014 -

Materi Dauroh Munakahat

Begitu juga mempertimbangkan bahwa Syariat Islam sangat menjaga kemaluan dan
kehormatan, dan agar berhati-hati dalam masalah tersebut lebih dari masalah lainnya
seperti muamalah. Oleh karenanya, Lajnah memandang bahwa seharusnya tidak
menyandarkan secara penuh akad pernikahan ijab dan qabul serta perwakilannya dengan
menggunakan alat telepon, agar tujuan Syariat bisa teralisir serta lebih menekankan
kepada penjagaan terhadap kemaluan dan kehormatan, sehingga tidak memberikan
kesempatan kepada orang-orang jahat untuk bermain-main dalam masalah ini dengan
manipulasi dan penipuan. Wabillahi at Taufiq.
Keadaan Kedua: kedua belah pihak yang melakukan akad sangat mengenal suara antara
satu dengan yang lain, begitu juga dua orang saksi yakin bahwa itu suara dari pihak kedua
yang melakukan akad. Pada kondisi seperti ini, persaksian atas pernikahan tersebut
dianggap sah, dan pernikahannya sah juga. Khususnya dengan kemajuan teknologi
sehingga seseorang bisa bicara langsung dengan pihak kedua melalui gambar dan suara,
sebagaimana yang terdapat dalam teleconference.
Dalam hal ini Syekh Bin Baz, mufti Negara Saudi ketika ditanya oleh seseorang yang
menikah lewat telepon dan mereka saling mengenal suara masing-masing pihak, beliau
menyatakan bahwa pernikahaannya sah.
Tetapi walaupun demikian tidak dianjurkan bagi orang yang ingin menikah untuk
menggunakan alat teknologi seperti yang diterangkan di atas kecuali dalam keadaan
terpaksa dan darurat, hal itu untuk sifat kehati-hatian di dalam melakukan pernikahan
karena berhubungan dengan kehormatan seseorang. Wallahu Alam.
Tentang wajibnya mahar (maskawin)


4: .
Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian
dengan penuh kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari
maskawin itu dengan senang hati, maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai
makanan) yang sedap lagi baik akibatnya. [QS. An-Nisaa : 4]

...

24: .
..... Dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian (yaitu) mencari istri-istri dengan
hartamu untuk dikawini bukan untuk berzina. Maka istri-istri yang telah kamu nikmati
(campuri) diantara mereka, berikanlah kepada mereka maharnya (dengan sempurna),
sebagai suatu kewajiban. Dan tiadalah mengapa bagi kamu terhadap sesuatu yang kamu
telah saling merelakannya, sesudah menentukan mahar itu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana. [QS. An-Nisaa : 24]

9
- prepared by: Ahyani Billah | November 2014 -

Materi Dauroh Munakahat



.

-236: .
237
Tidak ada kewajiban membayar (mahar) atas kamu, jika kamu menceraikan istri-istrimu
sebelum kamu bercampur dengan mereka dan sebelum kamu menentukan maharnya. Dan
hendaklah kamu berikan suatu mutah (pemberian) kepada mereka. Orang yang mampu
menurut kemampuannya dan orang yang miskin menurut kemampuannya (pula), yaitu
pemberian menurut yang patut. Yang demikian itu merupakan ketentuan bagi orang-orang
yang berbuat kebajikan. (236) Jika kamu menceraikan istri-istrimu sebelum kamu
bercampur dengan mereka, padahal sesungguhnya kamu sudah menentukan maharnya,
maka bayarlah seperdua dari mahar yang telah kamu tentukan itu, kecuali jika istri-istrimu
itu memaafkan atau dimaafkan oleh orang yang memegang ikatan nikah, dan pemaafan
kamu itu lebih dekat kepada taqwa. Dan janganlah kamu melupakan keutamaan diantara
kamu. Sesungguhnya Allah Maha Melihat segala apa yang kamu kerjakan. (237) [QS. AlBaqarah]
Tidak ada ketentuan besar kecilnya mahar

. . : :

Dari Amir bin Rabiah, bahwa sesungguhnya pernah ada seorang wanita dari Bani Fazarah
yang dinikah dengan (mahar) sepasang sandal, lalu Rasulullah SAW bertanya, Ridlakah
kamu atas dirimu dan hartamu dengan (mahar) sepasang sandal ?. Ia menjawab, Ya.
Maka Rasulullah SAW memperkenankannya. [HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Tirmidzi, dan
Tirmidzi mengesahkannya]

:
.
Dari Jabir RA, bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, Kalau seorang laki-laki
memberikan mahar berupa makanan sepenuh dua tapak tangannya, maka halallah wanita
itu baginya. [HR. Ahmad dan Abu Dawud meriwayatkan yang semakna dengan itu]

. :

10
- prepared by: Ahyani Billah | November 2014 -

Materi Dauroh Munakahat

Dari Aisyah RA, bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, Nikah yang paling
besar berkahnya yaitu yang paling ringan maharnya. [HR. Ahmad]

: : :

. : : .
. . :
Dari Abu Salamah, ia berkata : Aku pernah bertanya kepada Aisyah, Berapakah mahar
Rasulullah SAW. Ia menjawab, Mahar beliau kepada isteri-isterinya adalah dua belas
uqiyah lebih satu nasy. Aisyah bertanya, Tahukah kamu apakah nasy itu ?. Aku
menjawab, Tidak. Aisyah berkata, Setengah uqiyah, jadi seluruhnya sama dengan lima
ratus dirham. [HR. Jamaah kecuali Bukhari dan Tirmidzi]
NB : 1 uqiyah sama dengan 40 dirham.

: :
.

.
Dari Abu Ajfaa, dia berkata : Aku pernah mendengar Umar berkata, Janganlah kamu
berlebih-lebihan dalam memberi mahar kepada wanita, meskipun dia seorang yang
dimuliakan di dunia atau seorang yang terpelihara di akhirat. Adapun yang paling utama
(dalam menghormati wanita) diantara kamu adalah Nabi SAW. Padahal tidaklah Rasulullah
SAW memberi mahar kepada seorang pun dari istri-istrinya dan tidak pula putri-putri beliau
itu diberi mahar lebih dari dua belas uqiyah. [HR. Khamsah dan disahkan oleh Tirmidzi]

: . : .
.
Dan dalam riwayat lain (dikatakan) : Bahwa sesungguhnya Ali RA setelah menikahi
Fathimah, ketika ia ingin serumah dengannya lalu Rasulullah SAW mencegahnya sehingga
Ali memberinya sesuatu. Lalu Ali berkata, Ya Rasulullah, aku tidak mempunyai apa-apa.
Kemudian Rasulullah SAW bersabda kepadanya, Berikan baju besimu dari Huthamiyah itu
kepadanya !. Maka Ali memberikan baju besi itu kepada Fathimah, lalu ia serumah dengan
Fathimah. [HR. Abu Dawud]

:
: .
: .
. . :
11
- prepared by: Ahyani Billah | November 2014 -

Materi Dauroh Munakahat

. : . : .
. : : .
: .
.
Dari Sahl bin Saad bahwa sesungguhnya Nabi SAW pernah didatangi seorang wanita lalu
berkata, Ya Rasulullah, sesungguhnya aku menyerahkan diriku untukmu. Lalu wanita itu
berdiri lama. Kemudian berdirilah seorang laki-laki dan berkata, Ya Rasulullah,
kawinkanlah saya dengannya jika engkau sendiri tidak berminat kepadanya. Kemudian
Rasulullah SAW bertanya, Apakah kamu mempunyai sesuatu yang dapat kamu
pergunakan sebagai mahar untuknya ?. Ia menjawab, Saya tidak memiliki apapun
melainkan pakaian ini. Lalu Nabi bersabda, Jika pakaianmu itu kamu berikan kepadanya
maka kamu tidak berpakaian lagi. Maka carilah sesuatu yang lain. Kemudian laki-laki itu
berkata, Saya tidak mendapatkan sesuatu yang lain. Lalu Nabi SAW bersabda, Carilah,
meskipun cincin dari besi. Lalu laki-laki itu mencari, tetapi ia tidak mendapatkannya.
Kemudian Nabi SAW bertanya kepadanya, Apakah kamu memiliki hafalan ayat Al-Quran
?. Ia menjawab, Ya. Surat ini dan surat ini. Ia menyebutkan nama-nama surat tersebut,
kemudian Nabi SAW bersabda kepadanya, Sungguh aku telah menikahkan kamu
dengannya dengan apa yang kamu miliki dari Al-Quran itu. [HR. Ahmad, Bukhari dan
Muslim]

. : :
Dan dalam riwyat lain oleh Muslim : Nabi SAW bersabda, Pergilah, sungguh aku telah
menikahkan kamu dengannya, maka ajarilah dia dengan Al-Quran.
Keterangan :
A. Dari ayat maupun hadits tersebut diatas menunjukkan bahwa memberikan maskawin
kepada wanita yang dinikahi itu merupakan kewajiban. Adapun besarnya maskawin tidak
ada ketentuan yang pasti. Dan maskawin bisa diberikan secara tunai maupun dengan
ditangguhkan.
B. Dan dari ayat maupun hadits yang telah lalu (brosur yang lalu), bisa diambil pengertian
bahwa syarat pernikahan adalah sebagai berikut :
1. Ada calon pengantin laki-laki dan wanita.
2. Ada maskawin/mahar.
3. Harus ada wali (Bagi yang berpendapat wali itu wajib).
4. Ada saksi yang adil (dua orang laki-laki, atau satu orang laki-laki dan dua wanita).
5. Ada ijab qabul.

12
- prepared by: Ahyani Billah | November 2014 -

Materi Dauroh Munakahat

5. Walimatul urs
Anjuran mengadakan walimah


. : :
. . :
Dari Anas bin Malik, bahwasanya Nabi SAW melihat ada bekas kuning-kuning pada 'Abdur Rahman
bin 'Auf. Maka beliau bertanya, "Apa ini ?". Ia menjawab, "Ya Rasulullah, saya baru saja menikahi
wanita dengan mahar seberat biji dari emas". Maka beliau bersabda, "Semoga Allah
memberkahimu. Selenggarakan walimah meskipun (hanya) dengan (menyembelih) seekor
kambing". [HR. Muslim]

:
.
Dari Anas, ia berkata, "Nabi SAW tidak pernah menyelenggarakan walimah atas (pernikahannya)
dengan istri-istrinya sebagaimana walimah atas (pernikahannya) dengan Zainab, beliau
menyelenggara-kan walimah dengan (menyembelih) seekor kambing". [HR. Ahmad, Bukhari dan
Muslim].

Dari Anas, sesungguhnya Nabi SAW pernah mengadakan walimah atas (perkawinannya) dengan
Shafiyah dengan hidangan kurma dan sawiq (bubur tepung). [HR. Khamsah kecuali Nasai].

: :
: . :
. .
: :
: . : .
: . : .
. : :
Dari Anas bin Malik, ia berkata, "Nabi SAW menikah, lalu beliau mengadakan walimah". Anas
berkata, "Lalu ibuku Ummu Sulaim membuat makanan hais, lalu ia tuangkan dalam bejana",
kemudian ia berkata, "Hai Anas, bawalah ini kepada Rasulullah SAW. Dan katakanlah, "Ibuku
mengirimkan ini untuk engkau, dan dia berkirim salam kepada engkau". Dan katakanlah, "Ini sedikit
dari kami untuk engkau ya Rasulullah". Anas berkata, "Lalu aku pergi kepada Rasulullah SAW
dengan membawa makanan itu". Lalu aku berkata kepada Rasulullah, "Sesungguhnya ibuku
berkirim salam untukmu dan dia mengatakan, "Sesungguhnya ini sedikit dari kami untukmu, ya
Rasulullah". Kemudian Rasulullah SAW bersabda, "Letakkanlah makanan itu". Lalu ia bersabda
(lagi), "Undanglah kemari, si Fulan, si Fulan, si Fulan dan siapasaja yang kau jumpai". Beliau
menyebutkan beberapa orang laki-laki. Anas berkata, "Kemudian aku mengundang orang-orang

13
- prepared by: Ahyani Billah | November 2014 -

Materi Dauroh Munakahat

yang beliau sebut namanya dan orang-orang yang aku jumpai". Perawi bertanya kepada Anas,
"Berapa jumlah mereka itu ?". Jawab Anas, "Kira-kira 300 orang". [HR. Muslim].

.
. : : .
.
Dari Qatadah dari Al-Hasan dari 'Abdullah bin Usman Ats-Tsaqafiy dari seorang laki-laki dari Tsaqif,
dia mempunyai nama terkenal dan 'Abdullah memujinya. Qatadah berkata, "Jika nama laki-laki itu
bukan Zuhair bin 'Utsman, maka aku tidak tahu siapa namanya". Laki-laki itu berkata : Rasulullah
SAW bersabda, "Walimah pada hari pertama benar, pada hari kedua dikenal dan pada hari ketiga
sum'ah (menginginkan kemasyhuran) dan riya' ". [HR. Ahmad dan Abu Dawud].

Walimah bisa dilakukan kapan saja. Bisa setelah dilangsungkannya akad nikah dan bisa
pula ditunda beberapa waktu sampai berakhirnya hari-hari pengantin baru. Namun
disenangi tiga hari setelah dukhul, karena demikian yang dinukilkan dari Nabi Shallallahu
alaihi wa sallam. Anas bin Malik radhiyallahu anhu berkata, Nabi Shallallahu alaihi wa
sallam menikah dengan Shafiyyah radhiyallahu anha dan beliau jadikan kemerdekaan
Shafiyyah sebagai maharnya. Beliau mengadakan walimah tiga hari kemudian.
Hendaklah yang diundang dalam acara walimah tersebut orang-orang yang shalih, tanpa
memandang dia orang kaya atau orang miskin.

:
. .
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, "Seburuk-buruk makanan adalah makanan walimah, dimana
yang diundang menghadirinya orang-orang yang kaya, sedang orang-orang fakir ditinggalkan.
Barangsiapa yang tidak memenuhi undangan, maka sungguh ia durhaka kepada Allah dan RasulNya". [HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim].

Hiburan Walimah

Dari 'Aisyah RA, dari Nabi SAW beliau bersabda, "Umumkanlah pernikahan ini dan pukullah
rebana". [HR. Ibnu Majah].

14
- prepared by: Ahyani Billah | November 2014 -

Materi Dauroh Munakahat

6. Setelah akad
Ketika mempelai lelaki telah resmi menjadi suami mempelai wanita, lalu ia ingin masuk
menemui istrinya maka disenangi baginya untuk melakukan beberapa perkara berikut ini:
Pertama: Bersiwak/sikat gigi terlebih dahulu untuk membersihkan mulutnya karena
dikhawatirkan tercium aroma yang tidak sedap dari mulutnya. Demikian pula si istri,
hendaknya melakukan yang sama. Hal ini lebih mendorong kepada kelanggengan
hubungan dan kedekatan di antara keduanya. Didapatkan dari perbuatan Rasulullah
Shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersiwak bila hendak masuk rumah menemui istrinya,
sebagaimana berita dari Aisyah radhiyallahu anha (HR. Muslim no. 590).
Kedua: Disenangi baginya untuk menyerahkan mahar bagi istrinya sebagaimana akan
disebutkan dalam masalah mahar dari hadits Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma.
Ketiga: Berlaku lemah lembut kepada istrinya, dengan semisal memberinya segelas
minuman ataupun yang semisalnya berdasarkan hadits Asma` bintu Yazid bin As-Sakan
radhiyallahu anha, ia berkata, Aku mendandani Aisyah radhiyallahu anha untuk
dipertemukan dengan suaminya, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Setelah selesai
aku memanggil Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam untuk melihat Aisyah. Beliau pun
datang dan duduk di samping Aisyah. Lalu didatangkan kepada beliau segelas susu. Beliau
minum darinya kemudian memberikannya kepada Aisyah yang menunduk malu. Asma`
pun menegur Aisyah, Ambillah gelas itu dari tangan Rasulullah Shallallahu alaihi wa
sallam. Aisyah pun mengambilnya dan meminum sedikit dari susu tersebut. (HR. Ahmad)
Keempat: Meletakkan tangannya di atas bagian depan kepala istrinya (ubun-ubunnya)
sembari mendoakannya, dengan dalil sabda


:

Apabila salah seorang dari kalian menikahi seorang wanita atau membeli seorang budak
maka hendaklah ia memegang ubun-ubunnya, menyebut nama Allah Subhanahu wa
Taala, mendoakan keberkahan dan mengatakan: Ya Allah, aku meminta kepada-Mu dari
kebaikannya dan kebaikan apa yang Engkau ciptakan/tabiatkan dia di atasnya dan aku
berlindung kepada-Mu dari kejelekannya dan kejelekan apa yang Engkau
ciptakan/tabiatkan dia di atasnya. (HR. Abu Dawud no. 2160, dihasankan Al-Imam AlAlbani rahimahullahu dalam Shahih Sunan Abi Dawud)

Kelima: Sholat sunah dua rakaatBila engkau masuk menemui istrimu, shalatlah dua
rakaat. Kemudian mintalah kepada Allah Subhanahu wa Taala dari kebaikannya dan
berlindunglah dari kejelekannya. Seterusnya, urusanmu dengan istrimu. (Diriwayatkan
Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf)

15
- prepared by: Ahyani Billah | November 2014 -

Materi Dauroh Munakahat

: :
.
.
Dari Ibnu Masud, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, Hai para pemuda, barangsiapa
diantara kamu yang sudah mampu menikah, maka nikahlah, karena sesungguhnya nikah
itu lebih dapat menundukkan pandangan dan lebih dapat menjaga kemaluan. Dan
barangsiapa yang belum mampu, maka hendaklah ia berpuasa, karena berpuasa itu
baginya (menjadi) pengekang syahwat. [HR. Jamaah]

Maraji
http://laninalathifa.tumblr.com/post/45878359072/bekal-pernikahan
http://kajianonline-hambaallah.blogspot.com/2014/09/muamalah-bab-tentang-menikah-munakahat.html
http://1001hadits.blogspot.com/2012/01/1-anjuran-menikah-dan-larangan.html
http://indahnyamenikah.wordpress.com/2013/02/27/hukum-menikah-lewat-internet-atau-telepon/

16
- prepared by: Ahyani Billah | November 2014 -

Anda mungkin juga menyukai