NIM : 1163010055
Jurusan : AS/PI/B/VIII
A. AYAT AHKAM
1. Tentang Tujuan Pernikahan (QS. Ar-Rum ayat 21)
َو ِإۡن ِخ ۡف ُتۡم َأاَّل ُتۡق ِس ُطوْا ِفي ٱۡل َيَٰت َم ٰى َفٱنِكُحوْا َم ا َطاَب َلُك م ِّم َن ٱلِّنَس ٓاِء َم ۡث َنٰى َو ُثَٰل َث َو ُر َٰب َۖع َفِإۡن
٣ ِخ ۡف ُتۡم َأاَّل َتۡع ِد ُلوْا َفَٰو ِح َد ًة َأۡو َم ا َم َلَك ۡت َأۡي َٰم ُنُك ۚۡم َٰذ ِلَك َأۡد َنٰٓى َأاَّل َتُعوُلوْا
Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan
yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain)
yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat
berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki.
Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya
3. Tentang Mahar (QS. An-Nisa ayat 4)
ۚٗة
٤ َو َء اُتوْا ٱلِّنَس ٓاَء َص ُد َٰق ِتِهَّن ِنۡح َل َفِإن ِط ۡب َن َلُك ۡم َعن َش ۡي ٖء ِّم ۡن ُه َنۡف ٗس ا َفُك ُلوُه َهِنٗٔٓي ا َّم ِر ٗٔٓي ا
"Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian
dengan penuh kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian
dari maskawin itu dengan senang hati, maka makanlah (ambillah) pemberian itu
(sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya”
4. QS. An-Nisa ayat 7 (Waris)
ب ِّمَّم ا َت َر َك ٱۡل َٰو ِل َداِنٞب ِّمَّم ا َت َر َك ٱۡل َٰو ِل َداِن َو ٱَأۡلۡق َر ُب وَن َو ِللِّنَس ٓاِء َنِص يِّٞللِّر َج اِل َنِص ي
٧ َو ٱَأۡلۡق َر ُبوَن ِمَّم ا َقَّل ِم ۡن ُه َأۡو َك ُثَۚر َنِص يٗب ا َّم ۡف ُر وٗض ا
“Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya,
dan bagi orang wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan
kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang telah ditetapkan”
5. QS. Adz-Dzariyat ayat 49 (tentang Allah Menciptakan Makhluk Berpasang-
pasangan)
B. HADITS AHKAM
1. Hadits Shahih Bukhari: 6764 (Waris Beda Agama)
َح َّد َثَنا َأُبو َعاِص ٍم َعْن اْبِن ُج َر ْيٍج َعْن اْبِن ِش َه اٍب َعْن َعِلِّي ْبِن ُح َس ٍنْي َعْن َعْم ِر و ْبِن ُعْثَم اَن َعْن ُأَس اَم َة
َّل ِه َّلى الَّل الَّل ٍد ِض
َم َو َس ُه َعَلْي ا َأَّن الَّنَّيِب َص ُه َعْنُه َم َي َر ْبِن َز ْي
ِل ِف ِف ِل
َقاَل اَل َيِر ُث اْلُمْس ُم اْلَك ا َر َو اَل اْلَك ا ُر اْلُمْس َم
Telah menceritakan kepada kami Abu Ashim dari Ibnu Zuraij dari Ibnu syihab dari
Ali bin Husein dari Amr bin Utsman dari Usamah bin Zaid radhiallahuanhuma
bahwa Nabi SAW bersabda: Orang Muslim tidak mewarisi dari orang kafir, dan
orang kafir tidak mewarisi dari orang muslim” (Riwayat Bukhari)
2. Hadits Shahih Bukhari: 4700 (Tentang menikah sekufu dalam agama)
Dan telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id telah menceritakan kepada
kami Al Laits. Dan diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami
Ibnu Rumh telah mengabarkan kepada kami Al Laits dari Nafi' dari Ibnu Umar dari
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Janganlah sebagian kalian
membeli barang yang telah ditawar, dan janganlah sebagian kalian meminang
wanita yang telah dipinang."
4. Hadits Abu Daud: 1875 (Tentang talak saat canda)
ِء ِد ٍد
َح َّد َثَنا اْلَق ْع َنُّيِب َح َّد َثَنا َعْبُد اْلَعِز يِز َيْع يِن اْبَن َحُمَّم َعْن َعْب ال َّر َمْحِن ْبِن َح ِبيٍب َعْن َعَطا ْبِن َأيِب َرَباٍح َعْن
اْبِن
ِه ِه
َم اَه َك َعْن َأيِب ُه َر ْيَر َة َأَّن َرُس وَل الَّل َص َّلى الَّلُه َعَلْي َو َس َّلَم َقاَل َثاَل ٌث َج ُّد ُه َّن َج ٌّد َو َهْز ُهُلَّن َج ٌّد الِّنَك اُح
َح َّد َثَنا ُمَس َّد ٌد َو ُقَتْيَبُة ْبُن َس ِعيٍد َقااَل َح َّد َثَنا َّمَحاٌد َعْن َثاِبٍت َقاَل ُذِكَر َتْز ِو يُج َز ْيَنَب ِبْنِت َج ْح ٍش ِعْنَد َأَنِس
َح َّد َثَنا َأُبو َعاِص ٍم َعْن اْبِن ُج َر ْيٍج َعْن اْبِن ِش َه اٍب َعْن َعِلِّي ْبِن ُح َس ٍنْي َعْن َعْم ِر و ْبِن ُعْثَم اَن َعْن ُأَس اَم َة
َّل ِه َّلى الَّل الَّل ٍد ِض
َم َو َس ُه َعَلْي ا َأَّن الَّنَّيِب َص ُه َعْنُه َم َي َر ْبِن َز ْي
ِل ِف ِف ِل
َقاَل اَل َيِر ُث اْلُمْس ُم اْلَك ا َر َو اَل اْلَك ا ُر اْلُمْس َم
Telah menceritakan kepada kami Abu Ashim dari Ibnu Zuraij dari Ibnu syihab dari
Ali bin Husein dari Amr bin Utsman dari Usamah bin Zaid radhiallahuanhuma
bahwa Nabi SAW bersabda: Orang Muslim tidak mewarisi dari orang kafir, dan
orang kafir tidak mewarisi dari orang muslim” (Riwayat Bukhari)
C. KAIDAH USHULIYAH
D. KAIDAH FIQHIYAH
الِّنَك ا اَل ْف ِس ُد ِبَف اِد الصَد ا ِق
َس ُح ُي
Artinya: “Akad nikah tidak rusak dengan rusaknya mahar”
ِف
اَألْص ُل ي اإَل ْبَض اِع الَّتْح ِر ْيُم
Artinya: “Hukum asal pada masalah seks adalah haram”
ُك ُّل ِفْر َقٍةِم ْن َطاَل ٍق َأْو َفْس ٍخ َبْع َد الَو َط ِء ُتْو َج ُب الِعَّد ُة
Artinya: “Setiap perceraian karena talak atau fasakh sesudah campur, maka wajib
‘iddah”
َث َش ًئا َثُه ِب ُق ِقِه
ُك ُّل َمْن َو َر ْي َو َر ُح ْو
Artinya: “Setiap orang yang mewarisi sesuatu, maka dia mewarisi pula hak-haknya
(yang bersifat harta)”