Anda di halaman 1dari 4

‫ الَ ِشغَا َر فِي ْا ِإل ْسالَ ِم‬:‫عن ابن عمر أن رسول هللا صلى هللا عليه وسلم قال‬

“Tidak ada nikah syighar dalam Islam.” (HR. Muslim)

‫ك أُ ْختِي‬
َ ‫ك َوأُ َز ِّو ُج‬
َ َ‫ك ا ْبنَتِي أَوْ َز ِّوجْ نِي أُ ْخت‬
َ ‫ َز ِّوجْ نِي ا ْبنَتَكَ َوأُ َز ِّو ُج‬:‫ َوال ِّشغَا ُر أَ ْن يَقُوْ َل ال َّر ُج ُل لِل َّر ُج ِل‬:‫قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬
“Rasulullah SAW Bersabda: Nikah syighar adalah seseorang yang berkata kepada orang lain,
‘Nikahkanlah aku dengan puterimu, maka aku akan nikahkan puteriku dengan dirimu.’ Atau berkata,
‘Nikahkanlah aku dengan saudara perempuanmu, maka aku akan nikahkan saudara perempuanku
dengan dirimu.” (HR. Muslim)

• Wizaratul awqaf wa syuun al Islamiyyah ,Al mausu’ah Al Fiqhiyyah Al Kuwaitiyyah, Kuwait.


1427 H

• Muhyiddin bin Syaraf An nawawi, Abu Zakariya. Al Minhaj syarhu Shahih Al Muslim bin Al
Hujjaj. Darul Ihya Arabiy. Beirut. 1932.

‫ت لَ ُك ْم فِي‬ ُ ‫ت أَ ِذ ْن‬ُ ‫ إِنِّي قَ ْد ُك ْن‬، ُ‫ يَا أَيُّهَا النَّاس‬:‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم فَقَا َل‬
َ ِ‫ أَنَّهُ َكانَ َم َع َرسُو ِل هللا‬،ُ‫ َح َّدثَه‬،ُ‫ أَ َّن أَبَاه‬،‫عن ال َّربِي ُع بْنُ َس ْب َرةَ ْال ُجهَنِ ُّي‬
ْ َ َ ْ َ َّ ِّ
‫ َوإِن هللاَ قد َح َّر َم ذلِكَ إِلى يَوْ ِم القِيَا َم ِة‬F،‫َاع ِمنَ الن َسا ِء‬ ِ ‫ااِل ْستِ ْمت‬
Dari Ar-Rabi’ bin Sabrah Al-Juhani berkata bahwa ayahnya berkata kepadanya bahwa Rasulullah
SAW bersabda,”Wahai manusia, dahulu aku mengizinkan kamu nikah mut’ah. Ketahuilah bahwa
Allah SWT telah mengharamkannya sampai hari kiamat. (HR. Muslim)

َ ‫ْرفَةٌ فَيَتَ َز َّو ُج ال َمرْ أَةَ بِقَ ْد ِر َما يَ َرى أَنَّهُ يُقِي ُم‬ َ ‫ َكانَ ال َّر ُج ُل يَ ْق َد ُم البَ ْل َدةَ لَي‬،‫اإلسْاَل ِم‬
ِ ‫ْس لَهُ بِهَا َمع‬ ِ ‫ت ال ُم ْت َعةُ فِي أَو َِّل‬ ِ َ‫ " ِإنَّ َما كَان‬:‫ال‬
َ َ‫س ق‬
ٍ ‫ْن اب ِْن َعبَّا‬
ٍ ‫ال ابْنُ َعبَّا‬
:‫س‬ َ َ‫ ق‬،" ]6 :‫َت أ ْي َمانُهُ ْم} [المؤمنون‬ َ َ َ ‫اَّل‬
ْ ‫ {إِ َعلَى أ ْز َوا ِج ِه ْم أوْ َما َملَك‬:‫ت اآليَة‬ ُ ِ َ‫ َحتَّى إِ َذا نَزَ ل‬،ُ‫ َوتُصْ لِ ُح لَهُ َش ْيئَه‬،ُ‫فَتَحْ فَظُ لَهُ َمتَا َعه‬
‫ج ِس َوى َه َذ ْي ِن فَهُ َو َح َرا ٌم‬ ٍ ْ‫»«فَ ُكلُّ فَر‬
Abdullah bin Abbas radhiyallahuanhu berkata bahwa nikah mut’ah itu dibolehkan di awal-awal
pensyariatan. Saat itu seseorang yang mengembara di suatu negeri tanpa punya pengetahuan
berapa lama akan tinggal, lalu dia menikah dengan seorang wanita sekadar masa bermukim di negeri
itu, istrinya itu memelihara hartanya dan mengurusinya, hingga turunnya ayat : orang-orang yang
menjaga kemaluannya kecuali kepada istrinya dan budaknya. (HR. At-Tirmizy)

‫ (هو‬:‫ قال‬.‫ بلى يا رسول هللا‬:‫ْس المستعار) ؟ قالوا‬


ِ ‫ (أال أخبركم باِلتي‬:‫ أن رسول هللا صلى هللا عليه وسلم قال‬:‫وعن عقبة بن عامر‬
)‫ لعن هللا المحلل والمحلل له‬،‫ المحلل‬.

Dari Uqbah bin ‘Amir: Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: Maukah kalian aku kabari tentang at-
taysil musta’ar (domba jantan sewaan)? Para sahabat menjawab: tentu wahai Rasulallah. Rasul
kemudian bersabda: dialah muhallil, Allah melaknat muhallil dan muhallal lahu (HR. Ibnu Majah dan
Hakim)

Rasulullah SAW berkata kepada istri Rifa’ah yang ingin kembali kepada suaminya, padahal dia telah
ditalak tiga kali.

َ ‫أَتُ ِري ِدينَ أَ ْن تَرْ ِج ِعي إِلَى ِرفَا َعةَ ؟ الَ َحتَّى تَ ُذوقِي ُع َس ْيلَتَهُ َويَ ُذو‬
ِ َ‫ق ُع َس ْيلَت‬
‫ك‬

Apakah kamu mau kembali kepada Rifaah? Tidak boleh, sehingga kamu merasakan usailah suami
barumu dan suami barumu itu merasakan usailah dirimu. (HR. Bukhari)

*Maksud dari usailah: Jima’


Aturan dari syariat Islam mengharamkan untuk menikahi kembali istri yang telah ditalak 3, kecuali
jika si mantan istri ini pernah dinikahi lelaki lain dan ditalak, maka mereka baru bisa saling kembali.

Untuk itu agar boleh dinikahi kembali, maka diaturlah sebuah sandiwara, dimana ada laki-laki yang
bersedia untuk menikahi wanita itu, namun perjanjiannya tidak boleh menggaulinya, dan setelah itu
diharuskan untuk menceraikannya, Inilah skenario nikah muhallil yang diharamkan dalam Islam.

Seolah-olah sudah terjadi pernikahan namun pada hakikatnya cara ini hanya merupakan siasat dan
trik untuk menghalalkan apa yang telah Allah haramkan. Karena sejatinya pernikahan yang dibangun
itu harusnya atas dasar cinta, perceraianya juga dengan sebab yang syar’i, serta telah pernah terjadi
hubungan badan antara keduanya. Bukan sandiwara pernikahan belaka.

• Wizaratul awqaf wa syuun al Islamiyyah ,Al mausu’ah Al Fiqhiyyah Al Kuwaitiyyah, Kuwait.


1427 H

• bin Muhammad Iwad Al Juzairy, Abdurrahman. Al Fiqhu Alal Madzahib Al Arba’ah. Darul
Kutub Ilmiyyah. Beirut. 2003.

• Abdullah bin Muhammad bin Qudamah, Abu muhammad. Al Mughni. Maktabah Al Qahirah.
Kairo. 1968.

• bin hajar abul fadl Al asqalani, Ahmad ali. Fathul Bari Syarhu Shahihil Bukhari. Darul
Ma’rifah. Beirut. 1379.

َ‫َوأَ ْن تَجْ َمعُوا بَ ْينَ اأْل ُ ْختَ ْي ِن إِاَّل َما قَ ْد َسلَف‬


“Jangan pula menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang
telah terjadi pada masa lampau.” (QS. An-Nisa: 23)

‫ نهى النبي صلى عليه وسالم " ان تنكح المرا ة على عمتها او اخالتها ( رواه الجماعة‬:‫( عن ابي هريرة قال‬

Dari Abu Hurairah ra., Dia berkata: Nabi SAW. Melarang seorang perempuan dinikahkan (secara
poligami) bersama bibinya dari pihak Ayah atau bibinya dari pihak Ibu. (HR. Jamaah)

‫ أَ ِو‬،‫ أَ ِو ال َمرْ أَةُ َعلَى خَالَتِهَا‬،‫ أَ ِو ال َع َّمةُ َعلَى ا ْبنَ ِة أَ ِخيهَا‬،‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم نَهَى أَ ْن تُ ْن َك َح ال َمرْ أَةُ َعلَى َع َّمتِهَا‬
َ ِ ‫ أَ َّن َرسُو َل هَّللا‬:َ‫ع َْن أَبِي ه َُر ْي َرة‬
‫ َواَل ال ُك ْب َرى َعلَى الصُّ ْغ َرى‬،‫ َواَل تُ ْن َك ُح الصُّ ْغ َرى َعلَى ال ُك ْب َرى‬،‫ت أ ْختِهَا‬ ُ ُ
ِ ‫الخَالَة َعلَى بِ ْن‬
Dari Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah SAW melarang wanita dinikahi bersamaan dengan
bibinya, atau bibi atas anak perempuan saudaranya, atau perempuan atas bibi dari pihak ibunya,
atau bibi pada keponakanya, dan tidak boleh pula anak kecil dinikahkan bersama yang besar, tidak
pula sebaliknya (HR Tirmidzi)

Keterangan

Jika istri diceraikan atau meninggal barulah kelak boleh bagi lelaki ini menikahi saudari, Bibi, atau
keponakan dari mantan istrinya.

• (Al Imam Muhammad Abdurrahman Ibnu Abdurrahim Al Mubarokfuriy, Tuhfatul Ahwadzi


Syarah Jami At Tirmidzi)
َ‫ال لِقَوْ ِم ِه إِنَّ ُك ْم لَتَأْتُونَ ْالفَا ِح َشةَ َما َسبَقَ ُك ْم بِهَا ِم ْن أَ َح ٍد ِمنَ ْال َعالَ ِمين‬
َ َ‫َولُوطًا إِ ْذ ق‬
“Ingatlah Luth, ketika dia berkata kepada kaumnya, ‘Sesungguhnya, kalian telah melakukan al-
fahisyah, yang belum pernah dilakukan seorang pun di alam ini.‘” (Al-Ankabut:28)

َ‫ ثَالَثًا‬، ‫ لَعَنَ هَّللا ُ َم ْن َع ِم َل َع َم َل قَوْ ِم لُو ٍط‬، ‫وط‬


ٍ ُ‫عَنَ هَّللا ُ َم ْن َع ِم َل َع َم َل قَوْ ِم ل‬
Allah melaknat manusia yang melakukan perbuatan seperti kaum Luth, Allah melaknat manusia
yang melakukan perbuatan seperti kaum Luth, 3 kali. (HR. Ahmad)

َ ‫اع َل َو ْال َم ْفع‬


‫ُول بِ ِه‬ ِ َ‫َم ْن َو َج ْدتُ ُموهُ يَ ْع َم ُل َع َم َل قَوْ ِم لُو ٍط فَا ْقتُلُوا ْالف‬
“Siapa menjumpai orang yang melakukan perbuatan homo seperti kelakuan kaum Luth maka
bunuhlah pelaku dan objeknya!” (HR. Ahmad dan Abu Daud)

‫ضا َعةُ ِمنَ ْال َم َجا َع ِة‬


َ ‫ال َّر‬
Penyusuan itu karena lapar (HR. Bukhari dan Muslim)

‫ضا َع إِالَّ َما َكانَ فِي ْال َحوْ لَ ْي ِن‬


َ ‫الَ َر‬
Tidak ada penyusuan (yang mengakibatkan kemahraman) kecuali di bawah usia dua tahun. (HR. Ad-
Daruquthny)

َ‫ُوا بَ ْينَ األُ ْختَ ْي ِن إَالَّ َما قَ ْد َسلَف‬


ْ ‫َوأَن تَجْ َمع‬

Dan memadu dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau. (QS.
An-Nisa’ : 23

‫ات يَتَ َربَّصْ نَ بِأَنفُ ِس ِه َّن ثَالَثَةَ قُر َُو ٍء‬


ُ َ‫َو ْال ُمطَلَّق‬

Wanita-wanita yang ditalak handaklah menahan diri tiga kali quru' (QS. Al-Baqarah : 228)

‫َوالَّ ِذينَ يُتَ َوفَّوْ نَ ِمن ُك ْم َويَ َذرُونَ أَ ْز َواجًا يَتَ َربَّصْ نَ بِأَنفُ ِس ِه َّن أَرْ بَ َعةَ أَ ْشه ٍُر َو َع ْشرًا‬

Orang-orang yang meninggal dunia di antaramu dengan meninggalkan istri-istri (wajiblah para istri
itu) menangguhkan dirinya (beriddah) empat bulan sepuluh hari. (QS. Al-Baqarah : 234)

ُ‫فَإِن طَلَّقَهَا فَالَ تَ ِحلُّ لَهُ ِمن بَ ْع ُد َحتَّ َى تَن ِك َح زَ وْ جًا َغي َْره‬
Kemudian jika si suami menlalaknya (sesudah talak yang kedua), maka perempuan itu tidak halal
lagi baginya hingga dia kawin dengan suami yang lain. (QS. Al-Baqarah : 230)

‫ت بِ َغي ِْر إِ ْذ ِن َولِيِّهَا فنِكَا ُحهَا بَا ِط ٌل بَا ِط ٌل‬


Fْ ‫أَيُّ َما اِ ْم َرأَ ٍة نَ َك َح‬

Siapa pun wanita yang menikah tanpa izin walinya, maka nikahnya batil, nikahnya batil, nikahnya
batil (HR. Ahmad)

‫اَ نِكَا َح إِال بِ َولِ ٍّي‬

Tidak sah nikah kecuali dengan wali

(HR Ahmad)

Anda mungkin juga menyukai