Anda di halaman 1dari 29

Proposal Skripsi

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM


PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK PESERTA DIDIK
KELAS VIII DI MADRASAH TSANAWIYAH AL-HIDAYAH
BUDUG TUGUSUMBERJO PETERONGAN JOMBANG

Proposal ini Diajukan Kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas
Agama Islam Untuk memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti Program Skripsi

Disusun Oleh :
Muhammad Angga Hariyanto
1120037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM JOMBANG
TAHUN 2023
PERSETUJUAN

Proposal yang : Implementasi Pendidikan Karakter Dalam


Berjudul
Pembelajaran Aqidah Akhlak Peserta Didik Kelas
VIII di Madrasah Tsanawiyah Al-Hidayah Budug
Tugusumberjo Peterongan Jombang.
Ditulis oleh : Muhammad Angga Hariyanto
NIM : 1120037
Prodi : Pendidikan Agama Islam
Fakultas : Fakultas Agama Islam
Perguruan Tinggi : Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum
Jombang

Setelah diteliti dan diadakan perbaikan seperlunya, kami dapat menyetujuinya


untuk dipertahankan di depan sidang tim penguji proposal Fakultas Agama Islam
Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum Jombang.

Jombang, 05 Desember 2023


Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. Ali Muhsin, M.Pd.I Andik Wahyun Muqoyyidin, M.Pd.I


NIPY. 0728086805 NIPY. 11 010810 158

Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam
Fakultas Agama Islam
Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum Jombang

Dr. Dhikrul Hakim, M.Pd.I

i
NIPY. 11 010810 160

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Krisis karakter yang ada di Indonesia banyak disebabkan karena

adanya kegagalan atau perpecahan bangsa, serta struktur sosial yang ada di

dalam masyarakat. Stuktur masyarakat tidak lagi mampu menjalankan

fungsinya bila sebagian besar anggotanya melakukan penyimpangan nilai

dan norma.1 Perilaku menyimpang tersebut didasari oleh fenomena sosial

yang berkembang berupa kenakalan remaja di lingkungan masyarakat

seperti tawuran antar sesama pelajar, mabuk-mabukan, penggunaan obat-

obatan terlarang, seks bebas, gaya hidup seperti orang Barat, pelecehan,

serta berbagai kasus dekadensi moral lainnya.2

Era globalisasi semakin memudahkan masyarakat asing untuk

masuk ke negara kita, baik budaya positif maupun budaya negatif.

Banjirnya budaya asing berdampak pada cara berperilaku dan etika

masyarakat Indonesia. Hal yang paling persuasif dalam krisis moral

remaja ini adalah iklim sosial dan kejadian-kejadian yang terjadi saat ini.

Berbagai faktor yang dapat berdampak pada terpuruknya etika remaja

1
Purnomo Sidi, “Krisis Karakter Dalam Perspektif Teori Struktural Fungsional”, dalam Jurnal
Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi, Vol. 2, No. 1, (November 2014): 76.
https://doi.org/10.21831/jppfa.v2i1.2619 diakses tanggal 22 Desember 2023.
2
Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia, (Jakarta:
Kencana, 2012), Hal. 141.

1
adalah keluarga remaja tersebut, iklim tempat tinggalnya, iklim sekolah,

dan teman pergaulannya.3

Pendidikan agama di sekolah pada dasarnya mendorong mentalitas

dan perilaku keagamaan siswa, terutama dalam hal pemahaman agama.

Pendidikan agama Islam menjadi prioritas utama dalam keadaan ini,

terlebih dalam pelajaran aqidah akhlak tidak hanya pengetahuan saja,

melainkan juga mampu mempraktekkan apa yang di pahami oleh siswa,

setelah itu diajarkan di sekolah dan menitikberatkan pada pembekalan

ilmu agama atau menjalani kehidupan sesuai dengan ajaran agamanya.

Oleh sebab itu, pendidikan karakter harus digunakan secara terus-menerus

untuk meningkatkan mutu pendidikan. Untuk menghasilkan siswa yang

unggul dan diharapkan, proses pendidikan juga senantiasa dievaluasi dan

diperbaiki. Salah satu upaya perbaikan kualitas pendidikan adalah melalui

pendidikan karakter.4

Penulis menjadikan Madrasah Tsanawiyah Al-Hidayah sebagai

objek penelitian didasarkan pada lembaga tersebut menerapkan pencapaian

karakter dalam pembelajaran. Selain itu, penulis menjadikan mata

pelajaran Aqidah Akhlak sebagai fokus dalam penelitian ini yang atas

dasar untuk ikut serta memberikan andil dalam pengembangan pendidikan

agama Islam khususnya mata pelajaran akidah akhlak dalam yang

berperan dalam pembangunan religiusitas peserta didik sehingga dapat

3
Saiful Bahri, “Implementasi Pendidikan Karakter dalam Mengatasi Krisis Moral di Sekolah”,
dalam Ta’allum: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 3, No. 1, (Juni 2015): 66.
https://doi.org/10.21274/taalum.2015.3.1.57-76 diakses tanggal 17 November 2023.
4
Akhmad Muhaimin Azzet, Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia, (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media 2011), Hal. 36-37.

2
memberikan dampat positif dalam penguatan karakter yang teraplikasikan

melalui sikap disiplin dan kerja keras.

Dari beberapa uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian menggunakan judul: Implementasi Pendidikan Karakter

Dalam Proses Pembelajaran Aqidah Akhlak Peserta Didik Kelas VIII

di Madrasah Tsanawiyah Al-Hidayah Budug Tugusumberjo

Peterongan Jombang.

B. Ruang Lingkup Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah terurai di atas, penelitian ini

difokuskan untuk pendidikan karakter dalam proses pembelajaran Aqidah

Akhlak pada peserta didik di MTs Al-Hidayah Peterongan Jombang. Pada

penelitian ini, perlu diberikan batasan-batasan sebagai berikut yaitu:

1. Fokus penelitian ini adalah untuk pendidikan karakter siswa, fokus

penelitian tersebut adalah pendidikan karakter siswa dengan indikator:

merencanakan kegiatan arahan, pengajaran dan pengajaran atau

mempersiapkan perannya di masa depan agar dapat melaksanakannya

secara optimal, dan pembelajaran aqidah akhlak dengan indikator:

memberikan bimbingan kepada peserta didik agar memahami,

menghayati, meyakini kebenaran ajaran Islam, serta bersedia

mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

2. Mata pelajaran yang diteliti adalah mata pelajaran aqidah akhlak

3. Lokasi penelitian di MTs Al-Hidayah Peterongan, Jombang

3
4. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII di MTs Al Hidayah

Peterongan Tahun Pelajaran 2023/2024

5. Penelitian dilakukan selama 3 (tiga) bulan terhitung mulai Desember

2023 sampai Februari 2024.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi pembatas masalah di atas, masalah yang akan

diteliti oleh peneliti ini adalah untuk mengetahui implementasi pendidikan

karakter dalam proses pembelajaran aqidah akhlak peserta didik kelas VIII

di MTs Al-Hidayah Peterongan, Jombang.

1. Bagaimana pendidikan karakter dalam pembelajaran mata pelajaran

Aqidah Akhlak bagi peserta didik kelas VIII di MTs Al-Hidayah

Peterongan Jombang?

2. Apa hambatan dan tantangan yang dihadapi guru dalam

mengimplementasikan pendidikan karakter dalam pembelajaran mata

pelajaran Aqidah Akhlak bagi peserta didik kelas VIII di MTs Al-

Hidayah Peterongan Jombang?

3. Bagaimana strategi guru mengimplementasikan pendidikan karakter

dalam pendidikan mata pelajaran Aqidah Akhlak peserta didik kelas

VIII di MTs Al-Hidayah Peterongan Jombang?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis

mengemukakan beberapa tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

4
a. Untuk mendeskripsikan bagaimana pendidikan karakter dilakukan

dalam pembelajaran mata pelajaran Aqidah Akhlak bagi peserta

didik kelas VIII di MTs Al-Hidayah Peterongan Jombang.

b. Untuk mendeskripsikan hambatan dan tantangan yang dihadapi

guru dalam mengimplementasikan pendidikan karakter dalam

pembelajaran mata pelajaran Aqidah Akhlak bagi peserta didik

kelas VIII di MTs Al-Hidayah Peterongan Jombang.

c. Untuk mendeskripsikan strategi guru mengimplementasikan

pendidikan karakter dalam pendidikan mata pelajaran Aqidah

Akhlak bagi peserta didik kelas VIII di MTs Al-Hidayah

Peterongan Jombang.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat teoretis

Menambah wawasan keilmuan bagi pembaca, khususnya yang

berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian ini.

b. Manfaat praktis

1) Bagi guru, kepala sekolah, dan lembaga sekolah dengan adanya

penelitian ini diharapkan dapat menambah kemajuan

pengembangan khasanah ilmu pngetahuan, khususnya dalam

pendidikan karakter dalam pembelajaran aqidah akhlak.

2) Bagi peneliti, untuk meningkatkan pemahaman dan wawasan

dalam pengaplikasian ilmu yang diperoleh.

5
E. Penelitian Terdahulu

Sebagai bahan acuan dan perbandingan peneliti telah menemukan

beberapa penelitian yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini yaitu:

No Judul Penulis Hasil Persamaan Perbedaan


1 Implementa Muham Nilai-nilai Sama-sama Pada penelitian
si nilai-nilai mad karakter yang membahas sebelumnya
pendidikan Arfin diterapkan tentang obyek penelitian
karakter pada kegiatan pendidikan adalah SD Negeri
pada SD proses karakter Mannuruki
negeri pembalajaran siswa. Makassar
mannuruki adalah disiplin, sedangkan obyek
makassar.5 peduli, pada penelitian
bertanggung ini adalah MTs
jawab, religius Al-Hidayah
dan tekun. Peterongan
Jombang.
2 Implementa Wahyu Diantara Sama-sama Fokus pada
si Bitasari kegiatan membahas penelitian
pendidikan kedisiplinan tentang sebelumnya
karakter yaitu disiplin Implementa adalah budaya
melalui peraturan, si sekolah
budaya disiplin waktu, Pendidikan sedangkan pada
sekolah.6 disiplin belajar, Karakter fokus pada
disiplin budaya penelitian ini
antri dengan adalah
penerapan pembelajaran
hukuman Aqidah Akhlak.
sehingga
membentuk
peserta didik
yang memiliki
karakter baik.
3 Implementa Budi Pendidikan Sama-sama Pada penelitian
si Juliardi kewarganegara membahas sebelumnya
pendidikan an diharapkan tentang obyek penelitian
karakter mampu pendidikan adalah Pendidikan
melalui menghidupkan karakter Kewarganegaraan
pendidikan kembali siswa sedangkan obyek
kewarganeg karakter pada penelitian
5
Muhammad Arfin, Implementasi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Pada SD Negeri Mannuruki
Makassar (Tesis, UIN ALAUDDIN Makassar, 2017), 1.
6
Wahyu Bitasari, Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Budaya Sekolah, (Tesis, UIN
MALIKI Malang, 2020) 1.

6
araan7 peserta didik ini adalah mata
yang semakin pelajaran Aqidah
merosot Akhlak.
menuju
karakter yang
sesuai dengan
nilai-nilai
Pancasila.
4 Implementa Siti Pembelajaran Sama-sama Pada penelitian
si Wahyun yang dilakukan membahas sebelumnya
Pembelajara i dan kedepanya tentang obyek penelitian
n Aqidah Abrori agar lebih baik pendidikan adalah MTs
Akhlak lagi dalam karakter Mathla`ul Anwar
Pada melaksanakan siswa dalam Baros Cibadak
Peserta pembelajaran pembelajara sedangkan obyek
Didik di kepada peserta n Aqidah pada penelitian
Madrasah didik dan bagi Akhlak ini adalah MTs
Tsanawiyah siswa yang Al-Hidayah
Mathla’ul mengalami Peterongan
Anwar kendala dalam Jombang
Baros memperoleh
Cibadak8 pembelajaran,
pendidik
melakukan
pendekatan
dan melakukan
tes tambahan
agar tidak
tertinggal oleh
teman-teman
kelasnya.
5 Implementa Purniad Pembelajaran Sama-sama Pada penelitian
si i Putra Aqidah Akhlak membahas sebelumnya
Pendidikan memiliki peran tentang obyek penelitian
Karakter dalam pendidikan adalah MIN
Dalam pembentukan karakter Sekuduk dan
Pembelajara karakter siswa dalam MIN Pemangkat
n Aqidah peserta didik pembelajara Kabupaten
Akhlak9 yang mengacu n Aqidah Sambas
7
Budi Juliardi, “Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Pendidikan Kewarganegaraan”, dalam
Jurnal Bhinneka Tunggal Ika, volume 2, no. 2 (November 2015): 119-126.
https://doi.org/10.36706/jbti.v2i2.4581 diakses tanggal 17 November 2023.
8
Siti Wahyuni dan Abrori, “Implementasi Pembelajaran Aqidah Akhlak Pada Peserta Didik di
Madrasah Tsanawiyah Mathla’ul Anwar Baros Cibadak”, dalam REVORMA: Jurnal Pendidikan
dan Pemikiran, volume 3, no. 2 (November 2023): 40-47.
http://ejournal-revorma.sch.id/index.php/mansa/article/view/91 diakses tanggal 17 November
2023.

7
pada pedoman Akhlak sedangkan obyek
yang telah pada penelitian
disusun dan ini adalah MTs
dituangkan Al-Hidayah
dalam setiap Peterongan
kegiatan atau Jombang
pengalaman
pendidikan.

Dari beberapa penelitian yang telah ditentukan terdapat kemiripan

dengan judul yang akan diteliti oleh penulis yaitu sama dalam membahas

pendidikan karakter dalam proses pembelajaran aqidah akhlak. Disamping

itu, terdapat juga perbedaan yaitu pada penelitian ini lebih menekankan

pada implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran Aqidah

Akhlak peserta didik kelas VIII di MTs Al-Hidayah Peterongan Jombang.

F. Sistematika Pembahasan

Peneliti membagikan proposal ini kedalam V (lima) bab. Masing

masing bab terdiri sub-sub bab yang merupakan mata rantai pembahasan

bab sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan menguraikan tentang latar belakang masalah,

ruang lingkup penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, penelitian terdahulu, serta sistematika

pembahasan.

BAB II : Landasan Teori meliputi implementasi, pembentukan karakter

siswa dan pembelajaran aqidah akhlak.

9
Purniadi Putra, “Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak
(Studi Multi Kasus di MIN Sekuduk dan MIN Pemangkat Kabupaten Sambas)”, dalam Al-
Bidayah Jurnal Pendidikan Dasar Islam, volume 9, no. 2 (Desember 2017): 37-46.
https://doi.org/10.14421/al-bidayah.v9i2.14 diakses tanggal 18 November 2023.

8
BAB III : Metode penelitian, meliputi desain penelitian, jenis dan sumber

penelitian, metode pengumpulan data dan teknik analisis data.

BAB IV : Penyajian dan analisis data penelitian meliputi: penyajian data

hasil penelitian, analisis data hasil penyajian.

BAB V : Penutup, yang meliputi kesimpulan dari hasil penelitian yang

dilakukan dan saran.

9
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Implementasi Pendidikan Karakter

1. Pengertian Implementasi

Implementasi berasal dari bahasa Inggris “to implement” yang

artinya mengimplementasikan. Nana Sudjana mengartikan

implementasi sebagai upaya dalam menumbuhkan dorongan untuk

melaksanakan tugas yang diberikan secara sistematis menggunakan

instrumen yang telah ditentukan.10 Sedangkan Implementasi bagi

Hanifah Harsono adalah suatu proses untuk melaksanakan kebijakan

menjadi tindakan kebijakan dari politik ke dalam administrasi.

Pengembangan kebijakan dalam rangka penyempurnaan suatu

program.11 Implementasi merupakan salah satu bagian penting dalam

seluruh proses kebijakan dan suatu upaya dalam mencapai tujuan

tertentu dengan sarana dan prasarana yang ditentukan serta dalam

rangkaian waktu tertentu. Pada dasarnya implementasi kebijakan

adalah salah satu upaya dalam mencapai tujuan untuk memenuhi

pelaksanaan kebijakat yang telah ditentukan melalui berbagai progam.

2. Pengertian Pendidikan Karakter

Pendidikan adalah upaya sadar untuk mempersiapkan siswa

untuk peran yang akan datang melalui bimbingan, instruksi, atau

10
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru, 2009), hal. 20.
11
Hanifah Harsono, Implementasi Kebijakan dan Politik, (Bandung: Mutiara Sumber Widya,
2002), hal. 67.

10
latihan. Di mana pendidikan difokuskan pada generasi muda, manusia

agar mereka dapat hidup dan melakukan tugas serta tanggung

jawabnya semaksimal mungkin.12 Secara etimologi karakter berasal

dari bahasa latin Character, yang antara lain mengandung makna

berarti watak, tabiat, sifat-sifat, kejiwaan, budi pekerti, kepribadian,

dan akhlak.13 Karakter adalah kualitas mental, etika, kebiasaan yang

membedakan satu individu dengan individu lainnya. Dengan demikian

karakter, merupakan nilai-nilai yang unik dan baik yang tertanam

dalam diri setiap manusia dan mencerminkan perilakunya dalam

kehidupan sehari-hari.14 Syamsul Kurniawan menyatakan karakter

adalah pribadi atau sikap unik seseorang untuk berbuat sopan dan

menghargai orang lain yang tercermin dalam perilaku dan

kehidupannya.15 Sedangkan Agus Wibowo menyatakan bahwa karakter

merupakan cara berpikir, dan berperilaku sebagai suatu ciri khas setiap

individu untuk hidup dan bekerja sama dengan baik baik dalam

lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, maupun negara.16

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa karakter

ialah sifat alami yang dimiliki individu yang terbentuk berdasarkan

12
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, (Bandung: Remaja
Indonesia, 2011), hal. 42.
13
Agus Zainul Fitri, Pendidikan Karakter Berbasis Nilai & Etika Di Sekolah, (Yogyakarta : Ar-
Ruz Media, 2012), hal. 20-21.
14
Muchlas Samani dan Hariyanto, Pendidikan Karakter, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012),
hal. 42– 43.
15
Syamsul Kurniawan, Pendidikan Karakter (Konsepsi dan Implementasi Secara Terpadu Di
Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat), (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2014), hal. 31.
16
Agus Wibowo, Pendidikan Karakter: Strategi Membangun Karakter Bangsa Berperadaban
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), hal. 33.

11
lingkungan sekitarnya. Adapu karakter yang baik merupakan salah satu

faktor yang akan mengantarkan individu kearah yang positif.

a) Tujuan Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter bertujuan untuk membentuk dan

membangun pola pikir, mentalitas, dan perilaku peserta didik agar

menjadi pribadi yang positif, mempunyai etika yang baik, berjiwa

luhur, dan dapat diandalkan.

Jadi tujuan pendidikan karakter adalah untuk meningkatkan

kualitas penyelenggaraan dan hasil pendidikan yang menjadikan

pencapaian pembentukan karakter dan etika yang baik siswa secara

utuh, terpadu, dan seimbang sebagai acuan. Dengan demikian,

pendidikan karakter bertujuan memberikan fokus pada

pengembangan potensi siswa secara keseluruhan, agar dapat

menjadi pribadi yang unggul dan berkualitas untuk menghadapi

perkembangan zaman.

b) Nilai-nilai Pendidikan Karakter

Ada 18 nilai dalam pengembangan pendidikan karakter

bangsa. Nilai-nilai dalam pendidikan karakter tersebut antara lain:

Religius, Jujur, Toleran, Disiplin, Kerja Keras, Kreatif, Mandiri,

Demokratis, Rasa ingin tahu, Semangat Kebangsaan, Cinta Tanah

Air, menghargai Prestasi, Bersahabat/Komunikatif, Cinta Damai,

Gemar Membaca, Peduli Lingkungan, Peduli Sosial, Tanggung

12
Jawab.17 Nilai-nilai pendidikan karakter dapat ditanamkan kepada

peserta didik melalui proses pendidikan karakter. Dalam perspektif

Islam, pendidikan karakter tertuang dalam QS. Al-Isra Ayat 23 :

‫َو َقٰض ى َر ُّبَك َااَّل َتۡع ُبُد ۤۡو ا ِاۤاَّل ِاَّياُه َو ِباۡل َو اِلَد ۡي ِن ِاۡح َس اًنا‬

Artinya : Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu

jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik

pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.18

Ayat ini menunjukkan bahwa Al-Qur’an mengajarkan

seseorang untuk memiliki karakter tauhid dengan mengajarkannya

untuk mengabdikan diri kepada Tuhan, yang menciptakan hamba-

hamba-Nya, dan berbakti kepada orang tuanya dengan berperilaku

yang memiliki nilai ikhsan (kebaikan).

c) Proses Terbentuknya Karakter

Terdapat beberapa tahapan dalam pembentukan karakter

yang baik agar tujuan pendidikan karakter dapat dicapai,

diantaranya adalah sebagai berikut:19

1) Menggunakan pemahaman

Pemahaman diberikan melalui pemberian informasi tentang

hakikat dan nilai kebaikan berdasarkan materi yang

disampaikan. Proses pemahaman ini harus dilakukan secara

terus menerus agar dapat menarik minat penerima pesan.

17
Yuver Kusnoto, “Internalisasi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Pada Satuan Pendidikan”, dalam
SOSIAL HORIZON: Jurnal Pendidikan Sosial, Vol. 4, No. 2, (Desember 2017): hal. 250.
https://doi.org/10.31571/sosial.v4i2.675 diakses tanggal 22 Desember 2023.
18
Al-Qur’an, 17 (al-Isra’): 23.
19
Nasirudin, Pendidikan Tasawuf, (Semarang: Rasail Media Grup, 2009), hal. 36-41.

13
2) Menggunakan pembiasaan

Pembiasaan memiliki peran sebagai penguat terhadap

obyek yang berhasil masuk dalam batin penerima pesan.

Pembiasaan merupakan proses penekanan pada pengalaman

secara langsung sebagai perekat terhadap karakter dalam diri

seseorang.

3) Menggunakan keteladanan

Keteladanan sebagai pendukung dalam pembentukan

karakter yang baik. Keteladanan cenderung lebih mudah

diterima jika dilakukan oleh orang terdekat seperti guru, teman

sekelas, orang tua dan saudara.

Ketiga proses di atas dapat dipisahkan dengan alasan bahwa

satu proses akan memperkuat proses yang berbeda. Pembentukan

karakter hanya menggunakan proses pemahaman tanpa pembiasaan

dan keteladanan akan bersifat verbalistik dan teoretis.

B. Pembelajaran Aqidah Akhlak

1. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah melatih siswa untuk menggunakan standar

pendidikan dan spekulasi pembelajaran sebagai penentu utama

keberhasilan pendidikan. Pembelajaran yang dilakukan melalui proses

komunikasi dua arah oleh guru dan peserta didik.20

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

adalah suatu proses dalam pengembangan kreatifitas berfikir untuk


20
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2003), hal. 61.

14
meningkatkan kemampuan siswa dan meningkatkan pemahaman siswa

terhadap materi pembelajaran.

2. Pengertian Aqidah Akhlak

Secara bahasa, kata Aqidah berasal dari bahasa arab yaitu

aqoda-ya’qudu-aqidatan.21 Sedangkan menurut istilah aqidah yaitu

keyakinan atau kepercayaan terhadap sesuatu yang dalam setiap hati

seseorang yang membuat hati tenang. Secara bahasa (etimologi)

perkataan akhlak merupakan bentuk jama’ dari kata khuluqun yang

artinya budi pekerti, perangai, tingkah laku dan tabiat. Kalimat tersebut

mengungkap segi-segi penyesuaian dengan perkataan kholqun yang

berarti kejadian, serta memiliki keterkaitan dengan kholiq yang berarti

pencipta dan makhluq yang berarti diciptakan. Sedangkan menurut

istilah akhlak adalah kondisi jiwa seseorang yang mendorong untuk

melakukan perbuatan tanpa melakukan pertimbangan terlebih dahulu.

Pendidikan atau mata pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah

Tsanawiyah sebagai salah satu bagian dasar pendidikan Agama Islam,

mata pelajaran aqidah akhlak memberikan konstribusi yang besar

terhadap motivasi siswa dalam menerapkan nilai-nilai keyakinan

keagamaan (tauhid) dan akhlak terpuji dalam kehidupan sehari-hari.

Oleh karena itu, diharapkan siswa mampu menerapkan materi Aqidah

Akhlak dalam kehidupan sehari-hari dan menjadikannya sebagai salah

satu pedoman kehidupannya.

a) Peran Guru Aqidah Akhlak


21
Taufik Yumansyah, Buku Aqidah Akhlak, (Jakarta: Grafindo Media Pratama, 2008), hal. 3.

15
Peran ialah sesuatu yang diharapkan ada dalam diri

seseorang yang memiliki kedudukan di lingkungan masyarakat.

Menurut Amran peran adalah “bagian dari tugas utama yang harus

dilaksanakan”.22 Guru merupakan pendidik profesional dengan

tugas utama mengajar, mendidik, mengarahkan, membimbing,

menilai, melatih, dan mengevaluasi. Derajat profesionalitas guru

menjadi penentu dalam mencapai tugas utama tersebut yang

tercermin dari kompetensi, kemahiran, kecakapan, atau

keterampilan yang memenuhi standar mutu atau norma etik

tertentu. Secara formal, guru yang profesional diharuskan

memenuhi kemampuan akademik minimum dan bersertifikat

pendidik. Pendidik yang memenuhi kriteria profesional akan

mampu menjalankan fungsi utamanya secara efektif dan efisien

untuk mewujudkan proses pendidikan pembelajaran sebagai upaya

mencapai tujuan pendidikan nasional.23

Ahmad Sopian mengemukakan bahwa guru memiliki peran

dan fungsi yang tidak bisa terpisahkan antara kemampuan

mengajar, membimbing, mendidik, dan melatih. Selain itu, guru

diharukan memiliki peran yang dikenal dengan EMASLIMDEF

(educator, manager, administrator, supervisor, leader, innovator,

dinamisator, evaluator, dan fasilitator).24 Guru memiliki peranan

22
Amran, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1995), hal. 449.
23
Sudarwan Danim, Profesional Dan Etika Profesional Guru, (Bandung: Alfabeta, 2010), hal.18.
24
Ahmad Sopian, “Tugas, Peran, Dan Fungsi Guru Dalam Pendidikan”, dalam RAUDHAH Proud
To Be Professionals: Jurnal Tarbiyah Islamiyah, Vol. 1, No. 1, (Juni 2016): 88–97.
https://doi.org/10.48094/raudhah.v1i1.10 diakses tanggal 22 Desember 2023.

16
dalam pembentukan akhlak terpuji peserta didik yang dilakukan

secara terus menerus dan konsisten. Permasalahan moral yang

semakin luas didorong oleh perkembangan terknologi informasi

yang sangat cepat sehingga menjadi suatu tantangan tersendiri bagi

seorang guru.

C. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Aqidah

Akhlak

Perencanaan pembelajaran aqidah akhlak yang dilakukan oleh guru

adalah penyusunan perencanaan dalam memanfaatkan media pembelajaran

untuk mencapai tujuan pembelajaran, dimana tujuan tersebut bukan

sekedar untuk memperluas pengetahuan siswa itu sendiri, namun juga

untuk mengubah perilaku mereka agar menjadi pribadi yang lebih baik.

Dalam penyusunan pembelajaran Aqidah Akhlak dalam pendidikan

karakter perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

1. Merencanakan pembelajaran berdasarkan kurikulum yang ditentukan.

2. Pemilihan bentuk pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik,

kemampuan dan kondisi peserta didik, agar pembelajaran berlangsung

dapat mencapai tujuan yang diharapkan.25

Guru sebagai motivator dan fasilitator mempunyai pengaruh yang

besar terhadap perkembangan karakter siswa. Oleh karena itu, guru

25
Andi Banna, “Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak (Studi
Kasus di MIN Alfitrah Lanraki)”, dalam Jurnal Ilmiah Islamic Resources, Vol. 16, No. 1, (Agustus
2019): 104.
https://jurnal.fai.umi.ac.id/index.php/islamicresources diakses tanggal 22 Desember 2023.

17
diharuskan mampu merencanakan pembelajaran yang bermutu dan

menarik agar siswa termotivasi untuk belajar.

18
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif

dengan jenis penelitiannya adalah kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif

deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan

suatu fenomena tertentu berdasarkan prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif dalam bentuk kata-kata yang tersusun atau

diungkapkan oleh orang-orang dan perilaku secara utuh. 26 Peneliti

menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif didasakan pada

permasalahan penelitian yang bersifat holistik, kompleks, dinamis dan

penuh makna.

B. Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini, sumber data yang digunakan adalah sebagai

berikut:

1. Sumber data primer

Sumber data primer adalah sumber data yang didapatkan secara

langsung.27 Yaitu sumber yang langsung memberikan data kepada

peneliti, di antaranya adalah:

a. Kepala Madrasah

b. Wakil Kepala Kurikulum MTs Al-Hidayah Peterongan Jombang

26
Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitataif dan Kualitatif, (Yogyakarta: Graham Ilmu,
2006), hal. 193.
27
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,
2006), hal. 145.

19
c. Guru mata pelajaran Aqidah Akhlak

d. Segenap siswa/i di MTs Al-Hidayah Peterongan Jombang.

2. Data sekunder

Data sekunder yaitu sumber data yang tidak langsung, yakni data

yang diperoleh peneliti dalam bentuk instan dari pihak lain, seperti

dokumentasi mengenai strategi belajar mengajar dan literatur-literatur

yang mendukung penelitian ini.

C. Metode Pengumpulan Data

Proses mengumpulkan data merupakan salah satu hal yang penting

untuk dilakukan dalam suatu penelitian. Metode pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar

informasi dan pikiran melalui pertanyaan dan jawaban yang dilakukan

secara bertatap muka antara pewawancara dengan responden dengan

menggunakan berdasarkan panduan wawancara. Teknik wawancara

yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara secara

mendalam (in-depth interview).28 Metode ini digunakan untuk

mengetahui secara langsung prosedur apa yang digunakan guru untuk

membentuk kepribadian siswa dalam pembelajaran Aqidah akhlak di

MTs Al-Hidayah Peterongan Jombang. Adapun informan yang akan

penulis libatkan dalam penelitian ini antara lain adalah Waka

28
Michael Quinn Patton, Metode evalusi kualitatif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hal. 182.

20
Kurikulum, Guru Mata Pelajaran Akidah Akhlak dan siswa MTs Al-

Hidayah Peterongan Jombang.

2. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu

dalam bentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari

seseorang. Metode ini digunakan sebagai upaya dalam menghimpun

data yang memiliki keterkaitan dengan media serta data yang

dibutuhkan lainnya.29

3. Observasi

Observasi adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap

fenomena-fenomena yang diselidiki baik secara langsung maupun

tidak langsung. Pada dasarnya, observasi terdapat dua macam jenis

metode observasi ini dalam penelitian yakni partisipatoris dan

nonpartisipatoris.

a. Metode Observasi Partisipatoris

Dalam metode observasi ini peneliti akan menempatkan

dirinya menjadi partisipan yang menjaga jarak agar dapat

mempertahankan objektifitas.

b. Metode Observasi Non-partisipatoris

Metode observasi non-partisipatoris adalah suatu bentuk

metode observasi di mana peneliti mengamati kelompok dengan

29
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Penerbit Alfabeta, 2017), hal. 329.

21
bertindak sebagai orang asing. Metode ini memberikan jarak yang

cukup antara peneliti dengan obyek karena pengambilan data

dilakukan dari luar.

D. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan tahapan menyusun data secara sistematis

dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

mudah dipahami dan dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis

data dilakukan dengan cara mengorganisasikan data, menjelaskannya

kedalam bagian-bagian, menyusun kedalam pola, memilih dan penarikan

kesimpulan. Analisis data dilakukan peneliti menggunakan beberapa

langkah sebagai berikut:

1. Reduksi data

Reduksi Data merupakan proses penyederhanaan, pemilihan, dan

pemusatan perhatian data kasar yang muncul dari catatan lapangan.

Proses reduksi data ini dilakukan secara terus-menerus sejak proses

pengumpulan data berlangsung karena reduksi data ini merupakan

bagian dari proses analisis itu sendiri.

2. Sajian data

Sajian data merupakan suatu proses pengorganisasian data

sehingga mudah menganalisis dan menarik kesimpulan. Penyajian data

dalam penelitian ini berbentuk uraian narasi dengan diselingi gambar,

skema, matriks, tabel, dan lain-lain yang disesuaikan dengan jenis data

yang terkumpul dalam proses pengumpulan data, baik dari hasil

22
observasi partisipan, wawancara mendalam, maupun dokumentasi.

Penyajian data ini merupakan tahapan setelah hasil reduksi data telah

dilakukan sebelumnya agar menjadi sistematis dan bisa diambil

maknanya.

3. Verifikasi dan Simpulan Data

Verifikasi dan simpulan data merupakan tahapan ketiga dalam

proses menganalisis data. Langkah ini diawali dengan menentukan

pola, tema, hubungan, hal-hal yang sering timbul terkait dengan

penerapan kurikulum, peningkatan etika siswa MTs Al-Hidayah

Peterongan Jombang dan mengakhirinya dengan penarikan kesimpulan

sebagai hasil temuan lapangan. Kesimpulan yang pada awalnya

bersifat sementara, tidak jelas dan tidak pasti, seiring dengan

berkembangnya informasi, tujuan tersebut menjadi lebih pasti dan

jelas. Kesimpulan ini merupakan hasil pencocokan data dengan catatan

yang peneliti buat pada saat menarik kesimpulan awal selama proses

penelitian.

23
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan Terjemahannya. 1989. Diterjemahkan oleh Tim Penerjemah Karya


Toha Putra. Semarang: Karya Toha Putra.

Amran. 1995. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Bandung: Remaja Rosda


Karya.

Arfin, Muhammad. 2017. Implementasi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Pada SD


Negeri Mannuruki Makassar “Tesis” UIN ALAUDDIN Makassar. hal. 1.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta: Rineka Cipta.

Azzet, Akhmad Muhaimin. 2011. Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia.


Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Bahri, Saiful. 2015. “Implementasi Pendidikan Karakter dalam Mengatasi Krisis


Moral di Sekolah”, dalam Ta’allum: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 3, No.
1, hal. 66. https://doi.org/10.21274/taalum.2015.3.1.57-76 diakses tanggal
17 November 2023.

Banna, Andi. 2019. “Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran


Aqidah Akhlak (Studi Kasus di MIN Alfitrah Lanraki)” Dalam Jurnal
Ilmiah Islamic Resources, Vol. 16, No. 1, hal. 104.
https://jurnal.fai.umi.ac.id/index.php/islamicresources diakses tanggal 22
Desember 2023.

Danim, Sudarwan. 2010. Profesional Dan Etika Profesional Guru. Bandung:


Alfabeta.

Daulay, Haidar Putra. 2012. Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional
di Indonesia. Jakarta: Kencana.

Fitri, Agus Zainul. 2012. Pendidikan Karakter Berbasis Nilai & Etika Di Sekolah.
Yogyakarta : Ar- Ruz Media.

Harsono, Hanifah. 2002. Implementasi Kebijakan dan Politik. Bandung: Mutiara


Sumber Widya.

24
Juliardi, Budi. 2015. “Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Pendidikan
Kewarganegaraan”. Dalam Jurnal Bhinneka Tunggal Ika, Vol. 2, No. 2,
hal. 119-126. https://doi.org/10.36706/jbti.v2i2.4581 diakses tanggal 17
November 2023.

Kurniawan, Syamsul. 2014. Pendidikan Karakter (Konsepsi dan Implementasi


Secara Terpadu Di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan
Masyarakat). Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Kusnoto, Yuver. 2017. “Internalisasi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Pada Satuan


Pendidikan”. Dalam SOSIAL HORIZON: Jurnal Pendidikan Sosial, Vol. 4,
No. 2, hal. 250. https://doi.org/10.31571/sosial.v4i2.675 diakses tanggal 22
Desember 2023.

Majid, Abdul, dan Andayani, Dian. 2011. Pendidikan Karakter Perspektif Islam.
Bandung: Remaja Indonesia.

Nasirudin. 2003. Pendidikan Tasawuf. Semarang: Rasail Media Grup.

Patton, Michael Quinn. 2009. Metode evalusi kualitatif. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Putra, Purniadi. 2017. “Implementasi Pendidikan Karakter Dalam


Pembelajaran Aqidah Akhlak (Studi Multi Kasus di MIN Sekuduk
dan MIN Pemangkat Kabupaten Sambas)”, dalam Al-Bidayah Jurnal
Pendidikan Dasar Islam, Vol. 9, No. 2, hal. 37-46.
https://doi.org/10.14421/al-bidayah.v9i2.14 diakses tanggal 18 November
2023.

Sagala, Syaiful. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Samani, Muchlas, dan Hariyanto. 2012. Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitataif dan Kualitatif.


Yogyakarta: Graham Ilmu.

Sidi, Purnomo. 2014. “Krisis Karakter Dalam Perspektif Teori Struktural


Fungsional”. Dalam Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan
Aplikasi, Vol. 2, No. 1, hal. 76. https://doi.org/10.21831/jppfa.v2i1.2619
diakses tanggal 22 Desember 2023.

25
Sopian, Ahmad. 2016. “Tugas, Peran, Dan Fungsi Guru Dalam Pendidikan”.
Dalam RAUDHAH Proud To Be Professionals: Jurnal Tarbiyah Islamiyah,
Vol. 1, No. 1, hal. 88–97. https://doi.org/10.48094/raudhah.v1i1.10 diakses
tanggal 22 Desember 2023.

Sudjana, Nana. 2009. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar


Baru.

Sugiono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif


dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Wahyu Bitasari. 2020. Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Budaya


Sekolah, “Tesis” UIN MALIKI Malang. hal. 1.

Wahyuni, Siti dan Abrori. 2023. “Implementasi Pembelajaran Aqidah Akhlak


Pada Peserta Didik di Madrasah Tsanawiyah Mathla’ul Anwar Baros
Cibadak”, dalam REVORMA: Jurnal Pendidikan dan Pemikiran, Vol 3,
No. 2, hal. 40-47.
http://ejournal-revorma.sch.id/index.php/mansa/article/view/91 diakses
tanggal 17 November 2023

Wibowo, Agus. 2012. Pendidikan Karakter: Strategi Membangun Karakter


Bangsa Berperadaban. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Yumansyah, Taufik. 2008. Buku Aqidah Akhlak. Jakarta: Grafindo Media Pratama.

26

Anda mungkin juga menyukai