PROPOSAL SKRIPSI
Disusun oleh:
Lina Faizah
Nim :19.03.1029
Indonesia sekarang ini sangat kritis akan karakter yang dimiliki peserta didik.
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
mengukir akhlak melalui proses knowing the good, loving the good, and action
the good, yaitu proses pendidikan yang melibatkan aspek koknitif, emosi, dan
fisik sehingga akhlak mulia bisa terukir menjadi habit of the mind, heart, and
didik menjadi warga negara yang baik, serta penyiapan tenaga kerja agar output
1
Rieke Regita Cahyani, Puput Ayu Wulandari, and Ida Miftakhul Jannah, “Implementasi
Budaya Sekolah Dalam Pengembangan Karakter Peserta Didik Di MTs Mambaus Sholihin,” Jurnal
Administrasi Pendidikan Islam 2, no. 2 (2020): 124–40, https://doi.org/10.15642/japi.2020.2.2.124-
140.
2
dari dunia pendidikan dapat hidup layak dalam masyarakat. Namun yang terjadi
selama ini tidak semestinya, praktek pendidikan selama ini masih berorientasi
bersifat alami dan ada watak yang diperoleh melalui kebiasaan atau latihan. Dia
berpikir bahwa kedua watak tersebut hakekatnya tidak alami meskipun kita
kebiasaan cara berpikir dan berprilaku yang membantu individu untuk hidup
dan bekerja sama sebagai anggota keluarga, masyarakat dan bernegara serta
2
Fadly Usman and Universitas Brawijaya Malang, “Strategi Pengembangan Karakter
Team Dalam, pembentukan karakter stakeholder di mts tarbiyatul akhlak gresik”. : Jurnal
Pemikiran dan Pendidikan Islam Vol. 6, No. 02, (2021 )hal 130.
3
Tindrawati Nasiki, “Implementasi Pendidikan Karakter Di Pondok Pesantren Hubulo,”
Jurnal Ilmiah Al-Jauhari: Jurnal Studi Islam Dan Interdisipliner 2, no. 1 (2017): 51.
3
yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa.
memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan
kamil. 4
pendidikan yang sejak dulu dan hingga saat ini masih menanamkan pendidikan
karakter adalah pondok pesantren. Para santri diajarkan untuk bersikap mandiri,
4
Nasiki.
4
santri. Hal ini dapat memupuk kemandirian siswa dalam kehidupan sehari-hari
karena siswa dapat belajar hidup mandiri di asrama pondok pesantren. Asrama
kondusif. 6
Pesantren Selamat sangat menarik untuk diteliti. Dan penelitian ini akan
5
R Dewi, “Implementasi Pendidikan Karakter Siswa Melalui Program Boarding School Di
Madrasah Tsanawiyah Darun Najah Payabenua,” Al-Quwwah: Jurnal Pengabdian … 2, no. 2
(2019), https://lp2msasbabel.ac.id/jurnal/index.php/alq/article/view/51.
6
Salim, Ahmad. "Manajemen Pendidikan Karakter di Madrasah." Tarbawi: Jurnal
Keilmuan Manajemen Pendidikan 1.02 (2019): 2-5.
5
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
selamat
D.Manfaat Penelitian
tercapainya tujuan. Kegunaan hasil penelitian ada dua hal yaitu kegunaan
memecahkan dan mengantisipasi masalah yang ada pada objek yang diteliti
(kegunaan praktis).
1. Manfaat Teoritis
Islam.
rakter.
d. Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai acuan bagi penelitian lebih
2. Manfaat Praktis
E.Tinjauan pustaka
7
7
Ratna Dewi”Implementasi pendidikan karakter siswa melalui program boarding school
di madrasah tsanawiyah darun najah payabenua”. Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2, No. 2
(2019) hal.1
8
8
tindrawati nasiki “implementasi pendidikan karakterdi pondok pesantren hubulo”.
Jurnal Ilmiah AL-Jauhari (JIAJ) Vol 2 No 1, (2017) hal 1
9
9
Fadly Usman and Universitas Brawijaya Malang, “Strategi Pengembangan Karakter
Team Dalam, pembentukan karakter stakeholder di mts tarbiyatul akhlak gresik”. : Jurnal
Pemikiran dan Pendidikan Islam Vol. 6, No. 02, (2021 )hal 1.
10
pembelajaran. karakter.
Kedua, pengembangan
nilai karakter di MTs
Tarbiyatul Akhlaq,
Gresik dilakukan melalui
pembiasaan yang menjadi
budaya madrasah melalui
tahapan nilai karakter;
penetapan kegiatan
budaya madrasah yang
dikonsepkan menjadi
kegiatan rutin, kegiatan
spontan (tidak terjadwal),
dan keteladanan guru dan
pegawai.
10
Rieke Regita Cahyani, Puput Ayu Wulandari, and Ida Miftakhul Jannah, “Implementasi
Budaya Sekolah Dalam Pengembangan Karakter Peserta Didik Di MTs Mambaus Sholihin,”
Jurnal Administrasi Pendidikan Islam 2, no. 2 (2020): 1, https://doi.org/10.15642/japi.2020.2.2.1
11
magelang.
11
Ece Supriatna et al., “Konsep Dan Implementasi Pendidikan Karakter Di Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) Berbasis Pondok Pesantren,” Ta’dibuna: Jurnal Pendidikan Islam 3,
no. 2 (2014): 1, https://doi.org/10.32832/tadibuna.v3i2.1.
12
F.Landasan teori
Pendapat lain mengatakan bahwa teori adalah seperangkat konsep, definisi dan
dijelaskan bahwa teori dapat berupa konsep, defisini, proposisi tentang suatu
Menurut George Edward III dalam Widodo (2010:96) terdapat 4 faktor yang
yaitu faktor (1) komunikasi, (2) sumberdaya, (3) disposisi dan (4) struktur
C. Edwards III dalam Leo (2006:79) ini dikenal dengan “ Direct and Indirect
oleh Edwards III, terdapat empat faktor (variable bebas) yang sangat menentukan
12
Ence Surahman, Adrie Satrio, and Herminarto Sofyan, “Kajian Teori Dalam
Penelitian,” JKTP: Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan 3, no. 1 (2020): 50–51,
https://doi.org/10.17977/um038v3i12019p049.
13
B A B Ii and A Deskripsi Teori, “Proses Implementasi Program,” Angewandte Chemie
International Edition, 6(11), 951–952., 1967, 5.
14
Andreas Delpiero Roring, Michael S. Mantiri, and Marlien T. Lapian, “Implementasi
Kebijakan Pemerintahann Dalam Penanganan Virus Corona (Covid 19) Di Desa Ongkaw 1
Kecamatan Sinonsyang Kabupaten Minahasa Selatan,” Jurnal Ilmu Pemerintahan 1, no. 2 (2021):
3.
13
1.Komunikasi
(2010:97) perlu disampaikan kepada pelaku kebijakan agar para pelaku kebijakan
dapat mengetahui apa yang harus mereka persiapkan dan lakukan untuk
dicapai sesuai dengan yang diharapakan. Menurut Edward III dalam Widodo
2. Sumberdaya
a. Sumberdaya Manusia
15
Ii and Teori, “Proses Implementasi Program.”hal 17
14
b. Sumberdaya Anggaran
kebijakan rendah.
c. Sumberdaya Peralatan
d. Sumberdaya Kewenangan
yang cukup untuk membuat keputusan sendiri yang dimiliki oleh suatu
15
3. Disposisi
apa yang menjadi tujuan kebijakan dapat diwujudkan”. Edward III dalam
berhasil secara efektif dan efisien, para pelaksana (implementors) tidak hanya
a. Pengangkatan birokrasi.
yang lebih atas. Karena itu, pengangkatan dan pemilihan personel pelaksana
16
Ii and Teori. Hal 17-18
16
masyarakat.
b. Insentif
atau biaya tertentu mungkin akan menjadi faktor pendorong yang membuat
para pelaksana menjalankan perintah dengan baik. Hal ini dilakukan sebagai
4. Struktur birokrasi
17
Ii and Teori.hal 21
17
f. Birokrasi bukan kekuatan yang netral dan tidak dalam kendali penuh
penyeragaman dalam organisasi kerja yang kompleks dan luas”. Edward III
cara kerja baru atau tipe-tipe personil baru untuk melaksanakan kebijakan-
dalam cara-cara yang lazim dalam suatu organisasi, semakin besar pula
G.Metode Penelitian
prosedur yang kita gunakan untuk mendekati problem dan mencari jawaban”
(Mulyana, 2008: 145). Menurut Sugiyono (2007: 1), metode penelitian kualitatif
merupakan suatu penelitian yang digunakan untuk meneliti pada objek yang
data dilakukan secara gabungan, analisis data bersifat induktif, dan hasil
18
Ii and Teori.hal 22
18
untuk membuat deskipsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan
diselidiki. 19
Lokasi yang diteliti oleh peneliti adalah Gedung pondok pesantren selamat
3.Jenis Data
a.Data Primer
Dalam hal ini untuk mendapatkan data adalah dari narasumber dan
Selamat.
b.Data Sekunder
19
Kajian Ilmu Administrasi, “Kajian Ilmu Administrasi” XIV, no. 1 (2016). 16
19
4.Narasumber Penelitian
b. Pengurus atau ustadz dan ustadzah yang ada di Pondok Pesantren Selamat
a.Metode
1. Observasi
2.Wawancara
upaya memperoleh data yang akurat dan sumber data yang tepat. Dalam
ustadzah dan pengurus dan salah satu santri yang ada di pondok pesantren.
3.Studi Dokumentasi
dokumen terekam dapat berupa film, kaset rekaman, mikrofilm, foto dan
pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik, alat ukur dalam penelitian
suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun fenomena
sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variable
6.Analisis Data
dengan analisis data dapat diberi arti yang berguna untuk memecahkan
masalah. Metode analisis data yang digunakan peneliti ialah metode deskriptif
kualitatif, dimana peneliti tidak hanya mengolah dan menyajikan data namun
20
S.Ag., M.Pd.I. Rahmadi, Pengantar Metodologi Penelitian Antasari Press
Banjarmasin 2011, 2011, http://idr.uin-antasari.ac.id/10670/1/PENGANTAR METODOLOGI
PENELITIAN.pdf.
21
A Zohriah, “Manajemen Perpustakaan Dalam Meningkatkan Minat Baca Siswa,”
Tarbawi: Jurnal Keilmuan Manajemen Pendidikan, 2017,
https://www.neliti.com/publications/256491/manajemen-perpustakaan-dalam-meningkatkan-
minat-baca-siswa.
21
peneliti untuk mengecek kebenaran data dengan data yang didapat dari sumber
lain, dari berbagai fase yang ada dilapangan, dalam penelitian trianggulasi
informasi dari alat dan waktu yang berbeda. Dalam menguji keabsahan data
yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan
atau sebagai pembanding terhadap data tersebut, dan teknik triangulasi yang
lainnya.
bentuk pengamatan atas beberapa kelakukan dan kejadian yang kemudian dari
triangulasi data yaitu penggunaan sumber (data), metode, penyidikan dan teori.