Kepustakaan 85
A
jaran agama samawi yang telah diturunkan Allah melalui perantaraan Malaikat dan Rasul
pilihan sangat dibutuhkan manusia sebagai pegangan dan pedoman hidupnya. Karena itu,
sebagai mahasiswa perlu memahami ajaran agama yang dianutnya. Dalam bab pertama
akan dibahas tentang: 1)Agama dan Raung Lingkupnya, 2) Pentingnya Agama Bagi Manusia, dan
3) Agama Islam dan Ruang lingkupnya. Untuk jefasnya, perhatikan uraian berikut ini.
Masyarakat Indonesia mengenal kata agama, religi, dan din. Gazalba (1975) dan Ali
(2002) mengatakan: kata "agama", berasal dari bahasa Sangsekerta yaitu: "Gam", diawali dan
diakhiri dengan huruf 'a’ sehingga dibaca a-gam-a (Bahasa Indoensia), kadang diawali dengan ’u"
diakhiri dengan *a" sehingga dibaca ‘u-gam-a (Bahasa Jawa), kadang pula diawali dengan huruf
*i" dan berakhiran dengan huruf yang sama, sehingga dibaca 'i- gam-a (Bahasa Melayufyang
kesemuanya berarti ’pergi, diwarisi turun temurun, tetap di tempat, tidak kacau". Disamping
itu,kata agama bermakna "Jalan", peraturan, tatacara, upacara. Kata ‘Agama" dalam Bahasa Arab
dan dalam Al-quran disebut ‘Din" yang diulang 92 kaliJksal usul kata “Din" mengandung
pengertian menguasai, ketaatan dan balasan.
Dalam KamusAn English Readers Dictionary, A. S Hcmbydan Parnwell (1989)
mengartikan Religi sebagai berikut:
a. Belief in Godas creatorand control, of the universe(Percaya kepada tuhan sebagai pencipta
dan pengatur alam semesta).
b. System of farth and worship based on such be life (Sistem iman dan penyembahan
didasarkan atas kepercayaan tertentu).
Pengertian agama dari segi istilah menurut Nasution (1978) adalah sebagai berikut
1. Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia denga kekuatan gaib yang harus dipatuhi
2. Pengakuan terhadap addanya kekuatan gaib yang mempengaruhi manusia.
.-๖ Manusia tidak dapat hidup dengan selamat, lenfram, damai tanpa agama. Muhammad Daud
Ali, selanjutnya ditulis Ali (2002) mengatakan bahwa agama, sangat perlu bagi manusia terutama
bagi orang yang berilmu, apapun disiplin ilmunya. Muslimin Nurdin selanjutnya ditulis Nurdin dan
kawan-kawan (1993) mengatakan bahwaagama bagi manusia merupakan kebutuhan alamiah,
kebutuhan fitriah. Berbagai pemikiran mengenai kefitrian agama, misalnya Einstein mengatakan
bahwa sifat sosial manusialah yang pada giliirannya merupakan salah satu faktor pendorong
terwujudnya agama.
Agama bagi manusia sangat penting, dalam buku Daras Pendidikan Agama Islam (Tim
Dosen PAI Brawijaya Malang, 2006) disebutkan bahwa agama berfungsi sebagai: sumber moral,
2 | Pendidikan Agama Islam: Pengembangan Keperibadian Pendidikan Agama Islam: Pengembangan Keperibadian | 3
diutus tidak lain juga untuk membawa misi moral, yaitu untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. filsafat. Sebab, seperti yang dikatakan oleh Demokritos (460-360), “Kebenaran itu dalam sekali
W.M. Dixon, selanjutnya ditulis Dixon dalam The Human Situation menulis: :Sekurang- letaknya, tidak terjangkau semuanya oleh manusia" (Hatta, 1959).
kurangnya kita boleh percaya bahwa agama yang benar ataupun salah, dengan ajarannya _ Penganut Sofisme, yaitu aliran baru dalam filsafat Yunani yang timbul pada pertengahan abad
percaya kepada Tuhan dan kehidupan akhirat yang akan datang, secara keseluruhannya kalau ke 5 menegaskan pula, “Kebenaran yang sebenar- benarnya tidak tercapai oleh manusia" (Hatta,
tidak satu-satunya, merupakan dasar yang paling kuai bagi moral’. 1957). Bertrand Russel, selanjutnya ditulis Russel seorang filosuf Inggris termasyhur juga berkata:
Dari tulisan Dixon di atas ini dapat diketahui bahwa agama merupakan sumber dan •Apa yang tidak sanggup dikerjakan oleh ahli ilmu pengetahuan ialah menentukan kebajikan (haq
dasar (paling kuat) bagi moral, karena agama mengajarkan kepercayaan kepada Tuhan dan dan batil). Segala sesuatu yang berkenaan dengan nilai-nilai adalah di luar bidang ilmu
kehidupan akhirat. Pendapat Dixon ini memang betul. Kalau seseorang percaya bahwa Tuhan Hu pengetahuan” (Fachruddin, 1966).
ada, dan Tuhan yang ada itu Maha Mengatahui segala tingkah laku manusia yang kemudian Sekarang, bagaimana manusia mesti mencapai kebenaran? Sebagai jawaban atas
memberikan balasan bagi tiap orang yang sesuai dengan amal yang dikerjakan, maka keimanan pertanyaan ini Allah SWT telah mengutus para Nabi dan Rasul di berbagai masa dan tempat,
yang seperti ini merupakan sumber yang tidak kering-keringnya bagi moral. Itulah sebanya sejak Nabi pertama yaitu Adam sampai dengan Nabi terakhir yaitu Nabi Muhammad SAW. Para
Rasulullah SAW menegaskan: Nabi dan Rasul ini diberi wahyu dan agama untuk disampaikan kepada manusia. Wahyu atau
'Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang paling baik akhlaknya’ agama inilah agama Islam, dan ini pula sesungguhnya kebenaran yang dicari-cari oleh manusia
(H.R. Tirmidzi). sejak dulu kala, yaitu kebenaran yang mutlak dan universal. Tinggallah kewajiban manusia untuk
Agama sebagai sumber moral tidak hanya karena agama mengajarkan iman kepada beriman dan patuh terhadap agama kebenaran ini. Aliah SWT berfirman (tulis ayatnya):
Tuhan dan kehidupan akhirat, melainkan juga karena adanya perintah dan adanya larangan dalam ‘Sesungguhnya telah kami turunkan Al-Kitab kepadamu dengan membawa kebenaran,
agama. Agama sesungguhnya adalah himpunan perintah dan larangan Tuhan. Adalah kewajiban agar kamu memberi kepastian hukum di antara manusia dengan apa yang telah ditunjukkan oleh
manusia untuk taat terhadap semua perintah dan larangan Tuhan ini. Dari sinilah kemudian juga Allah kepadamu’ (Al-Nisa: 105).
lahir moral. Sebab apa yang diperintahkan oleh Tuhan selalu yang baik-baik dan apa yang Dan firmannya pula (tulis ayatnya):
dilarang-Nya selalu yang burukr buruk.
Dapat disimpulkan, bahwa pentingnya agama dalam kehidupan disebabkan oleh 'Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, maka janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-
sangat diperlukannya moral oleh manusia, padahalmoral bersumber dari agama. Agama menjadi orang yang ragu’(Al-Baqarah: 147).
sumber moral, karena agama mengajarkan iman kepada Tuhan dan kehidupan akhiral, serta Dapat disimpulkan, bahwa agama sangat penting dalam kehidupan karena kebenaran
karena adanya perintah dan larangan dalam agama. yang gagal dicari-cari oleh manusia sejak dulu kala dengan ilmu dan filsafatnya, ternyata apa yang
dicarinya itu terdapat dalam aflama. Agama adalah petunjuk kebenaran. Bahkan agama itulah
b. Agama Petunjuk Kebenaran kebenaran, yaitu kebenaran yang mutlak dan universal. Itulah agama Islam!
Manusia adalah makhluk berakal, bahkan juga makhluk tukang bertanya. Apa saja
dipertanyakan oleh manusia dengan akalnya, un ๒ k diketahui. Dari akal lahiriah ilmu dan filsafat. c. Agama Sumber Informasi Metafisika
Telah disebutkan di muka, bahwa manusia itu makhluk tukang bertanya. Apa saja
Dengan ilmu dan filsafat ini makin besarlah keinginan manusia untuk mengetahui segala sesuatu
dipertanyakan untuk diketahui. Arnold Toynbee, selanjutnya ditulis Toynbee memperkuat
dan makin besar kemampuannya untuk itu.
Salah satu hal yang ingin diketahui oleh manusia adalah apa yang bernama pernyataan ini. Menurut ahli sejarah Inggris kenamaan ini, bahkan tabir rahasia alam semesta juga
kebenaran. Ini adalah masalah besar dan menjadi tanda tanya besar bagi manusia sejak zaman ingin disingkap oleh manusia. Dalam bukunya ‘An historian's approach to religion' dia menulis,
dahulu kala. Apa kebenaran itu, dan di mana dapat diperoleh? Manus'a dengan akal, dengan ilmu “Tidak ada satu jiwa pun akan melalui hidup ini tanpa mendapat tantangan-rangsangan untuk
dan filsafatnya ingin mengetahui dan mencapainya. Dan yang menjadi tujuan ilmu dan filsafat tidak memikirkan rahasia alam semesta".
lain/adalah untuk mencari jawab atas tanda tanya besar ini, yaitu masalah kebenaran. Lebih dari itu, bahkan rahasia metafisika juga termasuk hal yang ingin disingkap oleh
Tetapi sayang, sebegitu jauh usaha ilmu dan filsafat untuk mencapai kebenaran tidak manusia. Padahal masalah metafisika ialah masalah gaib seperti hidup sesudah mati (akhirat).
membawa hasil seperti yang diharapkan. Kemampuan ilmu dan filsafat hanyalah sampai kepada Tuhan, surga, neraka, atau hal-hal lain yang di balik alam nyata ini. Misalnya persoalan, kalau
kebenaran relatif (nisbi), padahal kebenaran relatif (nisbi) bukanlah kebenaran yang nyawa bercerai dari badan, kemana gerangan sang nyawa itu pergi? Lelakon apa kira-kira yang
sesungguhnya. Kebenaran yang sesungguhnya adalah kebenaran mutlak dan universal, yaitu bakal dialaminya? Bagaimana sebenarnya keadaan alam akhirat yang serba gaib itu? Masalah-
kebenaran yang sungguh-sungguh benar, absolut, dan berlaku untuk semua orang. Kebenaran masalah pelik penuh misteri ini ingin diketahui oleh manusia.
yang dimaksud ialah kebenaran mutlak. Tetapi kenyataan menunjukkan, kalau manusia hanya mengandalkan akalnya
Tampaknya sampai kapan pun masalah kebenaran akan tetap menjadi misleri bagi (bahkan dengan ditambah ilmu dan filsafat sekalipun) semua persoalan metafisika tersebut tidak
manusia, kalau saja manusia hanya mengandalkan alat yang bernama akal, atau ilmu atau juga akan dapat diketahui. Manusia hanya bisa mengkhayal, atau paling tinggi menduga-duga dan
4 | Pendidikan Agama Islam: Pengembangan Keperibadian Pendidikan Agama Islam: Pengembangan Keperibadian | 5
tidak pernah mampu mengatahui perkara yang gaib tersebut dengan yakin. Soalnya, semua cobaan Tuhan “dengan keburukan dan kebaikan’. Dan hal itu dimaksudkan sebagai ujian bagi
persoalan metafisika yang serba gaib itu, memang sudah bukan lagi wilayah kemampuan akal. manusia dalam menghadapi cobaan tersebut, yakni cobaan duka karena
Ilmu apa pun (hasil akal) menjadi lumpuh memasuki wilayah tersebut, sebab memang bukan lagi
daerah wewenangnya. Firman Allah SWT (tulis ayatnya):
‘Katakan: tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui hal yang gaib,
kecuali A"a/T(AI-Naml: 65).
Ibnu Khaldun, selanjutnya ditulis Khaldun dalam kitab Muqaddimahn'ja menulis, “Akal
adalah sebuah timbangan yang tepat, yang catatan-catatannya pasti dan bisa dipercaya. Tetapi
mempergunakan akal untuk menimbang hakikat dari hal-hal yang berkaitan dengan keesaan
Tuhan, atau hidup sesudah mati, atau sifat-sifat Tuhan, atau hal-hal lain yang di luar lingkungan
akal, adalah laksana mencoba mempergunakan timbangan tukang emas untuk menimbang
gunung. Ini tidak berarti bahwa timbangannya itu sendikil kurang tepat. Soalnya, akal mempunyai
batas-batas yang membatasinya'.
Hertert Spencer, selanjutnya ditulis Spencer, seorang filosuf (w. 1903)i berkata: 'Ilmu
alam memberitahu kepada kita, bahwa untuk kita ada batas yang ditentukan, yang tidak boleh kita
lampaui dalam soal-soal ilmu. Kita tidak boleh melangkah melewati batas itu untuk mengenal
sebab-sebab yang pertama (yang dimaksud ialah Tuhan) dan bagaimana hakikatnya”.
Sehubungan dengan itu persoalan yang menyangkut metafisika masih gelap bagi
manusia dan belum mendapat penyelesaian. Semua tanda tanya tentang hal itu tidak terjawab
oleh akal manusia, oleh ilmu dan filsafatnya. Padahal sejak dulu kala manusia telah tergoda untuk
menyingkap dan mengetahuinya.
Sesungguhnya persoalan metafisika sudah masuk wilayah agama atau iman, dan
hanya Allah saja yang mengetahuinya. Dan Allah Yang Maha Mengetahui perkara yang gaib ini
dalam batas-batas yang dipandang perlu telah menerangkan perkara yang gaib tersebut melalui
wahyu atau agama- Nya. Dengan demikian agama adalah sumber informasi tentang metafisika,
dan karena itu pula hanya dengan agama manusia dapat mengetahui persoalan metafisika.
Dengan agamalah dapat diketahui hal-hal yang berkaitan dengan alam arwah, alam barzah, alam
akhirat, surga dan neraka, Tuhan dan sifat-sifat-Nya, dan hal-hal gaib lainnya.
Dapat disimpulkan bahwa agama sangat penting bagi manusia (dan karena itu sangat
dibutuhkan), karena manusia dengan akal, dengan ilmu atau filsafatnya tidak sanggup
menyingkap rahasia metafisika. Hal itu hanya dapat diketahui melalui agama.
8 | Pendidikan Agama Islam: Pengembangan Keperibadian Pendidikan Agama Islam: Pengembangan Keperibadian | 9
Muhammad SAW. ajaran syari’at Islam yang menafikan kodrat tersebut. Dengan demikian penolakan manusia
Ajaran Islam bersifat universal dan berlaku setiap zaman. Keabadian dan keaktualan terhadap syari'at Islam merupakan penolakan manusia terhadap kodrat asasi dirinya sendiri
Islam telah dibuktikan sepanjang sejarahnya, di mana setiap kurun waktu dan perkembangan sebagai manusia. .
peradaban manusia senantiasa dapat dijawab dengan tuntas oleh ajaran Islam melalui Al-Our’an Konsep Islam berhubungan dengan realitas-realitas nyata dan meyakinkan yang
sebagai landasannya. Keuniversalan konsep Islam merupakan jawaban terhadap keterbatasan tidak terlepas hakekat Ilahi yang membekas dalam jejak- jejak nyata dan dapat dicerap secara
manusia dan pemikirannya yang temporal dan parsial. Karena keparsialan ini muncullah indrawi. Islam menghendaki realitas kongkrit, bukan imaginatif. Karena itu dalam konsep Islam
kekurangan dan dari ketemporalan lahirlah kegoyahan yang menuntut perubahan-perubahan. tidak dapat
Keuniversalan Islam membebaskan Islam dari berbagai kekurangan dan kelemahan yang lebih
membuktikan akan kebenarannya.
Keuniversalan ajaran Islam pada hakekatnya terwujud dari hal yang paling mendasar
dan pokok dari seluruh konsep Islam, yaitu keyakinan akan keesaan Allah atau t3uhidull3h.
Konsep tauhidullah adalah konsep khas Islam dan menjadi azss yang paling esensisl dalam
seluruh sistem Islam yang dapat melahirksn jiwa kaum muslimin merdeka dari intervensi,
penekanan, dan intimidasi manusia lain, la merupakan nilai dan etos ysng membentuk sikap
l'wa yan9 bebas dan kreatif dalam menunaikan tugas kemanusiaannya. Dalam 、 pada itu
tauhid melahirkan pula ketundukan, kepasrahan, dan ketaatan tanpa l reserve terhadap undang-
undang dan peraturan-peraturan Allah.
「 Dari tauhidullah ini lahir pula konsep Islam selanjutnya berupa ,integralitas dan kesempurnaan.
Dalam konsep ini berarti Islam tidak membutuhkan penyempurnaan atau penambahan dari luar,
karena ia adalah ' ciptaan Allah sehingga akan sesuai denga' nya apapun yang diciptakan Allah,
termasuk di dalamnya manusia sebagai sasaran dari konsep Islam. Penolakan terhadap konsep
Islam berarti pengingkaran terhadap nilai dan makna kemanusiaannya.
Tauhidullah melahirkan prinsip keseimbangan dan harmoni, yaitu mencakup
kehidupan hari ini dan hari esok (dunia dan akhirat), memberikan pemenuhan kebutuhan
jasmani sekaligus kebutuhan rohani, memberi perhatian terhadap individu maupun sosial, dan
mencakup hubungan manusia dengan Allah dan manusia dengan makhluk lainnya termasuk
dengan lingkungannya. Aspek-aspek yang berkenaan dengan hidup dalam bentuk nilai dan
norma Islam disebut syari'at.
Tujuan syari’at Islam yang sangat menonjol adalah meneguhkan nilai-nilai
kemanusiaan yang sehat, agar tercipta hak yang menjamin kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Dengan demikian tujuan yang dibimbing oleh syari'at Islam bukan hanya tujuan yang bersifat
sementara, tetapi suatu tujuan akhir (ultimate goal) berupa kebahagiaan yang abadi yang
dipenuhi kebaikan di akhirat. Dengan demikian di dalam konsep Islam kematian adalah
pembuka ke arah kebaikan dan bukan suatu tragedi yang perlu ditakutkan. Jadi kehidupan
dalam Islam menyimpan optimisme menyambut masa depan dengan penuh harapan, karena
tertanamnya keimanan.
Syari’at Islam yang datang dari Allah itu ditujukan kepada manusia, makhluk Allah.
Karena sumber syari’at adalah Allah, maka realisasi syari'at Islam dalam kehidupan manusia
telah terencana dengan sempurna sebagai perbuatan yang mampu dilakukan manusia, karena
kapasitas kemanusiaannya telah disesuaikan dengan beban dan bobot syari’at. Di sini Islam
dapat lebih dipahami sebagai ajaran yang sesuai dengan atribut kemanusiaan. Karena itu,
tidak heran jika syari’at Islam sesuai dengan kodrat kemanusiaannya dan tidak ada satupun
10 | Pendidikan Agama Islam: Pengembangan Keperibadian Pendidikan Agama Islam: Pengembangan Keperibadian | 11
dipisahkan antara keimanan yang abstrak dengan realitas indrawl yang kongkrit berupa tingkah Berkuasa, Maha Kuasa, 8) Berkehendak, 9) Maha Mengetahui, 10) Hidup, 11) Maha Mendengar,
laku yang dikenal dengan istilah amal shaleh. Melalui kerealistisan inilah Islam menghadapi alam 12) Maha Melihat, 13) Maha Berkata-kata, 14) Dalam Keadaan berkuasa, 15) Dalam keadaan
yang berwujud realistis yang menjelmakan dan mendorong munculnya sikap, aktivitas dan Berkemauan, 16) Dalam Keadaan Berpengetahuan, 17) Dalam Keadaan Hidup, 18) Dalam
kreativitas kemanusiaan dalam alam nyata, yaitu kehidupan sehari-hari sebagai individu dan Keadaan Mendengar, 19) Dalam Keadaan Melihat, dan 20) Dalam Keadaan Berkata-kata.
masyarakat di tengah-tangah lingkungan alamnya.
Agama Islam adalah risalah (pesan-pesan) yang diturunkan Allah kepada para nabi dan Sebagai mahasiswa, yang perlu diketahui adalah bahwa Allah, Tuhan yang Maha Esa
rasul sebagai petunjuk dan pedoman. yang mengandung hukum-hukum sempurna untuk itu bersifat:
dipergunakan dalam menyelenggarakan tata cara kehidupan manusia, yaitu mengatur hubungan 1- Hidup.’ Ini berarti Allah, Tuhan Yang Maha Esa adalah TuhanYang Maha Hidup. Hidupnya itu
manusia dengan manusia lainnya, hubungan manusia dengan alam dan hubungan manusia Maha Esa tanpa memerlukan makanan dan minuman, istirahat dan sebagainya.
dengan Khaliknya. Karena itu, agama Islam mengandung tiga komponen pokok yang terstruktur Konsekwensi keyakinan seperti itu adalah segala sesuatu yang sifat hidupnya memerlukan
dan tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Ketiga komponen tersebut adalah: makanan, minuman, tidur dan sebagainya bagi seorang muslim bukanlah Allah dan tidak
1. Aqidah atau Iman, yaitu keyakinan akan adanya Allah dan para rasul yang diutus dan dipilih- boleh dipandang sebagai Allah, Tuhan Yang Maha Esa.
Nya untuk menyampaikan risalah-Nya kepada umat melalui malaikat, yang dituangkan ke 2. Berkuasa .Allah adalah Tuhan Yang Maha Kuasa. Kekuasaan-Nya Maha Esa, tiada bertara,
dalam kitab-kitab suci-Nya yang berisikan informasi tentang adanya hari akhir dan adanya tidak ada tolok banding-Nya. la maha Kuasa tanpa memerlukan pihak lain manapun juga
suatu kehidupan sesudah mati, serta informasi tentang segala sesuatu yang telah dalam kekuasaan-Nya. la Maha Kuasa dengan sendiri-Nya. Konsekwensi keyakinan seperti
direncanakan dan ditentukan Allah. Aqidah merupakan komponen pokok dalam Agama itu adalah seorang muslim harus teguh dalam keyakinannya pada kekuasaan Allah,
Islam yang di atasnya berdiri Syari'at dan Akhlak melampaui segala kekuasaan selain dari kekuasaan Allah. Dan sebagai akibatnya, seorang
muslim tidak -boleh takut pada kekuasaan lain yang
2. Syari'at, yaitu aturan atau undang-undang Allah tentang pelaksanaan dan penyerahan diri
secara total melalui proses ibadah secara langsung kepada Allah dengan sesama
makhluklainnya (mu'amalah), baik dengan sesama manusia maupun dengan alam
sekiternya. Oleh karena itu, secara garis besar, Syari'at meliputi dua hal pokok, yaitu: ibadah
dalam pengertian khusus atau ibadah madhlah dan ibadah dalam arti umum atau
mu'amalah atau ibadah ghair mahdlah.
3. Akhlak, yaitu pelaksanaan ibadah kepada Allah dan bermu'amalah dengan sesama makhluk
dengan penuh keikhlasan seakan-akan disaksikan langsung oleh Allah, meskipun dia tidak
melihat Allah secara langsung.
BAB 11
KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM
12 | Pendidikan Agama Islam: Pengembangan Keperibadian Pendidikan Agama Islam: Pengembangan Keperibadian | 13
2da di alam ini, baik kekuasaan berupa kekuatan-kekuatan alamiah maupun kekuasaan- dengan kadarnya. Muhammad Ali (1998) mengutip pendapat Osman Raliby yang mengemukakan
kekuasaan insaniah. tentang Kemahaesaan Tuhan sebagai berikut:
' |erkehendak. Allah mempunyai kehendak. Kehendak-Nya Maha Esa dan perlaku untuk seluruh 1. Allah Maha Esa dalam Zat-Nya
2. Allah Maha Esa dalam Sifat-Sifat-Nya
alam semesta, termasuk manusia di dalamnya. Konsekwensi keyakinan yang demikian
adalah bahwa kehendak Allah Yang Maha Esa wajib diikuti oleh setiap muslim. Kehendak
Allah yang masih asii tercantum dalam al-Quran yang menjadi kitab suci umat Islam. Selain
itu, kehendak Aliah dapat pula dijumpai pada ayat-ayat kauniyah di e!am semesta berupa
sunnatullah yaitu hukum-hukum Allah yang oleh para sarjana disebut Nature of laws. 3. Allah Maha Esa dalam Perbuatan-Perbuatan-Nya
4. Allah Maha Esa dalam wujud-Nya
B. Hakikat Allah dalam Keesaan-Nya. 5. Allah Maha Esa dalam menerima ibadah
6. Allah Maha Esa dalam menerima hajat dan hasrat manusia
Islam mengajarkan bahwa Allah adalah Zat Yang Maha Mutlak di samping sebagai
7. Allah Maha Esa dalam memberi hukum
Tuhan Yang Maha Esa, dan Pemelihara alam semesta. Segala sesuatu mengenai Tuhan disebut
ketuhanan.
Akah berfirman dalam Alquran surat Ali Imran ayat 3:
1. Allah Maha Esa dalam Zat-Nya.
Kemahaesaan Allah dalam Zat-Nya dapat dirumuskan dengan kata- kata bahwa Zat
Allah tidak sama dan tidak dapat dibandingkan dengan apapun. Dia Unik, berbeda daiam segala-
galanya. Zat Tuhan Yang Maha Esa itu bukanlah materi yang terdiri atas beberapa unsur
Artinya: 'Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang hidup kekal lagi
bersusun, la tidak dapat disamakan atau dibandingkan dengan benda apa pun yang kita kenal,
terus menerus mengums makhluk-Nya.’
yang menurut ilmu fisika terjadi dari susunan atom, molekul dan unsur-unsur berbentuk yang
Osman Raliby (1980) mengatakan bahwa konsep tentang Ketuhanan Yang Maha Esa takluk kepada ruang dan waktu yang dapat ditangkap oleh pancaindera manusia, yang aapat
disebut Tauhid. Ilmunya adalah Ilmu Tauhid. Ilmu Tauhid adalah ilmu tentang Kemahaesaan hancur musnah dan lenyap pada suatu masa. Allah berfirman dalam Alquran Surat Asyura ayat
Tuhan. Dalam ilmu Tauhid dikenal istilah tauhid uluhiyyah dan tauhid rububiyyah. Tauhid uluhiyyah 11:
adalah hanya Allah yang menerima semua ibadah manusia. Ketika manusia menyembah selain
Allah maka disebut musyrik. Misalnya menyembah roh, pohon, batu, gunung, kuburan, membawa
sesajen ke sungai atau istilah lain percaya kepada dinmisme dan animisme. Mereka meyakini
bahwa hal tersebut mempunyai kekuatan yang dapat menyelamatkan dan melindungi. Disebutkan
dalam AJquran surat annisa’ ayat 36 Allah berfirman:
Artinya: ’(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu
sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang
l auhid rububiyyah adalah meyakini bahwa yang meme'ihara alam beserta isinya
hanyalah AJlah.
Pertiatikan firman Allah dalam Alqurran Surat AJfatihah ayat 2:
Artinya: 'Segala pujibagi Allah, Tuhan semesta alam.’
Makna 'Rabbul ’alamin’ mengandung makna bahwa Allah adalch Tuhan Pemelihara
alam semesta, Tuhan yang mengatur manus:a, tumbuh- tumbuhan serta makhluk lainnya sesuai
Allah Maha Esa dalam Memberi Hukum berarti Aliahlah satu-satunya Pemberi Hukum
yang tertinggi, la memberi hukum kepada alam, seperti hukum-hukum alam yang selama ini kita
kenal dengan sebutan hukum-hukum Archimides, Boyle, Lavoisier, hukum relativitas, Artinya: ‘Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan?.
thermodynamic dan scbagainya (Ali, 1998). la pula memberi hukum kepada umat manusia Dan langit, bagaimana ia ditinggikan?. Dan gunung- gunung bagaimana ia ditegakkan?.
bagaimana mereka harus hidup di bumi-Nya ini sesuai dengan ajaran-ajaran dan kehendak-Nya Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?."
yang dengan sendirinya sesuai pula dengan hukum-hukum alam dan watak manusia, yang
semuanya itu adalah ciptaan Allah. Konsekwensi keyakinan seperti ini adalah seorang muslim Beberapa ayat disebutkan di atas mengandung makna bahwa dengan melihat kejadian
wajib percaya pada adanya hukum-hukum alam (sunnatullah) baik alam fisik maupun alam psikis alam dan sekitarnya, setiap orang yang berakal akan bertanya: “Siapa yang menjadikan
semua ini? Dan jawabannya adalah Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa.
dan spritual yang terdapat dalam kehidupan, baik kehidupan individual maupun kehidupan sosial.
Sebagai muslim kita wajib taat dan patuh serta meyakini kebenaran hukum syariat Allah yang
disampaikan oleh Nabi Muhammad kepada manusia dan menjadikannya sebagai jalan hidup kita.
Jalan hidup yang dikehendaki Allah, menurut aqidah, adalah jalan hidup Islam. Jalan hidup Islam
itu disebut juga dengan istilah syarial Islam.. Dan karena syariat Islam pula adalah hukum Allah.
Konsekwensinya adalah bagi umat Islam yang secara teoritis dan praktis dengan bebas telah
memilih Islam sebagai agamanya, tidaklah ada jalan lain yang lebih baik yang harus ditempuhnya
selain berusaha sekuat tenaga mengikuti jalan hidup Islam itu sebaik-baiknya (Osman Raliby,
1980).
2. Dalil Peraturan dan Pemeliharaan
C. Pembuktian keberadaan Allah Ketika seseorang masuk ke rumah, dilihatnya meja teratur, kamar tersusun,, makanan
Bukti keberadaan Allah menurut Hamka (1983) dapat dilihat pada tiga pembuktian: 1) terhidang, tempat tidur yang bersih, dan ada pula ruang makan dan ruang tamu. Ada ruang
Dalil kejadian, 2) Dalil peraturan dan pemeliharaan, dan 3) Dalil gerak. Perhatiakan uraian berikut: kamar mandi dan sebagainya. Apalagi kalau dilihat teraturnya pekarangan dan tertatanya
bunga. Maka terlintaslah dalam pikiran orang Itu bahwa semua yang teratur dan tertata rapi,
1. Dalil kejadian ini ada yang mengaturnya. Lihatlah pula alam di sekitar kita, misalnya tetumbuhan, hewan,
Manusia telah ada di dunia, namun manusia mengakui bahwasanya dia terjadi bukan air dan udara semuanya diperuntukkan kepada manusia.
atas kehendaknya. Bukan dia yang menjadikan dirinya sendiri. Bukan dia yang membuat
anak. Bumi tempat hidupnya pun bukan dia yang membualnya. Sejak manusia lahir sudah
mendapati keberadaan bumi. Langii pun telah menjadi atap tempat berlindung, dan
tangannya tidak pernah ikut membinanya.
Segelintir manusia mengatakan aku tuhan, meskipun mereka tidak mampu menjadikan
seekor nyamuk. Jelaslah bahwa segala sesuatu yang
terjadi, dari tidak ada menjadi ada, sebaliknya dari yang ada menjadi tidak ada, semuanya
dari Allah sebagai Tuhan Yang Maha Kuasa, Dia’ah yang merencanakan, mengadakan
dengan berbagai bentuk di alam in:.
Bangsa Arab yang mula-mula menenma Alpuran dalam masyarakat yang masih
sederhana, dianjurkan melihat unta, bagaimana dia d : jaa.kan; langit bagaimana ia
ditinggikan; gunung-gunung bagaimana ia dipancangkan; dan bumi bagaimana ia
18 | Pendidikan Agama Islam: Pengembangan Keperibadian . Pendidikan Agama Islam: Pengembangan Keperibadian | 19
3. Dalil gerak BAB 111
Matahari bersinar setiap hari, bulan pun bercahaya pada malam tertentu dan
KONSEP MANUSIA MENURUT ISLAM
bintang yang gemerlapan serta berbagai galaksi di angkasa luar, semuanya
berjalan dan berputar pada porosnya mengikuti sunnatullah (hukum alam) yang
telah ditentukan oleh sang Pencipta, Tuhan Yang Maha Kuasa tanpa mengalami anusia dengan proses kejadiannya berjalan berdasarkan dengan sunnatullah atau
kerusakan dan gesekan sedikit pun. Manusia bertanya: 'Siapakah yang mengatur M
dan menggerakkan semua ini, begitu indah dan tertib?. Jawaban atas pertanyaan hukum alam. Sumber penciptaan dan proses kejadiannya perlu dipahami agar
tersebut hanya satu dan singkat jawabannya, Dialah Allah Swt.yang mengatur dan manusia hidup tidak sombong dan lupa diri dalam beribadah dan sebagai khalifah
menggerakkan sampai waktu yang telah ditentukan pula oleh-Nya. Allah di bumi. Dalam bab ini akan dibahas tentang: 1) Konsep manusia, 2) Terminologi
dan Istilah manusia manurut ilmuwan dan Al-Quran, 3). Proses kejadian manusia, 4)
Sifat-sifat manusia, martabat dan peranannya sebagai hamba Allah dan khalifah di
bumi.
A. Konsep Manusia
20 I Pendidikan Agama Islam: Pengembangan Keperibadian Pendidikan Agama Islam: Pengembangan Keperibadian 21
g. Terminologi dan Istilah Manusia
Nama lain daripada manusia menurut ilmuwan seperti yang dikutip oleh Menggunakan kata basyar. Perhatikan: surat Al-Kahfi: 110:
Syahminan Zaini (1934) dalam bukunya Mengenal Manusia Lewat Al- Quran dan > V; M nJ
Muhammad Daud Ali (1998) adalah sebagai berikut.
1. Linneaus mengatakan: “Manusia adalah ‘Homo Sapiens" = makhluk yang berbudi liii l&J iji-jŞ
(berakal);
2. Raves mengatakan bahwa manusia adalah ‘Homo Loquen’ = makhluk yang
pandai berbahasa dan menjelmakan pikiran dan perasaan dalam kata-kata yang Artinya: 'Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang
tersusun; diwahyukan kepadaku: 'Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan
3. Bergson mengatakan bahwa manusia adalah “Homo Fabef = makhluk yang yang Esa." Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka
pandai membuat alat pertukangan; hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan
4. Aristoteles mengatakan manusia adalah *Zoon Politicon" = makhluk sosinl* seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya.’
5. Huizinga mengatakan bahwa manusia adalah ‘Homo Ludens' makhluk
3. Menggunakan kata ‘Bani Adam". Perhatikan Q.S. al-lsra': 70
Menurut Quraisy Syihab j1996); Khaerul Umam (1986); 'Abdul Baqi (19B6) Artinya: “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut
istilah manusiamenurut Al-Quran ada tiga, yaitu: . mereka di daratan dan di lautan. Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan
1. Menggunakan kata yang terdiri atas huruf alif, nun, dan sin semacam insan, ins, Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan
nas, unas. Perhatikan : Q.S. al-‘Ashr 2; Q S. al-Zariyat: 56, dan Q.S, an-Nas: 1- makhluk yang telah Kami ciptakan."
3 sebagai berikut.
Alquran memandang manusia sebagai makhluk biologis, psikologis, dan sosial.
Manusia sebagai basyar tunduk kepada takdir Allah sama dengan makhluk lain.
Manusia sebagai insan atau annas bertalian - dengan roh Ilahi, memiliki kekebabasan
Artinya: "Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian.’ dalam memilih tunduk atau membangkang terhadap perintah Allah.
Murtadha Mutahhari (dalam Hasanah, 2007) berpendapat bahwa manusia
adalah makhluk serba dimensi, yaitu: 1) secara fisik hampir sama dengan hewan,
membutuhkan makan, minum, istirahat, dan menikah supaya ia dapat hidup, tumbuh,
Artinya: ‘Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya dan berkembang; 2) manusia memiliki sejumlah emosi yang bersifat etis, yaitu ingin
mereka mengabdi kepada-Ku." - memperoleh keuntungan dan menghindari kerugian; 3) manusia mempunyai perhatian
terhadap keindahan; 4) manusia memiliki dorongan untuk menyembah Allah; 5)
manusia memiliki kemampuan dan kekuatan yang berlipat
"Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering
(yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi
bentuk. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.
24 | Pendidikan Agama Islam: Pengembangan Keperibadian Pendidikan Agama Islam: Pengembangan Keperibadian | 25
2. Penciptaan manusia pada awalnya adalah jasadnya yang dijadikan dari tanah, seperti Artinya: Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah:
firman-Nya dalam Surat as-Sajadah ayat 7 dan Surat al-Hijr ayat 28: “Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan
melainkan sedikit."
Karena itu, manusia tidak akan pernah dapat mengetahui sifat,
keadaan dan unsur pokok ruh itu. Yang diketahui manusia dari ruh itu ialah
bahwa dengan ruh itu manusia dapat menemukan, mengingat, berpikir,
mengetahui, berkehendak, memilih, mencintai, membenci. (Sayyid Sabiq,
1984:366).
Artinya: Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik- baiknya dan Yang Pakar ilmu jiwa mengatakan bahwa yang dapat d.ketahui tentang ruh
memulai penciptaan manusia dari tanah. hanya gejala-gejalanya saja. Atas dasar itulah disusun Ilmu Jiwa. Jadi, Ilmu Jiwa
bukanlah ilmu tentang hakikat ruh, melainkan ilmu yang mengetahui gejala-
gejalanya saja.
‘Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami
jadikan segumapal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang,
lalu tu!ang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan duia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci Allah, Pencipta yang paling baik.’
4)
Aturan menjelaskan pula bahwa A!:ah menjad kan manusia sejodoh, laki-laki
dan perempuan, seperti firman-Nya calam surat an-Na:mi ayat 45: ""
Artinya: ‘Dan bahwasanya Dialah yang menoiptakan berpasang- pasangan laikHaki
28 j Pendidikan Agama Islam: Pengembangan Keperibadian Pendidikan Agama Islam: Pengembangan Keperibadian | 29
^rtinya. sesungguhnya Kami telah menjadikan manusia dalam bentuk yang sebaik- sebagai berikut.
baiknya." c. Tergesa-gesa seperti firman Allah dalam Q.S. A!-Isra’: 11
Karena itu pula keunikannya dari makhluk ciptaan Tuhan yang lain Pada bentuk dan
struktur tubuhnya, gejala-gejala yang o^imDulkan jiwanya, mekanisme yang terjadi pada
setiap organ tubuhnya, pertumbuhannya melalui tahap-tahap tertentu. Hubungan timbal
‘
an ara
manusia dengan lingkungan hidupnya, ketergantungannya pada sesuatu,
Artinya: 'Dan manusia mendoa untuk kejahatan sebagaimana ia
menunjukkan adanya kekuasaan yang berada di luar manusia itu sendiri. Manusia
mendoa untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa "
sebagai makhluk, karena itu seyogyanya menyadan kelemahannya. Kelemahan manusia
berupa sifat yang pada dirinya disebutkan Allah dalam Al-Quran, di antaranya adalah d. Suka membatah seperti firman Allah dalam Q.S. al-Kahfi 54
a. Melampaui batas. Perhatikan Q.S. Yunus ayatl 2:
Artinya: ‘Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam
Al Quran ini bermacam-macam perumpamaan. Dan manusia adalah makhluk
yang paling banyak membantah.'
e. Berkeluh kesah dan kikir seperti firman Allah dalam Q.S. al-Ma'ar;
19-21.
Artinya: “Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami dalam
keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya
itu daripadanya, dia (kembali) melalui Oalannya yang sesat), seolah-olah dia
tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah
Artinya: “Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.
menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang
baik apa yang selalu mereka kerjakan.* Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat
kebaikan ia amat kikir."
f. Ingkar dan tidak berterima kasih seperti firman Allah dalam Q.S. Al- ‘Adiyat: 6
b. Zalim seperti firman Allah dalam Q.S.Ibrahim: 34
Tuhannya."
Artinya: “Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang Namun untuk kepentingan dirinya sendiri manusia harus senantiasa
kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat berhubungan dengan penciptannya, dengan sesama manusia, dengan dirinya sendiri,
kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat dan dengan alam sekitarnya. Oleh karena itu, manusia mempunyai beberapa potensi
sebagai berikut.
mengingkari (nikmat Allah).’
Artinya: “sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada
30 | Pendidikan Agama Islam: Pengembangan Keperibadian Pendidikan Agama Islam: Pengembangan Keperibadian 31
1) Manusia memiliki potensi (daya atau kemampuan yang mungkin dikembangkan)
beriman kepada Allah.Sebab sebelum ruh (ciptaan) Allah dipertemukan jasad
di rahim ibunya, ruh yang ada di alam gaib itu ditanyai Allah, apakah mereka
mengakui Allah sebagai Tuhan mereka? = Alastu birabbikum. Ruh menjawab:
Balaa syahidnaa artinya Engkau Tuhan kami. Dengan pengakuan seperti itu,
sesungguhnya sejak awal, dari tempat asalnya manusia telah mengakui Tuhan,
telah bertuhan, berketuhanan. Pengakuan dan penyaksian bahwa Allah adalah
Tuhan ruh yang ditiupkan ke dalam rahim wanita yang sedang mengandung khalifah" dalam ayat tersebut menurut ri.M. Rasyidi (1972) mengandung makna
manusia itu berarti bahwa manusia mengakui pula kekuasaan Tuhan, termasuk bahwa Allah menjadikan manusia wakil atau pemegang kekuasaan-Nya mengurus
kekuasaan Tuhan menciptakan agama untuk pedoman hidup manusia di dunia dunia dengan jalan melaksanakan segala yang diridhai-Nya di muka bumi.
ini. Ini bermakna pula bahwa secara potensial manusia percaya atau beriman Dalam mengurus dunia, sesungguhnya manusia diuji, apakah ia akan
kepada ajaran agama yang diciptakan Allah Yang Maha Kuasa. melaksanakan tugasnya dengan baik atau sebaliknya mereka malas. Mengurus
2) Manusia diciptakan Allah untuk mengabdi kepada-Nya. Tugas manusia untuk dengan baik adalah mengurus kehidupan dunia Ini sesuai dengan kehendak Allah,
mengabdi kepada Allah dengan tegas dinyatakan- Nya dalam al- sesuai dengan pola yang telah ditentukan-Nya, agar kemanfaatan alam semesta dan
Ouran surat al-Zaariyaat ayat 56: segala isinya dapat dinikmati oleh manusia dan makhluk lainnya. Kalau sebaliknya,
pengurusan itu tidak baik, artinya tidak sesuai dengan pola yang telah ditetapkan
Allah. Malapetaka, sebagai akibat salah urus akan dirasakan oleh manusia, juga oleh
lingkungan hidupnya.
Untuk dapat melaksanakan tugasnya menjadi kuasa atau khalifah Allah,
Artinya: “Tidak Kujadikan jin dan manusia melainkan mengabdi manusia diberi akal pikiran dan kalbu, yang tidak diberi kepada makhluk lain. Dengan
kepada-Ku.” akal pikirannya manusia mampu mengamati alam semesta, menghasilkan dan
Mengabdi kepada Allah dapat dilakukan manusia melalui dua jalur, mengembangkan ilmu, yang benihnya telah ‘disemaikan" Allah sewaktu mengajarkan
jalur khusus dan jalur umum. Pengabdian melalui jalur khusus dilaksanakan nama- nama (benda) kepada manusia (Adam) menjadi khalifah-Nya di bumi ini
dengan melakukan ibadah khusus yaitu segala upacara pengabdian langsung dahulu. Perhatikan firman Allah dalam Q.S. al-Baqarah ayat 31.
kepada Allah yang cara dan waktunya telah ditentukan oleh Allah sendiri.
Sedang rinciannya dijelaskan oleh Rasul-Nya, seperti ibadah salat, zakat,
shaum, dan haji.
Pengabdian melalui jalur umum dapat diwujudkan dengan
melakukan perbuatan-perbuatan yang bermanfaat bagi diri sendiri dan
masyarakat, dengan niat yang ikhlas untuk mencari keridhaan Allah.
3) Manusia diciptakan Tuhan untuk menjadi khalifah-Nya di bumi. Hal itu
dinyatakan Allah dalam al-Quran surat al-Baqarah ayat 30:
Artinya: "Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya
Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.' Mereka berkata: “Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: 'Sesungguhnya
Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
32 | Pendidikan Agama Islam: Pengembangan Keperibadian Pendidikan Agama Islam: Pengembangan Keperibadian f 33
MYw/a' “Oan kepada kdam nama-nama ^enda-, Allah telah menunjukkan jalan kepada manusia. Manusia dapat
benda) se\uruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu mengikuti jalan itu, dapat pula tidak mengikutinya. Memang, dengan
berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang kemauan atau kehendaknya yang bebas manusia dapat memilih jalan yang
benar orang-orang yang benar!" akan ditempuhnya. Namun tentang pilihannya itu, manusia wajib
mempertanggungjawabkannya kelak di akhirat, pada hari perhitungan
Dengan akal dan pemikirannya yang melahirkan ilmu pengetahuan dan mengenai baik buruknya perbuatan manusia di dunia ini.
teknologi, manusia diharapkan mampu mengembangkan amanah sebagai 5) Secara individual manusia bertanggungjawab atas segala perbauatannya.
khalifah-Nya di bumi. Manusia diharapkan akan dapat mencapai tujuan hidupnya Ini dinyatakan Tuhan dalam firman-Nya yang kini dapat dibaca dalam
memperoleh keridhaan Ilahi di dunia ini, sebagai bekal mendapatkan keridhaan Alquran surat Thur ujung ayat 21
Allah di akhitat nanti.
4) Di samping akal, manusia dilengkapi dengan perasaan dan kemauan. Dengan
akal dan kehendaknya manusia akan tunduk dan patuh kepada Allah, menjadi
Artinya: “Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka
muslim; tetapi dengan akal dan kehendaknya juga manusia tidak dapat
dipercaya, tidak tunduk dan tidak patuh kepada kehendak Allah, bahkan
mengingkari-Nya (kafir). Karena itu di dalam surat al-Kahfi ayat 29 Allah
berfirman:
mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka
dengan mereka dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal
mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.
6) Berakhlak.
Berakhlak adalah ciri utama manusia dibandingkan dengan
makhluk lain. Artinya, manusia adalah makhluk yang diberi Allah
kemampuan untuk membedakan yang baik dengan yang buruk. Dalam
Islam kedudukan akhlak sangat penting, menjadi komponen ketiga agama
Artinya: “Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka Islam. Kedudukan itu dapat dilihat dari Sunnah Nabi yang mengatakan
barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang bahwa beliau diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia. Suri teladan
ingin (kafir) biarlah ia kafir.8 Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang yang diberikan Nabi semasa hayatnya merupakan contoh yang
zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta seyogyanya diikuti oleh umat Islam. Selain dari keteladanan beliau, butir-
minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih butir akhlak banyak sekali terdapat dalam al-Quran. Ajakan akhlak yang
yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat berasal dari al-Quran dan Hadis berlaku abadi, selama-lamanya.
istirahat yang paling jelek. Perwujudannya kelihatan pada sikap yang dilanjutkan dengan perbuatan
baik atau buruk.
Di ayat lain Surat al-lnsan ayat 3 Allah berfirman: Manusia pertama (Nabi Adam) diciptakan dari tanah kemudian
keturunannya berkembang dari keturunan Adam dan Hawa. Dari kedua manusia
inilah, manusia berkembang biak mengikuti ketetapan Allah, dan ditugaskan Allah
Artinya: ‘Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ads (manusia) sebagai khalifah di bumi dengan berpedoman kepada hukum-hukum Allah dan rasul-
yang bersyukur tapi ada pula yang kafir." Nya.
24 Pendidikan Agama Islam: Pengembangan Keperibadian Pendidikan Agama Islam: Pengembangan Keperibadian | 35