Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH KONTEN “PEMUDA TERSESAT” DI YOUTUBE

MAJELIS LUCU INDONESIA TERHADAP PERSEPSI

DAN MINAT PENONTON

Disusun oleh :

Nama : Muhammad Aqilah Hisyam

Kelas : 44.3F.01

NIM : 44221059

Dosen Pengajar : A Yuda Triantanto, S.Sos, M.Si

Mata Kuliah : Metode Penelitian komunikasi(Kuantitatif)

BINA SARANA INFORMATIKA

FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BAHASA

BIDANG STUDI ILMU KOMUNIKASI


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di era media sosial dan teknologi membawa manusia pada masalah-


masalah spiritual yang semakin kompleks. Literatur dan informasi
yang semakin beragam menjadi akses terjadinya pergolakan jiwa
serta munculnya persoalan-persoalan baru yang sebelumnya belum
pernah terjadi. Disisi lain, keberadaan ustadz dan majelis ta’lim
dengan latar belakang yang variatif juga membuka banyak pilihan
bagi masyarakat untuk dijadikan acuan dalam menyelesaikan
masalah-masalah yang terjadi. Tetapi, tidak semua masalah yang
muncul tersebut dianggap layak untuk dipertanyakan kepada tokoh
agama. Faktanya, banyak pertanyaan-pertanyaan yang dianggap
terlalu tabu untuk ditanyakan kepada tokoh agama tersebut.

Dalam kondisi yang demikian, kanal Youtube Majelis Lucu


Indonesia dalam kolaborasinya dengan Habib Husein Jaffar Al-
Haddar, hadir memberikan alternatif baru dalam dunia dakwah.
Gagasan konten “Pemuda Tersesat” yang dirilis oleh mereka menjadi
wadah bagi pertanyaan-pertayaan tabu dan jenaka dari para
penonton. Hal ini seakan membawa angin segar bagi para Pemuda
Tersesat(istilah untuk para penonton) yang telah menahan rasa
penasaran dengan persoalan-persoalan spiritualnya.

Dalam ranah aktivitas dakwah sendiri, pada dasarnya harus


berdasarkan pada pemahaman terhadap kondisi dari objek dakwah.
Aspek pemahaman tersebut harus menjawab struktur peradaban dan
cara berpikir mereka agar mendapatkan tujuan yang diharapkan,
yakni dakwah efektif dan efisien.
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana konten Youtube Pemuda Tersesat dapat meningkatkan


kualitas program mereka dan menciptakan dampak positif pada
penonton serta masyarakat yang lebih luas?
2. Bagaimana tanggapan dari para penonton dengan konsep dakwah
yang dibawakan oleh Habib Husein Jaffar Al-Haddar?
3. Apakah konten Youtube Pemuda Tersesat berkontribusi pada
perubahan sosial positif atau negative dalam masyarakat?
4. Apa dampak dari konten Youtube Pemuda Tersesat terhadap
partisipasi pemirsa dalam upaya penanganan masalah pemuda
yang tersesat?
5. Bagaimana cara konten mereka mempengaruhi persepsi penonton
tentang isu-isu pemuda yang tersesat, seperti penyuluhan,
pencegahan, dan rehabilitasi?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengevaluasi dampak konten Pemuda Tersesat pada
penonton dn masyarakat, khususnya dalam hal kesadaran,
pengetahuan, atau pandangan yang berhubungan dengan isu-isu
yang diangkat dalam konten tersebut.
2. Untuk mengidentifikasi tantangan yang dihadapi pemuda yang
tersesat di dalam konten Youtube Pemuda Tersesat, serta
mengatasi hambatan tersebut.
3. Untuk memahami persepsi penonton terhadap konten Pemuda
Tersesat dan bagaimana preferensi mereka memengaruhi
pertumbuhan konten ini dalam konteks media online.
4. Untuk menganalisis aspek kreatif dan inovatif dalam konten
Pemuda Tersesat serta bagaimana hal ini mempengaruhi daya
tarik dan kesuksesan konten mereka.
1.4 Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat membantu mengembangkan
teori-teori komunikasi yang lebih baik dalam hal bagaimana
pemuda menggunakan Platform Youtube sebagai media
komunikasi untuk menyampaikan pesan mereka. Hal ini dapat
berkontribusi pada pemahaman yang lebih baik tentang
komunikasi digital, partisipasi dalam media, dan dinamika
interaksi dengan penonton.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menimbulkan kontribusi positif
dari para penonton dalam perkembangan komunikasi di media
online, khususnya bagi peneliti maupun akademis serta bagi
masyarakat luas.

1.5 Hipotesis

1. Pemuda Tersesat memiliki dampak signifikan terhadap


penonton remaja sampai dewasa.
2. Motivasi konten Pemuda Tersesat adalah ekspresi kreatif
3. Konten Pemuda Tersesat memliki potensi untuk mengubah
industri broadcasting.
4. Konten Pemuda Tersesat mencerminkan isu-isu yang relevan
bagi generasi muda.
5. Konten Pemuda Tersesat bisa mempengaruhi perubahan dalam
norma dan nilai sosial.
6. Pemuda Tersesat mungkin menghadapi tantangan etika dalam
pembuatan konten.
7. Konten Pemuda Tersesat mungkin dapat mendorong karir dalam
industri media.
BAB II
LANDASAN TORI
2.1 Penelitian Terdahulu
Terdapat penelitian-penelitian terdahulu dan kajian yang berkaitan
dengan penelitian yang sedang penulis teliti. Penelitian yang relevan
diperlukan untuk memperluas sumber penulis sebagai materi dan
bahan. Berikut penelitian yang relevan mengenai konten YouTube
Pemuda Tersesat.

Peneliti Arfa Puteri Resa UIN Syarif


Hidayatullah Jakarta
Retorika dakwah Habib Husein
Judul penelitian Jaffar Al-Haddar melalui
Youtube Pemuda Tersesat
Dengan dibuatnya penelitian ini,
dapat memberikan kontribusi
sebagai sumber refrensi bagi
Kontribusi bagi peneliti peniliti tentang metode dakwah
yang digunakan dan bagaimana
penyampaian pesan yang
diberikan
Persamaannya dengan penelitian
yang sedang saya kaji yaitu
sama-sama meneliti bagaimana
Persamaan cara penyampaian pesannya
kepada penonton dan bagaimana
respon yang didapat dari para
penonton
Isi dari penelitian ini lebih
menjelaskan tentang dakwah
Perbedaan yang dibawakan oleh Habib
Jaffar, dan metode penelitian ini
menggunakan analisis kualitatif
sedangkan peneliti menggunakan
anlisis kuantitatif

2.2 Kerangka Teori

Judul dari penelitian ini adalah “Pengaruh konten Pemuda Tersesat


di Youtube Majelis Lucu Indonesia terhadap persepsi dan minat
penonton”. Di kerangka teori ini penulis akan menggunakan
beberapa teori yang dapat membantu penelitian diantaranya, adalah :

1. Persepsi
Menurut Sarlito Wirawan Sarwono (1983:89), Persepsi adalah
kemampuan seseorang untuk mengorganisir suatu pengamatan,
kemampuan tersebut antara lain ; kemampuan membedakan,
kemampuan untuk mengelompokan, dan kemampuan untuk
memfokuskan. Oleh karna itu seseorang bisa saja memiliki
persepsi yang berbeda, walaupun objeknya sama. Hal tersebut
dimungkinkan karna adanya perbedaan hal system nilai dan ciri
kepribadian individu yang bersangkutan.

Menurut Sondang P. Siagian (1989) berpendapat bahwa persepsi


merupakan suatu proses dimana seseorang mengorganisasikan dan
menginterpretasikan kesan-kesan sensorisnya dalam usahanya
memberikan suatu makna tertentu dalam lingkungannya.

Menurut Mulyana (2010:180) persepsi adalah kemampuan seseorang


untuk menerima, memilih, mengorganisasi, dan mengartikan suatu
pesan guna menciptakan gambaran tentang suatu hal tersebut.
Persepsi tidak hanyan bergantung pada stimulus fisik, tetapi juga
pada hubungan stimulus dengan lingkungan sekitar dan pada diri
masing-masing individu. Persepsi meliputi 3 hal yang mebangunnya,
yakni pengindraan, atensi dan interpretasi dengan penjelas berikut
(Mulyana, 2010:181-182) :
a. Pengindraan merupakan kemampuan seorang untuk menangkap
pesan melalui alat-alat idrawinya. Pesanyang diterima
kemudian disampaikan ke otak untuk diinterpretasikan.
b. Atensi merupakan perhatian seseorang terhadap suatu kejadian
atau stimulus. Didalam pengertian ini, terdapat syarat
kehadiran suatu objek untuk dipersepsikan.
c. Interpretasi merupakan kemampuan seseorang untuk memaknai
informasi yang diterima sehingga meghasilkan sebuah
gambaran yang dipercaya mewakili obkjek tersebut.

Dari konten Pemuda Tersesat ini muncul berbagai pengaruh, dari


positif sampai negatif, tergantung darimana kontennya disajikan,
diterima, dan dipahami oleh penonton. Dan beberapa pengaruh yang
mungkin terjadi akibat konten pemuda tersesat :

1. Identitas dan eksplorasi diri, yang mana konten pemuda tersesat


ini dapat membantu pemuda dalam pencarian identitas dan
eksplorasi diri.
2. Inspirasi dan motivasi, mungkin ada juga penonton yang
menjadikan konten pemuda tersesat ini bahan inspirasi dan
motivasi.
3. Konflik dengan otoritas dan orang tua, pemuda yang terlalu
terpapar oleh konten pemuda tersesat mungkin mengalami konflik
dengan orang tua, guru, atau otoritas lainnya yang merasa konten
tersebut tidak sesuai atau merugikan.

Karna hal inilah yang membuat konten pemuda tersesat ini


memiliki beberapa pengaruh yang terjadi pada penontonnya.
Konten pemuda tersesat ini memiliki banyak penonton, tetapi dilain
sisi banyak juga yang skeptis terhadap konten pemuda tersesat ini.
Banyak bermunculan persepsi yang berbeda-beda dari orang-orang,
seperti :

1. Menyukai konten karna sisi positifnya dan melihat konten pemuda


tersesat ini sebagai hiburan yang menarik dan menghibur.
2. Mengkritik isi konten dengan cara mencoba memahami pesan atau
tujuan dibalik konten tersebut dan mempertanyakan apakah pesan
tersebut tersampaikan dengan baik
3. Menganggap konten pemuda tersesat ini adalah konten negatif,
karna merasa bahwa konten pemuda tersesat mencakup perilaku
merusak atau berbahaya.
2.3 Kerangka konsep
1. Pengaruh Konten
Menurut Mc.Combs dan Donald Shaw (1972) mengembangkan
teori agenda setting menekankan bahwa media massa dapat
mempengaruhi masyarakat dengan cara menetapkan agenda atau
memprioritaskan topik-topik yang akan menjadi bahan perhatian
publik.
Menurut Doris Graber (1990) berkontribusi pada pemahaman
terpaan media dengan mengembangkan konsep “mediated reality”
yang mencerminkan cara media membantu membentuk pandangan
individu terhadap dunia.

Variabel Bebas Variabel Terikat

Pengaruh Konten (X) Persepsi Penonton (Y)


2. Persepsi
a. Menurut Bimo Walgito persepsi adalah suatu proses yang
didahului oleh pengindraan, yaitu merupakan proses
diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indra atau
disebut proses sensoris. Proses itu tidak berhenti begitu saja,
melainkan stimulus tersebut diteruskan dan diproses
selanjutnya merupakan proses persepsi.
b. Menurut William James persepsi terbentuk atas dasar data-data
yang kita peroleh dari lingkungan yang diserap oleh indra kita,
serta sebagian lainnya diperoleh dari pengolahan
ingatan(memori)kita(diolah kembali berdasarkan pengalaman
yang kita miliki.
c. Menurut Kreitner dan Kinicki (2007:208-211), persepsi dapat
diukur berdasarkan tahapannya, yakni dengan :
 Selective Attention
 Encoding dan Simplification
 Storage dan Retention
 Rerieval dan Response
2.4 Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan kerangka yang menghubungkan
antara variable bebas dengan variable terikat bertujuan untuk
menilai atau mengukur hubungan antara variabel dalam suatu
penelitian, dimana Pengaruh Konten sebagai variabel bebas (X)
dan Persepsi sebagai variabel terikat (Y).

Anda mungkin juga menyukai