Anda di halaman 1dari 21

TERAPI PSIKOSOSIAL

Dr. EPI SUPIADI, M.Si

Epi Supiadi, Poltekesos, 2021 1


NORMALITAS
DAN
ABNORMALITAS

Epi Supiadi, Poltekesos, 2021 2


Pengantar
 Normal atau abnormalnya suatu kepribadian dan
keberfungsian klien menjadi fokus dari praktik terapi
psikososial
 Konsep tentang normalitas dan abnormalitas itu sangat
samara-samar batasnya. Sebab, kebiasaan-kebiasaan dan
sikap hidup yang dirasakan sebagai normal oleh sesuatu
kelompok masyarakat, dapat dianggap
sebagai abnormal  oleh kelompok kebudayaan lainnya.

Epi Supiadi, Poltekesos, 2021 3


NORMALITAS
Normalitas adalah sebuah konsep yang rumit termasuk elemen-elemen
normatif dan relatif. Normalitas bukanlah sebuah konsep yang
memiliki definisi tunggal yang pasti. Terdapat enam elemen
Normalitas :
1. “fungsi kepribadian normal” tidak memiliki makna yang
sama dengan fungsi ideal, artinya bahwa tidak perlu
seorang individu memiliki semua kualitas manusia dalam
suatu keadaan yang sempurna, melainkan pada tingkat
yang dianggap cukup.

Epi Supiadi, Poltekesos, 2021 4


2. Berbeda dari konsep rata-rata sehingga membutuhkan
perubahan
3. Berkaitan dengan investasi biologis yang meliputi
investasi fisiknya dan investasi inteleknya, dimana tidak
ada kekurangan-kekurangan atau abnormalitas serius
dalam diri organisme-organisme sendiri, dan mereka
berfungsi dengan baik.
4. Mempertimbangkan citra diri seseorang, dimana
seseorang yang normal adalah orang yang mengetahui
siapa dirinya dan menyukai dirinya sendiri seperti apa
adanya.

Epi Supiadi, Poltekesos, 2021 5


5. Berkaitan dengan kemampuan untuk berfungsi
dalam ekspektasi-ekspektasi dan tuntutan sosial.
6. Berkaitan dengan sebuah akses individu terhadap
orang-orang atau hal-hal di luar dirinya sendiri

Epi Supiadi, Poltekesos, 2021 6


Kriteria pribadi yang normal (Maslow and Mitelmann)

1)  Memiliki perasaan aman ( sense of security ) yang tepat.


 Dalam suasana sedemikian dia mampu mengadakan kontak yang
lancar dengan orang lain dalam berbagai bidang.
2)  Memiliki penilaian diri ( self evaluation ) dan
insight/wawasan rasional.
 Memiliki harga diri yang cukup, dan tidak berlebihan. Memiliki
perasaan sehat secara moral, tanpa ada rasa-rasa berdosa dan
memiliki kemampuan menilai tingkah laku manusia lain.

Epi Supiadi, Poltekesos, 2021 7


3)  Memiliki spontanitas dan emosionalitas yang tepat.
 Mampu menciptakan hubungan yang erat, kuat dan lama, seperti
persahabatan, komunikasi social dan relasi cinta. Dia mampu
mengekspresikan rasa kebencian dan kekesalan hatinya tanpa
kehilangan kontrol terhadap diri sendiri.
4)  Mempunyai kontak dengan realitas secara efisien.
 Yaitu kontak dengan dunia fisik/materil, tanpa ada fantasi dan angan-angan
yang berlebihan, karena dia memiliki pandangan hidup yang realistis dan
cukup luas tentang dunia manusia.
5)   Memiliki dorongan-dorongan dan nafsu jasmaniah yang sehat.
 Memiliki kemampuan untuk memenuhi dan
memuaskannya. Ada kemampuan dan gairah untuk bekerja, tanpa dorongan
yang berlebih-lebihan dan dia tahan menghadapi kegagalan-kegagalan,
kerugian-kerugian dan kemalangan.

Epi Supiadi, Poltekesos, 2021 8


6)  Mempunyai pengetahuan diri yang cukup.
 Dia bisa menghayati motif-motif hidupnya dalam status sadar. Dia menyadari
nafsu-nafsu dan hasratnya, cita-cita dan tujuan hidupnya yang realistis, dan
bisa membatasi ambisi-ambisi dalam batasan-batasan kenormalan.
7)   Mempunyai tujuan/obyek hidup yang adekuat.
 Dalam artian, tujun hidup tersebut dapat dicapai dengan kemampuan sendiri,
sebab sifatnya realistis dan wajar.
8)   Memiliki kemampuan untuk belajar dari pengalaman hidupnya.
 Yaitu ada kemampuan menerima dan mengolah pengalamannya tidak secara
kaku. Juga ada kesanggupan belajar secara spontan, serta bisa mengadakan
evalusi terhadap kekuatan sendiri dan situasi yang dihadapinya, agar ia
sukses.

Epi Supiadi, Poltekesos, 2021 9


9)  Ada kesanggupan untuk memuaskan tuntutan-tuntutan
dan kebutuhan dari kelompoknya tempat dia berada.
 Sebab dia tidak terlalu berbeda dari anggota kelompok lainnya (tidak
terlampau menyimpang). Dia mampu mengekang nafsu-nafsu serta
keinginan-keinginan yang dianggap sebagai tabu dan larangan oleh
kelompoknya.
10)  Ada sikap emansipasi yang sehat terhadap kelompoknya
dan terhadap kebudayaan.
 Namun demikian dia masih tetap memiliki originalitas (keaslian) serta
individualitas yang khas dan bisa membedakan antara perbuatan buruk dan
baik.
11)  Ada integrasi dalam kepribadian.
 Ada perkembangan dan pertumbuhan jasmaniah dan rohaniah yang bulat.
Disamping itu dia memiliki moralitas dan kesadaran yang tidak kaku sifatnya
flexsible  terhadap group dan masyarakatnya.
Epi Supiadi, Poltekesos, 2021 10
Normal dalam Tradisi Psikososial
(Turner Francis J , 1978)
 Seseorang dikatakan normal jika ia memiliki
keseimbangan biopsikososial, perasaan kuat terhadap
diri sendiri, kemampuan untuk menggunakan diri sendiri
dalam rangkaian kapabilitas/ kemampuan untuk
berfungsi dalam keinginan-keinginannya yang dapat
diterima oleh sistem dan subsistem masyarakat dan
memiliki akses yang rasional terhadap orang-orang,
barang-barang, pelayanan-pelayanan masyarakat dimana
ia tinggal dengan cara yang dapat diterima atau sesuai
dengan nilai-nilai masyarakat.
Epi Supiadi, Poltekesos, 2021 11
ABNORMALITAS

 Abnormalitas merupakan suatu konsep yang membedakan


antara kondisi tidak normal dari kondisi normal individu
 Perilaku yang jarang ditemukan; melanggar norma;
distress pribadi; yang mengalami disfungsi dan disabilitas;
dan perilaku yang tidak diharapkan
 Perilaku abnormal tidak memunculkan hanya satu
karakteristik, tetapi biasanya memunculkan beberapa
karakteristik sekaligus.

Epi Supiadi, Poltekesos, 2021 12


Abnormal dipandang dari segi patologis
 Tingkah laku abnormal itu adalah akibat suatu kecelakaan,
suatu penyakit, atau status kepribadian yang kacau
(disorder state), yang kita jumpai pada penderita-
penderita simpton klinis tertentu.
 Misalnya ada banyak unsur ketakutan dan kecemasan
khronis yang tidak beralasan pada penderita psikoneurosa;
gejala delusi, ilusi dan halusinasi pada psikosa
juga tingkah laku anti-sosial pada pribadi yang sosiopatik.

Epi Supiadi, Poltekesos, 2021 13


Abnormalitas dipandang dari segi kebudayaan
 Tingkah laku dan sikap hidup seseorang dianggap sebagai normal
atau abnormal bergantung pada lingkungan kebudayaan tempat
tinggal orang tersebut.
 Masyarakat itu merupakan hakim yang “keras” dan “kejam”
terhadap tingkah laku para anggotanya dan cenderung tidak
mentolerir tingkah laku yang menyimpang dari norma umum yang
ada.
 Penyimpangan yang bersifat radikal dan bisa menyebabkan
kekacauan pada perorangan dan lingkungannya, sangat dikecam.
Dan seseorang tersebut dianggap sebagai pribadi yang abnormal.
Epi Supiadi, Poltekesos, 2021 14
Karakteristik Perilaku Abnormal
 Abnormalitas
umumnya ditentukan berdasarkan
munculnya beberapa karakteristik sekaligus :
 Kejarangan statistik
 Pelanggaran norma
 Distress pribadi
 Ketidakmampuan atau disfungsi
 Respon yang tidak diharapkan

Epi Supiadi, Poltekesos, 2021 15


Kejarangan statistik
 Perilaku
tersebut jarang ditemukan
 Contoh seseorang mengalami episode depresi
dengan statistik 1% dari populasi.
 Mengalami halusinasi atau depresi yang
mendalam

Epi Supiadi, Poltekesos, 2021 16


 Davison dkk (2006) menggambarkan penggunaan kurva normal ini pada
pengukuran intelligence quotient (IQ) untuk mendiagnosa retardasi mental dan
mengatakan bahwa :“kurva normal atau kurva berbentuk lonceng menempatkan
mayoritas manusia di bagian tengah dalam kaitannya dengan karakteristik
tertentu, dan sangat sedikit yang berada di kedua bagian ekstrim yaitu sisi inferior
dan superior. Seseorang dianggap normal bila orang tersebut tidak menyimpang
jauh dari rata-rata pola trait atau perilaku tertentu.”

Kurva Normal

Abnormal Garis Normal Garis Abnormal


inferior perbatasa perbatasa superior
n n
Epi Supiadi, Poltekesos, 2021 17
Pelanggaran norma
 Perilaku
yang melanggar norma sosial atau
mengancam atau mencemaskan mereka yang
mengamatinya. Contoh :
 serangan verbal dan fisik yang dilakukan seseorang
kepada isterinya.
 Perilaku antisosial psikopat
 Ritual kompleks yang dilakukan penderita obsesif
kompulsif
 Percakapan pasienEpipsikotik dengan
Supiadi, Poltekesos, 2021 suara khayalan 18
Distress Pribadi
 Tekananpribadi yang merupakan siksaan besar
pada orang yang mengalaminya. Contoh :
 Orang yang mengalami gangguan anxietas dan depresi
yang menyebabkan distress
 Psikopat yang memperlakukan orang lain dengan tanpa
perasaan dan mungkin terus menerus melanggar hukum
tanpa sedikitpun merasa bersalah, menyesal atau cemas.

Epi Supiadi, Poltekesos, 2021 19


Disabilitas atau Disfungsi Perilaku
 Ketidakmampuan individu dalam beberapa bidang
penting dalam hidup, misalnya hubungan kerja
atau pribadi.
 Gangguan dalam hubungan perkawinan
 Gangguan berkaitan dengan penggunaan zat
 Fobia yang menyebabkan distress dan disabilitas

Epi Supiadi, Poltekesos, 2021 20


Yang tidak diharapkan (Unexpectedness)
 Respon yang tidak diharapkan terdapat stressor
lingkungan
 Misalnya seseorang yang selalu mengalami cemas
akan situasi keuangannya.

Epi Supiadi, Poltekesos, 2021 21

Anda mungkin juga menyukai