Anda di halaman 1dari 5

Orang Pertama

Assalamuallaikum Wr, Wb. Hadirin yang berbahagia perkenalkan kami (Nama kalian mulai
dari orang pertama sampai ketiga). Kami dari MTS Persatuan Islam 50 Lembang pada
kesempatan yang berbahagia ini akan menyampaikan tentang “Pentingnya Menjaga
Kesehatan Mental Bagi Seorang Remaja”
Kesehatan mental atau jiwa menurut undang – undang nomor 18 tahun 2014 tentang
kesehatan jiwa merupakan kondisi dimana seseorang individu dapat berkembang secara fisik,
mental, spiritual dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat
mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi
untuk komunitasnya. Hal itu juga berarti kesehatan mental mempunyai pengaruh terhadap
fisik seseorang dan juga akan mengganggu produktivitas. Kesehatan mental sangat penting
untuk menunjang produktivitas dan kualitas kesehatan fisik. Ganguan mental atau kejiwaan
bisa dialami oleh siapa saja. Data Riskesdas (riset kesehatan dasar) 2022 menunjukkan
prevalensi gangguan mental emosional yang ditunjukkandengangejalagejala depresi dan
kecemasan untuk usia 15 tahun ke atas mencapai sekitar 6,1% dari jumlah penduduk
Indonesia atau setara dengan 11 juta orang.

Pada usia remaja (15-24 tahun) memiliki persentase depresi sebesar 6,2%. Depresi berat akan
mengalami kecenderungan untuk menyakiti diri sendiri (self harm) hingga bunuh diri.
Sebesar 80 – 90% kasus bunuh diri merupakan akibat dari depresi dan kecemasan. Kasus
bunuh diri di Indonesia bisa mencapai 10.000 atau setara dengan setiap satu jam terdapat
kasus bunuh diri. Menurut ahli suciodologist 4.2% siswa di Indonesia pernah berpikir bunuh
diri. Pada kalangan mahasiswa sebesar 6,9% mempunyai niatan untuk bunuh diri sedangkan
3% lain pernah melakukan percobaan bunuh diri. Depresi pada remaja bisa diakibatkan oleh
beberapa hal seperti tekanan dalam bidang akademik, perundungan(bullying), faktor
keluarga, dan permasalahan ekonomi.

salah satu ciri depresi adalah stres dan kecemasan berkepanjangan yang menyebabkan
terhambatnya aktivitas dan menurunya kualitas fisik. Pencegahan depresi dapat dilakukan
dengan pengelolaan stres. Pengelolaan stres masing – masing individu berbeda, ada yang
mengelola stres dengan melakukan kegiatan yang disukai seperti hobi, melakukan
kegiatan refreshing, mendekatkan diri dalam konteks spiritual keagamaan, hingga bercerita
kepada orang lain untuk mengurangi beban stres. Terlepas dari stigma masyarakat,
keberanian diri untuk terbuka terhadap orang lain dan berobat merupakan salah satu langkah
yang tepat. Di era digital seperti sekarang banyak platfrorm yang meyediakan layanan
konsultasi secara daring dengan biaya maupun gratis. Selain itu, beberapa puskesmas telah
menyediakan layanan konsultasi psikologi dengan biaya gratis maupun berbayar dengan
harga terjangkau.

Akan tetapi pemahaman akan kesehatan mental di Indonesia cenderung rendah. Hal ini
dibuktikan dengan tingkat pemasungan orang dengan gangguan jiwa sebesar 14% pernah
pasung seumur hidup dan 31,5% dipasung 3 bulan terakhir. Selain itu sebesar 91%
masyarakat Indonesia yang mengalami gangguan jiwa tidak tertangani dengan baik dan
hanya 9% sisanya yang dapat tertangani. Tidak ditangani dengan baik bisa menjadi indikasi
akan kurangnya fasilitas kesehatan mental ditambah kurangnya pemahaman akan kesehatan
mental. Masyarakat cenderung memberi stigma negatif terhadap orang dengan gangguan
mental atau jiwa yaitu dengan mencela dan menganggapnya sebagai aib, anggapan akan
orang gila. Selain itu masyarakat yang kurang paham akan tanda – tanda gangguan mental
seperti depresi, yang mana depresi merupakan gangguan kesehatan mental yang paling sering
ditemukan. Hal ini menyebabkan orang dengan kesehatan mental yang terganggu cenderung
susah terbuka akan pengobatan dan malah merasa lebih tertekan akan stigma masyarakat.
Hendaknya masyarakat lebih terbuka dan peka akan gangguan kesehatan mental disekitarnya.
Masyarakat bisa menjadi pendengar bagi orang yang mengalami depresi.

Depresi dikalangan remaja yang saat ini terjadi dikarenakan Bullying atau perundungan.
Pada remaja bisa terjadi di mana saja dan pada siapa saja, termasuk kita sebagai pelajar.
Maka dari itu, orangtua dan kita sebagai pribadi perlu mengetahui tanda-tanda bullying pada
remaja dan hal yang perlu dilakukan jika itu sampai terjadi. Yuk simak penjelasan lengkap
mengenai penyebab, jenis, sampai cara mengatasi bullying pada remaja ini yang akan
disampaikan oleh rekan saya………………………….

Terima kasih ………….. (sebutkan nama teman/orang pertama yang menjelaskan) Baiklah
hadirin yang berbahagia. Apa itu bullying? Dikutip dari American Academy of Child &
Adolescent Psychiatry, istilah bullying merujuk pada arti kata perundungan, intimidasi, atau
penindasan.
Bila didefinisikan, bullying adalah perilaku agresif yang dilakukan seseorang atau kelompok
tertentu yang menargetkan orang atau kelompok lain dengan tujuan mengintimidasi.
Meski bisa terjadi pada semua rentang usia, bullying paling sering terjadi saat anak berada di
fase remaja.
Perilaku ini biasanya dilakukan oleh individu atau kelompok yang lebih kuat pada yang lebih
lemah. Selain itu, kejadian ini umumnya terjadi secara berulang atau terus menerus.
Tindakan ini juga mempunyai niat untuk memberikan rasa sakit hati dan tidak nyaman baik
secara fisik mapun emosional.
Perlu diketahui bahwa perundungan berbeda dengan pertengkaran anak biasa. Perundungan
bukan hanya menyerang fisik tetapi juga kejiwaan atau mental seseorang.
Orang yang menjadi korban bully biasanya memiliki suatu hal yang dirasa tidak umum oleh
pelaku bully.
Umumnya anak yang menjadi korban bully ialah yang kurang populer mempunyai fisik yang
tidak sempurna, preferensi seksual yang berbeda, atau dari kondisi ekonomi bawah.
Namun, tidak menutup kemungkinan orang-orang yang populer di sekolah dan dari kalangan
atas terkena bully karena misal ia cenderung arogan sehingga tidak disukai.

Jenis-jenis bullying pada remaja


Fenomena perundungan atau bullying adalah salah satu masalah yang hingga saat ini belum
bisa diberantas secara menyeluruh.
Pasalnya, perundungan bisa terjadi di mana saja baik di sekolah, tempat les, bahkan di rumah.
Pada banyak kasus, korban perundungan tidak berani memberitahu siapa pun tentang kondisi
yang dialaminya karena diancam oleh pelaku.
Ada jenis-jenis bullying yang mungkin dialami anak dan perlu diketahui oleh orangtua, di
antaranya adalah sebagai berikut.

1. Bullying fisik
Biasanya perundungan fisik adalah salah satu dari jenis bullying pada remaja yang paling
mudah dikenali. Sering kali, yang menjadi korban akan menerima berbagai perlakuan fisik
yang kasar.
Menurut National Center Against Bullying, jenis perundungan fisik bisa berupa menghalangi
jalan korban, menyandung, mendorong, memukul, menjambak, hingga merusak barang.
Perhatikan apabila pada tubuh anak sering muncul luka atau memar tanpa alasan yang jelas.
Biasanya anak yang menjadi korban enggan untuk mengakui bahwa dirinya ditindas secara
fisik.
Hal ini disebabkan karena takut dianggap tukang mengadu atau diancam oleh pelaku
bullying. Maka, anak mungkin akan menjawab bahwa luka tersebut didapat saat main basket
atau jatuh dari tangga.

2. Bullying verbal
Salah satu dari jenis bullying pada remaja lainnya adalah perundungan verbal. Tindakan ini
bisa dilakukan dengan kata-kata, pernyataan, julukan, dan tekanan psikologis yang
menyakitkan atau merendahkan.
Dampak dari perundungan secara verbal mungkin tidak terlihat secara langsung. Maka dari
itu, pelakunya tidak akan ragu untuk melontarkan ucapan yang tidak pantas secara terus-
menerus.
Biasanya, hal ini dilakukan ketika tidak ada saksi atau orang lain yang lebih tua.
Perundungan jenis ini biasanya ditujukan pada anak yang fisik, penampilan, sifat, atau latar
belakang sosialnya berbeda dari anak-anak yang lain.
Tak jarang satu dari jenis perundungan ini dialami oleh anak yang gemuk, minderan, atau
prestasinya di sekolah kurang tampak.

3. Tindakan pengucilan
Jenis perundungan lainnya yang juga cukup sering terjadi yaitu pengucilan.
Anak Anda tidak disakiti secara fisik maupun verbal, tetapi justru dimusuhi dan diabaikan
oleh lingkungan pergaulannya.
Anak akan kesulitan mencari teman, karena biasanya pelaku punya pengaruh yang cukup
kuat untuk membujuk orang lain mengucilkan si korban.
Biasanya, anak yang mengalami jenis perundungan ini sering menyendiri, mengerjakan tugas
kelompok seorang diri dan tidak pernah bermain bersama teman-teman di luar jam sekolah.
Aplahi di Pondok pesantren. Kita jauh dari orang tua bisa dibayangkan betapa
mengerikannya kalua kita dikuncilkan oleh teman. G enak banget kan?

4. Cyberbullying
Faktanya, bullying tak hanya terjadi di dunia nyata. Sekarang ini, bullying di dunia maya atau
cyberbullying umum terjadi.
Artinya, jenis perundungan ini tidak dilakukan di lingkungan sekolah atau kehidupan sehari-
hari secara langsung, tetapi di dunia maya melalui internet.
Umumnya media yang digunakan untuk melakukan perundungan di dunia maya yaitu media
sosial, aplikasi chatting, atau surat elektronik (e-mail).
Mengingat sifatnya yang bebas, anak Anda mungkin menerima perundungan dari orang yang
tidak dikenalnya atau orang dengan nama pengguna (username) samaran.
Perundungan yang terjadi biasanya berupa hinaan atau sindiran. Bisa juga berupa gosip
tentang anak Anda yang disebarkan melalui media sosial.
Ciri-ciri anak yang menjadi korban cyberbullying adalah sering menghabiskan waktu di dunia
maya tetapi tampak sedih atau tertekan setelahnya.

5. Bullying seksual
Ketika kita sudah memasuki usia remaja awal, jenis perundungan ini mungkin saja dialami.
Pelaku perundungan akan mengomentari, menggoda, berusaha mengintip, bahkan menyentuh
korban secara seksual.
Dalam beberapa kasus, perundungan seksual termasuk dalam tindakan kriminal yaitu
pelecehan atau kekerasan seksual, yang memungkinkan pelaku ditindak secara hukum.
Kebanyakan korban dari jenis perundungan seksual adalah anak perempuan, meskipun tak
menutup kemungkinan anak laki-laki juga mengalaminya.

6. Bullying antar saudara


Jenis bullying lainnya yang bisa terjadi pada remaja adalah perundungan dari saudara
terdekat.
Hal ini bisa terjadi ketika ada salah satu pihak yang merasa bahwa ia diperlakukan kurang
baik dibandingkan dengan adiknya.
Remaja yang pernah dirundung pada masa kecilnya dilaporkan cenderung lebih rentan
mengalami masalah mental sewaktu dewasa.
Inilah bahaya bullying di rumah yang perlu lebih diwaspadai setiap orangtua.

Selanjutnya terkiat tanda-tanda bullying dan solusinya akan dipaparkan oleh rekan
saya…………..(sebutkan Namanya)

Baik terima kasih……………………………(sebutkan nama orang kedua yang


menyampaikan)
Hadirin Tanda-tanda bullying pada remaja itu tidaklah mudah kita temukan karena banyak tanda
dan gejala yang ditunjukkan anak korban perundungan yang mirip dengan tipikal perilaku
remaja pada umumnya.
Namun apabila terlambat disadari, tak menutup kemungkinan remaja korban bullying
mengalami depresi.
Berikut adalah beberapa tanda-tanda bullying pada remaja yang perlu diperhatikan orangtua
atau kita sebagai seorang remaja:
 Perubahan sikap seperti jadi tidak selera makan, pendiam, dan mudah tersinggung.
 Tidak pernah membicarakan soal pertemanannya di sekolah atau marah ketika orang tua atau
teman menanyakannya.
 Mengalami gangguan tidur seperti tidur larut malam atau bahkan tidak tidur sama sekali.
 Menarik diri dari pergaulan serta muncul ketakutan terhadap lawan jenis.
 Menjadi sangat protektif terhadap alat-alat elektronik yang dimilikinya seperti ponsel atau
komputer.
 Nilai mata pelajaran perlahan menurun.
 Terjadi krisis percaya diri serta gaya berpakaian berubah.
 Timbul luka memar di wajah, tangan, punggung, dan bagian tubuh lainnya secara tiba-tiba.
Intinya, waspadai perubahan sikap drastis yang terjadi pada remaja dan jangan sungkan untuk
bertanya padanya.

Hal yang bisa dilakukan orangtua ketika anak menjadi korban bullying
Kebanyakan remaja yang mengalami perundungan tidak mengerti sepenuhnya apa yang
terjadi.
Mungkin ketika merasa tertindas, mereka akan merasa ketakutan atau bahkan marah tanpa
tahu harus melampiaskan pada siapa.
Itulah pentingnya menyadari sejak dini tanda-tanda anak jadi korban bullying.
Hal ini dimaksudkan agar orangtua bisa mendampingi dan mencari solusi sebelum
kondisinya bertambah parah.
Berikut langkah yang perlu diambil saat bullying terjadi pada anak remaja :
 Ajarkan untuk membela diri atau berkata tidak saat dirundung.
 Ajarkan anak untuk tidak mem-bully atau membalas ketika di-bully, tapi berusaha untuk
menghindar. Misalnya ketika dipukul lebih baik menghindar atau menangkis.
 Memahami bahwa setiap orang punya kelebihan dan kekurangan.
 Fokus pada hal positif yang ada di dalam diri.
 Berdiskusi atau mengobrol dengan orang dewasa, seperti orang tua, kakak, atau guru yang
bisa membantu.

Sebagai seorang remaja ketika kita melihat ada teman kita yang suka membully kita bisa
melakukan hal-hal seperti :

1. Beri tahu teman kita bahwa membully itu prilaku yang buruk, yang berakibat negatif.
Selain dipandang buruk oleh sesama teman, beri tahu juga bahwa ada sanksi lain yang
mungkin ia terima. Misalnya jika ia membully temannya di sekolah, pihak sekolah bisa
mengeluarkan anak dari sekolah, skorsing, atau bahkan hukuman lain yang tak kalah serius.

2. Ajak teman kita untuk saling menghargai perbedaan


Pada sebagian kasus, anak yang membully temannya terjadi akibat perbedaan ras, agama,
penampilan, hingga status ekonomi.
Sebagai cara mengatasi perilaku yang suka membully ini, orangtua perlu mengajarkan anak
untuk bisa memahami perbedaan. Dengan begitu, anak dapat lebih menghargai orang lain.
Sebagai contoh, orangtua dapat memberitahukan bahwa mengejek seseorang, baik itu karena
penampilan, kondisi fisik, atau status ekonomi, merupakan tindakan yang buruk.
Anda mungkin perlu mengajak anak mendatangi panti asuhan atau komunitas anak
berkebutuhan khusus agar ia bisa berinteraksi secara langsung dengan anak-anak yang
berbeda.
Dengan begitu, ia bisa lebih memahami perbedaan.

3. Kembangkan rasa empati


Mengasah empati bisa menjadi tameng pada anak agar tidak membully temannya.
Empati merupakan kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain dan
memahami emosi dari perasaan orang tersebut.
Jika anak memiliki rasa empati yang tinggi, tentu ia tidak akan menyakiti orang lain, terutama
temannya.
Anda bisa mengembangkan empati anak dengan berbagai cara, seperti mengajarkannya untuk
berdonasi kepada korban bencana atau memelihara hewan peliharaan.
Anda juga bisa membantu membangun kegiatan di luar sekolah dengan anak-anak yang
lainnya agar ia lebih mengembangkan rasa persahabatan dengan anak-anak lainnya.

Jadi hadirin yang berbahagia Yu, kita sama-sama mulai dari sekarang menjauhi sikap suka
membully karena salah satu factor utama terganggunya mental seorang remaja adalah karena
membully. So Say No To Bullying

Terima kasih atas perhatiannya. Semoga kita mejadi remaja dengan mental yang sehat.
Wassalamuallaikum Wr, Wb.

Anda mungkin juga menyukai