Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN HASIL PENELITIAN

DAMPAK BULLYING TERHADAP PSIKOLOGI ANAK

DISUSUN OLEH

SALBIAN AULIA FILTRA


X MIPA 6

SMAN 1 NEGRI CIKARANG UTARA


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam beberapa tahun terakhir, fenomena bullying baik di sekolah maupun di
luar sekolah mulai mendapat banyak perhatian peneliti salah satunya Profesor Olweus
dari University Of Bergen sejak 1970-an di Skandinavia. Profesor Olweus mulai
memikirkan tentang fenomena bullying di sekolah. Menurut Olweus bullying
merupakan suatu perilaku agresif yang dilakukan dengan sengaja oleh si pelaku baik 1
orang atau lebih dengan kurun waktu yang cukup lama kepada korban yang tidak
dapat melindungi dirinya sendiri.
Menurut OECD (Organisation of Economic Co-operation and Development)
sebanyak 41% siswa di Indonesia setidaknya pernah mendapat tindakan bullying
beberapa kali dalam sebulan. Presentase angka tersebut membuktikan bahwa bullying
pada siswa di Indonesia sudah di atas rata rata negara OECD yaitu sebesar 23%.
Sedangkan menurut KPAI mencatat dalam kurun waktu 9 tahun, dari 2011-2019, ada
37.381 pengaduan kekerasan terhadap anak. Untuk Bullying baik di pendidikan
maupun sosial media, angkanya mencapai 2.473 laporan dan trennya terus meningkat.
Di Indonesia sendiri penelitian terkait fenomena bullying masih sedikit. Hasil studi
oleh Dr. Amy Huneck pada buku NovanArdy Wijayani mengungkapkan bahwa 10-
60% siswa di Indonesia sendiri melaporkan mendapat ejekan, cemoohan, pengucilan,
pemukulan, tendangan hingga dorongan, paling sedikit sekali dalam seminggu.
Salah satu kasus penembakan masal akibat bullying terjadi pada kasus Kosta
Kemanovic. Kosta Kematovic seorang remaja laki laki berusia 13 tahun yang
melakukan penembakan masal yang terjadi di serbia. Setelah polisi melakukan
penyelidikan di duga Kosta merupakan korban bullying dan dia menyimpan dendam
kepada orang yang telah membully dia sehingga dia melakukan penembakan masal
yang memakan korban 9 orang yang terdiri atas 8 orang siswa dan 1 penjaga sekolah.
Manusia sendiri di sebut sebagai makhluk sosial karena di dalam suatu
kehidupan selalu ada proses interaksi antar sesama manusia. Setiap individu memiliki
konflik yang berbeda-beda, mulai dari konflik dalam proses interaksi, konflik
kekerasan baik kekerasan secara verbal maupun non verbal. Bullying merupakan
suatu tindakan yang dilakukan oleh pelaku dengan unsur kesengajaan terhadap
korban. Pengaruh dari perilaku bullying akan menjadikan seorang remaja yang
menjadi korban bullying akan memiliki gangguan psikologi dan emosional, di mana
jika di biarkan akan menjadi fatal.
Tindak bullying dapat mendorong korban bullying untuk menarik diri dari
lingkungan sosial maupun keluarga, menjadi lebih pendiam dan menimbulkan rasa
phobia social. Korban bullying juga lebih rentan terhadap stress dan depresi. Bahkan,
korban bullying dapat melakukan tindak bullying juga sebagai sarana menyalurkan
amarah dan rasa ingin balas dendam. Pada beberapa kasus bullying, korban bahkan
terpengaruh untuk melakukan pembunuhan maupun melakukan tindak bunuh diri.
perasaan cemas, selalu merasa sendiri, kesehatan mental dan juga emosional yang
terancam, serta kemungkinan besar dapat menyebabkan depresi. Dampak buruk yang
dialami remaja dari perilaku bullying yakni dirinya selalu merasa tidak diinginkan
oleh masyarakat sekitar. Biasanya korban bullying akan merasa dirinya aman jika
berada di lingkungan sekitar rumah. Bahkan perilaku bullying ini juga dapat
menurunkan semangat serta menghambat aktivitas korban yang dilakukan dalam
kehidupan sehari-hari. Perilaku bullying memiliki pengaruh yang cukup besar
terhadap kesehatan mental remaja. Jika tindak bullying dilakukan kepada korban
secara berulang-ulang dalam jangka panjang, efek bullying tersebut dapat bertahan
pada korban hingga dewasa.
Korban bullying rentan mengalami kekerasan. Secara umum, kekerasan
diartikan sebagai perilaku yang dapat menyebabkan keadaan perasaan atau tubuh
(fisik) menjadi tidak nyaman. Perasaan tidak nyaman ini bisa berupa kekhawatiran,
ketakutan, kesedihan, ketersinggungan, kejengkelan, atau kemarahan. Kekerasan
dapat terjadi dimana saja, termasuk di sekolah. Kekerasan yang paling banyak dialami
oleh anak adalah kekerasan fisik dalam banyak bentuk dan variasinya, kemudian
disusun kekerasan mental dan seksual. Lokasi kekerasan yang dialami anak sebagian
besar di rumah, kemudian di sekolah, dan selanjutnya di tempat umum.
Siswa yang menyaksikan tindak bullying dapat berasumsi bahwa bullying
adalah perilaku yang diterima secara sosial jika bullying dibiarkan tanpa edukasi dan
tindak lanjut. Beberapa saksi bullying bahkan akan bergabung dengan pelaku karena
ancaman dan rasa takut akan menjadi sasaran berikutnya. Bahkan pada saksi yang
kurang rasa empati, hanya akan diam saja tanpa membantu korban bullying. Pada
kenyataannya, rasa empati dan simpati itu sudah tidak lagi diperdulikan. Biasanya
korban bullying akan merasa dirinya aman jika berada di lingkungan sekitar rumah.
Bahkan perilaku bullying ini juga dapat menurunkan semangat serta menghambat
aktivitas korban yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Dampak dari bullying secara umum adalah korban mengalami tekanan
kesehatan psikologi. Kesehatan psikologi merupakan bidang khusus yang berfokus
pada bagian psikologi, perilaku dan faktor sosial yang dapat mempengaruhi kesehatan
dan penyakit pada seseorang.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Dampak Perilaku Bullying Terhadap psikologi anak”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas yang sudah tertulis, saya
memberikan informasi berikut tentang masalah yang akan digunakan sebagai bahan
penelitian :
1. Bagaimana bentuk-bemtuk perilaku bullying yang terjadi di lingkungan
masyarakat?
2. Bagaimana dampak terhadap psikologi anak yang mendapatkan bullying?
C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah yang terdapat di atas, Adapun tujuan dari penelitian ini
adalah:
1. Mendeskripsikan bentuk-bentuk perilaku bullying yang terjadi di lingkungan
masyarakat.
2. Mendeskripsikan dampak terhadap psikologi anak yang mendapat bullying di
lingkungan masyarakat.

D. Manfaat Penelitian

Ada dua manfaat pada penelitian ini, yaitu:


1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu
pengetahuan tentang bullying di Lingkungan Masyarakat, serta sebagai tambahan
referensi bahan pustaka, khususnya penelitian tentang bullying di sekolah.
2. Manfaat Praktis
A. Bagi lingkungan, dapat memberikan sumbangan pengetahuan dan informasi
terkait dengan dampak bullying terhadap mental di lingkungan masyarakat.
B. Bagi anak, dapat memberikan pengetahuan anak mengenai dampak dari
bullying.
C. Bagi pembaca pada umumnya, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
rujukan untuk melakukan kajian lebih lanjut.
BAB II
LANDASAN PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai