Disusun Oleh :
Nama : Naufal Aulia Pramana
Kelas : XI IPS.1
PENDAHULUAN
Perilaku Bullying merupakan sebuah tindakan atau perilaku agresif yang disengaja,
yang dilakukan oleh sekelompok orang atau seseorang secara berulang-ulang dan dari waktu ke
waktu terhadap seorang korban yang tidak dapat mempertahankan dirinya. (Goodwin, 2010).
Istilah Bullying dialihbahasakan ke dalam bahasa Indonesia yang dikenal dengan perundungan
atau tindakan kekerasan yang dilakukan terus-menerus (KBBI, 2010). Perundungan saat ini
sudah dibakukan sehingga tidak perlu menggunakan serapan bahasa asing. Meskipun sudah
dialihbahasakan keduanya tetap memiliki arti sama.
Dampak yang diakibatkan oleh tindakan ini pun sangat luas cakupannya. Remaja yang
menjadi korban bullying lebih berisiko mengalami berbagai masalah kesehatan, baik secara
fisik maupun mental. Adapun masalah yang lebih mungkin diderita anak-anak yang menjadi
korban bullying, antara lain munculnya berbagai masalah mental seperti depresi, kegelisahan
dan masalah tidur yang mungkin akan terbawa hingga dewasa, keluhan kesehatan fisik, seperti
sakit kepala, sakit perut dan ketegangan otot, rasa tidak aman saat berada di lingkungan
sekolah, dan penurunan semangat belajar dan prestasi akademis.
Bullying juga terjadi dalam beberapa bentuk tindakan. Menurut Coloroso (2007),
bullying dibagi menjadi empat jenis, yaitu:
a. Bullying Fisik
Penindasan fisik merupakan jenis bullying yang paling tampak dan paling dapat
diidentifikasi diantara bentuk-bentuk penindasan lainnya, namun kejadian penindasan fisik
terhitung kurang dari sepertiga insiden penindasan yang dilaporkan oleh siswa. Jenis
penindasan secara fisik di antaranya adalah memukul, mencekik, menyikut, meninju,
menendang, menggigit, memiting, mencakar, serta meludahi anak yang ditindas hingga ke
posisi yang menyakitkan, serta merusak dan menghancurkan pakaian serta barang-barang milik
anak yang tertindas. Semakin kuat dan semakin dewasa sang penindas, semakin berbahaya
jenis serangan ini, bahkan walaupun tidak dimaksudkan untuk mencederai secara serius.
b. Bullying Verbal
Kekerasan verbal adalah bentuk penindasan yang paling umum digunakan, baik oleh
anak perempuan maupun anak laki-laki. Kekerasan verbal mudah dilakukan dan dapat
dibisikkan dihadapan orang dewasa serta teman sebaya, tanpa terdeteksi. Penindasan verbal
dapat diteriakkan di taman bermain bercampur dengan hingar binger yang terdengar oleh
pengawas, diabaikan karena hanya dianggap sebagai dialog yang bodoh dan tidak simpatik di
antara teman sebaya. Penindasan verbal dapat berupa julukan nama, celaan, fitnah, kritik
kejam, penghinaan, dan pernyataan-pernyataan bernuansa ajakan seksual atau pelecehan
seksual. Selain itu, penindasan verbal dapat berupa perampasan uang jajan atau barang-barang,
telepon yang kasar, e-mail yang mengintimidasi, surat-surat kaleng yang berisi ancaman
kekerasan, tuduhantuduhan yang tidak benar, kasak-kusuk yang keji, serta gosip.
c. Bullying Relasional
Jenis ini paling sulit dideteksi dari luar. Penindasan relasional adalah pelemahan harga
diri si korban penindasan secara sistematis melalui pengabaian, pengucilan, pengecualian, atau
penghindaran. Penghindaran, suatu tindakan penyingkiran, adalah alat penindasan yang terkuat.
Anak yang digunjingkan mungkin akan tidak mendengar gosip itu, namun tetap akan
mengalami efeknya. Penindasan relasional dapat digunakan untuk mengasingkan atau menolak
seorang teman atau secara sengaja ditujukan untuk merusak persahabatan. Perilaku ini dapat
mencakup sikap-sikap tersembunyi seperti pandangan yang agresif, lirikan mata, helaan napas,
bahu yang bergidik, cibiran, tawa mengejek, dan bahasa tubuh yang kasar.
d. Cyber bullying
Ini adalah bentuk bullying yang terbaru karena semakin berkembangnya teknologi,
internet dan media sosial. Pada intinya adalah korban terus menerus mendapatkan pesan
negative dari pelaku bullying baik dari sms, pesan di internet dan media sosial lainnya.
Bentuknya berupa:
3. Menelepon terus menerus tanpa henti namun tidak mengatakan apa-apa (silent calls)
6. “Happy slapping” – yaitu video yang berisi dimana si korban dipermalukan atau di-bully
lalu disebarluaskan.
Dari latar belakang diatas dapat disusun beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa dampak dan pengaruh tindakan Bullying Fisik terhadap keadaan fisik & mental
remaja?
2. Bagaimana proses terjadinya Bullying Fisik?
3. Bagaimana upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi tindakan Bullying?
1. Mengetahui dampak dan pengaruh dari terjadinya Bullying Fisik terhadap keadaan fisik &
mental remaja.
2. Menjelaskan proses terjadinya Bullying Fisik.
3. Menjelaskan upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi Bullying.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dalam penyusunan laporan penelitian adalah sebagai berikut :
1. Laporan penelitian ini disusun sebagai pendukung proses belajar mengajar dalam mata
pelajaran Sosiologi yang dibimbing oleh Ibu Rian Indriani, S.Ant dan membuka
wawasan siswa untuk lebih peka dan waspada terhadap lingkungan terkait dengan
adanya tindakan Bullying.
2. Laporan penelitian ini diharapkan berguna bagi guru bimbingan konseling dalam
mengatasi permasalahan perundungan siswa, sehingga guru dapat memberikan
intervensi yang tepat untuk menurunkan perilaku perundungan (Bullying) pada peserta
didik.
BAB II
METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.
Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya adalah
sistematis, terencana dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain
penelitiannya. Metode penelitian kuantitatif, sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2011:
8) yaitu : “Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis
yang telah ditetapkan”.
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dalam waktu dua bulan, yaitu mulai dari bulan
Maret 2021 sampai Mei 2021.
1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Metode Survei Lapangan. Metode ini dilakukan dengan
melalui pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang ada
pada suatu objek penelitian.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu wawancara dan
observasi.
1) Metode Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanyajawab lisan yang
berlansung satu arah, artinya pertanyaan datang dari pihak yang mewawancarai dan
jawaban diberikan oleh yang diwawancara. Menurut Hopkins, wawancara adalah suatu
cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang
lain.
2) Metode Observasi