Anda di halaman 1dari 15

Tugas Wawancara Sosiologi

Kemiskinan di Daerah RW 01 Dangdeur

Kelas : XI IPS 1
Kelompok 2

1. Angelia Ulidina Simbolon


2. Ariq Muhamad Zhaky
3. Dita Ayu Meilani
4. Mahessa Nurysafadillah
5. Yusni Ayu Rahmawati

SMA NEGERI 1 SUBANG


Jl. Ki Hajar Dewantara No. 14A 41212

Telp. (0260)-4114202 Fax (0260)-418196 email : Info@smansa1sbg sxh.id

Tahun 2019-2020
Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya
yang berlimpah dalam penyusunan makalah ini. Pembuatan makalah ini
merupakan syarat wajib dalam menyelesaikan tugas mata pelajaran Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan.
Ada kebanggaan bersama jika kegiatan penyusuan makalah ini bisa selesai
dengan hasil yang baik. Dengan keterbatasan penulis dalam membuat riset, maka
cukup banyak hambatan yang penulis temui di lapangan. Dan jika makalah ini
pada akhirnya bisa diselesaikan dengan baik tentulah karena bantuan dan
dukungan dari banyak pihak terkait. Untuk itu, penulis sampaikan rasa terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu, kepada orang tua kami yang
sudah mengizinkan dan memberikan doa dalam proses penyusunan makalah kami.
Tidak ada yang bisa kami berikan selain doa dan rasa terima kasih yang
tulus kepada para pendukung. Namun tidak lupa juga masukan yang berguna
seperti saran atau kritik dari para pembaca sangat diharapkan oleh kami. Kami
sangat berharap bahwa makalah ini akan sangat bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya.

Subang, 15 Oktober 2019

Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar……………………………………………………………………………..i

Daftar Isi……. …………………………………………………………………………..ii

Bab 1 Pendahuluan ………………………………………………………………………1

1.1 Latar Belakang Masalah ………………………………………………..……1

1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………..…......2

1.3 Tujuan Wawancara...…...……………………………………………..……...2

1.4 Manfaat Wawancara ….……………………………………………..……….3

Bab 2 Hasil Wawancara ………………………………………………………...…..…….4

2.1 Pengertian Demokrasi .……………………………………………..………...4

2.2. Demokrasi pada Masa Demokrasi Liberal (1950-1959)…………...….……..5

2.3 Pelaksanaan Pemerintahan Demokrasi Liberal (1950 – 1959)………..……...6

2.4 Kelebihan Demokrasi Liberal …...………………………….……….……...12

2.5 Kekurangan Demokrasi Liberal …………..………………………..…...…..12

2.6 Akhir Masa Demokrasi Liberal di Indonesia (1950-1959)………………….13

BAB 3 PENUTUP ………………………………………………………………….…...15

3.1 Kesimpulan …………………………………………………………….…...15

3.2 Saran ………………………………………………………………….…….15

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………….…….16


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan zaman pada saat ini telah mengubah dan


memajukan banyak sektor yang ada di negara Indonesia, kemajuan
teknologi yang mulai dijamah oleh masyarakat membuat banyak
perubahan dan memperbaiki taraf kehidupan masyarakat Indonesia di
berbagai bidang kehidupan. Lambat laun daerah-daerah yang jauh dari
jangkauan pemerintah mulai berkembang dan mulai mendapatkan
infromasi-informasi penting untuk memperbaiki keselarasan hidup antar
daerah. Dilihat dari kenyataannya, banyak perkembangan yang terjadi,
namun bagi negara Indonesia sebagai negara berkembang, hal ini masih
belum terlihat benar-benar terjadi. Kemiskinan yang terjadi di masyarakat
hampir ada di setiap negara, tidak ada negara tanpa pengemis atau orang
miskin meski negara ini dikatakan negara maju tetap saja kemiskinan pasti
selalu ada, namun bedanya dengan negara berkembang adalah kemiskinan
mereka terkesan tertutup dengan kemajuan yang mereka miliki.
Di Indonesia sendiri, kemiskinan masih menjadi masalah sosial
yang serius dan marak terjadi di setiap daerah yang ada di Indonesia. Di
perkotaan, termasuk ibu kota negara masih bisa kita temukan kemiskinan,
para pengemis, dan tempat-tempat yang tidak layak untuk dihuni. Hal ini
menjadi masalah serius karena kemiskinan dapat memperhambat
pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi di Indonesia. Indonesia
terkenal akan Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah dan Sumber
Daya Manusia (SDM) yang memiliki jumlah yang bisa diseimbangkan
dengan pengolahan SDM. Namun dilihat sekarang hal ini malahan
menjadi suatu masalah karena tingkat pertumbuhan penduduk di Indonesia
sangat tinggi dan kurangnya fasilitas yang baik, hal ini menyebabkan.
kemiskinan semakin serius. Pemerintah sudah sering melakukan segala
cara dan program pemerintah untuk membasmi kemiskinan, namun hal ini
tidak berjalan dengan efektif, karena disebabkan dari beberapa aspek.
Penyebab kenapa kemiskinan masih mendominasi pada masalah
sosial adalah kurangnya pendataan terhadap daerah dan kondisi
kemiskinan itu tersebut. Jika kemiskinan dibiarkan begitu saja tanpa ada
tahap keseriusan dan tahap evaluasi untuk kondisi tersebut, kemiskinan
akan menjadi salah satu ancaman bagi suatu negara terutama negara
Indonesia. Kemiskinan menjadi cikal bakal dari sumber masalah sosial
lain, lihat saja maraknya kemiskinan selalu bersamaan dengan
kriminalitas, dan pengangguran dapat menjadi masalah yang lebih serius.
Kriminalitas memiliki banyak latar belakang, termasuk kemiskinan.
Ketika seseorang berada pada kondisi yang serba kesusahan, dan melihat
keadaan orang lain yang lebih baik, akan timbul rasa cemburu yang
memungkinkan menjadi pendorong kenapa orang itu melakukan perbuatan
di luar norma yang ada.
Kemiskinan merupakan masalah yang menyangkut banyak sekali
aspek, terutama kurangnya distribusi pendapatan nasional. Taraf
kehidupan akan semakin baik jika proses distribusi pendapatan nasional
berjalan baik, adil, dan menyeluruh. Selain itu kemiskinan disebabkan dari
orang-orang yang tidak memiliki kemauan untuk mengubah, kurangnya
pendidikan, buta huruf, dan yang lainnya. Sedangkan untuk mendapatkan
semua itu, di zaman sekarang membutuhkan uang yang banyak untuk
mendapatkan fasilitas yang baik pula. Pemerintah memang sudah berusaha
membuat taraf kehidupan semakin baik, namun prosesnya masih saja
terhambat karena masih adanya oknum yang tidak bertanggung jawab atas
apa yang telah diberikan.
Kemiskinan harus segera di basmi dengan kesadaran seluruh
masyarakat yang berperan di dalam masalah sosial tersebut. Kesadaran
bisa memperkecil angka kemiskinan di setiap tahunnya, terutama untuk
masyarakat yang kurang dalam pendidikan yang layak. Pemerintah tidak
akan berhasil jika tidak adanya kesadaran tari pelopor dan yang dipelopori.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa latar belakang terjadinya kemiskinan di daerah RW 01 Dangdeur?
2. Faktor apakah yang menyebabkan kemiskinan di daerah RW 01 Dangdeur
semakin merajalela?
3. Apa dampak yang terjadi pada kehidupan masyarakat di daerah RW 01
Dangdeur?
4. Upaya apa saja yang telah di lakukan untuk menangani kemiskinan di
daerah RW 01 Dangdeur?
5. Masalah-masalah sosial apa saja yang bersangkut paut dengan kemiskinan
di daerah Dangdeur?

1.3 Tujuan Wawancara


a. Tujuan Umum
Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh data-data
mengenai kemiskinan di daerah sekitar.
b. Tujuan Khusus
1) Mengetahui hal apa saja yang melatar belakangi terjadinya
kemiskinan.
2) Mengetahui faktor yang menyebabkan terjadinya kemiskinan yang
semakin merajalela dan menjadi masalah seirus.
3) Mengetahui dampak dan kerugian apa saja yang berasal dari
kemiskinan tersebut.
4) Mengetahui upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi
kemiskinan yang dapat merugikan banyak sektor di dalam
kehidupan.
5) Mengetahui masalah-masalah sosial apa saja yang bersangkut paut
dan memiliki keterkaitan dengan kemiskinan.

1.4 Manfaat Wawancara

a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat terhadap pengembangan
pengetahuan dalam ilmu sosiologi serta tentang kemiskinan yang sedang
marak terjadi di kalangan masyarakat. Menambah pengetahuan mengenai
masalah sosial yang terjadi secara umum. Selain itu penelitian ini bisa
menjadi kajian untuk penelitian selanjutnya.
b. Manfaat Praktis
1) Bagi pemerintah, dengan ini bisa menjadi salah satu data yang
dapat ditindak lanjutkan untuk menemukan pembasmi dari
kemiskinan tersebut. Sebagai instrumen untuk melakukan suatu
upaya-upaya penanggulangan terhadap kemiskinan, karena
pemerintah lebih luas untuk menggerakkan program dan upaya
tersebut.
2) Bagi masyarakat, menjadikan salah satu acuan dan pedoman agar
menyadari akan pentingnya perubahan untuk mendapatkan
kehidupan yang lebih layak dan keselarasan dalam kehidupan
sosial.
3) Bagi penulis hal ini merupakan penerapan berbagai ilmu sosial
yang hidup di lingkungan tersendiri yang diperoleh dari praktik
masyarakat.
4) Penelitian ini diharapkan mampu memberikan banyak informasi
dengan pendekatan yang lebih dekat dari biasanya. Dan menjadi
bahan uji ulang untuk permasalahan yang diungkapkan dalam
penelitian ini.
BAB 2

HASIL WAWANCARA

2.1 Pengertian kemiskinan

Kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan di mana seseorang


tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan
kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental, maupun
fisiknya dalam kelompok tersebut. Menurut sejarah, keadaan kaya dan
miskin secara berdampingan tidak merupakan masalah sosial sampai
saatnya perdagangan berkembang dengan pesat dan timbulnya nilai-nilai
sosial yang baru. Dengan berkembangnya perdagangan ke seluruh dunia
dan ditetapkannya taraf kehidupan tertentu sebagai suatu kebiasaan
masyarakat, kemiskinan muncul sebagai masalah sosial.

2.2 Latar belakang kemiskinan di RW 01 Dangdeur

Kemiskinan di daerah Dangdeur terutama di kawasan RW 01


terjadi karena beberapa faktor, menurut narasumber kemiskinan di
wilayahnya tersebut disebabkan karena Sumber Daya Manusia (SDM)
yang masih memiliki tingkat pendidikan berada di bawah rata-rata, seperti
SD, SMP, sampai tidak tamat sekolah karena beberapa alasan yang berasal
dari internal. Kurangnya pendidikan mengakibatkan kualitas dari SDM
tidak memadai dan tidak bisa bekerja dengan gaji yang pasti.
Kehidupan akan terpenuhi jika penghasilan memadai untuk
memenuhi kebutuhan mulai dari sandang, papan dan pangan. Pekerjaan
yang layak dan gaji yang tetap dibutuhkan kinerja pada SDM yang baik.
Sedangkan di wilayah RW 01 ini masih terdapat masyarakat yang tidak
sekolah dan bisa dikatakan pengangguran. Dengan demikian, kualitas
kinerjanya pun sangat berbeda dengan masyarakat yang memiliki
pendidikan tinggi. Masyarakat yang tidak memiliki pendidikan yang layak
terpaksa harus bekerja dengan pekerjaan yang seadanya di wilayah mereka
sendiri.
Seperti di RW 01 Dangdeur ini, para masyarakat yang tidak
memiliki pekerjaan memilih untuk bekerja serabutan. Kita tahu jika
pekerjaan ini tidaklah dijamin dan tidak memiliki penghasilan yang tetap.
Hal ini lah yang menjadi salah satu penyakit yang menyebabkan
kemiskinan masih terlihat di wilayah RW 01 Dangdeur, sedangkan
kebutuhan hidup setiap harinya akan bertambah dan nilai tukar bahannya
juga ikut menaik setiap waktunya. Jika tidak seimbang dengan kualitas
dan pendapatan masyarakatnya, hidup mereka akan kocar-kacir,
meminjam kesana kemari, namun dengan bunga yang besar.
Narasumber juga mengaitkan dengan maraknya ibu-ibu yang
meminjam uang ke bank keliling dan bank emok (salah satu bank keliling
yang ada di wilayah RW 01 Dangdeur). Mengapa demikian? Kebutuhan
yang semakin tinggi mendorong banyaknya ibu-ibu rumah tangga yang
mulai mengikuti pinjaman bank-bank dengan bunga besar. Hari ini diberi
pinjaman, besok harus mulai membayar. Jika dihitung-hitung, kegiatan ini
akan merenggut uang untuk kebutuhan lainnya.

2.3 Tingkat kemiskinan di RW 01 Dangdeur

Tingkat kemiskinan di daerah RW 01 Dangdeur ini masih bisa


dikatakan masih biasa saja, dibandingkan dengan kota-kota besar. Di
daerah Dangduer sendiri, masyarakat yang masih kurang dalam memenuhi
kebutuhannya mereka masih memiliki tempat tinggal yang layak, untuk
sekadar menjadi tempat berlindung.
Di Dangdeur, keluarga yang bisa dikatakan sebagai keluarga
miskin, kebanyakan dari mereka yang kesulitan mendapatkan uang
dikarenakan pekerjaan yang tidak tetap dan gaji yang seadanya. Selain itu,
mereka masih memiliki pakaian yang layak namun karena kebutuhan
lainnya membuat mereka berbondong-bondong untuk mencari pinjaman,
namun berakhir dengan terlilit hutang.
Bukan hanya itu, seperti yang dilihat di kehidupan sehari-hari.
Beberapa masyarkat yang ada di Dangdeur masih sangat banyak yang
tergantung pada bank-bank yang berkeliaran dengan bunga yang besar.
Hampir 50% dari jumlah ibu-ibu yang ada di RW 01 Dangduer yang
masih memiliki banyak hutang pada bank padahal mereka memiliki suami
yang bekerja dan menghasilkan gaji meski gajinya tidak besar. Ada juga
yang kepala rumah tangganya seorang kuli bangunan yang tidak setiap
bulannya menghasilkan uang.
Seperti yang tergambar pada kehidupan salah satu keluarga dimana
sang suami adalah seorang pekerja yang bergabung dengan seni sisingaan,
dia akan bekerja jika mendapatkan panggilan manggung, dan tidak setiap
harinya ia bekerja. Kisah lainnya bisa diambil dari salah satu keluarga
yang ada di RW 01, suaminya tidak bekerja, dia diam di rumah sedangkan
istrinya bekerja sebagai pedagang. Jika dilihat dari gambaran yang sudah
ada, kemiskinan di RW 01 Dangdeur hampir semuanya disebabkan karena
kurangnya kesadaran sebagian masyarakat akan pentingnya, pendidikan,
semangat kerja, dan kemampuan.

2. 4 Dampak dari Kemiskinan terhadap kehidupan di RW 01 Dangdeur

1. Hunian yang tidak layak


Kemiskinan yang semakin menjadi masalah yang serius menjadikan
banyak kepala keluarga yang masih membawa keluarganya untuk tinggal
di rumah yang seadanya. Menurut narasumber, di RW 01 Dangdeur
sendiri, hanya beberapa kepala rumah yang masih belum memiliki rumah
yang layak. Hal ini disebabkan karena tidak akanya modal untuk
merombak, sedangkan untuk merombak sebuah rumah memerlukan modal
yang besar.
2. Pengangguran
Di Dangdeur terutama wilayah RW 01 masih ditemukan anak-anak muda
yang belum mendapatkan pekerjaan padahal usai mereka sudah memasuki
kriteria produktif. Tingkat sekolah mereka ada yang sampai SMA namun
asih bermain-main, kesana-sini bersama teman-temannya, menghabiskan
uang orang tua dan waktu yang berharga. Padahal di usia 20 tahunan, jika
tidak melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi, mereka sudah bisa
menghasilkan uang. Mereka menjadi pengangguran dan membuat orang
tua mereka kocar-kacir mencari uang untuk bekal bermain.
3. Hutang yang semakin bertambah
Kasus hutang pihutang tidak lepas dari dampak adanya kemiskinan. Di
RW 01 tidak terhitung ibu-ibu yang meminjam uang pada bank. Mereka
meminjam tidak hanya pada satu bak keliling saja, bisa sampai lima atau
delapan. Seperti yang sudah kami telusuri, motif mereka meminjam uang
pada bank lain adalah karena sebagai bayaran pada bank sebelumnya.
Namun pada kenyataannya, mereka tidak 100% membayar hutang mereka
pada bank pertama karena terpakai dengan kebutuhan lainnya yang lebih
penting, tetapi berujung dengan ketidak meratanya pembagian uang yang
telah dipinjam. Akhirnya, hutang pada bank pertama belum lunas, hutang
pada bank kedua juga ikut mengantre.
4. Kesejahteraan yang kurang
Dampak yang disebabkan adanya kemiskinan tidak lain adalah
kesejahteraan masyarakat yang dibawah rata-rata. Kebutuhan yang
semakin meledak di setiap waktunya, akan menjadi dasar adanya adu
mulut di dalam keluarga. Hal ini menyebabkan banyak sekali keluarga
yang tidak memiliki rasa aman dan bahagia di dalam kehidupannya.
Mungkin bukan hanya dilihat dari banyaknya uang untuk mengukur
kebahagiaan seseorang. Namun jika dilihat pada zaman sekarang, orang
yang memiliki uang banyak saja masih memiliki masalah dalam hidupnya
apalagi orang yang tidak memiliki uang sama sekali. Kehidupan mereka
akan terus dikejar hutang, omongan orang, dan kebutuhan yang semakin
tinggi.
5. Anak-anak kurang mendapatkan bimbingan
Anak-anak sering sekali menjadi salah satu korban dari orang tua mereka
yang kurang mendidik dengan baik. Seperti yang terjadi di RW 01 masih
banyak anak-anak yang terlihat tidak terurus karena orang tua mereka
pusing dengan pembayaran hutang mereka. Terkadang ada pula anak yang
dibiarkan main sampai baju mereka lusuh tak layak pakai, sedangkan sang
ibu kesana-sini untuk bayar hutang. Padahal di umur seperti itu, anak-anak
harus lebih dekat dengan kedua orang tuanya demi pembentukan pribadi
yang baik untuk masa depan anak-anak mereka.

2.5 Upaya yang telah dilakukan

Pemerintah tidak diam saja, sudah banyak program antar kelurahan


atau desa untuk memberikan bantuan. Seperti adanya program PKH
sebagai salah satu bantuan untuk keluarga yang miskin, program ini
berasal dari pemerintah. Keluarga yang dapat dimasukkan sebagai
keluarga yang miskin akan mendapatkan beberapa kebutuhan pokok
seperti beras dan telur. Bantuan ini termasuk untuk masyarakat yang
memiliki cacat fisik, mereka juga akan mendapatkan bantuan meski
keluarga mereka termasuk orang yang berada.
DI RW 01 Dangdeur sendiri seperti yang telah narasumber
jelaskan bahwa para pengurus sudah mendirikan koperasi untuk
menanggulangi masyarakat yang terlilit hutang. Dalam prosesnya,
koperasi sudah mendapatkan modal 20 juta untuk modal pertama, dan
sudah berjalan dengan baik. Para pengurus juga sudah mengajukan
dokumen ke pemerintah untuk meminta pembedahan rumah pada
masyarakat yang rumahnya tidak layak, namun hal ini masih digantung
tidak ada kepastian yang benar dari pemerintah. Hal ini menyebabkan
pengurus sudah lelah karena bukan hanya satu dua dokumen yang
diajukan, namun sampai sekarang tidak adanya tindakan. Sekitar 4 bulan
yang lalu, di RW 01 sudah ada proses untuk perombakan rumah, namun
dana berasal dari Badan Amil Zakat bukan dari pemerintah.
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kemiskinan menjadi salah satu masalah sosial yang serius, karena


jika hal ini dibiarkan saja akan menimbulkan perpecahan dan kerugian
besar bagi sebuah negara. Kemiskinan yang terjadi di daerah kita ternyata
lebih banyak disebabkan karena dari individu itu sendiri, rasa malas dan
terlalu pasrah akan keadaan menjadi salah satu penyebab kenapa
kemiskinan begitu banyak. Bukan hanya dari segi pemikiran individu yang
tidak mau membuat suatu perubahan, peran pemerintah juga begitu
bekerja besar dalam penanganan kemiskinan.

3.2 Saran

Tidak banyak yang dapat kami lakukan, namun dengan sedikit


saran mungkin bisa menyadarkan kita akan pentingnya sebuah kerja keras.
Di zaman yang semakin maju ini, pekerjaan dengan gaji besarlah yang
sangat dibutuhkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Maka dari itu, jangan malas untuk mencari pekerja. Terutama untuk para
pelajar, jangan pernah patah semangat untuk belajar, karena apapun yang
akan kita dapatkan di masa depan nanti setimpal dengan kerja keras kita.
Janganlah meragukan pendidikan, karena dengan ilmu pengetahuan dan
keterampilan yang akan membawa kita ke kehidupan yang lebih layak,
diatas rata-rata.
Daftar Pustaka

Prof. Dr. Soekanto, Soerjono. 2017. Sosiologi Suatu Pengantar Edisi Revisi.
Jakarta : PT RajaGrafindo Persada
Gambar.1

Anda mungkin juga menyukai