DOSEN PEMBIMBING :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya,sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini,guna menyelesaikan tugas kelompok mata kuliah askeb pada perempuan
dan anak dengan kondisi rentan yang membahas tentang kebutuhan khusus pada permasalahan ekonomi
seperti kemiskinan dan anak banyaktepat pada waktunya.
Dalam penyelesaian penulisan makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya
dari berbagai pihak yang telah memberikan bantuan,bimbingan,arahan sehingga makalah ini dapat
terselesaikan pada waktunya
Segala usaha telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini. Tapi kami menyadari didalam
makalah ini masih banyak ditemukan kekurangan,oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang dapat dijadikan masukan guna perbaikan di masa yang akandatang.
Semoga makalah ini dapat berguna dan memberikan manfaat bagi semua pihak terutama bagi kami tim
penulis,dan para pembaca.
Kelompok IV
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
I.
2.1 Kemiskinan........................................................................ 6 K
2.2Anak Banyak.................................................................................22
3.1 Kesimpulam................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................28
3
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu contoh masalah sosial yang disebabkan oleh faktor ekonomi adalah
kemiskinan. Kemiskinan merupakan masalah sosial serius yang dihadapioleh pemerintah
Indonesia. Meskipun telah berjuang puluhan tahun untukmembebaskan diri dari kemiskinan,
kenyataan memperlihatkan bahwa sampaisaat ini Indonesia belum bisa melepaskan diri dari
belenggu masalahkemiskinan.
Bank Dunia mengukur tingkat kemiskinan didunia ini dengan batas Upper Middle-
Income Class (UMIC) dengan pendapatan US$ 5,5 (setara Rp 77 ribu) per hari. Hasilnya,
jumlah penduduk miskin di bawah garis ini justru naik menjadi 24 persen pada Oktober 2019,
lebih tinggi dari April 2019 yang sebesar 23,7 persen
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penduduk miskin pada September 2020 sebanyak
27,55 juta jiwa atau meningkat 2,76 juta dibandingkan tahun sebelumnya. Pada periode
September 2020, tingkat kemiskinan, menjadi 10,19 persen atau meningkat 0,97 poin
persentase (pp) dari 9,22 persen periode September 2019
4
kemiskinan harus bisa mendorong peningkatanpartisipasi dan kesejahteraan perempuan.
Apabila perempuan tidak dijadikan target sasaran pengentasan kemiskinan dan analisis
gender tidak digunakan untuk melihat akar penyebab kemiskinan, maka program-program
pengentasan kemiskinan tidak akan bisa menjangkau kebanyakan perempuan yang memiliki
keterbatan akses terhadap ruang publik.
I.3.Tujuan Pembahasan
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.l. Kemiskinan
2.l.l.Pengertian Kemiskinan
2.l.2.Jenis kemiskinan
6
sebab itu, di sebagian daerah ada penduduknya yang memiliki ketimpangan
pendapatan
4. Kemiskinan Alamiah adalah kemiskinan dikarenakan langkanya sumberdaya alam
yang menyebabkan produktivitas rendah. Contoh: Masyarakat yang berada di wilayah
benua Afrika.
5. Kemiskinan Kultural adalah kemiskinan yang terbentuk karena kebiasaan masyarakat
yang sudah menjadi budaya, baik itu dari nilai-nilai yang diusung, pemikiran, maupun
cara kerja. Contoh kemiskinan kultural yang banyak terjadi di masyarakat sebagai
berikut:
a. Malas
b. Etos kerja yang rendah
c. Mudah menyerah pada nasib
d. Budaya masyarakat yang suka korupsi, kolusi, dan nepotisme
e. Menolak adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
f. Menggantungkan bantuan dari pihak lain, termasuk pemerintah
g. Minder
h. Suka foya-foya dan konsumtif berlebihan
i. Suka mencuri dan memilih jalan pintas untuk sukses
j. Mengandalkan harta warisan orang tua
k. Tidak berdiri di atas kaki sendiri alias tidak mandiri
6. Kemiskinan Struktural
Kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang berasal dari struktur sosial
yang tersemat pada golongan masyarakat tertentu dan memungkinkan terjadinya
kondisi di mana mereka tidak dapat menggunakan sumber daya yang sebenarnya
tersedia untuk mereka. Contoh kemiskinan struktural yang banyak terjadi di
masyarakat, yaitu:
a. Sebuah daerah yang memiliki sumber daya alam melimpah, tetapi masyarakatnya
tidak dapat menikmati kekayaan tersebut.
b. Penggusuran atau pembersihan lahan yang dilakukan oleh pemerintahdi suatu
daerah sehingga menyebabkan masyarakat sekitar tidak memiliki tempat tinggal
dan kehilangan pekerjaan.
7
c. Masyarakat di satu daerah tidak sempat memiliki pekerjaan atau kehilangan
pekerjaan karena sumber daya alam daerah tersebut dikuasai oleh investor asing
yang memakai tenaga kerja asing.
d. Negara yang miskin karena tidak mampu membayar utang luar negeri
2.l.3.Penyebab Kemiskinan
9
6. Kekurangan Sumber Daya Air dan Makanan
Air dan makanan bisa dikatakan sebagai kebutuhan mendasar bagi
kehidupan. Oleh karena itu, jangan sampai kekurangan air dan makanan
karena jika kekurangan keduanya dapat menyebabkan kemiskinan.
7. Minimnya Infrastruktur
Kondisi jalan yang buruk, daratan terpisah dari perairan karena tidak
adanya jembatan, minimnya informasi karena keterbatasan koneksi internet,
minimnya transportasi umum, dan lain sebagainya. Hal-hal tersebut tentu saja
akan mengganggu aktivitas ekonomi. Kondisi tersebut dapat mengurangi
kemampuan untuk berkompetisi dengan rival-rival lainnya. Ketertinggalan
tersebut dapat menurunkan daya saing dan berujung pada kemiskinan.
8. Kurangnya Dukungan Pemerintah
Pemerintah yang kurang mendukung rakyatnya dalam mencari
penghasilan dapat menjerumuskan rakyatnya ke dalam jurang kemiskinan.
Dukungan yang diberikan pemerintah kepada rakyat bisa berupa regulasi,
bantuan dana hibah, pengelolaan sumber daya alam, lapangan kerja, dan
sebagainya.
9. Kualitas Kesehatan yang Kurang Baik
Mendapatkan layanan kesehatan sudah menjadi salah satu kebutuhan
primer. Kurangnya layanan kesehatan dapat menyebabkan terjadinya
kemiskinan di masyarakat karena masyarakat yang sakit tidak dapat
melakukan pekerjaan dengan baik.
10. Harga Kebutuhan Tinggi
Harga kebutuhan tinggi menyebabkan rakyat kesulitan untuk membeli
barang terutama kebutuhan pokok. Penghasilan yang didapatkan tidak dapat
mencukupi seperti biasanya. Jika hal ini terjadi dalam jangka yang panjang,
kemiskinan akan terjadi.
10
dilakukan oleh laki-laki mapupun perempuan (Noerdin,2006). Adanya budaya
patriarki. Dalam Oxford Advanced Learner’s Dictionary menyebutkan bahwa
patriarki adalah asociety, a system, or a country that is ruled or controlled by men
(2000). Dimana setiap kekuasaan dalam masyarakat yang menganut sistem
patriarki dikontrol oleh laki-laki. Perempuan hanya memiliki sedikit pengaruh
dalam masyarakat atau bisa dikatakan tidak memiliki hak pada wilayah-wilayah
umum dalam masyarakat. Mereka secara ekonomi, sosial, politik, dan psikologi
tergantung pada laki-laki, khususnya dalam institusi pernikahan. Sehingga dalam
keluarga maupun masyarakat perempuan diletakkan pada posisi subordinat atau
inferior. Menurut Madsen pekerjaan perempuan hanya pada wilayah domestik,
mengurus suami, menjadi ibu dengan mengurus anak-anaknya. Peran-peran
domestik tersebut dilekatkan pada sosok perempuan oleh masyarakat yang
menganut sistem patriarki(2000)
11
dapat dipisahkan dari kebijakan publik yang dibuat oleh lembaga-lembaga
politik, apalagi mengingat kebijakan tersebut juga diikuti oleh alokasi
anggaran untuk implementasinya. Dengan kurangnya kepekaan
pemerintah terhadap persoalan gender, maka apabila perempuan tidak ikut
serta menentukan kebiajakan yang mengatur kebutuhan yang harus
dipenuhi pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraannya, sangat
mungkin kebutuhan perempuan akan ditempatkan pada skala prioritas
yang rendah.
b. Akses Perempuan Terhadap Pekerjaan
Dalam hal akses perempuan terhadap pasar tenaga kerja, ada
kecendrungan bahwa perempuan yang memasuki pasar tenaga kerja jauh
lebih kecil jumlahnya daripada laki-laki. Sementara itu bagai perempuan
yang mencoba memasuki pasar tenaga kerja, ternyata juga memiliki
kemungkinan yang lebih kecil untuk memperoleh pekerjaan dibanding
dengan laki-laki. Tingginya kesenjangan antara perempuan dan laki-laki
dalam hal akses ke pasar tenaga kerja, disebabkan oleh beberapa hal:
12
dalam data Susenas, Sakernas, maupun dari laporan Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) yang dikeluarkan oleh BAPPENAS, BPS, maupun UNDP.
Kebijakan pengupahan yang diskriminatif terhadap perempuan, juga
merupakan akibat dari UU perkawinan tahun 1974, yang dalam pasal 1
secara eksplist menyatakan bahwa laki-laki adalah kepala keluarga dan
istri adalah ibu rumah tangga. Pernyataan tersebut sangat berdampak pada
kehidupan perempuan, karena UU tersebut dijadikan rujukan bagi setiap
kebijakan publik yang timbul kemudian hari. Contohnya, lai-laki yang
dinyatakan sebagai kepala keluarga mendapatkan tunjangan untuk anak
dan istri dari tempat kerjanya, sedangkan perempuan yang dianggap
sebagai pekerja pencari nafkah tambahan selalu dianggap sebagai pekerja
lajang yang tdak mendapatkan tunjangan keluarga.
d. Akses Perempuan Terhadap Aset Poduktif
Aset produktif berupa tanah, rumah dan aset produktif lainnya sebagian
besar dikuasi oleh laki-laki. Keterbatasan akses perempuan terhadap
sumber produksi atau aset produktif seperti tanah atau rumah misalnya,
juga menentukan ada tidaknya akses perempuan ke modal atau kredit.
Karena aset produktif dikuasai oleh laki-laki. Apabila perempuan ingin
melakukan kegiatan ekonomi berkaitan dengan aset tersebut, harus
mendapat izin dari suaminya terlebih dahulu. Hal ini berkaitan dengan
pengambilan keputusan atau kontrol produksi yang didominasi oleh-laki-
laki. Dengan keterbatasan penguasaaan aset produksi, maka perempuan
juga sangat terbatas aksesnya ke kredit (karena tidak memiliki jaminan)
sehingga ini berakibat pada keterbatasan perempuan dalam
mengembangkan usaha
16
d. Perempuan mendapatkan gaji yang berbeda untuk jenis pekerjaan yang
sama.
e. Perempuan kekurangan modal untuk untuk membangun usaha sendiri
f. Perempuan tidak punya hak atas tanah yang ditinggalinya, karena tanah dan
aset lainnya atas nama suami, bapak, saudara laki-laki
g. Perempuan lebih rendah pendidikannya daripada laki-laki karena asumsi
bahwa perempuan setelah menikah akan menjadi ibu rumah tangga
sehingga investasi untuk sekolah pada perempuan dianggap tidak
menguntungkan.
17
laki, sementara jumlah perempuan yang menjdi kepala keluarga setiap
tahunnya selalu bertambah.
1. Kriminalitas Tinggi
Dampak kemiskinan yang pertama yakni kriminalitas tinggi. Kemiskinan
seringkali dikaitkan dengan kriminalitas. Masyarakat miskin cenderung
melakukan apa saja untuk memenuhi kebuhtuhan hidup mereka, termasuk
melakukan kriminalitas. Beberapa bentuk kriminalitas tersebut yaitu pencurian,
perampokan, begal, penipuan, bahkan pembunuhan.
2. Akses Pendidikan Tertutup
Akses pendidikan yang tertutup merupakan dampak kemiskinan yang
dapat dirasakan. Biaya pendidikan yang cukup tinggi mengakibatkan masyarakat
miskin tidak dapat menjangkau dunia pendidikan. Hal ini semakin memperburuk
situasi masyarakat yang kekurangan karena kurangnya pendidikan membuat
mereka tidak bisa bersaing dan tidak bisa bangkit dari keterpurukan.
3. Tingkat pengangguran Tinggi
Dampak kemiskinan selanjutnya yakni dimana tingkat pengangguran
semakin banyak. Tingkat pendidikan yang rendah tentunya juga akan berdampak
terhadap pengangguran yang semakin meningkat. Masyarakat miskin yang sulit
untuk mendapatkan akses pendidikan kemudian akan berdampak terhadap tingkat
pengangguran.
4. Angka Kematian Tinggi
Dampak kemiskinan selanjutnya yakni dimana angka kematian yang
tinggi.Dampak tersebut tentunya mempunyai hubungan dengan penyebab
kemiskinan yakni kualitas kesehatan yang belum baik.Masyarakat yang hidup di
bawah garis kemiskinan umumnya tidak mendapatkan akses kesehatan yang
memadai.Hal ini menyebabkan tingginya angka kematian pada masyarakat
miskin. Selain itu, gizi yang buruk juga merupakan masalah yang sering terjadi
pada masyarakat miskin. Instrumen Utama Penanggulangan Kemiskinan dari
pemerintah terbagi menjadi 3 kluster:
a. Klaster I (Bantuan sosial terpadu berbasis keluarga)
18
Tujuan mengurangi beban rumah tangga miskin melalui peningkatan akses
terhadap pelayanan kesehatan, pendidikan, air bersih, sanitasi Disalurkan
dalam program:
1) Program Keluarga Harapan(PKH)
PKH adalah program perlindungan sosial yang memberikan
bantuan tunai kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) dan bagi
anggota keluarga 19 Program Pengentasan Kemiskinan Kabinet Indonesia
Bersatu II RTS diwajibkan melaksanakan persyaratan dan ketentuan yang
telah ditetapkan. Program ini, dalam jangka pendek bertujuan mengurangi
beban RTSM dan dalam jangka panjang diharapkan dapat memutus mata
rantai kemiskinan antar generasi, sehingga erasi berikutnya dapat keluar
dari perangkap kemiskinan. Pelaksanaan PKH juga mendukung upaya
pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium. Lima Komponen Tujuan
MDG’s yang akan terbantu oleh PKH yaitu: Pengurangan penduduk
miskin dan kelaparan; Pendidikan Dasar; Kesetaraan Gender;
Pengurangan angka kematian bayi dan balita; Pengurangan kematian ibu
melahirkan
2) Bantuan Operasional Sekolah(BOS)
BOS adalah program pemerintah untuk penyediaan pendanaan
biaya non personalia bagi satuan pendidikan dasar dan menengah pertama
sebagai wujud pelaksanaan program wajib belajar 9 tahun. BOS
diprioritaskan untuk biaya operasional non personal, meskipun
dimungkinkan untuk membiayai beberapa kegiatan lain yang tergolong
dalam biaya personil dan biaya investasi. Tujuan umum program BOS
untuk meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan
dalam rangka wajib belajar sembilan tahun yang bermutu. Sasaran
program BOS adalah semua siswa (peserta didik) di jenjang Sekolah
Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah Menengah Pertama
(SMP)/Madrasah Tsyanawiyah (MTs), termasuk Sekolah Menengah
Terbuka (SMPT) dan Pusat Kegiatan Belajar Mandiri (PKBM) yang
diselenggarakan oleh masyarakat, baik negeri maupun swasta di seluruh
provinsi di Indonesia.
19
3) Program Bantuan Siswa Miskin(BSM)
Meski dana BOS diharapkan dapat meningkatkan jumlah
keikutsertaan peserta didik, tapi faktanya, masih tetap saja ada siswa yang
putus sekolah dan tidak melanjutkan. Penyebabnya, para orangtua
kesulitan memenuhi kebutuhan pendidikan seperti baju, seragam, buku
tulis dan buku cetak, sepatu, biaya transportasi, dan biaya lain-lain yang
tidak ditanggung oleh dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah).
Kebijakan Bantuan Siswa Miskin (BSM) bertujuan agar siswa dari
kalangan tidak mampu dapat terus melanjutkan pendidikan di sekolah.
Program 21 Program Pengentasan Kemiskinan Kabinet Indonesia Bersatu
II ini bersifat bantuan bukan beasiswa, karena jika beasiswa bukan
berdasarkan kemiskinan, melainkan prestasi.
4) Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS)
Jamkesmas adalah program bantuan sosial untuk pelayanan
kesehatan bagi masyarakat miskin dan hampir miskin. Tujuan Jamkesmas
adalah meningkatkan akses terhadap masyarakat miskin dan hampir
miskin agar dapat memperoleh pelayanan kesehatan. Pada saat ini
Jamkesmas melayani 76,4 juta jiwa
5) Program Beras Untuk Keluarga Miskin(RASKIN)
Raskin merupakan subsidi pangan yang diperuntukkan
bagikeluarga miskin sebagai upaya dari pemerintah untuk meningkatkan
ketahanan pangan dan memberikan perlindungan pada keluarga miskin.
Pendistribusian beras ini diharapkan mampu menjangkau keluarga miskin
dimana masing-masing keluarga akan menerima beras minimal 10 Kg/KK
tiap bulan dan maksimal 20 Kg/KK tiap bulan
2.2.Anak Banyak
2.l.2.Pengertian
Anak menurut bahasa adalah keturunan kedua sebagai hasil antara hubungan pria
dan wanita. Dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak,
dikatakan bahwa anak adalah amanah dan karuni Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam
dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya.
Banyak Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), artinya adalah besar
jumlahnya. Jadi Anak Banyak Adalah bila suatu keluarga mempunyai lebih dari 5 anak
dengan jarak kurang 2 tahun (Manuaba2009). Faktor yang mempengaruhi keluarga
mempunya banyak anak
22
1. Faktor Agama
Bagi para pemeluk agama merencanakan jumlah anak adalah menyalahi
kehendak Tuhan. Kita tidak boleh mendahului kehendak Tuhan apalagi mencegah
kelahiran anak dengan menggunakan alat kontrasepsi supaya tidak hamil
2. Faktor Ekonomi
Anak dipandang sebagai tenaga kerja yang dapat membantu meningkatkan
ekonomi keluarga sehingga mempunyai banyak anak akan banyak tambahan
pendapatan yang akan diperoleh. Hal ini memang suatu kenyataan dan benar, tetapi
belum diperkirakan nasib anak itu sendiri apakah anak itu memang bisa diharapkan
pendidikannya dan masa depannya. Dalam hal ini , mempunyai banyak anak malah
menjadi masalah.
3. Faktor Budaya
Budaya dari suatu masyarakat yang memberikan nilai anak lakilaki lebih
dari anak perempuan atau sebaliknya. Hal ini akan memungkinkan satu keluarga
mempunyai banyak anak Bagaimana kalau keinginan untuk mendapatkan anak
lakilaki atau perempuan tidak terpenuhi mungkin akan menceraikan istrinya dan
kawin lagi agar terpenuhi keinginan memiliki anak laki-laki ataupun anak
perempuan. Disini contohnya suku Batak lebih menginginkan anak Lak-laki
sebagai penerus keturunan
4. Faktor Usia
Tujuan pendewasaan usia perkawinan selain untuk mengendalikan
kelahiran,oleh karena semakin tua usia orang kawin berarti semakin Sedikit waktu
masa reproduktif yang dimiliki oleh Pasangan Usia Subur (PUS), juga bermanfaat
untuk mengurangi resiko kehamilan. Resiko yang mungkin dapat terjadi pada ibu
yang yang telalu muda untuk hamil antara lain: keguguran, tekanan darah tinggi,
keracunan kehamilan, timbulnya kesulitan persalinan, bayi berat lahir rendah,
membesarnya air seni ke vagina, keluarnya gas dan feses ke vagina atau bisa
kanker leher rahim (BKKBN, 2006:2).
5. Faktor Pendidikan
Debpuur dkk (2002) menemukan pengaruh umur, jumlah anak dan
pendidikan terhadap pengetahuan alat/cara KB modern, pengetahuan sumber KB,
pemakaian alat/cara KB dan pilihan fertilitas. Semakin tua umur, semakin banyak
jumlah anak dan semakin tinggi pendidikan, semakin besar pemahaman tentang
23
pentingnya kb sehingga paritas bisa makin ditekan. Dampak bila mempunyai anak
banyak Pada wanita:
a. Resiko Kesehatan contoh preeklampsia, perdarahan, prolaps dll
b. Pengasuhan :Kesulitan dalam membesarkan anak sekaligus
c. Efek psikis : Kesehatan mental selalu jadi isu hangat untuk dibicarakan di
berbagai lapisan masyarakat. Kesehatan mental menjadi fondasi utama untuk
menjalankan beragam kegiatan. Mental yang sehat juga mendukung kebugaran
fisik seseorang. Maka penting untuk menjaga kesehatan mental, sekalipun
dalam menghadapi penyakit kritis. perempuan yang kelelahan akan
berpengaruh terhadap psikisnya
d. Ekonomi: Keterbatasan Ruang gerak wanita untuk bekerja, karna wanita
mempunyai 2 peran ganda dalam keluarga, pencari nafkah dan ibu rumah
tangga
6. Keluarga
Orang tua tidak bisa optimal merawat dan mengasuh anak. Seharusnya
Keluarga/ orang tua berfungsi untuk memastikan bahwa anaknya sehat dan aman,
memberikan sarana dan prasana untuk mengembangkan kemampuan sebagai bekal
di kehidupan sosial, pendidikan, serta sebagai media dalam menanamkan nilai
sosial dan budaya sedini mungkin. Orang tua memberikan kasih sayang,
penerimaan, penghargaan, pengakuan, dan arahan kepada anaknya. Namun jika
banyak anak hal itu akan sulit terjadi Munculnya banyak permasalahan keluarga
seperti permasalahan ekonomi. perceraian, Perbedaan perlakuan orang tua kepada
anak-anaknya ketika perbedaan perlakuan ke masing-masing anak besar maka
perbedaan ini akan berpengaruh pada kesehatan anak-anak dan hubungan di antara
mereka. Apalagi jika mempunyai banyak anak.
7. Pemerintah
Tingkat kelahiran tinggi ini akan menjadi sumber kemiskinan juga akan
menghambat pertumbuhan ekonomi. Konsekuensi dari peningkatan penduduk
terhadap lingkungan adalah terjadinya kerusakan hutan, alih fungsi lahan,
meningkatnya pencemaran, serta minimnya persediaan air bersih serta persoalan
sampah.
24
antar warga dan peningkatan Angka kematian Ibu dan bayi. Upaya untuk
Mengantisipasi agar keluarga tidak banyak anak:
25
menciptakan keluarga yang berkualitas untuk membentuk generasi yang
berkualitas pula kedepannya
Peran Bidan kebutuhan khusus pada permasalahan ekonomi (kemiskinan dan anak
banyak)
26
BAB III
PENUTUP
3.l. Kesimpulan
27
DAFTAR PUSTAKA
28
29