Anda di halaman 1dari 11

Makalah

Tahap Persiapan Bersama

Kemiskinan dari Sudut Pandang Agama

Disusun Oleh :

Clarabelle Puspitadewi Kuncoro 220110170149

Fakultas Keperawatan

Mata Kuliah : Tahap Persiapan Bersama


KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hikmat-Nya penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah ini tanpa suatu halangan yang berarti. Penulis juga
mengucapkan banyak terima kasih atas segala bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
memberikan bantuan sumbangan berupa materi maupun pikirannya.

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah pemenuhan tugas dari mata
kuliah Tahap Pembelajaran Bersama yang diberikan demi memenuhi tujuan pembelajaran
yang telah direncanakan.

Dan harapan kami, semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi para
pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu, saran
dan kritik yang membangun dari pembaca sangat dibutuhkan untuk menyempurnakan
makalah ini.

Jatinangor, November 2017

Penulis

I
I
I
DAFTAR ISI

JUDUL........................................................................................................................I

KATA PENGANTAR ........................................................................................... II

DAFTAR ISI...............................................................................................................III

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2Rumusan Masalah ............................................................................... 1

1.3Tujuan ................................................................................................. 1

1.4Metode Penulisan ................................................................................ 2

BAB II ISI ............................................................................................................ 3

2.1 Definisi Kemiskinan......................................................................... 3

2.2 Jenis-Jenis Kemiskinan..................................................................... 3

2.3 Kemiskinan di Indonesia ................................................................ 4

2.4 Kemisikinan dari sudut pandang Agama Kristen Protestan.............. 55

BAB III PENUTUP.............................................................................................. 8

3.1 Kesimpulan......................................................................................... 8

3.2 Saran................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 9

I
III I
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masalah yang dialami dunia sejak berabad lalu hingga saat ini merupakan
kemiskinan. Golongan-golongan ekonomi seperti golongan konglomerat dan
golongan melarat pasti terdapat di setiap belahan dunia. Teknologi yang
semakin maju, negara merdeka bertambah banyak dan negara kaya makin
bertambah. Namun kemiskinan tetap tidak banyak mengalami perubahan. Hal
ini penyebab mengapa “No Poverty” menjadi tujuan di Sustainable
Development Goal 1.
Pada tahun 2013, diperkirakan 767 juta orang hidup di bawah garis
kemiskinan internasional turun dari 1,7 miliar orang pada tahun 1999. Angka
tersebut mencerminkan penurunan tingkat kemiskinan global. Kemajuan paling
signifikan terlihat di Asia Timur dan Asia Tenggara. Tetapi hal sebaliknya
terjadi pada Afrika, 42 persen orang di Afrika terus tertahan dalam kondisi
kemiskinan ekstrim pada tahun 2013.
Hal diatas menunjukan bahwa kemajuan tingkat kemiskinan di dunia tidak
merata. Kemiskinan biasanya terjadi pada negara-negara berkembang sehingga
banyak negara-negara maju bertambah maju tetapi negara berkembang tak
berkembang.
1.2 Rumusan masalah
a. Pengertian dan jenis-jenis kemisikinan
b. Kondisi kemiskinan di dunia dan Indonesia saat ini
c. Sudut pandang agam Kristen dalam menanggulangi kemiskinan di
Indonesia
1.3 Tujuan
a. Mengetahui apa definisi dan jenis-jenis kemisikinan
b. Mengetahui kondisi kemiskinan di dunia dan Indonesia saat ini
c. Mengetahui peran agama dalam menghadapi kemiskinan

I
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kemiskinan

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI), miskin itu merupakan


tidak memiliki harta benda. Miskin juga adalah tidak mampu mengimbangi
tingkat kebutuhan hidup standard serta tingkat penghasilan dan ekonominya
rendah. Secara singkat kemiskinan dapat didefenisikan sebagai suatu standar
tingkat hidup yang rendah yaitu adanya kekurangan materi pada sejumlah atau
segolongan orang dibandingkan dengan standard kehidupan yang berlaku dalam
masyarakat yang bersangkutan.

Secara umum kemiskinan diartikan kurangnya pendapatan dalam


memenuhi kebutuhan hidup pokok ataupun dasar. Mereka yang dikatakan
berada di garis kemiskinan merupakan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
hidup yang pokok.
Secara konseptual terdapat 2 pengertian kemiskinan, yaitu :
a. kemiskinan secara kualitatif merupakan suatu kondisi dimana
hidup manusia tidak layak disebut sebagai manusia, serta
b. kemiskinan secara kuantitatif merupakan suatu kondisi dimana
sesorang mengalami kekurangan dalam berbagai hal atau dapat
disebut “tidak berharta benda”
2.2 Jenis-Jenis Kemiskinan

Dalam membahas kemiskinan, terdapat beberapa jenis kemiskinan yang


ditemui yaitu :

a. Kemiskinan absolut merupakan dimana seseorang tidak dapat


memenuhi kebutuhan minimum yaitu memelihara fisiknya sehingga
oran tersebut tidak dapat bekerja secara efisien ataupun maksimal,
b. Kemiskinan relatif merupakan pembandingan kondisi seseorang
maupun sekelompok orang dengang kondisi seseorang dalam suatu
daerah,

2
c. Kemiskinan struktural disebabkan struktur masyarakatnya yang timpang
yang tidak menguntungkan untuk golongan yang lemah sehingga orang
atau sekelompok orang tetap miskin ataupun menjadi miskin
d. Kemiskinan situsional atau kemiskinan natural merupakan kemiskinan
yang terjadi di daerah-daerah yang kurang menguntungkan sehingga
menjadi miskin.
e. Kemiskinan kultural yaitu kemiskinan yang disebabkan oleh kultur
ataupun budaya yang turun temurun(Mardimin, 1996:24).
2.3 Kemiskinan di Indonesia

Statistik Kemiskinan dan Ketidaksetaraan di Indonesia

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Kemiskinan
Relatif 16.6 15.4 14.2 13.3 12.5 11.7 11.5 11.0 11.1 10.9¹
(% populasi)

Kemiskinan
Absolut 37 35 33 31 30 29 29 28 29 28¹
(jutaan)

Koefisien
Gini/ 0.35 0.35 0.37 0.38 0.41 0.41 0.41 0.41 0.41 0.40
Rasio Gini

Sumber : Badan Pusat Statistik

Dari tabel diatas dapat terlihat penurunan kemiskinan nasional secara


perlahan dan secara konsisten. Tetapi yang tampak ditabel adalah gambaran
yang lebih positif dari kenyataannya dikarenakan oleh pemerintah Indonesia
tidak menggunakan persyaratan yang ketat mengenai definisi garis kemiskinan.
Pemerintah Indonesia menetapkan garis kemiskinan dengan pendapatan sebesar
Rp 354.386,00 per kapita (atau sekitar USD $25) yang jika demikian standar
hidup Indonesia sangalah rendah.

Jika Pemerintah menggunakan menggunakan standar nilai garis kemiskinan


Bank Dunia dengan penghasilan kurang dari USD $1.25 per hari, persentase
tabel di atas akan tidak akurat karena nilainya seperti dinaikkan beberapa
persen. Jika nilai garis kemiskinan dinaikan menjadi penghasilan kurang dari

3
USD $2 per hari, kita dapat menghitung angka penduduk Indonesia sebagai
mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan (dengan kata lain miskin) akan
meningkat lebih tajam lagi. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar penduduk
Indonesia berada di bawah garis kemiskinan. Salah satu media di Indonesia
menginformasikan bahwa hanya sedikit saja penduduk Indonesia yang hidup di
atas garis kemiskinan nasional yaitu sekitar 65 juta jiwa atau dapat dikatakan
seperempat dari jumlah penduduk Indonesia.

Angka kemiskinan di Indonesia mengalami penurunan yang signifikan


dalam beberapa tahun ini. Walaupun demikian diperkirakan penurunan di masa
depan akan mengalami kelambatan. Kelompok yang berada di paling bawah
dari garis kemiskinan memerlukan bantuan dan usaha lebih agar mereka dapat
bangkit dan keluar dari kemiskinan tersebut. Hal ini lebih susah dan lebih rumit
sehingga dapat membuat angka penurunan berjalan lebih lambat dari
sebelumnya.

2.4 Kemisikinan dari sudut pandang Agama Kristen Protestan


Dalam Alkitab kemiskinan menunjukkan sikap dan hubungan manusia
dengan sesamanya dan di pihak lain antara manusia dengan Allah. Istilah orang
miskin dalam Perjanjian Lama adalah rash. Orang miskin dapat juga diartikan
dengan ebyon dalam bahasa indonesia adalah pengemis yang berarti orang yang
mengalami kekurangan serta menunggu untuk orang lain memberi.

Kemiskinan dapat terjadi dikarenakan adanya ketidakadilan dalam hidup.


Mereka ditindas oleh kejahatan yang dilakukan para penguasa (Ayub 24: 2 -14).
Yeyasa mendefiniskan bahwa kemiskinan terjadi karena adanya perampasan hak-
hak oleh penguasa. Pada Perjanjian Lama, Allah membebaskan bangsa Israel
dari perbudakan bangsa Mesir. Tujuan utama dari hukum Musa adalah mencegah
terjadinya ketidakadilan agar kemiskinan tidak terjadi di antara umat Israel.
Dalam Perjanjian Baru terdapat empat istilah miskin, yaitu ptokhos, penes,
penikhro, dan edes. Ptokhos merupakan seseorang yang tidak memiliki sesuatu
yang penting bagi hidupnya atau memiliki nasib malang sehingga dia harus
mengemis. Tidak hanya kekurangan harta benda mereka juga tidak memiliki
pendidikan dan juga posisi sosial dalam masyarakat.

I
4
Yesus mendefinisikan dirinya dengan mereka yang miskin. Dalam Kitab
Lukas diceritakan malam kelahiran Tuhan Yesus demikian

Dan dalam Kitab Korintus, Paulus berkata bahwa “Ia menjadi miskin,
meskipun Ia kaya” (1 Korintus 8 : 9). Yesus dilahirkan sebagai manusia yang
senasib dengan orang miskin. Yesus juga menyampaikan khotbah-Nya di
bukit demikian “ Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena
merekalah yang empunya Kerajaan Sorga”( Matius 5 : 3).

Terdapat banyak pandangan megenai penyebab dari terjadinya kemiskinan


berkaitan dengan alkitab. Menurut Bruppacher, teolog dari Jerman, penyebab
dari kemiskinan adalah kemalasan, nasib, dan penindasan. Selain kemiskinan
yang bersifat individual, alkitab membahasa tentang kemiskinan dalam konteks
hubungan antara orang miskin dan kaya dan juga hubungan antara orang
berkuasa dan rakyat. Tetapi kekayaan dalam bentuk material bukannlah dosa
melainkan berkat dari Allah kepercayaan untuk mempertanggung
jawabkannya.

Sebagai orang kristen kita diajarkan bahwa kita harus hidup dengan kasih.
Tuhan Yesus Kristus yaitu juruselamat memberikan kita inspirisi dan sosok
teladan dalam mengasihi orang lain. Dia memberikan hidupnya di kayu salib
agar kita orang percaya dapat selamat dari maut karena Dia mengasihi kita
sebagai anak-anaknya.

Sebagai orang kristen kita memmpunyai kewajiban untul mengasihi orang


yang lebih lemah dan membutuhkan daripada kita. Tetapi Matius menekankan
sikap memihak dan kasih Yesus terhadap orang-orang miskin untuk tidak
disalahpahami. Kemiskinan bukan berkat tetapi kemiskinan adalah suatu
keadaan yang tidak layak terjadi karena adanya ketidaksetiaan dalam

I
5
mepertangungjawabkan kekayaan oleh pihak yang Allah berkati dengan
kekayaaan yang lebih. Sehingga Allah menjadi pembela bagi orang-orang
miskin melalui para nabi-Nya

Memberi adalah salah satu bentuk dari kasih yang juga karateristik dari
umat kristiani. Hukum utama dan terutama adalah mengasihi sesama kita sperti
diri kita sendiri. Kita memberikan sebagian dari apa yang kita miliki untuk orang-
orang yang membutuhkan bantuan sudah memenuhi hukum tersebut. Tapi
pemberian tersebut harus dilakukan denga sukrela tanpa paksaan atau niat yang
tidak baik. Dalam Kitab Matius tertulis demikian

Dari ayat tersebut dapat terlihat bahwa dengan kita membantu orang lain
atau orang yang membutuhkan sama dengan kita melakukannya untuk Allah.

Karena itu, marilah kita sebagai orang yang percaya kepada-Nya saling berbagi
dan membantu orang-orang yang membutuhkan agar kemiskinan di dunia dapat
berkurang sedikiti demi sedikit. Sedikit saja kepedulain kita dapat berpengaruh
besar bagi dunia.

I
7
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bedasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan di


atas, dapat disimpulkan bahwa kemiskinan didefinisikan dengan orang yang tidak
memilki harta benda sehingga dia tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya..
Masalah utamanya adalah bagaimana kita bisa menghadapi kemiskinan tersebut.
Kemiskinan bukan hanya tanggung jawab pemerintah tetapi tanggung jawab kita
semua. Sebagai orang kristen tentu saja kita harus mengasihi sesama kita dan
membantu merek bila kesusahan. Karena Tuhan telah mengasihi kita terlebih
dahulu dengan mati di kayu salib agar kita tidak jatuh dalam dos maut. Dengan
memberi sebagian dari apa yang kita punya kita sudah memenuhi hukum utama dan
terutama. Kita membantu dan mengasihi orang yang lemah itu sama dengan kita
melakukannya untuk Tuhan. Tidak hanya meminimalkan angka kemiskinan di
tahun 2030 tapi kita juga menyebarkan arti kasih yang telah diajarkan oleh Tuhan
kita Yesus Kristus.

3.2 Saran

Menurut penulis dalam mengahadapi kemiskinana tidak perlu dengan


melakukan yang hal besar ataupun rumit. Dengan kita membantu orang-orang
disekitar kita maka kita sudah merubah banyak. Bila semua orang melakukan hal
kecil tersebut maka kemiskinan dapat mencapai seminimal mungkin.

I
8
DAFTAR PUSTAKA

Alians. 2009. Pemerintah dan Kemiskinan.


http://google/searche?/pemerintah/dan.kemiskinan/.com.html (diakses tanggal
27 Desember 2017).

Fajriah, Lily Rusna. 2017. Gawat! Kemiskinan di Indonesia Makin Parah.


https://ekbis.sindonews.com/read/1221394/33/gawat-kemiskinan-di-indonesia-
makin-parah-1500285300

Addiy. 2010. Definisi Kemiskinan. http://google/Definisi-kemiskinan-


artikel.com.html (diakses 27 Desember 2017).

Elia, Herman. 2015. Indahnya Berbagi.


http://www.renunganharian.net/2015/67-agustus/1492-indahnya-berbagi.html
(Diakses 24 Desember 2017)

Van der Schaar Investments. 2017. Kemiskinan di Indonesia.


https://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/angka-ekonomi-
makro/kemiskinan/item301 (Diakses 25 Desember 2017)

I
9

Anda mungkin juga menyukai