Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT
PEMETAAN POTENSI DALAM MASYARAKAT: MASALAH SOSIAL

Disusun oleh:

Kelompok IC
Reyhan Fausta Ardhinsyah 23020321130037
Tegar Windar Pamungkas 23020321140083
Rea Pandapotan Domingus Lubis 23020321140086
Yuniati Rokhmah 23020321140105
Belinda Putri Bintari 23020321140106
Anselmus Abimayung Prayudi 23020321140111
Raya Kandela Atmojiwa 23020321140125
PROGRAM STUDI S-1 AGRIBISNIS
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
202
KATA PENGANTAR
Dalam kesempatan ini, kami ingin mengawali kata pengantar ini dengan
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kehadiran dan berkat yang telah
diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Semoga rahmat dan karunia-Nya senantiasa
melimpah bagi kita semua. Makalah ini berjudul "Pemetaan Potensi Dalam Masyarakat:
Masalah Sosial," merupakan hasil dari pelaksanaan yang dilakukan sebagai bagian dari
tugas mata kuliah pemberdayaan masyarakat. Kami menyampaikan terima kasih kepada
Annisa Firdauzi, S.P., M.P selaku dosen pengampu mata kuliah Pemberdayaan
Masyarakat, atas tugas yang telah diberikan kepada kami. Tugas ini memberikan
kesempatan bagi kami untuk mendalami konsep masalah sosial dan pemetaan potensi
dalam masyarakat.
Kami sangat menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini, masih terdapat
kemungkinan adanya kesalahan atau kekurangan. Oleh karena itu, kami dengan rendah
hati menerima setiap kritik dan saran konstruktif dari berbagai pihak yang
berkepentingan. Masukan berharga tersebut akan sangat bermanfaat untuk melakukan
perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Masalah sosial adalah realitas yang ada dalam kehidupan masyarakat di berbagai
belahan dunia. Masalah tersebut dapat berupa tantangan yang kompleks dan
memengaruhi berbagai aspek kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya. Salah satu
tingkatan masyarakat yang seringkali menjadi pusat perhatian dalam konteks masalah
sosial adalah desa. Desa, sebagai unit terkecil dalam struktur sosial, seringkali memiliki
karakteristik yang unik dan khusus yang memengaruhi jenis dan tingkat masalah sosial
yang muncul. Desa cenderung lebih terkait erat dengan sumber daya alam, mata
pencaharian utama yang seringkali berpusat di sektor pertanian, serta memiliki
dinamika sosial dan budaya yang berbeda dari kota. Oleh karena itu, pemahaman yang
mendalam tentang masalah sosial yang ada di desa dan pemetaan potensi sosial yang
dimiliki oleh masyarakat desa adalah krusial untuk mengatasi tantangan ini dan
memajukan kualitas hidup penduduk desa.
Masalah sosial di desa dapat mencakup berbagai isu, seperti kemiskinan,
ketidaksetaraan, akses terhadap pendidikan dan layanan kesehatan yang terbatas,
kurangnya pekerjaan yang layak, pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan,
serta ketidaksetaraan gender. Masalah ini seringkali kompleks dan saling terkait, yang
membuatnya sulit untuk diselesaikan tanpa pemahaman yang komprehensif tentang
situasi di desa tersebut. Pemetaan sosial di desa adalah pendekatan yang penting untuk
mengumpulkan data dan informasi tentang masalah sosial yang ada, sumber daya yang
tersedia, dan potensi yang dimiliki oleh masyarakat desa. Pemetaan tersebut tidak hanya
mencakup analisis masalah yang ada, tetapi juga penilaian terhadap kekayaan alam,
keahlian lokal, jaringan sosial, dan sumber daya manusia di desa tersebut.
Hal ini memungkinkan pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat
desa untuk merencanakan dan melaksanakan program dan kebijakan yang lebih efektif
dalam mengatasi masalah sosial dan meningkatkan kesejahteraan penduduk desa.
Dalam makalah ini, penulis akan mengeksplorasi lebih jauh tentang masalah sosial yang
umumnya muncul di desa, mengapa pemetaan sosial di desa penting, dan bagaimana
pemetaan potensi sosial dapat berkontribusi pada pemberdayaan masyarakat desa.
Penulis akan menyajikan urgensi pemetaan potensi pada desa yang membantu
Masyarakat secara sosial . Melalui pemahaman yang lebih baik tentang masalah sosial
dan potensi sosial di desa, diharapkan kita dapat bergerak menuju solusi yang lebih
berkelanjutan dan inklusif yang dapat meningkatkan kualitas hidup penduduk desa dan
mendukung pembangunan berkelanjutan.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang mengenai masalah dan pemetaan sosial di atas, maka
rumusan masalah yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana masalah sosial yang ada pada masyarakat?
2. Bagaimana pemetaan sosial dapat menggambarkan keadaan dan masalah pada
masyarakat?
3. Bagaimana pemetaan sosial dalam pemberdayaan masyarakat?
4. Bagaimana pembagian jenis dalam masalah sosial yang ada?
5. Bagaimana kondisi masalah sosial lingkup desa pada berbagai bidang
pekerjaan masyarakat desa?
6. Mengapa pemetaan potensi desa menjadi penting untuk dilakukan?
1.3. Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui mengenai masalah sosial
2. Mengetahui pemetaan sosial dan fungsinya
3. Mengetahui pemetaan sosial dalam proses pemberdayaan masyarakat
4. Mengetahui pembagian jenis masalah sosial dan kondisi masalah sosial di
masyarakat
5. Mengetahui mengapa pemetaan potensi desa penting untuk dilakukan.
1.4. Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini terbagi menjadi dua, yaitu manfaat teoritis
dan praktis dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Makalah ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan menambah wawasan
kepada pembaca mengenai masalah sosial, jenis masalah sosial, pemetaan sosial,
dan langkah pemetaan sosial.
2. Manfaat Praktis
Makalah ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan pengimplementasian para
pembaca agar dapat melakukan pemetaan sosial untuk memahami permaslahan yang
ada pada masyarakat terkhusus para petani.

BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1. Definisi Masalah Sosial
Masalah sosial merupakan keadaan yang dinilai tidak sesuai dengan norma
sosial yang ada di masyarakat. Atau dapat dikatakan bahwa masalah sosial merupakan
ketidaksesuaian antar unsur kebudayaan yang dapat mempengaruhi banyak orang dan
menyebabkan gangguan dalam masyarakat.
2.1.1. Definisi masalah sosial menurut para ahli:
1. Menurut Soejono Soekamto, masalah sosial adalah ketidaksesuaian
kehidupan dalam masyarakat karena pengaruh kebudayaan atau rutinitas
yang terganggu.
2. Menurut Martin S. Weinberg, masalah sosial adalah keadaan yang dianggap
memiliki latar belakang yang bertentangan dengan nilai sosial dan norma
sosial yang mayoritas dijalani oleh masyarakat. Hingga akhirnya,
menimbulkan adanya proses perubahan sosial yang signifikan.
3. Menurut Arnold Rose, masalah sosial adalah situasi yang yang tidak
diinginkan dan dianggap akan mempengaruhi pada keadaan masyarakat yang
akhirnya kondisi terbut haruslah diberikan upaya pengubahannya.
2.1.2. Contoh masalah sosial
1. Pengangguran
2. Penurunan minat petani muda
3. Kesenjangan sosial
4. Kriminalitas
5. Ketidakadilan
2.2. Definisi Pemetaan Sosial
Pemetaan sosial merupakan proses penggambaran informasi mengenai potensi
dan kebutuhan apa saja yang ada pada masyarakat serta permasalahan yang mereka
hadapi dengan tujuan untuk mengetahui, mengidentifikasi, dan mengembangkan
peluang yang ada.

2.2.1. Definisi Pemetaan sosial menurut para ahli


1. Menurut Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Pemetaan sosial
adalah metode visual yang menunjukan lokasi relatif suatu komunitas untuk
menemukenali dan mendalami kondisi sosial komunitas tersebut.
2. Menurut McMurtry, pemetaan sosial adalah penggambaran masyarakat
berupa data dan informasi mengenai profil dan masalah sosial di sekitarnya.
3. Menurut Chamber, Pemetaan sosial adalah metode mengumpulkan dan
memvisualisasikan data serta informasi, mencakup kebutuhan dan masalah yang
sedang dihadapi oleh masyarakat saat ini.
2.2.2. Contoh Pemetaan Masalah Sosial
1. Gambaran posisi pemukiman
2. Sumber mata pencaharian
3. Potensi pertanian desa
4. Karakteristik penduduk desa
5. Tingkat pendidikan
2.3. Langkah Pemetaan Sosial
Dalam melakukan pemetaan sosial diperlukan beberapa langkah agar hasil dari
pemetaan yang didapat sesuai dengan program yang akan dijalankan, sebagai berikut:
1. Memilih dan menentukan objek analisis
pemilihan sasaran masalah berdasarkan pada pertimbangan rasional dalam artian
bahwa realitas yang dianalisis merupakan masalah yang signifikan secara sosial.
2. Pengumpulan data dan informasi penunjang
Untuk dapat menganalisis secara rinci diperlukan data dan informasi yang
relevan baik melalui dokumen, media massa, kegiatan observasi, maupun
investigasi lapangan.
3. Identifikasi dan analisis masalah
Identifikasi merupakan tahapan dimana analisis objek dilakukan berdasarkan
data yang telah dikumpulkan melewati pemetaan variabel melalui berbagai
aspek.
4. Mengembangkan persepsi
Sesudah diidentifikasi, akan terlihat berbagai faktor yang mempengaruhi dan
terlibat terhadap masalah yang muncul. pada tahap ini terjadi pengembangan
kerangka pemikiran lebih lanjut.
4. Menarik Kesimpulan
Pada tahapan terakhir ini akan terungkap akar masalah, pihak terlibat, akibat
yang dimunculkan, serta tindakan apa yang dapat dilakukan agar terjadi proses
perubahan sosial.
2.4 Pemetaan potensi dalam pemberdayaan masyarakat
Pemetaan potensi dalam pemberdayaan masyarakat adalah suatu pendekatan atau proses
yang digunakan untuk mengidentifikasi dan memanfaatkan sumber daya, keterampilan,
dan potensi yang dimiliki oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan kualitas hidup
mereka dan memajukan pembangunan lokal. Pendekatan ini bertujuan untuk
memberdayakan masyarakat, memungkinkan mereka menjadi lebih mandiri, aktif, dan
berperan dalam pengambilan keputusan yang memengaruhi kehidupan mereka. Berikut
adalah beberapa langkah penting dalam pemetaan potensi dalam pemberdayaan
masyarakat:
 Identifikasi Potensi:
Mengidentifikasi beragam potensi yang dimiliki oleh masyarakat, seperti keterampilan,
pengetahuan lokal, aset fisik dan alam, jaringan sosial, dan modal manusia.
 Analisis Kebutuhan:
Menganalisis kebutuhan dan tantangan yang dihadapi oleh masyarakat. Hal ini dapat
melibatkan wawancara dengan anggota masyarakat, survei, dan penelitian.
 Partisipasi Masyarakat:
Melibatkan aktif masyarakat dalam proses pemetaan. Ini dapat dilakukan melalui
pertemuan komunitas, kelompok diskusi, atau forum partisipasi masyarakat lainnya.
 Pembentukan Kelompok Kerja
Membentuk kelompok kerja atau komite yang terdiri dari anggota masyarakat yang
memiliki keahlian atau minat khusus dalam mengembangkan potensi tertentu.
 Penilaian Potensi:
Menilai potensi masyarakat dengan mempertimbangkan aspek-aspek seperti
kemampuan finansial, sumber daya manusia, teknologi yang tersedia, dan peluang
pasar.
 Perencanaan Strategis:
Bersama-sama dengan masyarakat, merumuskan rencana strategis yang berfokus pada
pengembangan potensi yang telah diidentifikasi.
 Pelatihan dan Peningkatan Keterampilan:
Memberikan pelatihan dan pendidikan kepada masyarakat untuk meningkatkan
keterampilan mereka sesuai dengan potensi yang dimiliki.
 Pendampingan dan Dukungan:
Menyediakan dukungan teknis dan pendampingan kepada masyarakat dalam
pelaksanaan proyek atau program pemberdayaan.
 Evaluasi dan Pelaporan:
Melakukan evaluasi berkala terhadap kemajuan yang dicapai dalam memanfaatkan
potensi masyarakat. Pelaporan hasil kepada masyarakat juga penting untuk menjaga
transparansi.
 Kolaborasi:
Membangun kemitraan dengan pihak-pihak eksternal seperti pemerintah, organisasi
non-pemerintah, dan sektor swasta untuk mendukung pemberdayaan masyarakat.

Pemetaan potensi dalam pemberdayaan masyarakat adalah pendekatan yang


berkelanjutan dan membutuhkan komitmen jangka panjang untuk mencapai perubahan
positif dalam komunitas. Tujuan utamanya adalah meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, memungkinkan mereka untuk berpartisipasi secara aktif dalam
pembangunan lokal, dan menciptakan lingkungan yang berkelanjutan.

2.5 Jenis Masalah Sosial


Indonesia adalah negara yang memiliki beragam masalah sosial yang
memengaruhi kehidupan sehari-hari penduduknya. Beberapa masalah sosial yang
signifikan di Indonesia meliputi :
 Kemiskinan, merupakan kondisi saat seseorang kurang mampu merawat dirinya
dan menyesuaikan taraf hidup pada suatu kelompok. Masalah kemiskinan ini
memanglah hal wajar yang terjadi pada beberapa negara berkembang. Pada
umumnya, kemiskinan terjadi karena faktor budaya, psikologi, dan biologis.
Cara mengatasi masalah sosial kemiskinan ini dengan cara membangun industri
kecil di pedesaan yang juga bisa mencegah urbanisasi. Industri kecil di pedesaan
bisa dilakukan dengan memberikan pelatihan dan bimbingan kepada
masyarakat, pinjaman kredit, serta membantu distribusi hasil industri kecil di
pedesaan.
 Pengangguran, terjadi disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya persaingan
sumber daya manusia sehingga sulit mencari lapangan pekerjaan. Biasanya ini
dialami orang yang tidak memiliki latar pendidikan yang cukup sehingga kalah
dengan orang yang memiliki pendidikan tinggi. Sebab, banyak para pencari
kerja yang menjadikan Pendidikan sebagai syarat utama dalam membuka
lowongan pekerjaan.
 Korupsi, merupakan masalah utama bangsa yang berdampak pada masalah lain
yaitu ketidakadilan, ketimpangan sosial, kemiskinan, buruknya pelayanan
publik, dan masalah sosial lainnya. Solusinya yakni Memperbaiki sistem dan
memiliki integritas yang kokoh.
 Kenakalan remaja adalah masalah sosial karena melanggar norma-norma yang
berlaku. Dampaknya, kenakalan remaja akan membuat mental dari remaja
tersebut rusak dan merugikan banyak orang. Sebagai contoh tawuran antar
pelajar yang harus ditangani dengan serius. Kenakalan remaja adalah masalah
sosial karena melanggar norma-norma yang berlaku. Dampaknya, kenakalan
remaja akan membuat mental dari remaja tersebut rusak dan merugikan banyak
orang. Sebagai contoh tawuran antar pelajar yang harus ditangani dengan serius.
 Pelecehan seksual adalah masalah sosial yang dinilai cukup memprihatinkan di
Indonesia. Hal ini bahkan telah terjadi pada anak-anak hingga remaja. Dengan
ini solusi nya yakni, Menanamkan sifat berani bertindak tegas, dan para penegak
hukum harus melindungi korban pelecehan seksual secara serius.

2.6 Jenis Masalah Sosial dalam Lingkup Desa

Jenis masalah sosial dalam lingkup desa dapat terbagi dalam beberapa bidang, seperti
bidang pertanian, bidang nelayan, bidang peternakan, dan bidang kehutanan.

2.6.1 Masalah Sosial Bidang Pertanian


Aset manusia yang dimiliki petani di Desa Duren adalah pendidikan. Potensi
sumber daya manusia yang ada di desa tersebut menunjukan bahwa tingkat pendidikan
masih rendah karena tingkat pendidikan petani di desa tersebut rata-rata adalah lulusan
SD. Tingkat pendidikan ini ditunjang oleh lamanya pengalaman petani. Menurut
narasumber, petani di Desa Duren telah menjadi petani selama belasan tahun bahkan
puluhan tahun. Hal ini terjadi karena para petani di desa tersebut langsung menjadi
petani setelah lulus SD, mengelola lahan milik keluarga masing-masing, begitu juga
dengan para buruh tani di desa tersebut. Pengalaman merupakan aset yang dapat
digunakan untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Dengan pengalaman tersebut,
petani memiliki cukup keterampilan dan keahlian untuk dapat dengan mudah untuk
menyelesaikan masalah-masalah dibidang pertanian.

Petani lapisan atas dapat mengakses sumberdaya lahan secara lebih maksimal,
berpenghasilan tinggi, mampu merespon teknologi dan pasar dengan baik serta
mempunyai peluang berproduksi yang berorientasi pada keuntungan. Sedangkan petani
lapisan bawah merupakan petani yang relatif miskin (dari segi lahan dan penghasilan)
dan memiliki kemampuan sebagai tenaga kerja pertanian. Untuk memenuhi kebutuhan
berproduksi, kedua lapisan masyarakat tersebut terlibat dalam suatu ketimpangan
hubungan kerja. Hal ini terjadi dikarenakan oleh pertumbuhan populasi dan
perkembangan teknologi yang akhirnya menempatkan para pekerja atau buruh tani pada
posisi yang lemah.

Peningkatan jumlah penduduk melalui kelahiran setiap tahunnya mengakibatkan


lahan persawahan yang semakin sempit. Tidak hanya itu, pendidikan yang semakin
maju membuat banyak orang tua yang kemudian menyekolahkan anaknya ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi, karena mereka menganggap bekerja dalam bidang
pertanian tidak bisa menjadi jaminan kesejahteraan kehidupannya ke depan. Hal ini
nampak pada banyaknya generasi muda yang melakukan migrasi atau berpindah ke kota
untuk menempuh pendidikan ataupun mencari lowongan kerja, kemudian lahan
persawahan yang dahulunya luas, karena adanya jual lahan untuk pembangunan ataupun
alih fungsi lahan mengakibatkan lahan pertanian mengalami penyempitan.
2.6.2 Masalah Sosial Bidang Nelayan
Tingkat kesenjangan sosial antar nelayan besar dan nelayan kecil di desa
lamahala jaya adalah mengenai lahan penangkapan ikan yaitu nelayan besar sering kali
melakukan penangkapan ikan di area perairan yang sering dilakukan nelayan kecil
untuk penangkapan ikannya, alat tangkap nelayan besar yaitu persaingan sedangkan
nelayan kecil menggunakan alat tangkap yang sering dilakukan yaitu pukat wilet
Kondisi kesejahteraan sosial yang memburuk di kalangan nelayan sangat
dirasakan di desa-desa pesisir yang perairannya mengalami overfishing (tangkap lebih)
sehingga hasil tangkap atau pendapatan yang di peroleh nelayan bersifat fluktuatif,
(tidak pasti), dan semakin menurun dari waktu ke waktu. Dalam situasi demikian,
rumah tangga nelayan akan senantiasa berhadapan dengan tiga persoalan yang sangat
krusial dalam kehidupan mereka.
2.6.3 Masalah Sosial Bidang Peternakan
Mengelola usaha peternakan faktor pendidikan tentunya sangat diharapkan dapat
membantu masyarakat dalam upaya peningkatan produksi dan produktifitas ternak yang
dipelihara atau diternakkan. Tingkat pendidikan yang memadai tentunya akan
berdampak pada kemampuan manajemen usaha peternakan yang digeluti. Pengalaman
merupakan faktor yang amat menentukan keberhasilan dari suatu usaha, dengan
pengalamannya peternak akan memperoleh pedoman yang sangat berharga untuk
memperoleh kesuksesan usaha dimasa depan. Umur dan pengalaman beternak akan
mempengaruhi kemampuan peternak dalam menjalankan usaha, peternak yang
mempunyai pengalaman yang lebih banyak akan selalu hati-hati dalam bertindak
dengan adanya pengalaman buruk dimasa lalu.
2.6.4 Masalah Sosial Bidang Kehutanan
Rusaknya hutan, dari sisi ekonomi kerugian masyarakat lokal dapat dikalkulasi, tetapi
yang lebih menyedihkan masyarakat lokal adalah terganggunya aktivitas spritual
mereka. Kehadiran kebijakan kehutanan semakin mempercepat proses pemiskinan
masyarakat lokal, dan di sisi lain degradasi kawasan hutan yang dilakukan oleh pemilik
HPH sebagai lembaga yang mendapat legitimasi dari kebijakan yang dibuat oleh
pemerintah berlangsung begitu cepat. Hal itu terjadi karena kebijakan yang dibuat tidak
didahului oleh suatu pengkajian tentang kondisi masyarakat lokal dan bagaimana
hubungan mereka kepada lingkungannya (hutan), atau paling tidak melibatkan
masyarakat lokal dalam proses pembuatan kebijakan tersebut agar tidak ada pihak yang
dirugikan.
2.7 Pentingnya Pemetaan Potensi Desa
Pemetaan potensi desa sangat penting karena dapat memberikan informasi yang
berguna bagi pengembangan desa dan meningkatkan perekonomian masyarakat desa.
Selain itu ada beberapa alasan pemetaan potensi desa penting :
 Menggali Potensi Desa
Pemetaan potensi desa dapat membantu mengidentifikasi sumber daya alam dan
sumber daya manusia yang ada di desa Hal ini dapat membantu masyarakat desa untuk
mengoptimalkan potensi yang ada dan mengembangkan usaha yang sesuai dengan
potensi desa.
 Meningkatkan kesadaran masyarakat
Pemetaan potensi desa dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang hak-
hak mereka atas tanah dan sumber daya alam. Hal ini dapat membantu masyarakat desa
untuk memanfaatkan sumber daya yang ada dengan lebih baik.
 Membangun desa mandiri
Pemetaan potensi desa dapat menjadi dasar penyusunan rencana pembangunan desa
yang lebih baik. Dengan mengetahui potensi desa yang ada, masyarakat desa dapat
mengembangkan usaha yang sesuai dengan potensi desa dan meningkatkan
perekonomian desa.
 Meningkatkan kesehatan masyarakat
Pemetaan potensi desa juga dapat membantu mengidentifikasi permasalahan kesehatan
yang ada di desa. Hal ini dapat membantu pemerintah dan masyarakat desa untuk
mengembangkan program-program kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat desa.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Masalah sosial merupakan keadaan yang dinilai tidak sesuai dengan norma
sosial yang ada di masyarakat seperti masalah sosial di bidang pertanian, peternakan,
nelayan dan kehutanan. Oleh karenanya perlu adanya pemetaan sosial. Pemetaan sosial
merupakan proses penggambaran informasi mengenai potensi dan kebutuhan apa saja
yang ada pada masyarakat serta permasalahan yang mereka hadapi dengan tujuan untuk
mengetahui, mengidentifikasi, dan mengembangkan peluang yang ada contohnya
pemetaan potensi pemberdayaan masyarakat. Pemetaan potensi pemberdayaan
masyarakat desa sangat penting karena dapat memberikan informasi yang berguna bagi
pengembangan desa dan meningkatkan perekonomian masyarakat desa.
3.2 Saran
Sebaiknya pemetaan sosial ini perlu ditingkatkan lagi oleh pemerintah, dengan
cara penyampaian informasi yang lebih merata dari hulu hingga hilir agar dapat
mengembangkan potensi yang ada pada masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Shendy Citra Oktaviana. 2020. Analisis Perkembangan Aspek Sosiologi
Pertanian Terkait Pengaruhnya Terhadap Petani Di Desa Duren. Jurnal
Universitas Brawijaya.
Musba, Muhammad. 2018. Kesenjangan Sosial Antar Nelayan (Studi Nelayan Besar
Dan Nelayan Kecil Di Desa Lamahala Jaya Kecamatan Adonara Timur
Kabupaten Flores Timur). Skripsi.
Nainggolan, Ruth Roselin Erniwaty. 2017. Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Terhadap
Pengelolaan Ternak Sapi Perah Di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung
Barat. Jurnal Ilmiah Wahana Bhakti Praja.
Siburian, Robert. 2004. Kebijakan Kehutanan dan Akibatnya bagi Masyarakat Lokal.
Jurnal Masyarakat dan Budaya.
Soetomo, 2013. Masalah Sosial dan Upaya Penanganannya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Aditya Pardiyanto Martinus. 2017. Konflik Sosial dan Ekonomi Sebagai Dampak
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa. Jurnal IUS
Constituendum, Vol.2(2).

Anda mungkin juga menyukai