Anda di halaman 1dari 1

Aplikasi

Penghasil Selengkapnya
Dana
Cikijing.com

b MENU

Hanya Sampai 14
November 2022
realme ID

Bullying Adalah
Oleh pakdosen Diposting pada 4 November 2022

Beli Skincare Berkualitas


Shopee

PSP SOS Hand Sanitizer Gel 60 ml 60ml…


Rp 8rb Belanja sekarang

Selamat datang di Dosen.co.id, web digital


berbagi ilmu pengetahuan. Kali ini
PakDosen akan membahas tentang
Bullying? Mungkin anda pernah
mendengar kata Bullying? Disini PakDosen
membahas secara rinci tentang pengertian,
pengertian menurut para ahli, jenis, bentuk,
ciri, penyebab, dampak, solusi, cara dan
contoh. Simak Penjelasan berikut secara
seksama, jangan sampai ketinggalan.

-35% -32%

TURUN HARGA
-5%

Mainan Si Kecil di Rumah


Shopee

-10%

Promo Produk Kesehatan


Shopee

Pengertian Bullying

Baca Cepat [ Buka ]

Bullying adalah pemakaian kekejaman,


intimidasi ataupun tekanan untuk
menyelewengkan ataupun mengintimidasi
orang lain. Hal tersebut melingkupi tercela
secara lisan ataupun suatu tekanan,
kekejaman fisik maupun tekanan dan dapat
dihadapkan iteratif pada korban tertentu
atas dasar ras, keahlian, agama, gender dan
kuasa. Umumnya bullying terjadi bukan
akibat marah maupun perseteruan yang
tidak terkendali, namun lebih menunjuk
pada rasa keunggulan maupun kelebihan
untuk memperlihatkan bahwa aktor bully
yang paling tegar dan punya kewenangan
untuk menjatuhkan, mencemooh dan
berbuat biadab kepada orang lain.

-73% -38%

Beli Skincare Berkualitas


Shopee

Pengertian Bullying Menurut


Para Ahli
Berikut ini adalah beberapa pengertian
bullying menurut para ahli yaitu:

1. Menurut Rigby dalam Astuti


(2008: 3)
Adalah sebuah hasrat untuk menyakiti.
Hasrat ini diperlihatkan dalam aksi,
menyebabkan seseorang menderita. Aksi ini
dilakukan secara langsung oleh seseorang
atau kelompok yang lebih kuat, tidak
bertanggung jawab, biasanya berulang, dan
dilakukan dengan perasaan senang.

-10%

Promo Produk Kecantikan


Shopee

2. Menurut Riauskina, dkk


(2005: 1-13)
Mendefinisikan bullying  sebagai perilaku
agresif yang dilakukan berulang-ulang oleh
sekelompok individu yang memiliki
kekuasaan, terhadap individu lain yang lebih
lemah, dengan tujuan menyakiti orang
tersebut.

3. Menurut Tattum dan Tattum


dalam Rigby (2002: 27)
Adalah perilaku yang disengaja, sadar
keinginan untuk menyakiti orang lain dan
menempatkannya di bawah tekanan.

4. Menurut Priyatna
Bullying merupakan tindakan yang
disengaja oleh pelaku kepada korban yang
terjadi secara berulang-ulang dan tidak
pernah dilakukan secara acak atau sekali
saja.

5. Menurut Levianti
Bullying merupakan suatu tindakan
menyakiti orang lain yang lebih lemah
secara verbal, fisik, ataupun perasaannya.

Jenis-Jenis Bullying
Berikut ini terdapat 4 jenis-jenis bullying,
yakni sebagai berikut:

Bullying Secara Verbal


Jenis aktivitas yang dilakukan pada bullying
ini ialah berbentuk identitas nama, hinaan,
cemooh, ejekan, kecaman, fitnah serta
pemberitahuan yang berwarna ajakan
sensual ataupun hinaan sensual, intimidasi,
mengirim surat ancaman dan lain-lainnya.
Bullying dalam tatanan verbal ialah salah
satu jenis bullying yang sangat ringan
melakukan bullying ini akan merupakan
awal dari kepribadian bullying lainnya.

Bullying Secara Fisik


Jenis bullying ini berbentuk memukul-
mukul, menerjang, menabok, menjerat,
mengerat, menggaruk, meludahi serta
mengacaukan barang kepunyaan anak yang
menyiksa. Bullying jenis ini ialah jenis
bullying yang sangat tampak dan ringan
dikenalkan, namun masalah bullying secara
fisik tidak sebanyak bullying bentuk lain.
Pemuda yang sering melakukan bullying
dalam bentuk fisik ialah pemuda yang sering
mempunyai masalah dan mengarah akan
berganti pada aktivitas kejahatan yang lebih
lanjut.

Baca Lainnya : Nasehat Adalah

Bullying Secara Relasional


Jenis bullying ini ialah jenis bullying
berbentuk merendahkan harga diri korban
secara logis dengan pengasingan, isolasi
serta penyendirian. Kepribadian ini bisa
meliputi tindakan yang menyelinap misalnya
pemikiran kasar, tatapan mata, terik nafas,
ejekan, tertawa mengejek dan bahasa tubuh
yang mencelah.

Bullying Elektronik
Bullying jenis ini ialah bentuk perilaku
bullying yang dilakukan aktor melewati
media elektronik misalnya sosmed. Bullying
ini umumnya diarahkan untuk mengancam
korban dengan coretan, gambar serta video
yang berupa menakuti-nakuti, melukai dan
memojokkan. Bullying jenis ini umumnya
dilakukan oleh sekelompok pemuda yang
sudah memiliki wawasan yang komplet baik
pada media teknologi informasi dan media
elektronik lainnya.

Bentuk Bullying
Berikut ini terdapat 2 bentuk mengenai
tentang bullying, yakni sebagai berikut:

1. Bentuk Penindasan Secara


Fisik
Bentuk penindasan secara fisik ialah akan
mengakibatkan luka fisik, cacat, cedera serta
siksaan fisik lainnya. Contohnya ialah
memukul-mukul, menerjang, menabok,
menjerat dan lain sebagainya.

2. Bentuk Penindasan Secara


Psikologis
Bentuk penindasan ini mengakibatkan
tekanan jiwa , kegelishan, tekanan mental,
kepanikan, tensi dan juga keresahan bagi
penerima bullying.

Ciri-Ciri Bullying
Ciri-ciri anak yang mengalami kekerasan
atau korban bullying adalah :
Secara fisik, pakaian dan barang rusak,
kehilangan uang, keluhan fisik,
gangguan tidur, kehilangan nafsu
makan, dan lain-lain.
Secara sosial terlibat dalam perkelahian
dimana mereka terlihat tidak dapat
mempertahankan diri, sering diganggu,
terisolasi (terlihat menyendiri) pada
saat jam istirahat sekolah, berusaha
dekat dengan orang dewasa, kontak
dengan teman sangat rendah.
Secara emosi terlihat cemas, lemah,
tidak bahagia, dan sedih tapi tidak
mampu mengatakan penyebabnya,
terjadi perubahan mood dan perilaku,
kemarahan yang meledak-ledak, harga
diri rendah, ketakutan untuk pergi ke
sekolah, dan lain-lain.
Secara akademik, tiba-tiba kesulitan
dalam bertanya atau menjawab
pertanyaan di kelas, penurunan
prestasi, dan penurunan konsentrasi,
tidak mau berpartisipasi dalam aktifitas
kelas dan sering meninggalkan kelas
(mangkir).

Penyebab Terjadinya
Bullying
Berikut ini terdapat beberapa penyebab
terjadinya bullying, yakni sebagai berikut:

1. Terdapat ingin menikmati menjadi


bertakhta
2. Dampak kurang perhatian ataupun
kurang kasih sayang terhadap orang tua
3. Aktor sempat menjadi sebagai korban
bullying
4. Dampak selalu berantem
5. Dampak mencontoh aktivitas
kekejaman dari sebuah film lokal
maupun luar

Dampak Terjadinya Bullying


Berikut ini terdapat 2 dampak terjadinya
bullying, yakni sebagai berikut:

1. Dampak Negatif
Dari segi negatifnya, dampak bullying ini
memilik beberapa dampak, antara lain:

Kelihatan berbagai problem kejiwaan


misalnya tekanan mental, kecemasan
dan kepanikan
Problem tersebut tampkanya akan
terbawa sampai korban dewasa
Rintihan kesehatan fisik, misalnya sakit
kepala, sakit perut dan ketegangan otot
Rasa tidak terlindung saat waktu di
lingkungan sekolah
penyusutan semangat belajar dan
performa akademis
Dalam kejadian sedikit yang cukup
langka, korban bullying dapat untuk
memperlihatkan karakter kekerasan.

2. Dampak Positif
Dari segi positifnya, dampak bullying ini
memilik beberapa dampak, antara lain:

1. Makin energik dan tabah saat


mengalami masalah
2. Terpengaruh akan memperlihatkan
potensinya agar tidak dihina lagi
3. Terpengaruh akan mengoreksi diri
sendiri

Solusi Bullying
Berikut ini adalah solusi yang bisa dilakukan
untuk mencegah dan menangani kasus
Bullying ini, antara lain:

Satukan Persepsi dengan


Istri/Suami
Sangat penting bagi suami-istri untuk satu
suara dalam menangani permasalahan yang
dihadapi anak-anak di sekolah. Karena kalau
tidak, anak akan bingung, dan justru akan
semakin tertekan. Kesamaan persepsi yang
dimaksud meliputi beberapa aspek,
misalnya: apakah orang tua perlu ikut
campur, apakah perlu datang ke sekolah,
apakah perlu menemui orang tua pelaku
intimidasi, termasuk apakah perlu lapor ke
polisi.

Baca Lainnya : √Ilmu Politik

Pelajari dan Kenali Karakter


Anak Kita
Perlu kita sadari, bahwa satu satu penyebab
terjadinya bullying adalah karena ada anak
yang memang punya karakter yang mudah
dijadikan korban. Saya sudah sampaikan
tadi, salah satunya adalah sikap “cepat
merasa bersalah”, atau penakut, yang
dimiliki anak saya. Dengan mengenali
karakter anak kita, kita akan bisa
mengantisipasi berbagai potensi intimidasi
yang menimpa anak kita, atau setidaknya
lebih cepat menemukan solusi (karena kita
menjadi lebih siap secara mental). Sekedar
ilustrasi, anak saya yang kedua, sampai saat
ini (sudah SMA) belum pernah menjadi
korban intimidasi seperti yang dialami oleh
kakaknya dulu.

Jalin Komunikasi dengan


Anak
Tujuannya adalah anak akan merasa cukup
nyaman (meskipun tentu saja tetap ada rasa
tidak nyaman) bercerita kepada kita sebagai
orang tuanya ketika mengalami intimidasi di
sekolah. Ini menjadi kunci berbagai hal,
termasuk untuk memonitor apakah suatu
kasus sudah terpecahkan atau belum. Untuk
saya sendiri, anak-anak lebih banyak/sering
bercerita ke ibunya, meskipun kalau sudah
sampai pada tahap pemecahan masalah,
saya yang lebih banyak berperan.

Jangan Terlalu Cepat Ikut


Campur
Idealnya, masalah antar anak-anak bisa
diselesaikan sendiri oleh mereka, termasuk
di dalamnya kasus-kasus bullying. Oleh
karena itu, prioritas pertama memupuk
keberanian dan rasa percaya diri pada anak-
anak kita (yang menjadi korban intimidasi).
Kalau anak kita punya kekurangan tertentu,
terutama kekurangan fisik, perlu kita
tanamkan sebuah kepercayaan bahwa itu
merupakan pemberian Tuhan dan bukan
sesuatu yang memalukan. Kedua, jangan
terlalu “termakan” oleh ledekan teman,
karena hukum di dunia ledek-meledek
adalah “semakin kita terpengaruh ledekan
teman, semakin senang teman yang meledek
itu”.

Masuklah di Saat yang Tepat


Jangan lupa, bahwa seringkali anak kita
sendiri (yang menjadi korban intimidasi)
tidak senang kalau kita (orang tuanya) turut
campur. Situasinya menjadi paradoksal:
Anak kita menderita karena diintimidasi,
tapi dia takut akan lebih menderita lagi
kalau orang tuanya turut campur. Karena
para pelaku bullying akan mendapat ‘bahan’
tambahan, yaitu mencap korbannya sebagai
“anak mami”, cemen, dsb. Oleh karena itu,
kita mesti benar-benar mempertimbangkan
saat yang tepat ketika memutuskan untuk
ikut campur menyelesaikan masalah. Ada
beberapa indikator: (1) Kasus tertentu tak
kunjung terselesaikan, (2) Kasus yang sama
terjadi berulang-ulang, (3) Kalau kasusnya
adalah pemerasan, melibatkan uang dalam
jumlah cukup besar, (4) Ada indikasi bahwa
prestasi belajar anak mulai terganggu.

Bicaralah dengan Orang


yang Tepat
Jika sudah memutuskan untuk ikut campur
dalam menyelesaikan masalah,
pertimbangkan masak-masak apakah akan
langsung berbicara dengan pelaku
intimidasi, orang tuanya, atau gurunya.
Seperti yang saya ceritakan di atas, kalau
saya lebih suka untuk berbicara langsung
dengan anak saya, pelaku intimidasi, dan
sekaligus guru/wali kelasnya dalam satu
kesempatan di sekolah. Saya cenderung
untuk menghindari berbicara dengan orang
tua pelaku intimidasi, karena khawatir
masalahnya jadi melebar kemana mana dan
situasi menjadi sangat emosional.

Kalau Perlu, Intimidasilah


Pelaku Intimidasi
Menjadi pertanyaan memang, koq melawan
intimidasi dengan intimidasi? Idealnya
memang jangan melakukan itu, tapi kalau

Anda mungkin juga menyukai