Anda di halaman 1dari 6

Nama : Rofa Inti Mileniar

Npm : 19121060

Kelas : 3B Akuntansi

Tugas mata kuliah Ekonomi Koperasi

Rabu, 2 Desember 2020

BAB 9

KOPERASI DALAM PASAR OLIGOPOLI

1. Pengertian pasar oligopoli

Dalam perdagangan, istilah oligopoli cukup sering didengar. Oligopoli atau yang biasa disebut dengan
pasar oligopoli ini merupakan hal yang perlu diketahui oleh para pebisnis yang baru memulai bisnis
mereka. Oligopoli adalah pasar dengan persaingan tidak sempurna.

Alasan mengapa oligopoli disebut sebagai pasar persaingan tidak sempurna adalah karena di dalam area
pasar tersebut, jumlah produsen tidak sebanding dengan banyaknya jumlah konsumen. Sehingga untuk
tetap bertahan, para pebisnis harus secara terus menerus memasarkan produk mereka untuk menarik
perhatian para pembeli.

Oligopoli juga biasa dilakukan untuk menahan perusahaan-perusahaan lain yang berpotensi untuk
masuk ke pasar. Sehingga hanya ada sedikit produsen yang bisa memproduksi produk yang sama.
Konsumen atau pembeli pun juga membeli produk yang tersedia hanya dari produsen.

Contohnya adalah produk rokok. Di Indonesia, angka perokok aktif sangat tinggi. Sedangkan perusahaan
yang memproduksi rokok tidak banyak. Hal ini bisa disebut pasar oligopoli karena jumlah produsen dan
konsumen tidak sebanding. Untuk menghindari konsumen berpindah ke vapor atau produk lain, varian
rokok baru terus dikeluarkan agar pembeli tetap membeli rokok.

Oligopoli memiliki persaingan yang sangat ketat. Jika ada perusahaan baru yang ingin memasuki area
pasar ini, maka perlu strategi yang mumpuni karena praktek oligopoli memang sering dilakukan untuk
menahan adanya produsen baru yang masuk ke pasar. Produsen menetapkan harga terbatas sehingga
persaingan harga sangat sedikit diantara produsen

2. Strategi dalam pasar oligopoli


Konsep dasar oligopoli adalah interdependensi ( saling ketergantungan ) antara pesaing yang satu
dengan pesaing yang lain. Mereka saling mempengaruhi satu sama lain pada suatu pasar yang sama.

Ciri –ciri lain di tunjukkan dalam beberapa model duopoly, yang mengambarkan bermacam – macam
akibat adanya oligopoli.

• Kencederungan – kecenderungan pasa oligopoli

Kecenderungan utama di pasar oligopoli adalah adanya persamaan harga dan cirri-ciri produk yang sama
pada semua prusahaan. Persamaan harga dalam oligopoli ketat hanyalah satu sisi dari kecenderungan
yang mendasar.

• Ekspektasi dan Informasi

Keputusan seorang oligopoli akan dipengaruhi oleh harapan atau perkiraan oligopolies itu terhadap apa
yang akan dilakukan oligopis lain.

Kolusi terselubung dan kepemimpinan harga

Para oligopoli mempunyai keinginan yang sama dalam penetapan harga dan berperilaku seakan menjadi
monopoli bersama. Untuk saling mengikat satu sama yang lain meraka mengadakan ikatan dalam
kontrak, memperluas organisasi atau pengawasan – pengawasan lainnya.

a. Biaya

Bila biaya produksi masing-masing oligopolis adalah berbeda, maka kesempatan mengenai harga
penjualan akan menjadi sulit, karena besarnya biaya akan sangat memperngaruhi harga produk yang
dihasilkan. Hal ini merupakan sesuatu yang wajar dan alami.

b. Permintaan

Perbedaan dalam permintaan juga terjadi. Bila kurva permintaan berbeda antara perusahaan yang satu
dengan yang lain, harga yang diinginkan akan berbeda pula, walaupun biaya produksi mungkin sama.

c. Memaksimumkan penjualan

Penjualan sering menambah biaya produksi dengan suatu aturan yang sederhana, yaitu menigkatkan
mempertahan kan pangsa pasar. Pegangan ini dapat membantu perusahaan oligopoli dalam
menetapkan volume penjualan, dengan mengabaikan interdependensi dan reaksi pesaing. Perusahaan
hanya melihat peranan skala ekonomi, pertumbuhan, pangsa pasardan sebagainya.

Aturan-aturan seperti ini dapat meningkatkan output penjualan di mana keuntungan perusahaan
maksimum. Memaksimumkan penjualan dapat menurunkan harga penjualan tetapi menaikkan volume
output yang dijual lebih.
Tetapi sekali lagi, hasilnya mungkin agak konvensional. Memaksimumkan penjualan dapat menjadi
konsisten dengan maksimisasi keuntungan jangka panjang. Inilah yang diharapkan manajer-manajer
pada akhir orientasi pertumbuhan perusahaan mereka.

3. Penurunan harga yang bersifat menghancurkan (predator)

predatory pricing atau tarif predator, Istilah tersebut digunakan untuk menggambarkan keadaan
rendahnya tarif suatu barang atau jasa yang bertujuan menyingkirkan kompetitor, sehingga nantinya
penyedia dapat menentukan harga yang lebih tinggi. Penyedia yang menerapkan predatory pricing
dianggap seperti predator. Ia rela menjual barang atau jasa di bawah harga normal dalam periode
tertentu untuk membuat pesaingnya berhenti menawarkan produk serupa. Ketika pesaingnya telah
meninggalkan pasar, predator akan menaikkan harga kembali.

Biro Pengawasan Persaingan di Kanada mendefinisikan predatory pricing sebagai perilaku perusahaan
yang dengan sengaja menetapkan harga suatu produk di bawah biaya normal untuk menimbulkan
kerugian atas penjualan produk di segmentasi pasarnya dalam jangka waktu tertentu. Hal itu bertujuan
untuk menghilangkan, mendisiplinkan, atau menghalangi masuknya pesaing. Setelah itu, perusahaan
akan menutup kerugian dengan menentukan harga yang lebih tinggi dari yang seharusnya. Bentuk dari
predatory pricing ada dua, yakni implisit (diskon, payback) dan eksplisit.

Bila berhasil dilakukan, predatory pricing dapat menimbulkan monopoli pasar. Salah satu contoh dari
penerapan tarif predator, mengekspor barang dengan harga yang lebih murah dari biaya produksi
(dumping). Umumnya, metode tersebut digunakan untuk menghadapi perusahaan yang baru saja masuk
ke persaingan pasar. Jika monopoli menghasilkan untung yang besar, pasti akan menarik pemain baru ke
dalam persaingan.

Dalam kondisi di mana pesaing dari predator dapat bertahan di tengah strategi predatory pricing, pihak
berwewenang seperti Instansi Pengawas dan Pengatur Sektor (IIPS), umumnya tidak akan terlibat karena
harga di pasar menurun secara adil. Dengan begitu, pilihan konsumen masih beragam dan kompetisi di
pasar pun masih sehat. Sebaliknya, bila predator sudah memonopoli pasar, pihak berwenang akan
langsung turun tangan.

Biasanya, predatory pricing dilaksanakan ketika ada pesaing baru yang dinilai berpotensi 'menyerang'
pasar sebuah perusahaan. Meskipun harus merugi di awal, perusahaan yang terbiasa menerapkan
predatory pricing umumnya memiliki dana simpanan yang dapat digunakan selama strategi tersebut
dijalankan.

4. Price leadership (kepemimpinan harga)

Price leadership adalah salah satu benuk persekongkolan (collusion) yang tidak resmi. Hal ini terjadi jika
harga dari suatu perusahaan berubah, maka akan diikuti perusahaan lainnya dalam pasar tersebut.
Dilihat dari segi jenisnya, price leadership dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Kepemimpinan oleh suatu perusahaan dengan biaya rendah


b. Kepemimpinan oleh suatu perusahaan besar (dominan)

A. Price Leadership Oleh Perusahaan Dengan Biaya Terendah

Perusahaan tersebut dapat bertindak sebagai Pice Leader. Untuk mempermudah analisis, perlu
ditetapkan asumsi sebagai berikut:

1) Hanya Ada dua buah perusahaan dalam industri, satu di antaranya koperasi;

2) Adanya pembagian pasar secara diam-diam dengan masing0masing memperoleh setengah dari pasar
yang ada;

3) Produk yang di hasilkan homogen;

4) Salah satu perusahaan mempunyai ongkos lebih rendah daripada yang lain

B. Price Leadership Oleh Perusahaan yang Dominan

Untuk menghindari saling menurunkan harga, maka diadakan perjanjian secara diam-diam dalam
bentuk perjanjian price leadership oleh satu atau lebih perusahaan-perusahaan yang besar. Sebagai
perusahaan yang menurunkan harga, perusahaan, besar akan menetapkan harga berdasarkan prinsip
laba meksimal, yaitu pada saat merginal revenue sama dengan merginal cost (MR=MC).

Perusahaan besar akan menetapkan harga bagi output-nya dan tersebut akan diikuti oleh masing-
masing perusahaan kecil. Sepanjang pemimpinan harga tidak kehilangan kekuatan dan posisinya dengan
masuknya koperasi kepasar, maka perusahaan tersebut (price leader) dapat bersikap toleran terhadap
pesaing-pesaing baru, sepanjang koperasi itu mau mengikuti harga yang ditetapkan oleh perusahaan
pemimpin. Hal ini akan merupakan suatu strategi rasional bagi koperasi untuk mengikuti, jika koperasi
masuk pasar dengan initial cost yang lebih tinggi atau skala koperasi itu kecil sehingga secara de facto
wajib mengikuti perusahaan pemimpin yang telah mapan. Untuk sebagian besar koperasi yang akan
memasuki pasar, hal ini mungkin merupakan asumsi yang realistis.

Dalam hal ini anggota koperasi akan merasa dirugikan karena dua alasan:

1) Anggota koperasi perlu membayar asumbangan kapital atau biaya-biaya koperasi untuk
mempertahankan situasi ini, sedangkan non-anggota tidak perlu membayarnya. Dalm hal ini akan lebih
baik tidak untuk menjadi anggota koperasi daripada menjadi anggota.

2) Anggota koperasi harus tunduk kepada kuota produksi yang dikenal koperasi, sedangkan penjual lain
yidak perlu tunduk pada kuota tersebut sehingga ia dapat menjual sebanyak yang ia kehendaki

5. Rintangan-rintangan memasuki pasar


Rintangan-rintangan Memasuki Pasar

Perusahaan baru yang akan masuk ke dalam industri harus dirintangi karena ia akan merusak
penggabungan ollopoh. Rintangan-rintangan itu dapat berupa rintangn yang “natural” (alamiah) seperti
skala ekonomis, diferesiensi produk, dan lain-lain dan yang “artificial” (buatan) seperti hak paten, hak
monopoli, dan lain-lain. Argumentasi utama mengenai adanya rintangan-rintangan untuk memasuki
pasar itu adalah sebagai berikut: peserta (entrant) oligopoli diasumsikan terbatas. Rintangan yang
dihadapi perusahaan baru untuk memasuki stuktur pasar oligopolistik atau monopolistik bisa
bermacam-macam bentuk, seperti:

a. Sanksi-sanksi hukum dari pemerintah seperti hak paten, hak monopoli, hak cipta.

b. Diferensiasi produk, artinya mencegah pesaing baru masuk dengan membeda-bedakan produk dari
kelompok produk yang sama berdasarkan jenis, merek, kemasan, dan lain-lain.

c. Keterbatasan modal atau penetahuan dan teknologi. Perusahaan yang mempunyai kemampuan
lebih tinggi merupakan rintangan bagi perusahaan baru yang mempunyai kemampuan leih rendah untuk
masuk pasar.

d. Ukuran permintaan pasar yang terbatas sehingga satu atau berberapa perusahaan telah cukup
untuk memenuhi permintaan pasar (masalah skala ekonomi).

e. Politik harga yang ditetapkan oleh masing-masing perusahaan dalam pasar, misalnya dengan
mengancam perusahaan baru (katakanlah koperasi) dengan jalan akan menurunkan harga yang cukuap
untuk menghapus keuntungan (strategi harga predator).

Untuk koperasi, tiga hal terakhir yang mungkin merupakan rintangan yn\ang sangat serius untuk dapat
memasuki pasar oligopoli atau monopoli. Pada umumnya koperasi adalah peserta baru di pasar dan
menghadapi kendala permodalan, teknologi dan manajemen. Akibat keterbatasan modal dan atau
rendahnya teknologi dan kemapuan manajemen (keahlian, pengetahuan teknis, kurangnya
pengalaman), menyebabkan kurva biaya koperasi yang memasuki pasar akan terletak diayas kurva biaya
perusahaan yang telah mapan. Oleh karena itu, potensi untuk masuknya koperasi dalam kondisi seperti
itu tidak akan dianggap serius oleh perusahaan-perusahaan yang sudah mapan. Perusahaan-perusahaan
yang telah mapan dapat mencegah masuknya produsen (penjual) yang mempunyai biaya lebih tinggi
tersebut dengan jalan menetapkan harga di bawah tingkat biaya peserta potensial yang akan masuk
(potensial entrant)

Argumen skala ekonomis pada dasarnya bukan merupakan argumen yang menunjukan keunggulan
komperatif koperasi atas perusahaan nonkoperasi.

6. Penghalang-penghalang masuk dan Integrasi vertikal koperasi


Masuknya suatu koperasi dapat dikoordinir melalui kerja sama intgrasi vertikal oleh perusahaan-
perusahaan anggota yang telah mapan.

Dibanding dengan suatu perusahaan yang dimiliki oleh suatu insvestor yang memasuki pasar, masuknya
koperasi yang mempunyai kemapuan sama pasti lebih mudah karena:

a. Para pelanggan adalah lebih mungkain melakukan kontrak dengan perusahaan yang dimiliki
sendiri.

b. Para anggota akan lebih bersedia/terbuka memberikan informasi penting mengenai kondisi pasar
yang bermanfaat bagi manajemen dalam meningkatkan kualitas produk priklanan dan menekan biaya
koperasi.

c. Hubungan yang lebih kuat, antarperusahaan anggota dan loyalitas antara anggota dan
manajemen, koperasi menunjukan reputasi baik yang dikandungsejak “bayi” yang merupakan
keunggulan lain dibanding perusahaan lain.

Anda mungkin juga menyukai