BAB I
PENDAHULUAN
kenyataanya, tidak semua uang yang diterima murni pendapatan. Ada biaya bunga,
tenaga kerja dalam keluarga yang tidak dibayar dan biaya lainnya yang seharusnya
diperhitungkan juga.
Beberapa instrument yang dapat menganalisis pendapatan khususnya
usahatani adalah dengan menggunakan teori fungsi biaya. Pada fungsi biaya,
pengeluaran dibagi menjadi tiga yaitu Fixed Cost (Biaya tetap), Variable Cost
(Biaya yang berubah-ubah) dan Average Cost (Biaya rata-rata). Kebanyakan petani
tidak memahami akan konsep ini sehingga mereka acuh terhadap perhitungan
pendapatan.
Untuk itu, saya ingin membuat makalah ini dengan tujuan sebagai informasi
yang sekiranya dapat membantu petani dalam menganalisis komponen pendapatan-
pendapatan yang ada yang pada akhirnya dapat memunculkan budaya investasi
pada petani sehingga pendapatannya menjadi jauh lebih besar di kemudian hari.
BAB II
ISI
Menurut Firdaus dan Wasilah (2009) dalam Ilmi (2017), Pengertian biaya
(cost) dan Beban (expense), Biaya (cost)adalah pengeluaran-pengeluaran atau nilai
pengorbanan untuk memperoleh barang dan jasa yang berguna untuk masa yang
akan datang atau mempunyai manfaat melebihi satu periode akuntansi tahunan.
Sedangkan beban (expense) adalah biaya yang telah memberikan suatu manfaat dan
termasuk pula penurunan dalam aset atau kenaikan dalam kewajiban sehubungan
dengan penyerahan barang dan jasa dalam rangka memperoleh pendapatan.
Lain halnya dengan beban, menurut Nurlela (2010) dalam Ilmi (2017),
Beban adalah biaya yang telah memberikan manfaat dan sekarang telah habis.
Biaya yang belum dinikmati yang dapat memberikan manfaat di masa yang akan
datang dikelompokkan sebagai harta. Beban ini dimasukkan kedalam laporan laba
atau rugi, sebagai pengurangan pendapatan.
Fungsi biaya menggambar hubungan antara besarnya biaya dengan tingkat
produksi yang digambarkan dengan garis TC (total cost).
produksi, dan biaya rata-rata (AC = averge cost) yaitu biata per kesatuan produksi
(Gambar 7.1.b). Di samping itu dikenal pula istilah biaya variabel marjinal (MVC
= marjinal variable cost) yang akan sama dengan MC, biaya tetap marjinal (MFC
= marginal fixed cost) yang sama dengan nol, rata-rata biaya variabel (AVC =
average variable cost) dan rata-rata biaya tetap (AFC = average fixed cost)
(Gambar 7.1.b). Keuntungan terbesar dicapai pada saat MC sama dengan harga
produksi (titik A pada gambar 7.1.b) dengan asumsi pasar adalah pasar persaingan
sempurna (Suratiyah, 2008).
Berikut fungsi biaya yang digunakan untuk menganalisis biaya dalam suatu
proses produksi adalah, diantaranya (Ilmi, 2017):
1. Fungsi Biaya Tetap (Fixed) Cost/FC)
Biaya tetap (FC) adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran
volume kegiatan tertentu. Dengan kata lain biaya yang jumlahnya tetap meskipun
volume kegiatan (produksi) berubah-ubah. Contoh biaya tetap adalah biaya untuk
membayar pakar kimia makanan, biaya sewa tempat penjualan, dan biaya
penyusutan alat-alat produksi. Jika digambarkan dalam diagram cartesius dimana
sumbu tegak adalah jumlah biaya (Rp) dan sumbu mendatar adalah volume
produksi (Q) maka garis biaya tetap (FC) berupa garis lurus horizontal.
(kemasan) dan label. Jika digambarkan dalam diagram cartesius maka garis biaya
variable (VC) berupa garis lurus ke kanan atas (kemiringan/gradient positif).
(nominal approach), pendekatan nilai yang akan datang (future value approach),
dan pendekatan nilai sekarang (present value approach).
1. Pendekatan Nominal
Pendekatan nominal tanpa menghitungkan nilai uang menurut waktu (time
value of money) tetapi yang dipakai adalah harga yang berlaku, sehingga dapat
langsung dihitung jumlah pengeluaran dan jumlah penerimaan dalam suatu periode
proses produksi. Formula menghitung pendapatan nominal adalah sebagai berikut.
Penerimaan – Biaya Total = Pendapatan
Penerimaan = Py.Y
Py = Harga produksi (Rp./kg)
Y = Jumlah produksi (kg)
Biaya total = Biaya tetap + biaya variabel
(TC) = (FC) + (VC)
Pendekatan nominal sangat sederhana dan mudah tetapi mengandung
kelemahan, jika pada kenyataannya petani memanfaatkan modal luar berupa
pinjaman atau kredit maka atas pinjaman tersebut pasti dikenakan bunga. Untuk
mengatasi kelemahan tersebut dapat digunakan pendekatan yang memperhatikan
nilai uang yaitu future value approach dan present value approach. Jika dipakai
nilai uang atau time value of money maka besarnya tingkat bunga akan berpengaruh
pada nilai uang terkait dengan waktu.
2. Pendekatan Future Value (FV)
Future Value (FV) digunakan untuk menghitung nilai investasi yang akan
datang berdasarkan tingkat suku bunga dan angsuran yang tetap selama periode
tertentu. Pendekatan ini memperhitungkan semua pengeluaran dalam proses
produksi di bawa ke nanti pada saat panen atau saat akhir proses produksi.
Rumus menghitung future value sebagai berikut:
FV = (1 + i)t Pt = Po (1 + i)t
Ada lima parameter yang ada dalam fungsi FV, yaitu:
Rate, tingkat suku bunga pada periode tertentu bisa perbulan
ataupun per tahun
Nper, jumlah angsuran yang dilakukan
Pmt, besar angsuran yang dibayarkan
Pv, nilai saat ini yang akan dihitung nilai akan datangnya
Type, jika bernilai 1 pembayaran dilakukan diawal periode
9
diupah. Dengan demikian, biaya per usahatani menjadi rendah. Namun jika lahan
garapan lebih luas belum tentu tenaga kerja keluarga mampu mengerjakan semua.
Hal ini dikarenakan adanya faktor-faktor musim dan tanam serempak sehingga
segala kegiatan usahatani harus dapat diselesaikan tepat waktu dengan tenaga kerja
luar. Biaya usahatani menjadi lebih tinggi karena harus memanfaatkan tenaga kerja
luar yang diupah.
Faktor eksternal dari segi faktor produksi (input) terbagi dalam dua hal,
yaitu ketersediaan dan harga. Lain halnya dengan faktor internal yang pada
umumnya dapat diatasi petani. Faktor ketersediaan dan harga faktor produksi
benar-benar tidak dapat dikuasai oleh petani sebagai individu berapapun dana
tersedia. Namun, jika faaktor produksi berupa pupuk tidak tersedia atau langkah di
pasaran maka petani akan mengurangi penggunaan faktor produksi. Demikian pula
jika harga pupuk sangat tinggi bahkan tidak terjangkau. Semuanya itu pasti
berpengaruh pada biaya, produktivitas, dan pendapatan dari usahatani.
Demikian juga dari segi produksi (output). Jika permintaan akan produksi
tinggi maka harga di tingkat petani tinggi pula sehingga dengan biaya yang sama
petani akan memperoleh pendapatan yang tinggi pula. Sebaliknya, jika petani telah
berhasil meningkatkan produksi, tetapi harga turun maka pendapatan petani akan
turun pula. Dari Gambar 7.2 tersebut jelas bahwa secara bersama-sama faktor
internal dengan faktor eketernal akan berpengaruh pada biaya dan pendapatan
usahatani.
2. Faktor Manajemen
Manajemen sebagai sumber daya juga sangat penting karena sangat
menentukan keberhasilan suatu usaha. Sebagai contoh, dua orang petani dengan
luas lahan dan kondisi yang sama, pada saat yang sama dapat diperoleh hasil yang
berbeda. Hal ini karena ditentukan oleh pengelolaan yang berbeda. Manajemen atau
pengelolaan yang baik dan benar akan membeirkan hasil yang lebih baik pula.
Dengan demikian, manajemen dapat dikatakan sebagai faktor produksi yang tidak
dapat diperhitungkan dengan pasti (the intangible part of
production) (Suratiyah, 2018).
Pemahaman prosedur manajemen sangat penting bagi petani terutama
dalam hal pemecahan masalah. Petani sebagai manajer harus benar-benar
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Petani sebagai pelaksana usahatani berharap agar produksi meningkat lebih
besar sehingga mendapatkan pendapatan yang besar pula. Untuk itu, diperlukan
menggunakan seluruh faktor produksi yang dimiliki seperti tenaga, modal dan
sarana produksi lainnya sebagai umpan untuk mendapatkan produksi yang
diharapkan. Dalam menganalisis biaya usahatani, dikenal tiga biaya yaitu Biaya
Tetap (fixed cost), Biaya Tidak Tetap (variable cost) dan Biaya Total (total cost).
Pendekatan analisis biaya dan pendekatan terdapat tiga model yaitu pendekatan
nominal, pendekatan present value dan pendekatan future value. Faktor-faktor yang
mempengaruhi biaya dan pendapatan usahatani terbagi dua yaitu faktor internal-
eksternal dan manajemen. Faktor internal dan eksternal meliputi usia, jenis
kelamin, tingkat Pendidikan dan lain-lain. Sedangkan faktor manajemen yaitu
tingakt kepahaman petani akan prosedur manajemen mulai dari perencanaan,
penggorganisasian, pelaksanaan, dan pengontrolan.
15
DAFTAR PUSTAKA
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. 2009. Sektor Pertanian (Komposit). Jakarta
Ilmi, R.M.L.A,. 2017. Analisa Perhitungan Harga Pokok Produksi Sebagai Dasar
Penentuan Harga Harga Jual Produk pada CV Aulia. Skripsi. Politeknik Negeri
Sriwijaya.
Naibaho, T.T, 2012. Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Petani Terhadap Produksi
Usahatani Sawi (Kasus : Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan, Kota
Medan). Jurnal Ilmiah, Universitas Sumatera Utara, Medan
Psikiatri, A. 2015. Tingkat Pendapatan dan Nilai Tambah Usahatani Padi Pada
Petani Peserta Program Pascapanen Di Kabupaten Lampung Timur. SKripsi.
Universitas Lampung, Lampung
MAKALAH
OLEH:
AGRIBISNIS 1
MANDA (170304037)
HERU YULIAN (170304041)
DOSEN PEMBIMBING:
Dr. Sri Fajar Ayu, SP., MM
NIP. 197008272008122001
FAKULTAS PERTANIAN
2018
17
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat dan hidayahnya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya.
Adapun makalah yang berjudul “Biaya dan Pendapatan dalam Usahatani”
ini merupakan salah satu kewajiban untuk memenuhi komponen penilian dalam
mata kuliah Dasar Kependudukan. Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan
banyak terimakasih kepada orang tua penulis yang selalu memberikan semangat
bahkan ketika penulis tidak bisa menyertai ketika hangatnya kumpul bersama
keluarga. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada
Dr. Sri Fajar Ayu, SP., MM selaku dosen pengampu mata kuliah terkait karena telah
banyak memberikan pelajaran hidup kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
terutama dari dosen pengampu mata kuliah. Akhir kata penulis ucapkan terima
kasih.
Penulis
18
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan .....................................................................................2
BAB II ISI
2.1 Usahatani Petani ...................................................................................3
2.2 Fungsi Biaya. ......................................................................................... 3
2.3 Pendapatan Analisis Biaya dan Pendapatan ..........................................4
2.4 Cara Menghitung Pendapatan ................................................................ 4
2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Biaya dan Pendapatan ...................6
DAFTAR PUSTAKA