Anda di halaman 1dari 12

1

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada pelaku industri berbahan

baku Pisang di Jl. Pangeran samiaji Kel. Sukahati RT 09/RW 03

Kecamatan Citeureup Kabupaten Bogor Kode pos 16810.

2. Waktu Penelitian

Tahap dan waktu penelitian dapat dilihat pada Tabel berikut.


Tabel 4. Jadwal Penelitian
3.
Minggu Minggu Minggu Minggu
Tahapan kegiatan ke-1 ke -2 ke-3 ke-4

Survei Tempat

Pembelian Peralatan

Pembelian Bahan Baku

Pembuatan Layout

Proses Pembuatan

Uji Coba

Pengemasan

Menentukan Harga Jual

Pemasaran
2

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus (case study)

pada industri keripik. Menurut Arikunto (2016) Metode studi kasus

adalah suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci, dan

mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu. Studi

kasus merupakan metode pengumpulan data secara komprehensif, yang

bertujuan agar informasi yang diperlukan untuk keperluan analisis tergali

lebih detail. Pemilihan lokasi penelitian dan penentuan responden

dilakukan secara sengaja (purposive) yaitu pada seorang pengusaha

industri keripik.

C. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian di Jl.

Pangeran samiaji Kel. Sukahati RT 09/RW 03 Kecamatan Citeureup

Kabupaten Bogor ini :

1. Observasi lapang untuk mengamati proses yang meliputi kondisi

sanitasi, spesifikasi alat dan deskripsi langkah proses pengolahan

keripik pisang.

2. Dokumentasi, teknik ini dilakukan melalui teknik pencatatan data

yang diperlukan baik dari responden (pengusaha) maupun dari

instansi terkait yang ada hubungannya dengan penelitian ini.

3. Observasi, pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara

langsung ke lapangan atau ke tempat industri keripik untuk

mendapatkan data-data yang berhubungan dengan industri keripik


3

D. Definisi dan Operasionalisasi

Penelitian ini menggunakan beberapa istilah dan variabel. Untuk

menghindari perbedaan persepsi dari berbagai istilah tersebut, maka perlu

adanya batasan untuk mempermudah pemahaman mengenai bahasan

dalam penelitian ini. Berikut definisi istilah-istilah yang ada di dalam

penelitian yaitu :

1. Biaya (Cost) adalah nilai yang dikeluarkan dalam suatu proses

produksi. Atau menurut KBBI, biaya adalah uang yang dikeluarkan

untuk mengadakan (mendirikan, melakukan, dan sebagainya) sesuatu;

ongkos; belanja; pengeluaran. Biaya dalam penelitian ini dibedakan

menjadi biaya bersama dan biaya masing-masing (terpisah).

1) Biaya Bersama.

Biaya bersama adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengolah

bahan baku dan tenaga kerja yang menghasilkan dua jenis produk

atau lebih. Biaya Bersama dalam penelitian ini terdiri dari:

1) Biaya tetap.

Biaya tetap adalah biaya yang besarnya tidak dipengaruhi

besarnya produksi, diantaranya :

a) Pajak Bumi Bangunan (PBB) adalah pajak yang

dikenakan atas kepemilikan atau pemanfaatan tanah dan

atau bangunan. Besarnya pajak ditentukan oleh keadaan

objek yaitu bumi/tanah dan bangunan yang diukur dengan


4

satuan (m²) dan dinilai dalam satuan rupiah (Rp/m²).

b) Penyusutan alat dalam satuan rupiah per produksi. Alat-

alat yang digunakan dalam pembuatan keripik pisang

yaitu: Kuali atau Wajan, Serutan Keripik, Spatula,

Serokan, Tampah, dan Tungku. Menurut Ken Suratiyah

(2015) menyatakan bahwa, untuk mengetahui penyusutan

alat digunakan metode garis lurus (Straight Line Method),

adalah satuan penyusutan alat yang besarnya dianggap

sama setiap bulan atau tahunnya.

c) Bunga modal tetap dihitung dalam suatu persen (%)

berdasarkan Bunga bank yang berlaku di daerah penelitian

yang dihitung dalam satuan rupiah dalam satu kali proses

produksi (Rp/Minggu).

2) Biaya Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah setiap orang laki-laki atau wanita

yang berasal dari dalam keluarga maupun dari luar keluarga

yang sedang dalam dan atau akan melakukan pekerjaan, guna

menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat. Dihitung perhari dan dinilai dalam satuan rupiah

yaitu Rp. 50.000/hari, namun pembayarannya dilaksanakan


5

setiap minggu (Rp/minggu).

2)Biaya Variabel

Biaya variabel adalah biaya yang digunakan dalam

proses produksi yang besar kecilnya dipengaruhi oleh

perolehan output yang dinyatakan dalam rupiah (Rp).

1. Biaya variabel Keripik pisang terdiri dari:

a.Pisang, yaitu bahan baku utama pembuatan keripik

pisang dalam satu kali proses produksi, dihitung dalam

satuan kg dan dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp/Kg)

b.Minyak goreng, yaitu tambahan lain yang digunakan

untuk membuat keripik pisang dalam satu kali proses

produksi, dihitung dalam satuan liter dan dinyatakan

dalam satuan rupiah (Rp/Lt).

c.Garam, tambahan lain yang digunakan untuk membuat

keripik pisang dalam satu kali proses produksi, dihitung

dalam satuan kilogram dan dinyatakan dalam satuan

rupiah (Rp/Kg).

d.Penyedap rasa, tambahan lain yang digunakan untuk

membuat keripik pisang dalam satu kali proses produksi,

dihitung dalam satuan set (kantong) dan dinyatakan

dalam satuan rupiah (Rp/(set/kantong)).

e.Bawang putih, tambahan lain yang digunakan untuk

membuat keripik pisang dalam satu kali proses produksi,


6

dihitung dalam satuan kilogram dan dinyatakan dalam

satuan rupiah (Rp/Kg).

f.Kemasan (packaging) yang digunakan untuk mengemas

keripik pisang terbuat dari plastik yang dihitung dalam

Lembar plastik dan dinilai dalam rupiah (Rp/Lembar

Plastik).

4) Periode Produksi yaitu waktu yang diperlukan untuk

menyelesaikan produksi, dalam hal ini diambil per minggu.

E. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini penulis menganalisis cara pembuatan keripik

dan dengan melakukan kajian ekonomi dari segi finansial, untuk lebih

jelasnya penulis menyusun kerangka analisis sebagai berikut : Analisis

finansial yang diawali dengan menganalisis biaya, penerimaan, dengan

rumus menurut Ken Suratiyah (2015), sebagai berikut:

1. Biaya Total

Biaya total diperoleh dengan cara menjumlahkan total biaya tetap

dengan total biaya variabel. Besarnya biaya total dapat diketahui dengan

menggunakan persamaan:

TC = TFC + TVC

Keterangan:

TC : Total Cost (biaya total)

TFC : Fixed Cost (biaya tetap)

TVC : Variabel Cost (biaya variabel)


7

2. Variabel Cost

Dikutip dari berbagai sumber, biaya variabel adalah biaya

perusahaan yang besarnya sesuai dengan volume kegiatan usaha. Istilah

lain dari biaya variabel adalah biaya tidak tetap atau variable cost. Dapat

dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Variable Cost (VC) = (Total Cost (TC) – Fixed Cost (FC)) / Quantity

Keterangan:

TC : Total Cost (Total Harga),

FC : Fixed Cost (Harga Tetap)

Quantity : Jumlah Produk

3. Biaya Tetap

Biaya tetap adalah biaya pengeluaran yang tidak bergantung

pada hasil perubahan jumlah barang atau jasa. Artinya biaya tetap tidak

akan berubah sekalipun terjadi perubahan jumlah barang atau jasa yang

dihasilkan. Dengan rumus sebagai berikut :

Fixed Cost (FC) = Total Cost (TC) - (Unit Variable Cost (UVC) X

Quantity)

Keterangan :

TC = Total biaya

UVC = Biaya tidak tetap

Quantity = Jumlah.

4. Nilai BEP (Break Event Point)

Menurut Pudjiastuti et al (2018) break event point (BEP) adalah alat


8

analisis yang digunakan untuk menentukan nilai batas produksi atau

volume bisnis untuk mencapai titik impas, atau ada keuntungan dan

kerugian. Menurut Utami & Adita, (2019): Fungsi analisis ini adalah

untuk merencanakan keuntungan suatu usaha, sehingga rumusnya

dapat ditulis dalam bentuk persamaan sebagai berikut:

a. Atas dasar produksi

Perhitungan Break Even Point atas dasar produksi dilakukan

dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

BEP (Q) = TC / Harga

Keterangan :

TC = Total biaya

P = Harga Produksi

b. Atas dasar penjualan dalam harga

Perhitungan Break Even Point atas dasar penjualan dalam harga

dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

BEP (Rp) = TC / Y

Keterangan:

TC = Total Biaya

Y = Produksi Total

F. Rencana Jangka Panjang dan Jangka Pendek

1. Jangka Panjang

a. Perluas kapasitas produksi: Jika permintaan meningkat,


9

pertimbangkan untuk memperluas kapasitas produksi dengan

menambah peralatan dan fasilitas produksi yang lebih besar

b. Penelitian dan pengembangan: Cari cara baru untuk meningkatkan

kualitas dan variasi keripik pisang . Misalnya, eksplorasi rasa baru

atau teknik pengolahan yang inovatif

c. Jaringan distribusi yang lebih luas: Jalin hubungan dengan

distributor dan pengecer yang lebih besar untuk memperluas

jangkauan produk ke pasar regional atau nasional

d. Manajemen risiko: Identifikasi risiko yang mungkin mempengaruhi

bisnis keripik pisang , seperti fluktuasi harga bahan baku atau

perubahan kebijakan regulasi. Membuat strategi untuk mengurangi

dampak risiko

e. Kualitas dan keberlanjutan: Prioritaskan kualitas produk dan

pertimbangkan penerapan praktik produksi yang berkelanjutan,

seperti penggunaan bahan baku organik atau pengurangan limbah

2. Jangka Pendek

a. Riset pasar: Lakukan riset tentang permintaan pasar untuk keripik

pisang di daerah. Identifikasi pesaing dan peluang bisnis yang

mungkin ada

b. Rencanakan produksi: Tentukan kapasitas produksi yang dapat

dilakukan dalam jangka pendek. Perhitungkan bahan baku,


10

peralatan, dan tenaga kerja yang diperlukan

c. Sumber bahan baku: Cari pemasok pisang yang dapat menyediakan

kualitas dan kuantitas yang stabil untuk produksi keripik pisang

d. Pengadaan peralatan: Peroleh peralatan yang diperlukan untuk

memproduksi keripik pisang, seperti pengupas pisang, pemotong,

penggoreng, dan mesin pengemas

e. Pengemasan dan branding: Desain kemasan yang menarik dan

sesuai dengan citra merek yang diinginkan. memilih label dan logo

yang mencerminkan kualitas produk.

f. Kelebihan dan Kelemahan Produk

1. Kelebihan

a. Rasa yang unik: Keripik pisang memiliki rasa manis alami dari

pisang yang telah dikeringkan. Hal ini membuatnya menjadi

alternatif yang menyenangkan bagi mereka yang menyukai

makanan ringan manis

b. Kandungan gizi yang baik: Pisang mengandung banyak nutrisi

penting seperti vitamin C, kalium, serat, dan antioksidan. Meskipun

beberapa nutrisi mungkin berkurang selama proses pengeringan,

keripik pisang masih bisa menjadi sumber gizi yang baik

c. Snack sehat: Dibandingkan dengan banyak makanan ringan lainnya,

keripik pisang cenderung lebih rendah lemak dan kalori, terutama

jika dibuat tanpa penggunaan minyak tambahan. Ini menjadikannya

alternatif yang lebih sehat untuk memuaskan keinginan ngemil


11

d. Ketersediaan dan harga yang terjangkau: Pisang adalah buah yang

mudah didapatkan di sebagian besar negara dengan harga yang

terjangkau. Ini memungkinkan pembuatan keripik pisang dengan

biaya produksi yang lebih rendah dibandingkan dengan beberapa

makanan ringan lainnya

e. Beragam varian rasa: Keripik pisang dapat diolah dengan berbagai

varian rasa seperti original, cokelat, keju, pedas, dan sebagainya. Ini

memberikan pilihan yang lebih luas kepada konsumen dan

meningkatkan daya tarik produk

2. Kelemahan

a. Ketergantungan pada bahan baku: Produksi keripik pisang

tergantung pada ketersediaan dan kualitas pisang. Bila pasokan

pisang terganggu, seperti akibat musim atau bencana alam, dapat

mempengaruhi produksi dan konsistensi produk

b. Rentan terhadap kelembaban: Keripik pisang rentan terhadap

kelembaban. Jika tidak disimpan dengan benar, keripik pisang bisa

menjadi lembek atau kehilangan kerenyahannya

c. Umur simpan yang terbatas: Keripik pisang memiliki umur simpan

terbatas dibandingkan dengan makanan ringan yang diawetkan

dengan bahan pengawet. Ini berarti perlu perhatian khusus dalam

manajemen persediaan dan penjualan

d. Tantangan dalam pengemasan: Keripik pisang rentan pecah dan

tumbuk saat diangkut atau dipegang. Oleh karena itu, pengemasan


12

yang tepat dan aman perlu diperhatikan agar produk tetap utuh dan

menarik

e. Persaingan pasar: Pasar keripik pisang cukup kompetitif dengan

banyak produsen dan merek yang berlomba-lomba. Untuk

membedakan produk Anda, perlu fokus pada inovasi, kualitas, dan

strategi pemasaran yang efektif

Anda mungkin juga menyukai