BAB 8
BIAYA PRODUKSI
A. BIAYA PRODUKSI
Dalam arti sempit, biaya (cost) memiliki arti pengorbanan sumber ekonomi untuk
memperoleh aktiva (harta). Secara luas, biaya mengandung arti pengorbanan sumber ekonomi
yang dapat diukur dalam satuan uang, baik yang telah terjadi maupun yang akan terjadi untuk
tujuan tertentu. Biaya memiliki unsur – unsur sebagai berikut :
1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi
2. Biaya dapat di ukur dengan satuan rupiah
3. Biaya merupakan pengorbanan yang telah terjadi atau yang akan terjadi
4. Biaya merupakan pengorbanan yang mempunyai tujuan
Penggolongan biaya berdasarkan fungsi pokok dalam perusahaan dibedakan menjadi
biaya primer dan biaya tenaga kerja. Biaya primer (prime cost), yaitu biaya bahan baku
langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Sedangkan biaya tenaga kerja langsung dan biaya
overhead pabrik keduanya disebut dengan biaya pengolahan atau biaya konversi (conversation
cost).
Biaya produksi adalah biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi bahan jadi,
yang dibebankan dalam proses produksi selama satu periode. Contoh biaya produksi : biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik.
1. Biaya produksi langsung
Biaya ini langsung diperhitungkan ke dalam harga pokok produksi, terdiri dari : biaya bahan
langsung dan biaya tenaga kerja langsung.
2. Biaya produksi tidak langsung
Biaya ini disebut juga biaya overhead pabrik (BOP). Biaya produksi tidak langsung
dikelompokkan menjadi : biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya
produksi tidk langsung lainnya (misal : biaya penyusutan mesin, asuransi, perlengkapan
mesin),
3. Biaya Non produksi
Biaya yang terjadi atau yang dikeluarkan untuk bahan pelengkap atau pembantu, diantaranya
yaitu : Biaya administrasi umum dan penjualan, Penjualan, Biaya-biaya umum (misal : biaya
usaha umum dan pajak), dan Administrasi (misal : gaji eksekutif dan pendukung lainnya,
pajak yang berkaitan dengan administrasi perusahaan secara keseluruhan)
Dalam pelaksanaannya ada beberapa metode dalam penghitungan proses produksi yang
biasa dilakukan oleh perusahaan rekayasa sehingga perusahaan bisa mengetahui berapa
harga pokok produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan. Metode tersebut diantaranya
yaitu :
1. Metode FIFO (First In First Out) / Masuk Pertama Keluar Pertama, artinya bahan baku
yang masuk pertama kali lebih dulu dipergunakan.
2. Metode LIFO (Last In First Out) / Masuk Terakhir Keluar Pertama, artinya bahan baku
yang terakhir masuk digunakan terlebih dahulu
3. Metode Rata – Rata (Average Cost), bahan yang merupakan hasil kali kuantitas bahan
baku yang dipakai dan harga pokok rata-rata per satuan
1) Metode FIFO
Bahan baku dihitung sebesar jumlah yang masuk dalam proses produksi yaitu 15.000
kg.
01 Mei : 8.000 kg x Rp 1.000,- = Rp 8.000.000,-
03 Mei : 7.000 kg x Rp 1.200,- = Rp 8.400.000,- +
15.000 kg = Rp 16.400.000,-
Harga pokok proses produksi dicatat sebesar Rp 16.400.000,-
2) Metode LIFO
Bahan baku dihitung sebesar jumlah yang masuk dalam proses produksi yaitu 15.000
kg.
03 Mei : 12.000 kg x Rp 1.200,- = Rp 14.400.000,-
01 Mei : 3.000 kg x Rp 1.000,- = Rp 3.000.000,- +
15.000 kg = Rp 17.400.000,-
Harga pokok proses produksi dicatat sebesar Rp 17.400.000,-
Rp 22.400.000,-
Harga pokok rata-rata = = Rp 1.120,-
20.000