PEMBAHASAN
A. Pengertian Terpenoid
Terpenoid merupakan komponen-komponen tumbuhan yang mempunyai bau dan
dapat diisolasi dari bahan nabati dengan penyulingan yang disebut minyak atsiri. Minyak
atsiri yang berasal dari bunga pada awalnya dikenal dari penentuan struktur secara
sederhana, yaitu dengan perbandingan atom hidrogen dan atom karbon dari senyawa
terpenoid yaitu 8:5 dan dengan perbandingan tersebut dapat dikatakan bahwa senyawa
tersebut adalah golongan terpenoid. Minyak atsiri bukanlah senyawa murni akan tetapi
merupakan campuran senyawa organik yang kadang kala terdiri dari lebih besar dari 25
senyawa atau komponen yang berlainan. Sebagian besar komponen minyak atsiri adalah
senyawa yang hanya mengandung karbon, dan hidrogen atau karbon, hidrogen dan oksigen
yang tidak bersifat aromatik yang secara umum disebut terpenoid (Masadi et al., 2018)
Fraksi yang paling mudah menguap biasanya terdiri dari golongan terpenoid yang
mengandung 10 atom karbon. Fraksi yang mempunyai titik didih lebih tinggi terdiri dari
terpenoid yang mengandung 15 atom karbon. Sebagian besar terpenoid mempunyai
kerangka karbon yang dibangun oleh dua atau lebih unit C-5 yang disebut isopren.
Klasifikasi terpenoid ditentukan dari unit isopren atau unit C-5 penyusun senyawa tersebut
(Furi, 2014). Senyawa umum biosintesa terpenoid dengan terjadinya 3 reaksi dasar, yaitu:
Pembentukan isoprene aktif berasal dari asam asetat melalui asam mevalonat.
Penggabungan senyawa dan ekor dua unit isopren akan membentuk mono-, seskui-,
di-, sester-, dan poli-terpenoid.
Pengabungan ekor dan ekor dari unit C15 atau C20 menghasilkan terpenoid atau
steroid.
B. Senyawa terpenoid dapat dikelompokkan sebagai berikut :
C. Kegunaan Terpenoid
Kegunaan terpenoid bagi tumbuhan adalah sebagai berikut:
Fitoaleksin
Insect antifectan, repellant
Pertahanan tubuh dari herbifora
Feromon Hormon tumbuhan.
D. Sintesis Terpenoid
Menurut Laksono et al., (2014) terpenoid merupakan bentuk senyawa dengan struktur
yang besar dalam produk alami yang diturunkan dan unit isoprene (C5) yang bergandengan
dalam model kepala ke ekor, sedangkan unit isoprene diturunkan dari metabolism asam
asetat oleh jalur asam mevalonat
Gambar 1 Jalur Asetat dalam Pembentukkan IPP yang Merupakan Batu Bata
Pembentukkan Terpenoid Via Asam Mevalonat
(http://nadjeeb.wordpress.com).
Secara umum biosintesa dari terpenoid dengan terjadinya 3 reaksi dasar, yaitu:
1. Pembentukan isoprene aktif berasal dari asam asetat melalui asam mevalonat.
2. Penggabungan kepala dan ekor dua unit isoprene akan membentuk mono-, seskui-, di-.
sester-, dan poli-terpenoid.
3. Penggabungan ekor dan ekor dari unit C-15 atau C-20 menghasilkan triterpenoid dan
steroid.
Mekanisme dari tahap-tahap reaksi biosintesis terpenoid adalah asam asetat setelah
diaktifkan oleh koenzim A melakukan kondensasi jenis Claisen menghasilkan asam
asetoasetat. Senyawa yang dihasilkan ini dengan asetil koenzim A melakukan kondensasi
jenis aldol menghasilkan rantai karbon bercabang sebagaimana ditemukan pada asam
mevalinat, reaksi-reaksi berikutnya adalah fosforialsi, eliminasi asam fosfat dan
dekarboksilasimenghasilkan isopentenil (IPP) yang selanjutnya berisomerisasi menjadi
dimetil alil piropospat (DMAPP) oleh enzim isomeriasi. IPP sebagai unti isoprene aktif
bergabung secara kepala ke ekor dengan DMAPP dan penggabungan ini merupakan
langkah pertama dari polimerisasi isoprene untuk menghasilkan terpenoid (Nola et al.,
2021).
Penggabungan ini terjadi karena serangan electron dari ikatan rangkap IPP terhadap
atom karbon dari DMAPP yang kekurangan electron diikuti oleh penyingkiran ion
pirofosfat yang menghasilkan geranil.pirofosfat (GPP) yaitu senyawa antara bagi semua
senyawa monoterpenoid. Penggabungan selanjutnya antara satu unti IPP dan GPP dengan
menaisme yang sama menghasilkan Farnesil pirofosfat (FPP) yang merupakan senyawa
antara bagi semua senyawa seskuiterpenoid. Senyawa diterpenoid diturunkan dari Geranil-
Geranil Pirofosfat (GGPP) yang berasal dari kondensasi antara satu unti IPP dan GPP
dengan mekanisme yang sama. Mekanisme biosintesa senyawa terpenoid adalah sebagai
berikut:
Gambar 2 Mekanisme Biosintesa Senyawa Terpenoid
(http://nadjeeb.wordpress.com)
a. Monoterpenoid
b. Seskuiterpenoid
c. Diterpenoid
d. Triterpenoid
e. Tetraterpenoid
9. Zat yang dapat berfungsi sebagai anti-kenker dan anti-tumor, yang juga berperan untuk
menciptakan rasa harum dariminuman buah beralkohol ialah . . . .
a. Mirsen
b. Karatenoid
c. Famesol
d. Pimaradien
e. Farnesol
10. Karatenoid merupakan senyawan golongan tetraterpenoid, senyawa ini terdiri dari dua
kelompok besar yaitu . . . .
a. Xantofil dan karotena
b. Xantofil dan famesol
c. Karotena dan mirsen
d. Famesol dan mirsen
e. Xantofil dan isopentil
DAFTAR PUSTAKA
Dwisari, F., & Harlia, A. H. A. (2016). Isolasi Dan Karakterisasi Senyawa Terpenoid
Ekstrak Metanol Akar Pohon Kayu Buta-buta (Excoecaria agallocha L). Jurnal Kimia
Khatulistiwa, 5(3), 1–16.
Furi, M. (2014). Isolasi dan Karakterisasi Terpenoid dari Ekstrak Etil Asetat Kulit Batang
Meranti Kunyit (Shorea conica). Jurnal Penelitian Farmasi Indonesia, 3(2), 38–42.
Laksono, F. B., Fachriyah, E., & Kusrini, D. (2014). Isolasi dan Uji Antibakteri Senyawa
Terpenoid Ekstrak N-Heksana Rimpang Lengkuas Merah (Alpinia Purpurata). Jurnal
Kimia Sains Dan Aplikasi, 17(2), 37–42.
Masadi, Y. I., Lestari, T., & Dewi, I. K. (2018). Identifikasi Kualitatif Senyawa Terpenoid
Ekstrak N-Heksana Sediaan Losion Daun Jeruk Purut (Citrus hystrix DC). Jurnal
Kebidanan Dan Kesehatan Tradisional, 3(1), 1–15.
Nola, F., Putri, G. K., Malik, L. H., & Andriani, N. (2021). Isolasi Senyawa Metabolit
Sekunder Steroid dan Terpenoid dari 5 Tanaman. Syntax Idea, 3(7), 1612-1619.