Oleh
ARJUNA KEKE PEROLIHEN MANIK
230420030
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS KATOLIK SANTO THOMAS
MEDAN
2023
KATA PENGANTAR
Senyawa kimia telah lama menjadi pusat perhatian dalam dunia ilmu pengetahuan.
Keanekaragaman struktur, sifat fisik, dan peran biologisnya menjadikan senyawa-senyawa
ini sebagai subjek penelitian yang sangat menarik. Dalam konteks ini, saya ingin
mengundang Anda untuk menjelajahi dunia yang menarik dari senyawa kimia yang disebut
"Terpen."
Terpen adalah salah satu senyawa kimia yang memiliki struktur unik dan peran penting
dalam berbagai aspek ilmu pengetahuan. Senyawa ini terdiri dari unit-isopren dan dapat
dibagi menjadi dua kategori utama: monoterpen yang terdiri dari dua unit isopren, dan
isoprenoitsesquiterpen yang mencakup isotrenoid dan terpenoid. Keunikan struktur dan
sifat-sifatnya membuat terpen menjadi bahan kajian yang menarik dalam kimia organik,
biokimia, dan aplikasi praktis dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam paper ini, saya akan membahas lebih lanjut tentang terpen, termasuk sejarah
penemuan, struktur kimia, distribusi alami, serta peran biologisnya. Saya juga akan
membedah monoterpen, isotrenoid, dan terpenoid secara rinci, membantu Anda memahami
kompleksitas senyawa ini.
Paper ini diharapkan mampu memberikan wawasan mendalam tentang terpen dan
memberikan pemahaman yang lebih baik tentang kontribusinya dalam ilmu pengetahuan.
Saya berharap, setelah membaca paper ini, Anda akan lebih menghargai pentingnya terpen
dalam dunia kimia dan ilmu pengetahuan secara keseluruhan.
Selain itu, saya juga ingin menyatakan terima kasih kepada semua pihak yang telah
mendukung dan membantu saya dalam menyelesaikan paper ini. Semoga paper ini
bermanfaat bagi pembaca dan menjadikan terpen sebagai subjek yang lebih dikenal dan
dihargai dalam ilmu pengetahuan.
Salam,
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Terpenoid 3
2.2 Mekanisme Reaksi Biosintesis Senyawa Terpenoid 4
2.3 Jenis-Jenis Senyawa Golongan Terpenoid 7
3.1 Kesimpulan 10
3.2 Saran 10
Daftar Pustaka
0 0
BAB I
PENDAHULUAN
gangguan hama penyakit untuk tumbuhan itu sendiri atau lingkungannya. Senyawa
kimia sebagai hasil metabolit sekunder telah banyak digunakan untuk zat warna,
racun, aroma makanan, obat-obatan dan sebagainya. Serta banyak jenis tumbuhan
yang digunakan sebagai obat-obatan, dikenal sebagai obat tradisional sehingga perlu
Obat tradisional biasanya berupa ramuan yang berasal dari beberapa bagian
tumbuhtumbuhan dari akar, kulit batang, kayu, daun, bunga maupun bijinya.
Metabolit sekunder merupakan senyawa kimia yang terbentuk dalam tanaman. Senyawa-
senyawa yang tergolong ke dalam kelompok metabolit sekunder ini antara lain:
alkaloid, flavonoid, kuinon, tanin dan minyak atsiri. Di dalam tanaman, setiap senyawa
akan saling bersinergis sehingga menambah aktivitas atau efektivitasnya (Djauhariya &
Hernani, 2004). Metabolisme sekunder juga disebut metabolisme khusus adalah istilah
untuk jalur dan molekul kecil produk dari metabolisme yang tidak mutlak diperlukan
untuk kelangsungan hidup organisme. Dalam makalah ini akan membahas lebih
besar senyawa tumbuhan, dan istilah ini digunakan untuk menunjukkan bahwa secara
0 0
biosintesis semua senyawa tumbuhan itu berasal dari senyawa yang sama. Secara
kimia, terpenoid umumnya larut dalam lemak dan hanya terdapat di dalam sitoplasma sel
eter minyak bumi, eter, atau kloroform, dan dapat dipisahkan secara kromatografi pada
silika gel atau alumina memakai pelarut di atas tetapi sering kali terdapat kesukaran
sewaktu mendeteksi dalam skala mikro karena hampir semua senyawa terpenoid tidak
berwarna dan tidak ada pereaksi kromogenik yang peka (Harborne, 1987).
A. Rumusan Masalah
B. Tujuan
0 0
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Terpenoid
dapat diisolasi dari minyak atsiri. Minyak atsiri yang berasal dari bunga pada awalnya dikenal
dari penentuan struktur secara sederhana, yaitu dengan perbandingan atom hidrogen dan atom
karbon dari suatu senyawa terpenoid yaitu 8:5 dan dengan perbandingan tersebut dapat
dikatakan bahwa senyawa tersebut adalah golongan terpenoid (Lenny, 2006). Minyak atsiri
bukanlah senyawa murni akan tetapi merupakan campuran senyawa organik yang kadangkala
terdiri dari lebih 25 senyawa atau komponen yang berlainan. Semua terpenoid berasal dari
penyambungan 2 atau lebih satuan C5 ini. Kemudian senyawa itu dipilah-pilah menjadi
beberapa golongan berdasarkan jumlah satuan yang terdapat dalam senyawa tersebut, 2
Terpenoid terdiri atas beberapa macam senyawa, mulai dari komponen minyak atsiri,
yaitu monoterpena dan sesquiterepena yang mudah menguap (C10 dan C15), diterpena
menguap, yaitu triterpenoid dan sterol (C30), serta pigmen karotenoid (C40). Masing-masing
golongan terpenoid itu penting, baik dalam pertumbuhan dan metabolisme maupun pada
senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam satuan isoprena dan secara biosintesis
diturunkan dari hidrokarbon C30 siklik yaitu skualena. Senyawa ini berstruktur siklik yang
0 0
Semua senyawa terpenoid berasal dari molekul isoprena CH2=C(CH3)- CH=CH2 dan
kerangka karbonya (carbon skeleton) disusun dengan menyambung dua atau lebih satuan
isoprena tersebut (C5) seperti pada Gambar 1. Berdasarkan alasan tersebut, maka senyawa
sendiri tidak terdapat di alam, senyawa yang sebenarnya terlibat adalah isopentenil pirofosfat,
CH2=C(CH3)-CH2-CH2- OPP. Hal ini menyebabkan ada sebagian senyawa terpenoid yang
Klasifikasi terpenoid ditentukan dari unit isopren atau unit C-5 atau penyusun
senyawa tersebut. Secara umum, biosintesa dari terpenoid terjadi dengan 3 reaksi dasar yaitu:
1) Pembentukan isoprena aktif berasal dari asam asetat melalui asam mevalonat.
2) Penggabungan kepala dan ekor dua unit isopren akan membentuk mono-, seskui-, di-,
3) Penggabungan ekor dan ekor dari unit C-15 atau C-20 menghasilkan triterpenoid dan steroid.
Mekanisme dari tahap-tahap biosintesis terpenoid adalah asam asetat yang telah diaktifkan oleh
yang dihasilkan ini dengan asetil koenzim A melakukan kondensasi jenis aldol mnghasilkan
yang selanjutnya berisomerisasi menjadi dimetil alil pirofosfat (DMAPP) oleh enzim
isomerase. IPP sebagai unit isopren aktif bergabung melalui ikatan kepala ke ekor dengan
DMAPP dan penggabungan ini merupakan langkah pertama dari polimeraisasi isoprena
0 0
Penggabungan ini terjadi karena serangan elektron dari ikatan rangkap IPP terhadap
atom karbon dari DMAPP yang kekurangan elektron diikuti oleh penyingkiran ion pirofosfat
yang menghasilkan geranil pirofosfat (GPP) yaitu senyawa antara bagi semua senyawa
monoterpenoid. Penggabungan selanjutnya antara satu unit IPP dan GPP dengan mekanisme
yang sama menghasilkan farnesil pirofosfat (FPP) yang merupakan senyawa antara bagi
geranil piofosfat (GGPP) yang berasal dari kondensasi antara satu unit IPP dan GPP dengan
mekanisme yang sama. Reaksi-reaksi selanjutnya dari senyawa antara GPP, FPP, dan GGPP
jenis reaksi sekunder. Reaksi-reaksi sekunder tersebut antara lain hidrolisis, siklisasi,
oksidasi, reduksi, dan reaksi-reaksi spontan yang dapat berlangsung dengan mudah dalam
suasana netral dan pada suhu kamar, seperti isomerisasi, dehidrasi, dekarboksilasi, dan
0 0
0 0
2.3 Jenis-Jenis Senyawa Golongan Terpenoid
Triterpen 30 Damar
a. Monoterpenoid
yang dibangun oleh 2 unit isopren atau dengan jumlah atom karbon 10. Lebih dari
1000 jenis senyawa monoterpenoid telah diisolasi dari tumbuhan tinggi, binatang laut,
serangga dan binatang jenis vertebrata dan struktur senyawanya telah diketahui.
Struktur dari senyawa monoterpenoid yang telah dikenal merupakan perbedaan dari
sebagai penggabungan kepala dan ekor dari 2 unit isopren. Struktur monoterpenoid
dapat berupa rantai terbuka dan tertutup atau siklik. Senyawa monoterpenoid banyak
itu, senyawa monoterpenoid yang sudah banyak dikenal sebagai bahan pemberi aroma
0 0
penetapan struktur monoterpenoida mengikuti suatu sistematika tertentu yang
dimulai dengan penetapan jenis kerangka karbon. Jenis kerangka karbon suatu
menentukan letak atau posisi gugus fungsi dari senyawa yang bersangkutan di dalam
kerangka karbon tersebut (Lenny, 2006). Cara lain untuk menentukan struktur
dengan reaksi-reaksi tertentu menjadi senyawa lain yang mempunyai kerangka karbon
yang sama. Pembuktian struktur suatu senyawa didukung oleh sintesa senyawa yang
b. Seskuiterpenoid
yang terdiri dari kerangka asiklik dan bisiklik dengan kerangka naftalen. Senyawa
cis- isofarnesil pirofosfat dan trans- farnesil pirofosfat melalui reaksi siklisasi dan
reaksi sekunder lainnya. Kedua isomer farnesil pirofosfat ini dihasilkan in vivo
melalui mekanisme yang sama seperti isomerisasi antara geranil dan nerol.
c. Diterpenoid
dan dibangun oleh 4 unit isopren. Senyawa ini mempunyai bioaktivitas yang cukup
0 0
antikarsinogen. Senyawa diterpenoid dapat berbentuk asiklik, bisiklik, trisiklik, dan
tetrasiklik. Tatanama yang lebih banyak digunakan adalah nama trivial (Lenny, 2006).
d. Triterpenoid
Lebih dari 4000 jenis triterpenoid telah diisolasi dengan lebih dari 40 jenis
kerangka dasar yang sudah dikenal dan pada prinsipnya merupakan proses siklisasi
dari skualen. Triterpenoid terdiri dari kerangka dengan 3 siklik 6 yang bergabung
dengan siklik 5 atau berupa 4 siklik 6 yang mempunyai gugus fungsi pada siklik
ragam itu timbul sebagai akibat dari reaksi-reaksi sekunder berikutnya seperti
hidrolisa, isomerisasi, oksidasi, reduksi dan siklisasi atas geranil-, farnesil- dan geranil-
0 0
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Terpenoid merupakan senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam satuan
isoprena dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 siklik yaitu skualena.
Senyawa ini berstruktur siklik yang nisbi rumit, kebanyakan berupa alcohol, aldehid atau
atom karboksilat. Klasifikasi terpenoid ditentukan dari unit isopren atau unit C-5 atau
penyusun senyawa tersebut. Secara umum, biosintesa dari terpenoid terjadi dengan 3 reaksi
dasar yaitu: 1) Pembentukan isoprena aktif berasal dari asam asetat melalui asam mevalonat.
2) Penggabungan kepala dan ekor dua unit isopren akan membentuk mono-, seskui-, di-,
sester-, dan poli-terpenoid. 3) Penggabungan ekor dan ekor dari unit C-15 atau C-20
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah Senyawa kimia
terpenoit sebagai hasil metabolit sekunder dari tumbuhan yang digunakan untuk zat warna,
racun, aroma makanan, obat-obatan dan sebagainya. Indonesia kaya akan flora tumbuhan-
tumbuhan yang memiliki senyawa ini. Di harapkan penelitian tentang senyawa terpenoid
0 0
Daftar pustaka
Achmad, S.A. 1986. Kimia Organik Bahan Alam. Jakarta: Universitas Terbuka
Bialangi, N., Mustapa, M. A., Salimi, Y. K., Widiantoro, A., & Situmeang, B. (2016).
Antimalarial activity and phitochemical analysis from Suruhan (Peperomia
pellucida) extract. JURNAL PENDIDIKAN KIMIA, 8(3), 33-37.
Lenny, Sofia. 2006. Senyawa Terpenoida dan Steroida. Karya Ilmiah. Medan: Departemen
0 0