Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KIMIA

METABOLIT SEKUNDER TERPENOID SINEOL DARI MINYAK


KAYU PUTIH

Dosen Pengampu :

Fiddy Semba Prasetiya, Ph.D


Disusun Oleh :

Kelompok 5

1. M.Rizqiyandhi 230210170021
2. Dila Legitalia 230210200004
3. Zahrani Salsabila 230210200013
4. Muhammad Rifqi Ramadhan 230210200026
5. Muhammad Makarim Rassat 230210200033
6. Aulia Hasna Luthfiana 230210200050

KELAS A
ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2020/2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................... i

BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1

1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 2

1.4 Metode......................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3

2.1 Pengertian Terpenoid dan Monoterpenoid ....................................................................... 3

2.2 Monoterpenoid Dalam Bidang Kelautan.......................................................................... 4

2.3 Bioaktivitas Dari Senyawa Sineol .................................................................................... 6

BAB III PENUTUP ................................................................................................................... 9

3.1 Kesimpulan....................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 10

Kontribusi Anggota Kelompok ................................................................................................ 13

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Metabolit sekunder merupakan senyawa organik yang dihasilkan oleh tumbuhan yang
tidak memiliki fungsi langsung pada fotosintesis, dapat dikatakan juga bahwa metabolit
sekunder adalah hasil metabolism yang disintesis oleh beberapa organisme tertentu yang
tidak merupakan kebutuhan pokok untuk hidup dan tumbuh. Metabolit sekunder juga
berfungsi sebagai nutrient darurat untuk pertahanan hidup (Illing, 2017).

Beberapa senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada ekstrak alami tanaman yaitu
alkaloid, terpenoid, saponin, polifenol,flavonoid, dan streroid (Illing, 2017). Terpenoid
merupakan derivate dehidrogenasi dan oksigenasi dari senyawa terpen, senyawa terpen
sendiri merupakan senyawa hidrokarbon yang dihasilkan banyak oleh tumbuhan dan
kandungan utamanya terletak pada getah dan vakuola selnya. Nama terpen ini diambil dari
produk getah tusam yaitu “terpentin” (turpentine). terpen atau senyawa yang mengandung
karbon dalam kelipatan 5 yang memiliki kandungan oksigen (alkohol, keton, dan aldehid).
Jika dalam tumbuhan, terpenoid merupakan komponen-komponen dari tumbuhan yang
memiliki bau dan dapat diisolasi dari bahan nabati. Terpenoid memiliki kerangka karbon
seperti unit isopren (C-5).

Minyak atsiri (EO) didefinisikan sebagai metabolit sekunder yang mudah menguap dari
tanaman yang memberi tanaman bau, rasa, atau keduanya yang khas. EO diproduksi oleh
lebih dari 17.500 spesies tanaman dari banyak famili angiospermae, misalnya,Lamiaceae,
Rutaceae, Myrtaceae, Zingiberaceae, dan Asteraceae (Winska et al., 2019). Minyak kayu
putih adalah salah satu contoh minyak atsiri yang berasal dari tanaman Eucalyptus robusta.
Minyak atsiri ini bukanlah senyawa murni melainkan campuran senyawa organik yang
biasanya terdiri dari lebih besar dari 25 senyawa atau komponen yang berlainan (Heliawati,
2018).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari terpenoid dan monoterpenoid?


2. Apa saja contoh monoterpenoid dalam bidang kelautan?
3. Bagaimana bioaktivitas dan jalur sintesis dari senyawa sineol tersebut?

1
1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian terpenoid dan monoterpenoid


2. Untuk mengetahui contoh monoterpenoid dalam bidang kelautan
3. Untuk mengetahui bioaktivitas dan jalur sintesis dari senyawa sineol

1.4 Metode
Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah yang berjudul “Metabolit
Sekunder Terpenoid Sineol Dari Minyak Kayu Putih” ini adalah dengan metode studi
literatur, yaitu dengan mengumpulkan berbagai jenis literatur seperti jurnal-jurnal yang
berasal dari sumber kredibel.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Terpenoid dan Monoterpenoid

Istilah yang mengatakan “terpenoid mencakup sejumlah besar senyawa tumbuhan”


digunakan untuk menunjukkan bahwa secara biosintesis semua senyawa tumbuhan itu berasal
dari senyawa yang sama. Jadi dapat dikatakan bahwa semua terpenoid berasal dari molekul
isoprene CH2=C(CH3)−CH2 , sedangkan pada kerangka karbonnya disusun oleh
penyambungan dua atau lebih satuan C5 . Kemudian dari senyawa tersebut dipilih menjadi
beberapa golongan berdasarkan jumlah satuan yang terdapat dalam senyawa tersebut, yaitu dua
(C10), tiga (C5), empat (C20), enam (C30), atau delapan (C40) satuan. Terpenoid terdiri dari
beberapa macam senyawa, contohnya adalah monoterpene dan seskuiterpena yang mudah
menguap (C10 dan C15) (Illing, 2017). Masing-masing dari golongan terpenoid ini penting,
baik pada tumbuhan dan metabolisme maupun pada ekologi tumbuhan (Salni, 2011 dalam
Illing, 2017).

Terpenoid memiliki beberapa sifat umum seperti sifat fisika dan sifat kimia, adapun
sifat fisika dan sifat kimia dari terpenoid yaitu (Heliawati, 2018) :

a) Sifat Fisika
1. Dalam keadaan segar merupakan cairan tidak berwarna, sedangkan jika
teroksidasi warna akan berubah menjadi gelap
2. Mempunyai bau yang khas
3. Mayoritas merupakan optik aktif
4. Kerapatan lebih kecil dari air
5. Larut dalam pelarut organik seperti alkohol dan eter
b) Sifat Kimia
1. Seyawa tidak jenuh (rantai terbuka ataupun siklik)
2. Isoprenoid kebanyakan bentuknya kiral dan terjadi dalam dua bentuk
enantiomer
3. Secara umum biosintesa terpenoid terjadinya 3 reaksi dasar

Monoterpena merupakan salah satu contoh dari berbagai jenis senyawa terpenoid.
Monoterpena adalah senyawa yang masuk kedalam kelas Terpena yang paling sederhana
karena hanya terbentuk dari dua satuan isopren yang membentuk 10 atom karbon. Rumus

3
molekul dari monoterpena adalah C6 H10 . Monoterpenoid merupakan bentukan dari
monoterpena yang telah termodifikasi, seperti yang telah kehilangan grup metilnya atau yang
mengandung fungsi oksigen. Pembentukan monoterpenoid biasanya dilakukan melalui
pathway asam mevalonic.

Gerani pirofosfat merupakan senyawa pembentuk monoterpen. Dalam tumbuhan


tingkat tinggi Ceratocystis monoliformis menghasilkan monoterpen yang erat hubungannya
dengan asam mevalonate. Golongan senyawa monoterpen hidrokarbon memiliki aktivitas yang
tinggi karena dipengaruhi oleh metilen aktif seperti α-pinene dan β-pinene. Sesquiterpen
hidrokarbon seperti transcaryophyllen dan α-humulene mempunyai aktivitas rendah.
Sesquiterpen teroksigenasi seperti linalol justru berpotensi sebagai pro-oksidan yang
membentuk radikal baru yang lebih kuat. (Halimah dan Zetra, 2011).
Monoterpenoid terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok asiklik, monosiklik, dan
bisiklik. Monoterpena asiklik bersifat linear atau tidak mengandung cincin, contohnya seperti
mirsen dan ocimena. Monoterpena monosiklik memiliki 1 cincin hexagonal, contohnya seperti
Limonen, Terpinena, dan Fellandrena. Dan monoterpena bisiklik memiliki cincin yang lebih
rumit, contohnya seperti   Pinen.

Gambar 2.1.1. Struktur Mirsen, Limonen, dan –Pinen

2.2 Monoterpenoid Dalam Bidang Kelautan

Umumnya, monoterpenoid adalah komponen utama dari minyak atsiri. Monoterpenoid


dapat ditemukan didalam jumlah kecil pada glandula sekresi dari senyawa atsiri pada sebagian
besar tumbuhan (Heliawati, 2018). Selain dari tumbuhan terutama tumbuhan tinggi, senyawa
monoterpenoid biasanya juga terdapat pada jamur (Fungus) dan lumut (Bryophyta) dan bahkan
dihasilkan oleh tubuh serangga untuk pertahanan dan sekresi feromon (Harbone, 2006).

4
Contohnya seperti Iridoid monoterpenoid yang dihasilkan oleh kumbang Chysomelid dan
monoterpena yang dihasilkan oleh kumbang kulit kayu (Family Scolytidae) (Noma &
Asakawa, 2021). Contoh monoterpenoid dalam bidang kelautan :

Nama Senyawa Makhluk Bioaktivitas Sumber


Monoterpena Asal
Hydroxy Lactones, Tisochrysis Anti-oxidant Gangadhar, K. N., Rodrigues, M.
J., Pereira, H., Gaspar, H.,
Loliolide dan epi- lutea terhadap
Malcata, F. X., Barreira, L.,
loliolide (Mikroalga) Mycobacteri & Varela, J. (2020). Anti-
Hepatocellular Carcinoma
um
(HepG2) Activities of
tuberculosis Monoterpene Hydroxy
Lactones Isolated from the
Marine Microalga
Tisochrysis Lutea. Marine
Drugs, 18(11).
https://doi.org/10.3390/md18
110567

Sarcotenuhydroqui Soft-coral Bersifat Huang, T. Y., Huang, C. Y.,


Chen, S. R., Weng, J. R., Tu,
none Sarcophyton Cytotoxicity
T. H., Cheng, Y. Bin, Wu, S.
tenuispiculat terhadap H., & Sheu, J. H. (2020).
New Hydroquinone
um garis sel
Monoterpenoid and
kanker Cembranoid-Related
Metabolites from the Soft
Coral Sarcophyton
tenuispiculatum. Marine
Drugs, 19(1), 1–11.
https://doi.org/10.3390/md19
010008

Aspermonoterpeno Fungi laut Obat


anti- Niu, S., Yang, L., Chen, T., Hong,
B., Pei, S., Shao, Z., &
id dalam yang inflamatory
Zhang, G. (2020). New
terbawa atau Monoterpenoids and
Polyketides from the.
sediment mengurangi
00324(2246 m), 26–28.
yaitu peradangan.
Aspergillus
sydowii

5
Minyak kayu putih adalah salah satu contoh minyak atsiri yang berasal dari tanaman
Eucalyptus robusta. Tanaman Eucalyptus sp. Merupakan tanaman yang biasa menghasilkan
Eukaliptol berupa Sineol atau 1,8-cineole yang mana merupakan eter siklik alami dari anggota
monoterpenoid (Sibarani, 2018). Struktur dari sineol yaitu :

Gambar 2.2.1 Struktur Sineol

Sineol memiliki rumus molekul yaitu C10 H18O . Senyawa ini memiliki massa molar

154,249 g/mol, kepadatan 0,9225 g/cm, dan titik lebur 1,5 C dan titik didih 176  177 C .
Senyawa ini bersifat tidak berwarna dan mudah menguap. Senyawa eter siklik dan terpenoid
ini menyusun hingga 90% minyak yang diperlukan dalam berbagai produk minyak kayu putih
Eucalyptus.

2.3 Bioaktivitas Dari Senyawa Sineol

a) Bioaktivitas dan Sintesis

Senyawa 1,8-Sineol memiliki karakteristik segar dan aroma menyengat dan rasa tajam
yang memiliki bioaktifitas yang memiliki banyak manfaat, yaitu penurunan aktivitas
lokomotor (antikejang), anti-kanker dan anti-tumor, antibakteri, antifungi, antiinflamasi,
antioksidan, insektisida dan repelan, dan dapat mengurangi resiko penyakit kardiovaskular.
Meskipun dapat digunakan sebagai penyedap makanan dan bahan obat, sineol dapat
mengakibatkan keracunan jika tertelan melebihi dosis normal.Senyawa 1,8-Sineol memiliki
kemampuan sebagai fumigan pada kutu beras (Sitophilus oryzae) dengan tingkat mortalitas
100% pada dosis penggunaan sebanyak 150 µL/L dan waktu paparan selama 45 jam. Penelitian
terdahulu mengenai 1,8-Sineol menunjukkan aktivitas antimikroba E.coli dan Bacillus subtilis
(Rosmalina et al., 2020). Sejumlah bahan aktif termasuk 1,8-Sineol menunjukkan aktivitas
antifungal terhadap beberapa jamur pada konsentrasi yang relatif sangat rendah (Jantan,
Ahmad, F., & Ahmad, A.S.,2004) Selain itu senyawa 1,8-Sineol dalam daun dan batang kayu

6
putih memiliki aktivitas sebagai antimikroba pada S. aureus, S. epidermidis, dan B. cereus
(Nazeh et al., 2015).

Senyawa 1,8-sineol merupakan persenyawaan yang masuk dalam golongan


hidrokarbon teroksigenasi. Senyawa 1,8-sineol memiliki karakteristik segar dan aroma
camphor dan rasa pedas yang memiliki banyak manfaat, seperti digunakan untuk obat-obat
penggunaan luar, semprot hidung, disinfectant, analgesik, atau penyedap makanan, juga untuk
kosmetik. Selanjutnya, dilaporkan juga bahwa 1,8-sineol digunakan untuk mengobati batuk,
nyeri otot, neurosis, rematik, asma, dan batu kemih (Geremia, 1955; Margret, 1999).
Senyawa 1,8-sineol memiliki karakteristik segar dan aroma camphor dan rasa pedas
yang memiliki bioaktifitas dengan banyak manfaat, yaitu penurunan aktivitas lokomotor
(antikejang), antikanker dan anti-tumor, antibakteri, antifungi, antiinflamasi, antioksidan,
sebagai insektisida atau repelan, dan dapat mengurangi resiko penyakit kardiovaskular 1,8-
sineol merupakan eter siklik dengan rumus empiris C10H18O dan nama sistematik 1,3,3-
trimethyl-2-oxabicyclooctane yang termasuk ke dalam kelompok komponen hidrokarbon
teroksigenasi monoterpen.
1,8-sineol dalam perdagangan komersial disebut sebagai “eucalyptol”. Sifat kimia dan fisika
senyawa 1,8-sineol dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini (Irvan, et al., 2015).
Biotransformasi 1,8-sineol belum dipelajari secara intensif sampai beberapa alkohol
dan keton metabolit seperti 2-exo-hydroxy-1,8-sineol, -3-endo- hydroxy-1,8-sineol, 3-exo
hydroxy -1,8-sineol, 2-oxo-1,8-sineol, dan 3-oxo-1,8-sineol diidentifikasi di urin kelinci
(Miyazawa, et al., 1989). Kemudian penelitian lanjutan menunjukkan bahwa 1,8-sineol
dikatalisasi oleh enzim CYP3A untuk membentuk 2-exo-hydroxy-1,8-sineol pada tikus dan
mikrosom hati manusia .Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Duisken, et al. (2005)
menunjukkan bahwa 1,8-sineol juga dikatalisis oleh enzim CYP3A4 dan CYP3A5 pada
manusia sebagai 2α- hydroxy-1,8-sineol dan 3α- hydroxy-1,8-sineol yang ditemukan dalam
urin manusia. Senyawa 1,8-sineol merupakan senyawa yang banyak dijumpai dalam
kandungan minyak atsiri baik itu sebagai kandungan utama atau pendukung.
b) Jalur Sintesis

Biosintesis senyawa terpenoid dalam minyak atsiri terjadi melalui tiga langkah: (1)
pembentukan unit-unit dasar C5, (2) kondensasi dari dua atau tiga unit C5 membentuk C10,
atau C15 prenil difosfat, dan (3) konversi dari prenil difosfat-prenil difosfat menjadi produk
akhir. (Murningsih, 2009).

7
Senyawa-senyawa monoterpene C10 dan seskiterpena C15 terbentuk melalui
pembentukan unit-unit dasar C5 yaitu isopentenil difosfat (IPP) dan dimetilallil difosfat
(DMAPP) melalui dua jalur alternatif yaitu melalui jalur mevalonat dari asetil-CoA dan melalui
jalur metileritriol fosfat dari piruvat dan gliseraldehid-3-fosfat. Pada jalur kedua yaitu jalur
metileritriol fosfat dari piruvat dan gliseraldehid-3-fosfat baru ditemukan sekitar 10 tahun
terakhir. Langkah selanjutnya adalah kondensasi antara IPP dan DMAPP membentuk geranil
difosfat (GPP) dan farnesil difosfat (FPP). Senyawa senyawa ini merupakan prekursor dari
monoterpenadan seskiterpena. Sedangkan reaksinya sendiri berjalan dengan katalisator enzim-
enzim prenyltransferase. Langkah terakhir adalah konversi dari beberapa prenil difosfat, GPP
(C|0) dan FPP (C15) yang berturut-turut membentuk senyawa monoterpena dan seskiterpena.
Reaksi-reaksi pada langkah ini terjadi oleh adanya enzim-enzim yang disebut terpene synthase
dan menghasilkan komponen kimia dengan tipe kerangka tertentu yang menjadi ciri jenis-jenis
komponen sebagai hasil akhir (Murningsih, 2009).

c) Konsentrasi Median Inhibitan Sineol

Monoterpenoid yang ada pada minyak kayu putih adalah senyawa sineol, dan yang aktif
sebagai antibakteri dan antiseptik salah satunya adalah senyawa 1,8-sineol. Pada konsentrasi
0,2 hingga 0,4% minyak kayu putih dapat menghambat pertumbuhan bakteri gram-positif
seperti Bacillus subtilis, Bacillus cereus, Corynebacterium diphtheriae, Corynebacterium
minutissimus, Enterococcus faecium, Listeria monocytogenes, Micrococcus luteus,
Staphylococcus aureus, S. capitis, S.epidermidis, S. faecalis, Klebsiella spp. dan
Staphylococcus aureus. Dengan konsentrasi lebih tinggi yaitu 0,4 hingga 0,6% minyak ini
dapat menghalangi pertumbuhan bakteri gram-negatif seperti Alcaligenes faecalis,
Enterobacter cloacae, Escherichia coli, dan Proteus vulgaris (Wińska et al., 2019). Selain
sebagai antibakteri, minyak kayu putih berperan penting sebagai antifungal atau antijamur,
terbukti dengan IC50 (konsentrasi suatu senyawa menangkal 50% radikal bebas) 0,01-0,11
mg/mL minyak kayu putih dapat menghambat pertumbuhan Fusarium oxysporum dan
Thanatephorus cucumeris dengan IC50 0.52–4.20 mg/mL (Rini et al., 2012). Minyak kayu
putih berpotensi menangkal jamur Candida albicans dengan konsentrasi median inhibitan 62,5
µg / mL yang setara dengan ketoconazole (obat sintetis yang umum) digunakan untuk
mengobati kandidiasis (Zhang et al., 2019).

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Metabolit sekunder merupakan senyawa organik yang dihasilkan oleh tumbuhan yang
tidak memiliki fungsi langsung pada fotosintesis. Beberapa senyawa metabolit sekunder yang
terdapat pada ekstrak alami tanaman yaitu alkaloid, terpenoid, saponin, polifenol,flavonoid,
dan streroid (Illing, 2017). Terpenoid merupakan derivate dehidrogenasi dan oksigenasi dari
senyawa terpen, senyawa terpen sendiri merupakan senyawa hidrokarbon yang dihasilkan
banyak oleh tumbuhan dan kandungan utamanya terletak pada getah dan vakuola selnya.
Monoterpenoid bersumber dari minyak atsiri, minyak atsiri (EO) sendiri merupakan metabolit
sekunder yang mudah menguap dari tanaman yang memberi tanaman bau, rasa, atau keduanya
yang khas. EO diproduksi oleh lebih dari 17.500 spesies tanaman dari banyak famili
angiospermae, misalnya,Lamiaceae, Rutaceae, Myrtaceae, Zingiberaceae, dan Asteraceae.
Minyak kayu putih adalah salah satu contoh minyak atsiri yang berasal dari tanaman
Eucalyptus robusta. Tanaman Eucalyptus sp. Merupakan tanaman yang biasa menghasilkan
Eukaliptol berupa Sineol atau 1,8-cineole yang mana merupakan eter siklik alami dari anggota
monoterpenoid.

9
DAFTAR PUSTAKA

Angela ES, Davis WL. (2010). Immune-modifying and antimicrobial effects of eucalyptus oil
and simple inhalation devices. Alternative Medicine Review. 15(1) : 33-47

Gangadhar, K. N., Rodrigues, M. J., Pereira, H., Gaspar, H., Malcata, F. X., Barreira, L., &
Varela, J. (2020). Anti-Hepatocellular Carcinoma (HepG2) Activities of Monoterpene
Hydroxy Lactones Isolated from the Marine Microalga Tisochrysis Lutea. Marine Drugs,
18(11). https://doi.org/10.3390/md18110567

Geremia, B. (1955). Rassengna Internazionale di Clinica e Therapie. Urban and Fisher Co.,
Verlag, Germany.35, 577-592.

Halimah, D.P.P. dan Zetra, Y. 2011. Minyak Atsiri dari Nilam (Pogostemon cablin Benth.)
Melalui Metode Fermentasi dan Hidrodistilasi Serta Uji Bioaktivitasnya. Prosiding
Tugas Akhir KIMIA-FMIPA ITS. Surabaya: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Institut Teknologi Surabaya.

Harborne, J.B. (2006). Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan
(alih bahasa: Kosasih Padmawinata & Iwang Soediro). Bandung : Penerbit ITB.

Heliawati, L. (2018). Kimia Organik Bahan Alam. Pascasarjana UNPAK, 1–142.

Huang, T. Y., Huang, C. Y., Chen, S. R., Weng, J. R., Tu, T. H., Cheng, Y. Bin, Wu, S. H., &
Sheu, J. H. (2020). New Hydroquinone Monoterpenoid and Cembranoid-Related
Metabolites from the Soft Coral Sarcophyton tenuispiculatum. Marine Drugs, 19(1), 1–
11. https://doi.org/10.3390/md19010008

Illing, I., Safitri, W., dan Erfiana. (2017). Uji Fitokimia Ekstrak Buah Dengen. Jurnal
Dinamika. 8(1) : 66-84

Jantan, I., Ahmad, F., & Ahmad, A.S. (2004). Constituents of the rhizome and seed oils of
greater galangal alpinia galangan (L) willd. From Malaysia. Journal of Essential Oil
Research, 16(3): 174-176. https://doi.org/10.1080/10412905.2004.9698687

10
Murningsih, T. (2009). Studi Fitokimia Baeckea frutescens L: Pengaruh Faktor Lingkungan
Terhadap Komposisi Kimia Minyak Atsiri. Berita Biologi, Jurnal Ilmu-ilmu Hayati.
https://doi.org/10.14203/beritabiologi.v9i5.1994

Nazeh, M. Al-Abd., Zurainee, M.N., Marzida, M., Fadzly, A., Mohammed, S.H., dan
Mustafa, K. (2015). Antioxidant, antibacterial activity, and pyhtochemical
characterization of Melaluca cajuputi extract. BMC Complementary and Alternatice
Medicine, 15(385): 1-13. DOI: 10.1186/s12906-015-0914-y

Niu, S., Yang, L., Chen, T., Hong, B., Pei, S., Shao, Z., & Zhang, G. (2020). New
Monoterpenoids and Polyketides from the. 00324(2246 m), 26–28.

Noe’man, Irvan., et. Al. 2015. Trend Forecasting 2016-2017 Résistance. Rawamangun: BD+A
Design

Noma, Y., & Asakawa, Y. (2021). Monoterpenoid Development & Modification of Bioac- tivity
Natural Products Structural Diversi- ty-II Secondary Metabolites : Sources , Structures
and Chemical Biology.

Patramurti, C., Amin, R., Nastiti, C. M. R. R., & Hariono, M. (2020). A Review on the Potency
of Melaleuca leucadendron Leaves Solid Waste in Wood Preservation and Its in Silico
Prediction upon Biological Activities. International Journal of Forestry Research, 2020.
https://doi.org/10.1155/2020/8885259

Rini, P., Ohtani, Y., & Ichiura, H. (2012). Antioxidant, anti-hyaluronidase and antifungal
activities of Melaleuca leucadendron Linn. leaf oils. Journal of Wood Science, 58(5), 429–
436. https://doi.org/10.1007/s10086-012-1270-x

Rosmalina, T., Endah, E.S., Ridwan, Y.S. (2020). Validasi Metode Pengujian Senyawa 1,8-
Sineol dalam Minyak Atsiri melalui Kolaborasi antar Laboratorium. Jurnal
Standardisasi. http://dx.doi.org/10.31153/js.v22i1.766

Sibarani, I. J. (2018). Analisis Kandungan dan Penentuan Kadar Sineol pada Minyak Kayu
Putih (Eucalyptus Robusta) di PT. Toba Pulp Lestari dengan Metode GC-MS.

11
Wińska, K., Mączka, W., Łyczko, J., Grabarczyk, M., Czubaszek, A., & Szumny, A. (2019).
Essential oils as antimicrobial agents—myth or real alternative? Molecules, 24(11), 1–20.
https://doi.org/10.3390/molecules24112130

Zhang, J., Wu, H., Jiang, D., Yang, Y., Tang, W., & Xu, K. (2019). The antifungal activity of
essential oil from Melaleuca leucadendra (L.) L. grown in China and its synergistic effects
with conventional antibiotics against Candida. Natural Product Research, 33(17), 2545–
2548. https://doi.org/10.1080/14786419.2018.1448979

12
Kontribusi Anggota Kelompok

Kelompok 5

No Nama NPM Kontribusi


1 M.Rizqiyandhi 230210170021 Mencari dan meringkas jurnal
tentang aktifitas biologi dan
sintesis senyawanya
2 Dila Legitalia 230210200004 Membuat ppt

3 Zahrani Salsabila 230210200013 Membuat pendahuluan dan


menyusun makalah
4 Muhammad Rifqi 230210200026 Mencari dan meringkas jurnal
Ramadhan tentang monoterpenena, dan
sineol
5 Muhammad Makarim 230210200033 Mencari dan meringkas jurnal
Rassat tentang jalur sintesis sineol dan
bioaktivitasnya
6 Aulia Hasna Luthfiana 230210200050 Mencari dan meringkas jurnal
tentang median inhibitian sineol

13

Anda mungkin juga menyukai