Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH FITOKIMIA 2

CARA MEMPEROLEH SENYAWA MONOTERPENOID

DARI HERBA MENIRAN (Phyllanthus niruri Linn)

Dosen Pengampu : Ika Maruya Kusuma S.Si, Msi

Disusun Oleh :
Nanda Aulia Amalia
18330030
Kelas A

PROGRAM STUDI FARMASI


INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami panjatkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan hidayat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Fitokimia 2 dengan judul “Cara
Memperoleh Monoterpnoid dari Herba Meniran (Phyllanthus niruri Linn)” dengan baik dan
lancar. Dukungan dari berbagai pihak yang telah memberikan kami dorongan serta
pengetahuan yang sangat berguna bagi kami.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.

Penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang bersifat membangun agar
bisa lebih baik lagi di masa mendatang, semoga makalah ini bermanfaat untuk para pembaca.

Jakarta, Maret 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................... 4
1.1.Latar Belakang...................................................................................................... 4
1.2.Rumusan Masalah................................................................................................. 4
1.3.Tujuan.................................................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................ 5
2.1. Terpenoid............................................................................................................. 5
2.1.1. Pengertian Terpenoid................................................................................ 5
2.1.2. Karakteristik Terpenoid........................................................................... 5
2.1.3. Metode Ektraksi Terpenoid...................................................................... 6
2.1.4. Metode Identifikasi Terpenoid................................................................. 6
2.2. Herba Meniran (Phyllanthus niruri Linn)......................................................... 7
2.2.1. Klasifikasi Tumbuhan Meniran............................................................... 7
2.2.2. Deskripsi Tumbuhan Meniran................................................................. 8
2.2.3. Kandungan Meniran................................................................................. 8
2.2.4. Manfaat Meniran....................................................................................... 9
BAB III PEMBAHASAN...................................................................................................... 10
3.1. Cara Memperoleh Meniran (Phyllanthus niruri, L.)....................................... 10
3.1.1. Alat dan Bahan........................................................................................ 10
3.1.2. Metode Ekstraksi...................................................................................... 10
3.1.3. Hasil........................................................................................................... 11
BAB IV PENUTUP............................................................................................................... 13
4.1. Kesimpulan........................................................................................................ 13
4.2. Saran.................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 14
LAMPIRAN.......................................................................................................................... 15

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan penggunaan obat-obatan tradisional khususnya dari tumbuh-
tumbuhan untuk membantu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sudah cukup
meluas. Salah satu jenis tumbuhan yang dapat digunakan sebagai obat adalah
meniran. Meniran (Phyllanthus urinaria L.) merupakan terna liar yang berasal dari
Asia tropik yang tersebar di seluruh daratan Asia termasuk Indonesia.
Terdapat beberapa jenis meniran, tetapi yang lebih dikenal masyarakat umum
dan yang biasa digunakan untuk pengobatan haya dua spesies, yaitu Phyllanthus
niruri L. dan Phyllanthus urinaria L. Keduanya memiliki bentuk morfologi serta
khasiat yang hampir sama untuk pengobatan. Herba meniran mengandung metabolit
sekunder salah satunya yaitu senyawa terpenoid. Beberapa hasil penelitian
menunjukkan senyawa terpenoid memiliki aktivitas sebagai antibakteri yaitu
monoterpenoid linalool, diterpenoid (-) hardwicklic acid, phytol, triterpenoid saponin
dan triterpenoid glikosida.
Pada makalah ini akan menjelaskan cara memperoleh senyawa terpenoid
dengan jenis Monoterpenoid dari herba Meniran (Phyllanthus urinaria L.) dengan dua
metode ekstraksi yaitu maserasi dan sokletasi.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara memperoleh senyawa terpenoid dari herba Meniran (Phyllanthus
urinaria L.) ?
2. Apakah metode ekstrasi yang tepat untuk memperoleh senyawa terpenoid dari
herba Meniran (Phyllanthus urinaria L.) ?
3. Apakah jenis senyawa terpenoid yang terkandung dalam herba meniran
(Phyllanthus urinaria L.) ?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengatahui cara memperoleh senyawa terpenoid dari herba Meniran
(Phyllanthus urinaria L.) ?
2. Untuk mengetahui metode ekstrasi yang tepat untuk memperoleh senyawa
terpenoid dari herba Meniran (Phyllanthus urinaria L.)
3. Untuk mengetahui jenis senyawa terpenoid yang terkandung dalam herba meniran
(Phyllanthus urinaria L.)

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Terpenoid

Senyawa terpena merupakan kelompok senyawa organik hidrokarbon yang


melimpah yang dihasilkan oleh berbagai jenis tumbuhan. Terpenoid juga dihasilkan
oleh serangga. Senyawaan ini pada umumnya memberikan bau yang kuat dan dapat
melindungi tumbuhan dari herbivora dan predator.

2.1.1. Pengertian Terpenoid

Terpena merupakan komponen utama dalam minyak turpentine. Nama


“terpena” berasal dari kata turpentine (terpentine). Senyawa terpena juga
merupakan salah satu senyawa pembangun utama dalam biosintesis. Sebagai
contoh, steroid merupakan turunan dari triterpene squalene.Terpenoid juga
merupakan komponen utama dalam minyak atsiri dari beberapa jenis
tumbuhan dan bunga. Minyak atsiri digunakan secara luas untuk wangi-
wangian parfum, dan digunakan dalam pengobatan seperti aromaterapi.

2.1.2. Karakteristik Terpenoid

Sebagian besar terpenoid tidak berwarna, merupakan cairan yang


memiliki bau, memiliki berat jenis yang lebih ringan daripada air, mudah
menguap dengan adanya uap air panas. Sedikit diantaranya berwujud padat
seperti camphor. Seluruh senyawa terpenoid dapat larut dalam pelarut organik
dan biasanya tidak larut dalam air. Kebanyakan terpenoid besifat optic aktif.

Struktur senyawa terpenoid merupakan alil siklik, beberapa


diantaranya merupakan senyawa tak jenuh dengan satu atau lebih ikatan
rangkap. Konsekuensinya senyawa mudah mengalami reaksi adisi dengan
hydrogen, halogen, asam dan lain-lain. Sejumlah produk adisinya memiliki
sifat antiseptic. Terpenoid mudah mengalami reaksi polimerisasi dan
dehidrogenasi serta mudah teroksidasi oleh agen pengoksidasi. Pada
pemanasan, kebanyakan terpenoid menghasilkan isoprene sebagai salah satu
produknya.

5
2.1.3. Metode Ekstraksi Terpenoid

Metode ekstraksi yang umum dilakukan untuk terpenoid adalah semua


metode ekstraksi menggunakan pelarut eter, petroleum eter, atau aseton.
Terpenoid dalam bentuk minyak atsiri baik mono- dan sesquiterpena
dipisahkan menggunakan metode klasik seperti hidrodestilasi.

2.1.4. Metode Identifikasi Terpenoid

No. Metode Hasil


1. Reagen Liebermann- Pembentukan cincin coklat mengindikasikan
Buchard adanya pitosterol
2. Uji Salkowski Penampakan warna kuning emas
mengindikasikan adanya triterpen
3. Uji Tembaga asetat Pembentukan warna hijau emerald
mengindikasikan adanya diterpen
4. Metode Kedde Hasil akan menunjukan warna ungu
5. Metode Keller-Killiani Hasil positif jika terlihat cincin merah bata
menjadi biru atau ungu
6. Antimon (III) klorida Berpendar pada panjang gelombang 360 nm.
7. p-anisaldehida / asam Hasil yang terlihat spot berwarna ungu, biru,

6
sulfat merah abu-abu atau hijau
8. Timah (IV) klorida Periksa dengan sinar UV pada panjang
gelombang tampak dan besar.
9. Vanilin / asam sulfat Pembentukan warna merah-ungu
mengindikasikan terpenoid
10. Asam Fosfat Untuk deteksi sterol, steroid
11. Asam trifluoroasetat Untuk deteksi steroid.

2.2. Herba Meniran (Phyllanthus niruri Linn)

Meniran merupakan tumbuhan yang berasal dari daerah tropis yang tumbuh
liar di tempat yang lembab dan berbatu, serta tumbuh di hutan, ladang, kebun-kebun
maupun pekarangan halaman rumah, pada umumnya tanaman ini tidak dipelihara
kerena dianggap tumbuhan rumput biasa.

2.2.1. Klasifikasi Tumbuhan meniran

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Bangsa : Euphorbiales

Suku : Euphorbiaceae

Marga : Phyllanthus

Jenis : Phyllanthus niruri, L.

Gambar : Meniran (Phyllanthus niruri, L.)

7
2.2.2. Deskripsi Tumbuhan Meniran (Phyllanthus niruri, L.)

Meniran (Phyllanthus urinaria L.) merupakan terna liar yang berasal


dari Asia tropik yang tersebar di seluruh daratan Asia termasuk Indonesia.
Kini, terna ini telah tersebar ke Benua Afrika, Amerika, dan Australia.
Meniran tumbuh di daerah dataran rendah hingga dataran tinggi dengan
ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut(Kardinan dan Kusuma, 2004).

Tumbuhan jenis herba dengan tinggi 40-100 cm ini, tumbuh secara liar
di tempat berbatu dan lembap, seperti di tepi sungai, pantai, semak, lahan
bekas sawah, tanah telantar di antara rerumputan, hutan atau ladang, atau
tumbuh disekitar pekarangan rumah, baik di pedesaan maupun di perkotaan.
Meniran mempunyai akar tunggang dan sepasang bunga, yaitu bunga jantan
yang keluar di bawah ketiak daun dan bunga betina yang keluar di atas ketiak
daun. Daun meniran mirip dengan daun asam, berbentuk lonjong dan tersusun
majemuk (Kardinan dan Kusuma, 2004).

Terdapat beberapa jenis meniran, tetapi yang lebih dikenal masyarakat


umum dan yang biasa digunakan untuk pengobatan haya dua spesies, yaitu
Phyllanthus niruri L. dan Phyllanthus urinaria L. Keduanya memiliki bentuk
morfologi serta khasiat yang hampir sama untuk pengobatan. Khusus untuk
pengobatan, Phyllanthus niruri L. (meniran hijau) lebih dominan digunakan
dibandingkan dengan Phyllanthus urinaria L. (meniran merah). Komponen
yang terkandung dalam meniran hijau lebih banyak daripada meniran merah
(Kardinan dan Kusuma, 2004).

2.2.3. Kandungan Meniran (Phyllanthus niruri, L.)

Meniran banyak mengandung berbagai unsur kimia. Seperti Lignan


yang terdiri dari phyllanthine, hypophyllanthine, phyltetraline, lintretaline,
nirathine, nitretaline, nirphylline, nirurin, dan niruriside. Terpen terdiri dari
cymene, limonene, lupeol, dan lupeol acetate. Flavonoid terdiri dari
quercetine, quercitrine, isoquercitrine, astragaline, rutine, dan
physetingglucoside. Lipid terdiri dari ricinoleic acid, dotriancontanoic acid,
linoleic acid, dan linolenic acid. Benzenoid berupa methylsalicilate. Alkaloid
terdiri dari norsecurinine, 4-metoxynorsecurinine, entnorsecurinina, nirurine,

8
phyllanthine, dan phyllochrysine. Steroid berupa beta-sitosterol. Alcanes
berupa triacontanal dan triacontanol (Kardinan dan Kusuma, 2004).
Komponen lain yang terkandung dalam meniran antara lain mineral, damar,
dan zat penyamak (Thomas,2007)

2.2.4. Manfaat Meniran (Phyllanthus niruri, L.)

Meniran memiliki rasa pahit, agak asam, serta bersifat sejuk atau
mendinginkan. Secara empiris dan klinis, herba meniran berfungsi sebagai
antibakteri atau antibiotik, antihepatotoksik (melindungi hati dari racun),
antipiretik (pereda demam), antitusif (pereda batuk), antiradang, antivirus,
diuretik (peluruh air seni dan mencegah pembentukan kristal kalsium oksalat),
ekspektoran (peluruh dahak), hipoglikemik (menurunkan kadar glukosa
darah), serta sebagai immunostimulan (merangsang sel imun bekerja lebih
aktif) (Kardinan dan Kusuma, 2004)

Meniran efektif untuk mengobatiberagam penyakit diantaranya batu


ginjal atau empedu, infeksi saluran pernafasan atas, diabetes, infeksi kandung
kemih, diare, malaria atau demam, gonorhoe, radang ginjal, hepatitis, epilepsi
atau ayan, influenza, dan tuberkulosis (TBC). Meniran juga dipakai untuk
menyembuhkan penyakit kelamin sipilis dan bermanfaat sebagai pembersih
darah dan berbagai penyakit kulit (Kardinan dan Kusuma, 2004).

9
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Cara Memperoleh Meniran (Phyllanthus niruri, L.)

Herba Meniran mengandung senyawa turunan terpenoid, untuk memperoleh


dan mengetahui jenis terpenoid apa yang terdapat di dalam herba meniran ini, maka
dilakukan dengan metode ekstraksi. Metode ekstraksi yang umum dilakukan untuk
terpenoid adalah semua metode ekstraksi menggunakan pelarut eter, petroleum eter,
atau aseton. Pada penelitian ini ekstraksi senyawa terpenoid dilakukan dengan dua cara
yaitu Sokletasi dan Maserasi.

3.1.1. Alat dan Bahan

Alat : Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : neraca analitik,
blender, labu erlenmeyer, penguap putar vakum, pipet ukur, labu ukur, corong
pisah, botol reagen, kertas saring, seperangkat alat gelas, seperangkat alat
kromatografi lapis tipis, kromatografi kolom, kromatografi gas-spektroskopi
massa, refluks, sokhlet dan lampu ultra violet 254 nm dan 366 nm.

Bahan : Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh bagian
herba meniran segar (Phyllanthus niruri Linn). Herba meniran dikeringkan
kemudian diblender sampai berbentuk serbuk. Bahan kimia yang digunakan
dalam penelitian terdiri dari metanol (p.a), asam asetat anhidrida (p.a), H2SO4
pekat, kloroform (p.a), nheksana (p.a), benzena (p.a), KOH 10%, kalsium
klorida anhidrat, HCl 4 M, kalium bromida, silika GF254, silika G60, akuades.

3.1.2. Metode Ekstraksi

1. Maserasi

Seberat 1000 g serbuk kering herba meniran dimaserasi menggunakan


pelarut metanol. Ekstrak metanol dipekatkan lalu dihidrolisis dalam
100 mL HCl 4 M. Hasil hidrolisis diekstraksi dengan 5 x 50 mL n –
heksana. Ekstrak n-heksana dipekatkan lalu disabunkan dalam 10 mL
KOH 10%. Ekstrak n-heksana dikentalkan lalu diuji fitokimia dan uji
aktivitas antibakteri

10
2. Sokletasi

Seberat 1000 g serbuk kering herba meniran disokletasi dengan 5 L


pelarut n – heksana. Ekstrak n-heksana dipekatkan lalu disabunkan
dalam 50 mL KOH 10%. Ekstrak n-heksana dikentalkan lalu diuji
fitokimia dan uji aktivitas antibakteri.

3. Deteksi Senyawa Terpenoid

Ekstrak yang positif terpenoid dan paling aktif antibakteri dipisahkan


mengunakan kromatografi kolom dengan fase diam silika gel 60 dan
fase gerak kloroform : metanol (3 : 7). Fraksi-fraksi yang diperoleh
dari kromatografi kolom diuji fitokimia dan uji aktivitas antibakteri.
Fraksi yang positif terpenoid dan paling aktif antibakteri dilanjutkan ke
tahap pemurnian menggunakan kromatograi lapis tipis.

3.1.3. Hasil

Hasil ekstraksi dengan cara sokletasi dan maserasi menunjukkan


bahwa ekstrak n-heksana pada kedua cara tersebut positif mengandung
senyawa terpenoid. Hal ini dibuktikan dengan terbentuknya warna ungu
setelah ekstrak n-heksana direaksikan dengan Pereaksi Lieberman Burchard.
Hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa fraksi A dan fraksi C positif terpenoid
yaitu memberikan warna merah muda pada fraksi A dan warna ungu muda
pada fraksi C setelah direaksikan dengan pereksi Lieberman-Burchard.

Berdasarkan hasil data spektrum massa senyawa puncak II, terdapat


struktur senyawa yang memiliki berat molekul m/z 336, senyawa tersebut
adalah 1,2-seco-cladiellan. Strukturnya ditampilkan pada gambar dibawah ini.

Struktur senyawa 1,2-seco-cladiellan

11
Senyawa 1,2-seco-cladiellan terbentuk dari karvon, dimana karvon
merupakan senyawa golongan monoterpenoid yang mengandung gugus keton.
Terdapatnya gugus keton pada sebuah spektrum massa suatu senyawa terlihat
pada puncak m/z 55 dan adanya pemecahan yang terjadi pada ikatan C – C
sebelah atom oksigen. Pada senyawa puncak II terlihat adanya puncak m/z 55
dan pemecahan ikatan C – C sebelah atom oksigen dapat terlihat pada m/z 292
yang kehilangan molekul C3H7.

12
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Senyawa terpena merupakan kelompok senyawa organik hidrokarbon yang


melimpah yang dihasilkan oleh berbagai jenis tumbuhan. Pada kali ini dilakukan cara
memperoleh senyawa terpenan yang berasa dari Herba Meniran (Phyllanthus niruri,
L.). Metode yang dipilih untuk mengekstraksi herba meniran yaitu Maserasi dan
Sokletasi, pada kedua cara tersebut positif mengandung senyawa terpenoid. Jenis
senyawa terpenoid yang terkandung dalam herba Meniran yaitu senyawa 1,2-seco-
cladiellan yang terbentuk dari karvon, dimana karvon merupakan senyawa golongan
monoterpenoid yang mengandung gugus keton.

4.2. Saran

Perlu dilakukan metode ekstraksi lain untuk memperoleh senyawa terpenoid yang
lebih banyak dan spesifik serta perlu dilakukan uji aktivitas lain untuk mengetahui
keaktifan dari isolat terpenoid dari Herba meniran (Phyllanthus niruri Linn).

13
DAFTAR PUSTAKA

I W. G. Gunawan, dkk. 2008. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Terpenoid yang Aktif
Antibakteri pada Herba Meniran (Phyllanthus niruri Linn). Jurnal Kimia Vol 2 (1), 31-
39.

Julianto Tatang Shabur. 2019. Fitokimia : Tinjauan Metabolit Sekunder dan Skrining
Fitokimia. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia

Kardinan, A. dan Kusuma, F. R. 2004. Meniran Penambah Daya Tahan Tubuh Alami.
Jakarta : Agromedia Pustaka

Thomas. 2007. Tanaman Obat Tradisional. Yogyakarta: Kanisius

14
LAMPIRAN

15

Anda mungkin juga menyukai