TERPENOID
Dosen Pengampu:
Oleh :
FAKULTAS FARMASI
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME, yang atas rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Fitokimia 2 di Institut Sains dan Teknologi
Nasional Jakarta. Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan
terima kasih yang kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
pembuatan makalah ini.
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Hingga saat ini informasi tentang pemanfaatan daun lada sebagai sumber
insektisida botani masih sangat terbatas, sehingga perlu diadakan penelitian
tentang pemanfaatan daun lada tersebut. Penelitian ini bertujuan mengisolasi dan
meng-identifikasi senyawa terpenoid pada daun lada dan menguji sifat
bioaktivitas terhadap hama gudang Callosobruncus chinensis pada biji kacang
hijau.
1.3 TUJUAN
N Jumlah atom
o Jenis Senyawa karbon Sumber
1 Monoterpenoid 10 Minyak atsiri
2 Seskuiterpenoid 15 Minyak atsiri
3 Diterpenoid 20 Resin Pinus
4 Triterpenoid 30 Damar
5 Tetraterpenoid 40 Zat warna karoten
6 Politerpenoid ≥40 Karet alam
A. Monoterpenoid Asiklik
Secara biosintesis, pirofosfat isopentenil dan pirofosfat dimetilalil
digabungkan untuk membentuk geranil pirofosfat.
B. Monoterpenoid Monosiklik
Secara lampiran linier, unit isoprena dapat membuat koneksi untuk
membentuk cincin. Ukuran cincin yang paling umum dalam monoterpen
adalah cincin beranggota enam. Sebuah contoh klasik adalah siklisasi
geranil pirofosfat untuk membentuk limonen.
C. Monoterpenoid Bisiklik
Geranil pirofosfat juga dapat mengalami reaksi siklisasi dua berurutan
untuk membentuk monoterpen bisiklik, seperti pinen yang merupakan
konstituen utama dari getah pinus.
2.1.2 Seskuiterpenoid
Seskuiterpenoid merupakan senyawa terpenoid yang dibangun oleh 3
unit isopren yang terdiri dari kerangka asiklik dan bisiklik dengan
kerangka dasar naftalen.
Senyawa seskuiterpenoid ini mempunyai bioaktifitas yang cukup
besar, diantaranya adalah sebagai antifeedant, hormon, antimikroba,
antibiotik dan toksin serta regulator pertumbuhan tanaman dan pemanis.
Senyawa-senyawa seskuiterpen diturunkan dari cis farnesil pirofosfat
dan trans farnesil pirofosfat melalui reaksi siklisasi dan reaksi sekunder
lainnya. Kedua isomer farnesil pirofosfat ini dihasilkan in vivo melalui
mekanisme yang sama seperti isomerisasi antara geranil dan nerol.
2.1.3 Diterpenoid
Senyawa diterpenoid merupakan senyawa yang mempunyai 20 atom
karbon dan dibangun oleh 4 unit isopren. Senyawa ini mempunyai
bioaktifitas yang cukup luas yaitu sebagai hormon pertumbuhan tanaman,
podolakton inhibitor pertumbuhan tanaman, antifeedant serangga, inhibitor
tumor, senyawa pemanis, anti fouling dan anti karsinogen. Senyawa
diterpenoid dapat berbentuk asiklik , bisiklik, trisiklik dan tetrasiklik dan
tatanama yang digunakan lebih banyak adalah nama trivial.
2.1.4 Triterpenoid
Lebih dari 4000 jenis triterpenoid telah diisolasi dengan lebih dari 40
jenis kerangka dasar yang sudah dikenal dan pada prinsipnya merupakan
proses siklisasi dari skualen. Penamaan pada triterpenoid lebih
disederhanakan dengan memberikan penomoran pada tiap atom karbon,
sehingga memudahkan dalam penentuan substituen pada masing-masing
atom karbon.
Struktur terpenoid yang bermacam ragam itu timbul sebagai akibat
dari reaksi – reaksi sekunder berikutnya seperti hidrolisa, isomerisasi,
oksidasi, reduksi dan siklisasi atas geranil-, farnesil- dan geranil-geranil
pirofosfat.
2.1.5 Tetraterpenoid
Merupakan senyawa dengan senyawa C yang berjumlah 40. Rumus
molekul tetraterpenoid adalah C4OH64. Terdiri dari 8 unit isoprene.
Sedangkan biosintesisnya berasal dari geranyl-geraniol. Tetraterpenoid
lebih dikenal dengan nama karotenoid. Terdiri dari urutan panjang ikatan
rangkap terkonjugasi sehingga memberikan warna kuning, oranye dan
merah. Karotenoid terdapat pada tanaman akar wortel, daun bayam, buah
tomat dan biji kelapa sawit.
2.1.6 Polyterpenoid
Disintesis dalam tanaman dari asetal melalui pyroposfat isopentil (C5)
dan dari konjugasi jumlah unit isoprene. Ditemukan dalam latek dari karet.
Polyterpenoid merupakan senyawa penghasil karet.
Contoh
Nama Sumber Nama Tumbuhan
Senyawa
Kamfer (Cinnamomum
Champor
camphora)
Minyak Kayu putih (Melaleuca
Monoterpenoid Sineol
Atsiri leucadendron)
Thymus (Thymus
Thymol
vulgaris)
Bunga Artemisia
Artemisinin
(Artemisia annua)
Bunga Matricia (Matricia
Chamomil
Minyak recutita)
Sesquiterpenoid
Atsiri Daun Tanaman Feverfew
Feverfew
(Tanacetum parthenium)
Bungan Valerian
Valerian
(Valeriana officinalis)
Tanaman Ginkgo (Ginkgo
Ginkgo
biloba)
Diterpenoid Resin Pinus
Tanaman Taxus (Taxus
Taxol
brevifolia)
Tanaman Labu
Triterpenoid Cucurbitacins Cucurbitacins
(Cucurbita foetidissima)
Pigmen Wortel (Daucus carota)
Tetraterpenoid Karotenoid
Karoten
Politerpenoid Karet Alam Karet Alam Karet (Ficus elastica)
Kulit ini terdapat biji-biji yang merupakan produk dari lada, biji-
biji ini juga mempunyai lapisan kulit yang keras (Sutarno dan Agus
Andoko, 2005). Buah lada umumnya dikenal dalam dua jenis, yaitu
lada hitam dan lada puith. Yang membedakan kedua jenis ini adalah
kering. Dari penjemuran diperoleh buah lada yang keriput dan berwarna
dalam eter, etanol, metanol, klorofom, sedikit larut dalam air (Kolhe,
B. PASCAPANEN
1. Sortasi Buah
Lada yang sudah dipetik selanjutnya disortir. Buah lada yang
busuk dan abnormal dipisahkan dan dibuang sedangkan buah yang baik
dan mulus dikumpulkan dalam satu tempat.
3. Pengeringan
Pengeringan dilakukan selama 2 - 3 hari sampai kadar air
mencapai 15% yaitu kadar air yang dikehendaki pasar.Pengeringan
dengan penjemuran dilakukan dengan menggunakan alas (terpal/tikar)
yang bersih, hindari kontak dengan tanah. Tumpukan lada dibolak-balik
atau ditipiskan dengan ketebalan tumpukan 10 cm menggunakan garpu
dari kayu.
4. Penampian /Sortasi
Pemisahan atau sortasi bertujuan untuk memisahkan biji lada
hitam yang sudah kering dari kotoran sepeti tanah, pasir, daun kering,
gagang, serat-serat dan juga sebagian lada enteng. Hal ini dapat
dilakukan dengan menggunakan tampah atau mesin (blower).
METODOLOGI PENELITIAN
Persiapan sampel
Sampel daun lada diambil dari Way Kanan. Daun lada yang diperoleh
kemudian dibersihkan dari kotoran yang menempel dan kemudian dikeringkan
pada suhu kamar. Setelah kering sampel daun lada digiling untuk mendapatkan
ukuran yang lebih kecil.
Ekstrak kental hasil partisi dimasukkan ke dalam kolom dan dielusi dengan
pelarut mulai dari n-heksana, kloroform, metanol dan perbandingan
4. Uji Bioaktif
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil perendaman daun lada disaring sehingga didapatkan filtrat yang
kemudian dipekatkan dengan penguap putar yang bertujuan memekatkan filtrat
dengan suhu (30 – 40 0C dan putaran 60
rpm) rendah menggunakan bantuan vakum sehingga senyawa-
senyawa dalam filtrat relatif aman dari kerusakan akibat pemanasan yang
berlebihan. Dari hasil pemekatan didapatkan ekstrak kental sebanyak 50
gram. Ekstrak kasar
Dari hasil uji bioaktivitas yang disajikan pada Tabel 2. dapat dilihat bahwa
fraksi n-heksana : CHCl3 dan fraksi CHCl3 bersifat aktif. Pada fraksi n-heksana :
CHCl3 mempunyai sifat aktif terhadap hama uji tetapi tidak mengandung
senyawa terpenoid sedangkan fraksi CHCl3 merupakan fraksi yang aktif
terhadap hama gudang Callosobruncus chinensis dan mengandung senyawa
terpenoid ditandai dengan adanya bercak noda yang berwarna ungu kemerahan.
Fraksi
CHCl3 memiliki keaktifan terhadap hama Callosobruncus chinensis
dengan waktu kontak selama 24 jam untuk dapat mematikan semua hama uji
pada lima kali pengulangan.
Hasil KLT pada fraksi CHCl3 menunjukkan bahwa dalam fraksi tersebut
masih terdapat 4 komponen senyawa dengan harga Rf masing-masing senyawa
adalah Rf1 = 0,41, Rf2 = 0,46, Rf3 = 0,5 dan Rf4
Hasil KLT fraksi 3.3 diberikan pada Gambar 3. Dari gambar tersebut dapat
dilihat hasil KLT rekolom fraksi 3.3 bercak noda yang dihasilkan sudah satu spot
tetapi masih agak memanjang sehingga perlu dilakukan lagi kromatografi kolom
terhadap fraksi tersebut untuk mendapatkan senyawa target yang lebih murni.
Pada tahap pemurnian ini, hasil tampungan dilakukan setiap 1 ml per botol
sampel dengan menggunakan eluen n-heksana : CHCl3, CHCl3, CHCl3 : MeOH
dan MeOH. Dari hasil kolom didapatkan hasil penampungan sebanyak 210 botol
sampel dan tiap botol diuji KLT dan disemprot