C. Biosintesis Terpenoid
Terpenoid merupakan bentuk senyawa dengan struktur yang diturunkan dari unit
isoprene (C5) yang bergandengan dalam model kepala ke ekor, sedangkan unit
isoprene diturunkan dari metabolisme asam asetat oleh jalur asam mevalonat
(MVA). Adapun reaaksinya adalah sebagaiberikut:
D. Klasifikasi Terpenoid
Berdasarkan mekanisme biosintesisnya, maka senyawa terpenoid dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
No Jenis Senyawa Jumlah atom Karbon Sumber
1 Monoterpenoid 10 Minyak atsiri
2 Seskuiterpenoid 15 Minyak atsiri
3 Diterpenoid 20 Resin pinus
4 Triterpenoid 30 Damar
5 Tetraterpenoid 40 Zat warna karoten
6 Politerpenoid 40 Karet alam
1. Monoterpenoid
Monoterpenoid merupakan senyawa essence dan memiliki bau yang spesifik
yang dibangun oleh 2 unit isoppren atau dengan jumlah atom karbon 10. Lebih dari
1000 jenis senyawa monoterpenoid telah diisolasi dari tumbuhan tingkat tinggi,
binatang laut, serangga dan binatang jenis vertebratadan struktur senyawanya telah
diketahui.
Struktur dari senyawa mono terpenoid yang telah dikenal merupakan perbedaan 38
jenis kerangka yang berbeda, sedangkan prisnsip dasar penyusunannya tetap
sebagai penggabungan kepala dan ekor dari 2 unit isoprene. Stuktur monoterpenoid
dapat berupa rantai terbuka dan tertutup atau siklik. Senyawa monoterpenoid
banyak dimanfaatkan sebagai antiseptic, ekspektoran, spasmolitik, anestetik dan
sedatif. Disamping itu monoterpenoid yang sudah dikenal banyak dimanfaatkan
sebagai bahan pemberi aroma makan dan parfum dan ini merupakan senyawa
komersialyang banyak diperdagangkan.
Dari segi biogenetik, perubahan geraniol nerol dan linalool dari yang satu menjadi
yang lain berlangsung sebagai akibat reaksi isomerasi. Ketiga alcohol ini yang
berasal dari hidrolisa geranil pirofosfat (GPP) dapat menjadi reaksi-reaksi
sekunder, misalnya dehidrasi menghasilkan mirsen, oksidasi menjadi sitral dan
oksidasi-reduksi menghasilkan sitronelal.
Perubahan GPP in vivo menjadi senyawa monoterpen siklik dari segi biogenetik
disebabkan oleh reaksi siklisasi yang diikuti oleh reaksi-reaksi sekunder.
2. Seskuiterpenoid
3. Diterpenoid
Senyawa diterpenoid merupakan senyawa yang mempunyai 20 atom karbon dan
dibangun oleh 4 unit isopren senyawa ini mempunyai bioaktifitas yang cukup luas
yaitu sebagai hormon pertumbuhan tanaman, podolakton inhibitor pertumbuhan
tanaman, antifeedant serangga, inhibitor tumor, senyawa pemanis, anti fouling dan
anti karsinogen. Senyawa diterpenoid dapat berbentuk asiklik, bisiklik, trisiklik
dan tetrasiklik. Senyawa ini dapat ditemukan pada resin pinus, dan beberapa hewan
laut seperti Chromodoris luteorosea dari golongan molusca, alga coklat seperti
Sargassum duplicatum serta dari golongan Coelenterata.
Tata nama yang digunakan lebih banyak adalah nama trivial.
4. Triterpenoid
Lebih dari 4000 jenis triterpenoid telah diisolasi dengan lebih 40 jenis kerangka
dasar yang sudah dikenal dan pada prinsipnya merupakan proses siklisasi dari
skualen. Triterpenoid terdiri dari kerangka dengan 3 siklik 6 yang bergabung
dengan siklik 5 atau berupa 4 siklik 6 yang mempunyai gugus fungsi pada siklik
tertentu. Sedangkan penamaan lebih disederhanakan dengan memberikan
penomoran pada tiap atom karbon, sehingga memudahkan dalam penentuan
substituen pada masing-masing atom karbon.
Triterpenoid biasanya terdapat pada minyak hati ikan hiu, minyak nabati (minyak
zaitun)dan ada juga ditemukandalam tumbuhan seprimitif sphagnum tetapi yang
paling umum adalah pada tumbuhan berbiji, bebas dan glikosida. Triterpenoid
telah digunakan sebagai tumbuhan obat untuk penyakit diabetes,gangguan
menstruasi, patukan ular, gangguan kulit, kerusakan hati dan malaria.
Struktur terpenoida yang bermacam ragam timbul sebagai akibat dari reaksi-reaksi
sekunder berikutnya seperti hidrolisa, isomerisasi, oksidasi, reduksi dan siklisasi
atas geranil-, farnesil-, dan geranil-geranil pirofosfat.
5. Tetraterpenoid
Merupakan senyawa dengan senyawa C yang berjumlah 40. Rumus molekul
tetraterpenoid adalah C40H64. Terdiri dari 8 unit isoprene. Sedangkan
biosintesisnya berasal dari geranyl-geraniol. Tetraterpenoid lebih dikenal dengan
nama karotenoid. Terdiri dari urutan panjang ikatan rangkap terkonjugasi sehingga
memberikan warna kuning, oranye dan merah. Karotenoid terdapat pada tanaman
akar wortel, daun bayam, buah tomat, dan biji kelapa sawit.
6. Polyterpenoid
Disintesis dalam tanaman dari asetal melalui pyroposfat isopentil (C5)dan dari
konjugasi jumlah unit isoprene. Ditemukan dalam latek dari karet. Plyterpenoid
merupakan senyawa penghasil karet.
Ekstraksi senyawa terpenoid dilakukan dengan dua cara yaitu: melalui sokletasi
dan maserasi. 1. 1. 1. 1. .Sekletasi
Dilakukan dengan melakukan disokletasi pada serbuk kering yang akan diuji
dengan 5L n-hexana. Ekstrak n-hexana dipekatkanlalu disabunkan dalam 50 mL
KOH 10%. Ekstrak n-heksana dikentalkan lalu diujifitokimia dan uji aktifitas
bakteri.
F. Manfaat Terpenoid
1. sebagai pengatur pertumbuhan (seskuiterpenoid absisin dan diterpenoid
giberellin)
2. sebagai antiseptic, ekspektoran, spasmolitik, anestetik dan sedative, sebagai
bahan pemberi aroma makan dan parfum (monoterpenoid)
3. sebagai tumbuhan obat untuk penyakit diabetes,gangguan menstruasi,
patukan ular, gangguan kulit, kerusakan hati dan malaria (triterpenoid).
4. sebagai hormon pertumbuhan tanaman, podolakton inhibitor pertumbuhan
tanaman, antifeedant serangga, inhibitor tumor, senyawa pemanis, anti
fouling dan anti karsinogen (diterpenoid)
5. Sebagai anti feedant, hormon, antimikroba, antibiotik dan toksin serta
regulator pertumbuhan tanaman dan pemanis (seskuiterpenoid)
6. penghasil karet (politerpenoid)
7. Karotenoid memberikan sumbangan terhadap warna tumbuhan dan juga
diketahui sebagai pigmen dalam fotosintesis
8. Monoterpen dan seskuiterpen juga memberikan bau tertentu pada tumbuhan
9. Terpenoid memegang peranan dalam interaksi tumbuhan dan hewan,
misalnya sebagai alat komunikasi dan pertahanan pada serangga.
10.Beberapa terpenoid tertentu yang tidak menguap juga diduga berperan
sebagai hormon seks pada fungus.