ME synthase)
Enzim CDM-ME synthase berperan dalam mengkatalisis reaksi konjugasi
antara MEP dan CTP. Reaksi ini dimulai dengan masuknya nukleotida sebagai
substrat untuk MEP. MEP bereaksi dengan 1 molekul CTP untuk
menghasilkan 4-diphosphocytidyl-2-C-methyl-D-erythritol (CDP-ME)
dan kemudian melepaskan 1 molekul fosfat.
d. Enzim 4-(Cytidine 5’-diphospho)-2-C-methyl-D-erythritol kinase (CDP-
ME kinase)
Enzim CDP-ME kinase berperan sebagai katalis dalam reaksi fosforilasi
CDP-ME yang juga melibatkan ATP. Reaksi ini akan menghasilkan CDP-
ME2P dan ADP.
e. Enzim 2C-metil-D-eritritol- 2,4-cyclodiphosphate synthase (MECP
synthase)
Pada langkah kelima dalam jalur non-mevalonat, CDP-ME2P diubah
menjadi 2C-metil-D-eritritol- 2,4-cyclodiphosphate (MECP)
dengan melepaskan 1 molekul CMP. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim MECP
synthase.
f. Enzim 1-hydroxy 2-methyl 2-(E)-butenyl-4-PP synthase (HMBPP
synthase)
Setelah terbentuk MECP, maka MECP akan diubah menjadi 1-hydroxy 2-
methyl 2-(E)-butenyl-4-PP melalui reaksi yang dikatalisis oleh enzim HMBPP
synthase.
g. Enzim 1-hydroxy 2-methyl 2-(E)-butenyl-4-PP reductase (HMBPP
reductase)
Pada tahap akhir pembentukan IPP dan DMAPP pada jalur non mevalonat,
HMBPP akan dikonversi menjadi IPP dan kemudian DMAPP dengan rasio
5:1. Reaksi konversi ini dikatalisis ileh enzim HMBPP reductase. Pada
pembentukan DMAPP, terdapat enzim IPP isomerase yang akan melakukan
isomerisasi pada ikatan rangkap dua atom karbon pada IPP sehingga terbentuk
DMAPP.
Ketika IPP dan DMAPP sudah terbentuk, maka kedua jalur akan
membentuk terpenoid. Terpenoid yang dihasilkan melalui jalur MVA antara lain
terpenoid sterol, sesquiterpen, poliphrenol, dan ubiquinone. Sedangkan jalur MEP
akan memproduksi antara lain monoterpen, diterpen, hemiterpen, karotenoid,
asam absisat, dan rantai fitol pada klorofil.
IPP sebagai unit isopren aktif bergabung secara kepala ke-ekor (head to
tail) dengan DMAPP dan penggabungan ini merupakan langkah pertama dari
polimerisasi isopren untuk menghasilkan terpenoid. Penggabungan ini terjadi
karena pemecahan elektron dari ikatan rangkap IPP akibat atom karbon dari
DMAPP yang kekurangan elektron diikuti oleh penyingkiran ion pirofosfat.
Proses ini menghasilkan geranil pirofosfat (GPP) yakni senyawa antara bagi
semua senyawa monoterpen.
Penggabungan selanjutnya antara satu unit IPP dan GPP, dengan
mekanisme yang sama seperti antara IPP dan DMAPP, menghasilkan farnesil
pirofosfat (FPP) yang merupakan senyawa antara bagi semua senyawa
sesquiterpen. Senyawa-senyawa diterpen diturunkan dari geranil-geranil
pirofosfat (GGPP) yang berasal dari kondensasi antara atau satu unit IPP dan GPP
dengan mekanisme yang sama pula.
Reaksi-reaksi selanjutnya dari senyawa antara GPP, FPP dan GGPP untuk
menghasilkan senyawa-senyawa terpenoid satu persatu hanya melibatkan
beberapa jenis reaksi sekunder pula. Reaksi-reaksi sekunder ini lazimnya ialah
hidrolisa, siklisasi, oksidasi, reduksi dan reaksi-reaksi spontan yang dapat
berlangsung dengan mudah dalam suasana netral dan pada suhu kamar, seperti
isomerisasi, dehidrasi, dekarboksilasi dan sebagainya.
Referensi
Bhargava, V.V., Patel, S.C., dan Desai, K.S. 2013. Importance of Terpenoids and
Essential Oils in Chemotaxonomic Approach. International Journal of
Herbal Medicine, 1(2) : 14-21.
Dewick, P.M. 2009. Medicinal Natural Products : A Biosynthetic Approach, 3rd
Edition. John Wiley & Sons, Ltd.
Perveen, S. 2018. Introductory Chapter : Terpenes and Terpenoids. Intech Open.
Yadav, N., Yadav, R., dan Goya, A. 2014. Chemistry of Terpenoids. International
Journal of Pharmaceutical Science, 27(2) : 272-278.